• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII D dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Menurut Taksonomi Bloom di SMPN 1 Boyolangu Tahun Ajaran 2009/2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII D dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Menurut Taksonomi Bloom di SMPN 1 Boyolangu Tahun Ajaran 2009/2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PAPARAN HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini dijelaskan (a) paparan data meliputi: (1) paparan data pra

penelitian, (2) paparan data penelitian, (b) temuan penelitian dan (c) pembahasan.

A. Paparan Data

1. Paparan Data Pra Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti lebih dahulu mengadakan

studi pendahuluan di lokasi penelitian yaitu di SMPN 1 Boyolangu yang

beralamatkan di Jalan Raya Boyolangu Tulungagung. Adapun guru mata

pelajaran matematika adalah Abdul Majid, S.Pd dengan guru pembimbing les

yaitu Priharyadi, S.Pd dan Siti Nurhayati, S.Pd, sedangkan siswa yang

menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMPN 1 Boyolangu.

Pada hari Senin tanggal 5 April 2010 peneliti menemui guru mata

pelajaran dan guru pembimbing les matematika untuk mengumpulkan

informasi terkait dengan tingkat kesalahan siswa dalam mempelajari

matematika. Menurut guru mata pelajaran dan guru pembimbing les, tingkat

kesalahan siswa tentang matematika sangat bervariasi, artinya ada yang

kesalahannya pada tahap rendah, sedang dan ada pula yang pada tahap tinggi.

Pada kesempatan ini pula peneliti menyampaikan maksud untuk mengadakan

penelitian tentang analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

(2)

Guru mata pelajaran dan guru pembimbing les matematika menyambut

dengan baik maksud peneliti dan bersedia membantu selama mengadakan

penelitian. Peneliti juga meminta ijin untuk melakukan observasi di kelas VIII

D. Peneliti diijinkan untuk mengadakan observasi, akan tetapi disarankan

pada hari Kamis tanggal 8 April karena pada hari tersebut ada jadwal

matematika untuk kelas VIII D. Sedangkan untuk tes tulis, peneliti disarankan

untuk melaksanakan tes tulis pada hari Selasa tanggal 20 April 2010, sebab

pada minggu sebelumnya kelas VIII libur untuk UAS kelas IX.

Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 8 April 2010 peneliti mengurus

perijinan untuk mengadakan penelitian dengan menyerahkan Surat Ijin

Mengadakan Penelitian yang ditujukan kepada Kepala SMPN 1 Boyolangu.

Berdasarkan kesepakatan sebelumnya dengan guru mata pelajaran, pada hari

itu juga peneliti melakukan observasi di kelas VIII D tepatnya pada pukul

08.20 – 09.40 WIB. Materi yang disampaikan pada saat itu adalah lingkaran

yang akan digunakan untuk persiapan ujian tengah semester. Beberapa catatan

peneliti tentang pembelajaran pada hari itu adalah bahwa guru mata pelajaran

menyampaikan materi lingkaran didominasi dengan metode ceramah, tanya

jawab dan pemberian tugas berupa soal. Beberapa siswa diminta untuk

mengerjakan soal di depan dan sesekali siswa diberi pertanyaan dengan lisan.

Tapi ada beberapa siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru

(3)

Pertemuan pada hari itu diakhiri dengan pemberitahuan bahwa akan

diadakan tes tulis tentang materi lingkaran pada hari Selasa tanggal 20 Mei

2010. Guru mata pelajaran juga menyampaikan bahwa hasil tes tertulis nanti

akan dijadikan bahan pertimbangan nilai tengah semester pelajaran

matematika dengan tujuan agar siswa bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan soal. Soal tes yang akan diujikan sebelumnya dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing, 2 dosen Tadris Matematika dan disetujui oleh

guru mata pelajaran matematika. Adapun lembar validasi tes tertulis bisa

dilihat pada lampiran 2.

2. Paparan Data Penelitian

Pada bagian ini akan dipaparkan data-data yang berkenaan dengan

kegiatan penelitian dan subjek penelitian selama melaksanakan penelitian.

Ada tiga bentuk data dalam kegiatan penelitian ini yaitu data dari jawaban tes

tertulis siswa, data hasil wawancara dan dari angket. Ketiga data tersebut akan

menjadi pertimbangan pada tahap apa kesalahan umum yang dilakukan siswa

dan faktor apa yang mempengaruhi kesalahan dalam menjawab soal tes materi

lingkaran.

Tes tertulis dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Mei 2010 pukul

08.20 – 09.00 WIB yang diikuti oleh 41 siswa dari 42 siswa yang terdaftar, 1

siswa tidak dapat mengikuti tes tertulis karena ijin sakit. Materi yang

dijadikan bahan dalam tes tertulis ini adalah tentang lingkaran sejumlah 6 soal

(4)

nomor 3 sampai dengan nomor 6 masing-masing 1 butir soal. Pelaksanaan tes

tertulis diamati langsung oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat dari

Program Studi Tadris Matematika yaitu Irma Suryani.

Pada saat awal pelaksanaan tes tertulis, peneliti mengingatkan kepada

siswa bahwa hasil dari tes tersebut akan menjadi bahan pertimbangan nilai

tengah semester pelajaran matematika. Oleh karena itu siswa diharapkan

menjawab soal dengan sungguh-sungguh secara mandiri dan tidak ada

pertanyaan yang tidak dijawab (terlewatkan).

Dari hasil pengamatan peneliti pada awal pelaksanaan tes tertulis ini,

secara umum siswa mengerjakan soal secara mandiri dan sungguh-sungguh,

namun di tengah-tengah pelaksanaan tes beberapa siswa ada yang berusaha

untuk bekerjasama dengan siswa lain, akan tetapi peneliti sebagai pengawas

tes langsung mengingatkan mereka untuk bekerja secara mandiri. Peneliti

beberapa kali mengingatkan lagi pada siswa untuk tidak bekerja sama dengan

siswa lain. Menjelang tes berakhir peneliti memberitahukan pada siswa bahwa

sekitar seminggu lagi beberapa siswa akan dimintai bantuan untuk

pelaksanaan wawancara terkait tes yang baru dilaksanakan. Akhirnya tes

tertulis bisa berjalan lancar sampai akhir waktu yang telah ditentukan yaitu

pukul 09.00 WIB. Setelah siswa selesai mengerjakan tes tertulis dan

mengumpulkan hasil pekerjaannya, peneliti menyebarkan angket guna

mengetahui faktor-faktor di luar faktor kognitif yang bisa menguatkan data

(5)

Setelah pelaksanaan tes tertulis dan pengisian angket, peneliti

mengoreksi jawaban siswa dengan memberikan skor sebagai berikut: (1)

untuk soal nomor 1 jika jawaban sempurna total skornya adalah 10 dengan

skor setiap butir adalah 5, jika jawaban salah atau tidak dijawab skornya 0; (2)

untuk soal nomor 2 jika jawaban sempurna skor totalnya adalah 20 dengan

skor setiap butir adalah 10 yang terbagi lagi menjadi 2a1 dan 2a2 dengan

skor 5, jika jawaban salah atau tidak dijawab skornya 0; (3) untuk soal nomor

3 jika jawaban sempurna skornya adalah 10, jika jawaban salah atau tidak

dijawab skornya 0, dan jika jawaban kurang lengkap atau kurang sempurna

maka skornya 5; (4) untuk soal nomor 4 sampai 6 jika jawaban sempurna skor

total setiap soal adalah 20, jika jawaban salah atau tidak dijawab skornya 0

dan jika jawaban kurang tepat skornya 5-15. Hasil skor tes tertulis bisa dilihat

pad Tabel 4.1 dan beberapa hasil jawaban siswa pada saat mengikuti tes

tertulis bisa dilihat pada lampiran 4.

