• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEY PENGETAHUAN LABORATORIUM KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMAN 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SURVEY PENGETAHUAN LABORATORIUM KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMAN 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEY PENGETAHUAN LABORATORIUM KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMAN 1 PRAMBANAN KLATEN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh: Nama : Mardona NIM : 12303249003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Survey Pengetahuan Laboratorium Kimia Peserta Didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan Klaten Tahun ajaran 2015/2016” yang disusun

oleh Mardona, NIM. 12303249003 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Disetujui pada tanggal ...

Yogyakarta,...2017

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Pembimbing

Sukisman Purtadi, M.Pd NIP. 19761122 200312 1 002

Siti Marwati, M.Si

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Survey Pengetahuan Laboratorium kimia Peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016” yang disusun oleh Mardona, NIM 12303249003 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 03 Maret 2017 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Siti Marwati,M.Si Ketua Penguji Sunarto,M.Si Sekretaris Penguji Rr.Lis Permana Sari,M.Si Penguji Utama

Yogyakarta, Maret 2017

FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Hartono

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan ini adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium periode berikutnya.

Yogyakarta, 03 Maret 2017 Yang menyatakan,

Mardona

(5)

v

MOTTO

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani

11:1) karena…

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

( Filipi 4:13 )

Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu.Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat dan

setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan ( Matius 7 : 7-8 )

Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu

(Markus 11:24)

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa selalu menyertai dan memberkati segenap hidupku setiap waktu.

Karya ini saya persembahkan untuk:

 Dosen pembimbing saya Ibu Siti Marwati. Trimakasih atas kesabaran dan bimbingannya selama ini. Saya mohon maaf karena masih banyak kekurangan.

 Trimakasih, untuk Dosen-dosen saya ( Pak Kisman purtadi, Ibu Lis Permana sari, Ibu Siti marwati, Pak Narto, Ibu Regina, Ibu Anisa, Ibu susi, Pak Erfan, Ibu Endang, Ibu Das Salirawati ) dan masih banyak dosen-dosen ku yang lainnya masih belum sempat saya sebut satu per satu. Saya hanya bisa mengucapkan trimakasih banyak atas pengajaran dan tuntunan serta kesabaran dalam mengajar saya selama ini.

 Semua sahabat-sahabat saya PKS 2012 kelas A. Saya sangat bersyukur dapat mengenal orang-orang hebat seperti kalian.

 Kakakku Santy. Terimakasih atas dukungan moril dan materilnya selama ini.

 Pemerintah daerah kabupaten malinau kalimantan utara, Trimakasih banyak untuk beasiswa yang telah diberikan kepada saya selama menempuh kuliah di UNY ini.

(7)

vii

SURVEY PENGETAHUAN LABORATORIUM KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMAN 1 PRAMBANAN KLATEN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian dari persen kemampuan maksimal 100% untuk aspek pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 mengenai pengetahuan tentang Nama dan fungsi alat laboratorium kimia, pengetahuan tentang Bahan kimia di laboratorium kimia, pengetahuan tentang Keselamatan kerja di laboratorium kimia, pengetahuan tentang Simbol-simbol bahaya bahan kimia di laboratorium kimia dan pengetahuan tentang Teknik dasar laboratorium kimia.

Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten Tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari dua kelas sebanyak 56 Peserta didik. Teknik pengambilan data dengan metode kuesioner, setiap peserta didik diberi satu kuesioner yang terdiri dari 35 butir soal pertanyaan pengetahuan dasar laboratorium kimia. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode rata-rata persentase.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten Tahun ajaran 2015/2016 untuk masing-masing variabel adalah: (1).Pengetahuan tentang Nama dan fungsi alat laboratorium kimia sebesar 48,214% dengan kriteria kurang. (2).Pengetahuan tentang Bahan kimia di laboratorium kimia sebesar 60,268% dengan kriteria cukup. (3).Pengetahuan tentang Keselamatan kerja di laboratorium kimia sebesar 58,929% dengan kriteria cukup. (4).Pengetahuan tentang Simbol-simbol bahaya bahan kimia sebesar 75,255% dengan kriteria baik. (5).Pengetahuan tentang Teknik dasar laboratorium kimia sebesar 50,744% dengan kriteria kurang. Berdasarkan hasil penelitian ini sebaiknya peserta didik meningkatkan pengetahuannya melalui usaha-usaha mandiri atau pihak Sekolah mengadakan pelatihan dan pengenalan dasar tentang pengetahuan laboratorium kimia.

(8)

viii

SURVEY OF KNOWLEDGE LABORATORY CHEMISTRY OF STUDENTS CLASS XI IPA SMAN 1 PRAMBANAN KLATEN

ACADEMIC YEAR 2015/2016 Made by:

Name: Mardona Nim: 12303249003. Supervisor : Siti Marwati M.Sc.

ABSTRACT

This research aims to know the level of achievement of maximum capability of 100% for aspects knowledge chemistry laboratory the students of class XI Science Senior High School 1 Prambanan Klaten academic year 2015/2016 about the knowledge names and function chemistry laboratory tools, knowledge of chemicals in chemistry laboratory, knowledge of work safety in chemistry laboratory, knowledge of symbols of chemical hazards in chemistry laboratory and the knowledge of the basic techniques chemical laboratory. The sample in this research is learners of class XI Science Senior High School 1 Prambanan Klaten academic year 2015/2016 which consisted of two class of 56 learners. Techniques of data retrieval by questionnaire, of each learner was given a questionnaire consisting of 35 items of basic knowledge questions chemistry laboratory. Data were analyzed using the average percentage method.

The conclusion of this study showed that level knowledge chemistry laboratory learners of class XI Science Senior High School 1 Prambanan Klaten academic year 2015/2016 as a whole is simply the percentage of 58.01%. While the level of knowledge chemistry laboratory learners of class XI Science Senior High School 1 Prambanan Klaten academic year 2015/2016 for each of the variables are: (1).Knowledge of names and function tools chemistry laboratory by 48.214% with less criteria. (2).Knowledge of chemicals in the chemical laboratory of 60.268% with sufficient criterion. (3).Knowledge of work safety in the chemical laboratory of 58.929% with sufficient criteria. (4).Knowledge of the symbols of chemical

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Survey Pengetahuan

Laboratorium Kimia Peserta Didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan Klaten Tahun ajaran 2015/2016.” Ini dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi Syarat untuk mencapai gelar serjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa keberhasilan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmad Wahab, M.Pd, MA selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dr. Hartono, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Erfan Priyambodo,M.Si selaku Sesjurdik Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Sukisman Purtadi, M.Pd selaku Ketua Jurusan pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

6. Prof. Dr. Hj. Indyah Sulistyo Arty, M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Siti Marwati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar

(10)

x

8. Rr. Lis Permana Sari, M.Si. dan Sunarto, M.Si. selaku dosen penguji yang telah bersedia dengan sabar menguji dan memberi saran-sarannya.

9. Drs. Sutar selaku Kepala SMAN 1 Prambanan Klaten.

10.Ibu Arik Sulistyorini dan Ibu Endang Susila selaku Pendidik SMAN 1 Prambanan Klaten yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu saya dalam proses penelitian di SMAN 1 Prambanan Klaten.

