PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DENGAN
MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PADA MATERI EKSPONEN DI KELAS
X MIA SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh: Mutia Tarigan NIM 4101111033
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik. Skripsi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Missouri Mathematics Project pada Materi Eksponen di Kelas X MIA
SMA Negeri 15 Medan Tahun Ajaran. 2014/2015” ini disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai
dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, Ibu Dra. N.
Manurung, M.Pd, dan Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan
selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat
Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr.
Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Unimed beserta seluruh staf di Universitas Negeri
Medan dan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku dekan beserta
pembantu Dekan I, II, dan III di FMIPA Unimed. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua Program Studi Jurusan
Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris Jurusan
Matematika.
Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 15 Medan,
Bapak Drs. Darwin Siregar, M.Pd, terkhusus kepada guru matematika di SMA
v
Ibu Dra. Isabella Br. Bangun, M.Si, dan kepada seluruh keluarga besar SMA
Negeri 15 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Japet Tarigan dan Ibunda tercinta Sumarni br Sinulingga, serta kepada abang,
kakak, dan adik tercinta, terkhusus kepada kakak tercinta Ribka yang selalu
senantiasa membantu dan memberi dukungan baik secara moral maupun materil
dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan sanak keluarga terkhusus kepada
R.M.T Panjaitan, B.E., Dra. E. M. Sitohang, dan kedua adik tercinta, Naldo dan
Ika yang selalu senantiasa berdoa dan memberikan dukungan baik moral maupun
materil.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dian, Lydia, Mayrio,
Iwan, Helviana, Halimatuss’adiah, Himma, Nisa, dan teman-teman seperjuangan lainnya di kelas Dik B maupun di kelas Dik A, Dik C, Ekstensi, dan Billingual
matematika yang telah membantu, memberikan semangat, dorongan maupun
dukungan selama perkuliahan dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Demikian
pula, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah turut membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan
skripsi ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2015
Penulis,
vi
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
2.1.1 Hasil Belajar Matematika 10
2.1.1.1 Pengertian Belajar 10
2.1.1.2 Belajar Matematika 11
2.1.1.3 Hasil Belajar Matematika 13 2.1.2 Pembelajaran Matematika di SMA 17
2.1.2.1 Karakteristik Perkembangan Kognitif
Siswa SMA 17
2.1.2.2 Teori Belajar yang Berkaitan dengan Hasil Belajar Matematika sesuai dengan
Karakteristik Siswa SMA 18
2.1.3 Model Pembelajaran 21
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share 23
2.1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.4.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share 26
2.1.5 Model Pembelajaran Langsung Tipe
Missouri Mathematics Project 29
2.1.5.1 Model Pembelajaran Langsung 29 2.1.5.2 Model Pembelajaran Langsung Tipe
vii
2.1.6 Materi Pembelajaran 34
2.1.6.1 Menemukan Konsep Eksponen 34
2.1.6.2 Pangkat Bulat Negatif 34
2.1.6.3 Pangkat Nol 35
2.1.6.4 Sifat-Sifat Pangkat Bulat Positif 35
2.1.6.5 Pangkat Pecahan 39
2.1.6.6 Bentuk Akar 39
2.1.6.7 Menyederhanakan Bentuk Akar 40 2.1.6.8 Operasi pada Bentuk Akar 41 2.1.6.9 Merasionalkan Penyebut Bentuk Akar 41 2.1.6.10 Menarik Akar dalam Akar Suku Diua 42
2.2 Penelitian yang Relevan 43
2.3 Kerangka Konseptual 44
2.4 Hipotesis Penelitian 49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 50
3.1.1 Lokasi Penelitian 50
