• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN"

Copied!
326
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAHAN KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011

KABUPATEN TANAH DATAR

TAHUN 2011 - 2031

(2)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

K K A A T T A A P P E E N N G G A A N N T T A A R R

(3)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

Buku Materi Teknis ini adalah merupakan buku sebagai salah satu persyaratan dalam Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar, Tahun 2011 - 2031.

Pada intinya buku ini berisi tentang Pendahuluan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang, Struktur Ruang, Pola Ruang, Arahan Pemanfaatan Ruang, Pengendalian, Kawasan Strategis dan Hak, Kewajiban dan Peranserta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam Penyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar, Tahun 2011 - 2031 ini, diucapkan terima kasih dan semoga laporan ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Batusangkar, Oktober 2011

K K A A T T A A P P E E N N G G A A N N T T A A R R

(4)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

D D A A F F T T A A R R I I S S I I

(5)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 - 2031

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BA B AB B 1 1 PE P EN ND DA AH HU UL LU UA AN N 1.1. Dasar Hukum Penyusunan RTRW ... I - 2

1.2. Profil Tata Ruang ... I - 8

1.2.1. Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar ... I - 8 1.2.1.1. Topografi ... I - 12 1.2.1.2. Hidrologi ... I - 14 1.2.1.3. Kemiringan ... I - 16 1.2.1.4. Penggunaan Lahan ... I - 18

D D A A F F T T A A R R I I S S I I

(6)

1.2.2. Kependudukan ... I - 19 1.2.2.1. Jumlah dan Perkembangan

Penduduk ... I - 19 1.2.2.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk .. I - 21 1.2.2.3. Perkembangan Jumlah dan Laju

Pertumbuhan Penduduk ... I - 23 1.2.2.4. Proyeksi Penduduk ... I - 24 1.2.3. Potensi Bencana Alam ... I - 27 1.2.3.1. Gempa ... I - 27 1.2.3.2. Gerakan Tanah ... I - 27 1.2.3.3. Gunung Api ... I - 30

1.2.4. Potensi Sumber Daya Alam ... I - 30 1.2.4.1. Sektor Pertanian ... I - 31 1.2.4.2. Sektor Pertambangan ... I - 35 1.2.5. Potensi Ekonomi Wilayah ... I - 37

1.2.5.1. Konstribusi Kabupaten Tanah Datar Terhadap Perekonomian Sumatera

Barat ... I - 37 1.2.5.2. Struktur Perekonomian Kabupaten

Tanah Datar ... I - 38 1.2.5.3. Sektor Basis ... I - 38 1.2.5.4. Pariwisata ... I - 41 1.2.5.5. Infrastruktur dan Pariwisata Wilayah . I - 43 1.3. Isu-isu Strategis Kabupaten Tanah Datar ... I - 50

B

BA AB B 2 2 TU T UJ JU UA AN N, , KE K EB BI IJ JA AK KA AN N DA D AN N ST S TR RA AT TE EG GI I P PE EN NA AT TA AA AN N RU R UA A NG N G WI W IL LA AY YA AH H KA K AB BU UP PA AT TE EN N TA T AN NA AH H DA D AT TA AR R

2.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah

Datar ... II - 1 2.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

Kabupaten Tanah Datar ... II - 5 2.2.1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Struktur

Ruang Wilayah Kabupaten ... II - 6 2.2.2. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Pola

Ruang Wilayah Kabupaten ... II - 10

(7)

2.2.2.1. Kebijakan Dan Strategi Pola Ruang

Kawasan Lindung ... II - 10 2.2.2.2. Kebijakan Dan Strategi Pola Ruang

Kawasan Budidaya ... II - 10 2.2.3. Kebijakan dan Strategi Untuk Kawasan

Strategis Kabupaten ... II - 11

BA B AB B 3 3 RE R EN NC CA AN NA A ST S TR RU UK KT TU UR R RU R UA AN NG G WI W IL LA AY YA AH H KA K AB BU UP PA AT TE EN N TA T A NA N AH H DA D AT TA AR R

3.1. Umum ... III - 1 3.2. Sistem Pusat-Pusat Kegiatan ... III - 3

3.2.1. Rencana Struktur Ruang Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten Berbatasan ... III - 3 3.2.2. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Tanah

Datar ... III - 4 3.3. Sistem Jaringan Prasarana ... III - 7 3.3.1. Rencana Sistem Jaingan Transportasi Darat ... III - 7

3.3.1.1. Jaringan Prasarana Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan ... III - 7 3.3.1.2. Sistem Jaringan Kereta Api ... III - 12 3.4. Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan Permukiman ... III - 14 3.4.1. Rencana Sistem Energi ... III - 14 3.4.1.1. Pembangkit Tenaga Listrik ... III - 14 3.4.1.2. Jaringan Prasarana Energi ... III - 15 3.4.2. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi ... III - 15 3.4.2.1. Sistem Jaringan Kabel ... III - 15 3.4.2.2. Sistem Jaringan Nirkabel ... III - 17 3.4.3. Rencana Sumber Daya Air ... III - 17 3.4.3.1. Wilayah Sungai Lintas Kabupaten ... III - 19 3.4.3.2. Wilayah Sungai Strategis Nasional .... III - 19 3.4.3.3. Wilayah Sungai Kabupaten ... III - 20 3.4.3.4. Daerah Irigasi ... III - 22 3.4.3.5. Prasarana Air Baku Untuk Air Bersih .. III - 25 3.4.3.6. Jaringan Air Bersih ke Kelompok

Pengguna ... III - 25

3.4.3.7. Sistem Pengendalian Banjir ... III - 25

(8)

3.4.4. Sistem Prasarana Lingkungan Permukiman ... III - 26 3.4.4.1. Sistem Pengelolaan Samapah ... III - 26 3.4.4.2. Sistem Jaringan Air Minum ... III - 27 3.4.4.3. Sistem Jaringan Drainase ... III - 27 3.4.4.4. Jalur Evakuasi Bencana ... III - 28

BA B AB B 4 4 RE R EN NC CA AN NA A PO P OL LA A RU R UA AN NG G WI W IL LA AY YA AH H KA K AB BU UP PA AT TE EN N T TA AN NA AH H DA D AT TA AR R

