• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN (STUDI KASUS : KECAMATAN RUNGKUT) Disusun Oleh: Jeffrey Arrahman Prilaksono 3608 100 077 Dosen Pembimbing: Dr. –Ing. Ir. Haryo Sulistyarso Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012.

(2) LATAR BELAKANG   . Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan saat ini Penurunan kualitas lingkungan permukiman (RDTRK UP Rungkut 2010-2030) Masih kurang optimalnya partisipasi masyarakat di wilayah studi terkait kesadaran serta keterlibatan mereka dalam proses perencanaan maupun pengelolaan lingkungan fisik permukiman. RUMUSAN MASALAH .  . Kurang optimalnya tingkat partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukimannya Menurunnya kualitas lingkungan fisik permukiman Pertanyaan : “Faktor-faktor apakah yang berpengaruh dalam partisipasi masyarakat pada perbaikan lingkungan fisik permukiman di wilayah studi?”.

(3) TUJUAN DAN SASARAN . Tujuan . . Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat yang tepat untuk perbaikan lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Rungkut. Sasaran. Identifikasi karakteristik masyarakat dan lingkungan permukiman setempat  Identifikasi tingkat partisipasi masyarakat  Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukiman  Terumuskannya arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan fisik permukiman di wilayah studi .

(4) RUANG LINGKUP . Ruang Lingkup Wilayah . . Permukiman Kampung di Kecamatan Rungkut  5 RW di Kelurahan Kalirungkut  5 RW di Kelurahan Rungkut Kidul. Ruang Lingkup Pembahasan. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat  Merumuskan arahan peningkatan partisipasi untuk perbaikan lingkungan fisik permukiman . . Ruang Lingkup Substansi . Berkaitan dengan konsep, teori, serta strategi partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta teori mengenai permukiman.

(5)

(6) MANFAAT PENELITIAN . Manfaat Teoritis . . Menambah wawasan dan ilmu dalam pembangunan dengan konsep partisipasi masyarakat. Manfaat Praktis . Memberikan masukan pada pemerintah serta masyarakat setempat akan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukiman. HASIL YANG DIHARAPKAN . Terumuskannya arahan peningkatan partisipasi masyarakat untuk perbaikan lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Rungkut.

(7) SINTESA TINJAUAN PUSTAKA . Partisipasi masyarakat . . Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat . . Keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalam proses kegiatan pembangunan dimulai dari proses perencanaan hingga pengawasannya. Terdapat beragam bentuk partisipasi dan hal ini dipengaruhi dari kesadaran masyarakat tersebut terhadap pembangunan bersifat partisipatif. Tingkatan partisipasi masyarakat . Terdapat 8 tangga partisipasi menurut Arnstein (1969) terhadap derajat keterlibatan masyarakat dalam keterlibatannya pada program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. 8 tangga ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu non participation, degrees of tokenism, dan degrees of citizen..

(8) SINTESA TINJAUAN PUSTAKA . Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Terdapat beberapa faktor, yaitu faktor kapatsitas sumber daya lokal yang dapat ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi masyarakat dan eksternal yang berupa pihak berkepentingan seperti pemerintah dan swasta (LSM).  Faktor lain yang yang terlibat antara lain mengenai pola pikir masyarakat, kelembagaan, dan kapasitas sumber daya lokal . . Permukiman kumuh. Permukiman adalah paduan antara perumahan dengan isinya, yaitu manusia yang hidup dan berbudaya  Penurunan kualitas lingkungan fisik permukiman dapat ditinjau dari kondisi infrastrukturnya seperti drainase, aksesibilitas, kondisi fisik bangunan, serta persampahan yang kurang dikelola dengan baik .

(9) HASIL SINTESA TINJAUAN PUSTAKA No Teori 1 Partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukiman. Indikator Karakteristik sosial masyarakat. -. Variabel Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan. Karakteristik ekonomi masyarakat. -. Tingkat Penghasilan Mata Pencaharian. Lingkungan fisik permukiman. -. Drainase Tata bangunan Aksesibilitas Terapi. -. Pemberian informasi Konsultasi Perujukan Kemitraan Pelimpahan Kekuasaan Kontrol Masyarakat. Partisipasi rendah. 2 Tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi Sedang. Partisipasi Tinggi.