11.Seluruh Peserta didik kelas XI IPA Dan XII IPA SMAN 1 Prambanan Klaten. 12.Teman-teman Mahasiswa Pendidikan Kimia UNY kelas A angkatan 2012 atas

bantuan dan kebersamaannya selama ini.

13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun peneliti harapkan dengan harapan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta 03 Maret 2017

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Pengetahuan Laboratorium Kimia ... 8

1. Pengetahuan Nama dan Fungsi alat-alat Laboratorium Kimia ... 10

2. Pengetahuan Bahan Kimia... 24

3. Keselamatan Kerja ... 28

4. Pengetahuan Simbol-Simbol Bahaya Bahan-Bahan Kimia ... 31

5. Teknik Dasar Laboratorium ... 33

B.Kerangka Berfikir ... 36

C.Pengertian Penelitian Survey ... 40

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 42

A.Jenis Dan Desain Penelitian ... 42

B.Populasi Dan Sampel Penelitian ... 42

(12)

xii

1. Instrumen Penelitian Yaitu Soal Pengetahuan Laboratorium Kimia... 42

2. Teknik Pengumpulan Data ... 60

D.Penentuan Persentase Dan Kriteria Dalam Pengetahuan Laboratorium Kimia Kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A.Hasil Penelitian ... 61

3. Pengetahuan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia bagi peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ... 67

4. Pengetahuan tentang simbol-simbol bahaya bahan kimia di laboratorium kimia bagi peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ... 69

5. Pengetahuan tentang Teknik dasar laboratorium kimia bagi peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A.Kesimpulan ... 74

B.Saran ... 75

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nama Alat-alat Laboratorium Kimia Berdasarkan Bahan Dasarnya ... 13

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Pengetahuan Laboratorium Kimia Kelas Validasi ... 43

Tabel 3. Kriteria Persentase Skor Pengetahuan Laboratorium Kimia ... 60

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Soal-soal Pengetahuan Laboratorium untuk Validasi Empiris ... 79

Lampiran 2. Kunci Jawaban Soal Pengetahuan Laboratorium Kelas Validasi ... 104

Lampiran 3. Kisi-Kisi Soal Pengetahuan Laboratorium Kimia Kelas XI IPA ... 105

Lampiran 4. Soal-soal Valid untuk Diujikan Pada Kelas XI IPA ... 107

Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Pengetahuan Laboratorium Kimia Kelas validasi ... 117

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian di SMAN 1 Prambanan Klaten ... 118

Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Di SMAN 1 Prambanan Klaten ... 119

Lampiran 8: Kategori Pengetahuan Laboratorium Setiap Butir Soal ... 120

Lampiran 9: Persentase kategori setiap pengetahuan laboratorium kimia ... 121

Lampiran 10: Data Analisis Soal-soal Laboratorium Kimia yang Valid ... 125

Lampiran 11: Reliabilitas Tes ... 127

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(16)

2

potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki jenis reaktivitas kimia tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar (Marham Sitorus,2013). Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, maka para pelaksana yang bekerja di laboratorium harus mengetahui Aspek pengetahuan laboratorium meliputi pengetahuan alat, pengetahuan bahan, pengetahuan simbol, keselamatan kerja, dan teknik dasar laboratorium kimia. Kelima hal tersebut merupakan hal penting saat melakukan kegiatan di laboratorium dan memiliki pengetahuan serta strategi untuk penyimpanan dan menangani alat dan bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan.

Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain, fasilitas, teknik dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya (Yosepa Adriana,2013).

(17)

3

maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman, seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan di dalam laboratorium.

(18)

4

Pelaksanaan praktikum melibatkan alat-alat, bahan, teknik dasar laboratorium. Maka dari itu perlu penguasaan tentang laboratorium dengan baik sehingga dapat menunjang kelancaran praktikum, salah satu sekolah yang ada di prambanan klaten yang menjadi tempat peneliti melakukan praktek pengalaman lapangan (PPL) yaitu SMAN 1 Prambanan klaten. Sekolah ini melakukan praktikum sesuai dengan jadwal yang ada. Peneliti melakukan penelitian survey di SMAN 1 Prambanan klaten karena berdasarkan observasi pada saat kegiatan PPL, Peneliti saat itu melakukan pendampingan kegiatan praktikum tentang materi laju reaksi ternyata masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam melakukan praktikum. Salah satu contohnya adalah masih ada peserta didik yang salah dalam menggunakan alat gelas misal termometer digunakan sebagai pengaduk, gelas beaker digunakan untuk mengukur volume larutan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian survey pengetahuan laboratorium kimia SMAN 1 Prambanan klaten, dengan harapan dapat memberikan informasi tentang pengetahuan laboratorium sehingga dapat digunakan sebagai langkah awal untuk meningkatkan prestasi belajar kimia peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

(19)

5

2. Banyak peserta didik yang belum memahami simbol-simbol bahaya, nama alat, nama bahan, keselamatan kerja dan teknik dasar laboratorium.

3. Masih kurangnya pengetahuan tentang laboratorium pada beberapa peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian dasar mengenai pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten. Dalam penelitian ini diambil batasan masalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan laboratorium dari peserta didik yang akan di survey meliputi, pengetahuan alat, pengetahuan bahan, pengetahuan simbol-simbol bahaya, pengetahuan keselamatan kerja, dan teknik dasar laboratorium.

2. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Prambanan Klaten.

3. Hasil survey dinyatakan dalam skor dan ditentukan kriteria persentase skor. 4. Tingkat ketercapaian persen kemampuan maksimal 100% untuk masing-masing

variabel pengetahuan laboratorium kimia. D. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

(20)

6

2. Bagaimana kriteria kemampuan pengetahuan tentang bahan kimia di laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ?

3. Bagaimana kriteria kemampuan pengetahuan tentang simbol-simbol bahaya bahan kimia di laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ?

4. Bagaimana kriteria kemampuan pengetahuan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ?

5. Bagaimana kriteria kemampuan pengetahuan tentang teknik dasar laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah.

1. Mengetahui kriteria kemampuan pengetahuan tentang nama dan fungsi alat laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016.

(21)

7

3. Mengetahui kriteria kemampuan pengetahuan tentang simbol-simbol bahaya bahan kimia di laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016.

4. Mengetahui kriteria kemampuan pengetahuan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016.

5. Mengetahui kriteria kemampuan pengetahuan tentang teknik dasar laboratorium kimia bagi peserta didik di kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak antara lain:

1. Memberikan informasi kepada guru mengenai pentingnya pengetahuan laboratorium kimia untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang laboratorium kimia tersebut.

2. Memberikan informasi kepada peserta didik betapa pentingnya pengetahuan dasar laboratorium untuk menjaminkan keselamatan kerja pada saat melakukan praktikum.

(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengetahuan Laboratorium Kimia

Laboratorium dalam pendidikan kimia dapat diartikan sebagai tempat proses belajar mengajar berlangsung melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar. Di laboratorium, peserta didik berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan kimia untuk mengobservasi gejala-gejala yang diamati langsung (Iyon Kertawijaya,1994). Laboratorium dalam pendidikan kimia merupakan suatu tempat yang memungkinkan guru dan peserta didik melakukan kegiatan percobaan dan penelitian tentang suatu pokok bahasan. Komponen pengetahuan laboratorium kimia terdiri dari pengetahuan nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia, zat (bahan) kimia, keselamatan kerja, simbol-simbol bahaya, dan teknik dasar penggunaan alat laboratorium. Dengan demikian jika kita melaksanakan kegiatan di laboratorium, maka merupakan suatu keharusan kita untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di laboratorium.