Dari hasil pengoreksian tes tertulis peneliti mengadakan kegiatan

wawancara terkait dengan jawaban tes tertulis dan pengisian angket siswa.

Dari 41 siswa yang mengikuti tes tertulis peneliti mengambil 12 siswa yang

dianggap bisa mewakili seluruh siswa yang mengikuti tes tertulis untuk

mengikuti kegiatan wawancara. Siswa yang dipilih sebanyak 12 adalah siswa

yang melakukan kesalahan pada Taksonomi Bloom. Pelaksanaaan wawancara

(6)

sedang tidak terpakai karena libur. Adapun nama-nama siswa dan jadwal

pelaksanaan wawancara bisa dilihat pada lampiran 5, sedangkan transkip

wawancara secara lengkap bisa dilihat pada lampiran 6.

Kesalahan siswa dalam tes tertulis yang sesuai dengan Taksonomi

Bloom terdiri dari enam tahapan yaitu soal nomor 1 pengetahuan, 2

pemahaman, 3 penerapan, 4 analisis, 5 sintesis dan 6 evaluasi. Tabel 4.1

berikut menunjukkan tingkat kesalahan siswa dalam menyelesaiakan soal

lingkaran menurut Taksonomi Bloom.

(7)

Lanjutan Tabel 4.1 No.

Urut Nama Siswa

Nomor Soal

Nilai 1a 1b 2a1 2a2 2b1 2b2 3 4 5 6

25. Meyda Putri A. S. D. B S S S B S S S K K 40 26. Moch. Rizal Nur R. B B S S S S K K K B 60

27. Muh. Bayu I. S. B B S S S S S S K K 20

28. Nayo Diah Fauziah B B S B B B B B K K 65 29. Novi Sulistyowati B B S S S S B B K K 65 30. Nur Fitriana Gayanti B B S B B B B B K K 70

31. Nurma Nurhayati B B S B S B B B K K 65

32. Pinky Ayuning S. B B S B S B B B K K 60

33. Putri Laras Nastiti A. B B S S B S B B K K 60 34. Risqi Nopita Sari B B B B B B B B K B 85 35. Robby Miftakhul H. B B S B B S B K K S 50

36. Rudi Sanjaya B B B B B B B B K K 65

37. Sasitarani B S S B S S B B K K 55

38. Titis Widuri H. B B S B B S B B K K 65

39. Yesi Wulandari B B S B B B B B K K 70

40. Bayu Chris Stiwan R. B B B B B B K B K K 65

41. Sekty Prasetyo B B S B S S B B K K 60

Keterangan:

B : jawaban benar

K : jawaban kurang lengkap atau kurang tepat S : jawaban salah atau tidak dijawab

Untuk kriteria jawaban kurang lengkap atau kurang tepat dalam

penghitungan prosentase akan dihitung sebagai kesalahan. Adapun jumlah dan

prosentase tingkat kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran

menurut Taksonomi Bloom untuk masing-masing butir soal disajikan dalam

(8)

Tabel 4.2 Jumlah dan Prosentase Tingkat Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Menurut Taksonomi Bloom

No.

Soal Jumlah Prosentase Rata-rata

1a 0 0 %

4,88 %

1b 4 9,76 %

2a1 34 82,93 %

65,86 %

56,72 %

2a2 20 48,78 %

2b1 15 36,59 %

47,57 %

2b2 24 58,54 %

3 9 21,95 % 21,95 %

4 19 46,34 % 46,34 %

5 41 100 % 100 %

6 33 80,49 % 80,49 %

a. Paparan Kesalahan Siswa dalam Menjawab Soal

Berikut ini akan diuraikan secara lebih rinci data yang telah

dikumpulkan berkaitan dengan berbagai tingkat kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal lingkaran menurut Taksonomi Bloom. Agar lebih

mempermudah dalam memahami data, maka pemaparan data akan

disajikan per butir soal dalam tes tertulis materi lingkaran.

1) Soal nomor 1 (pengetahuan)

a) Nomor 1a

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 semua siswa yang mengikuti

tes tertulis tidak ada yang menjawab dengan salah soal nomor 1a.

Dari 41 siswa yang mengikuti tes tertulis, jawaban yang dituliskan

ada 3 variasi jawaban, namun jawaban tersebut memiliki makna

(9)

adalah .r2, adapula yang menjawab rumus luas lingkaran adalah

r

r

.

.

sebanyak 7 siswa, sedangkan sisanya sebanyak 2 siswa

menjawab rumus luas lingkaran adalah

.

r

.

r

atau .r2.

b) Nomor 1b

Untuk soal nomor 1b berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2

sebanyak 4 siswa yaitu nomor urut 2, 25, 32 dan 37 menjawab

rumus keliling lingkaran dengan salah. Dari jawaban 4 siswa

tersebut letak kesalahannya adalah sama, mereka menjawab rumus

keliling lingkaran adalah 2..r2. Dari 4 siswa, 3 diantaranya

mengatakan menjawab salah dikarenakan lupa. Hal ini diperjelas

dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 2 (AR)

sebagai berikut:

Peneliti : ...Dimulai dari nomor 1, tuliskan rumus untuk mencari a. Luas lingkaran dan b. Keliling lingkaran.

Siswa : Luas lingkaran itu .r2 dan keliling itu 2..r2 Bu. Peneliti : Untuk mencari kelilingnya menggunakan 2..r2? Siswa : Iya Bu, seingat saya untuk mencari keliling itu ada

perkalian 2 nya.

Dari petikan wawancara di atas terihat AR hanya

mengingat rumus keliling lingkaran tersebut terdapat unsur

perkalian dengan 2 namun AR melakukan kesalahan karena untuk

(10)

2) Soal nomor 2 (pemahaman)

a) Nomor 2a

Menurut tabel 4.1 dan 4.2 ada 34 siswa yang menjawab

salah pada soal nomor 2a1 yang menanyakan tentang pengertian

dari panjang busur lingkaran dan 20 siswa menjawab salah nomor

2a2 yang menanyakan pengertian dari luas juring lingkaran. Siswa

yang menjawab salah kebanyakan mereka hanya mengartikan

panjang busur dan luas juring lingkaran dengan penunjukkan pada

gambar secara langsung bukan mengartikannya secara gamblang.

