• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGESAHAN ANALISIS KINERJA TAKE-OFF DAN LANDING PESAWAT B BERDASARKAN VARIASI ELEVASI RUNWAY. Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGESAHAN ANALISIS KINERJA TAKE-OFF DAN LANDING PESAWAT B BERDASARKAN VARIASI ELEVASI RUNWAY. Yang dipersiapkan dan disusun oleh :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGESAHAN

ANALISIS KINERJA TAKE-OFF DAN LANDING PESAWAT B 747-400 BERDASARKAN VARIASI ELEVASI RUNWAY

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : WARLI AFDILLAH

02050026

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Penerbangan

Sekolah Tinggi Teknologi Adisujipto, Yogyakarta pada tanggal Agustus 2006 dan dinyatakan

telah memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik Penerbangan

Susunan Tim Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Penguji : Drs. Sukoco, M.Pd., M.T. ………

Penguji I : Ir. Suyitmadi, M.T. ………

Penguji II : Yusa Asra Y. W. ST. M.M. ………

Penguji III : Didik Prihananto, ST. ………

Yogyakarta, Agustus 2006 Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

Ketua Jurusan

(2)

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya : Nama : Warli Afdillah Nomor Mahasiswa : 02050026

Program Studi : Teknik Penerbangan

Judul Tugas Akhir : Analisis Kinerja take-off dan landing Pesawat B 747-400 Berdasarkan Variasi Elevasi Runway

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau instansi lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah dinyatakan dalam teks.

Yogyakarta, Agustus 2006 Yang Menyatakan

Warli Afdillah NIM 02050026

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS KINERJA TAKE-OFF DAN LANDING PESAWAT B 747-400 BERDASARKAN VARIASI ELEVASI RUNWAY” .

Penyusunan skripsi ini diajukan dalam memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Strata I jurusan Teknik Penerbangan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisannya masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Disamping itu dalam penyelesaian skripsi ini penulis tidaklah mampu mengerjakannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Untuk itu penulis ingin memberikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa memberikan bantuan materi dan spiritual.

2. Bapak Marsma TNI (Purn) Ir. Suyitmadi, MT., sebagai pembimbing utama yang selalu memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Yusa Asra Yuli Wardana, ST. MM., sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sukoco, M.Pd. MT., selaku ketua tim penguji seminar tugas akhir.

5. Bapak Didik Prihananto ST., selaku anggota tim penguji seminar tugas akhir.

6. Rekan-rekan mahasiswa civitas akademika yang telah banyak membantu baik memberi masukan dan memfasilitasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(4)

v

7. Seluruh pihak yang telah membantu hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang mana tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna, akhir kata penulis berharap lewat penulisan skripsi ini yang meskipun masih jauh dari kesempurnaan agar dapat memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya, sehingga dapat menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan prestasi terbang.

Yogyakarta, Agustus 2006

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Halaman Pernyataan iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Simbol x

Abstrak xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian 3 D. Manfaat Penelitian 4 E. Batasan Masalah 4 F. Metode Penelitian 5 G. Sistematika Penulisan 6

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Kinerja Take-Off 7

1. Perhitungan Ground roll 11

2. Perhitungan Jarak Airborne Sampai Melewati 20 Ketinggian Obstacle

B. Kinerja Landing 22

1. Perhitungan Jarak Approach 23

2. Perhitungan Jarak Flare 25

(6)

vii

BAB III TINJAUAN UMUM 29

A. Pesawat Boeing 747-400 29

1. Deskripsi Umum Pesawat Boeing 747-400 29 2. Spesifikasi Pesawat Boeing 747 Series 30 3. Bagian-Bagian Utama Pesawat Boeing 747-400 33