(23)

9

berdasarkan pengamatan sifat-sifat bahan kimia yang akan digunakan. Serta mempelajari cara penggunaan peralatan yang akan digunakan. Begitu pentingnya aspek keselamatan kerja di laboratorium, sehingga keselamatan kerja merupakan inti untuk melakukan aktivitas di laboratorium. Suatu laboratorium sebaiknya mempunyai suatu buku pedoman tentang keselamatan kerja, yang dirancang untuk dapat mengidentifikasi dan mengenali semua kemungkinan yang dapat menimbulkan keadaan berbahaya.

Kecelakaan dalam melakukan aktivitas di laboratorium pada umumnya disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan sederhana. Oleh karena itu, sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dapat dihindarkan dengan cara melakukan pengenalan cara kerja yang baik dan benar dalam menggunakan peralatan, perlakuan bahan dan tahapan atau urutan langkah praktikum maupun penelitian. Selain itu juga harus memperhatikan jenis-jenis bahaya dalam pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium serta memahami cara-cara pencegahannya.

Perhatian terhadap keselamatan kerja di laboratorium harus ditekankan pada segala hal yang dapat mengakibatkan cidera secara fisik agar sedapat mungkin aktivitas di laboratorium tidak terjadi kecelakaan atau zero accident.

(24)

10

terjadi bila dalam melakukan aktivitas kita kontak dengan bahan kimia berbahaya dan beracun dalam konsentrasi di atas ambang batas yang diijinkan.

Semua bahan kimia yang ada di laboratorium harus diasumsikan adalah bahan berbahaya, karena pengalaman menunjukkan beberapa bahan kimia yang pada awalnya dianggap tidak berbahaya sekarang telah diketahui akan potensi bahayanya. Demikian juga beberapa bahan kimia yang dahulunya belum diketahui efek sampingnya, sekarang telah diketahui efek sampingnya terhadap kesehatan. Indera penciuman kita kurang sensitif terhadap bau berbagai bahan kimia, sehingga hal ini potensial menimbulkan bahaya. Untuk pencegahan terjadinya cidera dan efek samping baik yang seketika maupun dalam jangka waktu yang lebih lama, maka dalam beraktivitas di laboratorium diharuskan untuk mengenakan alat-alat pelindung keselamatan kerja (Marham sitorus,2012). 1. Pengetahuan Nama dan Fungsi alat-alat Laboratorium Kimia

Pengetahuan mengenai nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia yang tepat dan benar. Bila peserta didik merupakan komponen utama proses pembelajaran dapat mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia, maka proses pembelajaran kimia di laboratorium akan tercapai.

(25)

11 a. Alat dari bahan gelas

Alat dari bahan gelas mengandung resiko kemungkinan pecah, baik karena pemanasan, jatuh, atau terbentur dan lain sebagainya. Di dalam memanaskan, harus memperhatikan jenis gelasnya. Ada beberapa alat yang terbuat dari gelas yang tahan terhadap panas seperti pyrex, yena dan polax, sedangkan alat yang tidak berlabel tidak tahan panas.

b. Alat dari bahan besi

Alat dari bahan besi biasanya mudah mengalami pengkaratan karena disebabkan oleh oksigen dari udara dan atau air dari kelembaban.

c. Alat dari bahan kayu

Alat dari bahan kayu mengandung resiko kerusakan misalnya rapuh, berjamur dan terbakar. Alat dari bahan kayu bisa menjadi rapuh antara lain disebabkan bila lembab atau basah, terkena asam dan basa, larutan garam atau bahan organik, selain itu dikarenakan makhluk biologis.

d. Alat dari bahan porselin

(26)

12

Porselin yang pada waktu penggunaannya mengalami pemijaran, harus di hindarkan dari percikan air. Bahaya lain dari porselin yang panas adalah bila mengenai cat meja, cat meja tersebut akan menempel pada porselin.

e. Alat dari bahan plastik

Alat dari bahan plastik harus dihindarkan dari bahan organik tertentu dan dari panas. Hal ini dikarenakan bahan organik tertentu dapat bereaksi dan melarutkan plastik. Bergantung pada jenis plastik beberapa zat organik ada yang dapat merusak plastik dan ada yang tidak. Plastik juga tidak tahan terhadap panas, baik panas yang berasal dari reaksi kimia maupun dari api.

f. Alat dari bahan karet

Alat dari bahan karet mudah dirusak oleh asam, basa dan bahan organik. Bahan organik yang membasahi antara lapisan karet dan bahan yang berasal dari minyak bumi dapat menyebabkan karet lengket sesamanya. Oleh karena itu karet harus dihindarkan dari bahan-bahan tersebut, disamping kerusakan karena panas atau terbakar.

g. Alat optik

Alat optik antara lain mikroskop, teropong atau teleskop dan kamera. Lensa-lensa dari alat ini dilindungi dari pengaruh kelembaban yaitu dengan menggunakan zat higroskopis, untuk Menyerap uap air yang terdapat di udara dimana alat tersebut disimpan (Lela Karmila,1999).

(27)

13

Tabel 1. Nama Alat-alat Laboratorium Kimia Berdasarkan Bahan Dasarnya Bahan dasar Nama alat-alat

Gelas Gelas kimia, pipet volum, buret, termometer, gelas ukur, labu erlenmeyer, pipet tetes, batang pengaduk, tabung uji reaksi, kaca arloji dan labu ukur

Besi Kaki tiga, kawat kasa, klem buret, tang, cawan, klem pemegang dan sikat tabung Kayu Penjepit tabung reaksi dan sumbat botol Porselin Lumpang dan alu, krus

Plastik Slang plastik, botol semprot, tutup labu ukur, alas gelas ukur

Karet Sumbat botol dan sarung tangan Optik Mikroskop dan kaca lensa

Penggunaan alat-alat laboratorium kimia harus sesuai dengan fungsinya. Alat-alat laboratorium kimia yang biasa digunakan di SMA yaitu:

1) Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini Mempunyai skala, tersedia berbagai macam ukuran. Jangan digunakan untuk mengukur larutan Atau pelarut yang panas (Khamidinal,2009). Contoh berbagai macam gelas ukur dapat dilihat pada gambar di samping.

(28)

14 2) Gelas piala atau gelas kimia (beaker gelas)

Gelas piala bukan alat pengukur (Walaupun volume kira-kira). Alat ini digunakan untuk tempat larutan, preparasi media-media, menampung akuades dan dapat juga untuk memanaskan larutan zat-zat kimia, untuk menguatkan solven/pelaraut atau untuk

memekatkan. (Sumber: Dokumen

Pribadi)

3) Labu Erlenmeyer

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang dapat digunakan untuk meracik atau menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, serta labu Erlenmeyer digunakan sebagai tempat zat yang akan dititrasi dan biasa untuk memanaskan larutan. Erlenmeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 mL,50 mL,100 mL,250mL,300mL,500mL,1000mL dan sebagainya.

