• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi persalinan normal atau caesar menggunakan algoritma C4 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Klasifikasi persalinan normal atau caesar menggunakan algoritma C4 5"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

KLASIFIKASI PERSALINAN NORMAL ATAU CAESAR

MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Laurensia Maria Nindia Bernita 125314090

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

CLASSIFICATION OF NORMAL OR CAESAREAN BIRTH

USING C4.5 ALGORITHM

A Thesis

Presented as Partial Fullfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program

By :

Laurensia Maria Nindia Bernita 125314090

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

"Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk merubah dunia"

- Nelson Mandela -

Sebenarnya tantangannya bukan me-manage waktu tapi

me-manage diri kita sendiri.

- Mario Teguh -

Nothing is impossible.

Anything can happen as long as we believe.

Karya ini penulis persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Keluarga Tercinta

Sahabat dan Teman-teman

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis persalinan dengan menggunakan algoritma C4.5, yaitu salah satu metode pohon keputusan yang ada dalam teori penambangan data (data mining). Data pasien persalinan diperoleh dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta, untuk tahun kelahiran 2010 - 2016. Data yang digunakan berisi informasi tentang usia ibu, usia kandungan, berat badan, tinggi badan, hasil tes laboratorium (hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, eritrosit, glukosa, protein, dan HbsAG), pinggul sempit/tidak, hamil primi/tidak, hamil tunggal/ganda, letak janin, presentasi janin, riwayat persalinan, ada riwayat abortus/tidak, riwayat penyakit, taksiran bobot bayi, dan ketuban pecah dini/tidak dan jenis persalinan (normal/caesar).

Sistem yang telah dibangun diuji dengan menggunakan teknik 7-fold cross validation dengan jumlah sampel data sebanyak 288 data. Tingkat keakuratan sistem yang dihasilkan sebesar 72,00 %.

(9)

ix ABSTRACT

The research aimed to analyze childbirth type using C4.5 algorithm which is one of the decision tree methods available in the data mining theory. Childbirth patients data was obtained from a public hospital in Yogyakarta, for the 2010-2016 period. Data that was used contains information about the age of the mother, the gestational age, weight, height, laboratory test results (haemoglobin, hematocrit, leukocytes, platelet, erythrocytes, glucose, protein, and HbsAg), narrow hip or not, primigravida pregnancy or not, single or multiple pregnancy, fetus position, fetus presentation, childbirth history, any abortion history or not, disease history, fetus weight estimation, and early rupture of membrane or not, and childbirth type (normal delivery / caesarian section).

The system that has been built was tested using 7-fold cross validation technic on 288 data samples. The accuracy level of the system is 72.00%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya penulis mampu menyelesaikan penelitian tugas akhir dengan judul “Klasifikasi Persalinan

Normal atau Caesar Menggunakan Algoritma C4.5”.

Penelitian ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan, semangat, dan bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya yang melimpah.

2. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math. Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Romo Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc. selaku dosen pembimbing tugas akhir dan dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi, waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku dosen penguji tugas akhir. 6. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom selaku dosen penguji tugas

akhir.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan berharga selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

8. Seluruh staff sekretariat dan laboran yang turut membentu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Pihak staff rumah sakit yang telah memberikan ijin dan bantuan sehingga penulis memperoleh data penelitian.

(11)

xi

11.Kakak Stevani Adhela G.P.C, S.Psi. dan adik Margaretha Kristiana T. yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungan yang luar biasa.

12.Mba Vita, Mas Tomi dan Anin atas dukungannya dan semangatnya. Terima kasih sudah boleh tinggal di rumah kalian.

13.Keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan. 14.Sahabat-sahabatku, Dhesty, Itha, Pryli, Imas, dan Astrid atas semangat

yang diberikan. Terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini. 15.Sahabat-sahabat masa kecilku, Devita dan Tia atas dukungan dan

semangatnya, kalian luar biasa.

16.Teman-teman seperjuangan skripsi atas motivasi, semangat, bantuan dan waktunya untuk belajar dan berdiskusi bersama.

17.Seluruh teman-teman TI angkatan 2012, terima kasih atas semangat, dukungan serta kebersamaannya selama ini.

18.Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis menerima masukan saran dan kritik membangun yang berguna di masa yang akan datang. Semoga penelitian tugas akhir ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 16 Februari 2017

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Persalinan ... 7

2.1.1 Pengertian Persalinan ... 7

2.1.2 Jenis Persalinan ... 8

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Persalinan ... 8

2.2 Penambangan Data ... 11

2.2.1 Pengertian Penambangan Data ... 11

2.2.2 Proses Penambangan Data ... 12

2.2.3 Pengelompokan Penambangan Data ... 14

2.3 Klasifikasi ... 16

2.4 Pohon Keputusan ... 16

(13)

xiii

2.4.2 Kelebihan Pohon Keputusan ... 17

2.4.3 Kekurangan Pohon Keputusan ... 17

2.4.4 Algoritma Pohon Keputusan ... 18

2.4 Algoritma C4.5 ... 20

2.4.1 Definisi Algoritma C4.5 ... 20

2.5 K-Fold Cross Validation ... 23

2.6 Confusion Matriks dan Akurasi ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1 Data ... 25

3.2 Proses Sistem ... 25

3.2.1 Data Mentah ... 26

3.2.2 Transformasi Data ... 31

3.2.3 Data Testing dan Data Training ... 35

3.2.4 Pemodelan dengan Algoritma C4.5 ... 36

3.2.5 Pengujian Akurasi ... 44

3.2.6 Pengujian Data Tunggal ... 44

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN ANALISA HASIL ... 45

4.1 Implementasi Sistem ... 45

4.1.1 Implementasi Source Code ... 45

4.1.2 Implementasi User Interface ... 56

4.2 Hasil dan Analisa ... 58

4.3 Pengujian Data ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN I ... 73

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tahapan Penambangan Data ... 12

Gambar 2. 2 Contoh Pohon Keputusan ... 17

Gambar 3. 1 Diagram Blok ... 26

Gambar 3. 2 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Root / Node 1 ... 38

Gambar 3. 3 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 2 ... 40

Gambar 3. 4 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 3 ... 41

Gambar 3. 5 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 4 ... 43

Gambar 4. 1 Halaman Utama ... 56

Gambar 4. 2 Menu Tabel Data ... 57

Gambar 4. 3 Menu Klasifikasi ... 57

Gambar 4. 4 Menu Tree ... 57

Gambar 4. 5 Menu Uji Data Tunggal ... 58

Gambar 4. 6 Tree ... 65

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Confusion Matriks untuk Kalasifikasi 2 Kelas...24

Tabel 3. 1 Data Atribut...26

Tabel 3. 2 Contoh Data Pasien Persalinan...30

Tabel 3. 3 Contoh Data Setelah Tahap Transformasi...34

Tabel 3. 4 Pembagian 7-fold...35

Tabel 3. 5 Contoh Data Pasien Persalinan...36

Tabel 3. 6 Perhitungan Root / Node 1...37

Tabel 3. 7 Perhitungan Node 2...38

Tabel 3. 8 Perhitungan Node 3...40

Tabel 3. 9 Perhitungan Node 4...42

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, permasalahan penelitian, tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang diharapkan, batasan masalah, serta tahapan dalam penyelesaian tugas akhir.

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Hal tersebut berdampak pada kebutuhan informasi yang cepat dan akurat bagi kehidupan sehari-hari. Dimana teknologi informasi memiliki peran penting terhadap kehidupan manusia di masa sekarang dan masa akan datang. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan teknologi di berbagai bidang, seperti contohnya di bidang kedokteran atau kesehatan.

Persalinan sebagai salah satu bagian dalam kedokteran kebidanan merupakan proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih untuk dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Persalinan adalah suatu proses yang dialami oleh wanita yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan yang membahayakan ibu maupun janinnya memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.

