ABSTRAK
INSIDENSI KARSINOMA LARING DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1994 - 2000
Oleh : Maria M.H, 2001
Peneli tian retrospektif di ruangan medical record RS Immanuel bagian THT telah
dilakukan selaina bulan tnei-juni 200 1. Hasil yang didapat adalah 62 penderita karsinotna
bidang THT dan 9 kasus adalah karsiiioma laring ( I5 %), sedang karsinoma nasofaring sebanyak 39 YO dan karsinoma lainnya sebanyak 46 YO. Dari 9 penderita, 8 penderita
adalah laki-laki (89 YO) dan 1 penderita perempuan ( 1 1 YO). 6 penderita berusia lebih dari 50 tahun (67 %) dan 3 penderita berusia kurang dari 50 tahun (33 YO). Usia penderita tennuda yang diteinukan adalah 16 tahun.
ABSTRACT
THE INCIDENCY OF LARINGEAL CANCER AT IMMANUEL HOSPITAL
IN BANDUNG ; DURING PERIODE 1994
-
2000 By : MariaM. H.
200I
A retrospective study in medical record room of Immanuel Hospital was done at
E
N T Department, during the period of 1994 until 2000. As a result, there were 62patients of malignancy cases of E N T, and 9 of them were larynx cancer cases ( 15 %).
There were 39 % cases of nasopharynx cancer and
I5
% cases for another cancer casesof E N I’ malignancy case. 8 out of 9patients of larynx cancer, there were 89 %for male,
and I case for female patient. 6 patients of larynx cancer were more than 50 years of
age, 3 more were below 50 years of age. The youngest patient was at 16 years of age.
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tiihan Yang Maha Kuasa atas limpahan
berkah dan rahmah Nya, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Karya tulis ini berjudul “lnsidensi karsinoma laring di RS Immanuel periode
1994-2000 ” dan dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
kedokteran.
Melalui kesempatan ini saya hendak mengucapkan banyak terimakasih pada : 1. Bambang Sasongko dr., SpTHT selaku pembimbing utama.
2. Diana Krisanti dr., M.S selaku pembimbing pendamping
3 . Dr. Iwan Budiman dr., M.S yang telah banyak memberikan infonnasi tata
cara pembuatan karya tulis ini.
4. Henry K , yang banyak membantu pembuatan karya tulis ini.
Maksud tujuan pembuatan karya tulis untuk memberikan gambaran insidensi
kanker laring di RS Iinmanuel periode 1994-2000 dan untuk inemberikan infonnasi
kepada masyarakat tentang karsinoma laring.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih mempunyai
kekurangan-kekurangan, untuk itu semua saya mohon maaf. Mudah-mudahan karya tulis
ini bermanfaat bukan saja bagi saya tetapi juga bagi pembacanya.
Akhir
kata saya ucapkan banyak terimakasih.Bandung, Juli 200 1
Penulis
DAFTAR ISI
A. Anatoini Makroskopis dan Mikroskopis Laring
B . Fisiologi Laring
2.2.5 Metode Penanganan Kanker Laring
2.2.6 Penanganan Kanker Laring Berdasarkan Staging
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
BAB IV. RINGKASAN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
23
24
27
29
30
31
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kanker laring, sampai saat ini masih banyak ditemiikan. Hal ini
disebabkan etiologi pasti belum diketahui dan faktor-faktor predisposisinya cukup
banyak. Di Amerika Serikat kira - kira 12.500 kasus kanker laring atau pita suara
baru, ditemukan tiap tahunnya dan insidensinya lebih sering pada laki-laki
dibandingkan pereinpuan (Boring et al, 1994), sedangkan di Korea setiap tahunnya
ditemukan 500 kasus baru karsinoina laring dan insidensinya juga lebih sering
pada Iaki - laki (Joong-wha koh MD, 1997).
