• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGELOLAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. MANDOM INDONESIA, TBK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS PENGELOLAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. MANDOM INDONESIA, TBK."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

MANDOM INDONESIA, TBK.

OLEH:

CHAIRUNNISA 172101018

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada Peneliti, sehingga bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dengan Tugas Akhir berjudul

“Analisis Pengelolaan Modal Kerja Untuk Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk”.

Selama penyelesaian Tugas Akhir, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam proses menyelesaikan Tugas Akhir ini dari berbagai pihak. Untuk itu Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji Tugas Akhir yang telah meluangkan waktu serta memberikan saran dan kritik dalam proses menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(5)

4. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing atas kesediaan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas ilmu yang telah diberikan kepada Penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan bagi masa depan dan cita-cita.

6. Bapak dan Ibu Saya, yang telah memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, dan Saya persembahkan Tugas Akhir ini sebagai bentuk rasa hormat kepada Bapak dan Ibu yang telah bertanggung jawab mendidik dan penuh kesabaran.

7. Kepada seluruh teman-teman stambuk 2017 Jurusan D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara terutama kelas A.

Akhir kata Peneliti menyadari Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Peneliti berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, Juni 2020 Peneliti

Chairunnisa NIM. 172101018

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Jadwal Kegiatan ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II PT. MANDOM INDONESIA, TBK ... 9

2.1. Sejarah Perusahaan ... 9

2.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 10

2.2.1. Visi Perusahaan ... 11

2.2.2. Misi Perusahaan ... 12

2.3. Budaya Perusahaan ... 13

2.4. Logo Perusahaan ... 13

2.5. Struktur Organisasi ... 16

2.6. Job Description... ... 18

2.7. Kegiatan Usaha ... ... 21

2.8. Jaringan Usaha ... ... 21

2.9 Kinerja Usaha Terkini ... 22

2.10 Rencana Kegiatan ... 23

BAB III PEMBAHASAN... 25

3.1. Pengertian Laporan Keuangan... 25

3.2. Modal Kerja (Working Capital) ... 28

3.2.1. Pengertian Modal Kerja ... 28

3.2.2. Konsep Modal Kerja ... 32

3.2.3. Jenis Modal Kerja ... 33

3.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 34

3.3. Pengelolaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Likuiditas 36

3.3.1. Analisis Rasio Likuiditas ... 36

3.3.2. Keterkaitan Modal Kerja dengan Likuiditas ... 40

3.4. Pengelolaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilit as ... 41

3.4.1 Analisis Rasio Profitabilitas ... 41

3.4.2 Keterkaitan Modal Kerja dengan Profitabilitas... 43

(7)

3.4.3 Analisis Rasio Aktivitas Modal Kerja... 46

3.5. Sumber Modal Kerja dan Penggunaan Modal Kerja ... 51

3.5.1 Sumber Modal Kerja ... 51

3.5.2 Penggunaan Modal Kerja ... 53

3.5.3 Struktur Modal Kerja ... 55

3.5.4 Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 60

3.5.5 Standar Pengukuran Modal Kerja ... 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

4.1 Kesimpulan ... 70

4.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 75

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Perkembangan Modal Kerja, likuiditas dan profitabilitas... 3

1.2. Jadwal Kegiatan ... 6

3.1. Laporan Posisi Keuangan PT. Mandom Indonesia, Tbk ... 28

3.2. Laporan Laba Rugi PT. Mandom Indonesia, Tbk ... 29

3.3. Perhitungan current ratio tahun 2017-2019 ... 37

3.4. Perhitungan quick ratio tahun 2017-2019 ... 38

3.5. Perhitungan cash ratio tahun 2017-2019 ... 39

3.6. Perhitungan cash turnover tahun 2017-2019 ... 40

3.7. Perhitungan return on assets tahun 2017-2019 ... 41

3.8. Perhitungan net profit margin tahun 2017-2019 ... 42

3.9. Perhitungan return on investment tahun 2017-2019 ... 43

3.10. Perhitungan return on equity tahun 2017-2019 ... 44

3.11. Perhitungan fixed asset turnover tahun 2017-2019 ... 46

3.12. Perhitungan inventory turnover tahun 2017-2019 ... 47

3.13. Perhitungan days of receivable tahun 2017-2019 ... 48

3.14. Perhitungan working capital turnover tahun 2017-2019 ... 49

3.15. Perhitungan total asset turnover tahun 2017-2019 ... 50

3.16. Rasio Aktivitas Modal Kerja periode 2017-2019 ... 50

3.17. Laporan Posisi Keuangan Perbandingan 2017-2018 ... 55

3.18. Laporan Posisi Keuangan Perbandingan 2018-2019 ... 58

3.19. Laporan Perubahan modal kerja tahun 2017-2018 ... 62

3.20. Laporan Perubahan modal kerja tahun 2018-2019 ... 63

3.21. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2017- 2018 ... 65

3.22. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2018- 2019 ... 66 3.23. Standar Pengukuran Modal Kerja PT.Mandom Indonesia,Tbk 68

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1. Logo PT. Mandom Indonesia, Tbk ... 12 2.2. Struktur Organisasi PT. Mandom Indonesia, Tbk ... 14

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi PT. Mandom

Indonesia, Tbk Tahun 2017-2019 ... 77 2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Konsolidasian PT. Mandom Indonesia, Tbk Tahun 2017 –

2019 ... 80

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perusahaan pada umumnya perlu memberikan perhatian khusus dalam hal pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerja agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimum dari pemanfaatan potensi yang dimilikinya dengan baik yang dapat dikelola secara efektif dan efisien. Dalam praktiknya dana yang dimiliki perusahaan, baik dana pinjaman maupun modal sendiri, dapat digunakan untuk dua hal. Pertama, digunakan untuk keperluan investasi. Artinya dana tersebut digunakan untuk membeli atau membiayai aktiva tetap dan bersifat jangka panjang. Kedua, dana digunakan untuk membiayai modal kerja yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku untuk produksi, pembelian persediaan dan membayar biaya-biaya operasional lainnya. Dana yang digunakan sehari-hari untuk kegiatan operasional perusahaan yang disebut modal kerja.

Menurut Kasmir (2018:265) modal kerja bersih atau sering disebut net working capital merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek). Setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya.

Kemudian, dengan terpenuhinya modal kerja, perusahaan juga dapat memaksimalkan profitabilitasnya.