3.1.2 Waktu Penelitian 50
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 50
3.2.1 Populasi Penelitian 50
3.2.2 Sampel Penelitian 51
3.2.2.1 Ukuran Sampel 51
3.2.2.2 Teknik Sampling 52
3.3 Definisi Operasional 52
3.4 Jenis dan Disain Penelitian 53
3.4.1 Jenis Penelitian 53
3.4.2 Disain Penelitian 54
3.5 Variabel Penelitian 55
3.6 Prosedur Penelitian 55
3.7 Validitas Internal Penelitian 60
3.8 Instrumen Penelitian 61
3.8.1 Tes Hasil Belajar 64
3.7.1.1 Pretest 64
3.7.1.2 Posttest 65
3.8.2 Uji Coba Instrumen Penelitian 65 3.8.3 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian 66
3.8.3.1 Validitas Isi 66
3.8.3.2 Validitas Konstruk 69
3.8.3.3 Reliabilitas 69
3.8.3.4 Tingkat Kesukaran 70
3.8.3.5 Daya Pembeda 72
3.9 Teknik Analisis Data 73
3.9.1 Uji Normalitas 73
3.9.2 Uji Homogenitas 74
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen 77 4.1.1 Analisis Data Uji Coba Pretest 77
4.1.1.1 Validitas Isi 77
4.1.1.2 Validitas Konstruk 78
4.1.1.3 Reliabilitas 79
4.1.1.4 Tingkat Kesukaran 79
4.1.1.5 Daya Pembeda 80
4.1.1.6 Penentuan Soal Pretest 81 4.1.2 Analisis Data Uji Coba Posttest 82
4.1.2.1 Validitas Isi 82
4.1.2.2 Validitas Konstruk 83
4.1.2.3 Reliabilitas 84
4.1.2.4 Tingkat Kesukaran 85
4.1.2.5 Daya Pembeda 86
4.1.2.6 Penentuan Soal Posttest) 87
4.2 Analisis dan Interpretasi Data 90
4.2.1 Data Pretest 90
4.2.1.1 Uji Normalitas Data Pretest 91 4.2.1.2 Uji Homogenitas Data Pretest 92 4.2.1.3 Hasil Analisis dan Interpretasi
Data Pretest 92
4.2.2 Data Posttest 92
4.3 Teknik Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar 94
4.3.1 Uji Normalitas 94
4.3.2 Uji Homogenitas 94
4.3.3 Uji Hipotesis 95
4.4 Diskusi Hasil Penelitian 96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 102
5.2 Saran 102
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 106
Lampiran 2 Soal Tes Diagnostik 107
Lampiran 3 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 108
Lampiran 4 Data Tes Diagnostik Siswa 110
Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Coba Posttest 111
Lampiran 6 Soal Uji Coba Posttest 112
Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Uji Coba Posttest 117
Lampiran 8 Kisi-Kisi Pretest 139
Lampiran 9 Soal Pretest 140
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Pretest 142
Lampiran 11 RPP I Kelas Eksperimen A 151
Lampiran 12 RPP II Kelas Eksperimen A 165
Lampiran 13 RPP III Kelas Eksperimen A 179
Lampiran 14 RPP IV Kelas Eksperimen A 192
Lampiran 15 RPP I Kelas Eksperimen B 205
Lampiran 16 RPP II Kelas Eksperimen B 220
Lampiran 17 RPP III Kelas Eksperimen B 235
Lampiran 18 RPP IV Kelas Eksperimen B 248
Lampiran 19 LAS I 262
Lampiran 20 Pedoman Penskoran LAS I 265
Lampiran 21 LAS II 267
Lampiran 22 Pedoman Penskoran LAS II 271
Lampiran 23 LAS III 275
Lampiran 24 Pedoman Penskoran LAS III 278
Lampiran 25 LAS IV 281
Lampiran 26 Pedoman Penskoran LAS IV 286
xii
Lampiran 28 Soal Posttest 291
Lampiran 29 Alternatif Penyelesaian Posttest 293
Lampiran 30 Daftar Validator Tes Uji Coba 302
Lampiran 31 Hasil Analisis Interater Pretest 303
Lampiran 32 Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Pretest 305
Lampiran 33 Tabel Hasil Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Pretest 306
Lampiran 34 Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Pretest 307
Lampiran 35 Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Pretest 309
Lampiran 36 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Pretest 310
Lampiran 37 Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Pretest 311
Lampiran 38 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Pretest 313
Lampiran 39 Hasil Analisis Interater Posttest 314
Lampiran 40 Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Posttest 316
Lampiran 41 Tabel Hasil Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Posttest 317
Lampiran 42 Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Posttest 318
Lampiran 43 Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Posttest 320
Lampiran 44 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Posttest 321
Lampiran 45 Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Posttest 322
Lampiran 46 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Posttest 324
Lampiran 47 Data Hasil Penelitian 325
Lampiran 48 Uji Normalitas 330
Lampiran 49 Uji Homogenitas 335
Lampiran 50 Uji Hipotesis 338
Lampiran 51 Tabel Nilai Kritik r Product Moment 340
Lampiran 52 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal dari 0 ke z 341
Lampiran 53 Tabel Nilai Kritik Uji Lilifors 342
Lampiran 54 Tabel Nilai Kritik Distribusi F 343
Lampiran 55 Tabel Nilai Kritik Distribusi t (dk = 81 - 120) 344
Lampiran 56 Dokumentasi 345
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mendukung
tercapainya tujuan dalam pendidikan yaitu untuk memengaruhi pertumbuhan,
menuntun kodrat, mempersiapkan, dan mengembangkan potensi siswa melalui
usaha sadar dan terencana untuk membentuk pengalaman belajar yang
menyebabkan siswa aktif dan kompeten dalam menjalankan peran peserta didik di
masyarakat dan masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan tuntutan
kompetensi matematika yang dikemukakan De Lange (dalam Shadiq, 2007:6)
diantaranya:
(a) Berpikir dan bernalar secara matematis (mathematical thinking and reasoning), (b) Berargumentasi secara matematis (mathematical argumentation), (c) Berkomunikasi secara matematis (mathematical communication), (d) Penyusunan dan pemecahan masalah (problem posing and solving), (e) Representasi (representation), (f) Simbol (symbols), serta (g) Alat dan teknologi (tools and technology).
Mengingat tuntutan tersebut maka seyogiyanya matematika sangat perlu
untuk diajar di semua jenjang pendidikan sebagai pelajaran yang mampu
membelajarkan siswa untuk merekonstruksi dan mengkonstruksi pengetahuan
matematika yang dipelajari terlebih lagi di tingkat SMA. Siswa SMA yang berada
pada tahap perkembangan kognitif operasional formal dituntun untuk memiliki
kemampuan formal dan menggunakannya dalam belajar matematika. Dengan
demikian siswa mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
untuk menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
Permasalahan yang muncul dalam pendidikan adalah kurang terciptanya
proses pembelajaran yang dimaksud. Guru yang memiliki peran sentral dalam
menciptakan hal tersebut masih menerapkan cara mengajar yang sifatnya transfer
informasi sebagaimana yang dinyatakan Lie (2010:3) bahwa:
2 alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat dan Hafal (3DCH) serta mengadu siswa satu sama lain.
Hal ini pula yang masih terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika di SMA Negeri 15 Medan dikelas X. Pembelajaran yang umum
diterapkan adalah dengan metode ekspositori yaitu guru menyampaikan materi
pelajaran dengan berceramah dan selanjutnya memberi latihan. Hal ini senada
dengan pernyataan salah seorang guru matematika (Supian Purba) di sekolah
tersebut dalam wawancara pada tanggal 4 Agustus 2014 menyatakan bahwa:
Lebih baik menurut kami menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya siswa diberi latihan dibandingkan dengan melaksanakan pembelajaran berkelompok. Jika siswa/i belajar dengan berkelompok, diskusi, atau menerapkan model pembelajaran justru semakin tidak kondusif untuk belajar. Mereka kurang memahami makna berkelompok yang seharusnya berperan aktif selama pembelajaran. Hal ini juga dipengaruhi dengan metode mengajar guru yang mereka terima di jenjang sebelumnya yang membuat mereka berpikir bahwa belajar berkelompok terkesan meninggalkan tanggung jawab guru untuk mengajar dan meminta siswa berdiskusi sebagai suatu kemalasan bagi guru untuk mengajar pula.
Hasil wawancara dengan guru matematika lain (Tambaten Bangun) juga
mendeskripsikan kondisi yang sama dengan pernyataan di atas bahwa kondisi
yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran sangat memengaruhi proses
pembelajaran yang dilakukan guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan ceramah
yang selanjutnya disertai latihan menjadi pilihan utama karena siswa terbiasa
memusatkan diri kepada guru sebagai objek belajar dan alokasi waktu
pembelajaran yang tidak diimbangi dengan banyaknya materi yang harus
tersampaikan atau kompetensi-kompetensi yang harus tercapai.
Padahal proses pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Bila siswa belajar dalam suasana yang aktif dan menyenangkan tentu akan
meningkatkan pemahaman akan apa yang sedang dipelajari. Demikian juga
belajar matematika tidak akan hanya dipandang sebagai ilmu abstrak yang penuh
dengan perhitungan dan rumus-rumus yang harus dihapal bila proses rekonstruksi
dan konstruksi terjadi. Siswa akan memahami bagaimana rumus itu muncul dan
3 melupakannya begitu saja dalam mempelajari suatu materi tertentu, misalnya
materi eksponen. Materi ini telah dipelajari pada tingkat SMP, tetapi dipelajari
kembali di tingkat SMA dalam pembahasan yang lebih mendalam.
Pengetahuan siswa di tingkat sebelumnya mendeskripsikan proses
pembelajaran yang dimaknai siswa tersebut. Berdasarkan jawaban siswa pada tes
diagnostik yang dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2014 mendeskripsikan
bahwa pembelajaran pada materi eksponen masih sekadar hapalan sehingga
banyak siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang ada. Berikut ini adalah
contoh jawaban siswa untuk empat soal essay test yang diberikan.
Tabel 1.1 Contoh kesalahan jawaban siswa
Nomor Soal
Jawaban Siswa Keterangan
1 Siswa kurang memahami aturan
(sifat-sifat) yang berlaku pada eksponen
2 Siswa kurang memahami definisi
pangkat bulat negatif, operasi penjumlahan yang melibatkan bilangan bulat negatif, definisi pangkat nol, dan aturan (sifat-sifat) yang berlaku pada eksponen
3 Siswa tidak mampu memodelkan
permasalahan yang ada dengan
4 Siswa kurang memahami operasi
4 Tabel 1.1 di atas menunjukkan contoh kesalahan jawaban siswa sebagai
suatu kelemahan belajar matematika. Dimana hasil tes diagnostik menunjukkan
rata-rata nilai siswa sebesar 0.17 (D) yang berarti berada pada kategori sangat
rendah. Hal ini menginterpretasikan proses pembelajaran yang terjadi sewaktu
pembelajaran materi ini tidak mampu membelajarkan siswa memahami konsep
dan prinsip yang ada. Bahkan untuk soal nomor 1 dimana siswa hanya dituntut
untuk mengingat kembali sifat-sifat pada pangkat bulat positif hanya ada 9
(22.5%) orang siswa yang mampu menjawab dengan benar. Padahal materi ini
sangat penting untuk dikuasai siswa karena akan digunakan untuk pelajaran pada
materi selanjutnya.
Kelemahan tersebut juga mendeskripsikan rendahnya pengetahuan awal
siswa pada materi eksponen di tingkat SMA. Sebagaimana deskripsi dari hasil
wawancara yang dilakukan bahwa meskipun guru menyadari bahwa perlu
membelajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan (nyata) tetapi pengetahuan dasar siswa sangat terbatas. Akibatnya guru
jarang menuntut kemampuan kognitif siswa hingga level tinggi. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Trianto (2011:33) bahwa:
Sering seorang pelajar (siswa, mahasiswa) mengalami kesulitan dalam memahami suatu pengetahuan tertentu, yang salah satu penyebabnya karena pengetahuan baru yang diterima tidak terjadi hubungan dengan pengetahuan yang sebelumnya, atau mungkin pengetahuan awal sebelumnya belum dimiliki.
Padahal pada tingkat SMA kelemahan tersebut seharusnya tidak ada lagi.
