• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DENGAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PADA MATERI EKSPONEN DI KELAS X MIA SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DENGAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PADA MATERI EKSPONEN DI KELAS X MIA SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN. 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DENGAN

MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PADA MATERI EKSPONEN DI KELAS

X MIA SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh: Mutia Tarigan NIM 4101111033

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik. Skripsi yang berjudul

“Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Missouri Mathematics Project pada Materi Eksponen di Kelas X MIA

SMA Negeri 15 Medan Tahun Ajaran. 2014/2015” ini disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai

dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, Ibu Dra. N.

Manurung, M.Pd, dan Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan

selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat

Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr.

Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Unimed beserta seluruh staf di Universitas Negeri

Medan dan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku dekan beserta

pembantu Dekan I, II, dan III di FMIPA Unimed. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua Program Studi Jurusan

Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris Jurusan

Matematika.

Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 15 Medan,

Bapak Drs. Darwin Siregar, M.Pd, terkhusus kepada guru matematika di SMA

(4)

v

Ibu Dra. Isabella Br. Bangun, M.Si, dan kepada seluruh keluarga besar SMA

Negeri 15 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

Japet Tarigan dan Ibunda tercinta Sumarni br Sinulingga, serta kepada abang,

kakak, dan adik tercinta, terkhusus kepada kakak tercinta Ribka yang selalu

senantiasa membantu dan memberi dukungan baik secara moral maupun materil

dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan sanak keluarga terkhusus kepada

R.M.T Panjaitan, B.E., Dra. E. M. Sitohang, dan kedua adik tercinta, Naldo dan

Ika yang selalu senantiasa berdoa dan memberikan dukungan baik moral maupun

materil.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dian, Lydia, Mayrio,

Iwan, Helviana, Halimatuss’adiah, Himma, Nisa, dan teman-teman seperjuangan lainnya di kelas Dik B maupun di kelas Dik A, Dik C, Ekstensi, dan Billingual

matematika yang telah membantu, memberikan semangat, dorongan maupun

dukungan selama perkuliahan dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Demikian

pula, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah turut membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan

skripsi ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2015

Penulis,

(5)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

2.1.1 Hasil Belajar Matematika 10

2.1.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.1.2 Belajar Matematika 11

2.1.1.3 Hasil Belajar Matematika 13 2.1.2 Pembelajaran Matematika di SMA 17

2.1.2.1 Karakteristik Perkembangan Kognitif

Siswa SMA 17

2.1.2.2 Teori Belajar yang Berkaitan dengan Hasil Belajar Matematika sesuai dengan

Karakteristik Siswa SMA 18

2.1.3 Model Pembelajaran 21

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share 23

2.1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.4.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share 26

2.1.5 Model Pembelajaran Langsung Tipe

Missouri Mathematics Project 29

2.1.5.1 Model Pembelajaran Langsung 29 2.1.5.2 Model Pembelajaran Langsung Tipe

(6)

vii

2.1.6 Materi Pembelajaran 34

2.1.6.1 Menemukan Konsep Eksponen 34

2.1.6.2 Pangkat Bulat Negatif 34

2.1.6.3 Pangkat Nol 35

2.1.6.4 Sifat-Sifat Pangkat Bulat Positif 35

2.1.6.5 Pangkat Pecahan 39

2.1.6.6 Bentuk Akar 39

2.1.6.7 Menyederhanakan Bentuk Akar 40 2.1.6.8 Operasi pada Bentuk Akar 41 2.1.6.9 Merasionalkan Penyebut Bentuk Akar 41 2.1.6.10 Menarik Akar dalam Akar Suku Diua 42