(10) HASIL SINTESA TINJAUAN PUSTAKA No Teori 3 Faktor-faktor Partisipasi Masyarakat. Indikator Pola Pikir Masyarakat. -. Variabel Tingkat Kepercayaan Masyarakat Tingkat Kesadaran Masyarakat. Kelembagaan. -. Pembagian Wewenang Wadah Partisipasi Pembiayaan Program/ Kegiatan. Kapasitas Sumber Daya Lokal. -. Perbedaan Usia Penduduk Keanekaragaman Latar Belakang Pendidikan Keanekaragaman Mata Pencaharian Tingkat Penghasilan Perbedaan Jenis Kelamin. -.

(11) METODE PENELITIAN Jenis penelitian => penelitian deskriptif, karena akan banyak memaparkan kondisi realitas dalam hal partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang kemudian dianalisa berdasarkan teori terkait substansi penelitian  Pendekatan penelitian => pendekatan rasionalisme => berdasar pada sumber kebenaran teori dan fakta empirik .

(12) VARIABEL PENELITIAN No. 1. Sasaran. Indikator. Identifikasi Karakteristik karakteristik Sosial masyarakat dan masyarakat kondisi lingkungan fisik permukiman. Variabel. Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan. Karakteristik Tingkat Ekonomi Penghasilan Masyarkat Mata Pencaharian Lingkungan Drainase fisik. Aksesibilitas. Definisi Operasional Komposisi jenis kelamin masyarakat yang terdapat wilayah studi Tinggi rendahnya usia produktif yang terdapat pada wilayah studi Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pada wilayah studi Tinggi rendahnya tingkat penghasilan masyarakat pada wilayah studi Komposisi mata pencaharian masyrakat yang terdapat pada wilayah studi Pelayanan drainase yang terdapat pada kawasan. Dapat dilihat dari kondisi maupun ketersediaannya. Pelayanan aksesibilitas yang terdapat pada kawasan. Dapat dilihat dari kondisi perkerasan jalan maupun ketersediaannya. Selain itu juga dapat dilihat dari kelengkapan attributnya seperti ketersediaan penerangan jalan..

(13) No. 2. Sasaran Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Wilayah Studi. Indikator Tingkat Partisipasi Rendah Tingkat Partisipasi Sedang. Variabel Terapi. Pemberian Informasi. Konsultasi. Perujukan Tingkat Partisipasi Tinggi. Kemitraan. Pelimpahan Kekuasaan Kontrol Masyarakat. Definisi Operasional Frekuensi masyarakat terlibat dalam kegiatan/ program akan tetapi tidak dapat memberikan masukan/ pendapat mereka dalam kegiatan/ program tersebut Frekuensi masyarakat yang mendapatkan sedikit kesempatan untuk memberi masukan akan tetapi masukan tersebut hampir tidak berpengaruh pada kegiatan/ program tersebut Frekuensi masyarakat yang memiliki kesempatan untuk melakukan komunikasi dua arah dan memberikan masukan-masukan akan tetapi tidak ada jaminan bahwa masukan mereka akan diperhatikan Frekuensi masyarakat yang masukan/ pendapatnya diperhatikan sesuai kebutuhan sehingga sudah memiliki beberapa pengaruh terhadap suatu kegiatan/ program Frekuensi masyarakat yang diajak berbagi tanggung jawab, pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan, serta penyelesaian masalah dalam kegiatan/ program Frekuensi masyarakat yang mendapatkan kewenangan untuk membuat keputusan yang dominan dalam suatu kegiatan/ program Frekuensi masyarakat yang mendapatkan kekuasaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi suatu kegiatan/ program.

(14) VARIABEL PENELITIAN No. 3. Sasaran Indikator Identifikasi Pola Pikir faktor-faktor yang Masyarakat paling berpengaruh pada partisipasi masyarakat. Kelembagaan. Variabel Tingkat Kepercayaan Masyarkat. Definisi Operasional Tinggi rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap terakomodirnya pendapat/ masukan/ saran mereka dalam program/ kegiatan perbaikan lingkungan yang melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Kesadaran Masyarakat. Tinggi rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai tanggung jawab dalam upaya perbaikan lingkungan mereka. Pembagian wewenang. Sejauh mana pemerintah memberikan kekuasaan/ wewenang pada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan/ program perbaikan lingkungan Keberadaan wadah/ organisasi yang sudah berjalan dengan baik yang bertujuan untuk menampung masukan/ pendapat/ usul masyarakat terkait dengan perbaikan lingkungan pada wilayah studi. Wadah partisipasi. Pembiayaan kegiatan/ program. Jumlah program/ kegiatan yang berjalan dengan sumber pembiayaan swadaya masyarakat.

(15) No. 3. Sasaran Indikator Variabel Identifikasi faktorKapasitas Perbedaan faktor yang paling Sumber Usia berpengaruh pada Daya Lokal Penduduk partisipasi masyarakat Keanekaraga man Latar Belakang Pendidikan Keanekaraga man Mata Pencaharian Tingkat Penghasilan. 4. Terumuskannya arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman di. Perbedaan Jenis Kelamin. (Hasil dari sasaran 1 (Hasil dari dan 3) sasaran 1 dan 3). Definisi Operasional Komposisi usia antara kaum tua dan muda berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat dalam hal-hal tertentu yang berkaitan dengan suatu kegiatan/ program Komposisi latar belakang pendidikan memiliki pengaruh pada heterogenitas input/ masukan sehingga dapat meningkatkan kualitas output/ keputusan pada setiap kegiatan/ program perbaikan lingkungan yang melibatkan partisipasi masyarakat Tingginya keanekaragaman mata pencaharian memiliki pengaruh pada alokasi waktu yang dapat disediakan oleh masyarakat terkait dengan kesibukannya masing-masing Keberadaan wadah/ organisasi yang sudah berjalan dengan baik yang bertujuan untuk menampung masukan/ pendapat/ usul masyarakat terkait dengan perbaikan lingkungan pada wilayah studi Potensi terjadinya diskriminasi peran gender dalam partisipasi masyarakat dapat dilihat dari komposisi jenis kelamin pada wilayah studi. -.

(16) RESPONDEN DAN SAMPEL. . . Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampel. Purposive sampel bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih terfokus untuk menjawab permasalahan penelitian dengan menggunakan beberapa kriteria pada sampel yang diambil. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dilakukan purposive sampel, terhadap : Sampel. Kriteria Memiliki kedudukan di mata masyarakat. Perwakilan Masyarakat. Jumlah. Memiliki pengalaman dalam keterlibatan kegiatan/ program partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan. Keterangan Ketua RT setempat Terdapat 10 RW dengan total 39 RT. 39 orang.

(17) TEKNIK PENGUMPULAN DATA . Primer. Observasi secara langsung  Kuisioner  Wawancara terstruktur . . Sekunder. Pengumpulan data instansi  Tinjauan teoritis .

(18) TEKNIK ANALISA DATA . Sasaran I Identifikasi karakteristik masyarakat dan lingkungan setempat Analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan wawancara  Output : Potensi maupun permasalahan yang terdapat pada wilayah studi yang terkait dengan karakteristik masyarakat dan kondisi lingkungan . . Sasaran II Identifikasi tingkat partisipasi masyarakat setempat. Analisis deskriptif kualitatif  Memakai tipologi Arnstein untuk mengukur tingkat keterlibatan masyarakat  Output : Tingkat partisipasi masyarakat setempat dalam upaya perbaikan lingkungan berdasarkan tipologi Arnstein .

(19) . Sasaran III Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Menggunakan analisis Delphi untuk mengetahui faktor yang berpengaruh  Output : Faktor-faktor partisipasi masyarakat yang mempengaruhi dalam perbaikan lingkungan fisik permukiman . . Sasaran IV Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Menggunakan analisis Triangulasi  Untuk mencari jalan keluar dari semua pihak  Output : Arahan partisipasi masyarakat untuk peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman .

(20) DIAGRAM TAHAPAN PENELITIAN Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat partisipasi terhadap upaya perbaikan lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Rungkut. Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman. Identifikasi karakteristik masyarakat dan lingkungan. Identifikasi bentuk dan tingkat partisipasi. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi. Analisis Delphi. Analisa deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif Karakteristik masyarakat setempat dan permasalahan lingkungan fisik permukiman. Bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat Rungkut. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman. Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Analisa triangulasi Arahan peningkatan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dan Rekomendasi.

(21) GAMBARAN UMUM WILAYAH . Wilayah Studi. Perkampungan yang terdapat di Kecamatan Rungkut  Kelurahan Kalirungkut (5 RW) dan Rungkut Kidul (5 RW)  Kepadatan penduduk tinggi  Memiliki heterogenitas dalam mata pencaharian, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan. .

(22)

(23) KOMPOSISI JENIS KELAMIN 25000 20000 15000. Perempuan. 10000. Laki-laki. 5000 0 Rungkut Kidul. Kalirungkut. KOMPOSISI USIA PENDUDUK 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0. Rungkut Kidul Kalirungkut. Sumber: Profil Kelurahan (2011).