Mengingat tuntutan pelajaran pada materi eksponen ini tidak hanya mempelajari
matematika yang sifatnya abstrak tetapi menggunakan pengetahuan di tingkat
SMP sebelumnya untuk mempelajari penyelesaian masalah dalam situasi baru
(nyata). Lebih lanjut, kompleksitas pembelajaran telah mencakup karakteristik
matematika tingkat tinggi dan perlunya pengukuran kognitif hingga level tinggi
5 Hal tersebut mendeskripsikan adanya masalah dalam pembelajaran yang
dilakukan sebagaimana yang dinyatakan Abdurrahman (2009:13) bahwa:
Penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti merasa
perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran yang berlandaskan PAIKEM (Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan). Sebagaimana yang dinyatakan Trianto
(2011:27) bahwa model pembelajaran ini perlu untuk dikuasai oleh seorang guru
karena akan memberikan dampak positif yang bisa dirasakan yakni dengan
adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Bahkan pembelajaran yang
akan dilakukan mampu membelajarkan siswa hingga level kognitif tingkat tinggi
yang selanjutnya akan diukur sebagai hasil belajar matematika siswa pada materi
eksponen.
Salah satu model pembelajaran yang paling banyak mendapat perhatian
adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Keunggulan model ini
adalah diskusi keseluruhan kelas dengan kelompok kecil (berpasangan). Menurut
Trianto (2011:132) model ini mendukung adanya resitasi dan diskusi yang
diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan. Selain itu, salah satu
faktor pengembangan model pembelajaran ini adalah keefektifan kelompok
belajar. Dalam tipe cooperatif learning lainnya, siswa yang ditempatkan pada
kelompok belajar dengan jumlah 4-6 orang (secara umum) atau kelompok belajar
besar justru menyebabkan pembelajaran tidak berjalan kondusif. Pembentukan
kelompok menyita waktu pembelajaran dan kurang efektif untuk mengontrol
keikutsertaan keseluruhan individu dalam kelompok belajar masing-masing.
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih
menekankan pada tiga hal yaitu thinking secara individual, pairing secara
berpasangan, dan sharing secara keseluruhan dengan adanya resitasi dan diskusi
6 Lebih lanjut, telah banyak penelitian yang menerapkan model ini yang
menunjukkan keefektivitasan yang baik terhadap pembelajaran matematika
ditinjau dari hasil belajar siswa. Penelitian tersebut sebelumnya telah
membandingkan keefektivitasan antara dua tipe kooperatif lainnya dengan tipe
Think Pair Share seperti tipe Snowball Throwing, STAD (Student Teams
Achievement Divisions), dan TAI (Team Assisted Individualization). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share lebih efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dibandingkan tipe
Snowball Throwing, STAD, dan TAI.
Selain itu, model pembelajaran yang berlandaskan PAIKEM adalah
model pembelajaran Missouri Mathematics Project. Model ini secara khusus
dikembangkan untuk pelajaran matematika dan mengandung unsur cooperative
learning. Secara jelas penerapan cooperative learning pada model ini tampak
pada tahap kerja kooperatif (latihan terkontrol) dimana para siswa dibentuk dalam
kelompok belajar beranggotakan 4-5 untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
guru. Model ini juga menekankan pada latihan terstruktur yang harus dilakukan
oleh setiap guru di kelas-kelas belajar agar pembelajaran dapat berhasil.
Mengingat hal tersebut maka model ini akan berdampak terhadap
pembelajaran matematika bila ditinjau dari hasil belajar siswa. Namun, penerapan
model pembelajaran ini masih jarang diterapkan di kelas-kelas belajar dan dalam
penelitian khususnya di kalangan mahasiswa S1 pendidikan matematika di
Unimed. Padahal dalam Pelatihan Instruktur/ Pengembangan SMU, Krismanto
(2003) menyarankan para guru untuk menerapkan model pembelajaran ini yang
dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk membelajarkan matematika kepada
siswa. Lebih lanjut peneliti bermaksud untuk memperkenalkan model
pembelajaran Missouri Mathematics Project dalam pembelajaran matematika.
Untuk menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa S1 pendidikan matematika
di Unimed.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua model
pembelajaran ini memiliki penekanan pada aspek berbeda yang merupakan
7 belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
mengenai dampak kedua model pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar siswa
dalam aspek kognitif hingga level tinggi sehingga dapat diketahui model mana
yang lebih efektif diajarkan pada materi eksponen. Untuk mengetahui keefktifan
kedua model tersebut peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di SMA
Negeri 15 Medan. Sekolah ini dipilih karena menurut informasi yang diperoleh
peneliti bahwa di sekolah tersebut belum pernah ada penelitian yang sejenis.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti:
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Think Pair
Share dengan Missouri Mathematics Project pada Materi Eksponen di Kelas
X MIA SMA Negeri 15 Medan Tahun Ajaran 2014/ 2015”. 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang terjadi antara lain:
a. Pembelajaran matematika yang umum digunakan guru di kelas adalah dengan
menerapkan metode ekspositori yaitu guru menyampaikan materi pelajaran
dengan berceramah dan memberi latihan.
b. Penerapan model pembelajaran berlandaskan PAIKEM masih jarang
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas termasuk pembelajaran
kooperatif Think Pair Share dan Missouri Mathematics Project.
c. Pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas masih jarang mengukur
hasil belajar siswa dalam aspek kognitif hingga level tinggi.
d. Rendahnya kemampuan siswa pada pengetahuan dasar seperti kemampuan
melakukan operasi penjumlahan antardua bilangan bulat negatif dan operasi
perkalian.
e. Siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal matematika terutama
perhitungan yang menuntut penerapan konsep dan aturan pada materi
8 1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dan
dengan mengingat terbatasnya kemampuan peneliti, dana, waktu, serta luasnya
cakupan identifikasi masalah maka masalah yang diteliti dibatasi pada penerapan
model pembelajaran berlandaskan PAIKEM yang masih jarang diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas yaitu pembelajaran kooperatif Think Pair Share
dan Missouri Mathematics Project dan mengukur hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif hingga level tinggi pada materi eksponen di kelas X MIA SMA Negeri 15
Medan tahun ajaran 2014/ 2015.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi daripada hasil belajar
siswa dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi
eksponen di kelas X MIA SMA Negeri 15 Medan tahun ajaran 2014/ 2015?”
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
“Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think
Pair Share lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
Missouri Mathematics Project pada materi eksponen di kelas X MIA SMA Negeri
15 Medan tahun ajaran 2014/ 2015”.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan untuk memberikan kontribusi
ilmiah dalam bidang pendidikan yakni sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pembelajaran matematika, terutama untuk menciptakan suasana
9 menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dan Missouri
Mathematics Project dalam pembelajaran matematika.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi guru
Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar mengajar
menyenangkan yang melibatkan siswa secara aktif.
2. Bagi siswa
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dalam menjalin
hubungan yang baik dengan siswa yang lain dan menumbuhkan peran
aktif siswa untuk terlibat dalam pembelajaran.
3. Bagi pengelola sekolah
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif kepada pengelola
sekolah dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam pembelajaran sebagai calon guru.
5. Bagi peneliti lain
Penelitian ini sebagai masukan dalam melakukan kajian penelitian yang
lebih mendalam terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share
102 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data, dan
pembahasan penelitian maka disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi eksponen di kelas
X MIA SMA Negeri 15 Medan tahun ajaran 2014/ 2015 signifikan (P < 0.05).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka saran yang dapat
diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya mempelajari model
pembelajaran Think Pair Share agar dapat diterapkan dalam pembelajaran
matematika karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa sebaiknya lebih percaya diri dan berani untuk mengungkapkan dan
mengomunikasikan pendapatnya, menjaga ketertiban dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, dan bekerja sama dalam kegiatan belajar dengan
perbedaan yang ada
c. Bagi pengelola sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan
kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya
memanajemen kelas dengan berbagai keterampilan mengajar untuk menjaga
kekondusifan belajar terutama saat siswa berada dalam kelompok belajar,
memantau keaktifan setiap siswa dalam mengemukkan dan
mengkomunikasikan pendapat, efisisensi waktu untuk setiap tahap
pembelajaran, dan mempersiapkan instrumen yang lebih handal agar dapat
103 DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Cet. 10, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, Cet. 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Armanto, D., (2012), Modul Mata Kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika, Tidak Diterbitkan, Medan.
Asmin dan Abil M., (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasikal dan Modern, Cet. 1, Penerbit Larispa (Lembaga Riset Publik) Indonesia, Medan.
Hatimah, I., (2014), Bahan Kuliah Strategi Belajar Mengajar, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Isjoni, H., (2011), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.
Jannah, M., Triyanto, dan Henny E., (2013), Penerapan Model Missouri Mathematic Project (MMP) untuk Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Positif Siswa Pada Materi Fungsi (Penelitian dilakukan di kelas XI SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013). Jurnal Pendidikan Matematika SoLuSi (Tersohor Luas dan Berisi), Vol. 1, No. 1: 61-66.
Junaidi, (2010), http://junaidichaniago.wordpress.com (Diakses pada tanggal 5 Agustus 2014).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Matematika Buku Guru untuk Kelas X, Cet. 1,-Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Matematika Buku Siswa untuk Kelas X, Cet. 1,-Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Penilaian dalam Kurikulum 2013, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Jakarta.
Krismanto, A., (2003), Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika, Makalah, Pelatihan Instruktur/ Pengembangan SMU, 20, PPPG Matematika, Yogyakarta.
104 Lie, A., (2010), Cooperative Leraning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Cet. 7, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Manullang, (2011), Metoda Statistika, Tidak Diterbitkan, Medan.
Martadiputra, B. A. P., (2012), Populasi dan Sampel, FMIPA, UPI: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19
6412051990031-BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/MENENTUKAN_UKURAN_SAMP EL.pdf (Diakses pada tanggal 21 Maret 2014).
Muijs, D. dan David, R., (2008), Effective Teaching Teori dan Aplikasi, Ed. 2., Cet. 1, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Nadeak, S. L., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada Pokok Bahasan Logaritma di Kelas X SMA Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tahun Ajaran 2010/ 2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Nasution, L. S., (2014), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Tipe Snowball Throwing pada Materi PLSV di Kelas VII SMP Negeri 1 Kisaran T.A. 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Saputri, A., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Materi Relasi dan Fungsi di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Setiawan, (2010), Bahan Ajar Diklat Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar: Strategi Pembelajaran Matematika, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika, Yogyakarta.
Shadiq, F., (2007), Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting, Departemen Pendidikan Nasional, Yogyakarta.
Siahaan, S., (2014), Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,Tidak Diterbitkan, Medan.
Slavin, R. E., (2011), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Cet.10, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2001), Metoda Statistika, Ed. Rev., Cet. 6, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. 14, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
105 Sukino, (2013), Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 Berdasarkan
Kurikulum 2013, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sumardyono, (2004), Paket Pembinaan Penataran: Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika, Yogyakarta.
Supriadi, (2014), Teori Belajar Matematika dengan Pendidikan Matematika Indonesia, Penerbit UPI, Serang.
Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning, Cet. 14, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta. Perkembangan Peserta Didik, Penerbit Unimed, Medan.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.
Uno, H.B., (2011), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Edisi 1, Cet. 7, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Utari, R., (2011), Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunkannya,
Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK:
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi% 20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf (Diakses pada tanggal 13 Maret 2014).
ii
RIWAYAT HIDUP
Mutia Tarigan dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1991 di Desa Gunung
Tinggi Kecamatan Pancur Batu. Penulis dibesarkan oleh Ayah tercinta yang
bernama Japet Tarigan dan Ibu tercinta yang bernama Sumarni Br. Sinulingga dan
merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk
SD Negeri 107409 Sampe Cita, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Kutalimbaru, dan lulus pada tahun
2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Sungggal,
dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu