• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Proses Pembasahan Terhadap Parameter Kuat Geser c’, ϕ’ DAN ϕb Tanah Lanau Berpasir Tak Jenuh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Proses Pembasahan Terhadap Parameter Kuat Geser c’, ϕ’ DAN ϕb Tanah Lanau Berpasir Tak Jenuh."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ix

Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.

ABSTRAK

Pada dasarnya, kondisi tanah di alam tidaklah selalu dalam keadaan jenuh. Siklus pembasahan dan pengeringan yang terjadi berulang–ulang mempengaruhi sifat–sifat fisik tanah dan karakteristik mekanik tanah antara lain perubahan kadar air dalam tanah, perubahan kuat geser, dan perubahan matric suction.

Untuk mengetahui perubahan karakteristik tanah dan sifat mekaniknya dilakukan penelitian tanah akibat pengaruh proses pembasahan atau penambahan kadar air dari kondisi initial (wi) hingga dicapai kondisi wi + 10% wi, wi + 12% wi,

wi + 15% wi dan sampai kondisi jenuh, yang diwakilkan oleh tanah yang diambil dari daerah Lapangan Maranatha. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji diambil pada kedalaman 1 meter dari permukaan tanah, dan alat yang digunakan adalah Direct Shear. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi tanah permukaan setelah mengalami proses pembasahan dan mengetahui hubungan antara kondisi tanah dan kuat gesernya.

Hasil analisa pengujian tentang pengaruh proses pembasahan dan perhitungan yang sudah dilakukan, memperlihatkan bahwa contoh tanah uji yang diambil merupakan tanah lanau berpasir. Proses pembasahan terhadap tanah uji di laboratorium pada kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh dengan lama pemeraman 1 hari, memperlihatkan bahwa parameter fisik seperti kadar air (w) meningkat 31.27%, angka pori (e) meningkat 4.79%, porositas (n) meningkat 1.59%, berat volume (γ) meningkat 7.24% dan derajat kejenuhan (Sr) meningkat 25.52%. Nilai matric suction (ua– uw) mengalami penurunan sebesar 60.51% dari kondisi initial (wi) sampai kondisi wi + 15%wi. Sedangkan pada kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh, diketahui bahwa parameter kuat geser tanah seperti kohesi (c) menurun 37.41%, sudut geser dalam (ϕ’) menurun 25.98% dan sudut antara

cohesion intercept dengan matric suction (ϕb) menurun 95.89% dari kondisi initial (wi) sampai kondisi wi + 15%wi.

Kata Kunci : Index Properties, Kadar Air, Kohesi, Sudut Geser Dalam,

(2)

x

THE INFLUENCE OF WETTING PROCESS AGAINST

SHEAR STRENGTH PARAMETER

c’, ϕ’ AND ϕ

b

OF

UNSATURATED SANDY SILT SOIL

Mentari Surya Pratiwi NRP : 0921017

Supervisor : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT.

ABSTRACT

Basically, the soil conditions in nature are not always in a state of saturation. Cycles of wetting and drying that occurs repeatedly affect soil physical properties and characteristics of soil mechanics among others, changes in soil moisture content, shear strength, and changes in matric suction.

To determine the changes in soil characteristics and mechanical properties of soil research carried out under the influence of the wetting process or adding moisture from initial (wi) condition to achieve wi + 10% wi’s condition,

wi + 12% wi, wi + 15% wi and up to saturated, which is represented by the land

taken from the field of Maranatha. The soil to be used as a test specimen taken at a depth of 1 meter from the ground, and the tools used are Direct Shear. Of the research is expected to provide an overview of surface soil condition after experiencing wetting processes and determine the relationship between soil conditions and shear strength.

From the analysis of the influence of the wetting tests and calculations have been done, it is known that the test soil samples taken are sandy elastic silt soil. The wetting process of the soil in the laboratory tests from the initial conditions (wi) to saturated conditions with ripening periode 1 day, it is known

that physical parameters such as water content (w) increased 31.27%, void ratio (e) increased 4.79%, porosity (n) increases 1.59%, unit weight of soil (γ) 7.24% and the degree of saturation (Sr) increased 25.52%. For matric suction (ua – uw)

value decreased by 60.51% from the initial condition (wi) until the condition wi +

15% wi. While in the initial conditions (wi) to saturated conditions, it is known

that soil shear strength parameters such as cohesion (c) decreased 37.41%, the friction angle (ϕ’) decreased 25.98% and the angle between the cohesion intercept with matric suction (ϕb) decreased 95.89% from the initial condition (wi)

to condition wi + 15% wi.

