• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGIAN I PENDAHULUAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

BAGIAN I PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam aspek pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang meliputi :

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca

3. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan pertanggungjawaban dimaksud disusun sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan.

Adapun maksud dari penyusunan Laporan Keuangan ini adalah : 1. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan SKPD Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung selama satu periode pelaporan.

2. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas.

3. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :

1. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi.

2. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.

3. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

(2)

2 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung atas pelaksanaan APBD Tahun 2014 adalah :

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pebendaharaan Negara 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Negara

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Pokok- pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

8. Peraturan Walikota Bandung Nomor 058 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014

9. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 55 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penganggaran.

10. Peraturan Walikota Bandung Nomor 835 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntasi Pemerintah Kota Bandung

(3)

3 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan laporan Keuangan 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan BAGIAN II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA

KEUANGAN

2.1 Kebijakan Keuangan

2.2 Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan BAGIAN III KEBIJAKAN AKUNTANSI

3.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

3.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Pelaporan Keuangan

3.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

BAGIAN IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 4.1 Pendapatan

4.2 Belanja 5.3 Pembiayaan

BAGIAN V PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN BAGIAN VI PENUTUP

(4)

4 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

BAGIAN II

KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

2.1 KEBIJAKAN KEUANGAN

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan.

Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salahsatu faktor penentu dalam penyelengaraan fungsi-fungsi pemerintah, pelaksanaan pembangun dan pelayanan kepada masyarakat.

Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD. Hal Tersebut di tempuh melalui peningkatan target penerimaan daerah.

Untuk belanja melakukan efisiensi terhadap Belanja Administrasi Umum dan Operasional/Pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioritaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi defisit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya.

Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran.

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif dan proposional. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.

Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung yang dibiayai oleh APBD Kota Bandung tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 17.038.817.070,67,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 7.922.620.456,67,- dan Belanja Langsung sebesar Rp 9.116.196.614,-. Dari total Anggaran tahun 2015 tersebut direalisasikan sebesar Rp 15.600.550.795,-(91,55%) yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 7.578.416.684,- (95,66%) dan Belanja Langsung sebesar Rp 8.022.134.111,- (88,00%) dengan kondisi belanja tersebut diatas total diserap sebesar 91,63%

(5)

5 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

2.2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung Tahun 2015 dipengaruhi oleh realisasi belanja. Realisasi belanja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung adalah sebesar Rp 15.600.550.795,- dari anggaran belanja sebesar Rp 17.038.817.070,67,- atau terealisasikan sebesar 91,55% adapun perincian realisasi belanja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Realisasi Belanja Operasi sebesar Rp. 15.010.905.775,- dari anggaran sebesar Rp. 16.318.817.070,67,- atau terealisasikan sebesar 92,06%, dengan perincian terdiri dari :

1. Belanja Pegawai dari Belanja Tidak Langsung, terealisasi Rp.

7.578.416.684,- dari anggaran sebesar Rp. 7.922.620.456,67,- atau terealisasi sebesar 95,66%.

2. Belanja Pegawai dari Belanja Langsung, terealisasi Rp. 821.284.000,- dari anggaran sebesar Rp. 870.800.000,- atau terealisasi sebesar 94,31%.

3. Belanja Barang/Jasa terealisasi sebesar Rp. 7.410.830.091,- dari anggaran sebesar Rp. 8.373.496.614,- atau terealisasi 88,50%.

b. Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 589.645.020,- dari anggaran sebesar Rp. 720.000.000,- atau terealisasi 81,90%, dengan perincian terdiri dari :

1. Belanja Peralatan dan Mesin terealisasi Rp. 411.070.000,- dari anggaran sebesar Rp. 538.000.000,- atau terealisasi sebesar 76,41%.