(12)

Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab utama setiap manajer keuangan. Manajer keuangan harus lebih teliti dalam pengawasan modal kerja agar sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif di masa yang akan mendatang. Seorang manajer keuangan harus menghindari adanya kelebihan dan kekurangan modal kerja. Jika terjadi kelebihan modal akan mengakibatkan dana menganggur dan mengabaikan kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal. Selain itu jika kekurangan modal, perusahaan tidak bisa melangsungkan kegiatan operasionalnya dan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan perusahaan. Maka dari itu, diperlukan perhitungan dan pengelolaan yang tepat pada modal kerja agar menghasilkan tujuan perusahaan yang optimal.

Kinerja perusahan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Menurut Kasmir (2018:129) rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Rasio likuiditas sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2018:210) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Besarnya keuntungan suatu perusahaan harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan asal untung. Untuk mengukur

(13)

tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas.

PT. Mandom Indonesia, Tbk merupakan perusahan yang bergerak di bidang pembuatan dan perdagangan kosmetik, parfum, bahan pembersih dan wadah plastik. PT. Mandom Indonesia, Tbk tidak terlepas dari dari kebutuhan pengelolaan modal kerja yang lebih baik. Pengelolaan modal kerja yang baik akan terhindar dari kekurangan maupun kelebihan modal kerja. Kekurangan dan kelebihan modal kerja menggambarkan perusahaan kurang efektif dalam mengelola modal kerjanya dan akan menimbulkan kerugian. Dengan timbulnya kerugian, maka kesempatan perusahaan dalam memperoleh laba atau profitabilitas akan sia-sia. Berikut ini disajikan perkembangan modal kerja PT. Mandom Indonesia, Tbk tahun 2017 – 2019.

Tabel 1.1

Perkembangan modal kerja, likuiditas dan profitabilitas Periode 2017 – 2019 (Dalam bentuk Rupiah)

Tahun Aktiva Lancar

Hutang

Lancar Modal Kerja

Rasio Likuidit

as

Rasio Profit

abilit as 2017 1.276.478.591 259.806.845 1.016.671.745 164,94% 6,61%

2018 1.333.428.311 227.508.966 1.105.919.344 160,83% 6,53%

2019 1.428.191.709 255.852.750 1.172.338.958 110,44% 5,17%

Sumber : Data Diolah (2020)

Dari tabel 1.1 dapat dilihat aktiva lancar pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 4,46%, pada tahun 2018 ke tahun 2019 meningkat sebesar 7,11%. Selanjutnya pada hutang lancar pada tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 12,43%, pada tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami peningkatan kembali sebesar 12,45%. Terjadinya kenaikan atau

(14)

penurunan modal kerja disebabkan adanya perubahan unsur-unsur modal kerja itu sendiri. Modal kerja berubah apabila aktiva lancar dan utang lancar berubah. Pada tabel 1.1 diatas menjelaskan modal kerja pada tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 8,77% dan pada tahun 2018 ke 2019 mengalami peningkatan sebesar 6%. Rasio likuiditas, cash ratio perusahaan pada tahun 2017 sebesar 164,94% dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 160,83% akan tetapi pada tahun 2019 current ratio menjadi menurun sebesar 110,44% dapat diketahui bahwa pengelolaan modal pada PT. Mandom Indonesia, Tbk masih belum baik atau tepat Rasio kas dalam Tabel 1.1 menunjukkan terlalu besar ketersediaan kas pada perusahaan, Semakin besar rasio kas dapat menjadikan perusahaan tidak efektif dalam menggunakan dana yang tersedia sehingga perusahaan kurang produktif dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas, net profit margin pada tahun 2017 sebesar 6,61%. Tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 6,53% dan pada tahun 2019 juga mengalami penurunan sebesar 5,17%.

Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, PT. Mandom Indonesia, Tbk tidak selalu sempurna dalam berbagai masalah yang dapat mengganggu pelaksanaan dari berbagai usahanya dalam meningkatkan likuiditas dan profitabilitas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis Pengelolaan Modal Kerja untuk Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah

(15)

a. Bagaimana analisis sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan pada PT. Mandom Indonesia, Tbk?

b. Bagaimana pengelolaan modal kerja dalam meningkatkan likuiditas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk?

c. Bagaimana pengelolaan modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui pengelolaan modal kerja dalam meningkatkan likuiditas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk.

b. Mengetahui pengelolaan modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk.

c. Mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan pada PT.

Mandom Indonesia, Tbk.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk : a. Bagi Peneliti

Penulisan ini bermanfaat dalam mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh oleh penulis selama masa perkuliahan, khususnya mengenai serta pengelolaan modal kerja pada manajemen keuangan. Serta meningkatkan wawasan penulis dalam pemanfaatan modal kerja dengan mengukur menggunakan analisis rasio likuiditas dan profitabilitas di perusahaan.

(16)

b. Bagi PT. Mandom Indonesia, Tbk.

Sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut yang berkaitan dengan perencanaan serta pengendalian modal kerja.

c. Bagi Pihak Lain

Bagi pihak lain, penulis mengharapkan agar tulisan ini bisa menjadi bahan referensi dalam penelitian-penelitian mengenai Pengelolaan Modal Kerja dalam meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas pada perusahaan- perusahaan lainnya.

1.5 Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada PT. Mandom Indonesia, Tbk.

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan penelitian pada bulan April Tahun 2020. Peneliti melakukan penelitian pada website Bursa Efek Indonesia dan PT.

Mandom Indonesia, Tbk. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan April Mei

I II III IV I II III IV

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

3. Penulisan

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

(17)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini membahas sejarah ringkas, visi dan misi perusahaan, budaya perusahaan, logo perusahaan, struktur organisasi, job description, kegiatan usaha, jaringan usaha, kinerja terkini perusahaan dan rencana kegiatan pada PT.

Mandom Indonesia, Tbk.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai pengertian laporan keuangan, jenis laporan keuangan, pengertian modal kerja, konsep modal kerja, jenis-jenis modal kerja, faktor yang mempengaruhi modal kerja, sumber-sumber modal kerja, penggunaan modal kerja, pengertian rasio likuiditas, struktur modal kerja, analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio likuiditas, analisis rasio profitabilitas, analisis rasio aktivitas modal kerja dan keterkaitan antara modal kerja dengan likuiditas dan profitabilitas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk.

(18)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai pengelolaan modal kerja untuk meningkatkan likuiditas dan profitabilitas diukur dengan rasio keuangan, laporan perubahan modal kerja serta laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Mandom Indonesia, Tbk.