(17)

penting, diantaranya kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. 2) Persalinan dengan alat bantu adalah persalinan yang dilakukan apabila suatu kondisi menyebabkan janin tidak juga lahir meski sudah terjadi bukaan penuh, sedangkan ibu telah kehabisan tenaga untuk mengejan, maka dokter yang menangani akan melakukan persalinan menggunakan alat bantu yang disebut vakum dan forsep. 3) Persalinan dengan operasi caesar adalah jenis persalinan yang menjadi solusi akhir, apabila proses persalinan normal dan penggunaan alat bantu sudah tidak lagi bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan. Persalinan caesar ini biasanya dilakukan karena kondisi tertentu (ketuban bocor, bayi sungsang, persalinan bayi kembar atau terjadi komplikasi). 4) Persalinan di dalam air (water birth) adalah jenis persalinan dengan menggunakan bantuan air saat proses melahirkan. Ketika sudah mengalami pembukaan sempurna, maka ibu hamil masuk ke dalam bak yang berisi air dengan suhu 36-37 Celcius. Setelah bayi lahir, maka secara pelan-pelan diangkat dengan tujuan agar tidak merasakan perubahan suhu yang ekstrem. Dari keempat jenis persalinan diatas, yang biasa dilakukan khususnya oleh masyarakat Indonesia adalah persalinan normal dan persalinan dengan operasi caesar.

Pada masa lalu melahirkan dengan cara operasi merupakan hal yang menakutkan karena dinilai berisiko kematian. Oleh karena itu, pembedahan hanya dilakukan jika persalinan normal dapat membahayakan ibu dan janinnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu serta berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan pandangan tersebut mulai bergeser. Kini bedah caesar (sectio caesarea) kadang menjadi alternatif pilihan persalinan dengan beberapa pertimbangan medis (Kasdu, 2003).

(18)

normal berkisar antara 2,5-4,0 kg. Keadaan plasenta dan tali pusar juga menjadi perhatian khusus. Kedua, faktor ibu itu sendiri yang berkaitan dengan ukuran punggul. Apakah ukuran pinggul ibu cukup luas untuk dilewati bayinya kelak, sehingga perlu memperhatikan bobot bayi. Selain itu, ibu pun harus dinyatakan sehat secara fisik, artinya tidak menderita penyakit lain, seperti hipertensi, jantung dan diabetes. Ketiga, faktor kontraksi saat menjelang persalinan. Apakah ada kontraksi simultan ataukah hilang-timbul, bahkan tidak ada kontraksi sama sekali yang mengharuskan si ibu diinduksi dengan pemberian hormon oksitosin melalui infus atau prostaglandin melalui vagina. Keempat, faktor yang sering dianggap remeh namun sebenarnya sangat berpengaruh, yaitu kondisi psikis si ibu. Dukungan dari si ayah ataupun kerabat keluarga lain sangat diperlukan demi kelancaran persalinan, selain tenaga medis yang menanganinya.

Meskipun telah mempertimbangkan faktor-faktor penting diatas, masih saja terjadi kesalahan penentuan jenis persalinan oleh dokter kandungan sehingga dapat membahayakan ibu dan janin. Risiko terburuk yang terjadi adalah kematian baik ibu, bayi, maupun keduanya. Apabila hal tersebut terjadi tidak hanya keluarga calon bayi yang merasa dirugikan, tapi instansi rumah sakit juga merasa dirugikan karena menganggap hal tersebut adalah kesalahan dokter kandungan yang menangani persalinan tersebut.

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pendekatan dengan algoritma C4.5 mampu mengklasifikasi persalinan normal atau caesar?

2. Berapa tingkat keakuratan yang dihasilkan dari pemakaian algoritma C4.5 dalam mengklasifikasi persalinan normal atau caesar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah penambangan data dengan algoritma C4.5 mampu mengklasifikasi jenis persalinan normal atau caesar terhadap data pasien persalian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah prediksi jenis persalinan dapat diketahui lebih dini sehingga baik pasien dan dokter dapat mempersiapkan untuk melakukan tindakan yang tepat.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :

1. Format file masukan adalah .xlsx.

2. Data yang diolah adalah data pasien persalinan.

(20)

4. Sumber data yang digunakan berasal dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta selama 7 tahun terakhir yaitu rentang tahun 2010 – 2016.

5. Penerapan penambangan data menggunakan algoritma C4.5.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

a. Studi literatur, mempelajari materi dengan mengumpulkan informasi melalui buku maupun website di internet yang berkaitan dengan data mining algoritma C4.5.

b. Mengumpulkan data rekam medis pasien persalinan dengan menyalinnya ke dalam sebuah file.

2. Penambangan Data

Pada penambangan data langkah penerapan metode Knowledge Discovery in Database (KDD) adalah sebagai berikut :

a. Pembersihan data (data cleaning), menghilangkan noise dan data yang tidak konsisten.

b. Integrasi data (data integration), menggabungkan data dari berbagai sumber yang berbeda.

c. Seleksi data (data selection), menyeleksi atau mengambil data yang relevan.

d. Transformasi data (data transformation), mengubah data menjadi bentuk yang sesuai agar dapat ditambang.

e. Penambangan data (data mining), menerapkan teknik penambangan data menggunakan algoritma C4.5.

(21)

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan yang berisi tentang gambaran secara singkat dari tiap-tiap bab yang ada dalam penelitian tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang terkait dalam pembuatan penelitian ini serta algoritma dan variabel pendukung yang diterapkan dalam menyelesaikan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang diskripsi data penelitian yang digunakan serta proses umum sistem dan tahap-tahap penyelesaian masalah.

BAB IV ANALISA HASIL DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi tentang hasil yang diperoleh dari pengujian yang dilakukan, serta implementasi dari perangkat lunak yang dibuat.

BAB V PENUTUP

(22)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian tugas akhir dalam mengklasifikasi persalinan normal atau caesar dengan menggunakan algoritma C4.5.

2.1 Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Definisi persalinan menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut:

1. Menurut Manuaba (2001), persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.

2. Menurut Sarwono (2002), persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. 3. Menurut Yanti (2010), persalinan adalah serangkaian kejadian

yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

(23)

2.1.2 Jenis Persalinan

Proses persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu (Sarwono, 2002) :

1. Persalinan normal, proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), pada janin letak mamanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan selukur proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan atau pertolongn buatan dan tanpa komplikasi. 2. Persalinan abnormal, biasa disebut persalinan caesar dimana

persalianan pervagianam dengan bantuan alat-alat maupun dinding perut dengan operasi caesar.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Persalinan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis persalinan, antara lain :

1. Usia

Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun karena pada usia ini secara fisik dan psikologi ibu sudah cukup matang dalam menghadapi kehamilan dan persalinan.

(24)

2. Anatomi Tubuh Ibu Melahirkan

Ibu yang memiliki tinggi badan <145 cm terjadi ketidakseimbangan antara luas pinggul dan besar kepala bayi. Sebagian besar kasus partus tak maju disebabkan oleh tulang panggul ibu terlalu sempit sehinggga tidak mudah dilintasi kepala bayi waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga panggul yang sempit menurun dengan meningkatnya tinggi badan. Persalinan macet yang disebabkan pinggul sempit jarang terjadi pada wanita bertubuh tinggi.

3. Riwayat Persalinan

Persalinan oleh ibu hamil dengan prematur, operasi caesarea, bayi lahir mati, persalinan dengan induksi serta semua persalinan tidak normal merupakan suatu resiko tinggi pada persalinan berikutnya.

Sebuah penelitian di Medan yang dilakukan oleh Sarumpaet tahun 1998-1999 menghasilkan bahwa ibu yang mengalami komplikasi persalinan kemungkinan 7,3 kali lebih besar mempunyai riwayat persalinan jelek dibandingkan yang tidak mempunyai riwayat persalinan jelek.