Keywords : Index Properties, Water Content, Cohesion, Friction Angle,

(3)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partikel Tanah ... 4

2.1.1 Komponen-Komponen Tanah ... 4

2.1.2 Klasifikasi Tanah ... 5

2.2 Tanah Tak Jenuh ... 6

2.2.1 Konsistensi Tanah ... 9

2.2.2 Hubungan Antarfase ... 11

2.2.2.1 Porositas ... 12

2.2.2.2 Angka Pori ... 12

2.2.2.3 Kerapatan Tanah ... 12

2.2.2.4 Berat Jenis ... 13

2.2.2.5 Derajat Kejenuhan ... 14

2.2.2.6 Kadar Air ... 14

2.2.2.7 Berat Isi ... 15

2.3 Matric Suction ... 15

2.4 Metode Kertas Filter ... 20

2.5 Kuat Geser Tanah Tak Jenuh ... 22

2.5.1 Persamaan Kekuatan Geser Tanah Tak Jenuh ... 23

2.5.2 Kurva Keruntuhan Mohr-Coulomb yang Diperpanjang .... 25

2.5.3 Hubungan Antara Nilai ϕb dan Nilai χ ... 27

2.5.3 Pengukuran dengan Metode Uji Geser Langsung (Direct Shear) ... 28

2.6 Proses Pembasahan ... 30

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rencana Kerja ... 32

(4)

xii

3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 33

3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 33

3.3 Prosedur Pengujian ... 33

3.3.1 Pengujian Specific Gravity ... 33

3.3.2 Pengujian Hydrometer Analysis ... 37

3.3.3 Pengujian Index Properties ... 39

3.3.4 Pengujian Atterberg Limit ... 42

3.3.5 Pengujian Matric Suction (ua – uw) dengan Metode Kertas Filter ... 47

3.3.6 Pengujian Direct Shear ... 51

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 56

4.1.1 Specific Gravity ... 56

4.1.2 Hydrometer Analysis ... 56

4.1.3 Index Properties ... 56

4.1.4 Atterberg Limit ... 57

4.2 Analisis Data Pengujian Akibat Proses Pembasahan ... 58

4.2.1 Pengaruh Lama Pemeraman terhadap Kadar Air (w) dan Derajat Kejenuhan (Sr) ... 58

4.2.2 Pengaruh Proses Pembasahan terhadap Nilai Index Properties ... 60

4.2.3 Pengaruh Proses Pembasahan terhadap Nilai Matric Suction (ua– uw) ... 64

4.2.4.5 Nilai Kuat Geser Tanah Kondisi Jenuh ... 74

(5)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian studi mekanika tanah ... 7

Gambar 2.2 Elemen-elemen tanah tak jenuh ... 8

Gambar 2.3 Model tanah tak jenuh (a) 4 fase; (b) 3 fase ... 8

Gambar 2.4 Tahapan perubahan konsistensi tanah ... 9

Gambar 2.5 Bagan plastisitas ... 11

Gambar 2.6 Diagram fase tanah ... 11

Gambar 2.7 Variasi nilai matric suction pada tanah terbuka. a) Musim hujan; b) musim kering dengan muka air tanah dangkal; c) musim kering dengan muka air tanah dalam ... 16-17 Gambar 2.8 Hubungan air dan udara dalam tanah ... 18

Gambar 2.9 Metode kertas filter contact dan non-contact untuk mengukur matric suction dan total suction ... 21

Gambar 2.10 Grafik kalibrasi suction untuk dua jenis kertas filter ... 21

Gambar 2.11 Persamaan keruntuhan Mohr-Coulomb yang diperpanjang untuk tanah tidak jenuh ... 25

Gambar 2.12 Garis perpotongan di sepanjang garis keruntuhan antara dengan (ua– uw) ... 26

Gambar 2.13 Perbandingan cara Fredlund dan Bishop untuk memperkirakan kekuatan geser pada tanah tak jenuh ... 27