(19)

BAB II

PROFIL PT. MANDOM INDONESIA, Tbk 2.1 Sejarah PT. Mandom Indonesia, Tbk

PT. Mandom Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 5 November 1969 dengan nama PT. Tancho Indonesia Co, Ltd dan berdiri sebagai perusahaan joint venture antara Mandom Corporation, Jepang dan PT. The City Factory. Dengan Akta Pendirian No. 14 tanggal 5 Nopember 1969 yang diubah dengan Akta Perubahan No. 84 tanggal 28 Oktober 1970 yang mendapat pengesahan melalui Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.J.A.5/150/18 tanggal 28 Nopember 1970. Seiring berjalannya waktu, perusahan beberapa kali mengalami pergantian nama diantaranya antara lain pada 06 Mei 1997 dengan nama PT.

Tancho Indonesia, Tbk. dan pada 2 November 2000 menjadi PT. Mandom Indonesia, Tbk. Perubahan nama dan logo PT. Mandom Indonesia, Tbk efektif berlaku sejak 1 Januari 2001.

Pada tahun 1993, perseroan menjadi perusahaan ke-167 dan perusahaan joint venture Jepang ke-11 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Pada tahun 1997 perseroan melakukan stock split dari Rp 1.000/saham menjadi Rp 500/saham. Hingga saat ini saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 201.066.667 saham, dimana sebanyak 25,7% atau 51.722.792 saham dimiliki oleh masyarakat.

Kegiatan produksi komersial perseroan dimulai pada tahun 1971 dimana pada awalnya perseroan menghasilkan produk perawatan rambut, kemudian perseroan memproduksi produk baru yaitu berbagai rupa produk kosmetik, wangi-

(20)

wangian, toiletries, bahan pembersih/perbekalan kesehatan rumah tangga, kemasan plastik dan barang-barang dari plastik lainnya. Kegiatan usaha penunjang perseroan yakni melakukan ekspor, impor dan distribusi barang-barang dagangan produk. Perseroan memiliki 2 fasilitas produksi yang berada di kawasan industri. Factory 1 merupakan tempat pembuatan produk mulai dari pencampuran bahan baku, filling, hingga pengepakan. Sementara itu, factory 2 merupakan tempat untuk produksi kemasan plastik dan logistic center. Pemilihan lokasi Factory 1 dan Factory 2 yang berada dalam satu kawasan industri dengan tujuan untuk membuat proses produksi akan semakin efektif dan efisien.

Perseroran memunculkan beberapa produk yang terus eksis sampai sekarang diantaranya untuk pasar domestrik yakni merek Gatsby, Pixy dan Pucelle. Untuk pasar Internasional dalam penjualan ekspor, perseroan juga memunculkan produk lain dengan merek Junsui, Miyami Moist & Matte Lipstick, Tancho, Mandom, Spalding, Lovillea, Miratone, Fresh and Fresh dan juga beberapa merek yang khusus diproduksi untuk ekspor.

Selain pasar domestik, Perseroan juga mengekspor produk-produknya ke beberapa Negara antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan lain-lain. Melalui UEA, produk-produk Perseroan di re- ekspor ke berbagai Negara di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur.

(21)

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi PT. Mandom Indonesia, Tbk

Mandom adalah perusahaan yang berorientasi pada manusia, Dipandu oleh konsep unik kami tentang “Sehat, Bersih, dan Indah”, kami dengan penuh keyakinan akan menantang batas untuk bisa menghadirkan inspirasi dan kesan dalam kehidupan anda.

2.2.2 Misi PT. Mandom Indonesia, Tbk

1. Menciptakan nilai gaya hidup bersama konsumen, untuk konsumen

Dengan menciptakan kesan dan inspirasi kepada konsumen, kita harus menyadari bahwa seluruh aktivitas perusahaan berawal dan berakhir pada konsumen. Untuk itulah dalam segala tindakan, kita harus selalu menempatkan konsumen sebagai pertimbangan utama dan tidak pernah lupa bahwa kita pun adalah konsumen.

2. Challenge, Change dan Innovation

Memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru atau menghadapi sesuatu yang sulit sebagai implementasi dari “challenge”. Untuk mewujudkan kondisi masa depan yang diinginkan, kita tidak segan untuk melakukan “change” terhadap tata cara atau sistem yang ada saat ini. Pada akhirnya, akan mampu melakukan “innovation” untuk menciptakan nilai yang baru.

(22)

3. Partisipasi Aktif Karyawan

Yang disebut partisipasi aktif karyawan adalah keikutsertaan setiap individu di dalam organisasi dengan memainkan perannya masing- masing.

4. Tanggung jawab sosial dan Sustainability

Berusaha mendengarkan pendapat orang lain dengan cara komunikasi dua arah yakni menerima dan menghormati pendapat nilai dan gaya hidup masyarakat. Berusaha menciptakan masyarakat yang baik dan berkelanjutan (sustainable).

5. Human Assets

Orang-orang yang bekerja bersama dalam mendukung perusahaan adalah aset yang sangat berharga dan membentuk perusahaan yang berbasiskan manusia.

2.3 Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah nilai-nilai yang menjadi panduan bagi manajemen dan karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan filosofi perusahaan. Di Tahun 2017, Group Mandom menyusun ulang sistem filosofi perusahaan dan menetapkannya sebagai suatu filosofi baru yang berperan sebagai sebuah misi yang harus dipenuhi oleh Mandom di dalam kehidupan bermasyarakat. Filosofi baru ini didasarkan pada Mandom Spirit yang telah dipelihara sepanjang waktu serta filosofi perusahaan yang selalu dipertahankan sejak perusahaan didirikan dan juga meliputi budaya perusahaan

(23)

yang diharapkan dapat terus dilestarikan. Adapun budaya perusahaan adalah sebagai berikut :

Mandom Spirit yaitu pondasi yang terbentuk sejak pendirian perusahaan dan akan diwariskan kepada generasi berikutnya yang meliputi :

a. Memberi Manfaat (Oyakudachi)

Menghadirkan kebahagiaan untuk konsumen dan rekan bisnis melalui kreativitas dan ide orisinal, inilah yang kita sebut dengan Oyakudachi. Dari rasa bahagia itu diperoleh imbalan berupa laba/keuntungan yang kita kembalikan kepada stakeholder, inilah yang kita sebut jiwa Oyakudachi.

b. Menjunjung Tinggi Kemanusiaan

Menjunjung tinggi kemanusiaan berarti memiliki jiwa yang dipenuhi rasa cinta, saling percaya, dan peduli terhadap sesama.

c. Kebebasan dan Keterbukaan

Kebebasan dan keterbukaan adalah gambaran kondisi perusahaan kita yang memiliki budaya terbuka, terbebas, dari ikatan hirarki, dan mendorong karyawan untuk mengutarakan pendapat serta mengambil inisiatif untuk bertindak.