(29)

15 4) Labu ukur

Ada beberapa ukuran volume dari labu ukur yaitu (50 mL, 100 mL, 200 mL, 250 mL, 500 mL, 1000 mL). Labu ukur digunakan untuk membuat dan mengencerkan larutan pada volume tertentu (sesuai dengan volume yang tertera pada labu ukur). Kadang juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu. Jangan dipakai untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

5) Gelas arloji

Gelas arloji digunakan sebagai tempat untuk menimbang zat padat terutama zat yang higroskofis pada neraca digital, selain itu sebagai penutup pada saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia. Kemudian sebagai tempat wadah pada saat mengeringkan suatu bahan kimia pada saat dimasukan dalam desikator.

(30)

16 6) Pipet tetes

Pipet tetes digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah kecil cara kerja pipet tetes ini adalah dengan karet yang ada pada ujung pipet dipencet kemudian dimasukan dalam larutan, lepaskan tekanan pada karet tadi. Pindahkan pada wadah dan tekan kembali karetnya, teteskan sesuai yang diinginkan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

7) Pipet ukur

Pipet ukur digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Mengambil larutan dan mengukur volume larutan pada berbagai skala atau ukuran dengan ketelitian tinggi. Sebab pada pipet ukur ini telah dilengkapi dengan skala ukuran yang

(31)

17 8) Pipet gondok

Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volume tertentu larutan sesuai ukurannya dengan tepat. Ukuran: 5 mL, 10 mL, 25 mL dan sebagainya. Alat ini cukup teliti dengan kesalahan 0,02%. Pipet gondok digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

9) Kasa asbes

Kasa asbes adalah alas saat memanaskan alat gelas, atau beaker gelas pada waktu pemanasan dengan alat pemanas. Kasa asbes berfungsi untuk meratakan panas (Khamidinal,2009).

(32)

18 10) Kaki tiga

Kaki tiga terbuat dari besi. Kaki tiga digunakan untuk meletakan benda yang akan di panaskan. Selain itu besi kaki tiga digunakan sebagai penyangga beaker gelas, kasa dan sebagainya pada saat proses pemanasan yang kita lakukan. Sedangkan benda yang akan kita panaskan, kita letakan di atas besi kaki tiga tersebut dengan dialaskan kasa yang berfungsi untuk meratakan pemanasan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

11) Spatula

Spatula digunakan untuk alat bantu mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan atau kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam dapat digunakan spatula logam.

(33)

19 12) Neraca Analisis digital

Neraca analisis digital adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan massa dari suatu padatan atau cairan kimia yang akan digunakan. Beberapa jenis timbangan yang sering digunakan di laboratorium ialah timbangan Triple Bean, timbangan pembeban atas, timbangan Analisis digital metler, timbangan teknis digital, dan Neraca house.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

13) Penjepit tabung

Penjepit tabung digunakan untuk menjepit tabung pada saat dipanaskan. Atau untuk membantu mengambil benda lain pada kondisi panas.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

14) Tabung reaksi

(34)

20

atau alumunium foil. Dan bahkan Tabung reaksi dapat digunakan sebagai tempat wadah untuk proses pengamatan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

15) Rak tabung reaksi

Rak tabung reaksi terbuat dari kayu, plastik atau logam. Rak tabung reaksi digunakan untuk meletakan tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Namun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain saat praktikum Mereaksikan bahan kimia.

(35)

21 16) Pengaduk gelas

Terbuat dari kaca panjang 15 cm, salah satu ujung pipih. Dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia ketika melakukan reaksi, untuk membantu pada waktu menuang atau mendekantir cairan dalam proses penyaringan, dan dapat juga berfungsi sebagai sendok untuk mengambil bahan kimia bentuk padatan.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

17) Corong

Corong terbuat dari gelas atau plastik yang digunakan untuk menolong pada waktu memasukan Cairan dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu wadah dengan mulut sempit seperti labu takar, botol, buret dan sebagainya. Selain itu digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring pada bagian atas mulut corong.

(36)

22 18) Termometer

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat celcius. Termometer merupakan alat untuk mengukur suhu larutan atau pelarut. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam termometer tersebut.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

19) Pemanas spritus

Pemanas spritus merupakan alat untuk memanaskan zat. Alat ini mempunyai bahan bakar Spiritus. Selain itu untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling panas untuk proses pemijaran adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).

(37)

23 20) Buret

Buret merupakan peralatan gelas berbentuk silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan untuk menambahkan larutan pereaksi dimana volume penambahan harus diketahui atau dicatat. Alat ini sering digunakan pada saat titrasi, alat ini biasanya supaya dapat berdiri kokoh maka

dibutuhkan statif dan klem sebagai penyangganya. (Sumber: Dokumen

Pribadi)

21) Statif

Statif digunakan untuk menopang atau menjepit peralatan gelas, digunakan bersama-sama dengan klem. Selain itu untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi, menjepit buret dalam proses titrasi, untuk menjepit kondensor pada proses destilasi.

(38)

24 22) Klem

Klem yang tersedia di laboratorium mempunyai berbagai macam bentuk dan disesuaikan dengan kegunaan klem tersebut. Klem digunakan bersama-sama dengan statif. Pada umumnya digunakan untuk menjepit buret atau menggantungkan termometer.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

2. Pengetahuan Bahan Kimia

Kemungkinan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jenis reagen kimia yang dipakai, meskipun kadang kala penggunaannya relatif lebih sedikit daripada di dalam lingkungan industri. Pengenalan sifat dan jenis bahan tersebut akan memudahkan dalam cara penanganannya. Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikategorikan sebagai berikut (Soemanto Imamkhasani,1990):

a. Bahan kimia beracun atau toksik ( Toxic substance )

(39)

25

sangat bergantung pada kondisi kesehatan para penggunanya. Beberapa contoh bahan kimia beracun adalah air raksa, asam sianida, dan aseton.

Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka penanganannya dilakukan di lemari asam dengan menggunakan masker yang spesifik (tidak universal). Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet dan untuk penahan panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya. Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan), lewat kulit dan pernapasan. Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang terjadi oleh pengaruh dosis tertentu dalam waktu relatif pendek, sedangkan kronis akibatnya baru dirasakan pada waktu yang relatif lama (Marham sitorus,2012).

b. Bahan kimia korosif atau iritan ( corosive substance )

(40)

26

menyiramnya dengan air sebanyak-banyaknya sebelum dibawa ke dokter. (Marham sitorus,2012).

c. Bahan kimia mudah terbakar ( flammable substance )

Laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar tempat terjadinya kebakaran. Hal ini disebabkan selain adanya penggunaan listrik dan pemanas lain, jugga banyak dipakai bahan kimia yang mudah terbakar atau menimbulkan kebakaran. Pada umumnya zat cair lebih mudah terbakar daripada zat padat, dan zat gas lebih mudah terbakar daripada zat cair. Beberapa contoh bahan kimia mudah terbakar adalah belerang, forfor merah dan kuning (merupakan zat padat), eter, alkohol (merupakan zat cair), dan asetilen (merupakan zat gas).

