KEMUNCULAN ISU RMS DAN PENGARUHNYA DALAM KONFLIK
AMBON 1999
Oleh :
Christian Herman Johan de Fretes
1ABSTRACT
Appear ance of Jour nal Issues RMS (Republik Maluku Selat an) and it s influence In Ambon Conflict 1999 aims t o explain how t he RMS issue emer ged and it s infl uence on t he conflict t hat occur r ed in Ambon. RMS issues never discussed and was never a dominant t opic i n polit ical and social life in t he communit y of Ambon since in milit ar y t r oops by deplet ed t umpas TNI in 1962. This l ively st ar t RMS issue became a major issue aft er t he 1999 conflict event s occur . The confl ict w hich had occur r ed as a r esult of t he t w o young men w ho come fr om differ ent et hnic gr oups w ent on t o develop int o a confl ict bet w een r eligions. In t he midst of t he confl ict appear ed a st at ement fr om sever al par t ies w ho claimed t hat t he RMS is t he par t y t hat is r esponsible for killing Musl ims and sect ar ian-based St at e w ant s t o est ablish Chr ist ianit y in t he Sout h Moluccas. The r esult of t his fr aming mobilizat ion appear ed in lar ge number s by one r eligious or ganizat ion t o Ambon w ill be analyzed using t he t heor y of social movement s. The fact or s of a social movement Fr aming and mobilizat ion is t he pr ocess by w hich all ow s because of t he Polit ical Oppor t uni t y (oppor t uni t y polit ics) aft er t he collapse of t he aut hor it y of Gover nment ot or it ar ian under Suhar t o. The issue of t he RMS developed media by quot ing st at ement s fr om some r eligious figur es and St at e officials as t he r esponsible par t y in t he conflict . As a r esult of t his issue leads t o a w ider r ealm by engaging gr oups like laskar jihad w er e sympat het ic and moved by emot ion because bot h r eligi ous and solidar it y as w ell as nat ional ism. In addit ion t o t he r el igious solidar i t y gr oup w as also mot ivat ed t o fight t he RMS movement . t he pr evalence of FKM (Fr ont Kedaulat an Maluku) as t he exist ence of t he issue of RMS w it h it s act ivi t ies lat er hamper ed t he peace pr ocess and w ill be influent ial i n impr oving t he conflict escalat ion of Ambon.
Keywords: FKM (Fr ont Kedaulatan Maluku), Social Movements, Conflict , Laskar Jihad, RMS
1
1. LATAR BELAKANG
Konflik yang ber kepanjangan di Ambon, Maluku, sejak Januar i 1999
hingga 2004 mungkin bisa dikat egor ikan sebagai konflik t er lama semenjak
ker unt uhan Or de Bar u 1998. Konflik ini t idak saja memakan kor ban jiw a
sekit ar 1.134 w ar ga sipil namun juga t elah mer usak ber bagai fasilit as umum,
sar ana per ekonomian, dan infr ast r ukt ur . Sekit ar 35 gedung pemer int ah, 20
sekolah, 4 bank, 719 t oko, 45 masjid, 47 ger eja ser t a lebih dar i 70.000 or ang
t er paksa mengungsi.2 Konflik Ambon bukan saja menyangkut SARA (suku,
agama, r as dan ant ar golongan) kar ena dit engah-t engah konflik, muncul
beber apa per ist iw a mengejut kan t er kait kehidupan sosial, budaya dan polit ik
di Ambon. Dar i munculnya kembali ger akan kemer dekaan RMS (Republik
Maluku Selat an), kehadir an milit er yang massive mencapai 16 bat alyon pada
bulan febr uar i 2000,3 hingga sampai dengan ket er libat an or ganisasi
keagamaan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Pecahnya konflik di Ambon, t idak t er lepas dar i suksesnya ger akan
r efor masi menggant ikan er a kedikt at or an or de bar u yang diiringi oleh
kekuat an sipil unt uk kembali ber daulat dan ber kuasa. Munculnya or ganisasi
FKM-RMS (Fr ont Kedaulat an Maluku – Republik Maluku Selat an) yang
memper juangkan kemer dekaan Maluku sebagai negar a ber daulat di dalam
konflik mengant ar kan konflik “SARA” ini kedalam sebuah ident it as konflik
yang bar u, yakni nasionalisme. RMS yang mer upakan ger akan kemer dekaan di
t ahun 1950, meskipun t elah dit umpas habis yang dit andai dengan kemat ian
sang pr oklamat or Dr . Chr is Soumokil pada t ahun 1966 t er nyat a belum
sepenuhnya selesai. Meski RMS t et ap eksis sebagai pemer int ahan di
pengasingan (Gover nment In Exile) Belanda hingga kini, namun pengar uh dan
popular it as RMS t idaklah set er kenal sebelum konflik t er jadi. Hingga banyak
2
Rat naw at i, Tri, mengutip M . Ichsan Loulem bah. 2006. M aluku Dalam catatan seorang
peneliti- menat ap ke depan agenda pasca konflik dan t ugas pemerint ah pusat. Yogyakart a: Pust aka Pelajar.
3
spekulasi mengenai kehadir an isu RMS di dalam konflik dan bagaimana sebuah
ger akan yang t elah lama t er kubur bisa muncul kembali di t engah-t engah
konflik.
Selain dar i bangkitnya ger akan kedaulat an FKM-RMS. Dampak dar i
konflik ini juga melahir kan komunit as-komunit as Islam bar u dan yang paling
ber pengar uh adalah For um Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah. Or ganisasi
massa Islam ini adalah payung besar bagi puluhan majelis t aklim dan Halaqah
Ahlus Sunnah, sebuah for um yang dibent uk di Solo, 14 Febr uar i 1999 dan
ber kant or pusat di Yogya. Melalui for um inilah kemudian akhir nya Ja'far Umar
Thalib ber sama semua mur idnya mendeklar asikan lahir nya Laskar Jihad Ahlus
Sunnah wal Jamaah pada 6 Apr il 2000 dan ber tekad ber angkat ke Ambon
sebagai laskar , sayap milit er dar i for um yang dipimpin langsung oleh Ja'far
Umar Thalib sebagai panglimanya.4 Kehadir an isu RMS pada konflik 1999 ini
t idak t er lepas dar i per nyat aan-per nyat aan yang dikeluar kan oleh t okoh-t okoh
yang secar a popular it as memiliki pengar uh besar dalam suat u komunit as.
