• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW I PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI DI KELAS VIIB SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : Chyntia Perwintan Sari NIM : 121414076. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW I PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI DI KELAS VIIB SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : Chyntia Perwintan Sari NIM : 121414076. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku ( Filipi 4:13). Setiap usaha dan kerja keras akan memperoleh hasil yang indah Bersukacitalah senantiasa Bersukacitalah!. dalam. Tuhan!. Sekali. lagi. kukatakan:. ( Filipi 4:4). Dengan kerendahan hati dan penuh syukur skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus yang selalu yang memberi kekuatan, menyertai dan menuntun setiap langkahku Kedua orangtuaku yang tercinta: Bapak Agung Wiryawan dan Ibu Magdalena Indartiningsih yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberiku semangat. Simbah kakung dan simbah putri yang selalu mendoakan Try Prasetio Dono Indarto yang memberi semangat Saudara-saudaraku: Chylvia, Dela, Fani, Inda, Digna, Mbak Ria, pakde Kunto, bude Mitri, pakde Ir, bude Anik, pakde Tarto, bude Tutik, bude Mimin, bulek Mulat, om Antok Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan semangat Almamater kebanggaanku Universitas Sanata Dharma. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Chyntia Perwintan Sari. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I pada Pokok Bahasan Persegi panjang dan Persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta (2) komunikasi matematis siswa (3) prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa putri dan 16 siswa putra. Instrumen penelitian untuk variabel komunikasi matematis adalah kuesioner dan deskripsi hasil tes prestasi belajar dan untuk variabel prestasi belajar adalah tes prestasi belajar. Validitas ini diperoleh dengan melakukan uji pakar, yaitu dosen pembimbing, dosen lain dan guru mata pelajaran. Validitas butir diperoleh dengan ujicoba. Apabila hasil butir tidak valid maka dilakukan revisi. Reliabilitas instrumen kuesioner komunikasi matematis r=0,86 dan reliabilitas instrumen tes prestasi belajar r=0,63. Berdasarkan analisis diperoleh bahwa (1) model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terlaksana dengan baik dengan persentase sebesar 84,72% (2) komunikasi matematis secara tertulis siswa kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta termasuk kategori sedang dengan persentase sebesar 65,38%, komunikasi menggambar termasuk kategori sedang dengan persentase sebesar 53,85%, komunikasi menulis termasuk kategori sedang dengan persentase sebesar 53,85%, komunikasi matematis secara lisan termasuk kategori sedang dengan persentase sebesar 61,54%, berdasarkan kuesioner kemampuan komunikasi matematis siswa termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata 107,4 atau 85,92%, (3) prestasi belajar siswa kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta termasuk kategori cukup.. Kata kunci : Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis, Kemampuan Komunikasi Matematis secara Lisan, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Tes Prestasi Belajar. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Chyntia Perwintan Sari. 2016. The Implementation of Cooperative Learning Model Type Jigsaw I in Rectangle and Square Subject to student of Grade VIIB BOPKRI I Yogyakarta Junior High School Academic Year 2015/2016. Undergraduate Thesis. Department of Mathematics and Natural Sciences, The Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.. The research has the purposes to know (1) the implementation of Jigsaw as cooperative learning model at class VIIB BOPKRI 1 Yogyakarta Junior High School (2) students’ mathematical communication (3) students’ records. The research uses qualitative and quantitative descriptive methods. The subjects of the research are the 26 students of VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta academic year 2015/2016 in which 10 students are female and 16 students are male. The instrument of the research used for variable of mathematical communication is questioner and the description of the result of the test and for variables of students record is a test. The validity is assessed by the undergraduate thesis advisor, the lecturers and mathematics teachers. The validity is achieved by trials. If an item is invalid, the research is revised. The result presents the reliability for questioner of mathematical communication is r=0,86 and the reliability for the instrument of the test is r=0,63. According to the analysis, it is concluded that (1) the implementation of Jigsaw as cooperative learning model is done properly with percentage 84,72% (2) written skill of mathematical communication of students grade VIIB BOPKRI 1 Yogyakarta Junior High School is categorized as average with percentage 65,38%, drawing skill is categorized as average with percentage 53,85%, written communication is categorized as average with percentage 53,85%, oral communication is categorized as average with percentage 61,54%, based on questioner the skill of mathematic communication of the students is categorized as very good with score 107,4 or 85,92%, (3) the study records of students class VIIB BOPKRI 1 Yogyakarta Junior High School are categorized as average.. Keywords: Writing Capability of Mathematical Communication, Oral Capability of Mathematical Communication, Jigsaw as Cooperative Learning Model, Test. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan limpahan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Dalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali bantuan baik materi maupun non materi yang diberikan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, diantaranya: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA; 3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika; 4. Bapak Drs. Th. Sugiarto P., M.T. selaku dosen pembimbing akademik 5. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu dalam penyusunan skripsi ini; 6. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma, yang telah membimbing, membantu, dan memberikan ilmu selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma; 7. Bapak Paryadi, S.Pd., selaku kepala SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian; 8. Bapak Drs. Adi Undang M., selaku guru bidang studi matematika di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini; 9. Siswa-siswi kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah membantu dan bersedia bekerjasama selama penelitian berlangsung;. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah................................................................................ 6 C. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 E. Batasan Masalah ..................................................................................... 8 F. Batasan Istilah ......................................................................................... 8 G. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ..................................................................................................... 11 1. Definisi Belajar .................................................................................. 11 2. Ciri-ciri Belajar .................................................................................. 