(41)

27

Memadamkan kebakaran dilakukan dengan cara disesuaikan dengan kelas kebakarannya sebagai tindakan pertama sebelum memanggil pemadam kebakaran. Selain menyediakan alat pemadam kebakaran (racun api) maka di laboratorium sudah harus tersedia selimut api, pasir dan manual cara memadamkan kebakaran. Sebaiknya ada latihan berupa simulasi memadamkan kebakaran. Pada waktu kebakaran harus tenang atau tidak panik. (Marham sitorus,2012).

d. Bahan kimia mudah meledak atau eksplosif (eksplosif substances)

Bahan-bahan kimia reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak atau eksplosif. Peledakan terjadi karena terjadi reaksi yang sangat cepat dan menghasilkan panas serta gas dalam jumlah besar. Reaksi eksplosif demikian selain banyak menimbulkan kerusakan karena tenaga yang amat besar, tetapi juga disertai kebakaran. Beberapa contoh bahan kimia mudah meledak adalah senyawa diazo, peroksida, dan nitro.

e. Bahan kimia oksidator ( oxsidizing agent)

(42)

28

f. Bahan kimia reaktif terhadap air (water reaktive substances)

Bahan reaktif terhadap air adalah bahan-bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air menghasilkan panas yang besar dan atau gas yang mudah terbakar. Beberapa contoh bahan kimia reaktif terhadap air adalah logam-logam Na, K, Halida hidrat dan asam sulfat pekat.(Sanusi Ibrahim,2013).

g. Bahan kimia reaktif terhadap asam (acid reaktive substance)

Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan-bahan yang mudah bereaksi dengan asam menghasikan panas, gas mudah terbakar dan atau gas beracun. Beberapa contoh bahan kimia reaktif terhadap asam adalah kalium permanganat, dan asam kromat.

h. Gas bertekanan tinggi

Gas bertekanan tinggi banyak dipakai dalam laboratorium baik sebagai reagen, bahan bakar, atau gas pembawa. Apabila terjadi kebocoran akan mengeluarkan banyak gas dalam waktu amat pendek. Beberapa contoh bahan kimia gas bertekanan tinggi yaitu asetilen, argon, dan klor.(Veneranda Ester,2013).

3. Keselamatan Kerja

(43)

29

a. Memakai alat pelindung diri yang berfungsi mengisolasi tubuh dari ketumpahan bahan kimia berbahaya. Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal diperlukan adalah:

(1)Pakaiyan kerja (jas laboratorium), berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kontak dengan bahan kimia atau panas.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

(2)Kacamata dan goggles, berfungsi melindung mata dari percikan asam, basa, atau pecahan alat dari gelas atau kaca.

(Gambar pelindung mata)

http://teklabkelompok6.blogspot.co.id/2014/09/diri-yang-digunakan-dalam laboratorium. html

(44)

30 (Gambar perisai muka)

http://teklabkelompok6.blogspot.co.id/2014/09/diri-yang-digunakan-dalam-laboratorium.html

(4)Alat pelindung pernafasan ( respirator) melindung pernafasan dari keracunan akibat bahan kimia beracun lewat saluran pernafasan.

(Gambar Alat pelindung pernapasan)

http://teklabkelompok6.blogspot.co.id/2014/09/diri-yang-digunakan-dalam-laboratorium.html

(5)Pelindung kaki ( sepatu ) untuk melindung kaki dan kemungkinan terjadi tumpahan kimia di lantai.

(Gambar pelindung kaki)

(45)

31

(6)Sarung tangan ( gloves ) melindung kulit agar tidak kontak langsung dengan bahan kimia.

(Gambar sarung tangan)

http://teklabkelompok6.blogspot.co.id/2014/09/diri-yang-digunakan-dalam-laboratorium.html

b. Menguasai prosedur kerja sebelum bekerja atau melaksanakan praktik di laboratorium.

c. Mengetahui sifat bahan kimia yang digunakan dalam praktikum.

Menaati peraturan atau tata tertib dalam laboratorium (Veneranda Ester,2013). 4. Pengetahuan Simbol-Simbol Bahaya Bahan-Bahan Kimia

Penandaan atau pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah dari sifat bahaya suatu bahan kimia (Soemanto imamkhasani,1990).

a. Bahaya : Eksplosif pada kondisi tertentu

(46)

32

b. Bahaya : Oksidator dapat membakar bahan lain, dapat menimbulkan api atau menyebabkan

kesulitan dalam pemadaman api.

Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor.

c. Bahaya : Gas bertekanan tinggi

Keamanan : Silinder gas-gas tersebut harus disimpan di tempat yang tidak terkena panas, terikat kuat, dan bebas dari kebocoran kran. d. Bahaya : Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh

Keamanan : Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan, segera berobat ke dokter bila terkena bahan.

e. Bahaya : Beracun

Keamanan : Hindari kontak atau masuk ke dalam tubuh.

f. Bahaya : Mudah terbakar

Keamanan : Hindari campuran dengan udara, dan hindari sumber api.

g. Bahaya : Korosif

(47)

33

h. Bahaya : Mencemari lingkungan dan gangguan Ekologi.

Keamanan : Hindari pembuangan langsung ke lingkungan.

5. Teknik Dasar Laboratorium a. Teknik memanaskan

Pemanasan zat cair dalam tabung reaksi:

(1) Tabung reaksi dijepit dengan penjepit tabung reaksi (2) Nyala api harus berwarna biru

(3) Pemanasan awal harus menggunakan nyala api kecil

(4) Nyala api tidak boleh diarahkan pada bagian bawah tabung reaksi, tetapi pada bagian atas Tabung reaksi.

(5) Pemanasan jangan di tempatkan pada satu bagian tabung reaksi ( tabung digerak gerakkan) sewaktu-waktu ada di atas nyala api, dan sewaktu-waktu ada diluar nyala api.

(6) Jangan mengarahkan mulut tabung ke daerah yang ada orang atau daerah yang dipakai penyimpanan zat kimia (Khamidinal,2009).

b. Teknik menimbang

Cara menimbang dengan neraca o”hause”

(48)

34

(2) Siapkan botol timbang bersih untuk menimbang zat yang higroskopis (penyerap air), atau gelas arloji untuk zat yang tidak higroskopis.

(3) Bersihkan piring neraca dari zat-zat kimia yang menempel bekas pemakaian sebelumnya.

(4) Menyetimbangkan neraca pada skala nol dengan cara menggeserkan semua beban neraca menuju skala nol atur skrup sedemikian rupa sehingga lengan penunjuk kesetimbangan ada pada posisi garis kesetimbangan.

(5) Timbang botol/ kaca arloji kosong dengan menempatkannya pada piring, geser-geser beban neraca sehingga lengan neraca tepat dengan tanda garis. Catat semua beban neraca, harga itu menunjukkan berat botol timbang kosong.

(6) Perhitungan ketelitian alat (skala terkecil alat) dan kesalahan alat (setengah dari ketelitian alat). Misalnya setiap 1 gr skalanya dibagi 10, maka ketelitian neraca o”house” adalah 0,1 gr, sedangkan kesalahan alatnya 0,05.

(7) Masukan zat yang akan ditimbang kedalam botol timbang, pasang beban timbangan sebesar berat botol timbang ditambah berat zat yang diperlukan sampai tahap ini penimbangan selesai.

(49)

35 c. Teknik mengukur volum.

Cara mengukur volum dengan gelas ukur:

(1) Pilih gelas ukur yang volumnya lebih besar atau sama dengan volum zat cair yang akan Diukur. Misalnya untuk mengukur 10 mL air harus digunakan gelas ukur berukuran 10 mL atau paling besar 25 mL.

(2) Baca dahulu skala gelas ukur yang dipakai dan tentukan harga skalanya. Misalnya setiap 1 mL skala dibagi 10, maka harga skalanya / ketelitian alat (harga setiap garis) adalah 0,1 mL.