Berikut petikan wawancara peneliti dengan siswa yang menjawab

salah nomor 2a yakni siswa nomor urut 23 (LPW).

Peneliti : Sekarang lanjut ke soal nomor 2 yang a. Apa yang dimaksud panjang busur lingkaran dan luas juring lingkaran...

Siswa : Ini yang a pengertiannya saya tidak tahu Bu, tapi kalau yang b dari gambar ini, panjang busur itu yang garis lengkung AB ini (sambil menunjukkan busur AB), dan juring lingkarannya itu yang diarsir ini Bu (sambil menunjukkan juring AOB)

Dari petikan wawancara tersebut terlihat bahwa LPW

menjelaskan pengertian busur dan juring langsung pada

penunjukan gambar. Di sini terlihat bahwa subjek bisa

menunjukkan gambar secara konkrit tapi tidak bisa menjelaskan

pengertiannya. Ini berarti kriteria Taksonomi Bloom tahap

(11)

b) Nomor 2b

Soal nomor 2b menanyakan tentang perbedaan busur dan

juring pada gambar. Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 sebanyak 15

siswa menjawab salah soal nomor 2b1 yang meminta siswa untuk

menunjukkan busur pada gambar. Dari 15 siswa 6 siswa yaitu

nomor urut 10, 17, 31, 32, 33 dan 37 menjawab salah saat

menunjukkan busur karena yang ditunjukkan adalah tali busur

bukan busurnya, sedangkan 9 siswa lainnya dan nomor 3, 4, 12,

13, 22, 26, 27, 29 dan 41 menjawab salah karena penunjukannya

pada gambar tidak jelas. Hal ini diperjelas dengan hasil wawancara

dengan siswa nomor urut 32 (PAS) sebagai berikut:

Peneliti : ...2b. Tunjukkan dengan gambar, perbedaan antara panjang busur dan luas juring lingkaran!

Siswa : Busur lingkaran itu garis ini Bu (sambil menunjuk tali busur) sedangkan juring itu daerah yang saya arsir ini yang dibatasi dua jari-jari dan sebuah busur.

Dari petikan wawancara di atas terlihat bahwa PAS salah

dalam menunjukkan busur lingkaran karena yang ditunjukkan

adalah tali busur lingkaran. Berikut ini gambar dari PAS yang

menunjukkan kesalahannya saat menunjukkan busur lingkaran.

Juring

Busur

(12)

Untuk soal nomor 2b2 yang meminta siswa menunjukkan

juring lingkaran, berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 ada 24 siswa yang

menjawab salah, 2 diantaranya yang bernomor urut 10 dan 11

menjawab salah karena menunjukkan segitiga dalam lingkaran,

bukan menunjukkan juring lingkaran. Berikut petikan wawancara

peneliti dengan siswa nomor urut 10 (DN).

Peneliti : ...2b. Tunjukkan dengan gambar, perbedaan antara panjang busur dan luas juring lingkaran!

Siswa : Panjang busur itu panjang garis lengkung pada lingkaran, yang AB ini Bu (sambil menunjukkan busur AB) sedangkan juring itu yang segitiga AOB ini Bu (sambil menunjukkan segitiga dalam lingkaran).

Dari petikan wawancara di atas terlihat bahwa DN salah

dalam menunjukkan juring lingkaran karena yang ditunjukkan

adalah segitiga dalam lingkaran. Berikut ini gambar 4.2 yaitu

gambar dari DN yang menunjukkan kesalahannya saat

menunjukkan juring lingkaran.

A

B

AOB = Luas Juring O

(13)

Selain jawaban seperti 2 siswa dengan nomor urut 10 dan

11, ada lagi jawaban salah dari 8 siswa yang lain yakni siswa

dengan nomor urut 2, 6, 7, 8, 15, 21, 24 dan 25 yang menjawab

salah karena saat menunjukkan juring lingkaran yang ditunjukkan

adalah tembereng. Hal ini diperjelas dengan hasil wawancara

peneliti dengan siswa nomor urut 7 (CNK) dan siswa nomor urut 8

(DCM) berikut.

Petikan wawancara peneliti dengan CNK:

Peneliti : ...dan 2b. Tunjukkan dengan gambar, perbedaan antara panjang busur dan luas juring lingkaran! Siswa : busur itu garis yang melengkung ini Bu (sambil

menunjuk busur), kalau juring itu yang diarsir ini (sambil menunjuk tembereng).

Petikan wawancara peneliti dengan DCM:

Peneliti : ...dan 2b. tunjukkan dengan gambar perbedaan antara panjang busur dan luas juring lingkaran!

Siswa : Busur itu garis lengkung FG ini (sambil menunjuk busur FG) kemudian kalau juring, daerah yang saya arsir yang dibatasi FG ini Bu (sambil menunjuk tembereng).

Dari petikan wawancara tersebut terlihat bahwa CNK dan

DCM salah dalam menunjukkan juring lingkaran karena mereka

menujukkan tembereng. Berikut adalah gambar CNK (Gambar

4.3) dan DCM (Gambar 4.4) yang menunjukkan kesalahannya saat

(14)

Untuk 14 siswa lain yang menjawab salah nomor 2b2

adalah siswa nomor urut 3, 4, 9, 12, 13, 22, 26, 27, 29, 33, 35, 37,

38 dan 41. Mereka menjawab salah karena penunjukannya pada

gambar tidak jelas atau bahkan tidak digambar.

3) Soal nomor 3 (penerapan)

Untuk soal nomor 3 dari Tabel 4.1 dan 4.2 ternyata ada 9 siswa

yang 6 siswa diantaranya dengan nomor urut 12, 13, 14, 19, 20 dan 28

menjawab sebagai berikut:

perbandingan untuk mencari luas juring AOB, namun penyelesaiannya

6 siswa tersebut belumlah sampai pada hasil akhir meskipun proses

(15)

siswa menghilangkan unsur satuan saat proses penyelesaiannya. Hal

ini diperjelas dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa nomor

urut 14 (DRA).

Peneliti : Kita lanjutkan ke soal nomor 3. Diketahui suatu lingkaran dengan titik pusat O. Juring AOB terletak pada daerah lingkaran yang jari-jarinya 12 cm. Apakah besar

AOB

adalah 30omaka luas juring AOB adalah? Coba kamu jelaskan caranya!

Siswa : Caranya  AOBdibagi 360o sama dengan luas juring AOB dibagi luas lingkaran. Kemudian nilainya saya masukkan jadi 30o dibagi 360o sama dengan luas juring AOB dibagi3,141212. Yang 30o dibagi

o

360 bisa diperkecil jadinya 12

1

dan luas lingkarannya ketemu 452,16. Tapi tidak saya lanjutkan Bu, karena nilainya desimal sulit dihitung.

Peneliti : Tapi caranya mencari luas juring AOB setelah ini bagaimana?

Siswa : Caranya 452,16 dibagi 12 Bu

Dari petikan wawancara dengan DRA terlihat subjek mampu

menjelaskan proses pencarian hasil juring lingkaran namun subjek

tidak melanjutkan penyelesaiannya karena menganggap pembagian

bilangan desimal itu sulit.

Adapun jawaban dari 3 siswa lain yakni siswa dengan nomor

urut 7, 27 dan 40 kesalahannya berbeda-beda. Siswa nomor urut 7 dan

27 kesalahannya dikarenakan jawaban mereka memang tidak

menyangkut dengan soal. Berikut jawaban dari siswa nomor urut 7

(16)

Jawaban dari siswa nomor urut 7 (CNK):

Jawaban dari siswa nomor urut 27: Luas AOB = 12 x 12 = 144 cm

Dari dua jawaban siswa tersebut nampak bahwa siswa tidak paham

dengan maksud dari soal. Hal ini mengisyaratkan bahwa kriteria

pemahaman subjek terhadap soal belum menguasai sehingga tidak bisa

menerapkan pada penyelesaian masalah, sedangkan jawaban siswa

nomor urut 40 (BCSR) hampir sama dengan 6 siswa nomor urut 12,

13, 14, 19, 20 dan 28 namun letak perbedaannya BCSR melanjutkan

proses pencarian luas juring tapi hasil akhir perhitungannya salah.

Berikut jawaban dari siswa nomor urut 40 (BCSR).

(17)

Dari jawaban di atas terlihat bahwa BCSR salah saat menghitung

pembagian bilangan desimal. Saat proses penyelesaian subjek

menghilangkan unsur satuan yang seharusnya tetap dicantumkan. Hal

ini diperjelas dengan hasil wawancara penelti dengan BCSR sebagai

berikut:

Peneliti : Untuk soal nomor 3. Diketahui suatu lingkaran dengan titik pusat O. Juring AOB terletak pada daerah lingkaran yang jari-jarinya 12 cm. Apabila besar AOB adalah

o

30 maka luas juring AOB adalah ?

Siswa : Saya bandingkan Bu, 30o dibagi 360osama dengan luas juring dibagi  . r 2 lalu saya masukkan nilainya. Jadi luas

juringnya 30o dibagi 360o dikali 452,16 yang 30o saya kali dengan 452,16 ketemu 13564,80 dibagi 360o hasilnya 376,8.

Peneliti : Hasilnya 376,8? Coba dihitung lagi

Siswa : (Menghitung) ...376,8cm2 Bu, ini saya keliru waktu menghitung nolnya saya hilangkan jadi saya pikir di belakang koma hanya satu angka.

Dari petikan wawancara di atas terlihat bahwa subjek dalam menjawab

soal nomor 3 prosedur yang digunakan sudah benar namun subjek

salah saat penghitungan pembagian bilangan desimal karena

menghilangkan angka 0 saat menghitung sehingga subjek menganggap

penghitungan angka di belakang koma hanya ada satu angka sehingga

jawabannya menjadi 376,8.

4) Soal nomor 4 (analisis)

Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2 terdapat 19 siswa 14 siswa

(18)

26 dan 35 menjawab kurang lengkap, adapun jawabannya sebagai

dibutuhkan tidak menyertakan prosesnya. Subjek hanya menuliskan

hasil akhirnya saja. Saat proses menghitung juga tampak subjek

menghilangkan unsur satuan, namun pada akhir jawaban satuannya

dimunculkan kembali. Hal ini diperjelas dengan petikan wawancara

antara peneliti dengan siswa nomor urut 4 (ARN) berikut:

Peneliti : ...Seorang petani memiliki pekarangan berbentuk lingkaran seperti gambar di atas dengan jari-jari 7 m. Daerah yang diarsir akan ditanami bayam. Tiap 1 m2

petani membutuhkan pupuk sebanyak 10 gram. Jika 1 gram pupuk harganya Rp 1000,00 berapa uang yang harus disediakan petani untuk membeli pupuk?

Siswa : ...Inikan sudutnya siku-siku, jadi ini seperempat tingginya 7 hasilnya 24,5m2 kemudian daerah yang diarsir caranya dikurangkan antara 38,5m2 dengan hasilnya sama dengan Rp 140.000,00

(19)

Siswa : Dikali 10 lalu dikali lagi Rp 1.000,00 Bu jadi Rp 140.000,00

Berdasarkan petikan wawancara dengan ARN tersebut, terlihat bahwa

ARN melewatkan satu proses menuju jawaban akhir. Namun saat

diwawancara ARN bisa menjelaskan proses mendapatkan hasil akhir.

Siswa dengan nomor urut 10 dan 11 letak kesalahan yang

dilakukan berbeda dengan kesalahan 9 siswa sebelumnya, cara

penyelesaian yang digunakan juga berbeda. Berikut adalah jawaban

dari siswa nomor urut 10 dan 11.

o

Uang yang disediakan = 37,5

10

1000 = Rp 375.000,00

Dari jawaban di atas terlihat bahwa siswa nomor ururt 10 dan

11 melakukan kesalahan dikarenakan setelah menghitung luas juring

mereka langsung mencari harga pupuk yang dibutuhkan tanpa mencari

luas segitiga terlebih dahulu. Ini mengisyaratkan bahwa subjek tidak

(20)

merupakan kriteria tahapan sintesis. Hal ini diperjelas dengan

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 11 (DN) berikut:

Peneliti : ...Seorang petani memiliki pekarangan berbentuk lingkaran seperti gambar di atas dengan jari-jari 7 cm. Daerah yang diarsir akan ditanami bayam. Tiap 1 m2

petani membutuhkan pupuk sebanyak 10 gram. Jika 1 gram pupuk harganya Rp 1000,00 berapa uang yang harus disediakan petani untuk membeli pupuk ? Siswa : Caranya sama seperti nomor 3 Bu, AOB dibagi

Siswa : ...38,5 Bu ternyata.

Berdasarkan petikan wawancara tersebut nampak bahwa DN

juga salah dalam menghitung luas juring. Adapun jawaban 3 siswa

lain, letak kesalahannya juga berbeda-besa. Siswa dengan nomor urut

7 dan 27 menjawab pertanyaan dengan tanpa menyangkut hal yang

dipertanyakan pada soal, sedangkan 1 siswa lain yakni nomor urut 25

(MPASD) menjawab soal sebagai berikut:

(21)

Uang yang disediakan = 428

100 = Rp 428.000,00

Dari jawaban MPASD nampak bahwa subjek salah saat

memasukkan besar sudut pekarangan yang seharusnya 90o, namun

jika dilihat proses yang digunakan sudah benar dan memenuhi kriteria

tahap sintesis. Hasil jawaban tersebut akan diperjelas dengan petikan

wawancara dengan MPASD berikut:

Peneliti : ...Seorang petani memiliki pekarangan berebentuk lingkaran seperti gambar di atas dan jari-jari 7 cm. Daerah yang diarsir akan ditanami bayam. Tiap 1m2 petani membutuhkan pupuk sebanyak 10 gram. Jika 1 gram pupuk harganya Rp 1000,00 berapa uang yang harus disediakan petani untuk membeli pupuk?