11 3. Faktor-faktor Belajar .......................................................................... 12 4. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................................... 16 B. Pembelajaran........................................................................................... 17 C. Prestasi .................................................................................................... 18 D. Komunikasi Matematis ........................................................................... 23 E. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................. 26 F. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I ...................................... 32 G. Materi Pembelajaran ............................................................................... 35 1. Persegi panjang .................................................................................. 35 2. Persegi ................................................................................................ 37 H. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 39 I. Kerangka Berpikir ................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 42 B. Subjek Penelitian ................................................................................... 42 C. Objek Penelitian...................................................................................... 43 D. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 43 E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 43 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 52. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. G. Analisis Validitas Instrumen................................................................... 54 H. Metode Analisis Data ............................................................................. 57 1. Kelayakan Analisis ............................................................................ 57 2. Keterlaksanaan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I ........ 58 3. Kuesioner Komunikasi Matematis ..................................................... 58 4. Tes Prestasi Belajar ............................................................................ 60 5. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis................................... 61 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Kelayakan Analisis ................................................................................. 64 B. Deskripsi Data ........................................................................................ 65 1. Keterlaksanaan RPP dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I .............................................................................................. 65 2. Kuis .................................................................................................... 65 3. Kuesioner Kemampuan Komunikasi Matematis ............................... 67 4. Prestasi Belajar Siswa ........................................................................ 69 5. Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis dan Lisan........ 71 6. Analisis Data Wawancara .................................................................. 98 C. Pembahasan ............................................................................................ 104 1. Kemampuan Menulis ......................................................................... 104 2. Kemampuan Menggambar ................................................................. 105 3. Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis ........................ 106 4. Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................................ 107. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Kemampuan Komunikasi secara Lisan .............................................. 109 6. Deskripsi Berdasarkan Kuesioner ...................................................... 110 7. Deskripsi Berdasarkan Tes Prestasi Belajar ...................................... 111 8. Deskripsi Berdasarkan Wawancara ................................................... 112 D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 113 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 115 B. Saran ....................................................................................................... 116 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 118 LAMPIRAN ..................................................................................................... 121. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional .................................................................... 27. Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ..................................................................................... 31. Tabel 3.1. Rencana Pembelajaran .................................................................. 45. Tabel 3.2. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli ............................. 46. Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Kelompok Asal ............................. 46. Tabel 3.4. Indikator Kuesioner Kemampuan Komunikasi Matematis ........... 48. Tabel 3.5. Kisi-kisi Observasi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelompok Ahli dan Kelompok Asal ............................................. 49. Tabel 3.6. Pedoman Wawancara .................................................................... 50. Tabel 3.7. Kisi-kisi Kuis 1 ............................................................................. 50. Tabel 3.8. Kisi-kisi Kuis 2 ............................................................................. 50. Tabel 3.9. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar ........................................................ 51. Tabel 3.10 Interpretasi Validitas Instrumen .................................................... 53 Tabel 3.11 Interpretasi Reliabilitas Instrumen ................................................ 54 Tabel 3.12 Uji Validitas Kuesioner Kemampuan Komunikasi Matematis ..... 55 Tabel 3.13 Uji Validitas Tes Prestasi Belajar ................................................. 56 Tabel 3.14 Reliabilitas Butir Soal ................................................................... 57 Tabel 3.15 Penilaian Kuesioner ...................................................................... 59 Tabel 3.16 Kriteria menurut Widoyoko .......................................................... 59. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 3.17 Pedoman Penilaian Tes Prestasi Belajar ....................................... 60 Tabel 3.18 Kriteria menurut Widoyoko .......................................................... 61 Tabel 3.19 Pedoman Penyekoran Kemampuan Komunikasi Matematis ........ 61 Tabel 3.20 Pengelompokan Kemampuan Komunikasi Matematis ................. 62 Tabel 4.1. Data Mentah Keterlaksanaan RPP ................................................ 65. Tabel 4.2. Data Skor Kuis Kelompok ............................................................ 66. Tabel 4.3. Data Mentah Skor Kuesioner ........................................................ 67. Tabel 4.4. Statistik Kuesioner ........................................................................ 68. Tabel 4.5. Klasifikasi Data Kuesioner ........................................................... 69. Tabel 4.6. Data Mentah Nilai Tes Evaluasi ................................................... 