(3) Perhitungkan ketelitian alat (skala terkecil alat) dan kesalahan alat (setengah dari ketelitian alat). Misalnya setiap 1 mL skalanya dibagi 10, maka ketelitian gelas ukur adalah 0,1 mL dan kesalahan alatnya 0,05 mL (setengah dari skala terkecil gelas ukur).

(4) Pembacaan skala harus lurus dengan mata, jangan terlalu atas dan jangan pula terlalu bawah.

(5) Zat cair yang memberikan permukaan cekung dalam gelas ukur, pembacaannya adalah pada garis paling bawah. Zat cair yang memberikan permukaan cembung, harus dibaca permukaan yang paling atas.

(6) Bilas dahulu gelas ukur dengan air suling sebelum digunakan.

(7) Masukan zat cair yang akan diukur sampai volum yang diinginkan (Khamidinal,2009).

(50)

36 d. Teknik Menggunakan Termometer

Cara mengukur suhu larutan dengan termometer:

1) Pasang karet /tali pada pangkal termometer, bersihkan thermometer sebelum digunakan dengan air bersih (aguades).

2) Masukkan ujung termometer pada larutan yang akan di ukur suhunya,ujung termometer tidak boleh menyentuh dasar wadah.

3) Pada saat mengukur jari tanga tidak boleh menyentuh termometer tetapi yang dipegang adalah karet/tali yang kita pasang pada pangkal termometer.

4) Catat suhu larutan sesuai yang tertera pada termometer.

5) Perhitungkan ketelitian alat (skala terkecil alat) dan kesalahan alat (setengah ketelitian alat). Misalnya setiap 1000 C skala termometer dibagi 100, maka ketelitian termometer adalah 1 0 C

6) Kesalahan alatnya 0,5 0 C (setengah ketelitian alat).

7) Cuci termometer sesudah di pakai (Sumar Hendayana,1994). B. Kerangka Berfikir

Laboratorium adalah suatu tempat yang disediakan bagi peserta didik agar dapat melakukan percobaan. Laboratorium akan membantu peserta didik memahami konsep-konsep kimia, membuktikan berbagai konsep dan melakukan penelitian sederhana.

(51)

37

dasar-dasar pemikiran yang lebih kuat sebagai tempat berdirinya hasil-hasil penelitian tersebut.

Pada prinsipnya manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang segala sesuatu. ini pulalah yang membawa manusia pada tingkat yang lebih baik dan lebih maju dari satu masa ke masa berikutnya. Dalam usaha untuk mengetahui sesuatu tersebut akhirnya manusia memperoleh atau mendapatkan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia (Mardalis,2007).

Bahwa manusia itu mempunyai sifat ingin tahu. Sedangkan di luar dirinya ada kejadian-kejadian yang merangsang. Kejadian-kejadian yang merangsang itulah merupakan persoalan (masalah). Hubungan antara rangsangan-rangsangan dari luar dan hasrat ingin tahu pada diri manusia itulah penyebab kenapa manusia selalu bertanya dan akhirnya menyelidiki.” Sedangkan Michael Bylear mengatakan “bahwa pada diri manusia ada sesuatu kebutuhan. Untuk memenuhi

kebutuhan ini hanya bisa dicapai apabila ada pengetahuan tentang kebutuhan itu. Sebelum ada pengetahuan tentang kebutuhan itu harus (perlu) diadakan penyelidikan-penyelidikan untuk mengetahui kebutuhan itu sendiri (Mardalis,2007).

(52)

38

Prasangka ini umumnya berasal dari sumber perasaan seseorang yang mengemukakan suatu pernyataan. Ada pula pengetahuan yang bersumber dari pikiran/ratio manusia, sesuatu pengetahuan yang mereka peroleh setelah diolah dan dianalisis melalui pikiran pada akhirnya mereka memperoleh pengetahuan tentang yang mereka pikirkan. Lain hal nya dengan pengetahua yang bersumber dari intuisi, disini pengetahuan yang mereka peroleh datang dengan sendirinya atau hasil intuisinya datang/diketahui tanpa diduga atau dipikirkan sebelumnya. Umpama kita sedang dalam kesulitan memikirkan sesuatu masalah dan tiba-tiba muncul/datang saja jalan pemecahannya dalam pikiran kita, tanpa kita sadari. Setelah digunakan petunjuk yang tiba-tiba tadi, ternyata dapat memecahkan kesulitan yang kita hadapi, pengetahuan tersebut dikatakan diperoleh melalui intuisi. Jadi pengetahuan yang diperoleh manusia bersumber dari pancaindra, perasaan, pikiran/ratio, intuisi dan wahyu.

Setelah mengetahui bagaimana cara mendapatkan/memperoleh pengetahuan, langkah-langkah berikutnya yang diketahui adalah membedakan pengetahuan yang satu dengan yang lainnya. Jika diketahui perbedaan sesuatu dengan yang lainnya akan dapat memudahkan kita dalam memecahkan setiap permasalahan, dan tidak akan terjadi kerancuan dalam penyelesaiannya. Perbedaan ini ada tiga bagian:

(53)

39

berwujud, dalam penelitian tentu kita hanya akan mempelajari hal-hal yang ada dan nyata serta dapat diukur atau diperkirakan hasilnya.

2. Pengetahuan tentang epistimologi, yaitu pengetahuan tentang bagaimana cara mempelajarinya. Disini peranan metode penelitian, karena penelitian disamping untuk menemukan hal-hal yang baru, maka proses atau cara untuk sampai kepada hasil tersebut perlu dilakukan melalui penelitian. Jadi metodologi penelitian dikatakan epistimologinya pengetahuan.

3. Pengetahuan tentang aksiologi, adalah membahas tentang tujuan/kegunaan pengetahuan tersebut, yaitu untuk apa pengetahuan itu digunakan. Apakah ada guna dan manfaat sesuai pengetahuan yang akan dipelajari tersebut, tentu mempunyai andil tersendiri sebelum melaksanakannya. (Mardalis,2007).

Mengingat hal tersebut bahwa pengetahuan laboratorium merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum dilaboratorium kimia. Peserta didik akan terampil dalam praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan mengenai laboratorium yang meliputi nama alat dan bahan, pengetahuan simbol, keselamatan kerja, dan teknik dasar laboratorium kimia.

(54)

40

pengetahuan dasar laboratorium kimia. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode rata-rata persentase.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat diambil dari tingkat persentase rata-rata pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten Tahun ajaran 2015/2016 secara keseluruhan. sedangkan tingkat pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 untuk masing-masing variabel seperti: (1).Pengetahuan tentang nama dan fungsi alat laboratorium kimia (2).Pengetahuan tentang Bahan kimia di laboratorium kimia (3).Pengetahuan tentang Keselamatan kerja di laboratorium kimia (4).Pengetahuan tentang Simbol-simbol bahaya bahan kimia (5).Pengetahuan tentang teknik dasar laboratorium kimia dapat ditarik kesimpulan dari persentase rata-rata setiap butir soal yang dijawab benar oleh peserta didik terhadap masing-masing variabel. C. Pengertian Penelitian Survey

(55)

41

Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang ada pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting, yaitu: 1) mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu, 2) mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan, dan 3) menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik. Secara sederhana penelitian survey merupakan cara untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan isntrumen penelitian (pedoman wawancara atau angket) yang diajukan kepada responden yang bertujuan untuk meneliti karakteristik atau sebab akibat antar variabel tanpa adanya campur tangan peneliti.

