• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Sempadan Danau

Arahan pemanfaatan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya dilakukan melalui:

a. Menjaga kelestarian kawasan tempat pengisian air bumi (akifer)

b. Memberikan ruang yang cukup bagi resapan air dengan pembuatan biopori terutama di kawasan perkotaan.

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharan pemanfaatan kawasan hutan lindung.

Arahan pemanfatan kawasan lindung setempat terdiri dar sempadan sungai baik sungai besar maupun sungai kecil yang terdapat di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan, sempadan danau yaitu Danau Singkarak dan kawasan sekitar mata air yang tersebar di Kabupaten Tanah Datar

Arahan pemanfaatan sempadan sungai dilakukan melalui:

a. Identifikasi permasalahan yang terdapat di sempadan sungai.

b. Penegakkan aturan yuridis terhadap pemanfataan sempadan sungai c. Penetapan tata batas kawasan sempadan sungai

d. Rehabilitasi terhadap kawasan sempadan sungai yang sudah sangat kritis

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan sempadan sungai.

f. Optimalisasi fungsi ekologi pada kawasan sempadan sungai

g. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharan pemanfaatan kawasan sempadan sungai

Arahan pemanfaatan sempadan danau dilakukan melalui:

a. Identifikasi permasalahan yang terdapat di sempadan Danau Singkarak.

b. Penegakkan aturan yuridis terhadap pemanfataan sempadan Danau Singkarak

c. Penetapan tata batas kawasan sempadan Danau Singkarak

d. Rehabilitasi terhadap kawasan sempadan Danau Singkarak yang sudah sangat kritis

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan sempadan Danau Singkarak.

f. Optimalisasi fungsi ekologi pada kawasan sempadan Danau Singkarak

g. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharan pemanfaatan kawasan sempadan Danau Singkarak

Arahan pemanfaatan kawasan sekitar mata air dilakukan melalui:

a. Identifikasi permasalahan yang terdapat di kawasan sekitar mata air.

b. Penegakkan aturan yuridis terhadap pemanfataan kawasan sekitar mata air.

c. Penetapan tata batas kawasan kawasan sekitar mata air.

d. Rehabilitasi terhadap kawasan sekitar mata air yang sudah sangat kritis

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan sekitar mata air

f. Optimalisasi fungsi ekologi pada kawasan sekitar mata air.

g. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui nilai-nilai kearifan lokal dalam pemeliharan maupun pemanfaatan kawasan sekitar mata air.

Arahan pemanfaatan suaka alam dan cagar budaya di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari cagar alam, taman hutan wisata dan kawasan cagar budaya.

Arahan pemanfaatan Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Singgalang Tandikek, Cagar Alam Marapi, Cagar Alam Gunung Sago, Cagar Alam I dan Cagar Alam Baringin Sakti diwujudkan melalui:

a. Penegasan tata batas seluruh cagar alam di Kabupaten Tanah Datar.

b. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan cagar alam yang tidak kritis, kritis dan 3. Kawasan Sekitar Mata Air

6.3.1.4 Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

1. Cagar Alam

c. Penegasan pemanfaatan fungsi kawasan cagar alam

d. Perumusan program rehabilitasi dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam pengelolan cagar alam

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan cagar budaya.

f. Penegakkan aturan yuridis terhadap pemanfataan kawasan cagar budaya

Arahan pemanfaatan Taman Wisata Alam Payo Rapuih, Taman Wisata Alam Tabek Patah dan Taman Wisata Alam Puncak Pato diwujudkan melalui:

a. Penegasan tata batas seluruh taman wisata alam di Kabupaten Tanah Datar b. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan taman wista alam.

c. Penegasan pemanfaatan fungsi kawasan taman wisata alam

d. Perumusan program rehabilitasi dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam pengelolaan taman wisata alam

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawa terbangun di kawasan taman wisata alam.

f. Penegakan aturan yuridis terhadap pemanfataan kawasan taman wisata alam.

Arahan pemanfaatan kawasan cagar budaya diwujudkan melalui:

a. Penegasan tata batas seluruh kawasan cagar budaya di Kabupaten Tanah Datar b. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan cagar budaya.

c. Penegasan pemanfaatan fungsi kawasan cagar budaya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pencegahan dari ancaman kepunahan

d. Perumusan program rehabilitasi dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam pengelolaan dan perlindungan kawasan cagar budaya.

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan cagar budaya.

f. Penegakan aturan yuridis terhadap pemanfataan kawasan cagar budaya.

2. Taman Wisata Alam

3. Kawasan Cagar Budaya

6.3.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam Gerakan Tanah

6.3.1.6 Kawasan Lindung Geologi

1. Kawasan Cagar Alam Geologi

Arahan pemanfaatan kawasan rawan bencana alam gerakan tanah dapat diwujudkan melalui:

a. Memetakan kawasan yang potensial mengalami gerakan tanah

b. Penyusunan ranperda yang mengatur sanksi hukum bagi pelanggaran tata ruang di daerah rawan longsor

c. Membangun dinding pengaman tebing di kawasan-kawasan rawan longsor d. Penguatan lereng pada daerah rawan longsor di sepanjang sisi jalan raya

e. Rehabilitasi dan reboisasi daerah-daerah penyangga dan resapan air terutama di wilayah yang sudah teridentifikasi sebagai kawasan rawan longsor atau gerakan tanah

f. Pengendalian penebangan dan pemanfaatan lahan di daerah penyangga dan resapan air

g. Pengendalian penambangan pada daerah-daerah penyangga dan resapan air

h. Pengendalian pembangunan pemukiman di daerah penyangga, resapan air dan daerah rawan longsor/gerakan tanah

i. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan cagar budaya.

j. Pemasangan rambu-rambu bahaya pada daerah rawan longsor di setiap wilayah kecamatan

k. Penegakan aturan yuridis terhadap pemanfaatan kawasan rawan longsor.

l. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan bencana;

Arahan pemanfaatan ruang kawasan lindung geologi meliputi arahan pemanfaatan kawasan cagar alam geologi dan arahan pemanfaatan kawasan rawan bencana geologi.

Arahan pemanfaatan kawasan cagar alam geologi diwujudkan melalui:

a. Penegasan tata batas seluruh kawasan cagar alam geologi di Kabupaten Tanah Datar

b. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan cagar alam geologi.

c. Penegasan pemanfaatan fungsi kawasan cagar alam geologi

d. Perumusan program rehabilitasi dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam pengelolan kawasan cagar alam geologi

e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian pemanfaatan kawasan cagar alam geologi.

f. Penegakkan aturan yuridis terhadap pemanfataan kawasan cagar alam geologi.

Kawasan rawan bencana gempa bumi hampir diseluruh Kabupaten Tanah Datar terutama di Kecamatan X Koto bagian timur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kecamatan Batipuh dan Kecamatan Salimpaung.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam arahan program utama mitigasi terhadap daerah rawan gempa bumi, diantaranya adalah:

a. Identifikasi pemukiman penduduk yang berada pada zona-zona kerusakan akibat gempa bumi;

b. Peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya gempa bumi;

c. Sosialisasi tanggap darurat dan mekanisme evakuasi kor n gempa bumi di seluruh wilayah kabupaten,

d. Peningkatan peran lembaga masyarakat mulai dari mitiga sampai kepada penanganan bencana gempa bumi;

e. Penguatan kelembagaan dan mekanisme penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Tanah Datar,

f. Pembangunan dan penguatan sistem komunikasi ke daerah-daerah terpencil, g. Penguatan akses informasi dan komunikasi ke dan dari i tansi-instansi yang

menangani kegempaan dan kebencanaan,

h. Penetapan peraturan daerah dalam menetapkan zonasi kerentanan dan kerusakan akibat gempa bumi;

i. Pembangunan dan penentuan jalur-jalur evakuasi

j. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian pemanfaatan kawasan cagar alam geologi.

2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

Dokumen terkait