69. Tabel 4.7. Statistik Nilai Tes Evaluasi ........................................................... 70. Tabel 4.8. Klasifikasi Penilaian ..................................................................... 71. Tabel 4.9. Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Soal Nomor 1 ....................................................................................... 72. Tabel 4.10 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Soal Nomor 2 ....................................................................................... 77 Tabel 4.11 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Soal Nomor 3 ....................................................................................... 80 Tabel 4.12 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Soal Nomor 4 ....................................................................................... 84 Tabel 4.13 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Soal Nomor 5 ....................................................................................... 89 Tabel 4.14 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis ..... 93. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.15 Pengelompokan Komunikasi Matematis secara Tertulis .............. 94 Tabel 4.16 Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis .......................................................................................... 95 Tabel 4.17 Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................... 95 Tabel 4.18 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis secara Lisan....... 96. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Unsur-unsur Persegi panjang .................................................... 36. Gambar 2.2. Luas dan Keliling Persegi panjang ........................................... 37. Gambar 2.3. Unsur-unsur Persegi ................................................................. 37. Gambar 2.4. Luas dan Keliling Persegi ......................................................... 38. Gambar 2.5. Kerangka Berpikir .................................................................... 40. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN A 1.. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 122. 2.. Uji Pakar Instrumen Kuesioner ............................................................ 180. 3.. Uji Pakar Instrumen Kuis .................................................................... 182. 4.. Uji Pakar Instrumen Lembar Kerja Siswa ............................................ 185. 5.. Uji Pakar Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................... 187. 6.. Uji Pakar Instrumen Tes Prestasi Belajar ............................................. 190. LAMPIRAN B 1.. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner .............. 192. 2.. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Belajar .................................................................................................. 193. 3.. Instrumen Komunikasi Matematis Setelah Revisi ............................... 194. LAMPIRAN C 1.. Contoh Kuesioner ................................................................................ 198. 2.. Contoh Lembar Observasi Komunikasi Matematis Siswa ................... 210. 3.. Contoh Tes Prestasi Belajar ................................................................. 230. 4.. Lembar Keterlaksanaan RPP ................................................................ 235. 5.. Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 243. 6.. Surat Selesai Penelitian ........................................................................ 244. LAMPIRAN D 1.. Dokumentasi ........................................................................................ 245. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Menurut Witherington (1952) seperti yang dikutip oleh Sukmadinata (dalam Hariyanto, 2011: 11) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Salah satu tempat yang memfasilitasi belajar yaitu lembaga sekolah. Di lembaga sekolah ini, setiap anak dididik secara intelektual maupun sikap sosialnya. Di lingkungan sekolah, anak-anak dibimbing dan diarahkan untuk mengeluarkan ide kreatifnya saat pembelajaran berlangsung. Menurut Rusman (2012: 3), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Dengan adanya pembelajaran di sekolah dapat menjadi alat bantu bagi guru untuk memberikan pengetahuan bagi siswa. Selain itu, guru juga dapat menerima pengetahuan dari siswa yang berasal dari berbagai macam karakteristik sehingga terjadi pembelajaran dua arah antara guru dan siswa.. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Saat mengikuti. pembelajaran berlangsung, dapat dilihat keaktifan siswa dalam pembelajaran,. keberanian. siswa. untuk. mengungkapkan. pendapatnya ketika guru bertanya, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan (Ahmad, 2013: 121) sedangkan berpikir kreatif ditunjukkan dengan siswa mampu untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan mengkombinasikan dua atau lebih konsep yang dikuasai sebelumnya (Ahmad, 2013: 109). Jika guru memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam pembelajaran maka pemikiran siswa akan berkembang dan siswa dapat mengungkapkan setiap ide dan gagasan kepada guru maupun siswa yang lain. Siswa mengungkapkan ide dan gagasannya dapat melalui cara berkomunikasi dengan guru maupun siswa lain. Cara siswa berkomunikasi dalam pembelajaran matematika disebut komunikasi matematis. Dalam hal ini, komunikasi matematis merupakan keterampilan yang penting dalam matematika. Menurut Greenes et al (dalam Rosita, 2014: 36) komunikasi maematis merupakan kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi, modal keberhasilan bagi siswa terhadap penyelesaian investigasi matematika serta merupakan wadah bagi.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. siswa berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, berbagi pikiran, mempertajam ide untuk meyakinkan orang lain. Apabila komunikasi matematis serta pembelajaran dilaksanakan dengan dua arah dan efektif, diharapkan hasil belajar siswa akan terlihat melalui prestasi yang dicapai siswa. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa (dalam Arifin, 2009: 12). Prestasi belajar siswa identik dengan nilai akhir yang diperoleh siswa melalui nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai ulangan umum. Untuk melihat tingkat komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa dapat ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh. Rosalia (2015),. dijelaskan bahwa di suatu kelas yang diteliti, kemampuan komunikasi matematis relatif sedang. Dalam kelas tersebut hanya ada satu siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi yang tergolong tinggi. Hal tersebut dilihat dari setiap jawaban ulangan yang ditulis oleh siswa. Bagi siswa yang kemampuan komunikasinya tergolong tinggi dapat menjawab pertanyaan secara sistematis dan runtut, namun bagi siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi yang relatif sedang, dalam menjawab soal ulangan kurang runtut dan kurang lengkap. Prestasi belajar menunjukkan mayoritas siswa putri lebih baik dalam menulis jawaban soal dengan baik dan menjelaskan hubungan antara fakta, apa yang ditanyakan, jawaban soal, dan kesimpulan yang logis..