4.1. Umum ... IV - 1 4.2. Kawasan Lindung ... IV - 2 4.2.1. Kawasan Hutan Lindung ... IV - 3 4.2.2. Kawasan Perlindungan Setempat ... IV - 4 4.2.2.1. Garis Sempadan Sungai ... IV - 4 4.2.2.2. Sempadan Danau ... IV - 6 4.2.2.3. Kawasan Sekitar Mata Air ... IV - 6 4.2.3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya ... IV - 7 4.2.3.1. Cagar Alam ... IV - 7 4.2.3.2. Taman Wisata Alam ... IV - 8 4.2.3.3. Kawasan Cagar Budaya ... IV - 9 4.2.4. Kawasan Rawan Bencana Alam ... IV - 9

4.2.4.1. Kawasan Rawan Bencana Alam

Tanah Longsor ... IV - 9 4.2.4.2. Kawasan Rawan Banjir ... IV - 12 4.2.5. Kawasan Lindung Geologi ... IV - 12

4.2.5.1. Kawasan Cagar Alam Geologi ... IV - 12 4.2.5.2. Kawasan Rawan Bencana Geologi ... IV - 12 4.2.6. Kawasan Lindung Lainnya ... IV - 22 4.3. Kawasan Budidaya ... IV - 22 4.3.1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi ... IV - 22 4.3.1.1. Hutan Produksi ... IV - 22 4.3.1.2. Hutan Produksi Konversi ... IV - 23 4.3.2. Kawasan Peruntukan Pertanian ... IV - 24

4.3.2.1. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Lahan Basah ... IV - 24

(9)

4.3.2.2. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Lahan Kering/Holtikultura ... IV - 26 4.3.2.3. Kawasan Budidaya Tanaman

Perkebunan ... IV - 29 4.3.2.4. Kawasan Budidaya Peternakan ... IV - 30 4.3.3. Kawasan Budidaya Perikanan ... IV - 32 4.3.3.1. Kawasan Perikanan Tangkap ... IV - 32 4.3.3.2. Budiaya Perikanan ... IV - 33 4.3.4. Kawasan Pertambangan ... IV - 33 4.3.5. Kawasan Industri ... IV - 36 4.3.6. Pengembangan Pariwisata ... IV - 36 4.3.6.1. Kawasan Wisata Budidaya ... IV - 37 4.3.6.2. Kawasan Wisata Alam ... IV - 39 4.3.6.3. Kawasan Wisata Minat Khusus ... IV - 40 4.3.7. Kawasan Permukiman ... IV - 41

4.3.7.1. Rencana Pengembangan Kawasan

Perkotaan ... IV - 42 4.3.7.2. Rencana Pengembangan Sistem

Permukiman Perdesaan ... IV - 43

BA B AB B 5 5 RE R EN NC CA AN NA A KA K AW WA AS SA AN N ST S TR RA AT TE EG GI IS S KA K AB BU UP PA AT TE EN N T TA AN NA AH H DA D AT TA AR R

5.1. Kawasan Strategis Dari Sudut Pandang Ekonomi ... V - 3

5.1.1. Kawasan Danau Singkarak ... V - 4

5.1.2. Kawasan Koto Baru ... V - 5

5.1.3. Kawasan Tabek Patah ... V - 6

5.1.4. Kawasan balai Tangah ... V - 6

5.1.5. Kawasan Andaleh ... V - 7

5.2. Kawasan Strategis Dari Sudut Pandang Sosial Budaya ... V - 7

5.2.1. Istano Basa Pagaruyung ... V - 8

5.2.2. Kawasan Pendidikan Bukit Gombak ... V - 8

5.3. Kawasan Strategi Dari Sudut Daya Dukung Lingkungan . V - 9

5.3.1. Kawasan Lembah Anai ... V - 9

5.4. Kawasan Strategis Perbatasan ... V - 10

(10)

BA B AB B 6 6 RE R EN NC CA AN NA A KA K AW WA AS SA AN N ST S TR RA AT TE EG GI IS S KA K AB BU UP PA AT TE EN N T TA AN NA AH H DA D AT TA AR R

6.1. Kawasan Strategis Dari Sudut Pandang Ekonomi ... VI - 1 6.2. Perwujudan Rencana Struktur Ruang ... VI - 3 6.2.1. Perwujudan Pusat-pusat Kegiatan ... VI - 3 6.2.1.1. Perwujudan Pusat Kegiatan Lokal ... VI - 3 6.2.1.2. Perwujudan Pusat Kegiatan Lokal

Promosi Balai Tengah ... VI - 4 6.2.1.3. Perwujudan Pusat Pelayanan

Kawasan ... VI - 5 6.2.1.4. Perwujudan Pusat Pelayanan

Lingkungan ... VI - 7 6.2.2. Perwujudan Sistem Jaringan Prasana ... VI - 14 6.2.2.1. Sistem Jaringan Transportasi Darat ... VI - 14 6.2.2.2. Sistem Jaringan Energi dan

Kelistrikan ... VI - 15 6.2.2.3. Sistem Jaringan Telekomunikasi ... VI - 15 6.2.2.4. Sistem Jaringan Sumber Daya Air ... VI - 16 6.2.2.5. Sistem Jaringan Drainase ... VI - 18 6.2.2.6. Sistem Jaringan Persampahan ... VI - 18 6.3. Perwujudan Rencana Pola Ruang ... VI - 19 6.3.1. Perwujudan Kawasan Lindung ... VI - 19 6.3.1.1. Perwujudan Kawasan Hutan Lindung VI - 19 6.3.1.2. Kawasan Yang Memberikan

Perlindungan Terhadap Kawasan di

Bawahnya ... VI - 20 6.3.1.3. Kawasan Perlindungan Setempat ... VI - 20 6.3.1.4. Kawasan Suaka Alam dan Cagar

Budaya... VI - 21 6.3.1.5. Kawasan Rawan Bencana Alam dan

Gerakan Tanah ... VI - 23

6.3.1.6. Kawasan Lindung Geologi ... VI - 23

6.3.1.7. Kawasan Lindung Lainnya ... VI - 26

6.3.2. Perwujudan Kawasan Budidaya ... VI - 26

6.3.2.1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi VI - 26

(11)

6.3.2.2. Kawasan Peruntukan Pertanian ... VI - 27 6.3.2.3. Kawasan Budidaya Perikanan ... VI - 30 6.3.2.4. Kawasan Pertambangan ... VI - 31 6.3.2.5. Kawasan Industri ... VI - 32 6.3.2.6. Pengembangan Pariwisata ... VI - 33 6.3.2.7. Kawasan Permukiman ... VI - 37 6.4. Perwujudan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten ... VI - 39

