• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFA

PENGGAN

JUR

1

AATAN LIMBAH RAMBUT SEB

NTI IJUK UNTUK MENYARIN

OLEH

SANG KETUT SUDIRGA

RUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

BAGAI

G AIR

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis yang berjudul

“Pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air”

dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Udayana, Bapak Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana dan Ketut Jurusan Biologi Fakutas MIPA Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang telah digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Kami menyadari bahwa karya tulis ini merupakan karya tulis pemula sehingga masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 9 Januari 2016

(3)

3

PEMANFAATAN LIMBAH RAMBUT SEBAGAI PENGGANTI IJUK UNTUK MENYARING AIR

Sang Ketut Sudirga

sangkets@yahoo.com

Laboratorium Biokimia, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

ABSTRAK

Air merupakan kebutuhan mutlak setiap mahluk hidup termasuk manusia. Ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan semakin terbatas dan banyak air yang tersedia sudah tidak bersih atau tercemar. Sehingga perlu dilakukan usaha atau teknik untuk membuat air tidak bersih menjadi bersih. Untuk itu telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah rambut dapat digunakan sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air dan untuk mengetahui tingkat kejernihan air hasil penyaringan dengan menggunakan limbah rambut sebagai pengganti ijuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan membandingkan beberapa perlakuan yang digunakan untuk menyaring air dan hasilnya dibandingkan dengan kejernihan air yang tidak disaring sebagai kontrol. Jenis perlakuan antara lain Perlakuan I (PI) dengan susunan bahan arang, kerikil dan pasir, perlakuan II (PII) dengan susunan bahan arang, kerikil, pasir dan ijuk sedangkan perlakuan III (PIII) dengan susunan bahan arang, krikil, pasir dan rambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air hasil saringan dengan perlakuan II dan perlakuan III paling jernih jika dibandingkan dengan perlakuan I dan kontrol dan air hasil saringan perlakuan I lebih jernih dari air kontrol tetapi lebih keruh dari perlakuan II dan perlakuan III dan air hasil saringan perlakuan I, II dan III tidak berbau sendangkan air kontrol berbau. Hal ini menunjukkan bahwa limbah rambut dapat digunakan sebagai penyaring air sebagai pengganti ijuk dan arang yang digunakan sebagai salah satu bahan penyaring untuk menghilangkan bau pada air.

(4)

4

1.4 Manfaat Penelitian …………...……….. 10

1.5 Batasan Penelitian ………...………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 11

2.4 Pengelolaan Limbah ……….. 15

2.5 Standar Baku Air Minum ……….. 16

BAB III METODA PENELITIAN ……… 18

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ……… 18

3.2 Jenis Penelitian ……….. 18

3.3 Metoda Pengumpulan Data ……… 18

3.4 Cara/Prosedur Melakukan Penelitian ……… 19

3.4.1 Pengumpulan bahan dan alat ……….. 19

(5)

5

3.4.3 Penyaringan air kotor ……….. 19

3.5 Uji Tingkat Kejernihan Air Hasil Saringan ………... 20

3.6 Skema Susunan Alat Penyaring ………. 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 21

4.1 Hasil ………... 21

4.2 Pembahasan ………... 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 24

5.1 Kesimpulan ……… 24

5.2 Saran ………. 24

DAFTAR PUSTAKA ……….. 25

(6)

6

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil uji tingkat kejernihan air hasil penyaringan dengan menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang

(7)

7

TABEL GAMBAR

Gambar 3.1 Skema susunan bahan-bahan yang digunakan untuk menyaring air kotor dan rambut digunakan sebagai

pengganti ijuk ………... 20

Gambar 4.1 Air hasil penyaringan dengan menggunakan beberapa perlakuan yaitu (K = kontrol, PI = perlakuan I, PII =

(8)

8

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Oleh karena itu, orang dewasa perlu minum air minimal 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ). Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005).

Sumber air dapat berasal dari air permukaan, air tanah dan air angkasa. Air permukaan merupakan air yang terdapat pada permukaan tanah seperti air sungai, dan danau. Air tanah merupakan air yang terdapat di dalam tanah seperti air sumur. Sedangkan air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfer, seperti air hujan dan salju. Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam serta aktivitas manusia yang ada disekitarnya. Air tanah dan air permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah yang ada disekitarnya tidak tercemar, oleh karenanya air permukaan dan air tanah sangat bervariasi kualitasnya (Soemirat, 2009).