Selain t okoh-t okoh agama dan par a negar aw an juga sangat ber per an
mempengar uhi per kembangan sebuah isu didalam masyar akat . Per nyat aan
t ent ang isu ket er libat an RMS sebagai penyebab konflik yang ingin mendir ikan
negar a sekt ar ian Kr ist en di w ilayah selat an Maluku oleh komunit as Kr ist en,
disimbolkan mer eka melalui akr onim RMS Republik Maluku Selat an yang
diubah menjadi Republik Maluku Ser ani. Sehingga mengindikasikan kehidupan
masyar akat Muslim sedang t er ancam akan dihabisi at au akan dikr ist enisasi.
Pada akhir nya per nyat aan yang disampaikan oleh t okoh-t okoh
t er sebut , dan yang kemudian disebar luaskan oleh media massa sangat
ber pengar uh dalam bagaimana masyar akat luas menyikapi dan mer esponi isu
t er sebut . Per an media sebagai inst r ument komunikasi sangat ber per an besar
dalam mem”fr aming” keber adaan RMS sebagai ger akan separ at is yang
ber t anggung jaw ab t er hadap pender it aan umat Muslim dan juga t er hadap
4
konflik yang ber kepanjangan di Ambon. Ber it a-ber it a dan infor masi yang
t er muat dalam media t elah menggir ing masyar akat kepada suat u pemahaman
umum akan hal-hal yang ingin dikonstr uksi. Media dalam hal ini ber per an
besar dan secar a sengaja t elah t er libat dengan mem”fr aming” dan
ment r ansfor masi ident it as konflik di Ambon. Media pun menjadi penyebar
keyakinan-keyakinan bar u pada level nasional t ent ang kebangkit an ger akan
separ at is di Ambon dan t er ancamnya keber adaan salah sat u agama.
Mobilisasi kedat angan Laskar Jihad, lamanya konflik hanyalah akibat
yang digunakan oleh par a agen melalui media maupun r uang publik yang
t er buka dengan menggunakan isu ini sebagai pemicunya. Dalam hal ini mer eka
ber hasil mempr ovokasi t er jadinya ger akan social dalam menanggapi konflik di
Maluku. Dengan ber dasar kan keadaan t er sebut maka penulis mengajukan
per t anyaan penelit ian sebagai ber ikut : Bagaimana pengar uh dan dampak isu
RMS dalam Konflik Ambon 1999 ?
2. KERANGKA KONSPETUAL
Unt uk menjaw ab pert anyaan penelit ian di at as penulis menggunakan
t eor i Ger akan Sosial (social Movement) . Unt uk melihat lebih jelas bagaimana
t eor i ini bisa r elevan t er hadap pengar uh dan dampak Isu RMS dalam konflik.
Penulis akan menjabar kan bagaimana Ger akan Sosial it u bisa menjadi sangat
t eor i yang sangat mendukung unt uk menjaw ab per t anyaan yang diajukan. John
Wilson mendefinisikan suat u ger akan social sebagai suat u :
Or ganized Collectvities, lar ge in potential scope use uninstitutionalized means to achieve their objectives, do not have limited objectives in the sense of r estr icting their aims to par ticular categor ies of people, pur posive attempts to br ing about change.5
5
Mener jemahkan apa yang dimaksudkan oleh John Wilson ini adalah
bahw a ger akan sosial memiliki cir i sebagai suat u t indakan kolekt if, dilakukan
secar a t er or ganisasi, mempunyai r uang lingkup yang secar a pot ensial luas,
menggunakan sar ana at au car a yang non-instit usional di dalam upaya
mencapai t ujuannya, mempunyai t ujuan yang t idak t er bat as dalam penger t ian
t idak membat asi sasar annya pada kat egori-kat egor i khusus par a
pendukungnya, dan menggunakan upaya-upaya yang jelas bagi t er jadinya
per ubahan. Sar ana at au car a non inst it usional yang dimaksud Wilson adalah
car a-car a demonst r asi dengan penger ahan massa, dan t idak semua ger akan
menggunakan car a non-inst it usional. Dengan demikian ada ger akan-ger akan
juga yang ber asal dar i instit usional yang sifatnya sist emat is dan st r ukt ur al.
Pandangan
Wilson t ent ang ger akan sosial yang juga bisa ber asal dar i inst it usional
diper kuat dengan pendapat yang mengar tikan gerakan social sebagai sebuah
ger akan yang ant i pemer int ah namun juga bisa sebagai sebuah ger akan yang
pr o pemer int ah. Ini ber ar t i t idak selalu ger akan sosial it u muncul dar i
masyar akat t api bisa juga hasil r ekayasa par a pejabat pemer int ah at au
penguasa.6 Dengan demikian ger akan sosial yang t er jadi pada saat konflik
Ambon, dar i munculnya isu RMS, mobilisasi laskar jihad, hadir nya FKM, dan
ket er libat an media dalam membangun opini public adalah sat u dar i
bagian-bagian yang digunakan t iap-t iap agen unt uk mencapai apa yang menjadi
kepent ingan mer eka. Didalam pengkajiannya nant i unt uk menjelaskan
bagaimana pengar uh dan dampak isu RMS dalam konflik 1999 di Ambon,
penulis akan menggunakan 3 ker angka konsept ual ger akan sosial yang
per t ama t ent ang St r ukt ur Kesempat an Politik (Polit ical Oppor t unit y St r uct ur e),
kedua, St r ukt ur Mobilisasi (Mobilizing St r uctur e), ket iga, Pr oses Fr aming.
Konflik yang t er jadi di Ambon t idak t er lepas juga dar i pengar uh masa
lalu. Dimana kolonial Belanda sangat ber per an mencipt akan per
bedaan-6
per bedaan diant ar a komunit as Muslim dengan Kr ist en melalui
kebijakan-kebijakan dan polit ik divide et imper a nya. Kebijakan it u t elah mempengar uhi
kehidupan sosial masyar akat dar i paska koloni al dan t er us ber kembang
menjadi polemik dalam masyar akat sampai dengan t er jadinya konflik di
Ambon t ahun 1999. Unt uk it u dalam mengulas Isu RMS tidak bisa lepas dar i
pengar uh yang dibangun oleh penguasa dar i masa-ke masa. Pengar uh kolonial
yang ber per an besar dalam menanamkan benih-benih konflik salah sat unya
adalah kebijakan pembent ukan administ r asi pemer int ahan yang dit er apkan
Belanda. Kebijakan ini t elah menimbulkan segr egasi w ilayah pola pemukiman
ber dasar kan agama dan keper cayaan yang dianut . Akibat pembagian dan
pemolaan t er sebut saat ini kit a bisa t emukan desa-desa administ r at if yang
t er t uju pada agama t er t ent u yakni neger i Salam (Islam) maupun neger i Sar ani
(Kr ist en). Per lakuan yang diskr iminat if dan polar isasi kolonial Belanda yang
dit er apkan t er hadap agama Kr ist en dan Islam didalam bidang sosial, ekonomi ,
dan polit ik bisa t er lihat dar i masyar akat Kr isten yang lebih cender ung
menempat i posisi-posisi st r at egis seper ti di sekt or pemer int ahan, milit er , dan
ekonomi ber beda dengan mer eka yang ber agama Islam. Kebijakan-kebijakan
diskr iminat if yang ber kembang pada masa kolonial inilah yang kemudian
secar a polit is, ekonomi dan sosial menimbulkan sifat kompet isi di er a paska
kolonial dan ber pot ensi t inggi menjadi konflik. Per ubahan-per ubahan t at anan
hubungan ant ar a suku, agama, budaya dan t er it or i di Ambon, t er jadi akibat
dar i per ubahan-per ubahan sosial, ekonomi dan polit ik yang dit er apkan
semenjak er a kolonial dan kemudian diper bur uk dengan per an pemer int ah
pada masa Or de Bar u beser t a apar at ur negar a yang dominan dalam
pengat ur an-pengat ur an yang cender ung r epr esif dengan r ekayasa-r ekayasa
sosial, budaya, polit ik, ekonomi t er masuk didalamya juga agama. fakt or -fakt or
t er sebut menghant ar kan masyar akat Maluku ke dalam sit uasi yang r ent an
t er hadap pot ensi-pot ensi konflik dar i segala aspek.
Konflik ber nuansa agama yang dilabelkan pada konflik 1999, dalam
sejar ahnya memang per nah t er jadi pada er a pendudukan Belanda namun
per bedaannya adalah konflik yang t er jadi dulu lebih ber mot ifkan polit ik.
Kr ist en lebih dominan di bidang milit er unt uk memer angi saudar a mer eka
yang Muslim. Kejadian pada er a kolonial ini sehar usnya menjadi sat u-sat unya
sejar ah kelam konflik ant ar ant ar dua komunit as yang ber beda. Sekali lagi
r akyat Maluku har us diper hadapkan dengan kenyat aan pahit bahw a konflik
ant ar mer eka yang dulunya ber sifat penent angan ter hadap imper ialism. Telah
ber met amor fosis menjadi konflik dengan mengat asnamakan agama yang
efekt if dalam membangkit kan semangat per ang di ant ar a sesamanya.
3. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KONFLIK
3.1. Militer dan Polr i
Posisi TNI sebagai sat u-sat unya inst r ument militer sangat ber per an
dalam mencipt akan keamanan dan member ikan keamanan dar i set iap
ancaman. Ancaman ini bukan saja ancaman yang ber asal dar i negar a lain
(ekst er nal) t api juga ancaman yang ber asal dar i dalam neger i (int er nal). Salah
sat u ancaman yang ber asal dar i dalam neger i adalah separ at ism yang secar a
langsung mengancam keut uhan negar a maupun t indakan-t indakan keker asan
yang juga ber pot ensi mengakibat kan disint egr asi bangsa. Pada kont eks inilah
per an milit er sangat berper an penuh dan mengemban t anggungjaw ab yang
besar .
3.2. FKM ( Fr ont Kedaulatan Maluku)
FKM at au yang dikenal dengan Fr ont Kedaulat an Maluku dibent uk oleh
Dr . Alex Manuput t y pada bulan Juni 2000. Dengan salah sat u t ujuannya adalah
menunt ut kedaulat an at as kemer dekaan yang per nah dipr oklamasikan oleh Dr .
Ch Soumokil pada t ahun 1950. Kehadir an FKM membaw a pengar uh besar
t er hadap isu RMS. Isu ini mer ebak secar a nasional bahw a RMS adalah ger akan
separ at is yang dimot or i oleh elit Kr ist en. Unt uk menguat kan isi ini maka
diisukan hendak mendir ikan negar a sendiri t erlepas dar i NKRI. Muncul
ber bagai aksi solidar it as mengat asnamakan agama. Salah sat unya adalah
Laskar Jihad yang t er bilang sangat r eakt if dengan Isu RMS. Isu RMS menjadi
sebuah fakt a melalui kehadir an FKM yang mengusung ideology
memper juangkan kedaulat an at as pr oklamasi yang diklaim sah secar a Hukum
Int er nasional. Aktivit as FKM bukan saja membuat r akyat Muslim mender it a
t api juga r akyat Kr ist en akibat konflik yang t er jadi kar ena isu ini. FKM yang
menunt ut adanya pemisahan dar i NKRI bagi sebagian or ang adalah alat t aw ar
t er hadap pemer int ah, sehingga pemer int ah mau ser ius menyelesaikan konflik
dan memulangkan Laskar Jihad. Namun di lain pihak laskar jihad mer asa FKM
adalah dalang konflik yang har us dibasmi dar i Maluku.
3.3. Laskar Jihad, Laskar Kr isten, dan Kelompok Pr eman
Laskar Jihad dibent uk pada Januar i 2000 oleh Ust adz Ja’far Umar
Thalib yang sekaligus ber per an sebagai panglima mer eka. Kehadir an laskar
jihad di Maluku adalah unt uk membela NKRI dar i ancaman separ at ism RMS.
Ir onisnya kar ena sebelum kedat angan Laskar Jihad Mei 2000, oleh Kapolda
dan Pemer int ah Maluku melalui Gubenur Saleh Lat uconsina keber adaan
ger akan ini t elah dinyat akan sebagai hant u at au t idak eksis dan t idak t er libat
dalam konflik, set idaknya sampai kehadir an FKM sebagai bent uk nyat a
ger akan yang menyuar akan kedaulat an penuh Maluku t er lepas dar i Negar a
kesat uan Republik Indonesia ini ber dir i. Sebagai akibat dar i pember it aan
media yang secar a sepihak mencer it akan t ent ang bagaimana t er bant ainya
umat Islam Ambon dan semakin ber kembangnya isu ger akan separ at is RMS
yang mengancam int egr it as kedaulat an NKRI. Dengan pimpinan Ja’far Umar
Thalib or ganisasi Islam di baw ah payung Alsunah Jamaah pasukan par a milit er
ini diber angkat kan ke Ambon, dar i beber apa kot a di Jaw a. Kehadir an mer eka
di Ambon t idak t er lepas dar i isu-isu yang selalu dihembuskan oleh beber apa
bir okr at negar a dan mant an pet inggi milit er per ihal ket er libat an RMS dalam
konflik yang ingin mendirikan negar a sendir i t er pisah dar i NKRI dan
oleh beber apa media massa. Ter mar jinalnya masyar akat Maluku pada masa
or de bar u, sit uasi “per saingan” bir okr at yang agamis (per ekr ut an ber dasar kan
agama dan lat ar belakang) dan semakin banyaknya pendat ang dar i luar daer ah
membuat pemuda Maluku pada umumnya menjadi t er pinggir kan. Secar a
ekonomi kedudukan mer eka sangat t er t inggal kar ena per saingan dan
diskr iminasi. Pada t ahap inilah pemuda-pemuda pada masa pr odukt if
ber st at us penganggur an mulai mencar i alt er nat ive unt uk memper oleh
penghasilan, ada yang ber juang secar a akademis dengan belajar dan
memper oleh beasisw a, namun hampir sebagian besar menjadi pemuda
pr odukt if yang t idak pr odukt if. Mer eka-mer eka ini yang pada akhir nya
ber gabung dengan or ganisasi-or ganisasi r adikal yang menjanjikan iming-iming
masa depan yang lebih baik seper t i FKM. Selain it u adapula yang memilih
unt uk menjadi pr eman di Ibu kot a at au di daer ah seper t i Coker . Coker adalah
kelompok pr eman yang ber ar t i Cow ok Ker en namun pada masa konflik oleh
beber apa pihak diubah menjadi Cow ok Kr ist en. Coker dipimpin oleh Ber ty
Loupat t y seor ang pemuda yang pada akhir nya diket ahui menjadi salah sat u
dalang pr ovokat or yang juga sekaligus menjadi anak asuh Kopassus. Per an
Ber t y Loupat t y sangat fundament al dalam menelisik akar act or yang
ber t anggung jaw ab at as beber apa kejadian yang t er jadi di Ambon seper t i
pennyer angan Soya dan pembakar an Gedung Guber nur yang sebelumnya
isukan RMS sebagai pihak yang ber t anggung jaw ab.
4. ISU RMS DALAM KONTEKS GERAKAN SOSIAL
Demokr at isasi paska Or de Bar u memang t elah membaw a per ubahan
besar dalam kebebasan ber bicar a, mengeluar kan pendapat sampai pada
pandangan politik. Demokr asi sejat i seper ti apa yang idealnya sehingga
demokr asi t idak seper t i pedang ber mat a dua. Kar ena kebebasan yang
dit aw ar kan demokr asi cender ung menimbulkan “limbah-limbah” demokr asi
seper t i mar jinalisasi minor it as oleh dominasi mayor it as, munculnya
or ganisasi-or ganisasi r adikal hingga sampai pada t unt ut an pemisahan dir i
polit ik. Kemunculan isu RMS dalam konflik dan kehadir an laskar jihad
(FKAWJ) mer upakan salah sat u “limbah” demokr asi akibat masa t r ansisi yang
menjadi “peker jaan r umah” bagi demokr asi it u sendir i dalam mengat asi
bagaimana kebebasan it u ber pot ensi disalahgunakan, bisa oleh polit isi, per s,
milit er , ger akan-ger akan r adikal dan ger akan separ at ism. Sisi lain demokr asi
yang mempr oduksi kesadar an akan pentingnya ident it as inilah yang akan
menghant ar kan benih-benih konflik apalagi didukung dengan pr akt ek-pr akt ek
diskr iminasi dan ket impangan ekonomi yang signifikan diant ar a keduanya.
Or de Bar u selama ini t elah mengekang kebebasan ber bicar a set iap
individu maupun or ganisasi dalam kehidupan ber masyar akat dan ber negar a.
Paska r unt uhnya Or de Bar u yang dibar engi dengan demokr at isasi t elah
membuka “kr an-kr an” ber polit ik dan mengeluar kan pendapat dengan bebas.
Kesempat an t er buka bagi siapa saja unt uk mengeluar kan pendapat dalam
segala aspek, t idak t er kecuali bagi or ganisasi-or ganisasi polit ik maupun
masyar akat dar i yang separ at is seper t i OPM, RMS, dan GAM hingga or ganisasi
masyar akat seper t i Laskar Jihad. Bangkitnya or ganisasi keagamaan seper t i
FKAWJ dan munculnya ger akan separ at is FKM ini t idak t er lepas dar i
ket idakmampuan pemer int ah melalui apar at keamanan unt uk menyelesaikan
konflik Ambon. Dar i kekecew aan inilah dan t er bukanya Public Spher e yang
selama jaman Or de Bar u t er t ut up oleh r ezim ot or itar ian. Membuat or
ganisasi-or ganisasi yang dulunya t er kekang dan t er lar ang kini bebas unt uk ber bicar a
dan bahkan unt uk mengadakan mobilisasi massa dalam jumlah besar .
Salah sat u pr oses yang pent ing dalam ger akan sosial adalah fr aming.
Par a akademisi ger akan sosial menyat akan bahw a unt uk mencapai
kesuksesan, par a akt ivis har us mem fr aming dengan maksud agar ber gema
sejalan dengan ideologi, identit as dan kesepahaman kult ur al pendukung dan
lainnya yang mungkin akan t er libat di dalamnya. Unt uk sebuah per ger akan
sosial t idak bisa ber hasil jika t idak ada pr oses “pembingkaian”. Dalam pr oses
pembingkaian ini selain lew at or asi-or asi dalam t abligh akbar , per t
emuan-per t emuan yang mengat asnamakan ideology keagamaan, emuan-per samaan ident it as
mendapat kan simpat i dan menar ik per hat ian massa menjadi salah sat u
langkah pent ing unt uk keber hasilan sebuah ger akan sosial. Salah sat u car a
yang efekt if dalam pr oses pembingkaian ini adalah melalui media massa.
Per ihal pemuat an ber it a oleh media massa mengenai isu RMS dalam konflik.
Dalam penelit ian ini penulis mengambil sur at kabar Kompas dan Republika
yang masing-masing dalam pember it aannya memiliki pandangan ber beda.
Pada Kompas, har i an ini dengan ber imbang lebih mengenai bagaimana konflik
mempengar uhi kehidupan kedua komunit as yang ber konflik. Sedangkan
Republik dengan gencar member it akan Isu RMS yang diger akkan oleh
masyar akat Kr ist en sebagai penyebab konflik yang mengakibat kan
pender it aan masyar akat Muslim Maluku, sehingga panggilan Jihad mer upakan
bent uk per law anan yang mew akili nasionalis Muslim t er hadap ger
akan-ger akan separ at is dan sebagai bent uk solidar it as sesama Muslim.
Dalam kont eks ini pembingkaian juga dilakukan oleh beber apa bir okr at
negar a seper t i beber apa oknum mant an Jender al TNI, dan Panglima Laskar
Jihad Ja’far Umar Thalib dalam ber bagai kesempat an. Tabligh akbar yang
dilaksanakan di Senayan adalah salah sat u pr oses pembingkaian akt or -akt or
t er sebut dalam mengangkat isu-isu kr usial yang mengobar kan semangat
per law anan yang kuat . Fr aming yang dibangun adalah adanya pember sihan
umat Muslim oleh masyar akat Kr ist en di Ambon dan pendir ian negar a
Sekt ar ian ber basis Kr ist en oleh RMS yang dulunya ber kepanjangan Republik
Maluku Selat an menjadi Republik Maluku Ser ani. Kedua isu yang diangkat ini
mampu dikemas dengan sangat sempur na t er bukt i dengan keber angkat an
r ibuan or ang sukar elaw an Laskar Jihad ke Ambon beber apa saat set elah
t abligh akbar t er sebut . Ber hasilnya “fr aming” ini t idak t er lepas juga dar i r asa
kekecew aan yang muncul akibat lambannya dan ket idakt egasan apar at
keamanan dalam menyelesaikan konflik. Pent ingnya RMS ini unt uk diangkat
menjadi sebuah isu adalah kar ena dampak emosi yang dit imbulkan di t
engah-t engah masyar akaengah-t . Secar a hisengah-t or is RMS meninggalkan luka yang dalam bagi
sebagian masyar akat Maluku yang menjadi kor ban pada masa RMS di t ahun
1950an. Dan bagi sebagian or ang RMS memiliki ikat an emosi t er sendir i oleh
di Ambon maupun yang t er ikat kar ena fakt or sejar ah. Kehadir an RMS di
t engah-t engah masyar akat Ambon mer upakan isu lama yang bukan hanya
sekedar isu. Kar ena ideologi RMS secar a emosional t elah t er konst r uksi dalam
sebagian dir i masyar akat Ambon. Ideologi yang ter kandung dalam isu RMS
dipakai bukan saja sebagai ger akan per law anan t er hadap kebijakan
pemer int ah di Maluku khususnya Ambon yang ber t ent angan dengan kebijakan
maupun kear ifan masyar akat lokal, t api juga sebagai ident it as kolekt if yang
t er ikat secar a psikologis. Bagi masyar akat Ambon yang ber simpat i dan
memper juangkan ideologi RMS, RMS bukanlah sebuah ger akan separ at is yang
ingin mendirikan negar a sendiri t er pisah dar i NKRI. kar ena menur ut
pandangan mer eka RMS t elah ada dan mer deka sebelum NKRI muncul di tahun
1950.
Ikat an emosi inilah yang dipakai oleh agen dalam membingkai sebuah
ger akan. Emosi yang menur ut definsi Roger Pet er sen emosi adalah sebuah
mekanisme yang memicu aksi unt uk memenuhi suat u per hat ian mendesak.
Emosi beker ja didalam sebuah sit uasi melalui dua car a ; (1) saat emosi
meningkat kan “hasr at ” yang menonjol dar i keinginan/ per hat ian di atas lainnya
; dengan kat a lain emosi membant u menyeleksi kei nginan-keinginan yang ada.
(2) suat u emosi menguat kan kedua kemampuannya secar a kognit if dan fisik
yang dibut uhkan unt uk mer esponi dalam sit uasi sebuah t unt ut an at au
per law anan.7 Emosi pent ing unt uk dikait kan dengan konflik Ambon, kar ena
selain unt uk melihat mengapa isu RMS bisa ber pengar uh t er hadap masyar akat
Ambon dan dampaknya dar i isu ini sehingga mampu menjelaskan bagaimana
masyar akat Ambon bisa begit u r eakt if t er hadapnya. Konsep emosi ini juga
dapat membant u dalam melihat beber apa masalah, seper t i bagaimana emosi
ini bisa menjadi salah sat u kekuat an yang bisa membangkit kan sebuah ger akan
per law anan dar i masyar akat pada suat u ident itas.
7
Menur ut Pet er emosi bisa membant u menjelaskan suat u essensi at as
sebuah ident it as. Ket ika Ident it as ber lipat ganda dan dit empa (malleable)
sebuah ident it as bisa megkr ist al ket ika suat u ident it as (salah sat u) t er sebut
digenggam dalam emosi yang kuat (power ful emotion). Ada empat pilar dar i
Emot ion (emosi) : fear (ket akut an), Hatr ed (kebencian), Raged (amukan,
kemar ahan), Resent ment (kejengkelan,kegusar an). Mengapa isu RMS ini begit u
pent ing, bisa dilihat dar i beber apa per spekt if, isu ini muncul sebagai alat
per law anan t er hadap kebijakan pemer int ah yang ber law anan dengan kear ifan
lokal (kebudayaan lokal), sebagai inst r ument komer sial, sebagai alat “t er or ”
t er hadap masyar akat , isu ini juga bisa dipakai unt uk membangkit kan emosi
masyar akat yang secar a hist or is per nah menjadi kor ban RMS dier a t ahun
1950an. Ket akut an akan bangkit nya RMS ini dir asakan khususnya oleh
masyar akat Muslim yang dulu t er kena dampaknya. Kar ena dengan isu adanya
ger akan RMS dengan isu pember sihan umat Islam t elah membakit kan luka
lama akan ger akan RMS di masa lalu. Emosi kemar ahan dan kebencian yang
bangkit dikalangan masyr akat Muslim diimplement asikan menjadi sebuah
amukan massa. It u sebabnya mengapa isu RMS ini ber pot ensi t inggi unt uk
dijadikan komodit as (inst r ument ) dalam membangkit kan amar ah masyar akat .
Pent ingnya isu RMS didalam kehidupan sosial masyar akat Ambon
secar a hist or is dalam masyar akat menjadkan isu ini sebagai hal yang t abu
unt uk dibicar akan oleh kar ena “ancaman” t er pendam dalam isu ini maka t idak
her an apabila pada masa or de bar u isu ini selalu dir edam oleh pemer int ah
namun t et ap dipelihar a sebagai alat t er r or t er hadap masyar akat . Hal ini bisa
dilihat dar i sedikitnya pember it aan yang muncul di media massa t ent ang
akt ivit as RMS di Belanda maupun di Maluku. Mengutip hasil w aw ancar a
dengan Jacky Manuputt y yang menyebut kan bahw a pemer int ah di masa or de
bar u melalui Milit er , TNI selalu menggunakan isu RMS ini unt uk menunjukan
kekuat an milit er mer eka di t anah Maluku. Menur ut nya di jaman or de bar u
set iap t ahun t er jadi penangkapan t er hadap par a mant an anggot a RMS oleh
Milit er dan anggot a RMS t er sebut di ar ak/ angkut menggunakan t r uk dengan
t er sebut dilepaskan kembali beber apa har i kemudian.8Melalui kejadian ini
dihar apkan t imbul semacam ket akut an dar i dalam dir i masyar akat akan
dampak dar i RMS. Met ode yang digunakan pemer int ah Soehar t o boleh
dikat akan ber hasil kar ena selama jaman or de bar udan pasca r unt uhnya
kekuat an RMS pada t ahun 1962. Masyar akat Maluku khususnya Ambon sangat
par anoid dengan segala sesuat u yang memiliki kait an dengan RMS. Sit uasi ini
ber t olak belakang dengan adanya r it ual pengibar an bender a di hampir set iap
bulan Apr il dar i t ahun ke t ahun. Kar ena bagaimana masyar akat yang t r aumatis
dan par anoid dengan set iap symbol, at r ibut maupun inst r ument yang
ber kait an dengan RMS ber ani unt uk menaikkan bender a maupun melakukan
akt ivit as yang ber kait an dengan RMS. Kar ena hingga kini pengibar bender a
yang t er jadi sebelum t ahun 1999 t idak per nah t er t angkap dan t idak jelas siapa
pelaku sebenar nya.
Dilain sisi ikat an kult ur al dan per saudar aan yang t er jadi ant ar a
masyar akat Maluku yang ber ada di Ambon dan masyar akat Maluku yang
ber ada di Belanda sangat lah er at . Ini t er lihat dar i kehidupan ber budaya
Maluku yang masih kent al di ant ar a masyar akat Maluku di Belanda. Or ang
Maluku yang di Belanda t idak sedikit yang menar uh simpat i dan bahkan hingga
kini masih t et ap memper juangkan idelogi RMS yang menginginkan kedaulat an
penuh bagi Maluku lepas dar i NKRI. Hubungan keker abat an ant ar a masyar akat
Maluku Ambon dan masyar akat Maluku Belanda yang ber simpat i dan masih
memper juangan visi RMS inilah yang cender ung menjadi mot ivasi bagi
penduduk di Ambon unt uk melakukan akt ivit as-akt ivit as yang menunjukan
eksist ensi RMS di Ambon dengan t ujuan ekonomi. Ber bicar a mengenai RMS di
Ambon at aupun Maluku pada umumnya t idak bisa t er lepas dar i pengar uh
keber adaan masyar akat Maluku di Belanda. Dar i hasil w aw ancar a dengan
salah sat u w ar t aw an senior yang juga salah sat u akt ivis ger akan per damaian,
Rudi Fofid, mengat akan bahw a ada hubungan t imbal balik ant ar a akt ivit as RMS
oleh masyar akat Ambon dengan dana yang ber asal dar i Belanda. Dalam
penger t ian bahw a selama ini masyar akat yang t er pinggir kan memper oleh
8
per hat ian dar i saudar a, ker abat , sedaer ah (sekampung) yang ber ada di
Belanda yang lekat dengan paham RMS. Sehingga dengan sit uasi ini maka ada
t anggung jaw ab secar a mor al at aupun dengan alasan ekonomi kegiat an RMS
dilakukan oleh masyar akat di Ambon, mot ivasi-mot ivasi t er sebut pun masih
dipert anyakan seper t i pengibar an bender a di halaman sekolah pada t ahun
1993.9Fakt or -fakt or inilah yang menjadikan isu RMS sangat dinamis dan
ber dinamika di Ambon sebelum konflik t er jadi di t ahun 1999 dan mencapai
klimaksnya dengan munculnya FKM.
5. DINAMIKA ISU RMS DALAM PROSES PERDAMAIAN
Set elah ber konflik kur ang lebih selama 3 t ahun, melalui mediasi yang
diket uai oleh Menko Kesr a Jusuf Kalla sebuah per undingan dilakukan unt uk
memper t emukan kedua pihak yang ber t ikai. Per undingan yang dinamakan
dengan per t emuan Malino II kar ena mengambil t empat di Malino it u dihadir i
35 anggot a delegasi Islam dan Kr ist en. Selain ke 70 delegasi t er sebut hadir juga
Guber nur Maluku Saleh Lat uconsina, Wagub bidang Kesr a Paula Renyaan,
Pangdam XVI/ Pat t imur a Br igjen Must opo, Kapolda Maluku Soenar ko Danu
Ar diant o, Ket ua DPRD Maluku Et t y Sahubur ua, Walikot a Ambon MJ Papilaja.
Sedangkan dar i pemer int ah pusat selain Menkokesra hadir juga Menkopolkam
Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Laksamana Widodo AS dan Kapolr i
Jender al Da’I Bacht iar . Dalam per t emuan ini menur ut ket ua delegasi Kr ist en
Tony Par iela dar i kesemua 17 but ir per bedaan ber dasar kan per t emuan Januar i
di Makasar , 15 but ir t elah mencapai kesepakat an hanya dua but ir yang
menemui jalan bunt u. Dua but ir t er sebut menyangkut isu RMS dan keber adaan
laskar jihad. Pada per t emuan ini muncul per debat an yang disebabkan oleh
pihak Kr ist en yang menginginkan laskar jihad dipulangkan kar ena mer eka
menilai dengan kehadir an laskar jihad konflik akan t er us t er jadi. Sedangkan
dar i pihak Muslim memint a kelompok RMS ditindak lebih dulu.
9
Semenjak aw al konflik Ambon di t ahun 1999 t elah t er sebar Isu RMS
yang diduga sebagai pihak yang ber t anggung jaw ab. Gencar nya per kembangan
isu ini dalam masyar akat sebenar nya t elah diant isipasi oleh pemer int ah.
Ter lihat dar i sikap pemer int ah melalui Dephankam yang mengajukan dua
Rancangan Undang-undang (RUU) yang nant inya menjadi RUU PKB
(Penanggulangan Keadaan Bahaya). Rancangan Undang-undang yang diajukan
ini t ent ang Rakyat Ter lat ih (Rat ih) dan RUU t ent ang keselamat an dan
keamanan negar a. RUU ini disampaikan Feisal Tanjung selaku Ment er i
Per t ahanan Keamanan (Menhankam) dalam r apat par ipurna DPR RI yang
dipimpin oleh Ket ua MPR/ DPR Har i Sabar no 19 Juli 1999 di Jakar t a.10
Menur ut nya ada t iga bent uk ancaman t er hadap keselamat an dan keamanan
Negar a, yakni ancaman t er hadap Negar a Kesat uan RI oleh ger akan feder alis
dan separ at is, seper t i APRA (Angkat an Per ang Rat u Adil), GAM (Ger akan Aceh
Mer deka), RMS (Republik Maluku Selat an) dan OPM (Organisasi Papua
Mer deka). Ancaman t er hadap ideologi negar a pancasila seper t i per ist iw a
Pember ont akan PKI (Par t ai Komunis Indonesia) Madiun 1948, DI/ TII, dan
ancaman t er hadap per sat uan dan kesat uan bangsa dengan t er jadinya
ker usuhan-ker usuhan SARA. Dimana dalam pelaksanaannya, at as ijin pr esiden,
Panglima TNI dapat menggunakan kekuat an TNI dan dapat melakukan
t indakan-t indakan t er t ent u yang dalam pelaksanaannya didelegasikan kepada
Pangdam dengan dibant u oleh Kapolr i dan Kepala Kejaksaaan Tinggi (Kejat i).
Tindakan-t indakan it u seper t i : pelar angan sement ar a seseor ang memasuki
at au meninggalkan suat u w ilayah t er t ent u, pembat asan at au penut upan
w ilayah, dan pembat asan or ang diluar r umah. langkah-langkah pemer int ah
unt uk mengat asi isu-isu yang menjadi sumber per t ikaian adalah dengan
mengadakan per undingan yang melibat kan t okoh-t okoh Muslim dan Kr ist en
dalam per undingan yang diadakan di Malino, Makasar 12 Febr uar i 2002.
Set elah per undingan yang dilakukan selama kur ang lebih t iga har i di Malino.
Muncul 11 point per janjian damai Maluku yang diyakini dapat menyelesaikan
per t ikaian dan menjer nihkan sumber -sumber masalah yang muncul selama ini
10
seper t i isu RMS dan keber adaan laskar Jihad. Dengan suksesnya kesepakat an
melalui per janjian Malino yang dicapai oleh kedua pihak yang ber t ikai, muncul
cikal bakal per damaian di Ambon. Kar ena pada pelaksanaannya hasil
per janjian t er sebut mampu diakt ualisasikan dan dir ealisasikan oleh semua
pihak dalam menangani isu-isu yang menjadi per masalahan khususnya
mengenai isu RMS dan keber adaan laskar jihad di Ambon.
6. KESIMPULAN
Munculnya isu RMS dalam konflik Ambon yang dinyat akan oleh
beber apa pihak seper t i t okoh-t okoh Milit er , polit isi maupun agama. yang
menyat akan ket er libat an RMS dalam konflik yang dimot or i oleh komunit as
Kr ist en yang hendak mendir ikan negar a Sekt ar ian Kr ist en di w ilayah selat an
Maluku dan t er ancamnya masyar akat Muslim Maluku kar ena akan adanya
pember sihan agama oleh komunit as Kr ist en. Telah membangkit kan r asa
solidar it as dan nasionalisme ber dasar kan per samaan ident it as keagamaan
dihampir selur uh w ilayah Indonesia. Ber dasar kan fr aming yang dibangun oleh
agent t er sebut dan dipublikasikan media massa t elah mampu memobilisasi
massa dalam jumlah besar unt uk t er libat dalam konflik. Sehingga eskalasi
konflik makin meningkat paska kehadir an laskar jihad dan munculnya FKM
sebagai opposisinya. Disamping lambannya dan ket idakt egasan milit er
maupun apar at keamanan yang cender ung par sial dalam penanganan konflik
dengan alasan yang sifatnya lebih per sonal dan subjekt if.
Dapat disimpulkan bahw a isu RMS pada konflik Ambon t ahun 1999
sangat ber dampak negat ive dalam pr oses per damaian dan menjadi penyebab
meningkat nya eskalasi konflik kar ena konflik yang t adinya hor izont al
ber siner gi dengan isu separ at ism akhir nya menjadi konflik ver t ikal. Melalui
Fr aming yang dibangun oleh beber apa agent yang menyat akan isu RMS
sebagai penyebab konflik dan akan didirikannya negar a sekt ar ian Kr ist en
melalui pember sihan salah sat u agama t elah ber hasil menar ik solidar it as dan
dengan ideologi RMS semakin membuat pr oses per damaian di Ambon sulit
dilakukan kar ena kedat angan laskar jihad ke Ambon meskipun unt uk
memper t ahankan int egr it as NKRI dar i isu RMS namun mer eka menggunakan
jalan keker asan unt uk melaw an selur uh masyar akat Kr ist en Maluku dengan
asumsi bahw a semua or ang Kr ist en Maluku adalah separ at is.
DAFTAR PUSTAKA
Adit jondr o, G.J, 2001, Cer min Ret ak Indonesia, Cer min, Yogyakar t a
Baldr idge, J. Vict or y, 1998, Sociology : A cr it ical Appr oach t o Power Conflict and Change. New Yor k, London, Sidney, Tor ont o : John Wiley and Son, Inc
Bar r on, Pat r ick, dkk, 2012, Per ang Komunal : Memahami Keker asan Pasca-Konflik dan Indonesia Timur dan Upaya Penanganannya, CSPS Books, Yogyakar t a
Ber t r and, Jacques, 2004, “Nat ionalism and Et hnic Conflict in Indonesia”, Cambr idge Univer sit y Pr ess, New Yor k
Chauvel, R. 1990, “Nat ionalist s, Soldier s, and Separ at ist s”, KILTV Pr ess, Leiden
Davis, Ger ald F, dkk, 2005, Social Movement s and Or ganizat ion Theor y, Cambr idge Univer sit y Pr ess, New Yor k
Fainst ei, Nor man I. and Fainst ein, Susan S, 1974, Ur ban Polit ical Movement s. Englew ood cliff, New Jer sey:Pr ent ice –Hall, Inc
Gur r , T.R. “Minor it ies at Risk”, 1993, Unit ed St at es Inst it ut e of Peace Pr ess, Washingt on DC
Hadi, Syamsul, dkk, 2007, Disint egr asi Pasca Or de Bar u : Negar a, Konflik Lokal, dan Dinamika Int er nasional, Cent r e for Int er nat ional Relat ions St udies (CIReS) dengan Yayasan Obor Indonesia, Jakar t a
Hanitzsch, Thomas, dkk, 2002, Media-Milit er -Polit ik. “Cr isis Communicat ion : Per spekt if Indonesia dan Int er nasional”, Galang, Yogyakar t a
Har per , Char les L, 1986, Explor ing Social Change. New Jer sey : Pr ent ice Hall
Doug Mc Adam, John D. McCar t hy & Mayer N. Zald (Cambr idge: Cambr idge Univer sit y Pr ess
McAdam, Doug, 1996, Concept ual Or igins, Cur r ent Pr oblems, Fut ur e Dir ect ions dalam “Compar at ive Per spect ive on social movement s polit ical Oppor t unit ies, mobilizing st r uctur es, and cult ur al fr amings”, ed. Doug Mc Adam, John D. McCar t hy & Mayer N. Zald, Cambr idge: Cambr idge Univer sit y Pr ess
Mir sel, Rober t , 2004, Teor i Per ger akan Social, Resist Book, Yogyakar t a
Pet er sen, Roger D, 2002, Under st anding Et hnic Violence, Cambr idge Univer sit y Pr ess
Pier is, John, 2004, Tr agedi Maluku : Sebuah Kr isis Per adaban, Yayasan Obor Indonesia, Jakar t a
Sit umor ang, Abdul W, 2007, “Ger akan Sosial” : St udi Kasus Beber apa Per lawanan, Pust aka Pelajar , Yogyakar t a
Soenyono, 2008, Ger akan Sosial Masyar akat Miskin Per kot aan : Polit ical Oppor t unit ies, Mobilizing St r uctur es, dan Cultur al Fr aming, Insan Cendekia
Suaedy, Ahmad, 2000, Luka Maluku : Milit er Ter libat, Inst it ut St udy Ar us Infor masi, Jakar t a
Sudar sono, Juw ono, 1976, Pembangunan polit ik dan Per ubahan Polit ik, Jakar ta : Gr amedia
Sudibyo, Agus, 2001, Polit ik media dan Per t ar ungan Wacana, LkiS, Yogyakar t a
Susan, Novr i, 2010, Pengant ar sosiologi konflik dan isu-isu konflik kont empor er , Kencana, Jakar t a
Tar r ow , Sidney, 1998, Social Movement s in Cont ent ius Polit ics : A r eview,
Califor na: Sage Publicat ions
Tr i, Rat naw at i, 2006, Maluku Dalam cat at an seor ang penelit i- menat ap ke depan agenda pasca konflik dan t ugas pemer int ah pusat ,, Loulembah, M. Ichsan, Pust aka Pelajar
Tr ijono, Lambang, 2001, Keluar dar i Kemelut Maluku, Pust aka Pelajar , Jogjakar t a
Wailer uny, Semuel, 2010, Membongkar konspir asi di balik Konflik Maluku, Yayasan Pust aka Obor Indonesia, Jakar t a
Yahya, Muhaimin dan colin Mac Andr ew s, 1998, Masalah-masalah Pembangunan Polit ik, UGM Pr ess, Yogyakar t a
Zald, Mayer N, 1996, “Cult ur e, Ideology, and St rat egic” dalam Compar at ive Per spect ive on Social movements Polit ical Oppor t unit ies, Mobilizing St r uctur es, and Cult ur al Fr aming, ed. Doug McAdam, John D. Mc Car t hy & Mayer N. Zald , Cambr idge Univer sit y Pr ess
JURNAL
Br ow n, Gr aham,dkk, 2005, Over coming Violent Conflict volume IV : Peace and development analysis in Maluku and Nor t h Maluku,CPRU-UNDP, LIPI and BAPPENAS, Jakar t a
Shar p, St eve, 2011, “Fr aming Religious Conflict Pr imor dialism Wr it Lar ge”, Asia Pacific Media Educat or , Issue No.21