6.4.1. Kawasan Strategis Dari Sudut Pandang

Ekonomi ... VI - 39 6.4.1.1. Kawasan Danau Singkarak ... VI - 39 6.4.1.2. Kawasan Koto Baru ... VI - 40 6.4.1.3. Kawasan Tabek Patah ... VI - 41 6.4.1.4. Kawasan Andaleh ... VI - 41 6.4.1.5. Kawasan Balai Tangah ... VI - 42 6.4.2. Kawasan Strategis Dari Sudut Pandang Sosial

Budaya ... VI - 42 6.4.2.1. Istano Basa Pagaruyung ... VI - 42 6.4.2.2. Kawasan Pendidikan Bukit Gombak ... VI - 43 6.4.3. Kawasan Strategis Dari Sudut Daya Dukung

Lingkungan ... VI - 43 6.4.4. Kawasan Strategis Perbatasan ... VI - 44 6.5. Indikasi Program Utama ... VI - 44

BA B AB B 7 7 AR A R AH A HA AN N PE P EN NG GE EN ND DA AL LI IA AN N DA D AN N PE P EM MA AN NF FA AA AT TA AN N R RU UA AN NG G

7.1. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang ... VII - 1 7.2. Ketentuan dan Peraturan Zonasi ... VII - 2

7.2.1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten

pada Kawasan Lindung ... VII - 3 7.2.1.1. Hutan Lindung ... VII - 4 7.2.1.2. Kawasan Yang Dapat Memberikan

Perlindungan Kawasan Bawahannya . VII - 5 7.2.1.3. Kawasan Perlindungan Setempat ... VII - 5 7.2.1.4. Kawasan Suaka Alam Pelestarian

Alam dan Cagar Budaya ... VII - 7

7.2.1.5. Kawasan Rawan Bencana Alam... VII - 8

(12)

7.2.1.6. Kawasan Lindung Geologi ... VII - 9 7.2.2. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan

Budidaya ... VII - 10 7.2.2.1. Kawasan Hutan Produksi ... VII - 10 7.2.2.2. Kawasan Perkebunan ... VII - 11 7.2.2.3. Kawasan Pertanian Lahan Basah ... VII - 11 7.2.2.4. Kawasan Pertanian Lahan Kering ... VII - 12 7.2.2.5. Kawasan Perikanan ... VII - 12 7.2.2.6. Kawasan Pertambangan ... VII - 13 7.2.2.7. Kawasan Industri ... VII - 13 7.2.2.8. Kawasan Pariwisata ... VII - 13 7.2.2.9. Kawasan Permukiman ... VII - 14 7.2.2.10. Kawasan Peruntukan Lainnya ... VII - 15 7.2.3. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan

Sekitar Sistem Nasional, Sistem Provinsi, dan

Sistem Kabupaten di Kabupaten Tanah Datar .... VII - 15 7.2.3.1. Sistem Perkotaan ... VII - 15 7.2.3.2. Sistem Jaringan Transportasi ... VII - 15 7.2.3.3. Sistem Jaringan Prasarna Energi ... VII - 16 7.2.3.4. Prasarana Telekomunikasi ... VII - 16 7.2.3.5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air ... VII - 16 7.2.3.6. Sistem Prasarana Lingkungan (TPA

Regional) ... VII - 16

7.3. Perizinan ... VII - 24

7.3.1. Arahan Perizinan ... VII - 24

7.3.2. Mekanisme Perizinan ... VII - 24

7.3.3. Kelembagaan Perizinan ... VII - 25

7.4. Ketentuan Insentif dan Disinsentif ... VII - 26

7.4.1. Arahan Umum Insentif dan Disinsentif ... VII - 27

7.4.2. Arahan Khusus Insentif dan Disinsentif ... VII - 28

7.5. Sanksi ... VII - 30

7.5.1. Sanksi Administrasi ... VII - 30

7.5.2. Sanksi Pidana ... VII - 34

7.5.3. Sanksi Perdata ... VII - 34

(13)

BA B AB B 8 8 HA H AK K, , K KE EW WA AJ JI IB BA AN N, , DA D AN N PE P ER RA AN N MA M AS SY YA AR RA AK KA AT T DA D AL LA AM M PE P EN NA AT TA AA AN N

8.1. Hak dan Kewajiban Masyarakat ... VIII - 2

8.1.1. Hak Masyarakat ... VIII - 2

8.1.2. Kewajiban Masyarakat ... VIII - 4

8.2. Peran Serta Masyarakat ... VIII - 6

(14)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

D D A A F F T T A A R R T T A A B B E E L L

(15)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 - 2031

Tabel : 1.1 Jumlah Kecamatan, Nagari, dan Jorong di Kabupaten

Tanah Datar ... I - 9 Tabel : 1.2 Ketinggian Kabupaten Tanah Datar di Rinci Per

Kecamatan ... I - 12 Tabel : 1.3 Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan Di

Kabupaten Tanah Datar ... I - 18 Tabel : 1.4 Luas Lahan Menurut Penggunaan Tanah di Kabupaten

Tanah Datar ... I - 18 Tabel : 1.5 Luas Lahan Menurut Penggunaan Di Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2009 ... I - 19 Tabel : 1.6 Distribusi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun

2009 ... I - 22 Tabel : 1.7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun

2005 – 2009 Dirinci Per Kecamatan ... I - 23

D D A A F F T T A A R R T T A A B B E E L L

(16)

Tabel : 1.8 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Tanah Datar Tahun 2004 – 2009 ... I - 21 Tabel : 1.9 Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun

2010 – 2031 ... I - 26 Tabel : 1.10 Luas Panen, Produksi Padi Sawah di Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2009 ... I - 31 Tabel : 1.11 Luas Panen, Produksi Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, dan

Kacang Tanah di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 . I - 32 Tabel : 1.12 Luas dan Produksi Perikanan Darat Per Kecamatan

Tahun 2008 ... I - 33 Tabel : 1.13 Produksi Sub Sektor Perikanan Tahun 2008 ... I - 34 Tabel : 1.14 Populasi Ternak di Kabupaten Tanah Datar Tahun

2005 – 2009 ... I - 34 Tabel : 1.15 Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi

Perkebunan Per Kecamatan Tahun 2008 ... I - 36 Tabel : 1.16 Peranan PDRB Kabupaten Tanah Datar Terhadap

PDRB Provinsi Sumbar Berdasarkan Sektor Tahun

2009 ... I - 39 Tabel : 1.17 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar Tahun