(9)

9

Sumber air bersih saat ini mulai sulit ditemukan dan harganya sangat mahal terutama pada beberapa tempat bagi mereka yang bermukim di daerah perkotaan, daerah industri, daerah bekas rawa, bekas pesawahan, atau tempat tertentu lainnya. Telah banyak cara atau teknik dikembangkan dalam rangka untuk memperoleh air yang bersih. Salah satu cara yang umum dan yang termudah adalah dengan melakukan penyaringan dengan menggunakan beberapa alat atau bahan seperti arang, kerikil, pasir dan ijuk.

Ijuk merupakan bagian dari tanaman enau yang sering dimanfaatkan untuk atap bangunan, sapu, tali, menyaring air dan sebagainya. Kerberadaan ijuk saat ini semakin langka karena banyak tanaman enau ditebang untuk alih fungsi lahan. Sehingga fungsi ijuk untuk menyaring air dapat digantikan dengan bahan lainnya yang mudah diperolah salah satu diantaranya adalah rambut. Rambut merupakan mahkota manusia yang berfungsi melindungi kepala. Untuk mempercantik dirinya seseorang seringkali menata rambutnya, dan pada saat penataan rambut biasanya rambut dipotong dan potongan rambut biasanya dibuang sebagai limbah.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah limbah rambut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti ijuk untuk

menyaring air ?.

2. Bagaimanakah kualitas fisik air yang disaring dengan menggunakan limbah rambut ?.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manfaat limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air.

(10)

10

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi siswa adalah untuk menambah wawasan dan kreativitas inovasi dengan memanfaatkan bahan tidak bermanfaat yang ada disekitar lingkungan siswa.

2. Manfaat bagi masyarakat adalah untuk memberikan informasi bahwa limbah rambut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air.

1.5Batasan Penelitian

(11)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air dan Manfaatnya

Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Semua mahluk hidup memerlukan air untuk membantu proses metabolisme yang ada didalam tubuhnya. Air juga penting bagi lingkungan untuk kelestarian alam beserta isinya. Apabila keberadaan air tidak seimbang dengan keberadaan alam maka tidak akan tercipta keselarasan mahluk hidup dengan lingkungannya. Misalnya apabila air tidak bisa memenuhi kebutuhan hutan, maka manfaat hutan tidak akan bisa dirasakan oleh mahluk hidup yang lainnya.

Fungsi air juga merupakan zat yang sangat dibutuhan selain udara dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Akan tetapi, air bisa menjadi petaka jika kita tidak bisa merawat sumbernya. Air bisa menjadi perantara penyakit-penyakit yang menyerang manusia.

Keberadaan dan manfaat air bagi kesehatan tubuh sangat penting dimana air adalah sumber kehidupan. Kemampuan air bisa memperbaiki daya tahan tubuh karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat kita sedang beraktifitas atau pun bekerja. Air juga membantu kita untuk menahan rasa lapar dimana kita ketahui bahwa rasa lapar kadang merupakan penyamaran dari rasa haus. Sewaktu kita mengalami dehidrasi kita akan berpikir kalau kita sedang lapar dan mungkin merasa ingin makan padahal yang kita butuhkan sebenarnya adalah air.

(12)

12

dalam metabolisme tubuh serta mampu meredam benturan bagi organ vital dan pelumas bagi sendi-sendi dan menstabilkan suhu tubuh.

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di kehendaki. Kegiatan ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang bersifat negatif, diantaranya adalah masuknya energi dan juga limbah bahan atau senyawa lain ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah yang akan menurunkan kualitas lingkungan hidup.

2.2 Pencemaran Air

Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/tinta warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan ( Wisnu, 1995).

Menurut Josua (2013), selain limbah industri pencemaran air juga dapat disebabkan oleh limbah rumah tangga. Menurut jenisnya limbah rumah tangga ada 3 jenis yaitu limbah pertama berupa sampah, kemudian limbah kedua berupa air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, kemudian limbah ketiga adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola dengan baik, dapat berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar.

(13)

13

memiliki dampak secara langsung bagi kesehatan misalnya keracunan (diare, muntah), dll dan memiliki efek tidak langsung (efek jangka panjang) bagi kesehatan misalnya kanker.

