• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2009/2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2009/2010."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

SARI

Marliya Nur Hasanah. 2010. Penggunaan Cooperative Learning Dengan Model Pembealjaran Think Talk Write Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XA SMA Muhammadiyah 01 Weleri Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Jurusan Sejarah, FIS UNNES. Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: Pembelajaran Sejarah, Strategi Pembelajaran Think Talk Write

Pembelajaran sejarah di kelas XA SMA Muhammadiyah 01 Weleri, hanya menggunakan metode ceramah menyebabkan siswa kurang tertarik pada mata pelajaran ini. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif lagi, salah satunya adalah strategi Think Talk Write, dalam model ini lebih menekankan pada peran aktif siswa sehingga diharapkan setelah menerapkan model ini hasil belajar siswa dalam pelajaran sejarah dapat meningkat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunakan Model Pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XA SMA Muhammadiyah 01 Weleri Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010”?

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 01 Weleri, Kabupaten Kendal pada semester II tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Berdasarkan hasil prasiklus diketahui ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 56,6%, dengan rata-rata nilai 63,02. Setelah menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 16,4% yakni 73,6% dengan rata-rata 69,7 dan mengalami kenaikan sebesar 6,68. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kelas yang telah mendapatkan tindakan ketuntasan belajar siswa lebih tinggi, akan tetapi ketuntasan ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 75%, oleh sebab itu diperlukan adanya siklus 2. Hasil penelitian pada siklus 2 rata-rata kelas mencapai 72,9 mengalami kenaikan sebesar 3,2 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 86% mengalami kenaikan sebesar 13%. Dari Hasil penelitian siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu nilai yang didapatkan lebih dari 65 dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 75%.

Referensi

Dokumen terkait

Selama 20 tahun terakhir telah banyak upaya untuk merakit pengukuran suhu udara dan air dari seluruh dunia untuk sampai pada perkiraan yang akurat

Alat pemilah botol ini juga dapat membantu industri minuman dalam memilah botol sesuai ukuran agar terlihat tertata rapi dengan menggunakan berbasis bahasa C dan dengan

Inconsistency that the basic conformance class essentially already requires a response paging capability while the response paging conformance class adds very little extra

Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Modal dalam Rangka Pembangunan atau Pengembangan Industri Pembangkitan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.. The Investment Coordinating

Pemberdayaan Masyarakat menjadi badan yang penting bagi peneliti untuk melihat peran pemerintah kabupaten malang dalam pemberdayaan perempuan.. Mengenai metode penelitian

Suku bangsa di Indonesia yang beragam menghasilkan kebudayaan yang beranekaragam pula, seperti bahasa, kesenian (tari dan lagu), pakaian, bentuk rumah, bentuk senjata, dan alat

198.951.000,00.- (Seratus Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Lima Paluh Satu Ribu Rupiah) Termasuk. PPN

Hal ini mengasumsikan bahwa variasi perubahan variabel produktivitas (Y) dipengaruhi oleh variabel terikat yaitu pengalaman kerja (X1) dan pelatihan kerja (X2) sebesar 67,2%.