2004 – 2008 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ... I - 40 Tabel : 1.18 Location Question (LQ) Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Tanah Datar ... I - 41 Tabel : 1.19 Panjang Jalan Menurut Status dan Jenis Permukaan

Per Kecamatan Tahun 2009 ... I - 44 Tabel : 1.20 Panjang Jalan Menurut Status Per Kecamatan Tahun

2008 ... I - 46 Tabel : 1.21 Unit PDAM, Sumber Air, Sistem dan Kapasitas Sumber

Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2009 ... I - 47 Tabel : 1.22 Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air di

Kabupaten Tanah Datar ... I - 48

(17)

Tabel : 3.1 Rencana Struktur Kota-kota di Kabupaten Tanah Datar III - 4 Tabel : 4.1 Luas Rencana Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2011-2031 ... IV - 4 Tabel : 4.2 Gempa Yang Terjadi di Sumatera Barat ... IV - 15 Tabel : 4.3 Intensitas Gempa di Kabupaten Tanah Datar Tahun

2007 ... IV - 17 Tabel : 4.4 Luas Rencana Kawasan Hutan Produksi di Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2011-2031 ... IV - 23 Tabel : 4.5 Luas Rencana Kawasan Pertanian Pangan Lahan

Basah di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011-2031 .... IV - 26 Tabel : 4.6 Luas Rencana Kawasan Pertanian Pangan Lahan

Kering di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011-2031 .... IV - 27 Tabel : 4.7 Luas Rencana Kawasan Perkebunan di Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2011-2031 ... IV - 30 Tabel : 4.8 Nama Objek dan Lokasi Budaya di Kabupaten Tanah

Datar ... IV - 38 Tabel : 4.9 Nama Objek dan Lokasi Wisata Alam Kabupaten

Tanah Datar ... IV - 39 Tabel : 4.10 Nama Objek dan Lokasi Wisata Minat Khusus

Kabupaten Tanah Datar ... IV - 40 Tabel : 4.11 Luas Rencana Kawasan Permukiman di Kabupaten

Tanah Datar Tahun 2011-2031 ... IV - 42 Tabel : 4.12 Rencana Pola Ruang Kabupaten Tanah Datar Tahun

2011 – 2031 ... IV - 45 Tabel : 6.1 Indikasi Program Pembangunan Kabupaten Tanah

Datar Tahun 2011 – 2031 ... VI - 46 Tabel : 7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Wilayah

Kabupaten Tanah Datar ... VII - 17

Tabel : 7.2 Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang ... VII - 29

(18)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

D D A A F F T T A A R R G G A A M M B B A A R R

(19)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 - 2031

Gambar : 1.1 Peta Orientasi Kabupaten Tanah Datar ... I - 10 Gambar : 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Tanah Datar ... I - 11 Gambar : 1.3 Peta Topografi ... I - 13 Gambar : 1.4 Peta Hidrologi ... I - 15 Gambar : 1.5 Peta Lereng ... I - 17 Gambar : 1.6 Peta Penggunaan Lahan ... I - 20 Gambar : 1.7 Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2009 ... I - 22 Gambar : 1.8 Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Tanah Datar dari Tahun 2004 – 2009 ... I - 24 Gambar : 1.9 Peta Potensi Bencana Gerakan Tanah ... I - 29 Gambar : 1.10 Peta Sistem Jaringan Jalan ... I - 45 Gambar : 1.11 Persentasi Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di

Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 ... I - 46

D D A A F F T T A A R R G G A A M M B B A A R R

(20)

Gambar : 3.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tanah Datar III - 6 Gambar : 3.2 Peta Rencana Sistem Jariangan Transportasi ... III - 13 Gambar : 3.3 Peta Rencana Sistem Jaringan Energi Litrik ... III - 16 Gambar : 3.4 Peta Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi ... III - 18 Gambar : 3.5 Metode Area Sanitary Landfil ... III - 27 Gambar : 3.6 Peta Rencana Jalur Evakuasi ... III - 29 Gambar : 4.1 Peta Kawasan Rawan Bencana Alam Tanah Longsor .... IV - 11 Gambar : 4.2 Peta Rawan Bencana Geologi Letusan Gunung Api ... IV - 16 Gambar : 4.3 Lokasi Gempa dan Jalur Sesar Semangko ... IV - 17 Gambar : 4.4 Foto Kerusakan Bangunan Akibat Gempa ... IV - 18 Gambar : 4.5 Peta Rawan Bencana Gerakan Tanah ... IV - 21 Gambar : 4.6 Peta Kawasan Pertanian Berkelanjutan ... IV - 28 Gambar : 4.7 Peta Potensi Sebaran Galian ... IV - 36 Gambar : 4.8 Peta Kepadatan Penduduk ... IV - 45 Gambar : 4.9 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tanah Datar

Tahun 2011 – 2031 ... IV - 46 Gambar : 5.1 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Tanah

Datar ... V - 11

Gambar : 7.1 Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Penataan Ruang .. VII - 3

(21)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

B B a a b b 1 1

P P E E N N D D A A H H U U L L U U A A N N

(22)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 - 2031

alam rangkaian proses pembangunan suatu wilayah sebagai acuan untuk berbagai keperluan investasi pembangunan maupun keperluan perencanaan sosial, ekonomi masyarakat perkotaan maupun perdesaan (nagari) serta aspek kelestarian lingkungan, maka penyusunan RTRW diharapkan dapat menjadi pedoman dalam arahan Rencana Pembangunan Wilayah Kabupaten Tanah Datar atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah.

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang yang digunakan dimasa yang akan datang untuk mewujudkan tujuan pembangunan di suatu wilayah. Berdasarkan peraturan yang tertuang dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), program-program pembangunan di daerah untuk jangka panjang dan menengah perlu disusun dan dituangkan dalam program 5 tahunan dimana Rencana Tata Ruang Wilayah dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan program tersebut.

Pada Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar sebelumnya, telah dilakukan pengkajian aspek-aspek Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Buatan, perumusan konsep dan strategi yang didasarkan pada asumsi tertentu dan faktor dinamika sosial ekonomi yang bersifat internal maupun eksternal terhadap wilayah, tetapi sejalan dengan berlalunya masa berlaku perencanaan yang cukup lama telah terjadi berbagai perubahan baik secara internal maupun eksternal seperti pertumbuhan penduduk dengan segala kegiatannya yang menyebabkan berubahnya struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada saat ini sehingga dokumen

D

Ba B ab b 1 1

PE P E N N D D AH A H U U L L U U AN A N

(23)

rencana yang sudah ada menjadi tidak relevan lagi untuk dijadikan acuan dalam pemanfaatan ruang.

