• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Kemampuan Menulis

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menulis tinggi, sebesar 38,46% atau sebanyak sepuluh orang siswa memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa dapat menuliskan penjelasan mengenai konsep bangun datar secara lengkap dan jelas serta penjelasannya tersusun secara sistematis. Siswa dapat menuliskan sifat dan rumus bangun datar dengan benar.

Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menulis sedang, sebesar 53,85% atau sebanyak sepuluh orang siswa yang memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa menuliskan jawaban kurang lengkap dan kurang rinci. Selain itu ada pula siswa yang menuliskan jawaban namun hanya sebagian saja yang benar.

Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menulis rendah, sebesar 7,69% atau sebanyak dua orang siswa yang

memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa menuliskan jawaban dengan sedikit penjelasan bahkan ada siswa yang tidak menuliskan jawabannya.

2. Kemampuan Menggambar

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menggambar tinggi, terlihat tidak ada satupun siswa yang ada dikategori ini.

Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menggambar sedang, sebesar 53,85% atau sebanyak empat belas orang siswa yang memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa menggambarkan bangun datar dengan kurang lengkap dan kurang benar.

Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menggambar rendah, sebesar 46,15% atau sebanyak dua belas orang siswa yang memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa kurang lengkap bahkan tidak menggambarkan bangun datar yang diminta pada soal.

3. Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori tinggi, sebesar 7,69% atau dua orang siswa yang memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa menuliskan

jawaban dengan benar dan lengkap serta menggambarkan bangun datar yang diminta dengan benar.

Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori sedang, sebesar 65,38% atau tujuh belas orang siswa yang memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa menuliskan jawaban namun hanya sebagian yang benar serta menggambarkan bangun datar dengan kurang lengkap.

Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori rendah, sebesar 26,92% atau tujuh orang siswa yang memiliki kategori ini. Pada kategori ini, siswa menuliskan jawaban dengan sedikit penjelasan mengenai konsep bangun datar bahkan ada pula siswa yang tidak menuliskan jawabannya atau tidak menggambarkan bangun datar yang diminta.

Berdasarkan deskripsi di atas, dapat diuraikan jika kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori sedang.

4. Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis Berdasarkan Jenis Kelamin

a) Kemampuan Menulis

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menulis tinggi, siswa putri lebih

tinggi dibandingkan siswa putra. Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menulis sedang, siswa putra lebih tinggi dibandingkan siswa putri. Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menulis rendah, hanya satu siswa putra dan satu siswa putri yang berada dikategori ini. Secara umum, kemampuan menulis siswa putri lebih tinggi dibandingkan siswa putra karena siswa putri dalam menulis jawabannya lebih sistematis dan lebih rinci dibandingkan siswa putra.

b) Kemampuan Menggambar

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menggambar tinggi, tidak ada siswa yang berada dikategori ini. Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menggambar sedang, siswa putri lebih tinggi dibandingkan siswa putra. Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori menggambar rendah, ada sebelas siswa putra dan satu siswa putri. Secara umum, kemampuan menggambar siswa putri lebih tinggi dibandingkan siswa putra karena siswa putri dapat menggambarkan atau mengilustrasikan bangun datar dengan jelas dan rinci sedangkan siswa putra kurang rinci dalam

menggambarkan bangun datar bahkan ada yang tidak menggambarkan bangun datar yang diminta.

c) Kemampuan Komunikasi Matematis secara Tertulis

Berdasarkan tabel 4.17 kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori tinggi hanya ada satu siswa putri dan satu siswa putra yang berada dikategori ini. Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori sedang, ada sembilan siswa putra dan delapan siswa putri yang berada dikategori ini. Pada kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kategori rendah, ada enam siswa putra dan satu siswa putri yang berada dikategori ini.

Berdasarkan deskripsi di atas, dapat diuraikan jika kemampuan komunikasi matematis secara tertulis kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yaitu kemampuan siswa putri lebih tinggi dibandingkan siswa putra. Pada soal tes prestasi belajar nomor 1 sampai 5, siswa putri dapat menulis penjelasan maksud dari soal yang diminta, dapat menggambar bangun datar, dapat menjawab soal dengan rinci serta menulis kesimpulan yang logis sedangkan siswa putra kurang bisa menulis penjelasan dengan lengkap, menggambar bangun datar, menjawab soal, serta menulis kesimpulan yang logis.

Berdasarkan tabel 4.18 sebanyak enam belas siswa atau 61,54% yang terlihat komunikasi secara lisan, untuk sepuluh siswa lainnya terlihat sewajarnya dalam komunikasi secara lisan. Komunikasi secara lisan telah diamati oleh peneliti maupun observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Enam belas siswa tersebut terlihat berani untuk maju mengerjakan latihan di depan kelas, mau bertanya pada peneliti, berani mengeluarkan ide atau gagasan dengan teman satu kelompoknya, dapat menjelaskan konsep bangun datar pada teman sekelompoknya, mau mendengarkan penjelasan teman sekelompoknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, sudah terlihat interaksi antara siswa ke guru (peneliti) maupun interaksi antar siswa ke siswa. Interaksi dari siswa pada peneliti terlihat saat siswa mengajukan pertanyaan pada peneliti, siswa mendengarkan dan memberi tanggapan saat peneliti memberikan informasi pada siswa. Siswa kelas VIIB, ada yang berani bertanya pada peneliti namun ada pula siswa yang tidak berani bertanya pada peneliti karena malu, merasa takut jika diejek temannya saat bertaya pada peneliti. Interaksi antara siswa dengan siswa terlihat saat siswa berdiskusi dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Saat berdiskusi, siswa terlihat ada yang mampu bekerja sama dengan baik misalnya ada siswa yang berani menyampaikan pendapatnya dan siswa lain mendengarkan pendapat dari teman sekelompoknya. Selain itu ada siswa yang memberi respon atau

sanggahan bila ada teman dalam kelompoknya yang kurang benar dalam memberi jawaban.

6. Deskripsi Berdasarkan Kuesioner

Berdasarkan tabel 4.3 diuraikan bahwa hasil perhitungan skor kuesioner siswa menunjukan klasifikasi sangat baik yang mempunyai rata-rata skor lebih dari 107,4 dengan jumlah siswa sebanyak sembilan orang. Berdasarkan data kuesioner terlihat kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dalam klasifikasi sangat baik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikaitkan dengan indikator kuesioner dalam bab III, jika siswa mampu menghubungkan gambar ke dalam ide matematika, mampu menjelaskan materi yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi, berani menyampaikan ide atau gagasannya saat diskusi kelompok asal maupun kelompok ahli, dapat saling membantu jika ada teman yang kurang paham mengenai materi tertentu, berani bertanya pada teman ataupun peneliti saat merasa kesulitan, berani untuk maju mengerjakan soal latihan di depan kelas serta mempresentasikan hasil diskusinya pada teman-teman yang lain.

7. Deskripsi Berdasarkan Tes Prestasi Belajar

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diuraikan bahwa nilai tes prestasi belajar memiliki rata-rata kelas 64,23 dan masuk dalam kategori cukup. Apabila nilai tes prestasi belajar dikelompokkan sesuai dengan ketuntasan KKM

diperoleh dua belas orang siswa yang tuntas (46,15%) dan empat belas orang yang tidak tuntas (53,85%). Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VIIB SMP BOPKRI 1 Yogyakarta belum terlihat maksimal.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang lengkap bahkan ada yang tidak menjawab pertanyaan pada soal tes pestasi belajar. Kesalahan siswa menjawab soal tes prestasi belajar bermacam-macam misalnya siswa kurang teliti dalam penghitungan, ada yang kurang lengkap menuliskan jawaban sehingga skor yang diperoleh kurang maksimal, ada yang kurang tepat menyebutkan unsur maupun sifat persegi atau persegi panjang, ada yang merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal tes prestasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal-hal tersebut yang menyebabkan skor yang diperoleh siswa kurang maksimal sehingga nilai yang diperoleh kurang dari KKM. Siswa yang sudah tuntas, menjawab soal tes prestasi belajar dengan benar dan lengkap. Siswa mampu menuliskan unsur dan sifat persegi atau persegi panjang dengan benar, mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, teliti dalam melakukan penghitungan.

8. Deskripsi Berdasarkan Wawancara

Peneliti mewawancarai lima orang siswa berdasarkan nilai prestasi belajar siswa. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi kemampuan

komunikasi matematis siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaaan yang harus dijawab oleh siswa.

Apabila setiap siswa dideskripsikan maka akan diperoleh S04 mau mendengarkan penjelasan teman, tidak berani bertanya pada guru (peneliti), merasa kesulitan untuk menjelaskan materi pada teman. S08 sulit mengeluarkan pendapat atau ide, tidak berani bertanya pada guru (peneliti), dapat menjelaskan materi pada teman. S10 mudah mengeluarkan ide dikelompok asal, berani bertanya pada guru (peneliti), berani maju di depan kelas untuk mengerjakan latihan soal, dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya. S14 bisa mengeluarkan pendapat di kelompok ahli, berani bertanya pada guru (peneliti), bisa menjelaskan materi pada temannya, berani maju di depan kelas untuk mengerjakan latihan soal. S26 kesulitan menjelaskan materi pada teman-teman, berani bertanya pada guru jika guru (peneliti) menghampiri S26 terlebih dahulu, tidak berani maju di depan kelas untuk mengerjakan latihan soal. Berdasarkan wawancara di atas diketahui masih ada siswa yang komunikasi matematisnya kurang menonjol namun ada juga yang komunikasi matematisnya sudah terlihat baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengetahui jika masih ada siswa yang merasa takut untuk bertanya pada guru (peneliti), siswa akan bertanya pada guru (peneliti) jika guru (peneliti) tersebut menghampiri siswa terlebih dahulu. Pada wawancara yang dilakukan, peneliti

mengetahui jika ada siswa yang lebih bisa mengeluarkan gagasannya di kelompok ahli dibandingkan di kelompok asal, siswa mau mendengarkan penjelasan dari teman lain, siswa lebih senang dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I karena memfasilitasi untuk berdiskusi dengan teman apabila merasa kesulitan tidak malu untuk bertanya pada teman dan siswa dapat belajar secara mandiri. Peneliti juga mengetahui kesulitan yang dialami siswa saat mengerjakan soal tes prestasi belajar misalnya siswa kurang paham dengan paham dengan maksud soal dan siswa tidak menghitung ulang jawabannya.

Dokumen terkait