• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Nama rencana usaha dan/atau kegiatan PT. RAHMAN PRADANA adalah pembangunan Perumahan Pesona Aluna. Rumah yang akan dibangun sebanyak 90 unit, yakni pembangunan rumah dengan type 40/77 sebanyak 27 unit, dan type 30/66 sebanyak 63 unit.

2.2. LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Lokasi rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna yang dibangun di atas tanah seluas ± 11.750 m2 berada pada batas administratif sebagai berikut :

Perkampungan : Kp. Babakan Peuntas RT 002/021

Desa : Sukaraja

Kecamatan : Sukaraja Kabupaten : Sukabumi

Dengan batas-batas lokasi rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna terletak diantara :

Sebelah Utara : Pemukiman, dan Jalan Desa

Sebelah Timur : Kebun, Pemukiman, dan Pesawahan Sebelah Selatan : Kebun, dan SMK Pertanian Sukaraja Sebelah Barat : Kebun Jeng-jeng

2.3. KESESUAIAN TATA RUANG

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-2032, Berdasarkan Pasal 106 ayat 3, lokasi rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna dengan koordinat utama 6°54'51.77"S dan 106°57'48.42" E berada pada kawasan peruntukan pemukiman.

Sehingga rencana kegiatan pembangunan Perumahan Pesona Aluna ini sesuai dengan peruntukannya.

(2)
(3)
(4)

2.4. TAHAPAN KEGIATAN

Secara umum penyusunan dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan Perumahan Pesona Aluna meliputi tiga tahapan sebagai berikut :

1. Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, dan pengurusan perizinan.

2. Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, pembersihan dan pematangan lahan, mobilisasi alat dan material bangunan, dan Pembangunan sarana dan prasarana perumahan.

3. Tahap operasi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, penggunaan air bersih, timbulan limbah cair domestik, peningkatan volume sampah, dan lahan tertutup bangunan.

2.4.1. Tahap Pra Konstruksi

Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, dan pengurusan perizinan.

a. Sosialisasi Kepada Masyarakat

Sosialisasi rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna dilakukan melalui pertemuan dengan masyarakat setempat terutama masyarakat di Kp. Babakan Peuntas RT 002/021 Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, yang merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan kesepakatan/ persetujuan masyarakat dengan catatan sebagai berikut :

1. Masyarakat tidak keberatan dengan adanya rencana pembangunan perumahan yang akan dilaksanakn oleh PT. Rahman Pradana.

2. Perusahaan bersedia untuk selalu berkoordinasi dengn pihak tokoh masyarakat, Ketua RT, Ketua RW, Kepala Desa, dan Camat.

3. Perusahaan tidak akan menutup akses jalan dan atau tidak akan merubah posisi jalan yang selama ini digunakan oleh masyarakat dan menjadi akses jalan menuju perumahan dan SMK Pertanian Sukaraja, agar kedepannya nanti tidak terjadi kesenjangan antara perusahaan dan masyarakat.

4. Perusahaan bersedia untuk memperbaiki dan memelihara infrastruktur jalan yang merupakan jalan warga, yang kemungkinan rusak akibat adanya mobilisasi alat dan bahan material selama proyek pembngunan perumahan berjalan, tanpa menunggu proyek pembangunan perumahan selesai.

(5)

5. Dalam hal waktu mobilisasi alat dan bahan material bangunan disepakati sebagai berikut :

a. Mobilisasi alat dan bahan material proyek hanya dilaksanakan antara waktu 06.00 s.d 20.00 WIB.

b. Operasional alat berat dilaksanakan pada jam 06.00 – 17.00 WIB.

6. Perusahaan bersedia memperhatikan dampak sosial yang timbul akibat pelaksanaan pembangunan proyek perumahan, baik jangka pendek mupun jangka panjang.

7. Perusahaan bersedia membuat Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Kp. Babakan Limbangan Peuntas RW 21 terutama yang berdekatan dengan lokasi perumahan.

8. Perusahaan akan memelihara saluran air yang melintas ke lokasi perumahan, agar tidak menggnggu atau mengurangi debit air yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat.