Faktor eksternal lain yang menuntut disusunnya kembali RTRW Kabupaten Tanah Datar adalah dengan dikeluarkannya undang-undang baru sebagai landasan dasar penyusunan tata ruang yaitu UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang yang sebelumnya masih mengacu pada UU No. 24 tahun 1992.

Sesuai dengan peraturan baru, produk RTRW Kabupaten Tanah Datar merupakan produk Rencana Tata Ruang dengan masa berlaku perencanaan selama 20 tahun (2009 – 2029) yang di evaluasi setiap 5 (lima) tahun sekali.

1.1

Dasar Hukum Penyusunan RTRW

Beberapa dasar hukum peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar ini, meliputi:

1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);

3. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

5. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);

6. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran

(24)

7. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

8. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888); sebagaiman telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tantang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Tahun 86, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

9. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

10. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

11. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undang Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

12. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

13. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

14. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008

(25)

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

15. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

16. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

17. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

18. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4955);

22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5014);

(26)

24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074);

28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

29. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang ketelitian Peta untuk Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3034);

32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

(27)

33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);

35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

36. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

37. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

39. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

40. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);

41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5099);

(28)

42. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1503);

43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);

45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);

46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

47. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pegawasan Peraturan daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

49. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

51. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

52. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman persetujuan Subsatansi Dalam Penetapan Rancanagan Peraturan Daerah tentang

(29)

Rencana Umum Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;

53. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 630/KPTS/M/2008 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Fungsi;

54. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 630/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Status;

55. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang.

56. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Datar (Lembaran daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011);

57. Penanaman Modal dalam Negeri No. 15 Tahun 2007 tentang Jenis dan bnetuk produk hokum kepala daerah; dan

58. Penanaman Modal dalam Negeri No. 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Perda dan Peraturan Kepala Daerah.

1.2 Profil Tata Ruang

1.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar yang memiliki luas wilayah 133.600 Ha, secara geografis berada pada 00º 17” - 00º 39” LS dan 100º 19” - 100º 51” BT. Wilayah Kabupaten Tanah Datar membawahi 14 Kecamatan dan 75 Jorong serta memiliki sebagian Danau Singkarak. Luas Danau Singkarak yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar adalah seluas 6.420 Ha. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1

(30)

Tabel 1.1

Jumlah Kecamatan, Nagari dan Jorong di Kabupaten Tanah Datar

Nagari Jorong

1 X Koto 152.02 11.38 Koto Baru 9 41 2 Batipuh 144.26 10.80 Batipuah Baruah 8 49 3 Batipuh Selatan 82.73 6.19 Batu Taba 4 17 4 Pariangan 76.43 5.72 Simabur 6 21 5 Rambatan 129.15 9.67 Rambatan 5 33 6 Lima Kaum 50.00 3.74 Lima Kaum 5 33 7 Tanjung Emas 112.05 8.39 Saruaso 4 19 8 Padang Ganting 83.50 6.25 Padang Ganting 2 7 9 Lintau Buo 60.22 4.51 Buo 4 22 10 Lintau Buo Utara 204.31 15.29 Tanjung Bonai 5 63 11 Sungayang 65.45 4.90 Sungayang 5 14 12 Sungai Tarab 71.85 5.38 Sungai Tarab 10 32 13 Salimpaung 60.88 4.56 Tabek Patah 6 27 14 Tanjung Baru 43.15 3.23 Barulak 2 17

1,336.00

100.00 75 395 Sumber : Tanah Datar Dalam Angka

Jumlah Kecamatan

No Luas (Km2) Persentase

(%) Ibukota Kecamatan Jumlah

Berdasarkan tabel tersebut, Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 terdiri dari 14 kecamatan, 75 nagari, 395 jorong. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas 204,31 Km2 atau 15.29 % dari luas Kabupaten Tanah Datar secara keseluruhan. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Tanjung Baru dengan luas 43.15 Km2 atau sekitar 3.23 % dari luas Kabupaten Tanah Datar. Dilihat dari jumlah nagari yang ada, Kecamatan Sungai Tarab memiliki jumlah nagari terbanyak yaitu sebanyak 10 nagari, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah nagari terkecil adalah Kecamatan Padang Ganting, Tanjung Baru, sebanyak 2 nagari.

Berdasarkan posisinya Kabupaten Tanah Datar terletak diantara 3 buah gunung, yaitu Gunung Merapi, Singgalang dan Gunung Sago serta secara administrasi wilayahnya berbatasan dengan daerah lain. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada peta orintasi dan peta administrasi.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok

Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman

(31)

Gambar 1.1

Peta Orientasi Kabupaten Tanah Datar

(32)

Gambar 1.2

Peta Administrasi Kabupaten Tanah Datar

(33)

1.2.1.1 Topografi

Kabupaten Tanah Datar merupakan wilayah dengan kondisi topografi bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga berbukit dengan elevasi ±200 - 1000 m di atas permukaan laut. Untuk lebih jelas mengenai topografi lihat tabel 1.2 dan peta topografi

Tabel 1.2

Ketinggian Kabupaten Tanah Datar di Rinci Per Kecamatan

No. Kecamatan Ketinggian (M)

1 X Koto 700 – 1000

2 Batipuh 500 – 850

3 Batipuh Selatan 500 – 850

4 Pariangan 500 – 800

5 Rambatan 600 – 700

6 Lima Kaum 450 – 550

7 Tanjung Emas 450 – 550

8 Padang Ganting 450 – 550

9 Lintau Buo 200 – 750

10 Lintau Buo Utara 200 – 750

11 Sungayang 400 – 750

12 Sungai Tarab 450 – 550

13 Salimpaung 750 – 1000

14 Tanjung Baru 750 – 1000

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kontur

Ketinggian wilayah terbagi dalam 3 bagian, yaitu; ketinggian antara 750 - 1000 dpl (Kecamatan X Koto, Salimpaung dan Tanjung Baru) antara 450 - 550 dpl (Kecamatan Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting dan Sungai Tarab) dan antara 200 - 700 dpl (Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Pariangan, Rambatan, Lintau Buo, Lintau Buo Utara dan Sungayang). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3

Kabupaten Tanah Datar dialiri oleh 25 buah sungai yang saat ini pemanfaatannya adalah selain untuk kebutuhan pengairan (pertanian) juga dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk keperluan mandi dan cuci. Temperatur udara Kabupaten Tanah Datar rata-rata berkisar antara 22oC - 33oC.