2.3Bahan Pencemar Air 2.3.1 Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan sumbernya :

1) Sampah organik dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos

2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)

(14)

14

sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton

2.3.2 Air Limbah

Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit.

2.3.3 Sampah Manusia

Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

(15)

15

2.4 Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah cair ini dilakukan melalui sarana Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Pembangunan beberapa IPAL yang ada mempunyai tujuan untuk penataan lingkungan agar terbebas dari pencemaran limbah sehingga bisa meningkatkan derajat kesehatan manusia, memulihkan keadaan badan air atau sungai yang mulai tercemar air limbah pabrik dan limbah pemukiman, serta perbaikan kualitas air tanah karena pada umumnya masyarakat masih banyak yang mengkonsumsi air tanah dangkal sebagai air minum.

Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar digunakan sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara lain:

1. menurunkan kekeruhan.

2. mengurangi bau, rasa, dan warna.

3. menurunkan dan mematikan mikroorganisme.

4. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air.

5. menurunkan kesadahan.

6. memperbaiki derajat keasaman (pH).

Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan teknologi di perkotaan, pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Selain mengolah air, PAM juga mendistribusikannya ke rumah-rumah penduduk. Jika terdapat air yang kualitasnya kurang baik perlu dilakukan pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat guna sesuai bahan yang ada di lokasi. Pengolahan air secara biologi untuk mematikan potagen dapat berlangsung bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus dengan memberikan desinfektan pada sampel air.

(16)

16

penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment) atau penyaringan atau proses sebelumnya, misalnya penyaringan dan hasil koagulasi Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi dapat terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga mudah tenggelam. Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi ada pula yang memerlukan proses pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya garavitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan sedangkan air murni berada di atas pengendapan.

Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh absorben. Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif kasar. Adsorpsi merupakan penangkapan atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi oleh karbon aktif untuk mengolah air olahan yang mengadung venol dan bahan yang memiliki berat molekul tinggi. Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sebagai media filtrasi (filtration bed).

2.5 Standar Baku Air Minum

(17)

17

kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga. Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis.

a. Persyaratan fisika air minum

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :

1. Jernih atau tidak keruh.

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut : 1. pH normal.

2. Tidak mengandung bahan kimia beracun. 3. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam. 4. Kesadahan rendah.

5. Tidak mengandung bahan organik

c. Persyaratan mikrobiologi air minum

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air minum adalah sebagai berikut :

1. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi, vibrio cholera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water).

(18)

18

BAB III

METODA PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 15 Desember sampai tanggal 30 Desember 2015. Penelitian dilakukan di Jalan Ahmad Yani Gang Kokokan No. 11 Denpasar (Rumah Sang Ayu Bulan Dirga Pradnyani). Untuk uji kejernihan air hasil penyaringan dengan spektro fotometer dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental yaitu dengan cara mencoba beberapa bahan termasuk limbah rambut digunakan untuk menyaring air kotor yang kemudian hasil penyaringan dibandingkan tingkat kejernihannya.

3.3 Metode Pengumpulan Data/Disains Rancangan

Data diperoleh dan dikumpulkan melalui percobaan/eksperimen dengan membandingkan beberapa perlakuan bahan-bahan yang digunakan untuk menyaring air kotor diantaranya :

a. Sebagai kontrol yaitu air kotor yang tidak disaring

b. Perlakuan I yaitu air kotor yang disaring dengan arang, krikil dan pasir c. Perlakuan II yaitu air kotor yang disaring dengan arang, krikil, pasir dan

ijuk.

d. Perlakuan III yaitu air kotor yang disaring dengan arang, krikil, pasir dan rambut.

(19)

19

3.4 Cara/Prosedur Melakukan Penelitian 3.4.1 Pengumpulan bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti air kotor, arang, batu krikil, pasir, rambut dan botol mineral diperoleh dari beberapa tempat. Air kotor diperoleh dari sungai yang ada disekitar rumah saat musim hujan, arang dibuat dari kayu gempinis dengan cara dibakar, batu krikil dan pasir diperoleh dari tukang bangunan disekitar rumah sedangkan limbah rambut diperoleh dari Erika Salon di Jalan Raya Mambal. Untuk botol air mineral diperoleh dari botol-botol bekas air mineral yang dikumpulkan dari tetangga disekitar rumah. Sedangkan beberapa alat yang digunakn seperti Erlenmeyer 100 mL dan 500 mL dan spektro fotometer meminjam dari Laboratorium Biopestisida dan Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