4. Keadaan Pinggul

(25)

5. Presentasi

Hal yang biasa terjadi adalah ketika presentasi janin pada daerah bagian kepala, seperti kepala belakang, dahi dan muka akan mempermudah proses persalinan, namun sebaliknya bila presentasi bokong maka dokter akan mengambil tindakan selanjutnya.

6. Ketuban Pecah Dini

Apabila pada pinggul sempit, pintu atas pinggul tidak tertutup dengan sempurna oleh janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil. Bila kepala tertahan pada pintu atas pinggul, seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian membran yang menyentuh os internal, akibatnya ketuban pecah akan lebih mudah terjadi.

7. Tes Darah

Melakukan tes darah pada masa kehamilan bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan mengetahui tingkatan kadar gula darah di dalam tubuh. Gula darah yang tinggi bisa menyebabkan komplikasi kehamilan. Kadar zat besi dan hemoglobin didalam darah sangat penting untuk diperiksa untuk mengetahui kondisa kesehatan pada ibu hamil. Terutama ibu hamil yang memiliki riwayat anemia. Selain itu pemeriksaan hemoglobin bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam perkembangan kehamilan.

(26)

dilakukan untuk mengetahui antibodi yang dimiliki ibu hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dalam menangkal beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit.

Selain faktor yang telah dijabarkan diatas masih ada faktor-faktor lain yang dinilai dapat mendukung dalam penentuan jenis persalinan.

2.2 Penambangan Data

2.2.1 Pengertian Penambangan Data

Penambangan data (data mining) merupakan serangkaian kegiatan mengolah atau menambang data dalam jumlah besar yang tersimpan dalam database, gudang data atau sumber data lainnya dengan tujuan memperoleh informasi dan pengatahuan (Han & Kember, 2006).

Data mining merupakan proses semi otomatik yang menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan mechine learning untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi pengetahun potensial dan berguna yang bermanfaat yang tersimpan di dalam database besar (Turban et al, 2005).

Menurut Gartner Group data mining adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola, dan kecenderungan dengan memeriksa dalam sekumpulan besar data yang tersimpan dalam penyimpanan dengan menggunakan teknik pengenalan pola seperti teknik statistik dan matematika (Larose, 2006).

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disampaikan, hal penting yang terkait dengan data mining adalah (Larose, 2006) :

(27)

2. Data yang akan diproses berupa data yang sangat besar.

3. Tujuan data mining adalah mendapatkan hubungan atau pola yang mungkin memberikan indikasi yang bermanfaat.

2.2.2 Proses Penambangan Data

Penambangan data dapat menjadi sebuah proses dalam memperoleh pengetahun. Metode Knowledge Discovery in Database (KDD) digunakan untuk memperolehan pengetahuan seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.

Berikut merupakan ilustrasi dari tahapan penambangan data :

(28)

Karena penambangan data adalah suatu rangkaian proses, maka dibagi menjadi beberapa tahap dengan urutan sebagai berikut:

1. Pembersihan Data (Data Cleaning)

Tahap awal dalam penambangan data adalah menghapus data yang tidak konsisten dan noise yang terdapat dalam data, seperti data yang tidak relevan, data yang salah ketik maupun data kosong yang tidak diperlukan.

2. Integrasi Data (Data Integration)

Tahap penggabungan data dari sumber penyimpanan yang berbeda. Data-data ini akan digabungkan ke dalam suatu tempat penyimpanan data dalam suatu tabel utuh.

3. Seleksi Data (Data Selection)

Proses pengambilan dan penyeleksian data yang relevan dari sebuah database. Atribut-atribut data akan dicek apakah relevan untuk dilakukan penambangan data. Atribut yang tidak relevan tidak akan digunakan.

4. Transformasi Data (Data Transformation)

Tahap dimana data mengalami transformasi ke dalam bentuk yang sesuai. Tujuan tranformasi dalam proses penambangan data adalah agar bentuk yang dihasilkan lebih mudah dipahami dan dapat ditambang.

5. Penambangan Data (Data Mining)

(29)

6. Evaluasi Pola (Pattern Evaluation)

Pada tahap ini, dilakuakan proses identifikasi pola yang menarik. Pola tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk pengetahuan berdasarkan beberapa pengukuran yang penting.

7. Presentasi Pengetahuan (Knowledge Presentation)

Pada tahap akhir, pengetahuan yang diperoleh kemudian dipresentasikan kepada pengguna.

Tahap 1 sampai dengan tahap 4 merupakan langkah awal dalam pemrosesan data dimana data dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penambangan. Pada tahap penambangan data, pengetahuan dasar akan digunakan. Pola-pola menarik akan dipresentasikan kepada pengguna dan akan disimpan sebagai pengetahuan baru. Penambangan data merupakan proses penting untuk dapat menemukan pola-pola tersembunyi yang nantinya akan dievaluasi.

2.2.3 Pengelompokan Penambangan Data

Penambangan data dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugas yang dapat dilakukan, sebagai berikut (Larose, 2005) :

a. Deskripsi

(30)

b. Asosiasi

Tugas asosiasi adalah menemukan atribut yang muncul dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut analisis market basket.

c. Klasifikasi

Pada klasifikasi terdapat target atribut kategori yaitu kelasnya sudah diketahui dari awal. Sebagai contoh, menentukan apakah suatu transaksi kartu kredit merupakan transaksi yang curang atau bukan.

d. Estimasi

Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali atribut target lebih ke arah numerik daripada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan record lengkap yang menyediakan nilai dari atribut target sebagai nilai prediksi.

e. Prediksi

Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, namun dalam prediksi nilai dari hasil akan ada di masa mendatang.

f. Pengklusteran

(31)

2.3 Klasifikasi

Klasifikasi adalah proses untuk menentukan model atau fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan untuk mendapatkan perkiraan kelas dari suatu objek yang labelnya tidak diketahui. Model tersebut bisa berupa aturan “jika-maka”, pohon keputusan, formula matematis atau neural network. Secara umum proses klasifikasi dibagi menjadi dua fase : learning dan test. Pada fase learning, sebagaian data yang telah diketahui kelas datanya digunakan untuk membentuk model perkiraan. Sedangkan pada fase test, model yang sudah terbentuk diuji dengan sebagian data lainnya untuk mengetahui akurasi dari model tersebut. Bila akurasinya menjukupi model ini dapat dipakai untuk memprediksi kelas data yang belum diketahui.

2.4 Pohon Keputusan

2.4.1 Definisi Pohon Keputusan

[image:31.595.83.518.115.675.2]
(32)
[image:32.595.82.515.80.635.2]

Gambar 2. 2 Contoh Pohon Keputusan (Pramudiono, 2008)

2.4.2 Kelebihan Pohon Keputusan

Kelebihan dari metode pohon keputusan adalah sebagai berikut (Faruz El Said, 2009) :

1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik. 2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena

ketika menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.

3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama. Secara fleksibel metode pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih konvensional.

2.4.3 Kekurangan Pohon Keputusan

Kekurangan dari metode pohon keputusan adalah sebagai berikut :

(33)

menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.

2. Terjadi akumulasi jumlah error dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.

3. Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal. 4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon

keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.

2.4.4 Algoritma Pohon Keputusan

Banyak algoritma yang dipakai dalam pembentukan pohon keputusan, antara lain ID3, C4.5, CART.

a. ID3

Salah satu algoritma decision tree adalah algoritma ID3 (Iterative Dichotomiser 3). ID3 pertama kali dikembangkan oleh J.Ross Quinlan di University of Sydney. ID3 pertama kali disajikan pada tahun 1975 dalam sebuah buku, Machine Learning. ID3 didasarkan pada konsep Learning System (CLS) algoritma (Hamilton, 2001).