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Dengan referensi penelitian yang dilakukan oleh Rosalia (2015) yang terkait tentang komunikasi matematis maka pada tanggal 17 Februari 2016 peneliti melakukan wawancara dengan guru pengampu matematika kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang mengemukakan bahwa guru lebih sering menerapkan. metode. ceramah. saat. mengajar.. Guru. tersebut. mengungkapkan apabila dahulu pernah menerapkan pembelajaran dengan model diskusi kelompok namun membutuhkan waktu yang lama sehingga saat ini lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru menceritakan bahwa dikelas VIIB ada dua orang siswa yang butuh perhatian khusus dari guru karena dua orang siswa tersebut sering membuat keganduhan, lebih sering mengganggu teman lain dan kurang dapat menerima pelajaran. Siswasiswa kelas VIIB tidak hanya berasal dari Jawa namun ada yang berasal dari Papua sehingga guru memandang semua siswa sama, tidak memandang siswa dari etnik mana saja. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi secara langsung di dalam kelas. Peneliti melihat siswa yang duduk di barisan pertama terlihat antusias dan memperhatikan penjelasan guru sedangkan siswa yang duduk di barisan terakhir sibuk dengan dirinya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, saat diberi latihan soal tidak mengerjakan. Pada saat itu siswa-siswa belajar tentang sudut namun hanya beberapa orang saja yang membawa alat gambar seperti penggaris, jangka, busur sehingga.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. siswa yang tidak membawa alat gambar, meminjam kepada teman dan saat itulah kelas mulai gaduh dan menjadi tidak kodusif. Pada taanggal 8 April 2016, peneliti kembali mewancarai guru untuk bertanya tentang prestasi siswa kelas VIIB. Guru menjelaskan bahwa prestasi siswa kelas VIIB tergolong sedang, hanya ada satu siswa yang tergolong lebih unggul. dibandingkan siswa yang lain. Saat siswa mengalami kesulitan. belajar, guru menganjurkan agar siswa bertanya kepada teman lain karena biasanya siswa merasa takut untuk bertanya kepada guru. Siswa yang tergolong lebih unggul di kelas, sering bertanya kepada guru. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Peneliti ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I untuk mengetahui tingkat komunikasi matematis serta prestasi belajar siswa. Peneliti menggunakan model ini agar siswa lebih mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran serta siswa mempunyai tanggung jawab sebagai ahli untuk menjelaskan kepada teman yang lain. Peneliti juga ingin siswa lebih bisa mengeluarkan ide atau gagasan yang dimiliki saat berada dalam diskusi kelompok. Selain itu membiasakan siswa untuk bertanya pada teman atau guru jika mengalami kesulitan..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kegiatan proses pembelajaran masih berpusat pada guru. 2. Ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa mengerjakan pekerjaan lain dan tidak memeperhatikan penjelasan guru. 3. Ada siswa yang kurang berani bertanya kepada guru. 4. Siswa bertanya kepada teman lain namun bukan terkait dengan materi pelajaran. 5. Beberapa siswa membuat pembelajaran tidak kondusif. 6. Beberapa siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. 7. Ada siswa yang mencari perhatian guru dengan mengobrol dengan teman sebangku.. C. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta?.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta? 3. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. 2.. Mengetahui. kemampuan. komunikasi. matematis. siswa. dalam. pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. 3. Mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. E. Batasan Masalah Masalah yang akan diteliti adalah mengetahui komunikasi matematis siswa dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Sekolah menggunakan Kurikulum 2006 atau KTSP, materi persegi panjang dan persegi terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan yang diajarkan di kelas VIIB yaitu: 1. Unsur dan sifat persegi panjang 2. Keliling dan luas persegi panjang 3. Unsur dan sifat persegi. 4. Keliling dan luas persegi.. F. Batasan Istilah Untuk mengurangi kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi yang diajukan dalam penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang. dengan. sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pengetahuan baru sehingga memungkinkan perubahan perilaku seseorang dalam berpikir..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa adalah pedoman sebagai indikator untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Selain itu prestasi belajar juga digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semakin baik prestasi siswa, mutu pendidikan siswa juga meningkat. 4. Komunikasi Matematis Siswa Komunikasi matematis adalah kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru, dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. 5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I Dalam model pembelajarantipe Jigsaw, guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok baru..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. G. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan peneliti sendiri. 1. Bagi guru, penelitian ini digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa mempelajari matematika. 2. Bagi siswa, dapat saling membantu antar teman yang lain saat berdiskusi memecahkan permasalahan yang diberikan. 3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam mengetahui kemampuan komunikasi matematis.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Belajar 1. Definisi belajar Menurut R.Gagne dalam Susanto (2013: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang mengalami perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. 2. Ciri-ciri Belajar William Burton (dalam Hamalik, 2001: 31) menguraikan ciri belajar sebagai berikut: a. Proses belajar ialah dari pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui.. 11.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. b. Proses tersebut melalui berbagai pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. c. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri yang mendorong motivasi kontinu. d. Proses belajar dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan. individual di. kalangan siswa-siswa. e. Proses belajar berlangsung efektif apabila pengalaman-penglaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. f. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. g. Hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah sehingga tidak sederhana dan statis. 3. Faktor-faktor Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya namun dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yangada di luar individu. Faktorfaktor belajar menurut Slameto (2010: 54-71) adalah sebagai berikut : a. Faktor intern Faktorn intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. 1) Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat juga mempengaruhi belajar. 2) Faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, bakat. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.. Minat. adalah. kecenderungan. yang. tetap. untuuk. memperhatikan beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik. 3) Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. b. Faktor ekstern Faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. 1) Faktor keluarga dapat dilihat dari cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Relasi antar anggota keluarga dapat tercipta dengan baik apabila hubungan orangtua dan anak terjalin dengan baik yaitu hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk mensukseskan. belajar anak. Keadaan ekonomi keluarga erat. hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, buku-buku belajar, alat tulis. 2) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, metode belajar. Metode mengajar akan mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula, seperti. guru kurang persiapan dan kurang mengusai bahan. pelajaran. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru sehingga dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Dalam relasi antara guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya dan akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab akan menyebabkan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. proses belajar mengajar kurang lancar sehingga siswa merasa jauh dari guru dan segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Dalam relasi siswa dengan siswa terlihat jika siswa mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan dengan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin akan diasingkan dari kelompok. Hal tersebut membuat siswa akan terganggu belajarnya, siswa tersebut menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena. di. sekolah. mengalami. perlakuan. yang. kurang. menyenangkan dari teman-temannya. Apabila siswa mengalami hal tersebut, sebaiknya siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar siswa tersebut dapat diterima kembali dalam kelompoknya. Dalam metode belajar, banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Hal ini perlu diadakan pembinaan dari guru sehingga dengan cara belajar siswa yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa tersebut. Pembagian waktu yang baik untuk belajar adalah dengan belajar secara teratur setiap hari, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. 3) Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadi namun jika.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi maka belajarnya akan terganggu sehingga sedapat mungkin siswa membatasi kegiatan dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Penggunaan mass media bagi siswa ada yang berpengaruh baik dan jelek. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Mass media yang jelek memberi pengaruh yang jelek terhadap siswa maka perlu kiranya siswa mendapat bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orangtua dan pendidik. Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul lebih cepat masuk dalam jiwa siswa. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa begitupun sebaliknya, agar siswa dapat belajar dengan baik maka diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yag baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik harus bijaksana. 4. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar menurut Mustaqim (2008: 69) adalah sebagai berikut: a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu. b. Belajar akan berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan. c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dan dipahami bukan sekedar menghafal fakta. f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri pelajar.. B. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien (Rusman, 2012: 3). Menurut Suprijono (2009: 13) pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya sehingga subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang. dapat. meningkatkan. kemampuan. berpikir. siswa,. serta. dapat.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif.. C. Prestasi Menurut Arifin (2009: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Beberapa fungsi utama dari prestasi belajar (Arifin, 2009: 12-13) yaitu: 1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. keingintahuan. (couriosity). dan. merupakan. kebutuhan. umum. manusia”. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijaadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern yaitu prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern yaitu prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. 5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Prestasi belajar dapat bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik. Menurut Cronbach (dalam Arifin, 2009: 13) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mencakup pemilihan strategi meliputi pemilihan materi serta metode dan alat kegiatan yang hendak ditempuh oleh guru dan siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas dalam rangka menghasilkan bentuk-bentuk perubahan tingkah laku dalam diri murid yang diinginkan serta pelaksanaannya (Suwandi dalam Supratiknya, 2012: 1). Penilaian hasil belajar adalah kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang bisa mereka tunjukkan setelah menjalani kegiatan belajar mengajar (Sudjana dalam Supratiknya, 2012: 1). Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar meliputi tes hasil belajar produk, tes hasil belajar proses, dan tes hasil belajar psikomotorik. Tes hasil belajar psikomotorik berupa keteampilan melaksanakan hasil eksperimen. Tes hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotorik kinerja siswa..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes hasil belajar yang dikembangkan dan disesuikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Untuk penskoran hasil tes, menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal. Selain perangkat pembelajaran, untuk mengamati kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, juga dikembangkan lembar pengamatan pengelolaan kegiatan pembelajaran model pembelajaran terpadu (Trianto, 2011: 235-236). Menurut Sudjana (2016: 5) menyatakan bahwa dari segi alatnya penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan nontes. Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes, ada yang disusun dalam bntuk objektif, ada juga dalam bentuk esay atau uraian sedangkan nontes sebagai alat penilaian mencakup kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk. menguraikan,. menjelaskan,. mendiskusikan,. membandingkan,. memberi alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian dalam tes ini dituntut kemampuan siswa. dalam hal.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan (Supratiknya, 2012: 35). Menurut Supratiknya (2012: 36-37) dinyatakan bahwa ada kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan tes uraian. Kelebihan tes uraian meliputi dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi, dapat mengembangkan kemampuan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa, dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran yakni berpikir logis, analitis dan sistematis, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Kekurangan dalam penggunaan tes uraian meliputi sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, sifatnya sangat subyektif. (baik dalam. menanyakan,. dalam. dalam. membuat. pertanyaan,. maupun. cara. memeriksanya), tes ini biasanya kurang reliabel (mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu yang lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif banyak). Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Soal-soal bntuk objektif ini dikenal ada beberapa bentuk yakni jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, pilihan ganda. Kecuali bentuk jawaban singkat, dalam.