Gambar 2.14 Uji geser langsung (direct shear) ... 29

Gambar 2.15 Garis keruntuhan Mohr-Coulomb yang diperpanjang dari hasil uji geser langsung (direct shear) ... 30

Gambar 2.16 Bentuk khas kurva pengeringan dan pembasahan ... 31

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ... 32

Gambar 3.2 Ilustrasi antara berat erlenmeyer, air dan butir tanah ... 36

Gambar 3.3 Diagram fase tanah ... 41

Gambar 3.4 Metode kertas filter contact dan non-contact untuk mengukur total suction dan matric suction ... 51

Gambar 4.1 Hubungan antara kadar air (w) dan derajat kejenuhan (Sr) ... 59

Gambar 4.2 Perubahan kadar air (w) rencana dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 61

Gambar 4.3 Perubahan berat volume dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 61

Gambar 4.4 Perubahan angka pori dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 62

Gambar 4.5 Perubahan porositas dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh 63 Gambar 4.6 Perubahan derajat kejenuhan dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 63

Gambar 4.7 Perubahan berat volume (γ), angka pori (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (Sr) terhadap perubahan kadar air (w) ... 64

Gambar 4.8 Perubahan tegangan air pori negatif (ua – uw) terhadap kenaikan kadar air (w) akibat proses pembasahan ... 65

Gambar 4.9 Hubungan antara strain dengan shear stress pada kondisi initial (wi) ... 66

(6)

xiv

Gambar 4.11 Garis keruntuhan yang diperpanjang kondisi initial (wi) ... 68 Gambar 4.12 Hubungan antara strain dengan shear stress pada kondisi wi + 10%wi ... 69 Gambar 4.13 Garis keruntuhan kuat geser tanah pada kondisi wi + 10%wi ... 69 Gambar 4.14 Garis keruntuhan yang diperpanjang kondisi wi + 10%wi ... 70 Gambar 4.15 Hubungan antara strain dengan shear stress pada kondisi wi + 12%wi ... 71 Gambar 4.16 Garis keruntuhan kuat geser tanah pada kondisi wi + 12%wi ... 71 Gambar 4.17 Garis keruntuhan yang diperpanjang kondisi wi + 12%wi ... 72 Gambar 4.18 Hubungan antara strain dengan shear stress pada kondisi wi + 15%wi ... 73 Gambar 4.19 Garis keruntuhan kuat geser tanah pada kondisi wi + 15%wi ... 73 Gambar 4.20 Garis keruntuhan yang diperpanjang kondisi wi + 15%wi ... 74 Gambar 4.21 Hubungan antara strain dengan shear stress pada kondisi jenuh .. 75 Gambar 4.22 Garis keruntuhan kuat geser tanah pada kondisi jenuh ... 75 Gambar 4.23 Perubahan kohesi (c’) dari kondisi initial hingga kondisi jenuh ... 76 Gambar 4.24 Perubahan sudut geser dalam (ϕ’) dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 77 Gambar 4.25 Perubahan sudut yang menghubungkan cohesion intercept dengan

(7)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batasan-batasan ukuran golongan tanah ... 6

Tabel 2.2 Nilai porositas, angka pori dan kerapatan butir (Modified from Hough, 1969) ... 13

Tabel 2.3 Alat untuk mengukur nilai suction dan komponennya ... 19

Tabel 4.1 Some typical values for different of some common soil materials ... 57

Tabel 4.2 Hubungan indeks plastisitas dengan tingkat keplastisan tanah ... 58

Tabel 4.3 Hasil pengujian lama pemeraman ... 59

(8)

xvi

DAFTAR NOTASI

A Area

Cm Koreksi meniskus

Ct Koreksi temperatur

c Kohesi total

c’ Kohesi efektif

D Diameter

e Angka pori

Gs Berat spesifik butir tanah

GT Berat jenis air

h Suction

Ic Consistency Index

If Flow Index

It Toughness Index

LI Liquidity Index

LL Batas cair

M Massa total

Ms Massa tanah

n Porositas

PI Indeks plastisitas

PL Batas plastis

R Pembacaan hidrometer

Rh’ Pembacaan hidrometer sebenarnya

r Jari-jari dari sebuah bola ideal pada bagian bawah saluran udara

SL Batas susut

Sr Derajat kejenuhan

T Suhu

Ts Tarikan permukaan membran

t Waktu

ua Tekanan udara pori

(9)

xvii

(ua– uw) Matric suction

V Volume total

Vs Volume butiran padat

Vv Volume pori

f Tegangan geser saat runtuh

ϕ Sudut geser dalam total

ϕ’ Sudut geser dalam efektif

ϕb

Sudut yang menghubungkan cohesion intercept dengan nilai air pori negatif (suction)