Kelebihan algoritma ID3 adalah sebagai berikut :

1. Dapat membuat aturan prediksi yang mudah dimengerti.

2. Mampu membangun pohon keputusan dengan cepat.

3. Mampu membangun pohon keputusan yang pendek.

(34)

Kekurangan algoritma ID3 adalah sebagai berikut :

1. Jika contoh yang diteliti terlalu kecil / sederhana mungkin membuat data over-classified.

2. Hanya satu atribut yang dapat dites dalam satu waktu untuk membuat keputusan.

b. C4.5

Algoritma C4.5 adalah pengembangan dari ID3 (Iterative Dichotomiser 3) yang merupakan salah satu algoritma pohon keputusan (Faruz El Said, 2009). Definisi mengenai algoritma C4.5 selanjutnya akan dijelaskan pada bagian 2.4.

c. CART

CART (Classification and Regression Tree) adalah salah satu algoritma pohon keputusan. CART adalah sebuah algoritma yang dapat menggambarkan hubungan antara varibel respon (variabel dependen) dengan variabel prediktor (variabel independen). Dalam CART setiap simpul dipecah menjadi 2 cabang. Menurut Breiman dkk (1993), bila variabel respon berbentuk kontinu maka metode yang dipakai adalah metode regression tree, sedangkan bila variabel respon memiliki skala kategori maka metode yang dipakai adalah metode classification tree.

Kelebihan algoritma ID3 adalah sebagai berikut :

1. Dapat melakukan komputasi dengan cepat.

2. Fleksibel dan memiliki dapat mengatur waktu perhitungan.

(35)

1. Membagi hanya dengan satu variabel. 2. Memiliki pohon keputusan yang tidak stabil.

2.4 Algoritma C4.5

2.4.1 Definisi Algoritma C4.5

Algoritma C4.5 merupakan salah satu algoritma modern yang digunakan untuk melakukan penambangan data. Dalam algoritma C4.5, input berupa sampel training, label training dan atribut. Sampel training berupa data contoh yang akan digunakan untuk membangun sebuah tree yang telah diuji kebenarannya. Sedangkan atribut merupakan field-field data yang nantinya akan digunakan sebagai parameter dalam melakukan klasifikasi data.

Kelebihan algoritma C4.5 adalah sebagai berikut :

1. Mampu menangani atribut dengan tipe diskrit atau kontinu. 2. Mampu menangani atribut yang kosong (missing value) 3. Pembentukan model mudah dipahami.

4. Bisa memangkas cabang.

Kekurangan algoritma C4.5 adalah sebagai berikut :

1. Susah membaca data berjumlah besar.

Algoritma dasar C4.5 untuk membangun pohon keputusan adalah sebagai berikut :

1. Memilih atribut sebagai akar (root).

2. Membuat cabang untuk masing-masing nilai. 3. Membagi kasus dalam cabang.

(36)

Berikut adalah algoritma C4.5 (Mitchell, 1997) :

Algoritma C4.5

Input : sampel training, label training, atribut

 Buat simpul akar untuk pohon yang dibuat.

 Jika semua sampel positif, berhenti dengan suatu pohon

dengan satu simpul akar, beri label (+).

 Jika semua sampel negatif, berhenti dengan suatu

pohon dengan satu simpul akar, beri label (-).  Jika atribut kosong, berhenti dengan suatu pohon

dengan satu simpul akar, dengan label sesuai dengan nilai yang terbanyak yang ada pada label training.  Untuk yang lain,

 Mulai :

o A  atribut yang mengklasifikasikan sampel dengan hasil yang terbaik (berdasarkan gain ratio).

o Atribut keputusan untuk simpul akar  A.

o Untuk setiap nilai, vi yang mungkin untuk A:

 Tambahkan cabang di bawah akar yang

berhubungan dengan A = vi.

 Tentukan sampel Svi sebagai subset dari

sampel yang mempunyai nilai vi untuk

atribut A.

 Jika sampel Svi kosong :

 Dibawah cabang tambahkan

simpul daun dengan label = nilai yang terbanyak yang ada pada label training.

 Yang lain, tambah cabang baru

dibawah cabang yang sekarang C4.5 (sampel training, label training, atribut-[A]).

(37)

Sebelum memilih atribut sebagai akar, dilakukan perhitungan nilai entropy yang dapat dilihat pada persamaan (2.1) (Craw, S).

...(2.1)

Keterangan:

S : Himpunan kasus

n : Jumlah partisi S

pi : Proporsi dari Si terhadap S

Untuk memilih atribut sebagai akar, didasarkan pada nilai gain tertinggi dari atribut-atribut yang ada. Untuk menghitung gain digunakan persamaan berikut seperti pada persamaan (2.2) (Craw, S).

...(2.2)

Keterangan:

S : Himpunan kasus

A : Atribut

n : Jumlah partisi atribut A

|Si| : Jumlah kasus pada partisi ke i

(38)

Untuk menghitung GainRatio perlu diketahui suatu term baru yang disebut SplitInformation (pemisah informasi). SplitInformation dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

...(2.3)

Dimana sampai adalah c subset yang dihasilkan dari pemecahan dengan menggunakan atribut A yang mempunyai sebanyak c nilai. Selanjutnya GainRatio dihitung dengan persamaan berikut.

...(2.4)

2.5 K-Fold Cross Validation

(39)

2.6 Confusion Matriks dan Akurasi

Confusion matriks merupakan tabel yang mencatat hasil kerja klasifikasi. Contoh confusion matriks ditunjukkan dada tabel berikut :

Tabel 2. 1 Confusion Matriks untuk Kalasifikasi 2 Kelas

fij Kelas Hasil Prediksi (j)

Kelas = 1` Kelas = 0

Kelas Asli (i) Kelas = 1` f11 f10

Kelas = 0 f01 f00

Tabel 2.1 diatas merupakan contoh matrix confusion yang melakukan klasifikasi masalah biner (dua kelas) untuk dua kelas, misalnya kelas 0 dan 1. Setiap sel fij dalam matriks menyatakan jumlah record/data dari kelas i yang hasil prediksinya masuk ke kelas j. Misalnya sel f11 adalah jumlah data dalam kelas 1 yang secara benar dipetakan ke kelas 1, dan f10 adalah data dalam kelas 1 yang dipetakan secara salah ke kelas 0.

Berdasarkan isi confusion matriks, maka dapat diketahui jumlah data dari masing-masing kelas yang diprediksi secara benar yaitu (f11+ f00) dan data yang diklasifikasi secara salah yaitu (f10 + f01). Dengan mengetahui jumlah data yang diklasifikasikan secara benar, maka dapat diketahui akurasi hasil prediksi. Untuk menghitung akurasi digunakan formula sebagai berikut (Prasetyo, 2014).

...(2.5)

[image:39.595.83.512.193.728.2]
(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai data yang digunakan pada penelitian tugas akhir serta proses sistem yang akan dilakuakan dalam mengklasifikasi persalinan normal atau caesar dengan menggunakan algoritma C4.5.

3.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasien persalinan yang diperoleh dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta. Data yang digunakan merupakan data pasien dari tahun 2010-2016. Data tersebut berupa rekam medis pasien yang kemudian disalin ke dalam sebuah file bertipe excel. Dari proses pengumpulan data, diperoleh jumlah data sebanyak 315 data.

Data yang diperoleh terdiri dari : tahun masuk pasien, nomor rekam medis, usia ibu, usia kandungan, berat badan, tinggi badan, hasil tes laboratorium (hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, eritrosit, glukosa, protein, dan HbsAG), pinggul sempit/tidak, hamil primi/tidak, hamil tunggal/ganda, letak janin, presentasi janin, riwayat persalinan, ada riwayat abortus/tidak, riwayat penyakit (diabetes, ginjal, hipertensi, jantung, kanker, lain-lain), taksiran bobot bayi, ketuban pecah dini/tidak, dan jenis persalinan (normal/caesar).