(56)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Penelitian pendidikan kimia ini termasuk dalam jenis penelitian survey. B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 4 kelas. 2. Sampel Penelitian

Sampel diambil 2 kelas dengan jumlah 56 peserta didik. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan teknik acak (purposive sampling).

C. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian Yaitu Soal Pengetahuan Laboratorium Kimia

(57)

43

(58)

44

Kecelakaan kerja selama

praktikum berlangsung

5 Teknik dasar penggunaan

(59)

45

3.Menggunakan pipet tetes 86 1

4. Mengambil larutan

Keterangan : * = Nomor butir soal yang gugur

Penskoran soal objektif ini menggunakan penskoran dikhotomi asli yaitu Skor satu (1) untuk jawaban benar dan skor nol (0) untuk jawaban salah.

(60)

46

Anates merupakan sebuah program aplikasi komputer yang bertujuan untuk menganalisis butir soal. Program ini sangat bermanfaat khususnya bagi para guru umumnya para pemerhati evaluasi pendidikan. Program ini dikembangkan oleh Bapak Drs. Karnoto, M.Pd. seorang dosen Psikologi di UPI dan Bapak Yudi Wibisono, S.T. seorang Konsultan komputer.

A.Fasilitas yang ada dalam program Anates a) Penyekoran Data, meliputi:

1) Memasukan skor data hasil tes

2) Membobot skor data sesuai yang dibutuhkan b)Pengolahan Data, meliputi:

1) Kelompok unggul dan asor 2) Daya Pembeda

3) Tingkat Kesukaran Soal

4) Korelasi skor butir soal dengan skor total 5) Kualitas pengecoh

6) Reliabilitas B. Menginstall Anates

Untuk menggunakan program ini, sebelumnya program perlu diinstalkan pada Komputer. Cara menginstalnya adalah:

(61)

47

c) Kemudian klik OPEN > OK akan muncul seperti berikut:

d) Klik SELANJUTNYA hingga INSTALASI selesai

e) Jika instalasi berhasil ICON ANATES akan muncul pada layar (desktop)

C.Memulai ANATES

1. Klik Icon ANATES dua kali

(62)

48

3. Memasukkan Data, klik Buat File Baru, isikan data seperti berikut:

4. Jika sudah terisi Jumlah Subjek, Jumlah butir soal, dan Jumlah Pilihan Jawaban, klil OK, muncul seperti berikut:

5. Contoh pengisian data:

(63)

49 Masukkan nama siswa pada kolom nama/subjek

Masukkan jawaban siswa pada sel/kolom yang berwarna putih, jika siswa tidak menjawab isikan tanda bintang (*)

6. Fungsi-fungsi pada Menu Bar a. Kembali ke menu Utama

Jika diklik menu ini,tampilan akan ke tampilan pertama membuka program b. Buat File Baru

Untuk memasukkan data baru, klik menu Buat File Baru, kemudian isikan data-data seperti pada langkah di atas

c. Simpan

(64)

50 d. Baca File

Menu ini untuk membuka file yang sudah ada pada data sebelumnya Misal untuk mengeditnya kembali

e. Cetak

Menu ini untuk mencetak lembar yang dibutuhkan, misalnya data keseluruhan atau suatu hasil olahan data.

7. Untuk pengamanan, data yang sudah diisikan disimpan (saving) dalam harddisk, dengan mengklik menu Simpan yang ada pada menu bar di bagian atas

8. Jika data sudah diisikan pada kolom yang tersedia, maka data tersebut sudah siap untuk diolah sesuai keperluan dalam menganalisis butir soal.

D.Penyekoran

(65)

51 E. Skor dibobot

(66)

52

(67)

53

Perhatikan kolom SKr bobot, berbeda dengan tampilan di atasnya. F. Reliabilitas

(68)

54

Hasil olahan data yang diperoleh pada menu ini adalah: Rata-rata nilai = 50,88

(69)

55 G.Kelompok Unggul dan Asor

Untuk keperluan analisis butir soal yang dianalisis adalah 27% dari kelompok unggul dan 27% dari kelompok asor

H.Daya Pembeda

(70)

56 I. Tingkat Kesukaran

(71)

57 J. Korelasi Butir dengan Skor Total

Butir soal yang memiliki korelasi tinggi dianggap sebagai soal yang lebih baik dibandingkan dengan butir soal yang nilai korelasinya rendah. Dengan demikian soal yang memiliki korelasi tinggi dianggap sebagai signifikan untuk digunakan pada tes berikutnya, dan sebaliknya.

K.Kualitas Pengecoh

(72)

58 L. Olah Semua Otomatis

(73)

59

Uji Validitas masing-masing butir soal dilakukan dengan software anates. Pengujian dilakukan pada kelas XII IPA sebanyak 26 peserta didik kemudian jumlah soal yang diuji yaitu sebanyak 105 butir soal. Uji validitas tes dapat diukur dengan melihat korelasi skor butir soal (skor item) atau dibandingkan dengan r tabel 5% (0.404). Jika korelasi skor ≥ r Tabel maka soal tersebut Valid atau sebaliknya jika korelasi skor ≤ r Tabel maka soal tersebut Tidak Valid. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada lampiran 12.

Menurut Zainal Arifin,(2014). Kriteria indikator pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini yang digunakan adalah sebagai berikut:

0,00-0,20 : Sangat Rendah 0,21-0,40 : Rendah

0,41-0,60 : Cukup 0,61-0,80 : Tinggi 0,81-1,00 : Sangat tinggi

(74)

60 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik ujian (tes).

Teknik ujian dilakukan untuk mengumpulkan data kemampuan laboratorium kimia peserta didik. Pada teknik ini digunakan instrumen berupa soal objektif/pilihan ganda, yang kemudian diujikan kepada peserta didik kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 4 sebanyak 56 peserta didik.

D. Penentuan Persentase Dan Kriteria Dalam Pengetahuan Laboratorium Kimia Kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Digunakan Analisis Dengan Langkah Sebagai Berikut:

a. Menghitung persentase skor masing-masing sampel

b. Persentase skor masing-masing sampel di jumlah c. Menghitung rerata skor sampel

d. Menentukan kriteria persentase skor.

Tabel 3. Kriteria Persentase Skor Pengetahuan Laboratorium Kimia

Kriteria Skor

Sangat baik 80,00% - 100%

Baik 66,00% - 79,00%

Cukup 56,00% - 65,00%

Kurang 40,00% - 55,00%

(75)

61 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan dalam analisis data dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 secara keseluruhan adalah 58,01 % dengan kriteria cukup. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada grafik berikut:

48,214%

60,268%

75,255%

58,929%

50,744%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

I II III IV V

Aspek

(76)

62

Tabel 4. Aspek Pengetahuan Laboratorium Kimia

ASPEK SKOR KRITERIA

I. Pengetahuan nama dan fungsi alat laboratorium kimia 48,214 % Kurang

II. Pengetahuan zat ( bahan ) kimia 60,268 % Cukup

III.Pengetahuan simbol-simbol bahaya bahan kimia 75,255 % Baik

IV.Pengetahuan keselamatan kerja di laboratorium kimia 58,929 % Cukup

V. Pengetahuan teknik dasar laboratorium kimia 50,744 % Kurang

B. Pembahasan

Hasil penelitian tentang survey pengetahuan laboratorium kimia kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 dapat dijelaskan sebagai berikut:

(77)

63

diujikan di kelas sampel. Kelas sampel yang digunakan yaitu kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 4.