2. Belanja Bangunan dan Gedung terealisai sebesar Rp. 178.575.020,- dari anggaran sebesar Rp. 182.000.000,- atau terealisasi sebesar 98,12%.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pencapaian kinerja yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung berupa Program dan Kegiatan yang dapat kami sampaikan sebagai berikut :

URAIAN ANGGARAN REALISASI %

BELANJA 17.038.817.070,67 15.600.550.795,00 91,56%

BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.922.620.456,67 7.578.416.684,00 95,66%

Belanja Pegawai 7.922.620.456,67 7.554.889.490,00 95,36%

BELANJA LANGSUNG 9.116.196.614,00 8.022.134.111,00 88,00%

Non Urusan 3.240.863.614,00 2.787.098.711,00 86,00%

Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran 1.405.363.614,00 1.135.656.742,00 80,81%

(6)

6 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya

air dan listrik

87.863.614,00 48.188.432,00 54,84%

Penyediaan jasa pemeliharaan dan

perizinan kendaraan dinas/operasional 25.000.000,00 14.493.700,00 57,97%

Penyediaan jasa kebersihan kantor 105.000.000,00 96.051.550,00 91,48%

Penyediaan Jasa Perbaikan peralatan kerja 18.000.000,00 7.965.000,00 44,25%

Penyediaan alat tulis kantor 85.000.000,00 84.757.550,00 99,71%

Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan 85.000.000,00 84.679.000,00 99,62%

Penyediaan peralatan dan perlengkapan

kantor 538.000.000,00 411.070.000,00 76,41%

Penyediaan peralatan rumah tangga 67.500.000,00 66.102.000,00 97,93%

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan 24.000.000,00 24.000.000,00 100,00%

Penyediaan makanan dan minuman 90.000.000,00 90.000.000,00 100,00%

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

280.000.000,00 208.349.510,00 74,41%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur 900.000.000,00 837.124.744,00 93,01%

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 200.000.000,00 196.285.020,00 98,14%

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

700.000.000,00 640.839.724,00 91,55%

Program peningkatan disiplin aparatur 240.500.000,00 222.231.600,00 92,40%

Pengadaan pakaian dinas beserta

perlengkapannya 50.000.000,00 45.501.600,00 91,00%

Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu

190.500.000,00 176.730.000,00 92,77%

Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

240.000.000,00 182.691.500,00 76,12%

Pembinaan Kinerja Aparatur 240.000.000,00 182.691.500,00 76,12%

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

455.000.000,00 409.394.125,00 89,98%

Penyusunan laporan capaian kinerja dan

ikhtisar realisasi kinerja SKPD 147.500.000,00 129.341.925,00 87,69%

Penyusunan pelaporan keuangan semesteran

15.000.000,00 15.000.000,00 100,00%

Penyusunan pelaporan keuangan ahir tahun

15.000.000,00 14.962.000,00 99,75%

Penyusunan profil dinas 277.500.000,00 250.090.200,00 90,12%

Urusan Wajib 5.875.333.000,00 5.235.035.400,00 89,10%

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1.884.500.000,00 1.633.180.400,00 86,66%

Program keserasian Kebijakan Peningkatan

Kualitas Anak dan Perempuan 85.000.000,00 75.850.000,00 89,24%

Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik

85.000.000,00 75.850.000,00 89,24%

Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan Anak 1.047.220.000,00 900.117.400,00 85,95%

Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan 263.000.000,00 179.769.500,00 68,35%

Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2)

122.220.000,00 119.589.500,00 97,85%

Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak

451.000.000,00 415.645.000,00 92,16%

Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

91.250.000,00 81.750.000,00 89,59%

Pemberdayaan Lembaga yang Berbasis

Gender 119.750.000,00 103.363.400,00 86,32%

(7)

7 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan

327.280.000,00 323.912.000,00 98,97%

Pelaksanaan kebijakan perlindungan

perempuan di daerah 75.000.000,00 71.800.000,00 95,73%

Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan

252.280.000,00 252.112.000,00 99,93%

Program peningkatan peran serta dan

kesetaraan jender dalam pembangunan 425.000.000,00 333.301.000,00 78,42%

Pembinaan organisasi perempuan 135.000.000,00 118.192.000,00 87,55%

Bimbingan Manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha

70.000.000,00 67.000.000,00 95,71%

Pameran hasil karya perempuan dibidang

pembangunan 190.000.000,00 148.109.000,00 77,95%

BantuanBagi OPD Pemberdayaan Perempuan dan Anak (BPPKB Kota Bandung) Banprop

30.000.000,00 0,00 0,00%

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

3.990.833.000,00 3.601.855.000,00 90,25%

Program Keluarga Berencana 1.090.833.000,00 1.041.797.000,00 95,50%

Pelayanan KIE 249.225.000,00 244.875.000,00 98,25%

Pembinaan Keluarga Berencana 150.000.000,00 149.738.600,00 99,83%

Pengelolaan SIDUGA 365.300.000,00 344.493.800,00 94,30%

Perencanaan dan Pelaporan Program KB 301.308.000,00 278.139.600,00 92,31%

Pemberian penghargaan peserta KB Lestari 25.000.000,00 24.550.000,00 98,20%

Program pembinaan peran serta

masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri

375.000.000,00 328.250.000,00 87,53%

Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB 375.000.000,00 328.250.000,00 87,53%

Program pembinaan peran serta

masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri

1.835.000.000,00 1.661.996.000,00 90,57%

Pembinaan Institusi Masyarakat Pengelola KB

384.000.000,00 383.884.000,00 99,97%

Pertemuan Forum Pos KB Tingkat Kota 150.000.000,00 148.928.000,00 99,29%

Pembinaan Petugas Lini Lapangan 916.000.000,00 914.103.150,00 99,79%

Pembinaan Pemberdayaan Keluarga 385.000.000,00 215.080.850,00 55,87%

Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan

dimasyarakat

115.000.000,00 115.000.000,00 100,00%

Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok dimasyarakat

115.000.000,00 115.000.000,00 100,00%

Program pengembangan pusat pelayanan

informasi dan konseling KRR 70.000.000,00 69.998.000,00 100,00%

Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah

30.000.000,00 30.000.000,00 100,00%

Pengembangan KRR melalui jalur sekolah 40.000.000,00 39.998.000,00 100,00%

Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga

505.000.000,00 384.814.000,00 76,20%

Pembinaan Kelompok Bina Keluarga 505.000.000,00 384.814.000,00 76,20%

SURPLUS/DEVISIT (17.038.817.070,67) (15.600.550.795,00) 91,56%

(8)

8 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

BAGIAN III

KEBIJAKAN AKUNTANSI

3.1 ENTITAS AKUNTANSI / ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu Kepala Badan Pemberdyaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2015 berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Lapran Realisasi APBD, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

3.2 BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

a. Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan belanja dan pembiayaan dalam Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca.

b. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran, berarti bahwa belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.

c. Basis Akrual untuk Neraca, berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana siakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah d. Asas Bruto, berrati pengakuan serta pencatatannya tidak diperkenalkan

secara netto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi

3.3 BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Beberapa informasi penting yang perlu disajikan, sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan Neraca Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung menganut Substansi mengungguli bentuk formatnya (substansi overform).

b. Asas yang digunakan adalah akrual yang di modifikasi (modified, accrual basis)kas yang di modifikasi (modified cash basis).

c. Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota

(9)

9 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

Bandung adalah tahun anggaran 2015 (1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015)

d. Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah ataupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

e. Kas

Pecatatan Kas menggunakan asas dasar kas;

Kas di bendahara dinyatakan dalam rupiah;

Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil Kas Opname di masing- masing bendahara.

f. Persediaan

Persediaan pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota bandung adalah barang yang diperoleh dari Pembelian dan atau mutasi dari SKPD lain dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.

Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara :

Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian

Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri

Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.

Jenis-jenis persediaan :

Persediaan Habis Pakai, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK.

Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali.

g. Aset Tetap

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau dari sitaan atau rampasan.

(10)

10 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

Kebijakan penilaian aset tetap telah mengacu pada PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan Neraca Awal mengunakan nilai wajar pada saat penyusunan.

Dalam hal penyusunan Aset Tetap, penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan metode penyusutan belum ditetapkan.

3.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

3.4.1 Kebijakan Akuntansi Anggaran

(1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran / penilaian.

(2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah dan disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.

(3) Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan.

(4) Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang selaku pejabat / pelaksana tugas Kepala Daerah menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD serta pada saat anggaran dialokasikan.

3.4.2 Kebijakan Akuntansi Belanja

(1) Kebijakan akuntansi belanja bertujuan untuk mengatur perlakukan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan, pengukuran / penilaiain dan pengungkapan belanja.

(2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi.

(3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci berdasarkan kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja, sedangkan

(11)

11 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.

(4) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah, yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan.

(5) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah pada SKPD berkenaan.

(6) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah pada SKPD berkenaan.