9. Perusahaan bersedia menyediakan lahan TPU dilokasi Kp. Babakan Peuntas RW 21 dan sekitarnya.

b. Pengurusan Perizinan

Pengurusan perizinan yang akan dilakukan oleh PT. RAHMAN PRADANA secara keseluruhan adalah pengurusan izin-izin yang meliputi:

• Pengurusan Sertifikat Hak Milik atas Tanah

• Keterangan Domisili Perusahaan

• Izin Gangguan (HO)

• Surat Pernyataan Tidak keberatan dari warga sekitar

• Rekomendasi Kecamatan

• Surat Penunjukan Penggunaan Lahan (SPPL)

• Rekomendasi Andalalin

• Rekomendasi UKL-UPL

• Izin Lokasi

• Izin Peruntukan Penggunaan Lahan (IPPT)

• Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

• Dan Izin Lainnya

(6)

2.4.2. Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, pembersihan dan pematangan lahan, mobilisasi alat dan material bangunan, dan pembangunan sarana dan prasarana perumahan.

a. Rekrutmen Tenaga Kerja

Pembangunan Perumahan Pesona Aluna dilakukan secara bertahap mulai dari pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan, seperti cut and fill lahan, pembangunan fasilitas jalan, saluran drainase, sarana persampahan, septictank, sumur resapan, IPAL Sederhana, penanaman pohon-pohon, dan berikutnya pembangunan unit-unit rumah. Rencana tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan 20 orang selama tahap konstruksi.

Tabel 2.1. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi

No. Jabatan Kerja Jml (org) Pendidikan Asal

1. Kepala Tukang 1 STM Warga Sekitar

2. Tukang 4 - Warga Sekitar

3. Pekerja 15 - Warga Sekitar

Jumlah 20

Sumber : PT. RAHMAN PRADANA

Sistem pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana untuk pembangunan perumahan disubkontraktorkan kepada pihak ke-3 melalui mekanisme penunjukan langsung. sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan dan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berada pada subkontraktor yang melaksanakan.

b. Pembersihan dan Pematangan Lahan

Sebagian besar tapak tanah rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna berasal dari lahan kebun, oleh karena itu perlu ditimbun dan dipotong (cut and fill) menurut elevasi rencana terlebih dahulu sebelum dapat didirikan bangunan perumahan dan prasarana pendukungnya. Kegiatan pematangan tanah mencakup kegiatan perataan dan pengurugan bagian-bagian lahan tertentu, dan pembuatan pembatas sementara.

Tujuan kegiatan pembersihan dan pematangan tanah adalah menyiapkan kondisi tanah sehingga siap dibangun atau dibuat pondasi perumahan dan prasarana pendukungnya dengan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Agar tidak mengganggu estetika lingkungan, maka dibuat pagar pembatas kegiatan semi permanen, sehingga

(7)

kegiatan di dalam dan di luar kompleks pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Pengurugan/cut and fill tapak dilakukan dengan mengikuti elevasi dan kemiringan tanah rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna. Peralatan pemindahan tanah yang digunakan Beckhoe untuk menggali, memotong dan mendorong, motor grader untuk merapikan, dumptruck untuk mengangkut, dan vibrator untuk memadatkan.

Pemadatan tapak berbeda-beda menurut peruntukannya. Sumber bahan urugan utama adalah tanah yang diambil melalui cut and fill yang dilakukan oleh Beckhoe dari lokasi rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna.

Sebelum pengerjaan pembukaan lahan dilakukan, areal yang dikuasai terlebih dahulu dipagar untuk menjaga jarak aman antara lokasi kegiatan dengan penduduk sekitar.

Pada pengerjaan cut dan fill ini keseimbangan tanah diatur sedemikian rupa sehingga jumlah tanah yang digunakan untuk menimbun dan mengisi hampir sama. Dengan cara ini diharapkan jumlah bahan urugan tidak menggunakan bahan dari luar lokasi.

Pemindahan tanah dengan jarak ≥ 50 m lebih efektif menggunakan kombinasi Beckhoe dan gerobak kayu. Untuk pemindahan tanah dengan jarak pendek menggunakan Beckhoe saja dengan cara memotong dan mendorong tanah ke tempat lokasi yang akan ditimbun. Akan dibuat parit-parit/drainase serta kolam pengendapan sementara di batas-batas lokasi yang akan di lakukan pematangan lahan.