(34)

Gambar 1.3 Peta topografi

(35)

1.2.1.2 Hidrologi

Hidrologi merupakan data yang berkaitan dengan kondisi keairan baik air permukaan maupun air tanah yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta tingkat kelerengan dan kondisi tutupan lahan. Kondisi hidrologi yang ada di Kabupaten Tanah Datar cukup baik dengan pola aliran bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air baik di Kabupaten Tanah Datar.

A. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di permukaan seperti mata air, danau, sungai dan rawa. Potensi air permukaan dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai mata air yang banyak terdapat di kawasan ini mengalir malalui sungai-sungai kecil di sekitar perbukitan dengan pola aliran berbentuk radial serta berbentuk dendritik untuk cabang-cabang sungai besar.

Kabupaten Tanah Datar memiliki 5 (lima) buah sungai besar dan 208 (dua ratus delapan) buah sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan. Kebanyakan dari air sungai-sungai tersebut bersumber dari lereng-lereng gunung seperti; Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago serta Gugusan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir ke arah timur yatu DAS Indragiri dengan pola dendritik, namun untuk sungai disekitar Danau Singkarak pola aliran sungai yang terbentuk adalah pola rectangular dengan sungai utama adalah Batang Ombilin dan sebagian mengalir dengan pola dendritik terutama cabang- cabang sungai besar. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4

B. Air Tanah

Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-sumur gali. Potensi air tanah dapat diketahui dari kedalaman sumur gali masyarakat dan sifat fisik tanah/batuan dalam kaitannya sebagai pembawa air.

(36)

Gambar 1.4 Peta Das

(37)

Di Kabupaten Tanah Datar sebagian kecil masyarakat masih menggunakan sumur gali sebagai cadangan persedian air bersih pada saat air PDAM mengalami gangguan.

Kawasan masyarakat yang mengunakan sumur gali sebagai sumber air bersih tersebar di Kabupaten Tanah Datar khususnya daerah perkotaan.

1.2.1.3 Kemiringan

Sementara berdasarkan kemiringan lereng di Kabupaten Tanah Datar dikelompokkan menjadi 6 bagian yaitu :

1. Daerah dengan kemiringan lahan 0-3% (Datar) sebagian besar tersebar di Kecamatan Tanjung Emas, Rambatan, Lintau Buo, Tanjung Baru dan Kecamatan Padang Ganting.

2. Daerah dengan kemiringan lahan 3-8% (Agak Landai) sebagian besar tersebar di Kecamatan Lima Kaum, Rambatan, Sungai Tarab, Salimpaung dan Kecamatan Sungayang.

3. Daerah dengan kemiringan lahan 8-15% (Bergelombang), sebagian besar tersebar di Kecamatan Lintau Buo Utara, Pariangan, Sungai Tarab, X Koto dan Kecamatan Batipuh.

4. Daerah dengan kemiringan lahan 15-25% (Agak Curam), penyebarannya hampir di seluruh kecamatan sama, kecuali bagian tengah wilayah Kabupaten Tanah Datar meliputi; sebelah utara Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas dan Kecamatan Rambatan, sebelah selatan Kecamatan Lintau Buo Utara, Sungayang, Pariangan dan Kecamatan Sungai Tarab. Lahan dengan kemiringan 15-25 % ini merupakan wilayah paling luas dan dominan di Kabupaten Tanah Datar.

5. Daerah dengan kemiringan lahan 25-45% (Curam), sebagian besar tersebar di Kecamatan X Koto, Batipuh Selatan, Sungayang dan Tanjung Emas.

6. Daerah dengan kemiringan lahan > 45% (Sangat Curam), sebagian besar tersebar di sebelah barat, utara dan bagian timur wilayah Tanah Datar. Komponen kelerengan diatas 45 % ini menjadikan kendala dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tanah Datar karena kawasan dengan kelerengan sangat curam berpotensial terancam bahaya longsor dan erosi.

Untuk lebih jelas mengenai kemiringan lahan dapat dilihat pada tabel 1.3 dan Gambar 1.5

(38)

Gambar 1.5 Peta Lereng

(39)

Tabel 1.3

Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan Di Kabupaten Tanah Datar

No. Klasifikasi Kemiringan Lereng (%) Luas (Ha) Prosentase (%)

1 Datar dan Agak Landai 0 - 3 6,189 4.63

2 Landai 2 - 8 3,594 2.69

3 Bergelombang 8 - 15 43,922 32.88

4 Agak Curam 15 - 30 79,895 59.80

5 Curam 30 - 45

6 Sangat Curam > 45

133,600

100.00

Jumlah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kontur

1.2.1.4 Penggunaan Lahan

Berdasarkan data BPS tahun 2005 sampai dengan 2009 diketahui bahwa pola penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar masih didominasi oleh lahan hutan yaitu seluas 37.052 ha atau sekitar 27,73 % dari luas wilayah keseluruhan, sementara untuk penggunaan lainnya adalah masing-masing Perkebunan seluas 28.355 ha atau sekitar 21,22 %, Sawah seluas 27.437 Ha atau sekitar 20,54 %, Kebun Campuran seluas 13.042 Ha atau sekitar 9.76 %, Permukiman seluas 12.095 Ha atau sekitar 9.05 %. Untuk lebih jelas mengenai perubahan pola ruang Kabupaten Tanah Datar dapat lihat pada tabel 1.4

Tabel 1.4

Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005 – 2009

Luas Luas Luas Luas Luas

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 Kampung/Permukiman 12.095,00 9,05 12.170,00 9,11 12.170,00 9,11 11.915,61 8,92 11.880,71 8,89

2 Pertambangan 129,00 0,10

3 Sawah 27.437,00 20,54 27.442,00 20,54 27.442,00 20,54 27.430,00 20,53 27.442,00 20,54

4 Tanah Kering 6.467,00 4,84 6.003,50 4,49 6.003,50 4,49 6.482,00 4,85 6.963,92 5,21

5 Kebun Campuran 13.042,00 9,76 28.519,00 21,35 28.519,00 21,35 28.418,39 21,27 28.418,39 21,27

6 Perkebunan 28.355,00 21,22 13.216,00 9,89 13.216,00 9,89 12.963,00 9,70 12.963,92 9,70

7 Hutan 37.052,00 27,73 24.029,00 17,99 24.029,00 17,99 37.206,00 27,85 36.724,06 27,49

8 Padang/Semak/Alang-alang 1.841,00 1,38 15.178,50 11,36 15.178,50 11,36 0,00 0,00 2.535,00 1,90

9 Danau 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99

10 Lainnya 140,00 0,10 382,00 0,29 382,00 0,29 0,00 0,00 0,00

133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 Sumber : Tanah Datar Dalam Angka