Berdasarkan perhitungan di kelas sampel yang mana terdiri dari dua kelas dengan jumlah 56 peserta didik, diperoleh nilai maksimal 27, dengan persentase 77,14% dengan kriteria baik. Nilai minimal yang diperoleh yaitu 13, persentase 37,14% dengan kriteria kurang.

Gambaran lebih jelas tentang pengetahuan laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang nama dan fungsi alat laboratorium kimia bagi peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016

(78)

64

menambahkan larutan dengan volume yang bervariasi. Berkaitan dengan pemanfaatan sarana prasarana laboratorium yaitu alat-alat laboratorium khususnya kimia, diperlukan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan pemakaian alat-alat sesuai fungsi dan tujuannya. Pengetahuan peserta didik mengenai alat-alat laboratorium kimia tersebut sebagai kemampuan awal peserta didik atau kesiapannya dalam proses pembelajaran kimia di laboratorium.

(79)

65

a. Pelaksanaan praktikum belum berjalan secara kontinyu dan optimal, meskipun telah tersedia lembar kerja peserta didik yang mencantumkan materi kegiatan praktikum.

b. Kemungkinan pendidik kurang memberikan penjelasan secara rinci terlebih dahulu tentang nama dan fungsi alat laboratorium kimia kepada peserta didik sebelum melakukan praktikum.

c. Kemungkinan alat-alat yang dikenalkan kepada peserta didik hanya alat-alat laboratorium yang akan digunakan untuk kegiatan praktikum, sementara alat-alat laboratorium kimia yang seharusnya diketahui peserta didik meskipun belum ada di laboratorium kimia sekolah tidak dikenalkan, sehingga pengetahuan peserta didik tentang nama dan fungsi alat laboratorium kimia relatif kurang.

d. Buku petunjuk praktikum yang tersedia masih belum dilengkapi dengan informasi mengenai gambar, nama serta fungsi alat laboratorium kimia sehingga peserta didik kesulitan mempelajari nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia yang akan digunakan untuk praktikum dengan mudah.

(80)

66

mengobrol dengan peserta didik dari kelompok lain. Akibatnya mereka tidak mengetahui fungsi dari masing-masing alat yang digunakan pada saat praktikum tersebut.

f. Beberapa alasan yang diungkapkan peserta didik karena beban belajar yang mereka hadapi tidak hanya pada mata pelajaran kimia saja, jadi beberapa peserta didik beralasan tidak memiliki waktu lebih untuk membaca buku referensi lain termasuk buku referensi yang memuat informasi alat-alat laboratorium kimia. Hal ini berakibat pengetahuan peserta didik hanya terbatas dari apa yang didapatkan dari pendidik dan buku acuan yang digunakan pada pembelajaran kimia.

2. Pengetahuan tentang bahan kimia di laboratorium kimia bagi peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016

Pada kegiatan eksperimen di laboratorium selain menggunakan berbagai jenis alat-alat kimia dengan nama dan fungsi khusus, begitu juga dengan bahan-bahan kimia di laboratorium kimia tidak terlepas dari bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan. Zat-zat kimia berbahaya yang ada di laboratorium kimia seperti zat kimia yang beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, oksidator, reaktif terhadap air, reaktif terhadap asam dan gas bertekanan tinggi.

(81)

67

Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa peserta didik cukup mengetahui dengan baik tentang bahan kimia, cara penyimpanan dan pertolongan pertama. Hal ini dapat di dukung oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Frekuensi praktikum di laboratorium kimia yang sudah sering dilakukan walaupun tingkat pengetahuan peserta didik sebelunya terkait bahan kimia masih dikategorikan kurang.

b. Peserta didik sudah mendapatkan pengetahuan tentang sifat-sifat dari bahan kimia pada proses belajar mengajar di kelas.

c. Sarana laboratorium yang sudah cukup bagus sebagai tempat untuk melakukan praktikum atau eksperimen.

d. Selain itu adanya pendidik yang handal menyampaikan materi kimia pada proses belajar mengajar di kelas.

3. Pengetahuan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia bagi peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016

Penggunaan bahan kimia yang jumlahnya sudah sedemikian banyak tentu saja mengharuskan personil yang berhubungan dengan bahan kimia untuk bekerja dengan cara yang aman agar terhindar dari kecelakaan kerja akibat bahan kimia.

(82)

68

Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, peserta didik harus mengenali semua keadaan berbahaya. Setelah mengenali kemudian peserta didik dapat mengambil tindakan keselamatan kerja yang berkaitan dengan keadaan bahaya keselamatan kerja. Salah satu tindakan keselamatan kerja yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan selalu peralatan keselamatan kerja dan mengetahui fungsi-fungsi dari alat keselamatan kerja tersebut. Peralatan keselamatan kerja tersebut meliputi: Jas praktikum, sepatu (bukan sandal), kacamata pengaman, sarung tangan, topi, alat pemadam api ringan, safety shower

dan lain-lain.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Prambanan klaten tahun ajaran 2015/2016 adalah 58,929 % yang berarti tingkat pengetahuannya cukup. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa peserta didik cukup mengetahui dengan benar tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Peserta didik masih kurang dibekali pengetahuan keselamatan kerja, hal ini dikarenakan pada tingkat pendidikan SMU tidak ada mata pelajaran khusus mengenai keselamatan kerja di laboratorium kimia.

Gambar

Tabel 1. Nama Alat-alat Laboratorium Kimia Berdasarkan Bahan Dasarnya
Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Pengetahuan Laboratorium Kimia Kelas Validasi
Tabel 3. Kriteria Persentase Skor Pengetahuan Laboratorium Kimia
Gambar 1. Grafik Persentase Pengetahuan Laboratorium Kimia Peserta Didik
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 orang subjek penelitian didapatkan hasil yaitu terjadi peningkatan kadar kolesterol HDL setelah melakukan latihan

Upaya preventif lain yang dilakukan kepolisian khususnya di Polres Klaten dilakukan dengan cara: 13 melakukan patroli rutin, melibatkan tokoh masyarakat untuk

UI\IT IAYAI\AI\ PEi|GADIIAI\ (l,,LP) ]]ffi !4i POKJA PEilGADAAI{ BARAXG DAil JASA LAIlIilYA TJ

Pengujian boraks dan formalin dilanjutkan pada penetapan kadar atau analisa kuantitatif, hal ini bertujuan apabila terdapat faktor kesalahan dalam analisa kualitatif dimana

PIV adalah tegangan balik maksimum yang dapat diberikan pada dioda tersebut dan bila nilai dari PIV ini terlampaui, maka dioda akan rusak.. Contoh, sebuah dioda

Konsentrasi asam yang tinggi digunakan dalam proses ekstraksi dapat mempercepat terjadinya subtitusi ion negatif pada garam dengan ion positif pada asam, sehingga

Interaksi individu remaja/siswa di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu dengan tingkat usia yang relatif sama yang dilihat dari aspek interaksi sosial: - Keterbukaan - Kerjasama