2.4 Logo PT. Mandom Indonesia, Tbk

Logo adalah lambang dari sebuah perusahaan atau produk dan logo juga merupakan simbol yang memberikan penjelasan tentang citra dari perusahaan dan produk atau yang lebih dikenal dengan produk branding atau corporate identity.

(24)

Sumber : PT. Mandom Indonesia, Tbk (Tahun 2020)

Gambar 2.1

Logo PT. Mandom Indonesia, Tbk

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan tempat atau wadah dari sekumpulan orang yang melaksanakan kegiatan dengan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Agar kerjasama tersebut dapat berjalan dengan baik, maka perlu adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Dalam organisasi perlu adanya struktur organisasi, struktur organisasi ini menggambarkan bagaimana hubungan garis wewenang dan tanggung jawab dari seluruh aktivitas organisasi perusahaan. Organisasi perusahaan disusun menurut kebutuhan kegiatan usahanya untuk mencapai suatu tujuan, dimana unit kerja itu saling mendukung satu sama lain sehingga membentuk sistem kerja yang baik.

Adapun bentuk struktur organisasi PT. Mandom Indonesia, Tbk yaitu struktur organisasi garis, yang perlimpahan wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian departemen yang bersangkutan.

Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Menciptakan komunikasi yang baik antar Pimpinan dan bawahan.

(25)

2. Terjalinnya kerjasama yang baik antar divisi untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Adanya tanggung jawab yang diperoleh masing-masing karyawan.

Struktur organisasi PT. Mandom Indonesia, Tbk sebagai berikut :

Sumber : PT. Mandom Indonesia, Tbk (Tahun 2020)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Mandom Indonesia, Tbk 2.6 Job Description

Pembagian tugas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk dalam menjalankan fungsinya guna mencapai tujuan, adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

a. Menyetujui kebijakan dan rencana bisnis serta anggaran tahunan Perseroan;

b. Memberikan rekomendasi kepada RUPS mengenai perubahan susunan anggota Direksi;

(26)

c. Mengawasi kinerja bulanan Perseroan termasuk kinerja keuangan dan pelaporan kuartalan kepada OJK;

d. Menetapkan gaji dan tunjangan dan/atau penghasilan lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

2. Presiden Direktur/ CEO

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional Perseroan dan secara langsung membawahi Divisi Audit Internal;

b. Sebagai Kepala Unit Domestik Sales dan Kepala Unit International Sales.

3. Direktur Managing Senior

a. Bertugas sebagai Kepala Unit Produksi.

b. Penanggung jawab Finance, Accounting & Tax, dan Management Planning.

4. Direktur

a. Penanggung jawab Human Resources dan General Affairs.

b. Penanggung jawab sales admin, planning, dan procurement.

c. Penanggung jawab quality control, domestic control, Factory dan Product development dan A&P.

5. Komite Audit

a. Penelaahan atas Laporan Keuangan.

b. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi.

c. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara Manajemen dan Akuntan, atas jasa yang diberikannya.

(27)

6. Sekretaris

a. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang- undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Pasar Modal secara tepat waktu c. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola

perusahaan.

d. Mengkoordinasikan pembagian dividen.

7. Audit Internal

a. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;

b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.

c. Bekerja sama dengan Komite Audit.

d. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.

8. Divisi Financial Control

a. Melakukan pencatatan dengan sistem pembukuan / Prinsip akuntansi yang benar sesuai dengan sistem pelaporan keuangan.

b. Pengendalian atas proses tutup buku laporan keuangan mencakup prosedur dan kebijakan akuntansi untuk menyusun laporan keuangan.

9. Divisi IT Control

(28)

a. Pengendalian atas penggunaan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan dengan ruang lingkup pengendalian IT (IT Company Level Control) yang meliputi;

b. Pengendalian dan pemeliharaan sistem, keamanan informasi, sistem operasi dan service level.

2.7 Kegiatan Usaha

Proses produksi merupakan salah satu aspek penting dalam bisnis Perseroan. Oeh karenanya, Perseroan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam proses produksi yang dilakukan agar dapat menghasilkan produk dengan kualitas terbaik bagi konsumen. Dalam hal perbaikan pada segi produksi, Perseroan secara berkelanjutan terus berupaya meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Wujud komitmen Perseroan untuk menghadirkan produk dengan kualitas terbaik bagi konsumen, bukan hanya sesuai dengan standar internasional, namun juga sesuai dengan kaidah-kaidah agama dengan melakukan sertifikasi Halal untuk produk-produknya.

Proses produksi untuk produk-produk Perseroan pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Proses persiapan bahan baku

Proses persiapan bahan baku mencakup penerimaan bahan baku dan pemeriksaan di Laboratorium Quality Control sebelum disimpan di gudang.

Dalam proses ini, bahan baku halal dan non-halal dipisahkan, yang kemudian dilakukan proses produksi secara terpisah.

(29)

2. Proses pengolahan/pengadukan

Proses ini mencakup penimbangan bahan baku sesuai dengan formula yang akan dibuat, kemudian dilakukan pengadukan dengan menggunakan mixer atau vacuum emulsion mixer. Produk yang telah melalui tahapan ini kemudian diperiksa untuk menjamin bahwa produk tersebut sesuai dengan spesifikasi dan bisa dilakukan proses selanjutnya.

3. Proses filling up (pengemasan primer)

Proses ini meliputi proses pengisian produk ke dalam kemasan, pada tahap ini juga dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Quality Control.

4. Proses pengepakan (pengemasan sekunder)

Proses tahap ini dilakukan pengepakan kemasan ke dalam karton box.

5. Proses pergudangan

Pada tahap ini dilakukan penyimpanan produk jadi sebelum dikirim ke distributor.

Adapun Merek utama Perusahaan Mandom, Tbk yang telah di kategorikan sesuai pangsa pasarnya, antara lain:

1. Men’s Toiletries

a. Gastby : hair shampoo, hair styling, fragrance, facial care, deodorant dan body care.

b. Mandom : fragrance, hair styling, dan spalding.

2. Ladies’ Toiletries

a. Glazelle de Pucelle : fragrance, light Make-up, fragrance, body care, dan deodorant.

(30)

b. PIXY : body care, fragrance, dan deodorant.

c. Lovillea : fragrance 98.

d. Miratone : hair color.

3. Ladies’ Cosmetics

a. Pixy UV Whitening : skin care, dan base make-up.

b. Pixy Acne Brite : skin care, dan base make-up.

c. Pixy Colors of Delight : lip make up, eye make up, cheek make up, dan nail.

d. Pixy Ultimate Make Up Cake e. Pixy Bright Matte

f. Pixy Radiant Finish Lightening Cream g. Pixy Make Up Cleanser

4. General Products

a. Johnny Andrean : hair care, hair styling 99, tancho, hair color dan hair styling.

Selain pasar domestik, Perusahaan juga mengekspor produk-produknya ke beberapa negara antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, India, Malaysia, Thailand, dan lain-lain. Melalui UEA, produk-produk Perseroan di re-ekspor ke berbagai negara di Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, dan lainlain. Produk- produk yang di Ekspor, adalah fresh ‘n fresh, axya, oxxo, style up, tanco, hair care, body care, dan hair styling.

(31)

2.8 Jaringan Usaha

1. Kantor Pusat dan pabrik utama (Head Office and Head Manufacture) dengan Pabrik utama digunakan untuk memproduksi kosmetik.

2. Kantor Perwakilan Marketing yang berlokasi di Bandung, Surabaya dan Medan.

3. Pabrik kemasan plastik yang berlokasi di kawasan MM 2100 Kota Industri Cibitung, Bekasi, Jawa Barat dan sebagai pusat logistik Cibitung.

2.9 Kinerja Usaha Terkini

Berangkat dari tahun yang penuh tantangan, Perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan di tahun 2019 sebesar 5,9% yaitu dari Rp 2,65 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 2,80 triliun. Penjualan domestik tumbuh sebesar 5,2% yaitu dari Rp 1,95 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 2,05 triliun.

Sementara itu, penjualan ekspor tumbuh 7,9% yaitu dari Rp 697,99 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 752,86 miliar. Hasil ini menunjukkan adanya perbaikan dibanding kondisi tahun 2018 yang mencatatkan penurunan penjualan dibanding tahun 2017. Namun demikian, di sisi lain, beban pokok penjualan mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan yaitu 7,2% dibanding tahun 2018. Selain itu, dibanding tahun 2018, beban usaha naik sebesar 2,4% sementara penghasilan lain- lain -- bersih turun sebesar 81,7%. Hal ini membuat laba bersih harus mencatatkan penurunan dibanding tahun 2018 yaitu sebesar 16,1%. Pencapaian laba bersih ini tentunya dibawah target yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Kondisi ini akan

(32)

menjadi fokus perbaikan Perseroan agar kedepannya, baik penjualan maupun laba bersih bisa sama-sama mencatatkan pertumbuhan.

Dari sisi penjualan ekspor, Perseroan membagi ke dalam dua grup yaitu negara-negara yang merupakan bagian dari grup perusahaan Mandom Group dan negara-negara di luar Mandom Group. Di tahun 2019, penjualan ke negara-negara Mandom Group mencatatkan pertumbuhan double digit dibanding tahun sebelumnya. Penjualan ke Malaysia, Filipina, dan negara-negara di kawasan Indochina merupakan pendorong tumbuhnya ekspor ke negara-negara Mandom Group. Melihat profil konsumen yang tidak jauh berbeda dengan pasar domestik, memperkenalkan produk-produk hits domestik ke pasar ekspor menjadi salah satu strategi penjualan ekspor ke negara-negara di kawasan ASEAN. Sementara itu, penjualan ke negara-negara di luar Mandom Group hanya mampu tumbuh single digit dibanding tahun 2018. Hambatan seperti melambatnya perekonomian India cukup berpengaruh pada penjualan ekspor di area ini. Walaupun menghadapi kendala eksternal yang tidak bisa dikontrol, Perseroan akan terus mengupayakan perbaikan penjualan ekspor dengan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen di negara-negara tujuan ekspor.

Perseroan menyadari bahwa industri barang konsumen adalah industri yang penuh dengan perubahan dan perubahan ini berlangsung dengan cepat. Baik itu perubahan dalam hal tren produk, profil konsumen, pola konsumsi, dan lain- lain.

Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami konsumen menjadi poin yang signifikan agar produk-produk Perseroan selalu menjadi top of mind bagi

(33)

konsumen. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip Perseroan yaitu ”Menciptakan nilai gaya hidup bersama konsumen, untuk konsumen”. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan kerja selalu ditekankan bahwa seluruh aktivitas Perseroan berawal dan berakhir pada konsumen. Untuk itu, dalam setiap kegiatan yang dilakukan, konsumen selalu ditempatkan sebagai pertimbangan utama namun tidak melupakan bahwa pada dasarnya, semua orang adalah konsumen, termasuk manajemen dan karyawan Perseroan.

2.10 Rencana Kegiatan

Tahun 2020 merupakan tahun pertama dari periode rencana manajemen menengah 3-Tahun yang ke-6 (MID-6). Dalam periode ini, Perseroan menetapkan

“Beyond Expectation” sebagai tema strategi bisnis yang akan berlangsung mulai tahun 2020 sampai 2022. Dengan mengusung tema tersebut, Perseroan mendorong setiap manajemen dan karyawan Perseroan untuk selalu berpikir lebih dan memberikan nilai tambah pada setiap aktivitas kerja yang dilakukan. Tidak hanya dari sisi pengembangan produk yang bisa menyediakan suatu nilai tambah bagi konsumen tapi juga nilai tambah dalam kegiatan kerja sehari-hari sehingga semangat Perseroan yaitu Oyakudachi (memberi manfaat) dapat terus dilestarikan dan diwujudkan. Adapun Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan di tahun 2020 tumbuh double digit dibanding tahun 2019.

Sementara itu, dari segi permodalan, Perseroan akan tetap menggunakan kas internal dalam melakukan pengembangan bisnis. Dalam hal kebijakan dividen, Perseroan akan menyesuaikan kebijakan dividen dengan kondisi keuangan dan juga rencana pengembangan bisnis Perseroan.

(34)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Hery (2013:19) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang isinya: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Menurut Hidayat (2018:2) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan.

Menurut Wijaya (2017:14) bagian akhir laporan tahunan perusahaan ialah catatan atas laporan keuangan yang memuat catatan dan informasi tambahan untuk melengkapi informasi yang ada dalam laporan keuangan antara lain berisikan kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan. Laporan keruangan terbagi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut:

(35)

1. Laporan posisi keuangan yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari perusahaan pada saat tertentu. Laporan posisi keuangan terdiri atas tiga unsur yaitu sebagai berikut:

a. Aset merupakan suatu bentuk sumber daya atau pun alokasi dana atau investasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis antara lain : aset lancar yaitu aset yang bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang dari 1 tahun seperti kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka dan aset lancar lainnya sedangkan aset tidak lancar yaitu aset yang memberikan manfaat lebih dari 1 tahun seperti investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tidak lancar lainnya.

b. Liabilitas merupakan utang perusahaan kepada pihak lain seperti pemasok ataupun kreditur yang wajib dilunasi perusahaan. Liabilitas dapat dikelompokkan menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut : liabilitas jangka pendek yaitu liabilitas perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 tahun seperti utang usaha, biaya yang masih harus dibayar dan utang jangka pendek lainnya sedangkan liabilitas jangka panjang yaitu liabilitas perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan dalam waktu lebih dari 1 tahun seperti utang bank, obligasi dan utang jangka panjang lainnya.

c. Laporan laba rugi yaitu laporan yang menggambarkan hasil operasi perusahaan pada periode tertentu. Laporan laba rugi meliputi transaksi

(36)

penjualan neto atau beban pokok penjualan, beban usaha dan pendapatan atau beban-beban lainnya.

d. Laporan arus kas yaitu laporan yang menggambarkan kas masuk dan kas keluar dalam periode tertentu. Laporan arus kas berdasarkan sumber dan penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

e. Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan yang menggambarkan rincian dari posisi ekuitas perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Menurut Warren (2012:22) urutan laporan keuangan biasanya disiapkan dan karakteristik data yang disajikan dalam setiap laporan adalah sebagai berikut:

1. Laporan Laba Rugi (Income statements) – ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu periode tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun.

2. Laporan ekuitas pemilik (statement of owner’s equity) – Ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun.

3. Neraca (balance sheet) – Daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu.

4. Laporan Arus Kas (statement of cash flows) – Ringkasan dari penerimaan dan pembayaran kas untuk periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun. Adapun Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia, Tbk disajikan dalam tabel berikut :

(37)

Tabel 3.1

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. MANDOM INDONESIA, TBK PERIODE 31 DESEMBER 2017 – 2019

(Dalam bentuk Rupiah)

KETERANGAN TAHUN

2017 2018 2019

ASET

ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas 431.573.583.550 369.170.524.762 285.755.312.130 Investasi 3.028.569.816 3.264.059.759 3.175.806.183 Piutang Usaha

Pihak Berelasi 378.597.630.625 372.943.508.175 426.033.343.382 Pihak Ketiga 19.872.254.601 14.257.300.359 24.770.926.780 Piutang Lain-lain 2.646.918.797 3.433.372.190 2.628.618.860 Persediaan – bersih 422.625.745.680 542.466.904.015 677.051.920.275 Uang Muka 1.185.637.667 7.043.137.718 1.373.856.173 Biaya dibayar dimuka 7.617.438.688 8.170.843.126 7.401.925.525 Pajak dibayar dimuka 9.330.812.118 12.678.661.082 - Jumlah Aset Lancar 1.276.478.591.542 1.333.428.311.186 1.428.191.709.308 ASET TIDAK

LANCAR

Piutang lain-lain 1.301.910.239 1.728.025.454 974.612.696 Biaya dibayar dimuka

– setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo setahun

749.147.478 721.704.385 518.340.896

Asset Pajak tangguhan 59.494.124.314 50.257.771.847 48.268.410.677 Aset tetap – setelah

dikurangi akumulasi penyusutan

964.642.806.296 998.708.967.039 938.300.134.590

Estimasi Tagihan Pajak Penghasilan

- - 55.365.892.322

Perangkat lunak komputer

51.933.576.055 50.651.611.322 70.366.701.362 Uang Jaminan 7.207.033.506 9.647.120.568 9.206.819.088 Jumlah Aset Tidak

Lancar

1.085.328.597.888 1.111.715.200.615 1.123.000.911.631 Jumlah ASET 2.361.807.189.430 2.445.143.511.801 2.551.192.620.939 LIABILITAS DAN

EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Usaha

Pihak Berelasi 4.058.327.218 5.366.092.105 3.651.209.598 Pihak Ketiga 59.183.511.889 67.487.721.394 90.818.435.732 Utang lain-lain pada

pihak ketiga

45.734.804.548 24.915.446.884 33.139.575.841 Utang Pajak 34.139.207.887 17.338.516.336 16.847.090.588

(38)

KETERANGAN TAHUN

2017 2018 2019

Pihak Berelasi 10.927.771.415 9.654.255.688 14.373.468.662 Pihak Ketiga 105.763.222.886 102.746.934.044 97.022.970.442 Jumlah Liabilitas

Jangka Pendek

259.806.845.843 227.508.966.451 255.852.750.863 LIABILITAS

JANGKA PANJANG

Liabilitas imbalan kerja 240.909.629.347 242.192.729.452 273.301.915.731 Jaminan pelanggan 2.764.377.816 2.978.650.759 2.894.137.183 Jumlah Liabilitas

Jangka Panjang

243.674.007.163 245.171.380.211 276.196.052.914 JUMLAH

LIABILITAS

503.480.853.006 472.680.346.662 532.048.803.777 EKUITAS

Modal Saham 100.533.333.500 100.533.333.500 100.533.333.500 Tambahan Modal

disetor

188.531.610.794 188.531.610.794 188.531.610.794 Revaluasi Aset

keuangan yang tersedia untuk dijual

133.256.500 154.473.500 150.733.500

Saldo Laba Ditentukan penggunaannya

20.106.666.700 20.106.666.700 20.106.666.700 Tidak ditentukan

penggunaannya

1.549.021.468.930 1.663.137.080.645 1.709.821.472.668 Jumlah Ekuitas 1.858.326.336.424 1.972.463.165.139 2.019.143.817.162 Jumlah Liabilitas dan

Ekuitas

2.361.807.189.430 2.445.143.511.801 2.551.192.620.939 Sumber : Data Diolah (2020)

(39)

Tabel 3.2

LAPORAN LABA RUGI PT. MANDOM INDONESIA, TBK PERIODE 31 DESEMBER 2017–2019

(Dalam Bentuk Rupiah)

KETERANGAN TAHUN

2017 2018 2019

Penjualan Bersih 2.706.394.847.919 2.648.754.344.34 7

2.804.151.670.769 Beban Pokok

Penjualan

(1.699.417.758.295) (1.747.787.915.93 5)

(1.873.937.759.675) Laba Bruto 1.006.977.089.624 900.966.428.412 930.213.911.094 BEBAN USAHA

Beban Penjualan

568.987.731.498 492.254.888.626 510.131.022.209 Beban Umum

dan Administrasi

212.668.813.623 229.749.812.470 229.289.192.021

Jumlah Beban Usaha

781.656.545.121 722.004.701.096 739.420.214.230 LABA USAHA 225.320.544.503 178.961.727.316 190.793.696.864 Penghasilan

(beban) lain-lain Penghasilan Bunga

16.775.681.888 21.065.143.694 12.636.033.410 Keuntungan

(kerugian) atas penjualan/pengha pusan asset tetap – bersih

(1.441.609.910) 860.134.040 506.524.989

Kerugian/keuntun gan penurunan nilai persediaan

(3.029.851.107) - -

Keuntungan (kerugian) penjualan mata uang kurs asing – bersih

1.272.931.765 4.307.734.542 (1.725.291.961)

Lain-lain – bersih 4.185.348.648 29.431.215.072 (1.218.605.208) Penghasilan lain-

lain Bersih

17.762.501.284 55.664.227.348 10.198.661.230 LABA

SEBELUM PAJAK

243.083.045.787 234.625.954.664 200.992.358.094

BEBAN PAJAK

Pajak kini (73.658.077.000) (60.174.660.250) (49.001.451.250) Pajak tangguhan 9.701.413.281 (1.401.851.658) (6.841.562.283) Beban Pajak (63.956.663.719) (61.576.511.908) (55.843.013.533)

(40)

KETERANGAN TAHUN

2017 2018 2019

LABA BERSIH TAHUN

BERJALAN

179.126.382.068 173.049.442.756 145.149.344.561

Sumber : Data Diolah (2020)

3.2 Modal Kerja (Working Capital) 3.2.1 Pengertian Modal Kerja

Menurut Anwar (2019:27) Setiap perusahaan memerlukan sumber dana yang akan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Kebutuhan perusahaan umumnya terdiri dari dua macam, yaitu kebutuhan untuk membiayai kegiatan investasi (investment) dan kebutuhan untuk membiayai modal kerja (working capital).

Kegiatan pembiayan modal kerja adalah kegiatan untuk membiayai pengeluaran dana yang digunakan untuk keperluan perusahaan sehari-hari. Keperluan sehari- hari itu dikenal juga dengan kegiatan operasional. Jadi modal kerja adalah alokasi dana untuk pembiayaan operasional perusahaan. Kegiatan operasional umumnya berjalan harian hingga waktu yang berlangsung maksimal satu tahun. Modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover) dan perputaran persediaan (inventory turnover).

Kegiatan operasional perusahaan sehari-hari atau pengelolaan modal kerja perusahaan ini merupakan salah satu kegiatan yang paling penting dan aktivitas yang memerlukan perhatian penuh dari manajer keuangan. Pentingnya pengelolaan modal kerja ini disebabkan oleh sifat modal kerja itu sendiri yang membutuhkan perhatian sehari-hari sehingga cenderung bersifat daily and time consuming activities (kegiatan sehari-hari dan membutuhkan waktu yang lama).

Kesalahan perusahaan dalam kebijakan modal kerjanya akan berakibat pada

(41)

perolehan pendapatan yang berkurang atau pada penambahan biaya operasi perusahaan yang mengakibatkan perusahaan mengalami pengurangan laba atau bahkan mengalami kerugian.

Ilmu manajemen keuangan melalui manajemen modal kerja mencoba mengarahkan manajer keuangan agar membuat keseimbangan atas pos-pos modal kerja perusahaan sedemikian rupa sehingga perusahaan mencapai tingkat optimalisasi pengelolaan modal kerjanya.

Menurut Syamsuddin (2013:200) Manajemen modal kerja berkenaan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar).

Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan “tingkat modal kerja yang memuaskan”, maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (bangkrut).

Menurut Syamsuddin (2013:202) Net Working Capital atau modal kerja bersih perusahaan seringkali didefinisikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Selama aktiva lancar melebihi jumlah utang lancar, maka berarti perusahaan memiliki net working capital tertentu, di mana jumlah ini sangat ditentukan oleh jenis usaha dari masing-masing perusahaan.

3.2.2 Konsep Modal Kerja

Menurut Kasmir (2018:250) pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

(42)

1. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.

3. Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun. Akan tetapi dalam kenyataannya terkadang kejadianya tidak selalu demikian.

3.2.3 Jenis Modal Kerja

Menurut Arifin (2018:3) jenis-jenis modal kerja terbagi menjadi :

(43)

1. Modal kerja permanen (permanent working capital) adalah modal kerja yang harus terus ada pada perusahaan untuk dapat terus menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen dibedakan menjadi :

a. Modal kerja primer yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas perusahaan.

b. Modal kerja normal yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi.

2. Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dibedakan menjadi :

a. Modal kerja musiman adalah modal kerja yang jumlahnya berubah ubah yang disebabkan fluktuasi musim.

b. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah karena fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

3.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Menurut Mulyawan (2015:165) dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Sifat umum atau tipe perusahaan mempunyai perbedaan kebutuhan modal kerja. Misalnya, antara perusahaan jasa dan perusahaan industri ataupun

(44)

perusahaan perdagangan perusahaan. Dalam bidang industri membutuhkan modal kerja yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan bidang jasa ataupun perdagangan. Hal ini karena dalam produksi barang perusahaan industri membutuhkan investasi bahan baku barang, setengah jadi, dan barang jadi untuk menjamin semua kelancaran perusahaan.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut. Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan barang yang akan dijual ataupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dibutuhkan untuk memproduksi, semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.

3. Tingkat perputaran persediaan. Tingkat ini menunjukkan bahwa beberapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali semakin tinggi. Tingkat perputaran suatu persediaan maka semakin rendah jumlah modal kerja yang diinvestasikan dalam persediaan.

4. Tingkat perputaran piutang. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk dibutuhkan juga bergantung pada lamanya waktu yang diperlukan untuk menjadikan piutang menjadi uang kas waktu penarikan yang lebih singkat akan memperkecil modal kerja yang ditanamkan pada piutang tersebut.

5. Pengaruh konjungtor. Pada periode makmur aktivitas perusahaan meningkat dan persediaan perusahaan cenderung membeli barang-barang yang lebih banyak karena harga yang masih rendah. Dengan meningkatnya

(45)

persediaan jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan semakin banyak akan tetapi pada periode depresi perusahaan berusaha secepatnya menjual barang-barangnya dan menagih pembayaran atas piutang-piutangnya kemudian memanfaatkan uang yang diperoleh untuk membeli surat-surat berharga melunasi utang atau menutup kerugian.

6. Derajat risiko. Kemungkinan menurunnya harga jual aktivitas aktiva jangka pendek resiko kerugian yang semakin besar sebagai akibat menurunnya nilai dibandingkan dengan harga buku dari surat-surat berharga persediaan barang dan piutang akan menyebabkan semakin besar sebagai akibat menurunnya nilai dibandingkan dengan harga buku dari surat-surat berharga persediaan barang dan piutang. Akan menyebabkan semakin besar pula jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk membayar harga dan melunasi utang jangka panjang atau hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo.

7. Pengaruh musim. Perusahaan yang penjualannya dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang maksimum untuk waktu relatif pendek modal kerja dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelaskan puncak penjualannya.

8. Kredit rating dari perusahaan jumlah modal kerja baik kas maupun surat- surat berharga yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan bergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.

(46)

3.3 Pengelolaan Modal Kerja Dalam Meningkatkan Likuiditas 3.3.1 Analisis Rasio Likuiditas

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya.

Menurut Kasmir (2018:130) Rasio likuiditas atau sering disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Berikut adalah rata-rata standar industri perusahaan dan analisa rasio likuiditas pada PT. Mandom Indonesia, Tbk untuk mengukur kemampuan, yaitu :

a. Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio yang dapat digunakan sebagai berikut.

Sumber: Kasmir (2018:135)

Current Ratio = 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x 100%

(47)

Tabel 3.3

Perhitungan current ratio tahun 2017 – 2019 (dalam Rupiah)

Tahun Aktiva Lancar Utang lancar CR Standar

Industri 2017 1.276.478.541.542 259.806.845.843 491% 200%

2018 1.333.428.311.186 227.508.966.451 586% 200%

2019 1.428.191.709.308 255.852.750.863 558% 200%

Sumber : Data Diolah (2020)

Berdasarkan rasio lancar atau current ratio pada PT. Mandom Indonesia, Tbk, jika rata-rata standar industri untuk current ratio adalah 200%, Current ratio pada PT. Mandom Indonesia, Tbk tahun 2017 sebesar 491%. Pada tahun 2018 current ratio sebesar 586% mengalami peningkatan 95% dari tahun 2017 dan pada tahun 2019 current ratio sebesar 558% mengalami penurunan sebesar 28% dari tahun 2018. Keadaan perusahaan dikatakan sangat baik karena berada diatas standar rata-rata industri.

b. Rasio cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (Quick Ratio) adalah untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid.

Rumus untuk menghitung Quick Ratio adalah sebagai berikut.

Sumber: Kasmir (2018:136)

Tabel 3.4

Perhitungan Quick Ratio Tahun 2017 – 2019 (dalam Rupiah)

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Utang Lancar QR Standar Industri 2017 1.276.478.541.

542

422.625.745.6 80

259.806.845.843 328% 150%

2018 1.333.428.311.

186

542.466.904.0 15

227.508.966.451 347% 150%

Quick ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 −𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

(48)

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Utang Lancar QR Standar Industri 2019 1.428.191.709.

308

677.051.920.2 75

255.852.750.863 293% 150%

Sumber : Data Diolah (2020)

Berdasarkan analisis Quick Ratio diatas, jika rata-rata industri untuk quick ratio adalah 150%, maka quick ratio pada tahun 2017 sebesar 328%. Pada tahun 2018 Quick ratio sebesar 347%, mengalami peningkatan sebesar 19%. sedangkan pada tahun 2019 293% dan mengalami penurunan sebesar 54% dari tahun sebelumnya.

Hal ini masih dikatakan sangat baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus menjual persediaan bila hendak melunasi utang lancar, tetapi dapat menjual surat berharga atau piutang yang belum tertagih.

c. Rasio kas (cash ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).

Rumus untuk Cash ratio yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

Sumber: Kasmir (2018:139)

Tabel 3.5

Perhitungan Cash ratio tahun 2017 – 2019 (dalam Rupiah)

Tahun Kas Efek Utang Lancar CR Standar

Industri 2017 431.573.583.5

50

3.028.569.81 6

259.806.845.843 164,94

%

50%

2018 369.170.524.7 62

3.264.059.75 9

227.508.966.451 160,83

%

50%

Cash Ratio = 𝐾𝑎𝑠−𝑠𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x 100%

(49)

Tahun Kas Efek Utang Lancar CR Standar Industri 2019 285.755.312.1

30

3.175.806.18 3

255.852.750.863 110,44

%

50%

Sumber : Data Diolah (2020)

Berdasarkan Cash Ratio diatas, menurut Kasmir (2018:50) jika rata-rata standar industri untuk cash ratio adalah 50%, maka cash ratio pada Tahun 2017 sebesar 164,94%. Pada tahun 2018 sebesar 160,83% dan tahun 2019 sebesar 110,44%. Terjadinya penurunan dari 2017 ke 2018 sebesar 4,11% dan 50,39%

untuk tahun 2019. Terjadinya penurunan kemampuan untuk membayar utang tiap tahunnya. Keadaan perusahaan dikatakan kurang baik, meski terjadi penurunan yang signifikan. Namun, kondisi rasio kas yang terlalu tinggi dari standar industri juga kurang baik, karena adanya dana atau kas yang menganggur atau yang tidak dan belum digunakan secara optimal.

d. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas (cash turnover) adalah sebagai berikut.

Sumber: Kasmir (2018:141)

Cash turnover = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Asuransi syariah merupakan salah satu upaya untuk saling melindungi dan saling membantu antar beberapa pihak melalui investasi pada aset dan atau tabarru yang

The objectives of this study are (1) to describe the reality of American society in the late twentieth century and the early twenty-first century, (2) to identify

 mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesinal guru dan kepala Sekolah  membimbing pengawas muda dan pengwas madya dalam melaksanakan Tugas pokok 

Pengusaha Pariwisata wajib memiliki Sertifikat Usaha Pondok Wisata dan melaksanakan Sertifikasi Usaha Pondok Wisata berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan

Metode pengembangan yang digunakan adalah metode SDLC dengan model waterfall.Dengan adanya sistem informasi ini dapat membantu dalam mempermudah pengelolaan dana

Upaya lain untuk menekan turnover pada perusahaan ialah dengan mengidentifikasi budaya perusahaan yang diterapkan apakah sesuai dan dapat mengayomi seluruh karyawan

Penggunaan media audiovisual (VCD mengenai manasik haji) dirasa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran fiqih bahasan haji. Media VCD mengenai manasik haji

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran genius learning dan pembelajaran simulasi di kelas