3.2 Proses Sistem

(41)
[image:41.595.88.534.115.751.2]

Gambar 3. 1 Diagram Blok

3.2.1 Data Mentah

Dalam penelitian tugas akhir ini data yang digunakan adalah data pasien persalinan dari sebuah rumah sakit umum di Yogyakarta. Untuk mengidentifikasi jenis persalinan ibu hamil diukur dari ciri dan gejala kehamilan, seperti usia, tinggi badan, ukuran pinggul, riwayat persalian, dll. Selain ini juga perlu adanya hasil uji laboratorium, meliputi tes darah saat mendekati persalinan serta tes glukosa dan protein. Atribut data persalinan ditampilkan pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3. 1 Data Atribut

No

Nama Atribut Keterangan Nilai

1

Tahun Atribut ini menyimpan

data tahun diagnosa pasien.

2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016

2

Nomor rekam medis Atribut ini menyimpan data nomor rekam medis pasien.

5642, 8731, dst

3

Usia ibu Atribut ini menyimpan

data usia ibu.

17, 18, 19, 20, dst

4

Usia kandungan Atribut ini menyimpan data usia kandungan pasien saat persalinan.

(42)

5

Berat badan ibu Atribut ini menyimpan data berat badan pasien sebelum persalinan.

39, 40, 41, 42, dst

6

Tinggi badan ibu Atribut ini menyimpan data tinggi badan pasien.

140, 142, 145, 148, dst

7

Hemoglobin Atribut ini menyimpan

data hasil tes hemoglobin pasien sebelum melakukan persalinan.

Misal : 10.50, 11.40, 12, 70, dll

8

Hematokrit Atribut ini menyimpan

data hasil tes hemotokrit pasien sebelum melakukan persalinan.

Misal : 38.60, 31.50, 33.40, dll

9

Lekosit Atribut ini menyimpan

data hasil tes lekosit pasien sebelum melakukan persalinan.

Misal : 10.72, 14. 80, 8.84, dll

10

Trombosit Atribut ini menyimpan

data hasil tes trombosit pasien sebelum melakukan persalinan.

Misal : 206, 267, 230, dll

11

Eritrosit Atribut ini menyimpan

data hasil tes eritrosit pasien sebelum melakukan persalinan

Misal : 4.07, 3.65, 4.46, dll

12

Glukosa Atribut ini menyimpan

data hasil tes glukosa pasien.

Positif, negatif, trace

13

Protein Atribut ini menyimpan

data hasil tes protein pasien.

(43)

14

HBsAG Atribut ini menyimpan

data hasil tes HbsAG pasien.

Positif, negatif, trace

15

Pinggul sempit Atribut ini menyimpan data apakah ukuran pinggul pasien sempit.

Ya, tidak

16

Hamil primi Atribut ini menyimpan

data apakah kehamilan pasien merupakan kehamilan pertama.

Ya, tidak

17

Tunggal / ganda Atribut ini menyimpan data apakah jumlah janin tunggal atau ganda.

Tunggal, ganda

18

Letak Atribut ini menyimpan

data posisi janin.

Memanjang, melintang

19

Presentasi Atribut ini menyimpan

data bagian tubuh mana pada janin yang tampak pertama kali saat proses persalinan.

Kepala, bokong

20

Riwayat partus Atribut ini menyimpan data riwayat persalinan yang dimiliki pasien.

Spontan, SC, tidak ada

21

Riwayat abortus / curet

Atribut ini menyimpan data apakah pasien ada riwayat abortus / curet.

Ya, tidak

22

Diabetes Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit diabetes.

Ya, tidak

23

Ginjal Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

(44)

memiliki riwayat penyakit ginjal.

24

Hipertensi Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Ya, tidak

25

Jantung Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit jantung.

Ya, tidak

26

Kanker Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit kanker.

Ya, tidak

27

Lain-lain Atribut ini menyimpan

data apakah pasien

memiliki riwayat penyakit lainnya.

Ya, tidak

28

Taksiran berat bayi Atribut ini menyimpan data taksiran berat badan bayi.

Misal : 1150, 2750, 3350, dll

29

Ketuban pecah dini Atribut ini menyimpan data apakah ketuban pecah dini.

Ya, tidak

30

Partus Atribut ini menyimpan

data jenis persalinan.

Spontan, SC

(45)
[image:45.842.59.800.96.514.2]
(46)

3.2.2 Transformasi Data

Pada tahap ini dilakukan pembuangan data yang tidak diperlukan seperti data-data yang kurang relevan dalam penelitian. Dari data mentah yang diperoleh, akan dilakukan penghapusan atribut tahun dan nomor rekam medis karena dianggap tidak begitu berpengaruh sebagai variabel penentu dalam melakukan klasifikasi. Maka atribut yang dihasilkan dari proses seleksi adalah sebagai berikut :

a. Usia ibu

b. Usia kandunagn c. Berat badan d. Tinggi badan e. Hemoglobin f. Hematokrit g. Lekosit h. Trombosit i. Eritrosit j. Glukosa k. Protein l. HbsAG

m. Pinggul sempit n. Hamil primi o. Tunggal/ganda p. Letak

q. Presentasi r. Riwayat partus

s. Riwayat abortus/curret t. Diabetes

(47)

y. Lain-lain

z. Kisaran berat bayi aa. Ketuban pecah dini bb.Partus

Pada tahap selanjutnya dilakukan peringkasan data atau proses pengubahan data mentah menjadi data yang mudah dikelola. Dari data yang diperoleh, sebagian besar berupa angka yang beragam, sehingga perlu dilakukan pengelompokkan data berdasarkan jangkauan tertentu. Atribut yang berisi data numerik akan dikelompokkan sesuai identifikasi dalam ilmu kesehatan. Dilakukan pengelompokan nilai atribut berdasar sumber yang diperoleh dari beberapa website atau blog kesehatan sebagai berikut : www.alodokter.com, bidanku.com, www.babyfluffy.com, healthy.detik.com, www.kompasiana.com, dan ririnprabandarisilalahi. blogspot.co.id.

Nilai atribut dari semua data yang digunakan, baik nilai atribut yang dikelompokkan dalam nilai tertentu atau tidak dikelompokkan akan diubah menjadi nilai 1, 2, 3. Perubahan data numerik dan non numerik adalah sebagai berikut :

a. Usia ibu

i. <20 atau >35  beresiko = 1 ii. 20-35  normal = 2

b. Usia kandungan

i. <37 atau >42  beresiko = 1 ii. 37-42  normal = 2

c. Berat badan

i. <55 atau >80  beresiko = 1 ii. 55-80  normal = 2

d. Tinggi badan

(48)

e. Hemoglobin

i. <11.00 atau >15.00  beresiko = 1 ii. 11.00-15.00  normal = 2

f. Hematokrit

i. <30.00 atau >46.00  beresiko = 1 ii. 30.00-46.00  normal = 2

g. Lekosit

i. <10.00 atau >15.00  beresiko = 1 ii. 10.00-15.00  normal = 2

h. Trombosit

i. <200 atau >400  beresiko = 1 ii. 200-400  normal = 2

i. Eritrosit

i. <4.00 atau >5.50  beresiko = 1 ii. 4.00-5.50  normal = 2

j. Kisaran berat bayi

i. <2500  beresiko = 1 ii. 2500-4000  normal = 2 iii. >4000  obesitas = 3 k. Glukosa, protein, HbsAG

i. Negatif = 1 ii. Positif = 2 iii. Trace = 3

l. Pinggul sempit, hamil primi, riwayat abortus, diabetes, ginjal, hipertensi, jantung, kanker, lain-lain, ketuban pecah dini

i. Tidak = 1 ii. Ya = 2 m. Tunggal/ganda

(49)

n. Letak

i. Melintang = 1 ii. Memanjang = 2 o. Presentasi

i. Bokong = 1 ii. Kepala = 2 p. Riwayat partus

i. SC = 1 ii. Spontan = 2 iii. Tidak ada = 3 q. Partus

i. SC = 1 ii. Spontan = 2

[image:49.595.86.540.96.690.2]

Pada tahap ini juga dilakukan pengisian data yang tidak diketahui nilainya (missing value). Untuk setiap data yang tidak diketahui nilainya akan diisi dengan nilai terbanyak dari setiap atribut. Contoh data yang sudah melewati tahap transformasi ditampilkan pada tabel 3.3 berikut :

(50)

3.2.3 Data Testing dan Data Training

Pada tahap ini hasil dari penambangan data berupa pola khusus yang akan dievaluasi atau diteliti lagi apakah hasilnya sudah sesuai atau belum. Untuk mengetahui apakah sistem yang akan dibangun ini sudah baik atau belum, maka perlu dilakukan pengujian sistem menggunakan metode k-fold cross validation.

[image:50.595.85.507.256.723.2]

Pada penelitian ini pembagian data mengaju pada metode statifikasi sampling, yaitu dengan membagi populasi menjadi beberapa lapisan yang tidak saling tumpang tindih, sehingga lapisan yang terbentuk merupakan sub populasi (Angga, 2007). Pada penelitian ini, populasi dibedakan dalam 2 kelas, yaitu SC dan spontan. Setelah data terbagi menjadi 2 kelas, kemudian dilakukan pembagian ke dalam 7 bagian untuk setiap kelas secara acak. Masing-masing kelompok akan menduduki posisi sebagai data testing dan sebagai data training secara bergantian. Berikut adalah contoh tabel pembagian data menggunakan 7-fold cross validation.

Tabel 3. 4 Pembagian 7-fold

Percobaan Training Testing

1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

2 1, 2, 3, 4, 5, 7 6

3 1, 2, 3, 4, 6, 7 5

4 1, 2, 3, 5, 6, 7 4

5 1, 2, 3, 4, 6, 7 3

6 1, 3, 4, 5, 6, 7 2

(51)

3.2.4 Pemodelan dengan Algoritma C4.5

Pada tahap ini dilakukan proses penambangan data dengan algoritma C4.5. Data yang sudah melalui tahapan transformasi akan dijadikan sebagai data training untuk proses pembentukan pohon keputusan menggunakan algoritma C4.5. Proses pembentukan pohon ditentukan dari perhitungan nilai Entopy, Gain, SplitInformation, dan GainRatio untuk setiap atribut kemudian mencari nilai GainRatio tertinggi yang akan menjadi simpul akar dari pohon. Proses pembentukan pohon dilakukan secara rekursif hingga seluruh data memiliki kelas. Setelah perhitungan selesai akan ditampilkan hasil pohon yang terbentuk.

Langkah pembentukan pohon keputusan dengan menggunkan algoritma C4.5 dijelaskan secara lebih rinci dalam menyelesaikan permasalahan pada data pasien persalinan seperti pada proses berikut :

[image:51.595.87.525.135.756.2]

1. Data yang digunakan pada pembentukan pohon keputusan merupakan data pasien persalinan dengan atribut mencakup : glukosa, protein, pinggul sempit, hamil primi, tunggal/ganda, letak, presentasi, riwayat partus, dan ketuban pecah dini. Dari data yang ada akan menghasilkan jenis persalinan (SC atau spontan). Data yang digunakan ditampilkan pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3. 5 Contoh Data

G LU K O S A P RO T E IN P IN G G U L S E M P IT (D K P ) H A M IL P RI M I T U N G G A L / G A N D A LE T A K P RE S E N T A S I R IW A Y A T P A R T U S K E T U B A N P E C A H D IN I (K P D ) P A R T U S

POSITIF NEGATIF TIDAK TIDAK TUNGGAL MEMANJANG KEPALA SPONTAN YA SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA YA SPONTAN

NEGATIF NEGATIF TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SPONTAN

(52)

NEGATIF NEGATIF TIDAK TIDAK TUNGGAL MEMANJANG BOKONG SPONTAN TIDAK SC

NEGATIF TRACE TIDAK YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SC

NEGATIF NEGATIF YA YA TUNGGAL MEMANJANG KEPALA TIDAK ADA TIDAK SC

NEGATIF NEGATIF TIDAK TIDAK TUNGGAL MELINTANG KEPALA SC TIDAK SC

NEGATIF NEGATIF TIDAK TIDAK GANDA MEMANJANG KEPALA SPONTAN TIDAK SC

[image:52.595.87.541.72.765.2]

2. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan Gain Ratio untuk menentukan root. Perhitungan ditampilkan pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3. 6 Perhitungan Root / Node 1

Kriteria Jumlah Data SC (S1) Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Total (S) 11 6 5 0,9940

Glukosa 0,1113 0,4395 0,2534

Negatif 10 6 4 0,9710

Positif 1 0 1 0

Protein 0,0849 0,4395 0,1933

Negatif 10 5 5 1

Trace 1 1 0 0

Pinggul

Sempit 0,1831 0,6840 0,2677

Ya 2 2 0 0

Tidak 9 4 5 0,9911

Hamil Primi 0,0721 0,9457 0,0762

Ya 7 3 4 0,9852

Tidak 4 3 1 0,8113

Tunggal /

Ganda 0,0849 0,4395 0,1933

Ganda 1 1 0 0

Tunggal 10 5 5 1

Letak 0,0849 0,4395 0,1933

Melintang 1 1 0 0

Memanjang 10 5 5 1

Presentasi 0,0849 0,4395 0,1933

Bokong 1 1 0 0

Kepala 10 5 5 1

Riwayat

Partus 0,1981 1,3222 0,1499

SC 1 1 0 0

Spontan 4 3 1 0,8113

(53)

Ketuban

Pecah Dini 0,0495 0,8454 0,0585

Ya 3 1 2 0,9183

Tidak 8 5 3 0,9544

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.6 diatas diperoleh nilai GainRatio tertinggi adalah pinggul sempit yaitu sebesar 0.2677. dengan Demilkian pinggul sempit terbentuk sebagai root dari pohon keputusan. Pada atribut pinggul sempit ada dua nilai atribut, yaitu “ya” dan “tidak”. Nilai atribut “ya” sudah mengklasifikasikan jenis persalinan SC, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi untuk nilai atrbut “tidak” masih perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.

[image:53.595.113.543.81.146.2]

Pohon keputusan yang terbentuk pada perhitungan root ditampilkan pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3. 2 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Root / Node 1

[image:53.595.85.524.117.707.2]

3. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan Gain Ratio untuk menentukan node 2. Perhitungan untuk mencari node 2 ditampilkan pada tabel 3.7 berikut :

Tabel 3. 7 Perhitungan Node 2

Kriteria Jumlah

Data SC (S1)

Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Pinggul Sempit Tidak 9 4 5 0,9911

Glukosa 0,1022 0,5033 0,2031

Negatif 8 4 4 1

(54)

Protein 0,1427 0,5033 0,2835

Negatif 8 5 3 0,9544

Trace 1 1 0 0

Hamil Primi 0,2294 0,9911 0,2315

Ya 5 1 4 0,7219

Tidak 4 3 1 0,8113

Tunggal / Ganda 0,1427 0,5033 0,2835

Ganda 1 1 0 0

Tunggal 8 3 5 0,9544

Letak 0,1427 0,5033 0,2835

Melintang 1 1 0 0

Memanjang 8 3 5 0,9544

Presentasi 0,1427 0,5033 0,2835

Bokong 1 1 0 0

Kepala 8 3 5 0,9544

Riwayat Partus 0,2839 1,3516 0,2100

SC 1 1 0 0

Spontan 3 2 1 0,9183

Tidak Ada 5 1 4 0,7219

Ketuban Pecah

Dini 0,2248 0,7642 0,2941

Ya 2 0 2 0

Tidak 7 4 3 0,9852

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.7 diatas diperoleh nilai GainRatio tertinggi adalah ketuban pecah dini yaitu sebesar 0.2941. Dengan demilkian ketuban pecah dini terbentuk sebagai node 2 dari pohon keputusan. Pada atribut pinggul sempit ada dua nilai atribut, yaitu “ya” dan “tidak”. Nilai atribut “ya” sudah mengklasifikasikan jenis persalinan spontan, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi untuk nilai atrbut “tidak” masih perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.

(55)
[image:55.595.84.569.79.741.2]

Gambar 3. 3 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 2

4. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan Gain Ratio untuk menentukan node 3. Perhitungan untuk mencari node 3 ditampilkan pada tabel 3. 8 berikut :

Tabel 3. 8 Perhitungan Node 3

Kriteria Jumlah

Data SC (S1)

Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Ketuban Pecah Dini Tidak 7 4 3 0,9852

Glukosa 0 0 0

Negatif 7 4 3 0,9852

Positif 0 0 0 0

Protein 0,1281 0,5917 0,2165

Negatif 6 3 3 1

Trace 1 1 0 0

Hamil Primi 0,5216 0,9852 0,5295

Ya 4 1 3 0,8113

Tidak 3 3 0 0

Tunggal / Ganda 0,1281 0,5917 0,2165

Ganda 1 1 0 0

Tunggal 6 3 3 1

Letak 0,1281 0,5917 0,2165

Melintang 1 1 0 0

Memanjang 6 3 3 1

(56)

Bokong 1 1 0 0

Kepala 6 3 3 1

Riwayat Partus 0,5216 1,3788 0,3783

SC 1 1 0 0

Spontan 2 2 0 0

Tidak Ada 4 1 3 0,8113

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.8 diatas diperoleh nilai GainRatio tertinggi adalah hamil primi yaitu sebesar 0.5295. Dengan demilkian hamil primi terbentuk sebagai node 3 dari pohon keputusan. Pada atribut pinggul sempit ada dua nilai atribut, yaitu “ya” dan “tidak”. Nilai atribut “tidak” sudah mengklasifikasikan jenis persalinan SC, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi untuk nilai atrbut “ya” masih perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.

[image:56.595.83.512.266.711.2]

Pohon keputusan yang terbentuk dari perhitungan node 3 ditampilkan pada gambar 3.4 berikut :

(57)
[image:57.595.85.539.185.627.2]

5. Menghitung setiap kejadian, Entropy, Gain, Split Info, dan Gain Ratio untuk menentukan node 4. Perhitungan untuk mencari node 4 ditampilkan pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3. 9 Perhitungan Node 4

Kriteria Jumlah

Data SC (S1)

Spontan

(S2) Entropy Gain

Split Info

Gain Ratio

Hamil Primi Ya 4 1 3 0,811278

Glukosa 0 0 0

Negatif 4 1 3 0,811278

Positif 0 0 0 0

Protein 0,8113 0,8113 1

Negatif 3 0 3 0

Trace 1 1 0 0

Tunggal /

Ganda 0 0 0

Ganda 0 0 0 0

Tunggal 4 1 3 0,811278

Letak 0 0 0

Melintang 0 0 0 0

Memanjang 4 1 3 0,811278

Presentasi 0 0 0

Bokong 0 0 0 0

Kepala 4 1 3 0,811278

Riwayat

Partus 0 0 0

SC 0 0 0 0

Spontan 0 0 0 0

Tidak Ada 4 1 3 0,811278

(58)
[image:58.595.86.510.136.628.2]

Pohon keputusan yang terbentuk dari perhitungan node 4 ditampilkan pada gambar 3.5 berikut :

Gambar 3. 5 Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 4

(59)

terbentuk sehingga merupakan pohon keputusan yang utuh dari perhitungan kasus ini.

3.2.5 Pengujian Akurasi

Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keakuratan dari proses klasifikasi. Akurasi merupakan presentase data yang terklasifikasi dengan benar. Nilai akurasi dapat dihitung dengan menjumlahkan data yang terklasifikasi dengan benar kemudian dibagi dengan jumlah total data yang ada dan dikali 100%.

3.2.6 Pengujian Data Tunggal

(60)

45 BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM DAN ANALISA HASIL

Pada bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan implementasi perangkat lunak yang dibuat serta hasil luaran sistem yang diperoleh dari proses pengolahan data dan pengujian yang dilakukan.

4.1 Implementasi Sistem

4.1.1 Implementasi Source Code

4.1.1.1 Preprocessing Data

Proses transformasi data dilakukan saat data mentah diambil dari direktori penyimpanan. Data mentah yang dapat diolah adalah file data dengan format .xlxs. Data yang melalui tahap trasformasi adalah semua nilai atribut baik bertipe string atau numerik. Potongan source code proses trasformasi data ditampilkan sebagai berikut :

for i=2:x

for j=1:y

kolom =j; switch kolom

case num2cell([1:9,26])

v=cell2mat(raw(2:end,kolom)); if kolom==1

x = find(v<20 | v>35); v(x) = zeros(size(x)); x = find(20<=v & v<=35); v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==2

x = find(v<37 | v>42); v(x) = zeros(size(x)); x = find(37<=v & v<=42); v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==3

x = find(v<55 | v>80);

v(x) = zeros(size(x)); x = find(55<=v & v<=80);

(61)

elseif kolom==4 x = find(v<145);

v(x) = zeros(size(x)); x = find(v>=145);

v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==5

x = find(v<11.00 | v>15.00); v(x) = zeros(size(x));

x = find(11.00<=v & v<=15.00); v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==6

x = find(v<30.00 | v>46.00); v(x) = zeros(size(x));

x = find(30.00<=v & v<=46.00); v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==7

x = find(v<10.00 | v>15.00); v(x) = zeros(size(x));

x = find(10.00<=v & v<=15.00); v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==8

x = find(v<200 | v>400); v(x) = zeros(size(x)); x = find(200<=v & v<=400); v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==9

x = find(v<4.00 | v>5.50);

v(x) = zeros(size(x)); x = find(4.00<=v & v<=5.50);

v(x) = ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v; elseif kolom==26

x = find(v<2500); v(x) = zeros(size(x));

x = find(2500<=v & v<=4000); v(x) = ones(size(x));

x = find(v>4000);

v(x) = 2*ones(size(x)); newData(1:end-1,kolom)=v;

end % case adalah kolom

case num2cell (10:12)

if (strcmp(colum10to12(i,1), 'NEGATIF')) kelas = 0;

elseif (strcmp(colum10to12(i,1),

'POSITIF'))

kelas = 1;

elseif (strcmp(colum10to12(i,1),

'TRACE'))

kelas = 2; else

(62)

% memasukkan data ke matrix baru newData(i-1,j) = kelas;

case num2cell

([13,14,19,20,21,22,23,24,25,27])

if (strcmp(colum131419to2527(i,1),

'TIDAK'))

kelas = 0;

elseif (strcmp(colum131419to2527(i,1),

'YA'))

kelas = 1; else

kelas = 0; end

newData(i-1,j) = kelas; case 15

if (strcmp(columl5(i,1), 'GANDA')) kelas = 0;

elseif (strcmp(columl5(i,1), 'TUNGGAL')) kelas = 1;

else

kelas = 0; end

newData(i-1,j) = kelas; case 16

if (strcmp(colum16(i,1), 'MELINTANG')) kelas = 0;

elseif (strcmp(colum16(i,1),

'MEMANJANG'))

kelas = 1; else

kelas = 0; end

newData(i-1,j) = kelas; case 17

if (strcmp(colum17(i,1), 'BOKONG')) kelas = 0;

elseif (strcmp(colum17(i,1), 'KEPALA')) kelas = 1;

else

kelas = 0; end

newData(i-1,j) = kelas; case 18

if (strcmp(colum18(i,1), 'SC')) kelas = 0;

elseif (strcmp(colum18(i,1), 'SPONTAN')) kelas = 1;

elseif (strcmp(colum18(i,1), 'TIDAK

ADA'))

kelas = 2; else

kelas = 0; end

newData(i-1,j) = kelas; case 28

(63)

Data yang telah ditransformasi, nilainya akan dinaikan 1 level. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan nilai atribut 0 (nol) pada data. Potongan source code untuk menaikan data yang telah ditransformasi ditampilkan sebagai berikut :

Sebelum proses klasifikasi data, tahap pembersihan data dilakukan pada data yang memiliki missing value. Nilai yang kosong diisi dengan nilai terbanyak dari tiap atribut. Potongan source code untuk mengisi data missing value ditampilkan sebagai berikut :

Data yang telah melalui tahap transformasi dan pembersihan data akan disimpan dalam file dengan format .mat untuk mempermudah pemanggilan data dalam proses klasifikasi.

elseif (strcmp(colum28(i,1), 'SPONTAN')) kelas = 2;

else

kelas = 0; end

newData(i-1,j) = kelas; % menampilkan data kontinu otherwise

v = raw{i,j}; if isnan(v)

newData(i-1,j) = 0; else

newData(i-1,j) = (v); end

end

end

end

[r c] = size(dataTransformasi); dataTransformasi =

dataTransformasi+ones(size(dataTransformasi));

dataTransformasi(:,end) = dataTransformasi(:,end)-1;

[r c] = find(isnan(dataTransformasi));

for i=c'

attrVec = dataTransformasi(:,i); c1 = find(isnan(attrVec));

% mencari nilai terbanyak dari setiap atribut modus = mode(attrVec);

attrVec(c1) = modus*ones(size(c1)); dataTransformasi(:,i) = attrVec;

(64)

4.1.1.2 Klasifikasi Data

Sebelum menjalankan algoritma c4.5, perlu dilakukan pembagian data menggunakan k-fold validation. Data penelitian akan dibagi menjadi data training dan data testing. Potongan source code k-fold validation ditampilkan sebagai berikut :

Untuk melakukan klasifikasi, langkah pertama yang dilakukan adalah memanggil dataset dari proses preprocessing data yang telah disimpan dalam file dengan format .mat. Dalam membagi data dengan k-fold validation

% memisahkan data dengan label [n,m] = size(dataKlasifikasi); label = dataKlasifikasi(:,m);

% mencari banyak jenis kelas dalam label isiLabel = numel(unique(label));

% membuat cell baru yang belum isi kelas = cell(1,isiLabel);

% perulangan sebanyak 'fold' kali untuk mengelompokkan data berdasarkan label i(1 2) kedalam kelas i(1 2)

for i = 1:isiLabel

kelas{i} = dataKlasifikasi(find(label==i),:);

end

% membuat cell kosong berdasarkan jumlah k dan fold kelasBagi = cell(k,isiLabel);

for i = 1:isiLabel

% melihat jumlah data untuk setiap kelas yang sudah tersimpan dalam cell kelas

ndata = size(kelas{i},1);

% menghitung hasil bagi jika data dibagi sebanyak k bagian

x = floor(ndata/k);

% menghitung sisa dari jumlah data jika dibagi sebanyak k bagian

y = mod(ndata,k); n = 1:x;

for j = 1:k if y

% jika memiliki sisa n = [n n(end)+1];

% mengambil data sebanyak n+1 % mengurangi nilai y

y = y-1; end

% mengambil data sebanyak n kelasBagi{j,i} = kelas{i}(n,:);

% n = nilai n yang paling akhir ditambah 1 sampai nilai n ditambah nilai x

(65)

Dalam melakukan klasifikasi dengan algoritma c4.5, membentuk pohon perlu dilakukan dengan perhitungan pada setiap atribut untuk mendapatkan nilai gain ratio terbaik. Nilai tersebut terbentuk melalui perhitungan entropy, gain dan split information. Untuk lebih mempermudah proses perhitungan, dilakukan percarian nilai frekuensi tabel terlebih dahulu dari setiap kemungkinan nilai atribut dan kelas. Potongan source code perhitungan frekuensi tabel ditampilkan sebagai berikut :

end end

% membuat cell baru newdata = cell(1,k);

% melakukan perulangan untuk menjumlahkan data yang sudah tersimpan pada kelasBagi sesuai dengan indeks cell (baris 1 dijumlahkan, baris 2 dijumlahkan, baris 3 dijumlahkan) sehingga terbentuk cell yang baru

for i = 1:k

for j = 1:isiLabel

newdata{i} = [newdata{i};kelasBagi{i,j}]; end

end

% membuat cell baru untuk menyimpan data training dan data testing

dTraining = cell(k,1); dTesting = cell(k,1);

for i = 1:k disp(i);

for j = setdiff(1:k,i)

% mengambil data yang tidak ada didata tersebut dTraining{i} = [dTraining{i};newdata{j}];

end

dTesting{i} = newdata{i};

end

nattr = size(obj.data,2)-1; attrs = cell(nattr,1);

for i=1:nattr

attrs{i} = unique(obj.data(:,i));

end

class = unique(obj.data(:,end)); t = cell(nattr+1,1);

for i=1:nattr

t{i} = zeros(numel(attrs{i}),numel(class));

[image:65.595.81.514.73.745.2]
(66)

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai entropy himpunan kasus setiap nilai atribut. Potongan source code perhitungan entropy ditampilkan sebagai berikut :

t{end} = zeros(1,numel(class));

% menghitung banyaknya data dari tiap kelas indexKelas = 1;

for i = class'

t{end}(indexKelas) = numel(find(obj.data(:,end)==i)); indexKelas = indexKelas+1;

end

for i=1:nattr

%indeksNilaiAtribut=1; for j=1:numel(attrs{i}) %indexKelas=1;

for k=1:numel(class)

% a adalah index dari data yang kelasnya==k a = find(obj.data(:,end)==class(k));

% b adalah data dengan kelas k b = obj.data(a,:);

% c adalah indeks dari data b yang atribut i nya bernilai j

c = find(b(:,i)==attrs{i}(j)); t{i}(j,k)=numel(c);

end

end end

function e = entropy(obj, attrNo, attrVal) e = 0;

switch nargin case 1

tot = sum(obj.freqTable{end});

for i = 1:size(obj.freqTable{end},2) prob = obj.freqTable{end}(i)/tot; e = e-(prob*log2(prob));

end

case 3

x = obj.freqTable{attrNo}; tot = sum(x,2);

for i=1:size(x,2)

prob = x(attrVal,i)/tot(attrVal); e = e-(prob*log2(prob));

end

case 2

x = obj.freqTable{attrNo}; e = zeros(size(x,1),1); tot = sum(x,2);

for i=1:size(x,1) e(i) = 0;

for j=1:size(x,2)

(67)

Setelah didapat nilai entropy, maka dilakukan perhitungan gain dengan cara nilai entropy semua data terhadap komposisi kelas dikurangi entropy kondisi k

Gambar

Gambar 2. 1 Tahapan Penambangan Data (Han & Kamber, 2006)
Gambar 2.2. Pohon keputusan adalah struktur flowchart yang menyerupai
Gambar 2. 2 Contoh Pohon Keputusan (Pramudiono, 2008)
Tabel 2.1 diatas merupakan contoh matrix confusion yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui biaya produksi yang paling efisien dalam penyelesaian Pembangunan Perumahan Surya Akbar II tipe 36 dan tipe 45 pada PT Sumatera Muda

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang bersifat negatif antara self esteem dengan self presentation remaja pengguna media sosial (p

Information society atau masyarakat informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan

Grafik pengendali moving range adalah grafik pengendali individu yang digunakan untuk melakukan verifikasi dari suatu sebaran data, yaitu apakah terkendali secara

The instructional media weblog based has developed by applying Dick and Carey model of development that consists of nine stages. Dick and Carey model of

Because of its short life cycle and small genome size, Vigna species may be used as model legume plants in genetic research to shed light on crop domestication and species

Ferri menyatakan bahwa seseorang memiliki kecenderungan bawaan menuju kejahatan tetapi bilamana ia mempunyai lingkungan yang baik maka ia akan hidup terus tanpa

tersebut, dapat dikatakan bahwa evaluasi atau penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil