BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan, rumusan masalah, pembahasan dan analisa yang telah dilakukan oleh penulis,
maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur pemberian hak asimilasi bagi narapidana telah dilaksanakan sesuai dengan
Keputusan Mentri Kehakiman RI Nomor M.02.PK.04.10.Tahun 1999 tentang
Asimilasi,Pembebasan Bersyarat dan Cuti menjelang Bebas, dan sesuai dengan bunyi
Pasal 12 dan Pasal 13 ayat (1) huruf a Keputusan Mentri Kehakiman RI Nomor
M.02.PK.04.10.Tahun 1999, karena asimilasi yang diberikan berjenis dipekerjakan di
luar tembok LAPAS/RUTAN tidak dipekerjakan kepada Pihak Ketiga, maka pemberian
asimilasi kepada seorang Napi di LAPAS/RUTAN Salatiga oleh Mentri Kehakiman RI di
delegasikan kepada Kepala LAPAS/RUTAN Salatiga.
2. Dalam setiap pelaksanaan asimilasi ditemukan berbagai kendala – kendala yang menjadi
faktor penghambat bagi terlaksananya program asimilasi, yaitu hambatan yang berasalah
dari faktor perundang-undangan, dari faktor eksternal, artinya faktor yang berasal dari
luar diri Napi dan faktor internal, artinya faktor yang berasal dari diri Napi itu sendiri.
B. Saran
1. Seharusnya hak untuk memperoleh asimilasi kepada Napi disosialisasikan oleh
mereka mengetahui apa yang menjadi hak mereka dan pada akhirnya apabila persyaratan
telah dipenuhi mereka dapat menuntut perwujudan hak tersebut.
2. Untuk mengatasi hambatan yang bersifat eksternal, sebaiknya pihak Rutan memberikan
penerangan kepada masyarakat dan berusaha merubah pandangan masyarakat terhadap
narapidana agar mendapatkan kedudukan yang normal dalam masyarakat, hal ini karena
sebagian masyarakat masih memandang negatif terhadap narapidana. Harus ada sinergi
yang strategis antara pihak Rutan, narapidana, dan masyarakat agar dapat menghilangkan