16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian berbasis goal based yang berdasarkan pada problem owner.
Penelitian dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan proses dimana masalah akan dijawab menggunakan data yang berupa angka sebagai alat menganalisa untuk mengetahui apa yang ingin diketahui.
3.2 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di CV. Mitra Grafika Packaging berlokasikan di Jln.
Industri Pergudangan RT.07/RW.02, Sukorejo, Kec. Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252.
3.3 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yakni data yang didapatkan secara langsung berupa keterangan dari wawancara narasumber dan studi dokumen instansi terkait.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha.
2. Data Sekunder
Data sekunder yakni data yang berkaitan dengan data primer tetapi diperoleh dari hasil publikasi instansi terkait. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai inflasi dan cost of capital.
3.4 Diagram Alir
Diagram alir atau biasa disebut flowchart merupakan diagram yang menunjukkan langkah-langkah atau alur kerja pada suatu proses. Diagram alir digunakan untuk mendokumentasi proses sederhana, menjelaskan apa yang terjadi dan membantu mengerti sebuah proses. Diagram alir mencakup bagan-bagan yang menggambarkan bagaimana jalannya proses pada produksi Bubble Qyusist.
Berikut ini adalah diagram alir dalam pelaksanaan penelitian ini:
17
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
Berdasarkan gambar diagram alir di atas maka berikut ini adalah penjelasan terkait tahapan penelitian yang dilakukan:
1. Studi literatur, pada tahap ini peneliti melakukan studi literatur terkait topik penelitian. Tahapan ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan berbagai sumber tertulis seperti buku, artikel, dan jurnal yang relevan dengan topik penelitian yang dikaji.
2. Penetapan rumusan masalah merupakan tahapan yang berupa pertanyaan- pertanyaan yang nantinya akan dijawab berdasarkan pengumpulan data dan pengolahan. Penetapan rumusan bertujuan untuk memperjelas masalah yang akan dibahas pada penelitian ini.
18
3. Penetapan tujuan penelitian, tahapan ini adalah menentukan target yang ingin dicapai sehingga dibentuk tujuan penelitian.
4. Pengumpulan data, tahapan ini dilakukan setelah tujuan penelitian ditetapkan maka selanjutnya mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumber pengamatan dan pencatatan langsung dengan cara wawancara.
2. Data sekunder, data yang diperoleh melalui referensi tertentu yang berkaitan dengan penelitian ini.
5. Pengolahan data, tahapan ini untuk mengolah data yang sudah didapat saat pengumpulan data. Data-data tersebut diolah sesuai dengan literatur yang telah dikumpulkan sebelumnya dengan teori-teori yang ada pada penelitian sebelumnya. Pengolahan data dimulai dari analisa proses produksi hingga sistem manufaktur.
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut ini:
a. Analisis proses produksi
Analisis proses produksi adalah merancang proses produksi produk yang sesuai dengan spesifikasi konsumen. Analisis proses produksi merupakan tahapan pertama yang dilakukan untuk perancangan produksi. Tahapan analisis proses produksi sebagai berikut:
1) Penentuan Komponen Produk
Produk terdiri dari sekumpulan komponen yang saling menunjang fungsi produk. Tujuan penentuan komponen produk untuk memutuskan perancangan produksi selanjutnya. Penentuan komponen produk penting dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa banyak bagian (part) dari satu produk. Penentuan ini juga dapat mempermudah pekerjaan dalam memproduksi produk karena satu produk dibagi menjadi beberapa komponen yang nantinya proses pembuatan akan disesuaikan dengan komponen tersebut.
2) Pembuatan Bill of Material(BOM)
19
Bill of Material (BOM) merupakan daftar kuantitas komponen, bahan- bahan dan bahan material yang digunakan untuk menciptakan satu produk. BOM pada umumnya hanya tercantum komponen-komponen yang saling berkaitan langsung dengan produk yang akan diproduksi.
BOM terdiri dari dua macam yaitu BOM table dan BOM tree. BOM tree adalah daftar dari kebutuhan material yang dibutuhkan secara lengkap beserta jumlah komponen penyusunnya kemudian disajikan ke dalam bentuk skema berdasarkan level breakdown secara berurutan.
3) Penentuan Keputusan Make or Buy
Komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat suatu produk tidak harus memproduksi komponennya sendiri. Maka dari itu diperlukan penentuan komponen mana yang harus dibuat sendiri dan dibeli.
4) Pemilihan Raw Material
Raw material merupakan bahan yang langsung digunakan untuk diolah hingga bahan tersebut menjadi produk jadi. Pemilihan raw material ini diperlukan untuk menentukan kualitas dan spesifikasi raw material yang cocok dan sesuai. Pemilihan raw material juga akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan.
5) Penentuan Alur Produksi
Produk dapat dibuat menjadi suatu produk jadi dengan melalui beberapa proses manufaktur. Perancangan proses manufaktur diawali dengan menentukan alur produksi mulai dari raw material, proses pembuatan komponen, hingga menjadi produk utuh. Maka perlu untuk menentukan proses produksi apa yang sesuai dan akan digunakan dalam pembuatan produk. Penentuan alur produksi akan menjelaskan urutan proses manufaktur secara lebih detail yang dimulai dari adanya raw material.
6) Penentuan Proses Produksi per Komponen
Alur produksi yang sebelumnya telah dibuat menjadi dasar untuk menentukan proses produksi untuk setiap masing-masing komponen.
Penentuan proses produksi ini juga untuk mengetahui mesin dan
20
operator yang akan dibutuhkan. Tahapan untuk melakukan penentuan proses produksi dimulai dari mengidentifikasi proses manufaktur untuk komponen yang akan dibuat.
7) Pemilihan Peralatan dan Mesin yang Dibutuhkan
Alat dan mesin merupakan faktor utama dalam proses produksi. Alat dan mesin yang digunakan perlu disesuaikan dengan proses dan metode proses produksi yang sudah ditentukan. Maka penentuan alat dan mesin harus dilakukan untuk memilih alternatif yang sesuai seperti melihat dari aspek biaya, kecepatan penggunaan, hingga defect rate.
8) Pembuatan Tools Standarisasi Operational Process Chart (OPC) Operation Process Chart (OPC) merupakan suatu diagram yang menggambarkan dan menjelaskan aliran material yang diproduksi dari awal pembuatan hingga terbentuk satu produk jadi. OPC memiliki beberapa istilah yang digunakan dengan dilambangkan simbol-simbol berikut:
= lingkaran yang menggambarkan kegiatan operasi
= persegi empat yang menggambarkan aktivitas inspeksi
= panah menunjukkan transportasi, pemindahan material
=segitiga terbalik yang menunjukkan proses penyimpanan
Manfaat lain dari OPC adalah mengetahui akan kebutuhan alat dan mesin serta penganggarannya, dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku yang diperhitungkan di setiap operasi [22].
9) Pembuatan Tools Standarisasi Production Routing (PR)
Production routing (PR) atau dikenal dengan istilah sequence (urutan) setiap proses produksi. Production routing merupakan urutan pelaksanaan proses produksi. Production routing dibuat dengan berdasarkan pada OPC yang sudah dibuat. Production routing harus disertakan nama dan nomor komponen, jenis bahan baku, nomor dan jenis operasi, jenis mesin, tools, jigs&fixture, dan waktu proses produksi. Production routing akan memberikan kesimpulan mengenai
21
langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
10) Pembuatan Tools Standarisasi Assembly Routing (AR)
Assembly routing merupakan proses suatu komponen yang dirakit dengan komponen lain untuk menjadikan satu produk utuh. Assembly routing dibuat berdasarkan OPC. Assembly routing memuat informasi berupa proses perakitan atau penyatuan antar komponen satu dengan komponen lain.
b. Analisis Sistem Manufaktur
Sistem manufaktur mempunyai definisi sebagai keseluruhan entitas yang bekerja dalam suatu aturan tertentu untuk mengubah resource (material, modal, tenaga, energi dan keterampilan) menjadi produk (barang atau jasa) yang dapat dijual oleh perusahaan dengan melakukan proses produksi tertentu untuk meningkatkan added value suatu resource.
1) Kebutuhan Target Produksi
Kebutuhan target produksi dapat dilihat berdasarkan segmentasi pasar.
Berikut formula yang digunakan untuk menghitung kebutuhan target produksi:
Estimasi target produksi/bulan
(3. 1) Estimasi target produksi/hari
(3. 2)
Target produksi/tahun ( ) (3. 3) Keterangan:
a: target produksi periode n-1 b: inflation rate
2) Kebutuhan Bahan Baku
Bahan baku merupakan barang yang digunakan untuk membuat barang lainnya. Bahan baku langsung merupakan bahan baku yang dapat didefinisikan langsung sedangkan bahan baku operasional kecil jumlahnya dan tidak dapat dirincikan penggunaannya.
Volume kebutuhan = kebutuhan bahan baku per cup x (3. 4)
22 target produksi
Harga bahan baku per tahun = target produksi x harga
satuan bahan baku (3. 5)
3) Kebutuhan Packaging
Formula yang digunakan untuk menghitung kebutuhan packaging:
Volume kebutuhan = kebutuhan packaging per cup x target produksi
(3. 6)
4) Biaya Promosi
Biaya promosi dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk mempromosikan usahanya, seperti iklan di media sosial.
5) Biaya Administrasi
Biaya administrasi ditentukan dan dihitung berdasarkan kebutuhan dari kegiatan administrasi seperti nota dan pena.
6) Waktu Proses Produksi
Formula yang digunakan untuk menghitung waktu proses produksi:
Waktu proses operasi = waktu set up x target produksi/hari (3. 7) Waktu proses per komponen = waktu proses operasi +
handling time + tools handling time (3. 8)
7) Perhitungan Jumlah Mesin dan Peralatan yang Dibutuhkan
Formula yang digunakan untuk menghitung jumlah mesin dan peralatan yang dibutuhkan:
Jumlah mesin/tahun =
(3. 9)
8) Perhitungan Energi yang Dibutuhkan
Formula yang digunakan untuk perhitungan energi:
Kebutuhan energi ( )
(3. 10)
9) Biaya Investasi
Biaya investasi dihitung berdasarkan jumlah biaya dari banyaknya kebutuhan yang digunakan selama proses produksi.
23 10) Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP merupakan biaya-biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang akan dijual. Formula yang digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan:
(3. 11)
(3. 12)
11) Perhitungan Pendapatan
Formula yang digunakan untuk perhitungan pendapatan:
(3. 13)
12) Depresiasi
Formula yang digunakan untuk menghitung depresiasi:
( ) (3. 14)
13) Perhitungan EBITDA
Formula perhitungan EBITDA:
EBITDA = pendapatan – bunga – pajak – depresiasi - amortisasi
(3. 15)
(3. 16)
c. Studi Kelayakan Bisnis
Perhitungan pada studi kelayakan bisnis digunakan untuk mengetahui apakah usaha layak dijalankan berdasarkan kriteria-kriteria kelayakan.
Berikut ini rumus perhitungan berdasarkan kriteria kelayakan usaha:
1) Perhitungan Net Present Value (NPV) Formula untuk menghitung NPV:
∑ ( )
(3. 17)
24
2) Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Formula untuk menghitung IRR:
( ) (3. 18) 3) Perhitungan Payback Period (PBP)
Formula untuk menghitung PBP:
(3. 19) 4) Perhitungan Present Value Cost of Investment (PV COI)
Formula untuk menghitung PV COI:
( )
(3. 20)
5) Perhitungan Return on Investment (ROI) Formula untuk menghitung ROI:
( )
( ) (3. 21) d. Perhitungan Analisis Sensitivitas
Perhitungan analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan software Excel berdasarkan perhitungan NPV, IRR, PBP, dan ROI.
6. Analisis dan Pembahasan
Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis dari hasil yang sudah didapat.
Analisis mengacu pada kriteria kelayakan bisnis berdasarkan teori NPV, IRR, PBP, dan juga ROI.
7. Kesimpulan dan Saran
Setelah pengolahan data dan pembahasan selesai maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini serta saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.