B. Engine CF6-80C2 43

1. Spesifikasi Engine CF6-80C2 43

2. Deskripsi dan Operasi CF6-80C2 45

BAB IV PEMBAHASAN 47

A. Perhitungan Kinerja Take-Off 47

1. Pada elevasi permukaan laut  1,225kg/m3 48 2. Pada elevasi 500 m AMSL  1,1673kg/m3 49

B. Perhitungan kinerja Landing 51

1. Pada elevasi permukaan laut  1,225kg/m3 55 2. Pada elevasi 500 m AMSL  1,1673kg/m3 57

C. Analisa Hasil Perhitungan 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63

A. Kesimpulan 63

B. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 65

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Koefisien Friksi Pada Tiap Jenis Permukaan 14 Landas Pacu

Tabel 3.1 Perbandingan Spesifikasi Pesawat B747 Series 30

Tabel 3.2 Spesifikasi Engine CF6-80C2 44

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kinerja Take-Off Berdasarkan Variasi 50 Elevasi Runway

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kinerja landing Berdasarkan Variasi 60 Elevasi Runway

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segmentasi Ground Roll Dan Jarak Approach Dari Jarak 8 Take-Off Keseluruhan

Gambar 2.2 Segmentasi Ground Roll Menurut Tingkat Kecepatan 8 Gambar 2.3 Skema Arah Gaya-Gaya Yang Bekerja Ketika Ground Roll 11 Gambar 2.4 Variasi Gaya-Gaya Yang Bekerja Selama Take-Off 18 Gambar 2.5 Skema Jarak Yang Ditempuh Ketika Airborne 20 Gambar 2.6 Segmentasi Total Landing Distance 23 Gambar 2.7 Skema Arah Gaya-Gaya Yang Bekerja Ketika Approach 24

Gambar 2.8 Skema Geometri Flare 25

Gambar 2.9 Skema Variasi Gaya-Gaya Yang Bekerja Ketika Landing 28 Gambar 3.1 Pesawat Boeing 747-400 Tampak Depan 32 Gambar 3.2 Pesawat Boeing 747-400 Tampak Samping 32 Gambar 3.3 Pesawat Boeing 747-400 Tampak Atas 32 Gambar 3.4 Konstruksi Luar Pesawat Boeing 747-400 33

Gambar 3.5 Fuselage Pesawat B747-400 34

Gambar 3.6 Cargo Compartment Pesawat B747-400 35

Gambar 3.7 Cockpit Pesawat B747-400 35

Gambar 3.8 Center Tank Pesawat B747-400 36

Gambar 3.9 Landing Gear Location Pesawat B747-400 37

Gambar 3.10 Wing Pesawat B747-400 38

Gambar 3.11 Wing Fuel Tank Pesawat B747-400 39

Gambar 3.12 Pylon/Nacelle dan Engine CF6-80C2 Pesawat B747-400 40

Gambar 3.13 Empenage Pesawat B747-400 42

Gambar 3.14 APU Compartment Pesawat B747-400 42

Gambar 3.15 Engine CF6-80C2 43

Gambar 3.16 Pembagian Aliran Udara (Airsteam) 46 Gambar 4.1 Grafik Perhitungan Airborne dan Ground Roll Saat Take-off 61 Gambar 4.2 Grafik Perhitungan Approach, Flare dan Ground roll 61

(9)

DAFTAR ARTI SIMBOL-SIMBOL

AR Aspect ratio/perbandingan antara kuadrat rentang sayap terhadap luas permukaan sayap.

b Wing span/rentang sayap, diukur dari ujung sayap kiri sampai m ujung sayap kanan.

D

C Total drag coefficients/koefisien gaya hambat total yang merupakan penjumlahan dari koefisien gaya hambat ketika gaya angkat belum dihasilkan oleh wing atau zero lift drag (CD.0) dan gaya hambat

ketika gaya angkat telah dihasilkan atau induced drag. 0

. D

C Zero-lift drag coefficients/koefisien gaya hambat ketika wing belum menghasilkan gaya angkat.