Di luar negeri, kanker laring inenempati tempat pertama dalam urutan
keganasan di bidang THT, sedangkan di RSCM periode 1988-1992 insidensi
kanker laring sebesar 9,97% dan menduduki peringkat ketiga keganasan THT
(Bambang Hermani dan Hartono Abdurrachman, 2000). Di RSUP DR Hasan
Sadikin Bandung selama periode 1 juli 1999 sampai dengan 30 juni 2000
insidensi kanker laring sebanyak 5,21 % dan menduduki peringkat ketiga dalam
keganasan di bidang THT (M. Indra Sapta, 2000) dan di RSUP DR Sardjito
Yogyakarta selama periode 1991-1995 insidensi kanker laring sebanyak 14,88 %
yang juga menduduki peringkat ketiga keganasan di bidang THT (Magdalena
Hutagalung dkk, 1996). Begitu pula di RSUP DR Kariadi Seinarang periode
1 99 1
-
1995 tumor ganas laring menduduki urutan ketiga sebanyak 9,14 % (KirkDougkas
dkk,
1996). Di Amerika Serikat kejadian tiap tahunnya adalah 7,8 kasuspada laki-Iaki berkulit putih per 100000 populasi dan diantara perempuan kulit
putih 1,7 kasus per I00000 kasus. Pada laki-Iaki berkulit hitam kejadian tahunan
13 per I00000 populasi dan pada perempuan berkiilit hitam 2,7 kasus per 100000
populasi (Ries et al, 1994), sedangkan meniirut penelitian di Korea kejadian tiap
taliunnya 5,6 kasus per 100000 populasi dan tidak ada ras yang lebih dominan
(Joong-wlia koh MD,1997).
Kanker laring merupakan istilah untuk keganasan tumor di laring dan
atau pita suara. Kanker laring sering disebut kanker pharing atau tenggorokan,
dimana istilah tersebut sebenamya tidak tepat karena laring termasuk bagian dari
pharing. Gambaran histopatologi tumor laring menurut penelitian di Department
of Pathology, Hospital of Ciudad Real Spanyol selama tahun 1990-1996 ialah
sebagai berikut :
conventional squamous carcinoma (87,6 1 YO)
itiicroinvasive squamous carcinoma (2,5 8
%
basaloid squamous carcinoma (1,47 YO)
squamous carcinoma (0,55 YO)
verrucous squamous carcinoma (0,5 5
%
mucoepidermoid carcinoma (0,55 YO)
small cell carcinoma (0,36 %)
Penelitian tersebut menganalisis 1078 sediaan laring, yang inana 50 persen
diantaranya merupakan proses keganasan.
Di RSUP DR Hasan Sadikin Bandung, periode 1 juli 1999 sampai dengan 30 juni 2000, didapatkan dari 15 orang penderita tumor ganas laring terdapat dua jenis
utama, yaitu karsinoina sel skuainosa sebesar 86,67 % dan karsinoina tidak
berdiferensiasi sebesar 13,33 YO.
Di RSUP DR Sardjito Yogyakarta, selama periode 1991 -1 995 dari 149 sediaan laring, gainbaran histopatologi tuinor laring adalah sbb :
Karsinoma anaplastik (8,72 %)
Adenokarsinoina (6,04 %)
Papilari karsinoina (4,69 %)
Karsinoma sel skuamosa (8 1,93 YO)
Dari ketiga penelitian tersebut, dapat dilihat tipe sel karsinoma laring yang
terbanyak didapat adalali karsinoina sel skuamosa.
Seperti telah disebutkan di atas, penyebab pasti timbulnya kanker laring
sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, tapi faktor predisposisinya sudah
diketahui. Merokok, terutama yang disertai meminum alkohol meningkatkan
resiko terjadinya kanker laring. walaupun demikian kanker laring dapat juga
terjadi pada orang yang tidak merokok atau tidak minum alkohol dengan insidensi
yang lebih rendah (the voice center at eastern Virginia medical school). walaupun
inekanisine patofisiologi hingga timbulnya kanker sampai saat ini belum jelas,
diduga karsinogen pada rokok tersebut membentuk ikatan dengan DNA sehingga
menimbulkan abnormalitas pada sitogenetik dan molekular genetik sehingga
terjadi pertumbuhan kanker. Industrialisasi yang menimbulkaii polusi udara, juga
meningkatkan insidensi tumor laring. Kontak dengan bahan karsinogenik di suatu
lingkungan , atau pekerjaan seperti asbestosis, nikel, arsen juga bisa berhubungan
dengan terjadinya kanker laring. Selain itu infeksi, radiasi dan faktor genetik juga
merupakan faktor resiko terjadinya kanker laring (Saiful Bahri, 1996).
Kanker laring sering didapat pada umur lebih dari 55 tahun, dan 4 kali
lebili banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Prevalensinya lebih
tinggi pada populasi Afrika-Amerika daripada populasi Kaukasia (Andrew Gaut,
1997). Puncak insidensinya pada dekade 6 (joong-wha koh MD, 1997).