(10)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengujian Specific Gravity ... 83

Lampiran 2 Pengujian Hydrometer Analysis ... 87

Lampiran 3 Pengujian Index Properties untuk analisis lama pemeraman ... 94

Lampiran 4 Pengujian Index Properties ... 97

Lampiran 5 Pengujian Atterberg Limits ... 103

Lampiran 6 Pengujian Soil Suction menggunakan Metode Kertas Filter ... 106

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin muson Barat dan muson Timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama. Namun masih tergolong cukup tinggi, yaitu rata-rata 2000 – 3000 mm/tahun.

Frekuensi curah hujan yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan banjir yang kemudian menjadi salah satu penyebab tanah longsor. Curah hujan yang tinggi menyebabkan kemampuan tanah akan jenuh terhadap air, sehingga air akan

tetap di luar permukaan dan membuat sebuah wilayah menjadi terendam air. Air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan mengakibatkan tanah menjadi jenuh

juga turut menentukan terjadinya longsor. Peningkatan air pori akibat pembasahan atau peningkatan kadar air akan meningkatkan muka air tanah serta menurunkan ketahanan tanah yang bersangkutan di sepanjang bidang gelincirnya. Ketika tanah jenuh maka tanah kehilangan semua tambahan kekuatan geser yang berasal dari tekanan air pori negatif sehingga tanah menjadi tidak stabil dan mudah longsor.

Pada dasarnya, kondisi tanah di alam tidaklah selalu dalam keadaan jenuh. Siklus pembasahan dan pengeringan yang terjadi berulang–ulang mempengaruhi sifat–sifat fisik tanah dan karakteristik mekanik tanah antara lain perubahan kadar air dalam tanah, perubahan kuat geser, dan perubahan tegangan air pori negatif.

(12)

2 Universitas Kristen Maranatha pembasahan dan mengetahui hubungan antara kondisi initial tanah dan kuat gesernya.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembasahan terhadap tanah permukaan yang tak jenuh dengan membandingkan perubahan parameter kuat geser tanah (c’, ϕ’ dan ϕb).

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Tanah yang digunakan untuk sampel uji diambil pada kedalaman 1 meter

dari permukaan tanah di Lapangan Universitas Kristen Maranatha.

2. Pembasahan dilakukan dalam kondisi tanah asli, dengan cara

menambahkan air kedalam benda uji dari kondisi kadar air initial (wi) hingga dicapai kadar air benda uji menjadi wi+10%wi, wi+12%wi, dan

wi+15%wi.

3. Lama pemeraman yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi yang diinginkan adalah 1 hari.

4. Diperlukan pengujian mengenai tegangan air pori negatif (matric suction) untuk mendapatkan nilai ϕb.

5. Metode yang digunakan untuk mencari nilai matric suction adalah metode kertas filter.

6. Alat uji yang digunakan adalah alat geser langsung (direct shear).

7. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan

(13)

3 Universitas Kristen Maranatha

Bab 2, Tinjauan Pustaka

Berisi tentang partikel tanah, tanah tak jenuh, komposisi tanah, kuat geser tanah,

matric suction dan proses pembasahan.

Bab 3, Prosedur Penelitian

Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah dan penelitian contoh tanah.

Bab 4, Penyajian dan Analisis Data

Berisi tentang data hasil pengujian, pengaruh pembasahan terhadap nilai matric

suction dan kuat geser dari tanah tak jenuh.

Bab 5, Simpulan dan Saran

(14)

80 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh proses pembasahan dan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengujian pendahuluan seperti pengujian specific gravity,

hydrometer analysis, index properties dan atterberg limits, diketahui

bahwa contoh tanah uji yang diambil dari Lapangan Maranatha pada kedalaman ± 1 m merupakan tanah lanau berpasir.

2. Dari proses pembasahan terhadap tanah uji di laboratorium, diperlukan lama pemeraman 1 hari untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan, dan diketahui bahwa nilai parameter fisik cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya kadar air. Untuk kadar air, terjadi peningkatan sebesar 31.27% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk angka pori, terjadi

peningkatan sebesar 4.79% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk porositas, terjadi peningkatan sebesar 1.59% dari kondisi initial

sampai kondisi jenuh. Untuk berat volume tanah, terjadi peningkatan sebesar 7.24% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk derajat kejenuhan, terjadi peningkatan sebesar 25.52% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh.

3. Dari proses pembasahan terhadap tanah uji di laboratorium, didapat bahwa nilai matric suction mengalami penurunan sebesar 60.51% dari kondisi initial sampai kondisi wi + 15%wi seiring dengan meningkatnya kadar air.

4. Sedangkan untuk parameter mekanik atau kuat geser tanah nilainya cenderung mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kadar air. Untuk kohesi, terjadi penurunan sebesar 37.41% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk sudut geser dalam, terjadi penurunan sebesar 25.98% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk sudut antara

cohesion intercept dengan matric suction, terjadi penurunan sebesar

(15)

81 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Pada pengujian filter paper method disarankan untuk dilakukan pada ruangan yang memiliki pengatur suhu yang stabil (AC) untuk mengantisipasi kehilangan berat kelembaban pada kertas karena perbedaan suhu dan tekanan atmosfir.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kuat geser tanah tak jenuh dengan menggunakan alat yang berbeda seperti Triaxial atau UCT.

3. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.

4. Diperlukan pemahaman dan pengetahuan lebih lanjut tentang curah hujan dan kaitannya dengan kadar air tanah.

(16)

82 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. ASTM D5298 – 03, 2003, Standard Test Method for Measurement of Soil

Potential (Suction) Using Filter Paper, ASTM International, United

States.

2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis

Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.

3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi

Susilo Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa

Geoteknis) Jilid 1 & 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Fredlund, D.G. & Rahardjo, H., 1993, Soil Mechanics for Unsaturated

Soils, A Wiley-Interscience Publication John Wiley & Sons, Inc.

6. Handayani, Aulia, 2006, Penentuan Parameter Kuat Geser Tanah Tak

Jenuh Air Secara Tidak Langsung Menggunakan Soil-Water

Characteristic Curve (SWCC), Skripsi Universitas Kristen Maranatha,

Bandung.

7. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium

Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

8. Lu, N. & Lukos, William J., 2004, Unsaturated Soil Mechanics, A Wiley-Interscience Publication John Wiley & Sons, Inc.

9. Nurdin, Fajar A., 2010, Studi Kestabilan Tanah Permukaan Akibat Proses

Pembasahan Lokasi Desa Manting Kec. Jatirejo Mojokerto Jawa Timur,

Skripsi Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

10.Soil Suction Measurement with Filter Paper Method, Website:

https://ceprofs.civil.tamu.edu/caubeny/cven649/lab/filter%20paper%20test

.doc

11.Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk menjelakan upaya dan langkah- langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah Bali dalam

1) Kontribusi UKM di Kota Batu memberikan peningkatan pada pendapatan daerah namun pertumbuhan ekonomi Kota Batu menurun sehingga Pemerintah harus memberikan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Anisa Nursatyani, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit, Risiko

Pengangkatan anak di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Bali adalah mengangkat anak yang berasal dari anak saudara sendiri yang oleh orang tua angkat untuk dijadikan anak

Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan pengetahuan tentang obyek penelitian, yakni Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Muhammadiyah dan Lembaga Dakwah

Pada proses pembayaran pendaftaran, operator akan melihat data calon mahasiswa yang telah mendaftar kemudian memberikan nomor pendaftaran dan password untuk login ke

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pola sidik bibir berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa ras Papua Melanesoid di Universitas Sriwijaya.. Untuk mengetahui

Setelah manusia melampaui tahap teologi dan intelektual (Hati dan Akal), adalah ada tahap jasmani, karena tidak dapat disangkal bahwa manusia adalah makhluk yang berdemensi