3.4.2 Penyusunan alat penyaring

Setelah bahan-bahan penyaring terkumpul, maka bahan tersebut disusun dalam botol bekas air mineral ukuran 1.200 mL, susunan alat penyaring sesuai dengan perlakuan yaitu :

a. Kontrol : Pada botol bekas air mineral tidak diisi bahan penyaring

b. Perlakuan I : Pada botol bekas air mineral diisi dengan pasir, batu krikil dan arang.

c. Perlakuan II : Pada botol bekas air mineral diisi dengan arang, ijuk, pasir dan batu krikil.

d. Perlakuan III : Pada botol bekas air mineral diisi dengan arang, rambut, pasir dan batu krikil.

3.4.3 Penyaringan air kotor

(20)

20

3.5 Uji Tingkat Kejernihan Air Hasil Saringan

Sebanyak 4 sampel air masing-masing 100 mLyang diperoleh dari hasil penyaringan diamati secara fisik dengan melihat tingkat kejernihan air tersebut. Untuk memastikan tingkat kejernihan masing-masing sampel air dilakukan uji laboratorium menggunakan alat spektro fotometer dengan panjang gelombang 660 nm dengan menggunakan larutan blanko berupa air kran dari PDAM sebagai parameter pembanding.

3.6. Skema Susunan Alat Penyaring

Skema atau gambar salah satu susunan alat penyaring yang digunakan untuk menyaring air seperti Gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1

(21)

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu menyaring air kotor dengan menggunakan beberapa bahan-bahan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Air kotor yang disaring pada botol kontrol menunjukkan hasil saringan paling kotor dan airnya berbau.

b. Air kotor yang disaring pada botol perlakuan I (arang, batu krikil dan pasir) memiliki tingkat kejernihan lebih jernih dari kontrol dan airnya tidak berbau.

c. Air kotor yang disaring pada botol perlakuan II (arang, batu krikil, pasir dan ijuk) memiliki kejernihan lebih jernih dari kontrol dan botol pada perlakuan I dan airnya tidak berbau

d. Air kotor yang disaring pada botol perlakuan III (arang, batu krikil, pasir dan rambut) memiliki kejernihan lebih jernih dari kontrol dan perlakuan I dan sama jernih dengan perlakuan botol II dan airnya tidak berbau.

Hasil pengamatan secara kasat mata sifat fisika atau tingkat kejernihan masing-masing air hasil penyaringan seperti Gambar 4.1 di bawah ini :

Gambar 4.1

(22)

22

Hasil uji tingkat kejernihan air hasil penyaringan air kotor dengan berbagai perlakuan menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang 660 nm disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil uji tingkat kejernihan air hasil penyaringan dengan menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang 660 nm.

No. PERLAKUAN HASIL NOTASI KET.

1. Kontrol/tanpa penyaringan 1,409 a Berbau

2. Perlakuan I 0,010 b -

3. Perlakuan II 0,002 c -

4. Perlakuan III 0,002 c -

Hasil pengukuran sifat fisik air atau tingkat kejernihan air hasil penyaringan setiap perlakuan menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang 660 nm menunjukkan bahwa penyaringan air dengan perlakuan I air yang dihasilkan lebih jernih dengan kontrol tetapi lebih keruh dengan perlakuan II dan III. Air hasil penyaringan perlakuan II lebih jernih dari air kontrol dan perlakuan I tetapi sama jernih dengan air hasil penyaringan perlakuan III. Sedangkan air hasil penyaringan perlakuan III lebih lebih jernih dari kontrol dan perlakuan I tetapi sama jernih dengan air hasil penyaringan perlakuan II.

4.2 Pembahasan

(23)

23

Air hasil saringan dengan perlakuan I, II dan III lebih jernih dan tidak berbau jika dibandingkan dengan air hasil saringan kontrol hal ini disebabkan karena air hasil saringan pada perlakuan I, II dan III pada alat penyaringnya dilengkapi dengan beberapa bahan dengan fungsi sebagai berikut :

1. Arang yang berfungsi untuk menyerap bau sehingga air hasil saringannya tidak berbau.

2. Batu krikil berfungsi untuk mengendapkan atau menyaring kotoran dengan ukuran yang besar yang tercampur dalam air kotor.