Gejala kanker laring tergantung ukuran dan lokasi tumornya. Serak
merupakan gejala utama di samping gejala lainnya seperti nyeri tenggorok,
dyspnea, batuk, stridor dan hemoptisis.
Diagnosis ditegakkan deiigan anamnesis dan pemei-iksaan fisik,
pemerikasaan radiologik, laringoskopi, CT-scan, MRI dan biopsi untuk memastikan diagnosisnya.
Mengingat cukup tingginya insidensi kanker laring di Indonesia, dan
sering inenempati 3 urutan teratas kanker THT, serta sering terjadi pada usia
diatas 50 tahun dan bila ditemukan secara dini serta ditanggulangi dengan cepat
angka kematian cukup rendah maka kanker laring masih merupakan masalah yang
perlu mendapat perhatian. Oleh karena hal-hal di atas akan dilihat iiisidensi
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Berapa insidensi karsinoma laring di RS Immanuel Banding periode
1994-2000 ?
1.2.2 Bagaimana perbandingan insidensi karsinoma laring dengan karsinoma
lainnya di bidang THT RS Immanuel selama periode 1994-2000 ?
1.2.3 Bagaimana usia penderita yang terkena karsinoma laring di RS Immanuel periode 1994-2000 ?
1.2.4 Bagaunana perbandingan jenis kelamin pada penderita karsinoma laring
di RS Immanuel periode 1994-2000 ?
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud
1.3.1 Untuk mengetahui insidensi karsinoma laring di RS Immanuel Bandung
periode 1994-2000.
1.3.2 Untuk inengetahui perbandingan insidensi karsinoma laring dengan kar
sinoma lainnya
di
bidang THT RS Immanuel periode 1994-2000.1.3.3 Untuk mengetahui usia penderita yang mendapat karsinorna laring di RS
Immanuel periode 1994-2000.
1.3.4 Untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin pada penderita
karsinoma laring di RS Immanuel periode 1994-2000.
Tujuan penelitian untuk meinberikan informasi lebih lanjut kepada masyarakat
inengenai gejala dan bahaya karsinoma laring.
I.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat insidensi kanker laring di RS Immanuel periode 1994-2000, dan liasilnya diharapkan dapat berguna untuk
memberikan gainbaran kejadian kanker laring di Jawa Barat pada khususnya dan di Indonesia pada u m u n y a
1.5 Kerangka pemikiran
Laring merupakan organ yang penting dalam kehidupan. Laring
digiinakan untuk bernafas, berbicara dan membantu proses menelan. Proses
keganasan yang timbul di laring tetunya mengganggu fungsi-fungsi tersebut.
Karena itu kanker laring mengakibatkan banyak kerugian bagi orang yang
menderitanya.
Sampai saat ini, kanker laring paling banyak diderita oleh laki-laki.
Namun dengan bertambah banyaknya pereinpuan yang merokok, angka kejadian
kanker laring pada perempuan juga turut meningkat, karena kanker laring banyak
ditemukan pada orang yang perokok. Data inengenai epidemik kecanduan
merokok menurut survei Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang tahun
1999 didapat, jumlah perempuan usia 20-29 tahun, meningkat dua kali lipat dari
tahun 1986 yakni 10,5 YO menjadi 23,2 YO, dari 1,1 miliar perokok di dunia 200
juta diantaranya adalah pereinpuan dan diperkirakan akan meningkat tiga kali
lipat 25 tahun mendatang. Di Amerika Serikat antara 1973 dan 1991, kejadian
kanker laring menurun 0,6 % tiap tahunnya pada laki-laki kulit putih tapi
meningkat 1,6 YO pada pereinpuan kulit putih pada waktu yang sama. Pada kulit
hitam kejadian meningkat tiap tahunnya untuk laki-laki dan perempuan, 0,9%
pada laki-laki dan 2,3 % pada perempuan (Ries et al, 1994).
Data di Indonesia inengenai insidensi kanker laring masih sedkit, dan
diagnosa karsinoma laring biasanya terlambat dibuat oleh karena pasien datang
dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan yang diberikan
kurang memuaskan. Oleh karena itu, insidensi kanker laring perlu dikaji lebih
lanjut, dan sebagai gambaran akan dilihat insidensi kanker laring di RS Immanuel
Bandung, periode 1994-2000.