(8)

Gambar 2.3. Lokasi Lahan Yang Akan Dibersihkan

c. Mobilisasi Alat dan Material Bangunan

Kegiatan tahap konstruksi rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna memerlukan berbagai peralatan berat dan bahan material. Peralatan berat yang diperlukan antara lain Beckhoe, stone walls, dump-truck, vibrator sheet foot, grader. Pada saat kegiatan dimulai, maka alat yang diperlukan dimobilisasi ke lokasi.

Mobilisasi peralatan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan supaya alat tidak menumpuk di lokasi kegiatan. Alat yang tidak digunakan lagi secepatnya ditarik ke luar lokasi. Peralatan akan didatangkan dari daerah Sukabumi. Setelah kegiatan konstruksi selesai alat ditarik dari lokasi (demobilisasi).

Bahan material yang akan digunakan pada rencana pembangunan Perumahan Pesona Aluna antara lain : besi tulangan, semen, pasir, sirtu, batu, kayu, bata, pipa, gorong- gorong, aspal, hebel, genteng, PVC, cat, triplek, papan, paving block, interior dan lain-lainnya dimobilisasi sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah/volume maupun jenisnya. Seluruh bahan material bangunan akan didatangkan dari Sukabumi dan daerah sekitar dan dipasok oleh kontraktor lokal. Rencana pengangkutan material dilakukan pada siang hari, pengangkutan material disesuaikan dengan tahapan pekerjaan.

Tabel 2.2. Jenis dan Fungsi Peralatan Pekerjaan

No Jenis Peralatan Jumlah Fungsi

1 2 3 4

Bechoe Dump Truck Sekop Tanah Gerobak Kayu

1 Unit 1 Unit - -

Menggali/Meratakan Memindahkan Mengangkut Memindahkan Sumber : PT. RAHMAN PRADANA

(9)

Tabel 2.3. Jenis Material

No Jenis Bahan Sumber

1. Pasir Sukabumi

2. Batu Sukabumi

3. Semen Sukabumi

4. Bata Merah Sukabumi

5. Genteng Sukabumi

6. Besi beton Sukabumi

7. Keramik Sukabumi

8. Material lain Sukabumi Sumber : PT. RAHMAN PRADANA

Spesifikasi bangunan rumah yang akan dibangun untuk tiap unit rumahnya adalah sebagai berikut :

 Pondasi : Batu kali

 Dinding : Bata hebel di plester aci dengan finishing cat

 Beton bertulang : Sloof, kolom praktis, ring balk, dan leuvel

 Lantai teras : Keramik 40x40 cm

 Dinding km/wc : Keramik 20x25 cm

 Lantai km/wc : Keramik 20x20 cm

 Rangka atap : Baja ringan

 Penutup atap : Genteng tanah liat

 Rangka plafon : Kayu

 Penutup plafon : Gypsum dengan list 7cm

 Kusen : Kayu Kelas 2

 Daun pintu utama : Double Teakwood, ram kayu kelas 2

 Daun jendela : Ram kayu kelas 2, kaca polos 5 mm

 Sanitair : Bak mandi fiber, closet jongkok

 Pintu kamar mandi : PVC pabrikasi dengan kusen

 Air bersih : PDAM dan Sumur pompa listrik

 Listrik : Listrik 1.300 watt

 Car Port : Screed dengan tali air

d. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perumahan

Pembangunan sarana dan prasarana Perumahan merujuk kepada desain teknik sipil yang telah direncanakan. Lanah seluas ± 11.750 m2 akan dibangun type 40/77 sebanyak 27 unit, dan type 30/66 sebanyak 63 unit. Penyediaan TPU yang

(10)

disediakan oleh pihak perusahaan dengan luas 235 m2 (TPU yang disediakan sebesar 2% dari penguasaan lahan). Untuk pengelolaan dan pemantauannya TPU dikerjasamakan dengan masyarakat setempat.

Berikut ini adalah rincian penggunaan tanah yang akan dibangun secara spesifik adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4. Pemanfaatan Lahan Perumahan Pesona Aluna No Rencana Penggunaan Lahan Jumlah (Unit) Luas Bangunan

(m2) Luas Terbuka

(m2) Luas Kavling (m2) A. Kavling Rumah

1. Type 40/77 27 1.188 891 2.079

2. Type 30/66 63 1.890 2.268 4.158

Jumlah A 90 3.078 3.159 6.237

Prosentase A 26,20% 26,88% 53,08%

B. Fasos dan Fasum

Satuan Luas Terbangun Luas Tebuka Luas

1. Jalan, Drainase m2 2.700 525 3.225

2. Masjid, dan TPSS m2 160 - 160

3. Taman, Rth, dan Playground m2 - 2.128 2.128

Jumlah B m2 2.860 2.653 5.513

Prosentase B 23,34% 22,58% 46,92%

Jumlah A + B 5.938 5.812 11.750

Prosentase Keseluruhan 50,54% 49,46% 100%

Sumber : Diolah dari site plan

 Pembangunan Jaringan Jalan dan Sistem Drainase

Jalan untuk perumahan direncanakan terdiri dari 2 type jalan yaitu jalan ROW 8 untuk jalan utama, dan ROW 5 untuk jalan lingkungan, pembangunan jalan tersebut dilakukan dengan pengaspalan. Jalan ini secara fungsional dapat dikatakan seperti jalan dengan hirarki arteri di dalam kawasan perumahan, dengan kapasitas jalan yang dapat melayani jumlah kendaraan yang relatif besar, yaitu antara 43 kendaraan/hari. Jalan yang dibangun haruslah stabil dan kuat sehingga tidak terjadi penurunan badan jalan/amblas ketika kendaraan lewat di atasnya. Struktur Jalan meliputi sub grade yaitu lapisan tanah urugan, sub base course, base course dan perkerasan (pavement) dari flexible pavement atau dari concreate pavement. Pemadatan sub grade dilakukan untuk menjamin kepadatan maksimal sesuai dengan peruntukan jalan. Untuk mencegah kerusakan jalan maka dibuat saluran drainase di sisi kiri kanan badan jalan untuk menyalurkan air dari

(11)

badan jalan ke saluran. Permukaan jalan harus memiliki kemiringan tertentu (±2%) untuk memperlancar air hujan masuk ke dalam saluran.

Pengawasan pekerjaan pembentukan badan jalan ini perlu dilakukan supaya alat yang beroperasi bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan gambar rencana yang telah dibuat, sehingga tidak keluar dari batas tanah yang direncanakan.

Pekerjaan pembangunan jalan direncanakan dilakukan pada siang hari.

Gambar 2.4. Rencana Pembangunan Jalan

Pada sisi kiri dan kanan jalan, akan di bangun drainase penampung air hujan dan dilengkapi dengan pohon peneduh jenis Kiara Payung, cemara, dan pucuk merahserta saluran penampungan air kotor.

Drainase mempunyai lebar 0,8 meter dan kedalaman 0,4 meter. Drainase ini terhubung dengan sumur-sumur resapan untuk menangkap air dan terhubung juga dengan sungai terdekat yang terletak disamping barat dan utara lokasi perumahan.

Gambar 2.5. Model Drainase Jalan

(12)

 Pembangunan Blok-blok Perumahan

Level halaman 25 cm dan level jalan di depannya 20 s/d 60 cm, level akan disesuaikan dengan tinggi rendahnya keadaan di lapangan. Tanah untuk bangunan harus di bersihkan dari akar (Land Clearing) dan di buang keluar proyek. Setelah tanah bersih dan padat, selanjutnya dilakukan pemasangan Bouwplank, sebelum pekerjaan galian tanah untuk pemasangan pondasi dilakukan. Ukuran papan yang digunakan untuk Bouwplank adalah 2/20 diserut pada bagian yang akan di pakai acuan Utzet, di pakukan pada patok-patok kayu berukuran 5/7cm dengan jarak 2m, jenis kayu yang digunakan yaitu jenis kayu terentang atau sejenisnya.

Pemasangan Bouwplank harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan level (peil) yang ditentukan dengan menggunakan Theodolit. Bangunan darurat untuk direksi, gudang, bahan dan los kerja dibuat ukuran sesuai dengan kebutuhan. Setelah bouwplank dibuat pada masing-masing type rumah, kemudian diteruskan dengan pekerjaan pembuatan pondasi. Ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana yang di susun dari pasangan batu kali dengan adukan 1:4 semen dan pasir, pondasi foot plat beton bertulang dengan tiang pokok 4 besi 16mm, 2 besi 12mm dan cincin dengan besi 8mm. Sedangkan kolom praktis berukuran 15/15 dengan tulangan pokok menggunakan besi 8mm dan cincin menggunakan besi 6mm.

