• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengetahuan Laboratorium Kimia

2. Pengetahuan Bahan Kimia

22) Klem

Klem yang tersedia di laboratorium mempunyai berbagai macam bentuk dan disesuaikan dengan kegunaan klem tersebut. Klem digunakan bersama-sama dengan statif. Pada umumnya digunakan untuk menjepit buret atau menggantungkan termometer.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

2. Pengetahuan Bahan Kimia

Kemungkinan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jenis reagen kimia yang dipakai, meskipun kadang kala penggunaannya relatif lebih sedikit daripada di dalam lingkungan industri. Pengenalan sifat dan jenis bahan tersebut akan memudahkan dalam cara penanganannya. Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikategorikan sebagai berikut (Soemanto Imamkhasani,1990):

a. Bahan kimia beracun atau toksik ( Toxic substance )

Bahaya racun dalam bahan kimia terhadap kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk dalam tubuh. Gangguan toksik (racun) dari bahan-bahan kimia terhadap tubuh berbeda-beda, misalnya karbon tetraklorida dan benzena dapat menimbulkan kerusakan dalam hati, air raksa dapat menimbulkan kelainan genetik atau keturunan. Gangguan-gangguan tersebut

25

sangat bergantung pada kondisi kesehatan para penggunanya. Beberapa contoh bahan kimia beracun adalah air raksa, asam sianida, dan aseton.

Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka penanganannya dilakukan di lemari asam dengan menggunakan masker yang spesifik (tidak universal). Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet dan untuk penahan panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya. Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan), lewat kulit dan pernapasan. Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang terjadi oleh pengaruh dosis tertentu dalam waktu relatif pendek, sedangkan kronis akibatnya baru dirasakan pada waktu yang relatif lama (Marham sitorus,2012).

b. Bahan kimia korosif atau iritan ( corosive substance )

Bahan korosif merupakan bahan yang dapat merusak peralatan dari logam. Bahan tersebut apabila terkena kulit juga dapat menimbulkan kerusakan berupa rangsangan atau iritasi, dan peradangan kulit. Selain kulit, bagian tubuh yang berlendir atau lembab seperti mata dan saluran pernapasan merupakan bagian tubuh yang rawan. Beberapa contoh bahan kimia korosif adalah asam sulfat, asam sulfida, dan asam nitrat yang dapat mengakibatkan efek lokal. Sedangkan asam sulfida akan menimbulkan efek sistemik, urutan sifat korosif adalah bentuk gas > cair > padat. Untuk pencegahannya digunakan sarung tangan dari plastik dan masker. Bila terjadi kontak dengan bahan korosif tindakan pertama adalah

26

menyiramnya dengan air sebanyak-banyaknya sebelum dibawa ke dokter. (Marham sitorus,2012).

c. Bahan kimia mudah terbakar ( flammable substance )

Laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar tempat terjadinya kebakaran. Hal ini disebabkan selain adanya penggunaan listrik dan pemanas lain, jugga banyak dipakai bahan kimia yang mudah terbakar atau menimbulkan kebakaran. Pada umumnya zat cair lebih mudah terbakar daripada zat padat, dan zat gas lebih mudah terbakar daripada zat cair. Beberapa contoh bahan kimia mudah terbakar adalah belerang, forfor merah dan kuning (merupakan zat padat), eter, alkohol (merupakan zat cair), dan asetilen (merupakan zat gas).

Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan senyawa organik makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber api dapat dari peralatan yang digunakan untuk pemanasan termasuk dari instalasi listrik. Sebagai contoh eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api. Beberapa bahan kimia bila kontak dengan air akan menimbulkan api (kebakaran) seperti logam Natrium (Na) dan Butil-litium. Kebakaran akan terjadi bila tiga unsur seperti oksigen,bahan bakar dan sumber api terpenuhi. Untuk mencegah kebakaran hanya dengan mengisolasi salah satu unsur diatas. Bila kebakaran terjadi maka perlu diketahui jenis kebakarannya agar dapat diambil langkah yang tepat, karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Secara umum klasifikasi kebakaran didasarkan pada jenis bahan bakarnya.

27

Memadamkan kebakaran dilakukan dengan cara disesuaikan dengan kelas kebakarannya sebagai tindakan pertama sebelum memanggil pemadam kebakaran. Selain menyediakan alat pemadam kebakaran (racun api) maka di laboratorium sudah harus tersedia selimut api, pasir dan manual cara memadamkan kebakaran. Sebaiknya ada latihan berupa simulasi memadamkan kebakaran. Pada waktu kebakaran harus tenang atau tidak panik. (Marham sitorus,2012).

d. Bahan kimia mudah meledak atau eksplosif (eksplosif substances)

Bahan-bahan kimia reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak atau eksplosif. Peledakan terjadi karena terjadi reaksi yang sangat cepat dan menghasilkan panas serta gas dalam jumlah besar. Reaksi eksplosif demikian selain banyak menimbulkan kerusakan karena tenaga yang amat besar, tetapi juga disertai kebakaran. Beberapa contoh bahan kimia mudah meledak adalah senyawa diazo, peroksida, dan nitro.

e. Bahan kimia oksidator ( oxsidizing agent)

Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasilkan oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain. Bahan tersebut juga bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran. Kebakaran akibat bahan oksidator sukar dipadamkan karena mampu menghasilkan oksigen sendiri. Contoh bahan kimia oksidator yaitu permanganat, hidrogen peroksida, dan kalium perklorat.

28

f. Bahan kimia reaktif terhadap air (water reaktive substances)

Bahan reaktif terhadap air adalah bahan-bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air menghasilkan panas yang besar dan atau gas yang mudah terbakar. Beberapa contoh bahan kimia reaktif terhadap air adalah logam-logam Na, K, Halida hidrat dan asam sulfat pekat.(Sanusi Ibrahim,2013).

g. Bahan kimia reaktif terhadap asam (acid reaktive substance)

Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan-bahan yang mudah bereaksi dengan asam menghasikan panas, gas mudah terbakar dan atau gas beracun. Beberapa contoh bahan kimia reaktif terhadap asam adalah kalium permanganat, dan asam kromat.

h. Gas bertekanan tinggi

Gas bertekanan tinggi banyak dipakai dalam laboratorium baik sebagai reagen, bahan bakar, atau gas pembawa. Apabila terjadi kebocoran akan mengeluarkan banyak gas dalam waktu amat pendek. Beberapa contoh bahan kimia gas bertekanan tinggi yaitu asetilen, argon, dan klor.(Veneranda Ester,2013).

Dokumen terkait