• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOORDINASI DUKUNGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI UPSUS PENCAPAIAN SWASEMBADA PJK DAN PENINGKATAN KOMODITAS UTAMA KEMENTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOORDINASI DUKUNGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI UPSUS PENCAPAIAN SWASEMBADA PJK DAN PENINGKATAN KOMODITAS UTAMA KEMENTAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KOORDINASI DUKUNGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI UPSUS PENCAPAIAN SWASEMBADA PJK DAN PENINGKATAN KOMODITAS UTAMA KEMENTAN

Kebijakan Kementerian Pertanian dalam Renstra 2015-2019, sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Upaya mencapai target sukses pembangunan pertanian melalui diantaranya peningkatan swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai melalui UPSUS PJK.

Mulai tahun 2015 Balitbangtan melalui BPTP juga melaksanakan kegiatan pendampingan dan pengawalan program strategis Kementerian Pertanian, yang difokuskan terhadap peningkatan koordinasi, sinergisme program dengan daerah serta peningkatan sinergitas dan kapasitas penyuluh dalam penerapan inovasi teknologi PJK dan komoditas unggulan lainnya.

Pada tahun 2015 telah diperoleh identifikasi lokasi, koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi UPSUS PJK dan peningkatan komoditas utama Kementan di lima lokasi yaitu kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang dan Indramayu dan diimplementasikan kembali melalui koordinasi dan bimbingan teknologi di lapangan pada tahun 2016 di Jawa Barat yang mencakup 8 kota pendampingan yaitu Kota Depok, Bogor, Bandung, Cirebon, Banjar, Sukabumi, Cimahi dan Bekasi.

Jika kegiatan ini berhasil, dapat meningkatkan koordinasi dan sinergisme program strategis di setiap tingkatan dan dapat meningkatkan produktivitas komoditas PJK, cabai merah dan bawang merah.

Kegiatan dilakukan menggunakan pendekatan a) Partisipatif; b).Multimetoda, dan multisarana; (c) Sebelum (before) dan Sesudah (after). Lingkup kegiatan sebagai berikut: a) Persiapan, b) Advokasi dan sinergisme program strategis Kementeriaan Pertanian di tingkat Provinsi, dan Kabupaten/Kota, c) Identifikasi dan karakterisasi lokasi dan petani penerima program, d) Pendampingan dan bimbingan penerapan inovasi teknologi di tingkat lapangan.

Lokasi pelaksanaan kegiatan pendampingan UPSUS dilaksanakan di delapan (8)kota, yaitu:Kota Depok, Bogor, Bandung, Cirebon, Banjar, Sukabumi, Cimahi dan Bekasi.

Sedangkan untuk demplot diantaranya adalah sbb: 1) Demplot Salinitas di Kabupaten Indramayu; 2) Demplot pencemaran limbah kota di Kota dan Kab. Cirebon; 3) Demplot PTT Padi di Kota Sukabumi dan 4) Demplot PTT Kedelai di Kota Banjar. Waktu pelaksanaan bulan Januari sampai Desember 2016.

Hasil Kegiatan :

A. Pendampingan Kegiatan UPSUS PJK di 8 Kota

Kegiatan pendampingan UPSUS di 8 Kota di Propinsi Jawa Barat dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Pendampingan pelaksanaan UPSUS PJK

Pendampingan kegiatan UPSUS dilaksanakan melalui kegiatan kordinasi dan sosialisasi kegiatan UPSUS PJK yang dilakukan ditingkat propinsi, kabupaten. Koordinasi dilakukan ke Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat dan BakorluhPropinsi Jawa Barat serta Dinas Pertanian dan BP4K 8 kota, TNI (Kodim)dan BP3K. Dari hasil koordinasi diperoleh dukungan dari dinas teknis terkait, diantaranya adalah; 1) membantu pelaksanaan pendampingan, 2) sinergisme program sejenis, 3) pembinaan bersama dengan melibatkan petugas penyuluh lapangan dan petugas lain yang terlibat, dan 4) bersedia untuk membantu dalam penyedian data LTT dan pendukung lainnya khususnya

(2)

PJK.Materi sosialisasi terdiri dari : 1)Evaluasi data luas tanam periode Oktober-Maret (Okmar) 2015/2016 dan perencanaan tanam PJK April-September (Asep) 2016; 2) Strategi untuk keberhasilan pelaksanaan UPSUS 2016; 3) Rencana dan Realisasi Serap Gabah per Kecamatan; 4) Pendampingan UPSUS BPTP Jawa Barat.

2. Evaluasi Pencapaian LTT dan LTP PJK periode Oktober 2015 – Maret 2016 serta pelaksanaan LTT-LTP PJK Periode April – September 2016.

Pencapaian LTT dan LTP PJK untuk 8 kota pendampingan Upsus oleh BPTP Jawa Barat ada beberapa yang tidak tercapai dikarenakan beberapa kendala yang terjadi dilapangan, diantaranya :

a. Lahan yang digarap merupakan lahan pengusaha/pengembang sehingga kemungkinan digusur pertanaman setiap saat akan terjadi apabila ditanami padi waktu yang diperlukan cukup lama sehingga resiko kerugian besar. Oleh karena itu perlu adanya perda untuk menjadikan lahan abadi yang dapat dijadikan lahan sawah tanpa ada alih fungsi lahan.

b. Masalah yang dihadapi di tingkat petani untuk optimalisasi lahan yaitu dalam peningkatan Indeks Pertanaman (IP) terutama pada musim hujan karena pada saat panen perlu waktu untuk pengeringan sehingga untuk percepatan tanam tidak dapat dilakukan. Untuk penerapan PTT padi sudah dilaksanakan di tingkat petani terutama penggunaan varietas unggul baru (VUB) dengan display varietas dan bibit muda umur 15 - 17 hari setelah sebar dan sistem tanam jajar legowo. Untuk optimalisass penggunaan alsinten terutama transpalnter ada kendala pada saat digunakan jumlah bibit yang kelura 5-7 bibit per lubang tanam.

c. Menurunnya Luas lahan baku sawah dari tahun sebelumnya.

d. Terjadinya pergeseran waktu tanam padi, akibat dari terlambatnya musim hujan pada periode oktober 2015 – maret 2016.

e. Adanya perubahan fungsi lahan dari lahan sawah ke pemukiman penduduk.

f. Adanya pergeseran komoditas yang ditanam dari tanaman padi ke beberapa jenis sayuran atau jagung.

g. Musim kemarau yang panjang hampir selama 7 bulan, menyebabkan pasokan air kurang. Sehingga petani menunda waktu tanamnya menunggu musim hujan.

h. Kerusakan jaringan irigasi, sehingga petani juga menunggu musim hujan

i. Keterbatasan tenaga kerja, sehingga waktu tanam disesuaikan dengan ketersediaan tenaga kerja.

j. Kelembagaan petani dan partisipasi anggota kelompok kurang karena karakter petani kota individualis.

Adapun strategi yang dilakukan untuk mencapai LTT dengan percepatan tanam adalah tanam culik dan penyuluhan kepada petani atau gapoktan untuk mempersingkat olah tanah. Kendala yang dihadapi adalah kesulitan dalam merubah pola tanam dimana petani pada musim menjelang lebaran lebih suka menanam jagung manis karena harganya lebih tinggi dibandingkan padi selain jagung manis, sebagian sawah ditanami kangkung.

B. Demplot UPSUS

Demplot Varietas Padi Tahan Salinitas Di Wilayah Kabupaten Indramayu

Demplot Varietas Padi Tahan Salinitas diKabupaten Indramayu berlokasi di Kecamatan Pasekan, Kab. Indramayu. Demplot demplot padi tahan salinitas dilaksanakan pada lahan milik petani seluas + 2 ha dengan mengintroduksikan varietas Dendang, Inpari 34, Banyuasin, Siak raya, dan Ciherang. Waktu pelaksanaannya pada musim kemarau (MK I) yaitu bulan Mei sampai dengan Desember 2016.

Wilayah demplot padi tahan salinitas di BPP Pasekan ada tiga (3)desa, meliputi Pabean Ilir, Karanganyar, dan Pagirikan. Wilayah BPP Kecamatan Pasekan pada umumnya

(3)

daerah pantai yang landai kearah utara dengan kemiringan 0-2% dan ketinggian 0-4 meter dari permukaan laut (dpl). Jenis tanah yang dominan di wilayah Kecamatan Pasekan adalah aluvial kelabu sampai kehitam-hitaman, dengan pH berkisar antara 4,5 – 6,4. Curah hujan mencapai 2.000 mm/tahun dan jumlah hari dengan curah hujan terbanyak 45 hari.Suhu berkisar antara 210C - 300C. Tipologi Kecamatan Pasekan pada umumnya merupakan daerah pesisir/pantai dengan bentuk wilayah datar berombak. Permasalahan padi yang dihadapi di wilayah BPP Kecamatan Pasekan ditinjau dan aspek teknis, aspek ssial, dan aspek ekonomi, yaitu: a) 15,15 %; Petani yang sudah menggunakan pupuk organik sesuai anjuran; b) 34,00 % ; Petani yang sudah menerapkan tanam sistem legowo sesuai anjuran; c) 34,30 %Petani baru menerapkan pola tanam/Indeks Pertanaman (IP); d) 49,30%; Petani baru menerapkan pemupukan berimbang sesuai anjuran.

Kondisi lahan sawah dekat tambak atau dikenal dengan lahan sawah sub optimal pasang surut memiliki kadar salinitas tinggi 10-19,5 permil. Lahan sawah spesifik lokasi ini tinggi kandungan NaClnya yang memberikan dampak tingkat kesuburannya (C-organiknya) larut. Berdasarkan hal tersebut diintroduksikan varietas padi tahan salinitas, yaitu: Dendang, Inpari 34, Banyuasin, Siakraya dan Ciherang sebagai kontrol. Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan pupuk PHUN (Starmik, Biofarm, Asam humid) dengan pupuk an- organik dikurangi 25 persen dari rekomendasi wilayah Kec. Pasekan.

Gambar 13. Dokumentasi Kegiatan UPSUS Demplot Varietas di Indramayu

Lokasi di lahan sawah dengan varietas Dendang, Inpari 34, Banyuasin, Siakraya dan ciherang (kontrol) dengar cara tanam jajar legowo 2:1 pada lahan sub optimal pasang surut di Desa Pagirikan dan Desa Karanganyar dengan salinitas 19,5 permil dan 5 permil di Desa Pagirikan di Kec. Pasekan Indramayu.

Tabel 24. Hasil Ubinan Demplot UPSUS Indramayu

No Varietas

Hasil Ubinan (GKP ton/Ha) 75% pupuk rekomendasi

setempat

Pupuk 100%

Rekomendasi Humika Bio-farm Starmik kontrol

1. Dendang 3,640 1,929 1,183 2,184

2. Banyuasin 2,093 1,183 1,638 2,500

3. Inpari 34 0 0 0 0

4. Inpari 35 0 0 0 0

5. Ciherang 0,546 0,546 0,364 0,819

(4)

Demplot Limbah Industri dan Rumah Tangga Kota Cirebon

Identifikasi calon lokasi Demplot Padi Sawah Limbah Industri dilaksanakan di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harja Mukti, Kota Cirebon pada kelompok Tani Sekar Maju yang diketuai oleh Bapak Pulung. Hasil identifikasi calon lokasi adalah lahan yang akan digunakan untuk demplot padi sawah limbah industri adalah lahan milik Pak Pulung (Ketua Kelompok Tani Harja Mukti), Orang tua Pak Pulung, dan lahan milik Pak Tarlya dengan jumlah total luas lahan adalah ± 1 ha.

Adapun rencana perlakuan yang dilakukan pada demplot padi sawah limbah indsutri ini adalah 2 perlakuan, yang pertama perlakuan dosis pupuk sesuai hasil uji PUTS, dan yang kedua menggunakan ziolit.

Bimbingan teknologi yang dilakukan sebelum tanam di wilayah kelompok Tani Sekar Maju yaitu tentang lahan yang terkena pencemaran/limbah rumah tangga dan yang terkena dampak perlakuan yang pemupukan yang berlebihan. Penggunaan varietas unggul baru seperti Inpari 30, Inpari 31 dan Inpari 32 yang digunakan dalam Demplot. Pemberian Zeolit dan Kompos untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di wilayah kelompoktani Sekar Maju yaitu kondisi lahan yang airnya berwarna kuning kecoklatan atau mengandung Fe, Mn dan Mg di lahan tersebut serta pemberian pupuk yang berlebihan antara lain pupuk NPK majemuk sebanyak 4 Kw/ha, Urea sebanyak 3 Kw/ha, TSP sebanyak 2 Kw/ha dan ZA sebanyak 1 Kw/ha, Sedangkan persemaian pupuk dan pestisida yang dilakukan antara lain 2 Kg pupuk majemuk Mutiara senyak 2 Kg, TSP sebanyak 2 Kg dan NPK Majemuk Phonska 2 Kg.

Perlakuan seed treatment dengan Furadan sebanyak 2 Kg. Oleh karena itu pada pelaksanaan Demplot dosis yang digunakan sesuai dengan hasil analisis tanah dan pemberiannya/aplikasi pupuk dilakukan 2 kali pada umur 10-15 HST dan 30-35 HST. Hasil diskusi bahwa terjadi serangan hama dan penyakit yang diduga tanah terjadi keracunan akibat over dosis pupuk, sehingga hama dan penyakit menyerang tanaman yang kurang sehat. Pengmatan pada tanaman yaitu pada fase vegetatf, generatif dan komponen produksi dari varietas Inpari 30, Inpari 31 dan inpari 32 di masing-masing petani kooperator. Pelaksanaan ubinan yang akan dilakukan pada cara Jajar Legowo 2:1 adalah dengan ukuran 3 m X 4 m.

Gambar 14. Dokumentasi Kegiatan UPSUS Demplot Padi di Cirebon

Demplot Limbah Industri dan Rumah Tangga Kabupaten Cirebon

Hasil identifikasi lokasi untuk Dampak Limbah Industri di Kabupaten Cirebon didapatkan informasi bahwa lokasi yang akan digunakan untuk Demplot adalah di Kelompok Tani Puspa Mekar Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Calon petani kooperator adalah Pak Sana dengan luas lahan kurang lebih sebesar 0,5 ha. Kondisi lahan sekarang masih ada pertanaman dan panen diperkirakan dalam waktu 1 minggu ke depan.

(5)

Lokasi ini didapat dari hasil koordinasi dengan BP3K Dukupuntang, dan Kepala Desa Bobos. Menurut informasi dari Kepala Desa, kondisi tercemarnya sawah oleh air limbah industri pemotongan batu ini sudah berlangsung lama dan mengakibatkan penuruanan jumlah produksi, saat ini hasil panen tidak pernah lebih dari 3 ton/ha. Selain itu, pihak Desa Bobos tengah bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon untuk membuat embung kecil yang dekat dengan sumber mata air sebagai langkah penanggulangan dampak limbah industri ini. Ke depannya, air dari embung ini akan digunakan untuk mengairi persawahan, sehingga petani tidak lagi menggunakan air limbah industri untuk mengairi sawah.

Demplot PTT Padi Sawah Kota Sukabumi

Salah satu bentuk dukungan teknologi dan inovasi UPSUS untuk pencapaian swasembada komoditas padi di Kota Sukabumi adalah dengan pelaksanaan demonstrasi plot Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah. Demplot PTT padi sawah Kota Sukabumi berlokasi di Kelompok tani Sugih Mukti, Desa Dayeuh Luhur, Kecamatan Warudoyong.

Demplot PTT padi sawah dilaksanakan pada lahan milik petani seluas + 2 ha. Waktu pelaksanaannya pada musim kemarau (MK I) yaitu bulan Mei sampai dengan September 2016.

Bimbingan teknis pelaksanaan demplot PTT padi sawah pada tanggal 31 Mei 2016 di kelompok tani Suguh Mukti, Desa Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong. Bimbingan teknis dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi. Materi yang diberikan berupa pelaksanaan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah.

Selain materi PTT juga dilakukan penjelasan mengenai pelaksanaan demplot PTT padi sawah. Demplot PTT padi akan melakukan tiga perlakuan pemberian pupuk organik yaitu pengembalian jerami, pemberian pupuk kandang dan pemberian pupuk organik buatan pabrik. Varietas padi yang akan ditanam yaitu Inpari 31 dengan sistem tanam jajar legowo 2:1. Untuk pelaksanaan demplot juga disepakati jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan demplot, terutama kesepakatan jadwal penanaman demplot agar dilakukan serempak.

Hasil dari ubinan memperlihatkan bahwa hasil dari demplot PTT padi sawah ini cocok untuk dilaksanakan di Kota Sukabumi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ubinan di atas rata- rata produktivitas Kota Sukabumi. Tingginya hasil ubinan memperlihatkan bahwa VUB dengan pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk organik sangat baik untuk usahatani padi sawah.

Berdasarkan hasil ubinan sementara didapatkan hasil yaitu: 1. Cara petani 8,21 t/ha, 2. Pupuk organik jerami fermentasi 9,05 t/ha, 3. Pupuk kandang fermentasi 8,87 t/ha, 4.

Pupuk petroganik 8,74 t/ha.

Gambar 15. Dokumentasi Kegiatan UPSUS Demplot Padi di Sukabumi

(6)

Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan UPSUS saat Panen Demplot PTT Kedelai Kota Banjar

Salah satu bentuk pendampingan UPSUS PJK di Kota Banjar dalam bentuk penerapan teknologi di lapangan adalah kegiatan demplot PTT kedelai. Luas demplot PTT kedelai yaitu 2 ha. Varietas yang ditanam adalah yaitu Argomulyo, Anjasmoro, Grobogan, Wilis, dan varietas lokal.

C. Pendampingan dan bimbingan teknologi kegiatan Hortikultura Pendampingan dan bimbingan teknologi kegiatan Hortikultura melalui:

- Pelatihan atau Sosialisasi budidaya Bawang merah dan Cabai merah di Kec. Cingambul, Kab. Majalengka dengan peserta terdiri dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, BP3K kecamatan Cingambul, Kepala Cabang Dinas Pertanian kecamatan Cingambul, Penyuluh/THL kecamatan Cingambuldan Kelompoktani serta petani.

- Sosialisasi Teknologi Budidaya Bawang merah dari TSS (True Shallot Seed)/Benih Biji Bawang Merahdi Kab. Majalengka dengan peserta terdiri dari petugas dan petani yang wilayahnya merupakan sentra tanaman bawang merah. Tanggapan peserta bahwa pada umumnya mereka belum mengenal teknologi TSS, mereka menginginkan tanam varietas yang banyak dipasaran, dan menyatakan teknologi TSS belum bisa diterapkan dilapangan.

- Demplot penggunaan sex feromon dalam pengendalian hama ulat bawang (Spodoptera exigua) yang dilaksanakan oleh kelompoktani “Karangsari” Desa Mukti sari, Kec.

Cingambul, Kab. Majalengka pada bulan Oktober-Desember 2016.

Gambar

Gambar 13. Dokumentasi Kegiatan UPSUS Demplot Varietas di Indramayu
Gambar 14. Dokumentasi Kegiatan UPSUS Demplot Padi di Cirebon
Gambar 15. Dokumentasi Kegiatan UPSUS Demplot Padi di Sukabumi
Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan UPSUS saat Panen Demplot PTT Kedelai Kota Banjar

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah (1) membuktikan bahwa telah terjadi tindakan manajemen laba pada perusahaan pengakuisisi sebelum melakukan

Dengan demikian penulis perlu mengkaji penelitian ini untuk mengetahui kebenaran adanya singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa mata pelajaran PKn materi dampak globalisasi di lingkungan melalui

Pengaruh Kompos Sampah Kota dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Sifat Kimia Tanah dan Hasil Tanaman Jagung Manis ( Zea mays saccharata ) pada Fluventic Eutrudepts Asal

Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis kosentrasi respirable debu particulate matter (PM 2,5 ) di udara ambient dan gangguan kesehatan pada masyarakat di

25.foto udin bersama nenek dan kakek merupakan

Pada skenario ini akan diuji pengaruh perubahan waktu simulasi untuk mengetahui pola kedatangan paket pada algoritma antrian M/M/N yang telah dirancang... Rumani M,

Ulayat land borders were also indicated by natural boundaries available in each kaum , suku, and Nagari , following the pepatah : karimbo balanjuang, kasawah balantak