(24) KOMPOSISI TINGKAT PENDIDIKAN 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0. Rungkut Kidul Kalirungkut. Sumber: Profil Kelurahan (2011).

(25) GAMBARAN SOSIAL EKONOMI PADA WILAYAH STUDI . Aspek Sosial. Perbedaan jenis kelamin serta usia penduduk tidak memberikan pengaruh terhadap keterlibatan masyarakat dalam perbaikan lingkungan  Masih rendahnya kualitas sumber daya masyarakat pada wilayah studi terkait dengan pendidikan. Sehingga mempengaruhi kualitas input/ output mereka dalam setiap pertemuan/ rapat program . . Aspek Ekonomi. Perbedaan tingkat penghasilan di wilayah studi tidak menimbulkan permasalahan terkait dengan keterlibatan mereka dalam perbaikan lingkungan  Sedangkan mata pencaharian yang beragam berakibat pada intensitas keterlibatan mereka dalam setiap proses perbaikan lingkungan yang ada .

(26) GAMBARAN PERMASALAHAN FISIK DAN LINGKUNGAN DI WILAYAH STUDI . Permasalahan drainase. Rusak dan tidak terawat  Beberapa titik masih belum terdapat drainase . . Permasalahan aksesibilitas. Jalan yang rusak  Beberapa masih belum mendapat perkerasan yang layak (pavingisasi, aspal, dsb)  Kurangnya penerangan pada beberapa titik .

(27) GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN . Tingkat Partisipasi Masyarakat . . Masyarakat berpartisipasi dalam program dengan cara memberikan informasi/ masukan akan tetapi dalam beberapa kegiatan/ program keputusan akhir masih berada di pemegang kekuasaan tertinggi. Tingkat Kesadaran Masyarakat . Kurang terlibat secara aktif dalam setiap program yang ada karena kesibukan tiap individu dalam pekerjaannya.

(28) ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT  . . . . Menggunakan skoring berdasarkan tipologi Arnstein Tingkat Partisipasi di Rungkut Kidul berupa Consultation (skor 71) Tingkat Partisipasi di Kalirungkut berupa Placation (skor 70) Kedua tahapan ini masuk ke golongan Tokenisme dimana masyarakat belum bisa dianggap berpartisipasi sepenuhnya karena keputusan akhir masih dipegang oleh pemilik kekuasaan tertinggi Hal ini juga dipengaruhi oleh terdapatnya beberapa program yang membatasi tingkat keterlibatan masyarakat.

(29) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT PADA WILAYAH STUDI Menggunakan analisis Delphi  Melalui tahapan iterasi karena ada responden yang tidak setuju terhadap beberapa faktor yang ada  Dengan analisis tersebut pada akhirnya ditemukan 5 faktor yang berpengaruh pada wilayah studi, yaitu: . . Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat. Perlu adanya tingkat kepercayaan yang tinggi antar stakeholder  Tingkat kepercayaan masyarakat pada beberapa program dari pemerintah cukup rendah . . Keseimbangan pembagian wewenang masyarakat. Masyarakat memiliki hak untuk terlibat dalam menentukan keputusan  Pembagian wewenang belum seimbang terkait pengambilan keputusan .

(30) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT PADA WILAYAH STUDI . Ketersediaan dan keberfungsian wadah partisipasi. Diperlukan adanya wadah partisipasi yang berfungsi dengan baik  Belum terdapatnya wadah pada beberapa RT-RW  Wadah tingkat kelurahan pada salah satu kelurahan tidak berfungsi . . Keanekaragaman latar belakang pendidikan masyarakat . . Mempengaruhi dalam penerimaan masyarakat terhadap penerimaan informasi suatu program yang ada serta output. Keanekaragaman mata pencaharian masyarakat . Keterlibatan masyarakat dalam program perbaikan lingkungan tidak jarang terbentur oleh kesibukan mereka dalam pekerjaannya masing-masing.

(31) ANALISIS TRIANGULASI UNTUK MERUMUSKAN ARAHAN PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN Analisis triangulasi pada penelitian ini menggunakan tiga sumber yang berbeda.  Beberapa sumber tersebut adalah: . Hasil analisis sebelumnya dari peneliti  Studi literatur yang terkait dengan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan  Studi kasus yang diambil dari penelitian sebelumnya yang membahas mengenai partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan pada permukiman perkampungan di perkotaan .