Jumlah Penggunaan Tanah No

% % % %

2008 2007 2006 2005

2009

Tahun

%

(40)

Berdasarkan interprestasi peta citra spot 5 luas penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar berbeda dengan data yang dikeluarkan oleh BPS. Berdasarkan analisis peta diketahui bahwa guna lahan yang paling luas adalah guna lahan hutan primer yaitu 53.942,79 Ha atau 40,38 % dari luas Kabupaten Tanah Datar sedangkan yang terkecil adalah guna lahan perkebunan rakyat. Peta penggunaan lahan ini yang menjadi dasar dalam menyusun rencana pola ruang Kabupaten Tanah Datar tahun 2011 – 2031. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Tabel 1.5

Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009

No Guna Lahan Luas (Ha) (%)

1 Permukiman 3,812.13 2.85 2 Pertanian Lahan Kering 8,252.09 6.18 3 Pertanian Lahan Basah 25,643.64 19.19 4 Danau/Telaga 17.97 0.01 5 Tanah terbuka sementara 83.97 0.06 6 Hutan Primer 53,942.79 40.38 7 Hutan Sekunder 3,506.43 2.62 8 Tegalan/Ladang 20,815.62 15.58 9 Perkebunan rakyat 9.83 0.01 10 Hutan Tanaman 1,525.87 1.14 11 Tutupan Awan 9,937.40 7.44 12 Danau/Telaga 6,052.36 4.53

133,600.10

100.00

Total Sumber: Peta Citra Tahun 2007

1.2.2 Kependudukan

1.2.2.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar adalah 335.470 jiwa dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 340.733 jiwa. Dari jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2005, sekitar 48,006 % atau 161.049 jiwa merupakan penduduk laki-laki dan 51,99 % atau 174.421 jiwa penduduk perempuan, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduk laki-laki meningkat menjadi 48,73 % atau 166.034 jiwa dan penduduk perempuan menjadi 51,271 % atau 174.699 jiwa.

(41)

Gambar 1.6

Peta Penggunaan Lahan

(42)

Hal lain yang perlu dicermati dalam aspek spatial kependudukan adalah sebaran penduduk menurut tempat tinggal untuk melihat ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan daerah perdesaan. Di Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2004 jumlah penduduk perkotaan telah mencapai 23,13 % atau sekitar 77.261 jiwa dan penduduk perdesaan sebesar 76,87 % atau 256.765 jiwa. Angka ini tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2009 karena pada tahun ini tercatat jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Tanah Datar hanya 23,53 % atau 82.119 jiwa dan penduduk perdesaan 76,47 % atau 266.878 jiwa. Dilihat dari penyebaran penduduk, tidak terjadi ketimpangan antara daerah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Tanah Datar karena jumlah penduduk yang tinggal di perdesaan lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk di perkotaan.

1.2.2.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Besar kecilnya jumlah penduduk yang tersebar disetiap kecamatan dan tingkat kepadatan penduduk yang terdistribusi akan menunjukan pola distribusi penduduk pada suatu wilayah. Kemudahan aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas /utilitas menjadi faktor utama dalam mempengaruhi sebaran penduduk. Kawasan yang mudah dicapai dan memiliki fasilitas/utilitas yang lengkap akan menjadi pilihan utama mayarakat dalam menentukan tempat tinggal, bahkan kawasan ini menjadi tujuan bagi penduduk pendatang. Untuk kawasan dengan ketersediaan fasilitas/utilitas yang rendah dan sulit dicapai hanya akan tumbuh secara alami sesuai dengan perkembangan penduduk setempat.

Jumlah Penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2008 adalah 348.997 jiwa yang tersebar di 14 (empat belas) kecamatan. Jumlah penduduk paling banyak terdistribusi di Kecamatan X Koto yaitu 40.472 jiwa atau 11,60 %, Kecamatan Lima Kaum yaitu 35.844 jiwa atau 10,27 % dan Kecamatan Rambatan yaitu 35.226 jiwa atau 10,09 % sedangkan terendah di Kecamatan Batipuh Selatan yaitu 11.995 jiwa atau 3,44 %, Kecamatan Tanjung Baru yaitu 13.741 jiwa atau 3,94 % dan Kecamatan Padang Ganting yaitu 14.401 jiwa atau 4,13 %.

Untuk lebih jelas mengenai distribusi penduduk di Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada tabel 1.6 dan gambar grafik distribusi penduduk.

(43)

Tabel 1.6

Distribusi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009

Jumlah Penduduk Distribusi

jiwa (%)

- Sepuluh Koto 40,472 11.60 - Batipuh 32,111 9.20 - Batipuh Selatan 11,995 3.44 - Pariangan 21,849 6.26 - Rambatan 35,226 10.09 - Lima Kaum 35,844 10.27 - Tanjung Emas 22,004 6.30 - Padang Ganting 14,401 4.13 - Lintau Buo 16,237 4.65 - Lintau Buo Utara 34,428 9.86 - Sungayang 17,462 5.00 - Sungai Tarab 31,323 8.98 - Salimpaung 21,904 6.28 - Tanjung Baru 13,741 3.94

348,997

100.00 Wilayah

Kab. Tanah Datar

Jumlah

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2002 – 2008

GaGammbbaarr 11..77

GrGraaffiikk DDiissttrriibbuussii PPeenndduudduukk KKaabbuuppaatteenn TTaannaahh DDaattaarr TTaahhuunn 22000099

11,54% 9,20%

3,21%

6,26%

9,72%

10,22%

6,25%

4,07%

4,60%

10,21%

4,97%

9,68%

6,17%

3,91%

Sepuluh Koto Batipuh Batipuh Selatan Pariangan Rambatan Lima Kaum Tanjung Emas Padang Ganting Lintau Buo Lintau Buo Utara Sungayang Sungai Tarab

(44)