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. soal-soal bentuk objektif telah tersedia kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat dipilih (Supratiknya, 2012: 44).. D. Komunikasi Matematis Komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting dalaam matematika, menurut The Intended Learning Outcomes (dalam Armiati, 2009: 2), komunikasi matematis yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru, dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Dengan. komunikasi. matematis,. guru. dapat. lebih. memahami. kemampuan siswa dalam menginterpretasikan pemahaman tentang konsep yang dipelajari. Menurut The National Council of Teachers of Mathematics (dalam Sefalianti, 2014) membangun komunikasi matematis dapat memberikan manfaat bagi siswa berupa: 1. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik dan secara aljaabar. 2. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasangagasan matematika. 3. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar dan menulis untuk mengevaluasi gagasan matematika. 4. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan matematika..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 5. Mengkaji. gagasan. matematika. menggunakan. alasan. yang. meyakinkan. 6. Memahami nilai dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematika. Menurut Sumarno (dalam Susanto, 2013: 215) kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. 2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar. 3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. 4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis. 6. Menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi. 7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Sebagaimana dikemukakan Asikin (dalam Susanto, 2013: 217-219) bahwa peran komunikasi dalam pembelajaran matematika yaitu:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 1. Dengan komunikasi, ide matematika dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif, membantu mempertajam cara berpikir siswa, dan mempertajam kemampuan siswa dalam melihat berbagai kaitan materi matematika. 2. Komunikasi alat untuk mengukur kemampuan pemahaman dan merefleksi pemahaman matematika siswa. 3. Melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasikan pemikiran matematika. 4. Komunikasi antar siswa dalam pembelajaran matematika sangat penting. untuk. pengkonstruksian. pengetahuan. matematika,. pengembangan kemampuan pemecahan masalah, peningkatan penalaran, menumbuhkan rasa percaya diri, serta peningkatan keterampilan sosial. 5. Menulis dan berkomunikasi (writing and talking) dapat menjadi alat yang sangat bermakna untuk membentuk komunitas matematika. Agar komunikasi matematika dapat berjalan dan berperan dengan baik, maka diciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran agar dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam komunikasi matematis. Siswa sebaiknya diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang dapat dimungkinkan terjadinya komunikasi multi arah yaitu komunikasi siswa dengan siswa dalam satu kelompok..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Pada saat pembagian kelompok itu perlu diperhatikan. komposisi. siswa yang pandai, sedang, dan kurang. Kehadiran siswa pandai dapat menjadi tutor sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Tidak ada rasa enggan, rendah hati, malu dan sebagainya untuk bertanya maupun minta bantuan pada teman sebaya. Melalui komunikasi yang terjadi di kelompok-kelompok kecil, pemikiran matematik siswa dapat diorganisasikan. Pengkomunikasian matematika yang dilakukan siswa pada setiap kali pelajaran matematika, secara bertahap tentu akan dapat meningkatkan kualitas komunikasi dalam arti bahwa pengkomunikasian pemikiran matematika siswa tersebut makin cepat, tepat, sistematis, dan efisien.. E. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan perangkat rencana atau pola yang digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama mencapai tujuan belajar tertentu (dalam Aunurahman, 2012: 146). Sementara itu menurut Roger dkk (dalam Miftahul, 2012: 29) model pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. yang yang ada di dalamnya setiap pembelajar bertangggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Model Pembelajaran kooperatif pada umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari empat siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Konsekuensi positif dari pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam lingkungan pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipan aktif dan melalui kelompoknya dapat membangun komunitas pembelajaran (learning comunity) yang saling membantu antar satu sama lain (dalam Miftahul, 2012: 32). Berikut akan dijelaskan perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional menurut Killen (dalam Trianto, 2011: 58-59). Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar Konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi. Adanya akuntabilitas yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberi umpan tentang hasil belajar para anggotanya sehingga mengetahui siapa yang harus diberi bantuan.. Kelompok Belajar Konvensional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau tergantung pada kelompok. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Kelompok belajar heterogen. Pemimpin kelompok dipilih secara bergilir.. Kelompok belajar homogen. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru. Keterampilan sosial secara langsung Keterampilan sosial sering tidak secara diajarkan seperti kepemimpinan, mengelola langsung diajarkan. konflik, kemampuan berkomunikasi. Saat belajar kooperatif sedang berlangsung, Pemantauan melalui observasi dan intervensi guru melakukan observasi dan melakukan sering tidak dilakukan oleh guru. intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok. Guru memperhatikan proses kelompok yang Guru sering tidak memperhatikan proses terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal. tugas.. Menurut Sugiyanto (2010: 43-44) terdapat beberapa keuntungan model pembelajaran kooperatif antara lain: 1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. 2. Memungkinkan para siswa saling beajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. 3. Mempermudah siswa melakukan penyesuaian sosial. 4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial. 5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri. 6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. 7. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. 8. Meningkatkan rasa saling percaya. 9. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 10. Meningkatkan. kegemaran. berteman. tanpa. memandang. perbedaan. kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, kelas sosial, agama. Berikut akan dijelaskaan beberapa contoh model pembelajaran kooperatif antara lain: 1. Student Teams Achievement Division (STAD) Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dkk dari Universitas John Hopkins (dalam Rusman, 2012: 213). Langkahnya: a. Penyampaian tujuan dan motivasi pembelajaran b. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen. c. Guru. menyampaikan. materi. pelajaran,. dengan. terlebih. dahulu. menjelaskan tujuan pembelaajran pada saat itu. Selain itu guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. d. Siswa belajar dalam kelompok yang dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok. e. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang maateri yang dipelajari. f. Penghargaan prestasi tim. 2.. Jigsaw Model Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dkk dari Universitas Texas (dalam Sugiyanto, 2010: 45). Langkahnya:.