D Drag/gaya hambat/komponen gaya aerodinamis yang sejajar N dengan relative wind.

e Span effeciency factor.

G Ground effect factor/faktor ground effect (penambahan lift karena penambahan sudut serang, tanpa diikuti penambahan induced drag dimana terdapat downwash air yang dipantulkan flap).

h Wing height/tinggi permukaan sayap rata-rata diukur dari m permukaan tanah ketika pesawat dalam keadaan statis.

f

h Flare height/ketinggian yang diukur antara roda pendarat dan m permukaan landas pacu sebelum saat transisi sebelum keduanya mulai kontak.

OB

h obstacle height/ketinggian yang disyaratkan oleh FAA yang m harus dilalui oleh pesawat ketika akan mengakhiri segmen

airborne, atau ketinggian yang disyaratkan saat pesawat memulai segmen approach.

2 L

KC Induced drag/koefisien gaya hambat yang ditimbulkan saat wing telah menghasilkan gaya angkat.

uc

(10)

xi

L Lift/ gaya angkat/komponen gaya aerodinamis yang tegak lurus N terhadap relative wind.

m Aircraft maximum mass/massa maksimum pesawat pesawat . Kg N Rotation time/free roll time/waktu rotasi saat take-off/waktu det

meluncur ketika landing sebelum brake diaktifkan.

R Radius/jari-jari lengkungan busur flight path ketika airborne m maupun approach

a

S Airborne distance/jarak yang dilalui oleh pesawat baik sesaat m setelah roda pendarat terangkat.

app

s Approach distance/jarak yang dilalui oleh pesawat sebelum melewati transisi menuju touchdown

f

s Flare distance/jarak transisi yang dimulai setelah fase airborne m sampai touchdown untuk memulai ground roll.

fr

s Free roll distance/jarak yang dilalui sesaat setelah roda pendarat m menyentuh landas pacu.

g

S Ground roll/jarak yang dilalui oleh pesawat saat masih diatas m runwaybaik ketika take-off maupun landing.

R

s Rotation distance/ jarak yang dilalui saat take-off ground roll m dimana pilot mulai mengoperasikan elevator untuk mengubah AOA supaya CL bertambah.

T Thrust/gaya dorong statis yang dihasilkan oleh engine, yang N arahnya berlawanan dengan drag.

rev

T Reversed thrust/gaya dorong yang dibalik arahnya ke arah laju N pesawat saat mendarat, besarnya diperkirakan sekitar 0,5T.

W T

Thrust to weight ratio/gaya dorong statis per satuan berat pesawat.

a

V Approach speed/segmen kecepatan dimana pesawat telah m/det melewati ketinggian obstacle untuk memulai approach.

(11)

f

V Flare speed/segmen kecepatan dimana pesawat akan melewati m/det kondisi transisi sebelum roda pendaratnya menyentuh landas pacu. LO

V Lift-off speed/segmen kecepatan dimana pesawat telah m/det sepenuhnya terangkat dari landas pacu dan ground roll telah

dilewati sepenuhnya. mca

V Minimum control speed in the air/kecepatan minimum yang m/det disyaratkan agar rudder pesawat mampu menghasilkan gaya

aerodinamis yang cukup, untuk menimbulkan yawing moment jika prosedur take-off harus dibatalkan. Nose gear pesawat mulai terangkat.

mcg

V Minimum control speed on the ground/kecepatan minimum yang m/det disyaratkan agar rudder pesawat mampu menghasilkan gaya

aerodinamis yang cukup, untuk menimbulkan yawing moment jika prosedur take-off harus dibatalkan.

mu

V Minimum unstick speed/segmen dimana pilot diharuskan untuk m/det menghentikan pengoperasian elevator agar tail clearence terjaga.

R

V Rotation speed/segmen kecepatan dimana pilot dapat memulai m/det pengoperasian elevator dan high lift devices untuk meningkatkan

koefisien gaya angkat. stall

V Stalling speed/kecepatan minimum untuk menghindari terjadinya m/det stall, kecepatan ini merupakan segmen pertama kecepatan yang

dilakukan oleh pesawat ketika take-off. TD

V Touchdown speed/segmen kecepatan dimana roda pendarat utama m/det pesawat telah menyentuh permukaan landas pacu.

1

V Decision speed/critical engine failure speed/kecepatan dimana m/det pilot membuat keputusan untuk melanjutkan prosedur take-off

atau membatalkannya, jika engine failure terjadi sebelum pesawat mencapai segmen kecepatan ini, maka pilot harus membatalkan take-off dan sebaliknya.

(12)

xiii 

V Freestream velocity/kecepatan aliran udara bebas. m/det W Weight/gaya yang merupakan perkalian antara massa dan (N or kgf)

percepatan gravitasi.

S W

Wing loading/berat pesawat per satuan luas permukaan sayap. N/m2

r

Friction coefficients/koefisien gesek yang ditimbulkan antara roda pendarat dan permukaan landas pacu.

Freestream air density/massa jenis udara bebas yakni berat massa m udara persatuan volume.

(13)

ANALISIS KINERJA TAKE-OFF DAN LANDING PESAWAT B 747-400 BERDASARKAN VARIASI ELEVASI RUNWAY

Oleh: Warli Afdillah

Abstrak

Aircraft field performance dapat diartikan sebagai kemampuan atau kinerja pesawat ketika beroperasi dalam suatu medan medan tertentu, kinerja sebuah tipe pesawat biasanya telah dihitung dan dipublikasikan dalam dokumen resmi pabrik. Akan tetapi khusus untuk kinerja take-off dan landing data ini biasanya hanya dituliskan ketika pesawat berada pada kondisi sea level. Hal ini tentu akan sedikit menimbulkan masalah bagi para operator yang akan menyesuaikan armada pesawatnya yang mana akan singgah pada bandara tertentu, termasuk juga bagi otoritas bandara seperti P.T Angkasa Pura yang akan merencanakan pemanjangan landas pacu ketika melakukan pengembangan fasilitas dan infrastruktur bandara. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan melakukan analisa perhitungan kinerja take-off dan landing berdasarkan variasi elevasi runway.

Tahapan perhitungan yang dituliskan dalam skripsi ini dibagi menurut segmentasi jarak yang dilewati oleh pesawat baik ketika take-off maupun landing. Seluruh data-data yang diperlukan dalam proses perhitungan merupakan hasil dari pengumpulan data yang penulis lakukan dengan berbagai metode.

Hasil perhitungan kinerja take-off dan landing akan disajikan dalam bentuk tabel, dari tabel tersebut kita dapat memperkirakan seberapa signifikan pengaruh kenaikan elevasi runway terhadap kinerja take-off dan landing serta parameter-parameter apa saja yang dapat mempengaruhi, aircraft field performance.

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria sampel yang diambil adalah mahasiswa yang terdaftar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi dan masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan, dalam

Batasan Masalah Masalah yang akan diteliti adalah mengetahui komunikasi matematis siswa dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka faktor risiko terbesar yang menyebabkan penurunan kualitas berupa kandungan zat organik pada air produksi adalah kecepatan

Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus memahami beberapa faktor yang sangat berpengaruh pada kinerja karyawan, yaitu antara lain: lingkungan

Hukum Perdata, Hukum Perusahaan, Hukum Perbankan dan Investasi, Hukum Perlindungan Konsumen, Hukum Perdagangan, Hukum Property, Hukum Pertanahan, Hukum

Relasi ini digunakan apabila terdapat dua atau lebih aktor melakukan hal yang sama (use case yang sama). Use case tersebut kemudian dipisahkan dan dihubungkan dengan

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan rahmatnya serta karunia dan anugrah yang luar biasa dalam hidup saya hingga detik ini,