BBeerrddaassaarrkkaann kkeeppaaddaattaann pepenndduudduukk peperr KKmm22 teterrlliihhaatt kkeeppaaddaattaann pepenndduudduukk KaKabbuuppaatteenn TaTannaahh DaDattaarr memennggaallaammii ppeenniinnggkkaattaann sseeiirriinngg ddeennggaann pepenniinnggkkaattaann jjuummllaahh ppeenndduudduukk.. PPaaddaa ttaahhuunn 22000055 kekeppaaddaattaann pepenndduudduukk KaKabbuuppaatteenn TaTannaahh DDaattaarr tteerrccaattaatt 252511 jjiiwwaa//KKmm22 dadann papaddaa tatahhuunn 20200099 memennjjaaddii 252555 jijiwwaa//KKmm22.. KKeeppaaddaattaann pepenndduudduukk tteerrttiinnggggii beberraaddaa ddii KeKeccaammaattaann LLiimmaa KaKauumm yyaaiittuu 668866 jjiiwwaa//KKmm22 ppaaddaa tatahhuunn 22000055 mmeennjjaaddii 696966 jjiiwwaa//KKmm22 ppaaddaa tatahhuunn 22000099 dadann yayanngg teterreennddaahh didi KKeeccaammaattaann BaBattiippuuhh SeSellaattaann yyaaiittuu 141411 jijiwwaa//KKmm22 papaddaa t

taahhuunn 22000055 mmeennjjaaddii 113322 jjiiwwaa//KKmm22 ppaaddaa ttaahhuunn 22000099.. U

Unnttuukk lelebbiihh jejellaass memennggeennaaii kkeeppaaddaattaann pepenndduudduukk didi KaKabbuuppaatteenn TaTannaahh DaDattaarr dadappaatt ddiilliihhaatt p

paaddaa ttaabbeell 11..77

TaTabbeell 11..77

KeKeppaaddaattaann PPeennddududukuk KKaabbupupaatteenn TTaannaahh DDaattaarr TTaahhuunn 22000055 –– 22000099 DiDirriinnccii PPeerr KKeeccaammaattaann

Kepadatan Kepadatan Kepadatan Kepadatan Kepadatan

1 Sepuluh Koto 152,02 259 260 262 266 259

2 Batipuh 144,26 218 218 218 223 217

3 Batipuh Selatan 82,73 141 141 133 145 132

4 Pariangan 76,43 275 277 279 286 279

5 Rambatan 129,15 264 264 261 273 256

6 Lima Kaum 50,00 686 691 694 717 696

7 Tanjung Emas 112,05 186 187 192 196 190

8 Padang Ganting 83,50 165 166 167 172 166

9 Lintau Buo 60,22 259 260 259 270 260

10 Lintau Buo Utara 204,31 162 162 174 169 170

11 Sungayang 65,45 256 257 258 267 259

12 Sungai Tarab 71,85 406 408 469 436 459

13 Salimpaung 60,88 347 348 348 360 345

14 Tanjung Baru 43,14 306 306 310 319 309

1335,99 251 252 257 261 255

2009 Tahun

Jumlah

No Kecamatan Luas Lahan (%) 2005 2006 2007 2008

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2005 – 2009

1.2.2.3 Perkembangan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar berjumlah 335.470 jiwa dan pada tahun 2009 menjadi 340.733 jiwa. Berdasarkan data pada tahun 2005 maupun 2009 kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak

(45)

adalah Kecamatan X Koto yaitu 39.359 jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 39.313 jiwa pada tahun 2009, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Batipuh Selatan yaitu 11.632 jiwa pada tahun 2005 dan 10.926 jiwa pada tahun 2009.

Untuk lebih jelasnya tentang jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 1. 8 dan gambar grafik rata-rata laju pertumbuhan penduduk.

GaGammbbaarr 11..88

RaRattaa--RRaattaa LLaajjuu PPeerrttuummbbuuhhaann PPeenndduudduukk KKaabbuuppaatteenn TTaannaahh DDaattaarr DDaarrii TTaahhuunn 22000044 –– 22000099

0,400,40 0,410,41 0,420,42 0,430,43 0,440,44

Sepuluh Koto Batipuh Batipuh Selatan Pariangan Rambatan Lima Kaum Tanjung Emas Padang Ganting Lintau Buo Lintau Buo Utara Sungayang Sungai Tarab Salimpaung Tanjung Baru

2008 -2009

1.2.2.4 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk dilakukan, guna menemukenali tingkat perkembangan penduduk untuk 20 Tahun kedepan. Sehingga diharapkan dari hasil proyeksi tersebut dapat di ketahui kebutuhan- kebutuhan saran dan prasarana yang diperlukan, termasuk kebutuhan lahan yang harus disediakan.

Dari hasil proyeksi yang dilakukan berdasarkan metode bunga berganda, dapat diketahui bahwa pada tahun 2031, diperkirakan penduduk Kabupaten Tanah Datar berjumlah 676.604 jiwa.

Gambar

Tabel   :  1.1  Jumlah Kecamatan, Nagari, dan Jorong di Kabupaten
Gambar  : 1.1  Peta Orientasi Kabupaten Tanah Datar .......................   I    -  10  Gambar  : 1.2  Peta Administrasi Kabupaten Tanah Datar ..................

Referensi

Dokumen terkait

diri anda. SS = Bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri anda. TS = Bila pernyataan tidak: sesuai dengan keadaan diri anda. STS = Bila pernyataan sangat tidak

Pada bab ini penulis akan diberikan gambaran mengenai keadaan CV Tripa Duta Nusantara Palembang, antara lain sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi

Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui ketelitian hasil pengolahan data GPS yang menggunakan Scientific Software GAMIT pada pengamatan deformasi jembatan.

8 Pada penelitian ini didapatkan kadar ANC terendah setelah pemberian kemoterapi pertama dan kedua fase induksi, sedangkan pada fase profilaksis SSP terjadi setelah pemberian MTX 1

Berdasarkan strategi-strategi pembelajaran membaca pemahaman yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan strategi Explicit Teaching of

pelaksanaannya terdapat beberapa perubahan, diantaranya perubahan kelas dalam mengajar dikarenakan status guru yang bersangkutan. Keterbatasan ini menyebabkan praktikan

Metode pengajaran adalah suatu cara yang dipilih dan dilakukan ustadz ketika berinteraksi dengan anak didiknya dalam upaya menyampaikan bahan pengajaran tertentu,

Dengan membaca bacaan, siswa dapat mengetahui tentang usaha pelestarian kekayaan hayati hewan dan tumbuhan dengan penuh kepedulian.. Dengan membuat peta pikiran, siswa dapat