3. Pasir berfungsi untuk meyaring atau mengendapkan kotoran dengan ukuran kecil atau halus yang tercampur dalam air kotor sehingga kotoran yang tercampur dalam air.

4. Sedangkan ijuk atau rambut berfungsi untuk menyaring lemak atau minyak yang tercampur dalam air kotor.

Air hasil saringan pada perlakuan II dan III memiliki tingkat kejernihan yang sama dan lebih jernih jika dibandingkan dengan kontrol dan air hasil saringan pada perlakuan I. Hal ini disebabkan oleh karena pada perlakuan II dan III alat penyaringnya dilengkapi dengan bahan yang berbeda dengan fungsi yang sama, yaitu pada perlakuan II dilengkapi dengan ijuk yang merupakan salah satu bahan sering digunakan untuk menyaring air. Sedangkan pada perlakuan III dilengkapi dengan potongan rambut. Antara ijuk dan rambut mempunyai fungsi yang sama dalam menyaring air yaitu berfungsi untuk menyaring minyak dan lemak. Sehingga dengan dilengkapi ijuk atau rambut pada alat penyaring air lemak atau minyak yang tercampur dalam air akan dapat disaring atau terperangkap sehingga air yang dihasilkan lebih jernih. Disamping itu penempatan ijuk atau rambut paling bawah pada alat penyaringan bertujuan untuk menahan pasir agar tidak menutupi lubang sehingga air dapat keluar dari alat penyaring.

(24)

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Potongan rambut (limbah rambut) dapat digunakan sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air.

2. Kualitas fisik terutama tingkat kejernihan air yang dihasilkan dengan menggunakan rambut sebagai salah satu bahan penyaring air kotor menghasilkan air hasil saringan dengan tingkat kejernihan yang sama dengan menggunakan ijuk.

5.2 Saran

(25)

25

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 1995. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV. Rajawali. Jakarta.

Josua. 2013. Dampak Pencemaran Lingkungan dan Usaha-Usaha

Pengendaliannya. Andi Offset. Surakarta.

Kristanto. 2002. Pemanfaatan Ijuk Untuk Penjernihan Air Secara Sederhana. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mulia. 2005. Teknik Sederhana Penjernihan Air di Daerah Pemukiman Padat Penduduk. Suara Kota. Surabaya.

Slamet. 2007. Teknologi Sederhana Penjernihan Air di Lahan Bekas Lahan Gambut. PT. Cipta Karya. Jakarta.

Soemirat. 2009. Baku Mutu Air Minum Secara Fisik, Kimia dan Biologi. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Surabaya.

(26)

26

LAMPIRAN

1. Beberapa bahan-bahan yang digunakan untuk menyaring air

Potongan rambut

Arang Batu krikil

(27)

27

2. Rangkaian alat dan proses penyaringan air

Susunan alat penyaring Penyaringan air kotor

3. Air hasil saringan

(28)

28 4. Alat spektro fotometer

Alat Spektro fotometer

Gambar

Gambar 3.1 Skema susunan bahan-bahan yang digunakan untuk menyaring air kotor dan
Gambar 4.1 Air hasil penyaringan dengan menggunakan beberapa perlakuan yaitu (K =
Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Alasan peneliti melakukan replikasi penelitian sebelumnya karena terdapat ketidakkonsistensian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2011) yang

Oleh itu, pelatih latihan mengajar perlu menggunakan peluang ini untuk bertanya dan berbincang mengenai sesuatu masalah yang berhubung dengan proses pengajaran dan

3.3.1 Perbandingan Studi Kasus Berdasarkan Tolok Ukur Struktur peruntukan lahan dan Intensitas pemanfaatan

(4) Inspektur Pembantu Wilayah IV sebagaimana dimaksud pada pasal 13 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah daerah dan kasus

Begitu juga bobot basah akar (g) yang relatif besar pada pemberian media tanam kompos kulit buah kakao dengan subsoil Ultisol pada M2 yang berbeda tidak nyata

Penelitian ini difokuskan untuk memantau perkembangan bayi berdasarkan status gizi dengan pengambilan parameter pengklasifikasian berupa hasil nilai berat yang

Alhamdulillah hirobbilalamin, dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya, dan Inayah-Nya yang tiada pernah putus asa untuk

Dengan adanya pemberian brosur peserta didik dapat menegaskan secara langsung tentang konsep gerak jatuh bebas berdasarkan eksperimen yang dilakukan sehingga pengetahuan