(7) Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian / pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.

(8) Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah.

(9) Belanja barang dan jasa serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan/atau hak kepemilikannya telah berpindah.

(10) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai penambah ekuitas dana lancar (menambah pendapatan lainnya).

(11) Belanja diukur dengan menggunakan mata uang rupiah pada saat terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadinya belanja.

3.4.3 Kebijakan Akuntansi Aset

(1) Kebijakan akuntansi aset bertujuan mengatur perlakuan akuntansi aset meliputi definisi, pengakuan, pengukuran / penilaian dan pengungkapan aset.

(2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi / sosial dimasa depan

(12)

12 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang.

Dalam pengertian ini yang dimaksud aset Pemerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut, maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh Pemerintah Kota Bandung.

(3) Aset disini mencakup juga aset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan formal yang sah termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga kelengkapan, keamanan, dan kelestarian aset, agar semua aset terdaftar dan terawasi.

(4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan, namun biaya rekonstruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran.

(5) Suatau aset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi pada saat aset tersebut mempunyai manfaat ekonomi masa depan dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

(6) Semua aset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya dengan satuan uang rupiah. Jika terdapat aset yang dipeoleh dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

(7) Untuk pertanggungjawaban, aset dinilai dengan menggunakan biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan aset yang bersangkutan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

(8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau suatu konstruksi mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk diperguanakan.

(9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin dipeoleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan.

(10) Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah.

(13)

13 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

(11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.

Pengakuan aset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan aset yang bersangkutan.

(12) Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung.

(14)

14 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

BAGIAN IV

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

4.1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember 2015, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana tidak ada realisasi pendapatan.

Realisasi Belanja sebesar Rp 15.577.023.601,- Atau 91,42% dari anggaran Tahun 2015 sebesar Rp 17.038.817.070,- sehingga terdapat defisit sebesar Rp (15.577.023.601,-).

Laporan realisasi APBD pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 memperlihatkan realisasi belanja sebagai berikut :

URAIAN ANGGARAN

2015 REALISASI

2015 % REALISASI 2014

BELANJA 17.038.817.070,67 15.600.550.795,00 91,56% 17.843.915.507,00 BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.922.620.456,67 7.578.416.684,00 95,66% 6.788.005.133,00 Belanja Pegawai 7.922.620.456,67 7.578.416.684,00 95,66% 6.788.005.133,00 BELANJA LANGSUNG 9.116.196.614,00 8.022.134.111,00 88,00% 11.055.910.374,00 Belanja Pegawai 870.000.000,00 821.284.000,00 94,40% 609.679.000,00 Belanja Barang dan Jasa 7.525.396.614,00 6.611.205.091,00 87,75% 8.937.841.249,00 Belanja Modal 720.000.000,00 589.645.020,00 81,89% 1.508.390.125,00 SURPLUS/(DEFISIT) (17.038.817.070,67) (15.600.550.795,00) 91,56% (17.843.915.507,00)

Realisasi belanja pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung sebesar Rp. 15.600.550.795,- Atau 91,56% dari anggaran belanja tahun 2015 sebesar Rp. 17.038.817.070,- adalah merupakan kondisi realisasi balanja APBD.

Kategori Belanja menurut Standar Akuntansi Pemerintah dibagi 2 (dua) yaitu Belanja Operasi dan Belanja Modal. Belanja pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung tahun anggaran 2015 akan dijelaskan senagai berikut :

URAIAN ANGGARAN

2015 REALISASI

2015 % REALISASI 2014

BELANJA 17.038.817.070,67 15.600.550.795,00 91,56% 17.843.915.507,00 BELANJA OPERASI 16.318.817.070,67 15.010.905.775,00 91,99% 16.335.525.382,00 Belanja Pegawai 8.792.620.456,67 8.399.700.684,00 95,52% 7.397.684.133,00 Belanja Barang dan Jasa 7.525.396.614,00 6.611.205.091,00 87,85% 8.937.841.249,00 BELANJA MODAL 720.000.000,00 589.645.020,00 81,89% 1.508.390.125,00 Belanja Peralatan dan Mesin 538.000.000,00 411.070.000 76,41% 1.255.147.025,00 Belanja Bangunan dan Gedung 182.000.000,00 178.575.020,00 98,12% 253.243.100,00 SURPLUS/(DEFISIT) (17.038.817.070,67) (15.600.550.795,00) 91,56% (17.843.915.507,00)

(15)

15 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

4.1.1. BELANJA OPERASI

Jumlah realisasi Belanja Operasi pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp.