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4-5 siswa. b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. c. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk mengkaji bahan tersebut. Sekelompok siswa disebut “kelompok pakar”. d. Para siswa yang berada di dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. 3. Group Invstigation (Investigasi Kelompok) Model Group Invstigation dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dkk (dalam Slavin, 2005: 218). Langkahnya: a. Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok. b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari. c. Melaksanakan investigasi. d. Menyiapkan laporan akhir. e. Mempresentasikan laporan akhir..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. f. Evaluasi. 4. Pendekatan Struktural Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dkk (dalam Sugiyanto: 2010), model pendekatan struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Dalam model ini dikehendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Menurut Ibrahim dkk (dalam Trianto, 2011: 67-68) dijelaskan empat pendekatan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: Tabel 2.2 Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif STAD. Tujuan Kognitif. Tujuan Sosial. Struktur Tim. Pemilihan Topik Tugas Utama. Jigsaw. Investigasi Kelompok Informasi Informasi Informasi akademik akademik akademik tingkat sederhana sederhana tinggi dan keterampilan inkuiri Kerja kelompok Kerja kelompok Kerja sama dan kerja sama dan kerja sama dalam kelompok kompleks. Pendekatan Struktural Informasi akademik sederhana. Siswa. Siswa. Keterampilan kelompok dan keterampilan sosial Kelompok Kelompok Kelompok Bervariasi, belajar belajar belajar heterogen berdua, bertiga, heterogen heterogen dengan 5-6 kelompok dengan 4-5 dengan 5-6 anggota dengan 4-5 orang anggota orang anggota homogen orang anggota menggunakan pola kelompok “asal” dan kelompok ”ahli” Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru dapat Siswa. Siswa.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajaranya. Penilaian. Tes mingguan. mempelajari materi dalam kelompok “ahli” kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu Bervariasi dapat berupa tes mingguan. menyelesaikan inkuiri kompleks. mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara soaial dan kognitif. Menyelesaikan Bervariasi proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes esay. F. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang siswa sehingga setiap. anggota. bertanggung. jawab. terhadap. penguasaan. setiap. komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok baru (Rusman, 2012: 217). Menurut Priyanto (dalam Made, 2009: 14-19). Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan kelompok asal Setiap kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen. 2. Pembelajaran pada kelompok asal Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari sub materi pelajaran yang akan menjadi keahliannya, kemudian masingmasing mengerjakan tugas secara individual. 3. Pembentukan kelompok ahli Ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam sub materi pelajaran. Kemudian. masing-masing ahli sub materi yang sama dari. kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. 4. Diskusi kelompok ahli Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli mata pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. memecahkan persoalan yang menyangkut sub materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Diskusi kelompok asal (induk) Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masingmasing. Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai sub materi pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Kegiatan ini berlangsung secara bergilir samapi seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran. 6. Diskusi kelas Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa. 7. Pemberian kuis Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masingmasing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok. 8. Pemberian penghargaan kelompok Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagam dan bonus nilai..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Menurut Jhonson and Jhonson (dalam Rusman 2012: 219) melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw I yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah: 1. Meningkatkan hasil belajar. 2. Meningkatkan daya ingat. 3. Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi. 4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu). 5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen. 6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah. 7. Meningkatkan sikap positif terhadap guru. 8. Meningkatkan harga diri anak. 9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif. 10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.. G. Materi Pembelajaran 1. Persegi Panjang a. Pengertian persegi panjang Persegi panjang adalah suatu jajar genjang yang keempat sudutnya siku-siku..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. b. Unsur-unsur persegi panjang D. C. A. B. Gambar 2.1 Unsur-unsur Persegi panjang. Unsur-unsur suatu persegi panjang terdiri atas panjang, lebar, dan diagonal. 1) AB dan CD pada persegi panjang ABCD tersebut dinamakan panjang. 2) AD dan BC pada persegi panjang ABCD tersebut dinamakan lebar. 3) AC dan BD pada persegi panjang ABCD tersebut dinamakan diagonal. c. Sifat-sifat persegi panjang 1) Sisi-sisi yang berhadapan pada suatu persegi panjang sama panjang dan sejajar. 2) Sudut-sudut pada persegi panjang merupakan sudut siku-siku. 3) Diagonal-diagonal pada persegi panjang sama panjang. 4) Diagonal-diagonal pada persegi panjang saling membagi dua sama panjang..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. d. Luas dan keliling persegi panjang D. C. A. B Gambar 2.2 Luas dan Keliling Persegi panjang. Misal suatu persegi panjang memiliki panjang. dan lebar , maka:. Keliling ( ) persegi panjang adalah Luas ( ) persegi panjang adalah 2. Persegi a. Pengertian persegi Persegi adalah suatu persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang. b. Unsur-unsur persegi D. C. A. B. Gambar 2.3 Unsur-unsur Persegi.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Unsur-unsur suatu persegi adalah sebagai berikut: 1) AB, BC, dan AD disebut sisi persegi ABCD. 2) AC dan BD disebut diagonal persegi ABCD. c. Sifat-sifat persegi Sifat-sifat persegi adalah sebagai berikut 1) Semua sisi persegi sama panjang. 2) Diagonal-diagonal persegi membagi sudut-sudut persegi menjadi dua sama besar. 3) Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan tegak lurus membentuk sudut siku-siku. d. Luas dan keliling persegi Oleh karena persegi merupakan bentuk khusus dari persegi panjang maka cara untuk mencari keliling dan luas persegi sama saja dengan cara mencari keliling dan luas persegi. s. panjang. Panjang setiap sisi pada persegi adalah sama. Dengan demikian, keliling persegi adalah. s Gambar 2.4 Luas dan keliling Persegi. , dengan adalah keliling persegi dan luas persegi adalah. adalah sisi persegi tersebut. Adapun.