Untuk lantai menggunakan besi 8mm double dengan jarak 10cm. Pekerjaan beton tidak bertulang digunakan untuk rabat jalan masuk dan carport. Pekerjaan pemasangan dinding menggunakan batu bata kualitas baik dengan di plester dan diaci rapi.

Untuk pekerjaan lantai sebelum lantai di pasang sebelumnya diberi urugan pasir setebal 10cm dan di padatkan dengan menggunakan vibrator remper (Stemper).

Pasangan lantai menggunakan keramik dengan ukuran 40x40cm dengan kualitas bahan baku yang baik dan di pasang dengan menggunakan spesie 1:3 semen dan pasir. Semua pasangan lantai tidak di poles dan harus merupakan bidang-bidang yang lurus dan rata, kecuali lantai teras dan kamar mandi.

Rangka atap kuda-kuda sesuai dengan gambar menggunakan bahan Steel Trust Bottom Chord 2.10.50.100, Top Chord 2.10.50.80, Web Bracing 2.10.50.80 dan Purlin 2.35.40. Setiap sambungan dan pertemuan diperkuat oleh mur dan baut yang telah disesuaikan ukurannya. Penutup atap menggunakan genteng dan perletak kuda-kuda diperkuat dengan mempergunakan adukan beton dan plafon menggunakan bahan dari kayu.

(13)

Setelah rumah selesai, rumah dibersihkan dari sisa-sisa puing bangunan dan sampah, halaman rumah yang selanjutnya dikerjakan akan dilengkapi dengan bak sampah dan ditepi jalan diberi pohon peneduh dan pohon pelindung.

 Pembuatan Septic Tank, IPAL Sederhana dan Biopori

Saluran air kotor disalurkan terpisah dengan Septictank, saluran air kotor yang dibuat per unit menggunakan pipa PVC Wavin atau setara yang disalurkan langsung pada IPAL Sederhana, dan saluran air hujan disalurkan ke drainase jalan.

Pasangan Septic tank terbuat dari pasangan bata merah yang di plester kedap air serta bagian atasnya ditutup dengan plat beton bertulang dengan ketebalan 10 cm. Tiang besi beton bertulang dengan diameter 8 mm dengan jarak 20 cm, dilengkapi dengan lubang control, rembesan sesuai dengan gambar, pipa septic tank menggunakan pipa PVC Wavin atau setara.

Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya aliran tinja dari masing- masing closet rumah ke bak penampungan kotoran. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100 cm terdapat perbedaan ketinggian 2 cm.

Penggunaan pipa saluran yang tepat. Pipa saluran berupa PVC ukuran minimal adalah 4 inci dan dibuat saluran lurus tanpa belokan untuk menghindari mampat.

Sedangkan pipa saluran dari bak pertama ke bak kedua mengunakan sambungan Tee. Hal ini supaya limbah yang mengalir dari bak pertama hanya limbah cair saja. jadi fungsi resapan akan lebih baik.

Disesuaikan dengan kapasitas kebutuhan. Apabila penghuni rumah rata-rata lima orang, dan masing-masing blok perumahan terdiri 3 unit rumah, sampai 24 unit rumah, maka septic tank dibuat dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah volume limbah cair domestik yang akan dihasilkan.

Bak harus kuat dan kedap air. Dinding dasar dan penutup bak pertama harus kedap air agar limbah tidak mencemari lingkungan.

Pipa Udara. Pipa ini berfungsi membuang gas yang dihasilkan oleh limbah tinja.

Karena bila gas tidak bisa keluar maka limbah tidak akan bisa masuk karena terdorong gas dari dalam dan septic tank akan terasa penuh padahal belum.

Ketinggian Closet terhadap Septic tank. Hal ini sangat berpengaruh terhadap dorongan air+tinja mengalir ke dalam septic tank, dan mempengaruhi kelancaran pipa saluran antara closet dan septic tank. Apabila posisi rumah berada didataran

(14)

rendah atau bekas sawah hal ini sangat penting, mengingat tanah bekas persawahan banyak mengandung air sehingga resapan air tanahnya relatif lambat.

Semakin tinggi jarak antara closet dan septic tank semakin baik.

Gambar 2.6. Desain Septic Tank

Septictank yang akan dibuat adalah 1 unit/rumah yang ditempatkan dibagian depan rumah. Sementara untuk penampungan air kotor (Grey Water) sisa-sisa pencucian dan kegiatan lainnya akan dibuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sederhana, IPAL Sederhana yang akan dibuat 1 unit/rumah dan di tempatkan di halaman rumah. IPAL Sederhana tersebut berfungsi untuk menampung air kotor sisa pencucian sebelum dialirkan ke badan air penerima.

(15)

Biopori yang akan di buat sebanyak 1 unit/rumah yang di tempatkan di halaman depan rumah.

Gambar 2.7. Desain IPAL Sederhana

 Pembangunan Jaringan Air Bersih

Sarana air bersih untuk menunjang aktivitas para penghuni rumah akan disediakan air yang berasal dari PDAM dan untuk menjaga kurangnya pasokan air disediakan sumur dangkal sedalam 15 m/rumah yang ditempatkan dibelakang rumah.

 Pembangunan Instalasi Listrik

Listrik yang akan digunakan untuk penerangan dan aktivitas lainnya bersumber dari PLN Areal Pelayanan dan Jaringan (APJ) Sukabumi. Tegangan listrik untuk masing-masing rumah adalah 1.300 Va, maka kebutuhan listrik secara keseluruhan dapat dihitung sebagai berikut :

Kebutuhan listrik rumah = 90 x 1.300 Va = 117.000 Va

Penerangan Jalan = 2.200 Va

Fasos dan Fasum = 1.300 Va

Total Listrik kebutuhan listrik = 120.500 Va

(16)

 Pembangunan Sumur Resapan

Sumur resapan yang akan dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m x 3 m yang mempunyai kapasitas menampung air sebesar 3 m3/unit. Dengan jumlah sumur resapan sebanyak 29 unit. Fungsi dari sumur resapan ini untuk menangkap air hujan agar tidak melimpas ke badan jalan. Pola penempatan sumur resapan ditempatkan di setiap sudut blok, yang dihubungkan langsung dengan sistem drainase jalan dan fasos fasum.

Gambar 2.8. Desain Sumur Resapan

 Pengelolaan Sampah

Sarana pengelolaan persampahan yang disediakan oleh pihak pengelola Perumahan Pesona Aluna adalah sarana persampahan yang dibuat secara permanen yang disediakan sebanyak 1 unit TPSS, tempat pembuangan sampah sementara di buat terpilah untuk sampah organik, anorganik, dan B3. Sarana

(17)

persampahan tersebut dibuat untuk menampung sampah-sampah rumah sisa bahan makanan dan minuman dan sisa aktivitas lainnya. Sampah tersebut kemudian dikelola dengan membuat bank sampah yang dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar. Sedangkan untuk sebagian dari sampah organik akan dibuat komposter.

Gambar 2.9. Rencana Pembuatan Sarana Persampahan

 Fasilitas Sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum)

Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang akan disediakan adalah taman sebagai ruang terbuka hijau (RTH), pos keamanan, masjid, dan lain-lain.

2.4.3. Tahap Operasi

Tahap operasi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja, penggunaan air bersih, timbulan limbah cair domestik, peningkatan volume sampah, dan lahan tertutup bangunan.

a. Rekrutmen Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengelola dan memasarkan Perumahan Pesona Aluna adalah sebanyak 6 orang yang terdiri dari :

Tabel 2.5. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi

No. Jabatan Kerja Jml (org) Pendidikan Asal

1. Bag. Adm & keuangan 1 S1/D3 Sukabumi

2. Bag. Pemasaran 1 S1/D3 Sukabumi

3. Bag. Perencanaan 1 S1/D3 Sukabumi

4. Lain-lain 3 SMA Sukabumi

Jumlah 6

(18)

Sumber : PT. RAHMAN PRADANA

Tenaga kerja yang akan direkrut adalah tenaga kerja sekitar yaitu yang bertempat tinggal berbatasan langsung dengan lokasi Perumahan Pesona Aluna, dengan catatan sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan.

b. Penggunaan Air Bersih

Air bersih untuk memenuhi seluruh kebutuhan penghuni perumahan bersumber dari PDAM dan sumur dangkal sedalam 15 m. Penggunaan air bersih dihitung jika masing- masing rumah sudah terisi penuh dengan asumsi per 1 unit rumah diisi oleh 5 orang (SNI 03-1733-2004). Menurut Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU 1996, 1 orang akan menghabiskan air bersih sebanyak 120-150 liter/orang/hari (Kategori Kota berpenduduk 500.000–1.000.000 jiwa), maka dapat dihitung kebutuhan air bersih sebagai berikut :

Jumlah orang (rumah) = 90 unit x 5 orang

= 450 orang

Kebutuhan air bersih = 120 lt/o/h x 450 orang

= 54.000 lt/hari » 54 m3/hari

Gambar 2.10. Neraca Penggunaan Air Bersih

Sementara kebutuhan air bersih untuk kegiatan non domestik di dalam fasos dan fasum adalah sebegai berikut :

PDAM/Sumur Dangkal

Unit-unit Rumah

Black Water Grey Water

Septic Tank IPAL Sederhana

(19)

Tabel 2.6. Kebutuhan Air Fasos dan fasum No Jenis kebutuhan Standar Satuan Kebutuhan

Non Domestik Frek.

(/hari) Jml (m3) 1. Penghijauan & Taman** 1.10-5 m3/m2/ha 0,3448Ha 1 0,034

2. Masjid 1 m3 1 m3 1 1

Total Kebutuhan Air 1,034 Sumber : *Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU 1996

**Kepmen Kimpraswil No. 534-KPTS/M/2001 tentang pedoman standar pelayanan minimal

Tabel 2.7. Kebutuhan Air Bersih Perumahan Pesona Aluna

No Jenis kebutuhan Volume Air (m3) Frek. (/hari) Jumlah (m3)

1. Domestik 54 1 54

2. Fasos dan fasum 1,034 1 1,034

Jumlah Kebutuhan Air Bersih Keseluruhan 55,034 Sumber : Hasil perhitungan

c. Timbulan Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik yang dihasilkan berasal dari kegiatan rumah tangga seperti aktivitas mandi, cuci, dan lain sebagainya. Standar yang dipergunakan perhitungan untuk mendapatkan volume limbah cair domestik adalah 80 % dari kebutuhan air bersih, atau dalam bentuk matematis dihitung sebagai berikut:

QAL = 0,8 x Tot. Kebutuhan Air Bersih

Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa timbulan limbah cair domestik adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8. Timbulan Limbah Cair Domestik

No Uraian Keterangan

1 Jumlah Penduduk Jiwa 450

2 Kebutuhan Air Bersih 0,120 m3/org/h 54 m3 3 Produksi Air Limbah 80 % 43,2 m3 Sumber : Hasil Perhitungan (Program Pengembangan Sanitasi)

d. Peningkatan Volume Sampah

Sampah yang ditimbulkan dari aktivitas perumahan berupa sampah organik, anorganik dan B3. Sampah dihasilkan dari sisa-sisa makanan dan minuman, aktivitas dapur dan lain-lain. Perkiraan timbulan sampah untuk rumah (perumahan) permanen menurut Damanhuri et al, 1989 dan SNI 19-3964-1995, setiap orangnya dapat

(20)

mengeluarkan sampah sebanyak 2,75-3,25 l/orang/hari setara dengan 0,070-0,080 kg/orang/hari. Maka dapat diprediksi timbulan sampah yang dihasilkan adalah :

Sampah (rumah) = 0,35 kg/rumah x 90 unit Total Sampah = 31,5 kg/hari

Sampah-sampah ini dikumpulkan dan dibuang dengan skema sebagai berkut:

Gambar 2.11. Skema Pembuangan Sampah

e. Lahan Tertutup Bangunan

Lahan tertutup bangunan/material kedap air di areal Perumahan Pesona Aluna seluas 5.938 m2 (50,54%) dari total luas lahan seluas 11.750 m2 (100%) dan lahan terbuka/openspase yang tersedia seluas 5.812 m2 (49,46%). Untuk mengetahui besaran limpasan air hujan (run off) dilokasi rencana Perumahan Pesona Aluna, dihitung menggunakan metode rasional dengan persamaan sebagai berikut :

Q = 0,00278 C . A . I Dimana :

Q adalah volume run off (m3/detik hari-hujan) C adalah koefisien limpasan permukaan A adalah luas lahan (m2)

