• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN UNIT LAYANAN KESEHATAN MAHASSIWA UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PANDUAN UNIT LAYANAN KESEHATAN MAHASSIWA UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN UNIT LAYANAN KESEHATAN MAHASSIWA

UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia serta rahmat-Nya sehingga dokumen Pedoman Layanan Kesehatan Mahasiswa ini dapat disusun dan disajikan sebagai pegangan bagi setiap civitas akademik dalam proses pemberian layanan kesehatan mahasiswa di lingkungan Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG).

Dokumen Pedoman Layanan Kesehatan Mahasiswa ini disusun bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada mahasiswa terutama dalam bidang kesehatan, sehingga diharapkan dengan adanya pedoman ini, maka layanan kepada mahasiswa akan lebih cepat, tepat, transparan dan akuntabel. Diharapan pendoman ini menjadi salah satu pilot project Zona Integritas dan semoga bermanfaat terutama guna peningkatan layanan kepada mahasiswa di UBBG.

Terima kasih dan apresiasi yang tinggi kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,dan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Kami menyadari bahwa pedoman ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, masukan dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan pedoman ini di masa yang akan datang.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan meridhai kerja keras, dedikasi dan pengabdian kita dalam menjalankan tugas.

Banda Aceh, 20 April 2021 Rektor,

Dr. Lili Kasmini, M.SI

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Mahasiswa Indonesia sebagai generasi muda harapan bangsa merupakan aset bangsa yang memiliki peran strategis bagi kelangsungan masa depan bangsa.

Jika mahasiswa Indonesia sehat maka negara kita mempunyai optimisme yang tinggi dalam menatap masa depannya. Mahasiswa Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) yang merupakan bagian dari mahasiswa. Indonesia secara keseluruhan, juga memiliki peran strategis di masa depan. Dengan demikian perlu mendapatkan penanganan yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen kampus, karena kesehatan merupakan salah satu modal dasar bagi mahasiswa dalam mencapai keberhasilan dalam menempuh studinya.

Dalam Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan juga menyatakan setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Karena pada dasarnya sehat merupakan hak asasi manusia. Oleh karena itu setiap penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan untuk mahasiswa. Universitas Bina Bangsa Getsempena memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan mahasiswanya dari semua jenjang Program Pendidikan (Diploma dan Sarjana).

Kepedulian tersebut diimplementasikan dengan menetapkan unit pelayanan

kesehatan mahasiswa saja melainkan untuk seluruh civitas akademika (dosen dan

Staff). Pendirian Klinik ini merupakan agenda dari hasil rapat pimpinan UBBG yang

diprakarsai oleh Pembantu Ketua III sebagai wujud kepedulian lembaga terhadap

pelayanan kesehatan seluruh civitas akademika di lingkungan UBBG dan

membantu program pemerintah. dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

terutama masyarakat kampus UBBG dan agar pengelolaan pelayanan kesehatan

di lingkungan UBBG lebih optimal, perlu disusun sebuah Pedoman Layanan

Kesehatan Mahasiswa.

(4)

B.

Pengertian Dan Tujuan Layanan Kesehatan Mahasiswa

1.

Pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli dan institut kesehatan adalah:

a.

Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo (20190

Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamaya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promontif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Menurut Azwar (2015)

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga dan kelompok. Menurut Depkes RI (2012).

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

b.

Menurut Levey dan Loomba (1973)

Pelayanan Keseehatan adalah upaya yang diselenggaraan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Jadi, pelayanan kesehatan mahasiswa adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitas (pemulihan) kesehatan yang diberikan kepada mahasiswa.

2.

Tujuan dibentuknya layanan kesehatan adalah

a.

Sebagai tempat untuk mengkonsultasikan masalah kesehatan mahasiswa.

b.

Sebagai mitra Pemerintah dalam memberikan pelayanan prefentif dan kuratif serta rehabilitatif.

c.

Sebagai wujud pengabdian pada masyarakat dengan ikut serta dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan kesehatan.

d.

Menjalankan pengobatan sesuai prosedur, berkualitas dan dapat

(5)

terjangkau oleh semua kalangan.

e.

Memberikan pelayanan medis dasar

f.

Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

g.

Memberikan pelayanan kepada masyarakat kampus BAB II

KETENTUAN UMUM LAYANAN

A. Ketentuan Umum Layanan Kesehatan Mahasiswa

1. Lembaga utama yang ditunjuk sebagai pelaksana layanan kesehatan mahasiswa adalah Unit Kesehatan Kampus.

2. Pelaksana kegiatan layanan: Pelaksana kegiatan: Dokter, perawat, dan Pegawai administrasi di Unit Kesehatan Kampus.

3. Semua mahasiswa yang tercatat secara sah sebagai mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dari Kampus baik di Unit Kesehatan Kampus ataupun rujukan sesuai ketentuan yang berlaku.

B.

Jenis Layanan Kesehtan

Adapun layanan kesehatan yang telah disediakan oleh Universitas Bina Bangsa Getsempena kepada civitas akademik terutama bagi mahasiswa diantaranya:

1.

Unit Pemeriksaan Umum, Berupa pelayanan kesehatan tingkat pertama

2.

Konsultasi dan pemeriksaan medis ( Pengukuran Tekanan Darah, Suhu Tubu, Nadi, Pernapasan)

3.

Pemberian obat sesuai diagnose dokter.

4.

Tindakan medis kecil (minor) (pemasangan Infus, Oksigen, Resusitasi Jantung Paru)

5.

Pemeriksaan penunjang diagnose sederhana (Tes gula darah, kolesterol dan asam urat)

C. Alur Pelayanan Kesehatan

Sakit Tidak Tertangani Pasien Datang

Anamesis Mengisi Data

Pemeriksaan Oleh Dokter

Diagnosis

(6)

BAB III

PENETAPAN ORGANISASI DAN TUPOKSI LAYANAN KESEHATAN MAHASISWA UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA

A. Setruktur Organisasi Layanan Kesehatan mahasiswa

Guna menunjang kelancaran layanan kesehatan di kalangan Universitas Bina Bangsa Getsempena, maka dibentuk pengurus berdasarkan SK Rektor.

B. TUGAS DAN FUNGSI

a. Dokter Penanggung Jawab

1. Bertangung jawa kepada langsung kepada lektor

2. Memantau seluruh kegiatan kariawan pada unit layanan kesehatan mahasiswa

3. Bertanggung jawab terhadap kerjaan karyawan

Pelengkapan Administrasi

Pemberian Obat

Rujuk Kerumah Sakit

(7)

4. Melakukan pengecekan stok obat maupun alat penunjang pengobatan lainnya setiap satu minngu sekali

b. Dokter Pelayanan

1. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

2. Memberikan terapi untuk kesembuhan pasien.

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sakit dan sehat.

4. Menangani penyakit akut dan kronik.

5. Membuat catatan medis dengan baik dan benar 6. Melakukan tindakan tahap awal kasus

7. Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujuk ke Dokter Spesialis atau dirawat di Rumah Sakit.

8. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya

9. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan sakit.

10. Membina mahasiswa untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

11. Mawas diri dan mengembangkan diri dengan belajar sepanjang hayat dan melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu

12. Memberikan surat keterangan sakit

c. Perawat

1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.

2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara peralatan medis agar selalu steril 4. Membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.

5. Melakukan tindakan terhadap pasien gawat darurat dengan pertolongan pertama, kemudian segera melaporkan kepada dokter.

6. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.

7. Melaksanakan tugas pagi dan sore,

d. Administrasi

(8)

1. Menerima pendaftaran pasien yang ingin berobat.

2. Melayani pasien dengan ramah tamah serta sopan

3. Memberikan informasi kepada pasien bahwa pasien dipanggil berdasarkan nomor urut antri

4. Menyusun rekam medis pasien pada tempatnya

5. Mencatat diagnosa pasien yang datang pada buku laporan bulanan 6. Mencetak rujukan yang kemudian ditandatangani oleh dokter

7. Memberikan rujukan yang sudah ditandatangani oleh dokter kepada pasien.

e. Bimbingan Konseling

1. Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling yang meliputi waktu kegiatan, metode bimbingan konseling, serta pengolahan data hasil bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling dilaksanakan untuk satuan‐satuan waktu tertentu. Program‐program tersebut dikemas dalam program harian/mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan.

2. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

4. Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.

5. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.

6. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh Pengawas Sekolah/Madrasah Bidang Bimbingan dan Konseling.

7. Berkolaborasi dengan wali sisiwa mata pelajaran dan wali kelas serta pihak terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

8. Mengembangkan potensi siswa sesuai dengan bakat dan minat siswa.

9. Mengembangkan potensi siswa dalam pengenalan lingkungan dan dunai kerja.

10. Memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa secara individu yang berkaitan dengan hambatan hidup, latar belakang sosial, pengaruh lingkungan, kesukaran belajar dan sebagainya.

11. Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakannya.

12. Membuat laporan berkala

(9)

BAB IV

STANDAR OPRASIONAL DAN PROSEDUR TINDAKAN

LAYANAN KESEHATAN

PROSEDUR PEMERIKSAAN VITAL SING No. Dokumen: 01 No. Revisi :

00

Halaman 2

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.Si

Pengertian Tindakan yang mengukur statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang dan untuk menilai respon terhadap intervensi

Tujuan Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau memantau masalah medis. Angka-angka dalam pemeriksaan fisik tanda vital bisa memberikan informasi penting tentang kondisi kesehatan pasien

Kebijakan/Referensi - Standar pelayanan keperawatan di sarana kesehatan.

Direktorat jenderal bina pelayanan medik.

Direktorat bina pelayanan keperawatan tahun 2008 Prosedur A. Persiapan pasien

a. Mengatur posisi klien senyaman mungkin sesu dengan kebutuhan

b. Atur lingkungan senyaman mungkin B. Persiapan alat-alat

a. Stetoskop

b. Tensimeter/Sphygmomanometer c. Alcohol swabs

d. Sarung tangan/handscoen e. Jam tangan

f. Thermometer (raksa, digital/elektrik) g. Thermometer tympani/aural

h. Thermometer rectal i. Tissue

j. Kassa k. Jelly/Lubrikan l. Bullpen m. Bengkok

n. Lembar dokumentasi C. Pelaksanaan

a. Pengukuran Tekanan Darah

(10)

- Mengucapkan Basmallah*

- Perawat mencuci tangan*

- Meletakkan alat di dekat klien - Memakai handscoen bersih

- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien

- Pilih manset tensimeter/sphygmomanometer sesuai dengan ukuran lengan Klien

- Tempatkan Klien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian

- Palpasi arteri brachialis.

- Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis teraba, secara rapi dan tidak terlalu ketat (2,5 cm di atas siku) dan sejajar jantung

- Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.

- Tutup bulb screw tensimeter

- Pasang bagian diafragma stetoskop pada perabaan pulsasi arteri brachialis

- Pompa tensimeter/sphygmomanometer dengan cepat sampai 30mmHg di atas hilangnya pulsasi

- Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba

- Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan 3mmHg/detik dan melaporkan saat mendengar bising „dug‟ pertama (tekanan sistolik) - Turunan tekanan manset sampai suara bising „dug‟

yang terakhir (tekanan diastolik)

- Rapikan alat-alat yang telah digunakan

- Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien - Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian

Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah selesai.

- Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan - Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status klien.

Rapikan baju klien b. Pemeriksaan Nadi

- Mengucapkan Basmallah - Perawat mencuci tangan - Memakai handscoen bersih

- menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien

- Bantu Klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.

- Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ) untuk meraba salah satu dari 9 arteri.

- Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan -

Kaji jumlah, kualitas, dan ritme nadi

-

Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama minimal 30 detik

-

Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi abnormal

-

Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian

Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan

(11)

kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah selesai.

-

Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan

-

Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien. Rapikan baju Klien

c.

Pemeriksaan Nafas

- Mengucapkan Basmallah - Perawat mencuci tangan - Memakai handscoen bersih

- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien - Bantu klien membuka baju, jaga privasi klien

- Memposisikan Klien untuk berbaring/duduk, pastikan klien merasa nyaman

- Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada untuk menghitung gerakan pernapasan selama minimal 1 menit

- Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas reguler/ireguler, dan tarikan otot bantu pernafasan)

- Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah selesai.

- Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan - Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas,

irama nafas reguler/ireguler, dan tarikan otot bantu pernafasan)di status Klien. Rapikan baju Klie

Hal yang harus diperhatikan

a. Lakukan aspirasi,bila tidak ada darah masukkan obat Klien b. Bersih, rapi dan nyaman Tempat tidur rapi

c. Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah Klien Lokasi

d. Pemeriksaan denyut nadi dan Skala ukuran kekuatan/kualitas nadi

Unit Terkait a. Laboraturium

(12)

LAYANAN KESEHATAN

MEMBERIKAN OBAT ORAL

No. Dokumen: 02 No. Revisi : 00

Halaman 1

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit 20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.Si

Pengertian

Suatu tindakan untuk menyiapkan dan memberikan obat melalui mulut oral

Tujuan

a. Mencegah,mengobati penyakit serta mengurangi keluhan pasien

b. Memberikan rasa nyaman dan tenang pada pasien c. Memenuhi kebutuhan pengobatan pasien

Kebijakan/Referensi

- Standar pelayanan keperawatan di sarana kesehatan.

Direktorat jenderal bina pelayanan medik.

Direktorat bina pelayanan keperawatan tahun 2008 - Protokol asuhan keperawatan

ISBN: 978-979-1371-01-8

- Buku Kebutuhan Dasar Manusia Azis 2018

Prosedur

1. Persiapan pasien Mengatur posisi pasien 2. Persiapan alat-alat

a. Obat-obatan b. Gelas c. Catatan obat d. Tempat obat

e. Air hangat pada tempatnya 3. Pelaksanaan

a. Menyimpan obat ke tempatnya:

a) Perawat mencuci tangan

b) Membaca instruksi pada daftar obat c) Mengambil obat-obatan

d) Menyiapkan obat yang tepat menurut daftar obat/catatan b. Memberi obat kepada pasien

a) Perawat mencuci tangan

b) Mengambil obat dan meneliti kembali c) Mencocokan nama pada tempat tidur pasien d) Memberi obat kepada pasien

c.

Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan Hal yang harus

diperhatikan

a. Berikan obat dengan benar (benar obat,benar waktu,benar dosis,benar pasien) dan 1 W (waspada)

b. Jaga kebersihan

Unit Terkait - Farmasi

(13)

Dokumen Terkait - Catatan

LAYANAN KESEHATAN

MEMBERIKAN OBAT MELALUI JARINGAN TUBUH (PARENTERAL)

No. Dokumen: 03 No. Revisi : 00

Halaman 2

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit 20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.Si

Pengertian Suatu tindakan untuk menyiapkan dan memasukan obat tertentu

ke dalam jaringan tubuh dengan menggunakan spuit,jarum suntik steril melalui intrakutan,sub kutan,intramuscular dan intravena Tujuan 1. Sebagai program pengobatan

2. Mendapat reaksi setempat (mantoux dan skintest) 3. Membantu menegakan diagnosa

4. Membentuk kekebalan

Kebijakan/Referensi - Standar pelayanan keperawatan neonatus di sarana kesehatan.

Direktorat jenderal bina pelayanan medik.

Direktorat bina pelayanan keperawatan tahun 2008 - Buku panduan resusitasi edisi ke-5 tahun 2008 Prosedur D. Persiapan pasien

a. Mengatur posisi tidur pasien

b. Membebaskan daerah yang akan ditusuk dari pakaian E. Persiapan alat-alat

a. Pemberian obat secara intrakutan dan subkutan Bak berisi :

a. Bak instrument b. Spuit 1 cc

c. Obat yang diperlukan (sesuai program therapy) d. Kapas alcohol 70%

e. Nacl 0,9% / Aquabidest f. Bengkok

g. Ballpoint/spidol

b. Pemberian obat secara intra muscular

Sama seperti persiapan secara intrakutan (kecuali spidol) c. Pemberian obat melalui intravena

Sama dengan persiapan pemberian obat melalui intramuscular,

tetapi jarum disesuaikan dengan diameter vena pasien a. Karet pembendung

b. Pengalas F. Pelaksanaan

1. Melalui Intrakutan (Jaringan Kulit) a. Perawat mencuci tangan

b. Mengisi spuit dengan obat yang akan di tesst 0, cc dilarutkan dengan Nacl0,9% /Aquabidest sebanyak 0,9 cc sehingga menjadi 1 cc

(14)

c. Menentukan lokasi penusukan:

d. Dilengan bawah bagian dalam seperti dari siku,pada kulit yang sehat dan jauh dari pembuluh darah e. Mendesinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas

alcohol

f. Meregangkan kulityang akan ditusuk dengan ibu jari kiri

g. Tusukkan jarum perlahan-lahandengan lubang jarum mengarah ke atas dengan posisi jarum dan kulit membentuk sudut 15°-30º,setelah ujung jarum masuk ke kulit,jarum disejajarkan dengan kulit sampai ⅔ dari ujung jarum

h. Semprotkan cairan/obat sampai terjadi gelembung pada permukaan kulit,lalu tarik jarum dengan cepat,jangan di usap dan jangan di massage

i. Tandai dengan ballpoint/spidol,diameter 2cm dari tempat tusukan

j. Rapihkan pasien dan alat k. Perawat mencuci tangan

l. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan m. Baca dan catat reaksi skin test setelah 10-15 menit a. Hasil positif: ada tanda kemerahan pada daerah

penusukan dengan diameter minimal 1 cm,laporkan kepada dokter

b. Hasil negative: (tidak ada tanda seperti pada hasil positif),maka berikan injeksi obat tersebut sesuai program pengobatan

2. Melalui Sub Kutan

a. Perawat mencuci tangan b. Menentukan lokasi penusukan

c. Menghapushamakan kulit dengan kapas alcohol d. Mengangkat kulit sedikit dengan jari kiri

e. Tusukan jarum perlahan-lahan dengan posisi jarum dan kulit membentuk sudut 45º

Hal yang harus diperhatikan

f. Lakukan aspirasi,bila tidak ada darah masukkan obat pelan-pelan

g. Setelah obat masuk semua cabut jarum dengan cepat h. Bekas tusukan di tekan dengan kapas alcohol

i. Rapihkan bayi/pasien dan alat j. Perawat mencuci tangan

k. Dokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan 3. Melalui Intra Muskuler (Jaringan Otot)

a. Perawat mencuci tangan b. Menentukan lokasi penusukan

c. Menghapus hamakan kulit dengan tangan kiri dan meregangkan kulit atau mengangkat otot bila ototkecil (bayi yang kurus)

d. Menusukan jarum ke dalam otot dengan posisi jarum tegak lurus dengan permukaan kulit membentuk sudut 90° sedalam ¾ panjang jarum

e. Melakukan aspirasi apakah ada darah atau tidak,bila tidak masukan obat perlahan

f. Setelah obat masuk tarik jarum perlahan kemudian lakukan massage pada bekas tusukan dengan kapas alcohol

g. Merapihkan pasien dan alat h. Perawat mencuci tangan

i. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

(15)

4. Melalui Intravena (Pembuluh Darah) b. Perawat mencuci tangan

c. Menentukan lokasi penusukan

d. Memasang pengalas dibawah daerah penusukan e. Mengikat bagian atas yang akan ditusuk dengan karet

pembendung agar vena mudah di raba atau di lihat f. Menghapus hamakan kulit yang akan di

tusuk,kemudian diregangkan dengan tangan kiri lalu masukkan jarum ke dalam vena dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan kapas alcohol

g. Posisi jarum dan kulit membentuk sudut 20º-30°

setelah jarum masuk sejajarkan dengan kulit

h. Lakukan aspirasi pada jarum,jika ada darah masuk ke dalam spuit berarti penusukan sudah benar

i. Perawat membuka karet pembendung, secara perlahan masukkan cairan / obat ke dalam vena Jika telah selesai tarik jarum dengan cepat dan menekan bekas

tusukan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar

Unit Terkait j. Rapihkan pasien dan alat

k. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

(16)

LAYANAN KESEHATAN PROSEDUR MEMBERIKAN INFUS No. Dokumen: 03 No. Revisi :

00

Halaman 3

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit 20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.Si

Pengertian Memasukan cairan atau obat langsung ke pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang sama dengan menggunakan infus set

Tujuan Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan elektrolit dan nutrisi sebagai tindakan pengobatan

Kebijakan/Referensi - Standar pelayanan keperawatan di sarana kesehatan.

Direktorat jenderal bina pelayanan medik.

Direktorat bina pelayanan keperawatan tahun 2008 - Protokol asuhan Keperawatan

ISBN: 978-979-1371-01-8

- Buku Kebutuhan Dasar Manusia Azis 2018 Prosedur Persiapan Pasien

a. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada keluarga

b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan area yang akan dilakukan penusukan

c. Membebaskan daerah yang akan di infuse dari pakaian d. Inform concent

Persiapan alat-alat

a. Infus set dan IV cateter steril ( sesuai kondisi/kebutuhan) b. Cairan infus sesuai indikasi

c. Standar infus d. Sarung tangan e. Kassa steril f. Kapas alcohol 70%

g. Torniquet

h. Perlak dan pengalas i. Bengkok

j. Plester dan gunting verband k. Betadin

l. Verban gulung (bila perlu) m. Spalk (bila perlu)

Pelaksanaan

a. Perawat mencuci tangan

Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

b. Dekatkan alat-alat kedekat pasien c. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan

d. Memeriksa ulang jenis cairan infus sesuai program pengobatan e. Gantungkan botol pada tiang infus

f. Membuka infus set,klem pada selang infus

g. Buka tutup cairan infus,kemudian buka tutup tube infus set,tusukan tube terebut kedalam botol cairan infus

(17)

h. Isi chamber dengan cairan sebanyak setengah dari sebagian chamber,lalu buka tutup ujung slang dan buka klem sampai cairan infuse mengisi seluruh slang infus sampai dengan keluar serta tidak ada udara pada slang tersebut,kemudian tutup kembali klem dan ujung slang

i. Tentukan vena yang akan ditusuk,kemudian pasang pengalas dibawahnya

j. Pasang tourniquet diproksimal daerah yang akan ditusuk k. Pasang sarung tangan

l. Tentukan vena yang akan ditusuk

m. Desinfeksi kulit pada daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol disekitar daerah penusukan

n. Pegang jarum dengan jarum membentuk sudut 20-30 derajat dan lubang jarum menghadap keatas

o. Tusukan jarum,setelah masuk (darah akan keluar ke jarum IV kateter),jarum dimasukan kurang lebih 1 cm kemudian tarik sedikit mandrin dan masukan kateter sampai kepangkal

p. Buka tourniquet dan penutup selang serta keluarkan mandarin,lalu sambungkan selang dengan kateter

q. Atur tetesan,fiksasi pangkal kateter dengan plester juga tempat tusukan tutup dengan kassa steril danplester kemudian tulis tanggal pemasangan diatas plester,pada pasien anak-anak atau pasien gelisah pasang spalk

r. Atur kembali tetesan sesuai indikai s. Rapihkan alat dan pasien

t. Lepaskan sarung tangan u. Perawat mencuci tangan

v. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu pemasangan,jenis cairan,jumlah tetesan dll)

Hal-hal yang harus diperhatikan

a. Memelihara teknik septic dan aseptic

b. Memilih tempat penusukan vena sebaiknya dimulai dari yang paling distal dan pada tempatyang tidak dominant,vena lebih besar dari IV kateter,maksimal diameter IV cateter adalah ⅔ dari diameter vena

c. Pemilihan IV cateter: no: 26 G,24G

d. Perhatikan reaksi pasien selama 5 mnt pertama,bila timbul reaksi alergi (menggigil,urtikaria atau shock) maka infus harus diperlambat tetesannya,jika perlu hentikan,kemudian segera dilaporkan kepada dokter

e. Observasi daerah pemasangan infus f. Setelah dilakukan pemasangan g. Setiap pergantian dinas

h. Bila terjadi hematoma,bengkak dll pada tempat pemasangan jarum,maka infus harus dihentikan dan dipindahkan pemasangannya

i. Bila tampak basah,kotor dan tidak rapih,maka lakukan servis j. Ganti IV cateter secara rutin tiap 3-4 hari sekali

k. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat sesuai program pengobatan

l. Bila ditambahkan obat dalam kolf (drip) tulis jenis dan jumlah obat dalam kolf tersebut dan masukan obat pada tempat penusukan

m. Tiap mengganti cairan,tulis di status lengkap dengan jumlah kolf yang telah diberikan

n. Berikan tanggal pemasangan infuse Unit Terkait - Farmasi

Dokumen Terkait - Catatan Rekam Medik

(18)

LAYANAN KESEHATAN

PROSEDUR MEMBERIKAN THERAPY OKSIGEN No. Dokumen: 04 No. Revisi :

00

Halaman 1

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit 20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.Si

Pengertian Tindakan keperawatan dalam memberikan oksigen kedalam paru- paru melalui saluran napas dengan menggunakan alat khusus Tujuan Membantu memenuhi kebutuhan oksigen pada bayi dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen

Kebijakan/Referensi Hidayanti. R., Dkk,. (2014),. Praktik Laboratorium Keperawatan, Jilid I

& II. Erlangga . ISBN: 9786022413639

Riyadi. S., & Harmoko. H. (2014) Standar Operating Procedure Praktik Klinik Keperawatan Dasar. Pustaka Pelajar

Prosedur 1. Kriteria Persiapan A. Persiapan alat

a. Tabung oksigen b. Manometer oksigen

c. Flow meter dan humidifier berisi aquadest/air steril ± 50cc d. Slang Nasal canule neonatus

e. Plester f. Gunting g. Head box h. Slang head box i. Inkubator B. Persiapan Pasien

a. Perawat/ bidan memberikan penjelasan pada orang tua/keluarga bayi tindakan yang akan dilakukan

b. Perawat/ bidan mengatur posisi pasien/bayi sesuai kebutuhan

2. Pelaksananaan

I. Memberikan oksigen dengan melalui nasal canule a. Perawat/ bidan mencuci tangan

b. Hubungkan slang oksigen ke humidifier yang telah diisi aquadest/air steril ± 50cc

c. Buka flow meter alirkan oksigen sesuai dosis kemudian mengecek apakah aliran oksigen keluar dengan baik dengan cara mendekatkan canule ke pipi perawat

d. Masukkan canule kedalam lubang hidung kemudian fiksasi e. Kaji respon klien dan tanda-tanda vital

f. Perawat/ bidan mencuci tangan

g. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

(19)

II. Memberikan oksigen dengan menggunakan head box

a. Hubungkan head box dengan slangnya ke humidifier yang telah diisi aquadest/air steril ± 50cc

b. Buka flow meter alirkan oksigen sesuai dosis

c. Tempatkan head box pada daerah muka klien dengan posisi yang tepat

d. Kaji respon klien dan tanda-tanda vital e. Perawat/ bidan mencuci tangan

f. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan III. Memberikan oksigen melalui ruang inkubator

a. Inkubator tertutup dengan bayi didalamnya

b. Sambungkan slang oksigen ke humidifier yang telah berisi air steril/aquadest ± 50cc,kemudian ujung slang oksigen/canule masukkan kedalam inkubator melalui lubang udara pada inkubator dengan posisi slang oksigen menggantung dan di fiksasi dengan plester

c. Buka flow meter,alirkan oksigen kedalam ruang inkubator sesuai dosis/sesuai kebutuhan

d. Kaji respon klien dan tanda-tanda vital e. Perawat/ bidan mencuci tangan

f. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan Hal yang harus

diperhatikan

- Pemberian oksigen harus selalu memakai pelembab untuk mencegah iritasi selaput lendir pernapasan

- Gunakan canule nasal yang lentur Unit Terkait Instalasi Laboraturium

(20)

LAYANAN KESEHATAN

PROSEDUR RESUSITASI JANTUNG PARU No. Dokumen: 05 No. Revisi: Halaman

2

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.Si

Pengertian Suatu tindakan darurat pada cardiac arrest dan apnoe Tujuan Mengatasi henti napas

Kebijakan/Referensi Hidayanti. R., Dkk,. (2014),. Praktik Laboratorium Keperawatan, Jilid I & II. Erlangga . ISBN: 9786022413639

Riyadi. S., & Harmoko. H. (2014) Standar Operating Procedure Praktik Klinik Keperawatan Dasar. Pustaka Pelajar Prosedur A. Persiapan Pasien

a. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada keluarga

b. Mengatur posisi tidur pasien telentang datar dengan topangan yang keras pada belakang bayi oleh jari tangan penolong

c. Baju bagian atas dibuka B. Persiapan Alat

1. emergency trolly berisi:

a. Laringos scope lurus (bayi)

b. Pipa endotracheal no. 2,5.3,0.3,5 mm c. Gudel khusus untuk bayi

d. Gunting verband e. Plester

f. Ambu bag lengkap

g. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai h. Suction / Penghisap sekresi lengkap dan siap pakai i. EKG Record

j. CVP set k. Oksimetri set l. Spuit 10 cc

Spuit 1 cc Spuit 3 cc

a. Stetoscope bayi/anak b. Aquades

c. NaCl 0,9 % d. Dextrose e. Kapas alcohol f. Handschoen s. Radiant warmer t. Penghisap mekonium u. Magil forcep

(21)

v. Nier bekken 2. Obat-obatan:

a. Adrenalin ampul b. Kalmetason ampul c. Aminophilin ampul C. Pelaksanaan

a. Perawat mencuci tangan (perawat I dan II)

b. Mengatur posisi pasien di radiant warmer,membuka jalan napas dengan kepala ekstensi,oksigen sudah terpasang 2-3 l/inf

c. Memastikan jalan napas bebas,lihat dan dengar dengan menggunakan stethoscope selama 3-5 detik

d. Berikan kompresi dada dengan memasang ambu bag/kali pompa secara perlahan-lahan dan perawat II memberi tekanan dengan menggunakan dua ibu jari dirapatkan pada daerah stermum/dada sebanyak 3 kali hitungan dan jari tangan dibawah bayi,menyangga tulang belakang selama 30 detik

e. Evaluasi pernapasan,frekuenssi jantung dan warna kulit apabila frekuensi jantung < 100 x infberikan ventilasi tekanan positip selama 30 detik kedua

f. Melakukan evaluasi pernapasan,frekuensi jantung dan warna kulit kembali bila frekueni jantung < 60 x. perawat menghubungi dokter dan menenangkan keluarga paien g. Berikan efineprin 1:10.000 (sesuai intruksi dokter) h. Memasang alat oksimetri dan ECG record

i. Bila pasien bisa napas spontan,lanjutkan tindakan untuk pemberian oksigen,bila pasien masih apnoe dan dinyatakan belum meninggal lanjutkan untuk pemasangan ETT (sesuai Advis),bila pasien dinyatakan meninggal lanjutkan tindakan untuk penatalaksanaan jenazah j. Alat-alat dirapihkan

k. Perawat mencuci tangan

l. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan Hal-hal yang harus

diperhatikan

Dalam melakukan kompresi jantung harus hati-hati,posisi jari tangan harus tepat

Unit Terkait - Laboraturium

(22)

LAYANAN KESEHATAN PROSEDUR MERUJUK PASEN No. Dokumen: 06 No. Revisi :

00

Halaman 1

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

20 April 2021

Ditetapkan oleh

Rektor Univesitas Bina Bangsa Getsempena

Dr. Lili Kasmini., M.SI

Pengertian Merujuk pasien adalah suatu tindakan untuk mengirimkan pasien yang tidak dapat di tangani di Unit Layanan Kesehatan UBBG ke Klinik atau ke rumah sakit lain dengan fasilitas dan tenaga yang lebih memadai

Tujuan Memindahkan pasien dari Layanan Kesehatan UBBG ke Klinik atau ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap

Kebijakan/Referensi - Standar pelayanan keperawatan di sarana kesehatan.

Direktorat jenderal bina pelayanan medik.

Direktorat bina pelayanan keperawatan tahun 2008 - Protokol asuhan Keperawatan

ISBN: 978-979-1371-01-8

- Buku panduan resusitasi edisi ke-5 tahun 2008

Prosedur 1. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap dan pastikan bahwa pasien tersebut memerlukan perawatan yang tidak dapat dikerjakan di layanan kesehatan UBBG

2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnostic yang diperlukan untuk membuat diagnostic

3. Jelaskan keadaan pasien pada keluarga serta komplikasi yang mungkin terjadi dan anjurkan agar pasien di rujuk kerumah sakit lain dengan fasilitas yang lebih lengkap 4. Buat surat rujukan dengan dilengkapi hasil pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan serta terapi yang sudah diberikan

5. Hubungi petugas ambulans untuk mempersiapkan kendaraan yang akan mengantar pasien ke rumah sakit rujukan

6. Dampingi pasien sampai ke rumah sakit rujukan Hal yang harus

diperhatikan

- Rekam Medik - Bagian Ambulans

Unit Terkait

- Catatan

-

(23)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Layanan kesehatan Mahasiswa merupakan pelayayan kesehatan bagi mahassiwa yang berhak mendapatkan yang harus diperhatikan relationship dan komunikasi menjadi modal utama. Image positif di masyarakat UBBG akan tercipta bila masyarakat UBBG sudah merasakan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang di dapatnya. Bila image positif di masyarakat UBBG sudah tumbuh, maka kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi akan dapat di terima.

B. Saran

Agar tercapainya keberhasilan dalam aktivitas layanan kesehatan maha pada

kesempatan ini dapat kita tambahkan staf sebagai penangung jawab pengonatan

seperti apoteker dan asisten apoteker.

Referensi

Dokumen terkait

menjawab SS sebesar 83%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa produk pembiayaan murabahah diberikan BMT Assyafi’iyah digunakan untuk mengembangkan usaha anggota. Hal ini

Tujuan: Radioterapi dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh kanker dengan metastasis tulang. Penilaian hasil pengobatan berdasarkan informasi klinis sedangkan informasi

pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.. •

Bab ini membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain penjelasan mengenai pendekatan penelitian, objek penelitian, desain penelitian kuantitatif

Judul Skripsi : Analisis Kedudukan Hukum Asean Charter Berdasarkan Putusan MK Nomor 33/PUU-IX/2011 Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008 Tentang

Efektifitas Kegiatan Halaqah dalam program pembinaan akhlaqul karimah siswa SMA Luqman Al-Hakim Surabaya ... Temuan Hasil

Dalam Islam sifat sabar dipandang sebagai salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Orang yang tidak sabar tidak

Siswa Siswa mendengarkan mendengarkan dan dan menanggapi menanggapi cerita cerita guru tentang manfaat belajar transformasi guru tentang manfaat belajar transformasi