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Sehingga Keliling persegi Luas persegi. H. Penelitian Terdahulu Sebelum. peneliti. melakukan. penelitian. mengenai. komunikasi. matematis siswa dan prestasi belajar siswa, sudah penelitian yang relevan dari Theresia Gita Rosalia (2015) dengan judul “Profil Kemampuan Penalaran Matemtis dan Komunikasi Matematis secaraTertulis Siswa Kelas X MIA 1 SMAN 1 Prambanan Klaten pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau dari Perbedaan Gender”diketahui bahwa komunikasi matematis siswa di kelas tersebut masuk dalam kategori sedang dan siswa putri kemampuan komunikasi matematisnya lebih tinggi dibandingkan siswa putra. Selain itu,terdapat jurnal yang relevan yang ditulis oleh Purnama Ramellan, Edwin Musdi, dan Armiati yang berjudul “Kemampuan Komunikasi Matematis dan Pembelajaran Interaktif” diketahui bahwa dalam jurnal ini terlihat kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran interaktif lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional di kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Raya..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. I. Kerangka Berpikir Ketercapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh siswa dapat berpengaruh terhadap ketercapaian prestasi belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dapat mengupayakan proses kemampuan komunikasi matematis siswa karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mampu mengkomunikasikan suatu permasalahan matematika secara lisan dalam kelompok maupun secara tertulis.. Jigsaw I. Kemampuan Komunikasi Matematis. Prestasi Belajar. Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Keberhasilan pembelajaran juga ditentukan oleh setiap siswa dalam memahami suatu materi tertentu serta dapat menyampaikan gagasan atau ide materi kepada kelompoknya sehingga siswa diharapkan dapat mengolah kemampuan komunikasi matematis dengan benar. Selain itu siswa diharapkan dapat menyatakan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari ke dalam.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. bahasa matematika. Dengan demikian, peneliti beranggapan jika dilakukan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I akan mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Peneltian ini memberikan gambaran mengenai situasi khusus yang terjadi dengan deskripsi yang cukup mendalam, bersifat deskriptif analitik dan kuantitatif. Menurut Prasetyo (2005: 27) dalam penggunaan metode kuantitatif sebagai metode utama maka data yang akan dihasilkan adalah data kuantitatif sebagai data utama, sedangkan data kualitatif hanya digunakan sebagai data penunjang. Dalam penelitian ini, keterlaksanaan penerapan model Jigsaw I akan dilihat dari catatan lapangan, dokumentasi, dan instrumen pengamatan. Wawancara, kemampuan komunikasi matematis secara tertulis dan lisan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Skor prestasi belajar dan kuesioner akan dianalisis secara kuantitatif. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 26 orang siswa yang. terdiri. dari. 10. siswa. 42. putri. dan. 16. siswa. putra.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. C. Objek Penelitian Obyek penelitian adalah proses kegiatan pembelajaran, kemampuan komunikasi matematis, dan prestasi belajar siswa kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dalam sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. D. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian dilakukan di kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dan pengambilan data berlangsung dari April sampai Mei 2016. 2. Tempat Penelitian ini dilakukan di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1949 ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang keberhasilan belajar siswa. Lokasi sekolah berada di Jalan Mas Suharto No.48, dan terletak di tengah kota yang identik dengan keramaian. E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan ada dua, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai dengan ketentuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. RPP mencakup hal-hal berikut: tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan,alat dan bahan, sumber belajar, dan penilaian. RPP dalam penelitian ini dibuat untuk tiga pertemuan yang dapat dilihat pada lampiran. Rencana pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Dalam pembelajaran model Jigsaw I, siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen. Kelompok terdiri dari tiga atau empat orang siswa yang membentuk kelompok asal. Setelah itu, siswa diberikan “lembar ahli” yang terdiri dari topik-topik yang berbeda. Kemudian siswa dari kelompok yang berbeda yang mempunyai topik yang sama akan bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik yang mereka terima. Setelah berdiskusi memecahkan permasalahan yang diberikan, para ahli kembali kepada kelompok asal dan secara bergantian mengajari teman satu kelompoknya mengenai topik yang mereka diskusikan dalam ”kelompok ahli” ..

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran Pertemuan ke1. 2. 3. Kegiatan. Alokasi Waktu. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang. Menghitung keliling dan luas persegi panjang. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi. Menghitung keliling dan luas persegi. Evaluasi (tes prestasi belajar) materi sifat-sifat, keliling dan luas persegi panjang dan persegi.. 2 × 40 menit. 2 × 40 menit. 2 × 40 menit. b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai alat penggerak kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Setiap pertemuan, siswa diberi LKS untuk mendiskusikan permasalahan yang diberikan dalam kelompok ahli. Setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan kepada teman yang lain. Dalam Lembar Kerja Siswa disajikan soal-soal yang berkaitan dengan materi persegi panjang dan persegi. LKS yang diberikan memuat pertanyaan mengenai konsep dasar persegi panjang dan persegi, mengaitkan konsep dasar dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dengan mudah dapat menerapkan konsep persegi panjang maupun persegi. Dengan adanya LKS, siswa dapat berlatih soal persegi dengan efektif.. persegi panjang dan.

Gambar

Tabel 4.15  Pengelompokan Komunikasi Matematis secara Tertulis .............. 94  Tabel 4.16  Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis secara
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif    Dengan Kelompok Belajar Konvensional
Tabel 2.2 Perbandingan Empat Pendekatan   dalam Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.4 Luas dan keliling  Persegi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan  diterbitkannya  kepufusan  ini,  maka  Keputusan  Rektor  Nomer  129/SK/KOllPP/2006  tentang  Penyelenggaraan  Program  Jalur  Cepat  pada  Pendidikan 

Apa yang Anda lakukan ketika tidak mempunyai uang untuk bermain

Apotek Cemerlang adalah salah satu apotek yang terletak di jalan Pasir Kaliki, Bandung. Dimana apotek tersebut memiliki berbagai jenis obat tetapi selama ini sistem

Jalan Kolonel Wahid

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti 7 terhadap guru kelas V MI Nashrul Fajar Tembalang masih menggunakan metode konvensional, yaitu dalam penyampaian

Dari hasil analisa didapat model terbaik yaitu ARIMA (1,0,0) yang dapat digunakan untuk meramalkan jumlah inflasi di Indonesia pada masa yang akan datang.. Kata kunci:

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS 2015 664 Fixed Effect Model dengan Least Square Dummy Variable pada model regresi data panel

mencapai nilai passing grade yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang yaitu : 60 , serta. nilai penawaran terkoreksi melebihi