I adalah intensitas hujan (m/hari)

Dari data iklim selama 10 tahun terakhir curah hujan bulanan terendah sebesar 0,5 mm terjadi pada bulan Juli dan tertinggi bulan Desember yaitu 418,0 mm, sedangkan curah hujan rata-rata hariannya adalah sebesar 0,3048 m/hari. Suhu terendah 27,3

0C yang terjadi pada bulan Februari dan suhu tertinggi 29,5 0C terjadi pada bulan Mei. Kelembaban udara berkisar antara 79,5% - 88,4% dan kecepatan angin rata- rata bulanan adalah 2,08 knot dengan arah angin dominan ke barat.

Organik (Dibuat komposter) Sumber

Sampah

Tempat Sampah Terpilah (Organik-anorganik-LB3

60:35:5)

Anorganik dan B3 (Dikerjasamakan dengan

masyarakat membuat bank sampah)

(21)

Tabel 2.9.Koefesien Limpasan

Tipe Area Koefisien Run

off

Pegunungan yang curam 0,75 - 0,90

Perkerasan aspal, beton 0,80 - 0,90 Tanah padat sulit diresapi 0,40 - 0,55 Tanah agak mudah diresapi 0,05 - 0,35 Taman / lapangan terbuka 0,05 - 0,25

Kebun 0,05 - 0,20

Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) 0,25 - 0,40 Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) 0,40 - 0,70 Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) 0,70 - 0,80

Daerah rekreasi 0,20 - 0,30

Daerah Industri 0,80 - 0,90

Daerah perniagaan 0,90 - 0,95

Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma

Dengan demikian di dapat besaran volume run off dengan perhitungan sebagai berikut :

QTP = 0,00278 C . A . I

= 0,00278 x 0,20 x 11.750 x 0,3048

= 1,99 m3/hari hujan

Sedangkan perkiraan limpasan air dengan adanya bangunan adalah : QDP = 0,00278 C . A . I

= 0,00278 x 0,40 x 5.938 x 0,3048

= 2,01 m3/hari hujan

Dengan demikian terjadi peningkatan run off dengan dan tanpa bangunan sebesar : ΔQ = QDP - QTP

= 2,01 – 1,99

= 0,02 m3/hari hujan

2.5. JADWAL RENCANA KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan pembangunan Perumahan Pesona Aluna adalah sebagai berikut :

(22)

Tabel 2.10. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Tahun

2015-2016 Juli

2016 September

2016-2018 Juli

2018 Juli- Desember

2018 1. Pembebasan Lahan dan

Sosialisasi Kepada Masyarakat

2. Pengurusan Perizinan 3. Tahap Kontruksi

4. Rekrutmen Tenaga Kerja Kontruksi dan Operasi 5. Pemasaran

Sumber: PT. RAHMAN PRADANA

2.6. KEGIATAN SEKITAR

Kegiatan sekitar yang berdekatan dengan lokasi Perumahan Pesona Aluna diantaranya pemukiman, masjid, Pertanian, dll.

Referensi

Dokumen terkait

Note d’apprentissage de la CLTS Knowledge Hub Juillet 2016 www.communityledtotalsanitation.org L’approche ATPC en milieu urbain et périurbain : potentiel à l’échelle..

This Learning Brief considers the issues and challenges that are emerging around monitoring, veriication and certiication as CLTS is being used at scale.. Whilst there has

more realistic claim size distributions, our results show that even a small part using the Sobol’ sequence can produce a significant improvement (in our case a factor of 2–3) in

Par ailleurs, le renforcement des capacités du personnel nécessite un lien avec des incitations telles que l ’ évolution de carrière et les augmentations de salaires, par le biais

Les produits de la chaîne d approvisionnement pour le marketing de l assainissement sont facilement disponibles, de sorte que les directives en matière de latrines

Wilayah administrasi di Indonesia yang berada di bawah kabupaten / kota disebut.. Sebelah utara kecamatan Geyer berbatasan

Germ-line transformation was achieved in the Caribbean fruit fly, Anastrepha suspensa, using a piggyBac vector marked with an enhanced green fluorescent protein gene regulated by

organisations de mise en œuvre part ent ou réduisent considérablement leur soutien communautaire, tout particulièrement quand les budgets sont limités dans le temps et qu il