Siswa : Caranya sama seperti nomor 3 Bu, tetapi sudut pekarangannya diganti 100o, jadi 100o dibagi 360o

sama dengan luas juring dibagi 7 22

7

7 kemudian saya hitung ketemu 154 dibagi 3,6 hasilnya 42,8 dan untuk mencari uang yang dibutuhkan saya kali dulu dengan 10 gram dapat 428 gram kemudian dikali lagi dengan Rp 1000,00 hasilnya Rp 428.000,00.

Dari petikan wawancara peneliti dengan MPASD terlihat

bahwa subjek menggunakan rumus perbandingan untuk mencari luas

juring. Subjek mampu menjelaskan proses untuk menemukan hasil

akhir, namun salah saat memasukkan besar dari sudut juring.

(22)

Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2 seluruh siswa yang mengikuti

tes tertulis tidak ada yang bisa mengisi langkah-langkah soal nomor 5

dengan sempurna. Sebagian besar dari siswa hanya bisa menjawab

dengan benar sampai penyimpulan rumus ke-1. Adapun siswa yang

hanya menjawab benar sampai nomor ke-1 adalah siswa dengan

nomor urut 2, 4, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 29, 30,

31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 40 dan 41. Berikut adalah jawaban dari 27

siswa tersebut.

 Tulis rumus luas lingkaran 2

.r L

Dari rumus luas tersebut, susunlah rumus untuk mencari jari-jari lingkaran

L r2 

r = L: ... (rumus ke-1)

 Tulis rumus keliling lingkaran

d kll

Masukkan rumus ke 1 dalam rumus keliling lingkaran d

rumus luas. Siswa hanya bisa menyimpulkan sampai rumus ke-1. Hal

ini diperjelas dengan petikan wawancara peneliti dengan siswa nomor

urut 24 (MI) dan nomor urut 34 (RNS) berikut.

(23)

Peneliti : ...Jelaskan dengan menggunakan rumus, bagaimana hubungan antara luas dan keliling lingkaran?

Siswa : Ini untuk luas lingkaran adalah .r2

 kemudian r2

saya balik sama dengan L :  berarti untuk r adalah 

:

L . Kemudian rumus kelilingnya adalah .d dan

setelah itu saya sudah tidak bisa melanjutkan Bu.

Petikan wawancara peneliti dengan RNS:

Peneliti : ...Jelaskan dengan menggunakan rumus, bagaimana hubungan antara luas dan keliling lingkaran.

Siswa : Ini yang pertama rumus luasnya adalah .r2 kemudian r2 adalah L: . Jadi rumus jari-jarinya

adalah L: , kemudian rumus kelilingnya adalah

d

.

 lalu selanjutnya saya tidak bisa Bu.

Dari petikan wawancara dengan MI dan RNS terlihat bahwa

mereka hanya bisa menjelaskan hingga penemuan urmus ke 1,

sedangkan untuk penemuan rumus ke 2 dan ke 3 mereka tidak bisa

menjelaskan terbukti dari lembar jawaban yang tidak terisi. Adapun

jawaban 14 siswa lain yakni dengan nomor urut 1, 3, 5, 10, 11, 12, 16,

18, 22, 23, 27, 28, 36 dan 38 menjawab dengan kesalahan yang

berbeda-beda, namun mereka tidak bisa menemukan rumus ke 1

seperti 27 sebelumnya. Berikut salah satu jawaban dari 14 siswa

tersebut yakni siswa dengan nomor urut 11 (DN).

 Tuliskan rumus luas lingkaran L = .r2

(24)

 Tulis rumus keliling lingkaran kll 2..r

Masukkan rumus 1 ke dalam rumus keliling lingkaran

...

Berdasarkan jawaban di atas DN salah saat mencari rumus

jari-jari yang mana saat mencari r2 seharusnya tidak perlu diakar,

sedangkan untuk langkah-angkah selanjutnya subjek tidak

melanjutkannya. Hal ini diperjelas dengan petikan wawancara peneliit

dengan siswa nomor urut 11 (DN) berikut.

Peneliti : ...Jelaskan dengan menggunakan rumus, bagaimana hubungan antara luas dan keliling lingkaran!

Siswa : Rumus luas lingkaran adalah .r2

menguasai tentang aturan pengakaran, sehingga saat menulis rumus

2

r pada ruas kiri, pada ruas kanan unsurnya sudah diakar.

6) Soal nomor 6 (evaluasi)

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 sebanyak 33 siswa menjawab

(25)

nomor urut 17, 21, 25, 29, 30, 31, 32, 37, 38 dan 39 menjawab sebagai

Lingkaran R dan S ukurannya tidak sama.

Dari jawaban di atas terlihat bahwa siswa menggunakan rumus

yang seharusnya dihasilkan pada soal nomor 5 namun pada soal nomor

5 yakni tahap sintesis, siswa tidak ada yang bisa menjabarkan proses

penemuan rumusnya. Hal ini diperjelas dengan petikan wawancara

peneliti dengan siswa nomor urut 25 (MPASD) berikut.

Peneliti : ...Diketahui lingkaran R mempunyai luas 616 cm2dan lingkaran S mempunyai keliling 88 cm. Apakah lingkaran R dan S merupakan lingkaran yang berukuran sama? Jelaskan jawabanmu!

masukkan kelilingnya 88 dikuadratkan dibagi 43,14

hasilnya 7744 dibagi 12,56 ketemu 616,6cm2 . Jadi kesimpulannya lingkaran R dan S tidak sama.

Peneliti : Rumus

diperoleh dari mana? Padahal ini adalah

rumus yang dihasilkan dari nomor 5.

Siswa : Ini di buku ada Bu rumusnya, tapi penjabarannya seperti nomor 5 tidak ada.

Dari petikan wawancara di atas subjek bisa memfungsikan

rumus nomor 5 untuk membuat kesimpulan pada soal nomor 6, tapi

subjek tidak bisa memahami proses penemuan dari rumus yang

(26)

juga menghilangkan unsur satuan dalam proses penghitungan dan saat

memasukkan nilai  subjek menggunakan 3,14 bukan 7 22

sehingga

membuat kesimpulan kedua lingkaran tidak sama.

Dari 23 siswa lain yang melakukan kesalahan, 5 diantaranya

dengan nomor urut 11, 16, 18, 28 dan 33 menjawab proses pembuktian

yang terbalik. Berikut adalah jawaban dair 5 siswa tersebut.

Sama, karena kedua lingkaran memiliki ukuran jari-jari yang sama

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 11 (DN) berikut.

Peneliti : ...Diketahui lingkaran R mempunyai luas 616cm2 dan lingkaran S mempunyai keliling 88 cm. Apakah lingkaran R dan S merupakan lingkaran yang berukuran sama ? Jelaskan jawabanmu!

Siswa : Sama Bu ini karena setelah saya masukkan dengan jari-ari 14 cm hasilnya cocok. Lingkaran S saya cara luasnya dengan rumus .r2 kemudian saya masukkan jari-jarinya 14 cm hasilnya 616 cm2. Lalu

(27)

Dari petikan wawancara di atas terlihat subjek memasukkan

panjang jari-jari ke rumus luas dan keliling lingkaran, bukan mencari

jari-jari dari luas dan keliling lingkaran yang telah diketahui.

Kesalahan dari subjek adalah memasukkan panjang jari-jari 14 cm

padahal pada soal belum diketahui dan justru itu adalah yang

seharusnya dicari.

Adapun 10 siswa lainnya hanya memberi kesimpulan bahwa

lingkaran R dan S memiliki ukuran sama tanpa ada pembuktiannya

yakni siswa dengan nomor urut 5, 7, 8, 15, 23, 27, 35, 36, 40 dan 42,

sedangkan 6 siswa dengan nomor urut 1, 2, 6, 13, 14 dan 25 tidak

menjawab soal nomor 6 dan 2 siswa dengan nomor urut 3 dan 9

menjawab dengan pembuktian yang benar tapi tidak

menyimpulkannya.

b. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Kesalahan Siswa

1) Faktor internal

Dari hasil wawancara dengan 12 siswa terlihat faktor internal

yang menyebabkan mereka melakukan kesalahan adalah karena faktor

daya ingat, pemahaman terhadap soal dan minat belajar yang kurang.

Berikut akan dipaparkan hasil petikan wawancara dengan beberapa

siswa yang akan menunjukkan faktor-faktor internal yang

(28)

Dari segi daya ingat, saat siswa melakukan kesalahan,

misalnya salah saat menyebutkan rumus lingkaran, salah dalam

memberi satuan dan bahkan lupa tidak memberi satuan lebih

dikarenakan mereka lupa. Hal ini diperjelas dengan petikan

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 8 (DCM), 32 (PAS) dan

34 (RNS) berikut.

Petikan wawancara peneliti dengan DCM:

Peneliti : Saat kamu menghitung, satuannya apa memang dihilangkan?

Siswa : Ini bukan saya hilangkan Bu tapi saya lupa tidak memberi satuan.

Petikan wawancara peneliti dengan PAS:

Peneliti : ...tuliskan rumus untuk mencari a. luas lingkaran dan b. keliling lingkaran.

Siswa : Untuk luas lingkaran rumusnya .r2sedangkan keliling lingkaran 2..r , tapi waktu ulangan dulu saya lupa jawabnya 2...r .

Petikan wawancara peneliti dengan RNS:

Peneliti : Satuan untuk luas juring ini apa? Siswa : cm2 Bu, dulu saya lupa pakai cm.

Dari 3 petikan wawancara terlihat siswa saat mengerjakan soal

tes melakukan kesalahan karena tidak memberi satuan, salah dalam

menuliskan rumus dan salah dalam memberi satuan karena lupa.

Selain karena faktor daya ingat faktor lain yang menyebabkan siswa

(29)

terhadap soal yang kurang. Hal ini diperjelas dengan petikan

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 2 (AR) berikut.

Peneliti : ...Jelaskan dengan menggunakan rumus, bagaimana hubungan antara luas dan keliling lingkaran?

Siswa : Saya tidak bisa Bu ini nomor 5. Saya kurang paham maksudnya.

Peneliti : Inikan sudah diberi langkah-langkahnya.

Siswa : Iya, tapi saya tidak bisa Bu, soal yang seperti ini saya belum pernah kerjakan sebelumnya.

Dari petikan wawancara dengan AR terlihat bahwa salah satu

penyebab kesalahan siswa dalam menjawab soal nomor 5 tentang

penemuan rumus adalah karena kurangnya pemahaman yang

disebabkan kurang latihan mengerjakan soal penemuan rumus.

Faktor lain yang menjadi sebab siswa banyak melakukan

kesalahan adalah karena minat belajar yang kurang dan kurang

menyukai dengan pelajaran matematika. Berikut adalah petikan

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 2 (AR).

Peneliti : ...kenapa kamu di sini memilih tidak suka dengan matematika?

Siswa : Sebenarnya kalau saya bisa mengerjakan soal, saya juga suka Bu, tapi kalau waktu mengerjakan jawabannya tidak ketemu-ketemu saya jadi malas belajar.

Dari petikan wawancara peneliti dengan AR terlihat bahwa AR

kurang suka dengan pelajaran matematika sehingga motivasi untuk

(30)

kurang bisa menyebabkan kesalahan mengerjakan soal karena tidak

terbiasa mengerjakan latihan soal.

2) Faktor eksternal

Dari hasil wawancara dengan 12 siswa banyak faktor yang

mempengaruhi mereka melakukan kesalahan diantaranya masalah

media pendukung belajar, dari guru mata pelajaran dan orang tua.

Masalah media pendukung belajar bisa terlihat dari penyediaan buku

sekolah dan bimbingan luar jam sekolah. Berikut adalah petikan

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 25 (MPASD).

Peneliti : Ikut les di sekolah atau di luar Siswa : Saya tidak ikut les Bu.

Peneliti : Buku paketnya dapat dari sekolah? Siswa : Satu buku untuk berdua Bu.

Dari petikan wawancra dengan MPASD terlihat bahwa subjek

tidak mengikuti bimbingan di luar jam sekolah dan buku penunjang

untuk belajar juga kurang memadai ini mengakibatkan subjek saat tes

tertulis hanya bisa mendapat nilai 40 dan dari hasil wawancara subjek

sedikit mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

Faktor lain yang mempengaruhi kesalahan siswa adalah dari

segi pemberian soal dari guru mata pelajaran matematika. Hal ini

diperjelas dengan wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 24

(31)

Peneliti : ...Jelaskan dengan menggunakan rumus, bagaimana hubungan antara luas dan keliling lingkaran?

Siswa : Ini untuk luas lingkaran adalah .r2

 kemudian r2

saya balik sama dengan L :  berarti untuk r adalah 

:

L . Kemudian rumus kelilingnya adalah .d dan

setelah ini saya sudah tidak bisa melanjutkan Bu.

Peneliti : Apa belum pernah mengerjakan yang seperti ini sebelumnya?

Siswa : Belum Bu, biasanya soal yang diberikan yang menghitung seperti nomor 3 dan 4 ini Bu.

Dari petikan wawancara dengan MI terlihat bahwa subjek tidak

pernah mengerjakan soal penemuan rumus karena guru mata pelajaran

belum pernah memberikan soal pada tahap sintesis seperti nomor 5.

Guru mata pelajaran biasa memberikan soal pada tahap aplikasi dan

analisis sehingga saat diberikan soal pada tahap sintesis siswa tidak

bisa mengerjakan.

Adapun faktor dari orang tua secara tidak langsung juga

mempengaruhi kesalahan siswa. Hal ini diperjelas dengan wawancara

peneliti dengan siswa nomor urut 2 (AR) dan 32 (PAS) berikut.

Petikan wawancara peneliti dengan AR:

Peneliti : Bapak dan Ibu di rumah apa tidak minta kamu ikut les lagi?

Siswa : Orang tua saya tidak di rumah Bu, orang tua saya ada di Surabaya bekerja. Jadi jarang pulang, kadang-kadang saya yang ke sana menyusul.

Petikan wawancara peneliti dengan PAS:

(32)

Siswa : Tidak Bu, Ibu sayakan ke luar negeri dan Bapak saya sudah pisah dengan Ibu saya.

Dari petikan wawancara peneliti dengan AR dan PAS terlihat

bahwa orang tua mereka tidak bisa memberikan perhatian secara

langsung pada siswa sehingga mereka menjadi jarang belajar dan tidak

termotivasi untuk mengikuti bimbingan di luar sekolah. Hal ini secara

tidak langsung juga menjadi faktor kesalahan siswa dalam mengikuti

tes tertulis.

B. Temuan Penelitian

Temuan-temuan penelitian yang berkaitan dengan kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal lingkaran menurut Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

1. Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran menurut

Taksonomi Bloom umumnya banyak dari siswa yang melakukan kesalahan

pada tahap sintesis yakni 100% siswa belum bisa menjawab dengan sempurna

(selengkapnya lihat Tabel 4.2)

2. Dari semua siswa yang mengikuti tes tertulis saat mengerjakan sial nomor 3

(tahap aplikasi) dan soal nomor 4 (tahap analisis) dan soal nomor 6 (tahap

evaluasi) dalam proses penghitungan selalu menghilangkan unsur satuan tapi

di akhir jawaban satuan dimunculkan kembali.

3. Banyak siswa yang kurang bisa menjelaskan pengertian dari busur dan juring

(33)

mereka bisa menunjukkan letak dari busur dan juring dari gambar secara

langsung.

4. Untuk soal nomor-nomor tertentu misalnya nomor 2 dan nomor 5 siswa tidak

bisa mengerjakan, namun soal tahap selanjutnya yang lebih tinggi dari soal

nomor 2 yakni nomor 3 dan soal nomor 6 yang lebih tinggi dari soal nomor 5

bisa diselesaikan oleh siswa.

5. Pada waktu wawancara dengan bimbingan, pengarahan dan penjelasan dari

peneliti ternyata beberapa siswa bisa mengerjakan soal yang sebelumnya pada

tes tertulis tidak bisa dikerjakan dan soal wawancara ada beberapa siswa yang

sudah mengingat jawaban yang benar dari jawaban mereka yang salah saat tes

tertulis.

6. Banyak dari siswa yang mendapat nilai kurang dan banyak melakukan

kesalahan karena pada awalnya kurang suka dengan pelajaran matematika.

C. Pembahasan

Pembahasan temuan penelitian yang akan dipaparkan adalah merupakan

upaya untuk menjelaskan temuan penelitian terkait kesalahan siswa kelas VIII D

dalam menyelesaikan soal lingkaran menurut Taksonomi Bloom. Adapun uraian dari

(34)

1. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Menurut Taksonomi

Bloom pada Umumnya Berada pada Tahap Sintesis

Berdasarkan Tabel 4.2 siswa yang melakukan kesalahan sebanyak 100 %.

Prosentase tersebut jumlahnya paling besar jika dibandingkan dengan tahap lain

yakni tahap ingatan 4,88%, tahap pemahaman 56,72%, tahap penerapan 21,95%,

tahap analisis 46,34% dan tahap evaluasi 80,49%. Hal ini disebabkan siswa kurang

memahami hubungan-hubungan yang terkait antara rumus luas lingkaran dan

keliling lingkaran yang terlihat dari jawaban siswa yang hanya melihat

bagian-bagiannya secara terpisah.

..Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 12 siswa, mereka merasa

kesulitan saat menjawab soal nomor 5 (tahap sintesis) karena sebelumnya belum

pernah mengerjakan soal yang menggabungkan unsur-unsur ke dalam suatu bentuk

yang menyeluruh seperti soal nomor 5. Soal yang mereka kerjakan cenderung pada

tahap aplikasi dan analisis yang belum sampai pada menemukan hubungan kausal

atau urutan tertentu atau menemukan abstraksi yang berupa integritas.1

2. Semua Siswa Selalu Menghilangkan Unsur Satuan dalam Proses Penghitungan

Dari hasil jawaban 41 siswa yang mengikuti tes tertulis selalu

menghilangkan unsur satuan dalam proses penghitungan soal nomor 3, 4 dan 6.

Namun pada akhir jawaban mereka memunculkan kembali satuannya. Hal ini

(35)

disebabkan siswa lupa dalam memberi satuan, mereka terbiasa dengan

penyelesaian soal dengan tanpa memberikan satuan.

Adapun teori yang searah dengan kebiasaan siswa menghilangkan unsur

satuan adalah teori Pavlov. Pavlov mengemukakan konsep pembiasaan

(conditioning) dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, agar siswa

belajar dengan baik maka harus dibiasakan.2 Siswa dengan bantuan guru harus

membiasakan menuliskan unsur-unsur satuan pada saat proses penyelesaian soal

agar tidak terjadi salah pemaknaan.

3. Sebagian Besar dari Siswa Kurang Bisa Menjelaskan Pengertian dari Busur dan

Juring Lingkaran

Berdasarkan Tabel 4.2 sebagian besar dari siswa kurang bisa menjelaskan

pengertian dari busur dan juring lingkaran. Sebanyak 82,93% siswa menjawab

salah saat menjelaskan pengertian dari busur lingkaran dan 48,78% siswa

menjawab salah saat menjelaskan pengertian dari juring lingkaran. Bila dilihat

secara rata-rata ada 65,86% siswa menjawab salah saat menjelaskan pengertian dari

busur lingkaran dan juring lingkaran. Namun pada saat menunjukkan pada gambar

secara langsung sebanyak 36,59% siswa menjawab salah saat menunjukkan

gambar dari busur lingkaran dan 58,54% siswa menjawab salah saat menunjukkan

gambar juring lingkaran. Bila dilihat secara rata-rata ada 47,57% siswa menjawab

salah saat menunjukkan busur dan juring lingkaran pada gambar.

(36)

Dari prosentase siswa yang melakukan kesalahan saat menjelaskan

pengertian busur dan juring lingkaran sebesar 65,86% bila dibandingkan dengan

siswa yang menjawab salah saat menunjukkan gambar busur dan juring lingkaran

sebesar 47,57% maka terlihat bahwa siswa kurang memahami tentang konsep atau

ide abstrak yang berhubungan erat dengan definisi. Dengan adanya definisi siswa

dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang didefinisikan.3

Namun hal ini berbanding terbalik dengan hasil prosentase siswa yang

menunjukkan lebih banyak salah pada saat menjelaskan pengertian dari busur dan

juring lingkaran yang seharusnya bisa membantu siswa saat menunjukkan pada

gambar.

4. Siswa Salah dalam Menjawab Soal Tahap yang Lebih Rendah tapi Menjawab

Benar Tahap yang Lebih Tinggi

Pada soal nomor-nomor tertentu misalnya nomor 2 dan nomor 5 siswa tidak

bisa mengerjakannya namun soal tahap selanjutnya yang lebih tinggi dari soal

nomor 2 yakni soal nomor 3 dan soal yang yang lebih tinggi tahapannya dari soal

nomor 5 yakni soal nomor 6, siswa bisa mengerjakannya meskipun tidak seluruh

siswa yang mengikuti tes tertulis bisa menjawab dengan benar.

(37)

Pada soal pemahaman nomor 2 rata-rata kesalahan siswa adalah sebesar

56,72% sedangkan pada soal penerapan nomor 3 yang tahapannya lebih tinggi

kesalahan siswa sebesar 21,95%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang dalam

pengetahuan komprehensi terjemahan seperti menjelaskan pengertian dari busur

dan juring lingkaran.4 Namun pada saat menjawab soal penerapan mereka justru

bisa menjawab dengan benar.

Adapun pada soal sintesis nomor 5 sebanyak 100% dari siswa yang

mengikuti tes tertulis belum bisa menjawab dengan benar sedangkan pada soal

evaluasi nomor 6 yang tahapannya lebih tinggi, kesalahan siswa sebesar 80,49%.

Hal ini memperlihatkan bahwa siswa masih melihat unsur-unsur dari rumus luas

dan keliling lingkaran secara terpisah-pisah. Namun siswa justru ada yang bisa

menjawab soal nomor 6 meskipun cara yang dipergunakan berbeda dengan hasil

rumus yang seharusnya ditemukan pada soal nomor 5. Setidaknya dari hasil

jawaban tes tertulis menunjukkan bahwa mereka tahu suatu lingkaran bisa

dikatakan memiliki ukuran yang sama jika memiliki jari-jari yang sama.

5. Kegiatan Wawancara Dapat Membantu Mengurangi Kesalahan Siswa

Selama pelaksanaan wawancara selain mengecek letak kesalahan siswa

pada lembar jawaban tes tertulis, peneliti juga memberikan bimbingan kepada

subyek wawancara yang melakukan kesalahan dengan cara memberikan

pengarahan agar subjek tersebut mengetahui kesalahnnya dan bisa meminimalkan

kesalahannya apabila menemui soal yang serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat

(38)

Herman Hudojo yang menyatakan bahwa pertanyaan yang tepat dapat

mengarahkan siswa untuk menyelesaikan dan dapat memberikan motivasi untuk

berfikir.5 Dari beberapa siswa yang mengikuti kegiatan wawancara yang menjawab

salah pada lembar jawaban tes tertulis ternyata dengan diberikan pertanyaan yang

mengarah bisa menjawab dengan benar. Hal ini diperjelas dengan petikan

wawancara peneliti dengan siswa nomor urut 34 (RNS) berikut.

Peneliti : Ok...sekarang nomor 5, jelaskan dengan menggunakan rumus, bagaimana hubungan antara luas dan keliling lingkaran?

Siswa : Ini yang pertama rumus luasnya adalah .r2 kemudian r2

adalah L: jadi rumus jari-jarinya adalah L: Peneliti : Kemudian keliling selain .d rumusnya apa?

Siswa : 2..r

Peneliti : Selanjutnya ini perintahnya masukkan rumus ke-1 ke dalam rumus keliling lingkaran

Siswa : Jadi 2.. L:

Peneliti : Perintah selanjutnya kuadratkan kedua ruas!

Siswa : 

Peneliti : Lalu tulis kembali rumus ke-2 Siswa : Ini Bu akar dari 4..L

Peneliti : Dan yang terakhir cari rumus luas dari rumus ke-2 tersebut.

Siswa : (diam terlihat berfikir)...

(39)

Untuk meminimalkan kesalahan siswa, pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada saat wawancara merupakan pertanyaan yang harus benar-benar

efektif dan proporsional.6 Selain itu untuk meningkatkan kualitas jawaban siswa

agar tidak melakukan kesalahan, pengajar harus mengetahui teknik bertanya yang

meliputi teknik bertanya untuk menanti jawaban, teknik bertanya untuk penguatan

dan teknik bertanya untuk melacak.7

6. Beberapa Siswa Melakukan Kesalahan karena pada Awalnya Kurang Menyukai

dengan Pelajaran Matematika

Beberapa siswa berdasarkan data dari angket dan hasil wawancara

menyebutkan kurang menyukai pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan mereka

menganggap soal-soal pelajaran matematika selalu rumit dan sulit dipecahkan.

Menurut teori Zaisa Dienes mengatakan bahwa terdapat siswa yang menyenangi

matematika hanya pada permulaan berkenalan dengan matematika yang

sederhana, semakin sukar yang dipelajari semakin kurang minat belajar

matematika sehingga dianggap matematika itu sebagai ilmu yang sukar dan rumit.8

Masalah rendahnya motivasi belajar matematika siswa dapat diakibatkan

oleh beberapa hal diantaranya karena kegagalan siswa dalam pelajaran

matematika, ketidaknyamanan dalam belajar matematika, kurangnya interaksi

antara siswa dan guru, kurangnya latihan mengerjakan soal, kurangnya perhatian

dari orang tua dan kekeliruan siswa dalam memaknai nilai-nilai matematika. Hal

6 Suherman, Strategi Pembelajaran…, hal. 234 7 Hudojo, Strategi Mengajar…, hal. 131-133

(40)

ini diperjelas dengan transkip hasil wawancara dengan 12 siswa yang tercantum

Gambar

Tabel  4.1 Tingkat Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran
Tabel 4.2 berikut.
Tabel  4.2  Jumlah  dan  Prosentase  Tingkat  Kesalahan  Siswa  dalam
gambar  dari  DN  yang  menunjukkan  kesalahannya  saat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Karena pengambilan keputuysan selalu menyangkut pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan pengambil keputusan harus dapat membedakan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Kantor kecil yang dibuka untuk memberikan jasa konsultasi kepada bank, langganan, serta bank koresponden.. Tujuan bank mendirikan kantor perwakilan di negara lain terutama untuk

Oktober 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nomor

Berdasarkan hasil penelitian, kebijakan sekolah gratis di kabupaten Bondowoso merupakan kerjasama antara pemerintah provinsi Jawa Timur dengan pemerintah Kabupaten Bondowoso..

Marketing dalam penelitian ini merupakan pengertian yang ditinjau secara filosofis dan 

Deteksi dini atas kredit bermasalah dapat dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan sistem “pengenalan dini” yang berupa suatu daftar. kejadian atau gejala ynag

Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada SKPD19 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banjar akan melaksanakan Pelelangan Sederhana untuk