15.010.905.775,- Atau 91,99%, dari anggaran belanja sebesar Rp. 16.318.017.070,67,- Belanja Operasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

URAIAN ANGGARAN

2014 REALISASI

2015 % REALISASI 2014

BELANJA OPERASI 16.318.017.070,67 15.010.905.775,00 91,99% 16.335.525.382,00 BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.922.620.456,67 7.578.416.684,00 95,66% 6.788.005.133,00 Belanja Pegawai 7.922.620.456,67 7.578.416.684,00 95,66% 6.788.005.133,00 BELANJA LANGSUNG 8.395.396.614,00 7.432.489.091,00 88,53% 9.547.520.249,00 Belanja Pegawai 870.000.000,00 821.284.000,00 94,40% 609.679.000,00 Belanja Barang dan Jasa 7.525.396.614,00 6.611.205.091,00 87,85% 8.937.841.249,00 SURPLUS/(DEFISIT) (16.318.017.070,67) (15.010.905.775,00) 91,99% (16.335.525.382,00)

4.1.2. BELANJA MODAL

Jumlah realisasi Belanja Modal pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp.

589.645.020,- atau sebesar 81,89%, dari anggaran belanja sebesar Rp. 720.000.000,- Belanja Modal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

URAIAN ANGGARAN

2014 REALISASI

2014 % REALISASI 2013

BELANJA MODAL 720.000.000,00 589.645.020,00 81,89% 1.508.390.125,00 Belanja Peralatan dan Mesin 538.000.000,00 411.070.000 76,41% 1.255.147.025,00 Belanja Bangunan dan Gedung 182.000.000,00 178.575.020,00 98,12% 253.243.100,00 SURPLUS/(DEFISIT) (720.000.000,00) (589.645.020,00) 81,89% (1.508.390.125,00)

(16)

16 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

4.2. NERACA

Neraca Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2014. Neraca Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp 11.280.089.914,- atau naik 4,90% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2013 sebesar Rp 10.727.257.803,-

4.2.1. ASET

4.2.1.1. ASET LANCAR

4.2.1.1.1. KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN

Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 0,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

KAS

URAIAN Kas Per 31

Desember 2015 (Rp.)

Kas Per 31 Desember 2014

(Rp.)

Kas pada Bendahara Pengeluaran 0 18.000

Kas per 31 Desember 2015 adalah Rp. 0,-.

4.2.1.1.2. PERSEDIAAN

Persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 10.137.710,- dan saldo persediaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 110.672.958,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

PERSEDIAAN

URAIAN

Persediaan Per 31 Desember 2015

(Rp.)

Persediaan Per 31 Desember 2014

(Rp.)

Saldo Persediaan 10.137.710,- 110.690.958,-

Persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp 10.137.710,- telah sesuai dengan Berita Acara Opname Persediaan tanggal 31 Desember 2015 adalah berupa barang habis pakai dengan rincian sebagai berikut :

1. Alat Tulis Kantor : Rp. 5.913.710,- 2. Cetakan : Rp. 4.224.000,- __________________

JUMLAH ASET LANCAR : Rp. 10.137.710,-

(17)

17 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

4.2.1.1.3. TANAH

Tanah per 31 Desember 2015 sebesar Rp 2.353.000.000,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

TANAH

URAIAN TANAH PER 31

DESEMBER 2015 (Rp.)

TANAH PER 31 DESEMBER 2014

(Rp.)

BERTAMBAH / (BERKURANG)

Tanah 2.353.000.000 2.353.000.000 0

4.2.1.1.4. PERALATAN DAN MESIN

Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 7.650.001.876,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

PERALATAN DAN MESIN URAIAN

PERALATAN DAN MESIN PER 31 DESEMBER 2015

(Rp.)

PERALATAN DAN MESIN PER 31 DESEMBER 2014

(Rp.)

BERTAMBAH / (BERKURANG) Peralatan dan Mesin 7.650.001.876 7.238.931.876 411.070.000

Dalam periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 terdapat penambahan aset tetap peralatan dan mesin dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mesin Absensi Wajah : Rp. 8.140.000,-

2. Mebeulair : Rp. 57.310.000,-

3. Pendingin Ruangan (AC Unit) : Rp. 20.680.000,-

4. Televisi : Rp. 6.710.000,-

5. Komputer PC Unit : Rp. 53.625.000,- 6. Komputer Note Book : Rp. 43.395.000,-

7. Printer : Rp. 8.800.000,-

8. Alat Bantu Keamanan Camera CCTV : Rp. 25.300.000,- 9. Foto Camera Elektronik : Rp. 18.810.000,- 10. Peralatan Computing Comman Centre : Rp. 168.300.000,- __________________

Jumlah : Rp. 411.070.000,-

4.2.1.1.5. GEDUNG DAN BANGUNAN

Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 1.438.533.080,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

GEDUNG DAN BANGUNAN URAIAN

GEDUNG DAN BANGUNAN PER 31

DESEMBER 2015 (Rp.)

GEDUNG DAN BANGUNAN PER 31

DESEMBER 2014 (Rp.)

BERTAMBAH / (BERKURANG)

Gedung dan Bangunan 1.438.533.080 1.438.533.080 0

Dalam periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 tidak terdapat penambahan aset tetap gedung dan bangunan.

(18)

18 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

4.2.1.1.6. JALAN, JARINGAN DAN INSTALASI

Instalasi per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 76.934.000,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

INSTALASI URAIAN INSTALASI PER 31

DESEMBER 2015 (Rp.)

INSTALASI PER 31 DESEMBER 2014

(Rp.)

BERTAMBAH / (BERKURANG)

Instalasi 76.934.000 76.934.000 0

4.2.1.1.7. ASET TETAP LAINNYA

Aset tetap lainnya per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 240.575.020,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

ASET TELAP LAINNYA URAIAN

ASET TELAP LAINNYA PER 31

DESEMBER 2015 (Rp.)

ASET TETAP LAINNYA PER 31

DESEMBER 2014 (Rp.)

BERTAMBAH / (BERKURANG) Aset Tetap Lainnya 240.575.020 62.000.000 178.575.020

Aset tetap lainnya yang ada di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung adalah berupa buku-buku perpustakaan dan penambahannya pada tahun anggaran 2015 adalah aset tetap lainnya berupa renovasi gedung dan bangunan sebagai berikut :

1. Renovasi Bedung BPPKB dan UPT P2TP2A : Rp. 178.575.020,- __________________

Jumlah : Rp. 178.575.020,-

4.2.1.1.8. AKUMULASI PENYUSUTAN

Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 3.899.330.386,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

ASET TELAP LAINNYA URAIAN

AKUMULASI PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER 2015

(Rp.)

AKUMULASI PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER 2014

(Rp.)

BERTAMBAH / (BERKURANG)

Aset Tetap Lainnya 3.899.330.386 0 (3.899.330.386)

Akumulasi Penyusutan di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung adalah berupa Barang-barang Inventaris yang telah lama masa pakainya, rusak berat, hilang dan lainnya

(19)

19 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

4.2.2. KEWAJIBAN

4.2.2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 4.2.2.1.1. UTANG BEBAN

Kewajiban sebesar Rp. 185.073.595,- adalah utang beban Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung per 31 Desember 2015 adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

URAIAN TAHUN 2015 (Rp.) TAHUN 2014 (Rp.)

utang Beban 185.073.595 0

utang beban Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung per 31 Desember 2015 sebagaimana tertera dalam dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tunjangan Penghasilan PNS Bulan Desember 2015 : Rp. 180.422.660,- 2. Jasa Listrik PLN Bulan Desember 2015 : Rp. 3.903.495,- 3. Jasa Air PDAM Bulan Desember 2015 : Rp. 126.500,- 4. Jasa Telepon Kantor Bulan Desember 2015 : Rp. 620.940,-

___________________

Jumlah : Rp. 185.073.595,-

4.2.2.1.2. KEWAJIBAN UNTUK DIKONSOLIDASIKAN

Kewajiban untuk dikonsolidasikan sebesar Rp. 15.600.532.795,- per 31 Desember 2015 adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

URAIAN TAHUN 2015 (Rp.) TAHUN 2014 (Rp.) Kewajiban untuk dikonsolidasikan 15.600.532.795 18.000

4.2.2.2. EKUITAS

4.2.2.2.1. KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Investasi per 31 desember 2015 pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung adalah sebesar Rp. 8.245.032.770,- Dapat dijelaskan sebagai berikut :

EKUITAS DANA

URAIAN TAHUN 2015 (Rp.) TAHUN 2014 (Rp.) Kewajiban dan Ekuitas Dana 7.915.755.090 11.280.089.914

(20)

20 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

4.2.3. KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Kewajiban dan Ekuitas Dana terdiri dari Kas di Bendahara Pengeluaran Rp.

0,- Aset Lancar sebesar Rp. 10.137.710,- Aset Tetap Rp. 7.859.713.590,- Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp. 185.073.595,- dan Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana sebesar Rp 7.869.851.300,-

(21)

21 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

BAGIAN V

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN SKPD

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan struktur organisasi pada Badan Pembedayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung.

5.1. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Struktur Organisasi Lembaga Teknik Daerah Kota Bandung, Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, terdiri dari :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Keuangan dan Program

c. Bidang Pemberdayaan Perempuan, terdiri dari :

1) Sub Bidang Pemberdayaan & Partisipasi Peran Serta Masyarakat &

Organisasi Perempuan

2) Sub Bidang Perlindungan Hak Perempuan & Anak

d. Bidang Pengendalian KB & Kesehatan Reproduksi, terdiri dari : 1) Sub Bidang Perlindungan Kesehatan Reproduksi

2) Sub Bidang Informasi Keluarga

e. Bidang Ketahanan & Pemberdayaan Keluarga, terdiri dari : 1) Sub Bidang Ketahanan & Pemberdayaan Ekonomi Keluarga 2) Sub Bidang Pelembagaan Keluarga Kecil

f. Jabatan Fungsional g. UPT P2TP2

1) Sub Bagian Tata Usaha

(22)

22 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

STRUKTUR ORGANISASI BPPKB KOTA BANDUNG

5.2. Keadaan Pegawai

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Pemberdayan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung, keadaan sampai dengan Desember 2014 sebanyak 87 orang, dengan rincian sebagai berikut : a. Struktural : 15 orang

b. Fungsional PKB : 40 orang c. PLKB : 3 orang

d. Pelaksana : 23 orang

(23)

23 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BANDUNG 2014

BAGIAN VI PENUTUP

Catatan Atas laporan Keuangan (CALK) merupakan salah satu bagian dari Laporan Keuangan APBD Kota Bandung Tahun 2015, disusun dengan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Namun demikian, Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) ini tetap disusun dengan mengungkapkan beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas pelaporan.

Semoga dengan tersusunnya Catatan Atas Laporan Keuangan ini dapat memberikan penjelasan dan informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung.

Bandung, 31 Desember 2015

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bandung

Hj. SITI MASNUN SAMSIATI, SH.

Pembina Utama Muda NIP. 19581130 198503 2 001

Referensi

Dokumen terkait

As such, the authors conclude that in today's volatile business environment corporate identity and corporate communications, when viewed and managed from a strategic perspective,

Kemampuan manusia dalam mengolah cahaya yang dapat menangkap warna-warna sehingga dapat memformulasikan dan mengklasifikasikan warna-warna menjadi merah, oranye,

Jamkrida Jateng adalah Badan Usaha yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemegang Saham lainnya yang bergerak di bidang keuangan

Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga Domestik terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Studi pada Saham Syariah yang

- Menjelaskan tugas mandiri untuk pokok bahasan pada minggu ke-13 - Menilai capaian pembelajaran mahasiswa terhadap kemampuan berfikir kreatif, kerja mandiri, kemampuan

3.Menganalisis tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di ruas jalan Suprapto, jalan Ki Mangunsarkoro dan jalan Sumpah Pemuda Kota Surakarta Metode penelitian yang digunakan

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, sehingga akan dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul:” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN

Prototipe mesin sosoh tipe abrasif PSA-M3 diuji untuk menyosoh biji sorgum varietas Lokal Selayar dengan warna biji merah, hitam, dan putih.. Frekuensi penyosohan