(32) Proses Analisis Triangulasi No. Hasil analisis Peneliti. Faktor. Studi Kasus di Wilayah Lain. Studi Literatur •. •. 1. Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat. Tingkat kepercayaan • masyarakat cukup rendah terhadap programprogram perbaikan lingkungan permukiman dari pemerintah. Perlu • adanya komunik asi yang • baik antar stakehold er •. Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi. Masyarakat harus memiliki keyakinan • bahwa aksi mereka dapat membuat perubahan. • Perlu adanya interaksi yang baik antar stakeholder • peningkatan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan akhir Perlu adanya transparansi dalam setiap proses pembangunan. Peningkatan komunikasi antar stakeholder Menghargai keputusan yang dibuat masyarakat Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi yang jelas dan transparan mengenai tiap proses.

(33) Proses Analisis Triangulasi N o. Hasil analisis Peneliti. Faktor. Studi Kasus di Wilayah Lain. Studi Literatur •. • •. 2. Keseimbang an pembagian wewenang •. Masyarakat masih belum dilibatkan secara penuh oleh pemerintah dalam tiap proses • Masyarakat masih belum dipercaya dalam pengambilan keputusan akhir. Memberikan masyarakat peningkatan wewenang secara bertahap dalam keterlibatan mereka pada setiap proses Prioritas perencanaan dan pengambilan keputusan bersumber langsung dari masyarakat.. •. •. Keputusan yang dibuat oleh masyarakat perlu dihargai karena • masyarakat setempat yang paling mengerti kondisi • lingkungannya Pembuatan keputusan merupakan titik • pusat dari partisipasi Peningkatan wewenang dapat berupa pembagian yang seimbang dalam berbagai hal dengan kesepakatan bersama.. Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi. Melibatkan masyarakat secara penuh dalam setiap proses pembangunan Memberikan peningkatan wewenang pada masyarakat dalam pengambilan keputusan Memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan prioritas pengambilan keputusan.

(34) Proses Analisis Triangulasi N o. Hasil analisis Peneliti. Faktor. •. • Ketersedi aan dan keberfung 3 sian wadah partisipasi •. Sebagian wilayah studi tidak memiliki Belum berfungsinya wadah partisipasi di tingkat Kelurahan pada Kelurahan Rungkut Kidul Masyarakat membutuhkan wadah partisipasi. Studi Kasus di Wilayah Lain •. •. •. Pembentukan • dan pembimbingan dalam pembentukan wadah baru • bagi yang belum memiliki Peningkatan kinerja wadah partisipasi yang sudah ada Melakukan kontrol terhadap wadah yang sudah ada. Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi. Studi Literatur • Perlu adanya wadah partisipasi yang berfungsi dengan baik Masyarakat membutuhkan • wadah partisipasi untuk dapat terlibat secara • langsung dalam kegiatan perencanaan.. Melakukan pembimbingan pada masyarakat mengenai fungsi serta tingkat kepentingan dari keberadaan wadah partispasi Pembinaan mengenai pembentukan wadah partisipasi Melakukan kontrol serta evaluasi terhadap wadah partisipasi yang sudah ada.

(35) Proses Analisis Triangulasi N o. Hasil analisis Peneliti. Faktor. •. 4. Keanekara gaman latar belakang • pendidikan. Studi Kasus di Wilayah Lain. Heterogenitas • tingkat pendidikan masyarakat • wilayah studi yang merupakan wilayah perkampungan • Rendahnya latar belakang pendidikan menimbulkan unsur individual needs oleh masyarakat. Mengadakan pelatihan peningkatan • kapasitas masyarakat Memberikan pembekalan pada masyarakat mengenai • perencanaan partisipatif Memberi pembekalan kepada masyarakat sehingga mereka dapat melakukan identifikasi permasalahan serta memberikan prioritas. Studi Literatur. Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi. • Peningkatan kualitas Sumber • Daya Masyarakat Peningkatan kesadaran masyarakat • terhadap pemahaman mengenai perencanaan partisipatif. Memberikan bimbingan kepada masyarakat mengenai perencanaan partisipatif Meningkatkan kualitas SDM masyarakat setempat dengan cara pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat Melakukan pembimbingan terhadap masyarakat agar mereka dapat menentukan prioritas perbaikan lingkungan pada wilayah mereka..

(36) Proses Analisis Triangulasi No. Hasil analisis Peneliti. Faktor. •. 5. Keaneka ragaman mata pencaha rian masyara kat. Tingkat keterlibatan masyarakat terhambat oleh kesibukan mereka dengan pekerjaan masingmasing. Studi Kasus di Wilayah Lain. •. Memberikan penyuluhan pada masyarakat yang terlibat dalam program jauh hari sebelumnya sehingga masyarakat dapat mencari waktu luang untuk ikut berpartisipasi. Studi Literatur. Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi. • •. Menggunaka n manajemen waktu dalam setiap kegiatan/ pertemuan yang ada. Menggunakan manajemen waktu untuk meminimalisir adanya kemungkinan konflik waktu yang dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan perbaikan lingkungan permukiman di wilayah studi.

(37) KESIMPULAN . . . Terdapat permasalahan fisik permukiman terkait drainase, aksesibilitas, dan pencemaran sungai pada wilayah studi Tingkat partisipasi masyarakat dalam keterlibatan mereka pada perbaikan lingkungan di wilayah studi termasuk dalam Tokenism. Dimana masyarakat masih belum mampu terlibat secara penuh dalam setiap prosesnya terutama pada penentuan keputusan akhir. Terdapat lima faktor yang berpengaruh terkait dengan rendahnya partisipasi dalam perbaikan lingkungan di wilayah studi. Antara lain; faktor Tingkat kepercayaan masyarakat, Keseimbangan pembagian wewenang, Ketersediaan serta keberfungsian wadah partisipasi, Keanekaragaman latar belakang pendidikan dan Mata pencaharian.

(38) KESIMPULAN . Arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan . Faktor Tingkat Kepercayaan. Peningkatan komunikasi yang baik antar stakeholder  Perlu adanya pemberian informasi yang jelas serta transparansi pada setiap program yang berjalan . . Faktor Keseimbangan Pembagian Wewenang. Peningkatan keterlibatan masyarakat pada setiap proses perbaikan lingkungan  Peningkatan wewenang masyarakat pada setiap program, terutama pada penentuan keputusan akhir . . Faktor Ketersediaan dan Keberfungsian Wadah Partisipasi. Melakukan pembinaan mengenai pembentukan wadah partisipasi baru pada tingkat RT-RW  Melakukan kontrol serta evaluasi terhadap wadah partisipasi yang sudah ada akan tetapi tidak berjalan sebagaimana fungsinya .

(39) KESIMPULAN . Arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan . Faktor Latar Belakang Pendidikan. Pembinaan masyarakat terkait dengan pemahaman mengenai perencanaan partisipatif dalam perbaikan lingkungan  Peningkatan kualitas sumber daya masyarakat sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi permalahan lingkungannya dengan tepat dan dapat memberikan prioritas terkait dengan perbaikan lingkungan mereka . . Faktor Mata Pencaharian Masyarakat . Menggunakan manajemen waktu untuk meminimalisir kemungkinan konflik waktu yang dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam setiap proses perbaikan lingkungan permukiman di wlayah mereka.

(40) SARAN Pemerintah perlu lebih menghargai pengetahuan lokal terutama dalam pengambilan keputusan  Perlu adanya kerjasama yang baik antar stakeholder terkait perbaikan lingkungan permukiman yang melibatkan partisipasi masyarakat didalamnya serta dalam pengawasan program yang berjalan untuk menghindari penyimpangan yang dapat terjadi .

(41) Sekian dan Terima Kasih 105.

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mewujudkan terciptanya sasaran strategis DJP dan dimensi kemampuan pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mendukung pencapaiannya tersebut, maka Pusdiklat

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

 Jumlah penumpang mungkin tetap dan perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 250 juta / tahun, sampai dengan 6 tahun yang akan datang.  Jumlah penumpang menurun

Melihat kondisi tersebut berdasarkan survei yang telah dilakukan, terdapat beberapa permasalahan yang berpotensi untuk dikembangkan, salah satunya terletak pada pendistribusian

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa praktik pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagai pinjaman modal usaha di LAZISMA Jawa Tengah sesuai dengan syari’at Islam,

Perlu kami sampaikan pula kepada pimpinan perguruan tinggi bahwa pengisian data kinerja penelitian perguruan tinggi dapat dilakukan sepanjang tahun melalui

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumuhan! tingkat tinggi yang er"ungsi mengirimkan #at #at yang diutuhkan %leh tuuh %rganisme

Job parent conflict merupakan jenis WFC yang terjadi pada seseorang karena besarnya tuntutan pada pekerjaan membuat peran sebagai orang tua tidak terlaksana