1.6 Metodologi penelitian
Penelitian ini dilakiikan secara retrospektif. Data penderita didapat dari
catatan medik poliklinik dan ruangan THT RS Immanuel Bandung, tahun 1994- 2000. Data yang diambil adalah : umur, jenis kelamin dan jenis tumor.
I.7 Lokasi dan waktu
Lokasi di RS Immanuel Bandung.
Waktu
penelitian selama bulan mei-juni 200 1BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Insidensi karsinoma laring di RS Immanuel periode 1994-2000 sebanyak 1 5
% dari 62 kasus keganasan yang dilaporkan.
2. Karsinoma laring terbanyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.
Dari 9 kasus yang dilaporkan, hanya 1 kasus pada perempuan.
3. Kejadian karsinoina laring terbanyak pada umur diatas lima puluh tahun.
4. Kejadian karsinoma laring di RS Immanuel tidak banyak.
5 . RS Iminanuel selama periode 1994-2000 hanya bisa mendiagnosa karsinoina
laring tanpa bisa mengobati, karena saat itu belum ada spesialis kepala leher.
6. Pencatatan medical record RS Immanuel, khususnya bagian THT kurang baik.
5.2 Saran
Perlu diteliti lebih lanjut insidensi kanker laring pada berbagai senter
kesehatan seperti rumah sakit di Indonesia untuk gambaran yang lebih
menyeluruh dan rinci mengenai kanker laring di Indonesia.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti
tiinbiilnya kanker laring sehingga timbulnya kanker laring dapat dicegah.
Diagnosa dini kanker laring perlu dilakukan mengmgat banyak penderita
diteinukan dalain stadium lanjut, sehingga terapi dini dapat dilakukan dan
diharapkan memberi hasil yang lebih baik.
Mengingat insiden kanker laring terbanyak pada usia di atas lima puluh taliun
maka perlii dllakukan skrining pada usia
di
atas lima puluh tahun.RS Immanuel perlu ineningkatkan kualitas pelayanan dengan penambahan tenaga ahli dalam hal ini spesialis kepala leher agar dapat memberikan
pengobatan pada penderita tumor laring.
RS Immanuel khususnya bagian THT perlu meningkatkan sistem pencatatan
sehingga data lebih terperinci yang nantinya
akan
berguna untuk berbagaikeperluan pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Johns Ilopkins., 1997 Center For Laryngeal and Voice Disorders
http: // www. Med jhu edu / voice / cancer. Html
The Voice Center at Eastern Virginia Medical School, 2000
http: // www. Voice - center.com / larynx - cancer
Laryngeal (lancer, 200 1
http: // www. cancernet. Nci nih gov / wyntk. Pubs/ larynx. Htm
Joong-wha koh MD., 1997 Larynx Cancer
http: // www. tnadang. Ajou. Ac. Kr/~ ajourl/ larynx. Htm
The Daily Apple, 2001
http: // www. The daily apple.com/ target/ cs/ article/ cs/ 100181 .html
Laryngeal Cancer, 2000
http: // www. Cancer med. Upenn edu/ pdq-html/ 1 / engl/ 101 5 19-3 html Hutagalung, M.,dkk 1996. Tinjauan Lima Resar Tumor Ganas THT di RSUP
DR. Sardjito selama lima tahun (I 991 -1 995), dalam: Kumpulan Naskah
Ilmiah Pertemuan Ilmiah Tahunan PERHATI Malang 27-29 Oktober
1996, hal. 952-962.
Kirk Douglas, M., dkk 1996. Distribusi Tumor Gunas THT dan Kepala Leher di
RSUP DR Kariadi Semarang tahun (1 991-1 995), dalam: Kumpulan
Naskah Ilmiah Tahunan PERHATI Malang 27-29 Oktober 1996, hal. 964-
970.
Balui, S.,dkk 1996. Identifikasi Faktor Resiko Pada Penderita Karsinoma Laring
di Bagian SMF THT FK UNDIP - RS DR Kariudi Semarang, dalam:
Kumpulan Naskah Ilmiah Tahunan PERHATI Malang 27-29 Oktober
1996, hal. 1061-1065.
Bailey, B., Calhoun, K. 1998. Head and neck surgery otolaryngology. edition.
Sarbini, T. 1984. Tumor ganas laring tinjauan beberapa aspek klinis di bagian
THT FKUP
RS
Dr. Hasan Sadikin selama periode empat tahun January1980 - desember 1983. Tugas akhir.