2.2 Penelitian yang Relevan 43

2.3 Kerangka Konseptual 44

2.4 Hipotesis Penelitian 49

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 50

3.1.1 Lokasi Penelitian 50

3.1.2 Waktu Penelitian 50

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 50

3.2.1 Populasi Penelitian 50

3.2.2 Sampel Penelitian 51

3.2.2.1 Ukuran Sampel 51

3.2.2.2 Teknik Sampling 52

3.3 Definisi Operasional 52

3.4 Jenis dan Disain Penelitian 53

3.4.1 Jenis Penelitian 53

3.4.2 Disain Penelitian 54

3.5 Variabel Penelitian 55

3.6 Prosedur Penelitian 55

3.7 Validitas Internal Penelitian 60

3.8 Instrumen Penelitian 61

3.8.1 Tes Hasil Belajar 64

3.7.1.1 Pretest 64

3.7.1.2 Posttest 65

3.8.2 Uji Coba Instrumen Penelitian 65 3.8.3 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian 66

3.8.3.1 Validitas Isi 66

3.8.3.2 Validitas Konstruk 69

3.8.3.3 Reliabilitas 69

3.8.3.4 Tingkat Kesukaran 70

3.8.3.5 Daya Pembeda 72

3.9 Teknik Analisis Data 73

3.9.1 Uji Normalitas 73

3.9.2 Uji Homogenitas 74

(7)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen 77 4.1.1 Analisis Data Uji Coba Pretest 77

4.1.1.1 Validitas Isi 77

4.1.1.2 Validitas Konstruk 78

4.1.1.3 Reliabilitas 79

4.1.1.4 Tingkat Kesukaran 79

4.1.1.5 Daya Pembeda 80

4.1.1.6 Penentuan Soal Pretest 81 4.1.2 Analisis Data Uji Coba Posttest 82

4.1.2.1 Validitas Isi 82

4.1.2.2 Validitas Konstruk 83

4.1.2.3 Reliabilitas 84

4.1.2.4 Tingkat Kesukaran 85

4.1.2.5 Daya Pembeda 86

4.1.2.6 Penentuan Soal Posttest) 87

4.2 Analisis dan Interpretasi Data 90

4.2.1 Data Pretest 90

4.2.1.1 Uji Normalitas Data Pretest 91 4.2.1.2 Uji Homogenitas Data Pretest 92 4.2.1.3 Hasil Analisis dan Interpretasi

Data Pretest 92

4.2.2 Data Posttest 92

4.3 Teknik Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar 94

4.3.1 Uji Normalitas 94

4.3.2 Uji Homogenitas 94

4.3.3 Uji Hipotesis 95

4.4 Diskusi Hasil Penelitian 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 102

5.2 Saran 102

(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 106

Lampiran 2 Soal Tes Diagnostik 107

Lampiran 3 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 108

Lampiran 4 Data Tes Diagnostik Siswa 110

Lampiran 5 Kisi-Kisi Uji Coba Posttest 111

Lampiran 6 Soal Uji Coba Posttest 112

Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Uji Coba Posttest 117

Lampiran 8 Kisi-Kisi Pretest 139

Lampiran 9 Soal Pretest 140

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Pretest 142

Lampiran 11 RPP I Kelas Eksperimen A 151

Lampiran 12 RPP II Kelas Eksperimen A 165

Lampiran 13 RPP III Kelas Eksperimen A 179

Lampiran 14 RPP IV Kelas Eksperimen A 192

Lampiran 15 RPP I Kelas Eksperimen B 205

Lampiran 16 RPP II Kelas Eksperimen B 220

Lampiran 17 RPP III Kelas Eksperimen B 235

Lampiran 18 RPP IV Kelas Eksperimen B 248

Lampiran 19 LAS I 262

Lampiran 20 Pedoman Penskoran LAS I 265

Lampiran 21 LAS II 267

Lampiran 22 Pedoman Penskoran LAS II 271

Lampiran 23 LAS III 275

Lampiran 24 Pedoman Penskoran LAS III 278

Lampiran 25 LAS IV 281

Lampiran 26 Pedoman Penskoran LAS IV 286

(9)

xii

Lampiran 28 Soal Posttest 291

Lampiran 29 Alternatif Penyelesaian Posttest 293

Lampiran 30 Daftar Validator Tes Uji Coba 302

Lampiran 31 Hasil Analisis Interater Pretest 303

Lampiran 32 Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Pretest 305

Lampiran 33 Tabel Hasil Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Pretest 306

Lampiran 34 Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Pretest 307

Lampiran 35 Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Pretest 309

Lampiran 36 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Pretest 310

Lampiran 37 Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Pretest 311

Lampiran 38 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Pretest 313

Lampiran 39 Hasil Analisis Interater Posttest 314

Lampiran 40 Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Posttest 316

Lampiran 41 Tabel Hasil Perhitungan Validitas Konstruk Uji Coba Posttest 317

Lampiran 42 Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Posttest 318

Lampiran 43 Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Posttest 320

Lampiran 44 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Posttest 321

Lampiran 45 Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Posttest 322

Lampiran 46 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Posttest 324

Lampiran 47 Data Hasil Penelitian 325

Lampiran 48 Uji Normalitas 330

Lampiran 49 Uji Homogenitas 335

Lampiran 50 Uji Hipotesis 338

Lampiran 51 Tabel Nilai Kritik r Product Moment 340

Lampiran 52 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal dari 0 ke z 341

Lampiran 53 Tabel Nilai Kritik Uji Lilifors 342

Lampiran 54 Tabel Nilai Kritik Distribusi F 343

Lampiran 55 Tabel Nilai Kritik Distribusi t (dk = 81 - 120) 344

Lampiran 56 Dokumentasi 345

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mendukung

tercapainya tujuan dalam pendidikan yaitu untuk memengaruhi pertumbuhan,

menuntun kodrat, mempersiapkan, dan mengembangkan potensi siswa melalui

usaha sadar dan terencana untuk membentuk pengalaman belajar yang

menyebabkan siswa aktif dan kompeten dalam menjalankan peran peserta didik di

masyarakat dan masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan tuntutan

kompetensi matematika yang dikemukakan De Lange (dalam Shadiq, 2007:6)

diantaranya:

(a) Berpikir dan bernalar secara matematis (mathematical thinking and reasoning), (b) Berargumentasi secara matematis (mathematical argumentation), (c) Berkomunikasi secara matematis (mathematical communication), (d) Penyusunan dan pemecahan masalah (problem posing and solving), (e) Representasi (representation), (f) Simbol (symbols), serta (g) Alat dan teknologi (tools and technology).

Mengingat tuntutan tersebut maka seyogiyanya matematika sangat perlu

untuk diajar di semua jenjang pendidikan sebagai pelajaran yang mampu

membelajarkan siswa untuk merekonstruksi dan mengkonstruksi pengetahuan

matematika yang dipelajari terlebih lagi di tingkat SMA. Siswa SMA yang berada

pada tahap perkembangan kognitif operasional formal dituntun untuk memiliki

kemampuan formal dan menggunakannya dalam belajar matematika. Dengan

demikian siswa mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

untuk menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

Permasalahan yang muncul dalam pendidikan adalah kurang terciptanya

proses pembelajaran yang dimaksud. Guru yang memiliki peran sentral dalam

menciptakan hal tersebut masih menerapkan cara mengajar yang sifatnya transfer

informasi sebagaimana yang dinyatakan Lie (2010:3) bahwa:

(11)

2 alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat dan Hafal (3DCH) serta mengadu siswa satu sama lain.

Hal ini pula yang masih terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika di SMA Negeri 15 Medan dikelas X. Pembelajaran yang umum

diterapkan adalah dengan metode ekspositori yaitu guru menyampaikan materi

pelajaran dengan berceramah dan selanjutnya memberi latihan. Hal ini senada

dengan pernyataan salah seorang guru matematika (Supian Purba) di sekolah

tersebut dalam wawancara pada tanggal 4 Agustus 2014 menyatakan bahwa:

Lebih baik menurut kami menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya siswa diberi latihan dibandingkan dengan melaksanakan pembelajaran berkelompok. Jika siswa/i belajar dengan berkelompok, diskusi, atau menerapkan model pembelajaran justru semakin tidak kondusif untuk belajar. Mereka kurang memahami makna berkelompok yang seharusnya berperan aktif selama pembelajaran. Hal ini juga dipengaruhi dengan metode mengajar guru yang mereka terima di jenjang sebelumnya yang membuat mereka berpikir bahwa belajar berkelompok terkesan meninggalkan tanggung jawab guru untuk mengajar dan meminta siswa berdiskusi sebagai suatu kemalasan bagi guru untuk mengajar pula.

Hasil wawancara dengan guru matematika lain (Tambaten Bangun) juga

mendeskripsikan kondisi yang sama dengan pernyataan di atas bahwa kondisi

yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran sangat memengaruhi proses

pembelajaran yang dilakukan guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan ceramah

yang selanjutnya disertai latihan menjadi pilihan utama karena siswa terbiasa

memusatkan diri kepada guru sebagai objek belajar dan alokasi waktu

pembelajaran yang tidak diimbangi dengan banyaknya materi yang harus

tersampaikan atau kompetensi-kompetensi yang harus tercapai.

Padahal proses pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar

siswa. Bila siswa belajar dalam suasana yang aktif dan menyenangkan tentu akan

meningkatkan pemahaman akan apa yang sedang dipelajari. Demikian juga

belajar matematika tidak akan hanya dipandang sebagai ilmu abstrak yang penuh

dengan perhitungan dan rumus-rumus yang harus dihapal bila proses rekonstruksi

dan konstruksi terjadi. Siswa akan memahami bagaimana rumus itu muncul dan

(12)

3 melupakannya begitu saja dalam mempelajari suatu materi tertentu, misalnya

materi eksponen. Materi ini telah dipelajari pada tingkat SMP, tetapi dipelajari

kembali di tingkat SMA dalam pembahasan yang lebih mendalam.

Pengetahuan siswa di tingkat sebelumnya mendeskripsikan proses

pembelajaran yang dimaknai siswa tersebut. Berdasarkan jawaban siswa pada tes

diagnostik yang dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2014 mendeskripsikan

bahwa pembelajaran pada materi eksponen masih sekadar hapalan sehingga

banyak siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang ada. Berikut ini adalah

contoh jawaban siswa untuk empat soal essay test yang diberikan.

Tabel 1.1 Contoh kesalahan jawaban siswa

Nomor Soal

Jawaban Siswa Keterangan

1 Siswa kurang memahami aturan

(sifat-sifat) yang berlaku pada eksponen

2 Siswa kurang memahami definisi

pangkat bulat negatif, operasi penjumlahan yang melibatkan bilangan bulat negatif, definisi pangkat nol, dan aturan (sifat-sifat) yang berlaku pada eksponen

3 Siswa tidak mampu memodelkan

permasalahan yang ada dengan

4 Siswa kurang memahami operasi

(13)

4 Tabel 1.1 di atas menunjukkan contoh kesalahan jawaban siswa sebagai

suatu kelemahan belajar matematika. Dimana hasil tes diagnostik menunjukkan

rata-rata nilai siswa sebesar 0.17 (D) yang berarti berada pada kategori sangat

rendah. Hal ini menginterpretasikan proses pembelajaran yang terjadi sewaktu

pembelajaran materi ini tidak mampu membelajarkan siswa memahami konsep

dan prinsip yang ada. Bahkan untuk soal nomor 1 dimana siswa hanya dituntut

untuk mengingat kembali sifat-sifat pada pangkat bulat positif hanya ada 9

(22.5%) orang siswa yang mampu menjawab dengan benar. Padahal materi ini

sangat penting untuk dikuasai siswa karena akan digunakan untuk pelajaran pada

materi selanjutnya.

Kelemahan tersebut juga mendeskripsikan rendahnya pengetahuan awal

siswa pada materi eksponen di tingkat SMA. Sebagaimana deskripsi dari hasil

wawancara yang dilakukan bahwa meskipun guru menyadari bahwa perlu

membelajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

kehidupan (nyata) tetapi pengetahuan dasar siswa sangat terbatas. Akibatnya guru

jarang menuntut kemampuan kognitif siswa hingga level tinggi. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Trianto (2011:33) bahwa:

Sering seorang pelajar (siswa, mahasiswa) mengalami kesulitan dalam memahami suatu pengetahuan tertentu, yang salah satu penyebabnya karena pengetahuan baru yang diterima tidak terjadi hubungan dengan pengetahuan yang sebelumnya, atau mungkin pengetahuan awal sebelumnya belum dimiliki.

Padahal pada tingkat SMA kelemahan tersebut seharusnya tidak ada lagi.

Mengingat tuntutan pelajaran pada materi eksponen ini tidak hanya mempelajari

matematika yang sifatnya abstrak tetapi menggunakan pengetahuan di tingkat

SMP sebelumnya untuk mempelajari penyelesaian masalah dalam situasi baru

(nyata). Lebih lanjut, kompleksitas pembelajaran telah mencakup karakteristik

matematika tingkat tinggi dan perlunya pengukuran kognitif hingga level tinggi

(14)

5 Hal tersebut mendeskripsikan adanya masalah dalam pembelajaran yang

dilakukan sebagaimana yang dinyatakan Abdurrahman (2009:13) bahwa:

Penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti merasa

perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran yang berlandaskan PAIKEM (Pembelajaran

Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan). Sebagaimana yang dinyatakan Trianto

(2011:27) bahwa model pembelajaran ini perlu untuk dikuasai oleh seorang guru

karena akan memberikan dampak positif yang bisa dirasakan yakni dengan

adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Bahkan pembelajaran yang

akan dilakukan mampu membelajarkan siswa hingga level kognitif tingkat tinggi

yang selanjutnya akan diukur sebagai hasil belajar matematika siswa pada materi

eksponen.

Salah satu model pembelajaran yang paling banyak mendapat perhatian

adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Keunggulan model ini

adalah diskusi keseluruhan kelas dengan kelompok kecil (berpasangan). Menurut

Trianto (2011:132) model ini mendukung adanya resitasi dan diskusi yang

diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan. Selain itu, salah satu

faktor pengembangan model pembelajaran ini adalah keefektifan kelompok

belajar. Dalam tipe cooperatif learning lainnya, siswa yang ditempatkan pada

kelompok belajar dengan jumlah 4-6 orang (secara umum) atau kelompok belajar

besar justru menyebabkan pembelajaran tidak berjalan kondusif. Pembentukan

kelompok menyita waktu pembelajaran dan kurang efektif untuk mengontrol

keikutsertaan keseluruhan individu dalam kelompok belajar masing-masing.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih

menekankan pada tiga hal yaitu thinking secara individual, pairing secara

berpasangan, dan sharing secara keseluruhan dengan adanya resitasi dan diskusi

(15)

6 Lebih lanjut, telah banyak penelitian yang menerapkan model ini yang

menunjukkan keefektivitasan yang baik terhadap pembelajaran matematika

ditinjau dari hasil belajar siswa. Penelitian tersebut sebelumnya telah

membandingkan keefektivitasan antara dua tipe kooperatif lainnya dengan tipe

Think Pair Share seperti tipe Snowball Throwing, STAD (Student Teams

Achievement Divisions), dan TAI (Team Assisted Individualization). Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share lebih efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dibandingkan tipe

Snowball Throwing, STAD, dan TAI.

Selain itu, model pembelajaran yang berlandaskan PAIKEM adalah

model pembelajaran Missouri Mathematics Project. Model ini secara khusus

dikembangkan untuk pelajaran matematika dan mengandung unsur cooperative

learning. Secara jelas penerapan cooperative learning pada model ini tampak

pada tahap kerja kooperatif (latihan terkontrol) dimana para siswa dibentuk dalam

kelompok belajar beranggotakan 4-5 untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

guru. Model ini juga menekankan pada latihan terstruktur yang harus dilakukan

oleh setiap guru di kelas-kelas belajar agar pembelajaran dapat berhasil.

Mengingat hal tersebut maka model ini akan berdampak terhadap

pembelajaran matematika bila ditinjau dari hasil belajar siswa. Namun, penerapan

model pembelajaran ini masih jarang diterapkan di kelas-kelas belajar dan dalam

penelitian khususnya di kalangan mahasiswa S1 pendidikan matematika di

Unimed. Padahal dalam Pelatihan Instruktur/ Pengembangan SMU, Krismanto

(2003) menyarankan para guru untuk menerapkan model pembelajaran ini yang

dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk membelajarkan matematika kepada

siswa. Lebih lanjut peneliti bermaksud untuk memperkenalkan model

pembelajaran Missouri Mathematics Project dalam pembelajaran matematika.

Untuk menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa S1 pendidikan matematika

di Unimed.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua model

pembelajaran ini memiliki penekanan pada aspek berbeda yang merupakan

(16)

7 belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian

mengenai dampak kedua model pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar siswa

dalam aspek kognitif hingga level tinggi sehingga dapat diketahui model mana

yang lebih efektif diajarkan pada materi eksponen. Untuk mengetahui keefktifan

kedua model tersebut peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di SMA

Negeri 15 Medan. Sekolah ini dipilih karena menurut informasi yang diperoleh

peneliti bahwa di sekolah tersebut belum pernah ada penelitian yang sejenis.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti:

“Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Think Pair

Share dengan Missouri Mathematics Project pada Materi Eksponen di Kelas

X MIA SMA Negeri 15 Medan Tahun Ajaran 2014/ 2015”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yang terjadi antara lain:

a. Pembelajaran matematika yang umum digunakan guru di kelas adalah dengan

menerapkan metode ekspositori yaitu guru menyampaikan materi pelajaran

dengan berceramah dan memberi latihan.

b. Penerapan model pembelajaran berlandaskan PAIKEM masih jarang

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas termasuk pembelajaran

kooperatif Think Pair Share dan Missouri Mathematics Project.

c. Pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas masih jarang mengukur

hasil belajar siswa dalam aspek kognitif hingga level tinggi.

d. Rendahnya kemampuan siswa pada pengetahuan dasar seperti kemampuan

melakukan operasi penjumlahan antardua bilangan bulat negatif dan operasi

perkalian.

e. Siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal matematika terutama

perhitungan yang menuntut penerapan konsep dan aturan pada materi

(17)

8 1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dan

dengan mengingat terbatasnya kemampuan peneliti, dana, waktu, serta luasnya

cakupan identifikasi masalah maka masalah yang diteliti dibatasi pada penerapan

model pembelajaran berlandaskan PAIKEM yang masih jarang diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran di kelas yaitu pembelajaran kooperatif Think Pair Share

dan Missouri Mathematics Project dan mengukur hasil belajar siswa dalam aspek

kognitif hingga level tinggi pada materi eksponen di kelas X MIA SMA Negeri 15

Medan tahun ajaran 2014/ 2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah hasil belajar siswa

dengan model pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi daripada hasil belajar

siswa dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi

eksponen di kelas X MIA SMA Negeri 15 Medan tahun ajaran 2014/ 2015?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think

Pair Share lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

Missouri Mathematics Project pada materi eksponen di kelas X MIA SMA Negeri

15 Medan tahun ajaran 2014/ 2015”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan untuk memberikan kontribusi

ilmiah dalam bidang pendidikan yakni sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap pembelajaran matematika, terutama untuk menciptakan suasana

(18)

9 menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dan Missouri

Mathematics Project dalam pembelajaran matematika.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi guru

Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar mengajar

menyenangkan yang melibatkan siswa secara aktif.

2. Bagi siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dalam menjalin

hubungan yang baik dengan siswa yang lain dan menumbuhkan peran

aktif siswa untuk terlibat dalam pembelajaran.

3. Bagi pengelola sekolah

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif kepada pengelola

sekolah dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam pembelajaran sebagai calon guru.

5. Bagi peneliti lain

Penelitian ini sebagai masukan dalam melakukan kajian penelitian yang

lebih mendalam terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share

(19)

102 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data, dan

pembahasan penelitian maka disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan model

pembelajaran Think Pair Share lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan

model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi eksponen di kelas

X MIA SMA Negeri 15 Medan tahun ajaran 2014/ 2015 signifikan (P < 0.05).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka saran yang dapat

diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya mempelajari model

pembelajaran Think Pair Share agar dapat diterapkan dalam pembelajaran

matematika karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa sebaiknya lebih percaya diri dan berani untuk mengungkapkan dan

mengomunikasikan pendapatnya, menjaga ketertiban dalam kegiatan

pembelajaran di kelas, dan bekerja sama dalam kegiatan belajar dengan

perbedaan yang ada

c. Bagi pengelola sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan

kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya

memanajemen kelas dengan berbagai keterampilan mengajar untuk menjaga

kekondusifan belajar terutama saat siswa berada dalam kelompok belajar,

memantau keaktifan setiap siswa dalam mengemukkan dan

mengkomunikasikan pendapat, efisisensi waktu untuk setiap tahap

pembelajaran, dan mempersiapkan instrumen yang lebih handal agar dapat

(20)

103 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Cet. 10, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, Cet. 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Armanto, D., (2012), Modul Mata Kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika, Tidak Diterbitkan, Medan.

Asmin dan Abil M., (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasikal dan Modern, Cet. 1, Penerbit Larispa (Lembaga Riset Publik) Indonesia, Medan.

Hatimah, I., (2014), Bahan Kuliah Strategi Belajar Mengajar, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Isjoni, H., (2011), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Jannah, M., Triyanto, dan Henny E., (2013), Penerapan Model Missouri Mathematic Project (MMP) untuk Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Positif Siswa Pada Materi Fungsi (Penelitian dilakukan di kelas XI SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013). Jurnal Pendidikan Matematika SoLuSi (Tersohor Luas dan Berisi), Vol. 1, No. 1: 61-66.

Junaidi, (2010), http://junaidichaniago.wordpress.com (Diakses pada tanggal 5 Agustus 2014).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Matematika Buku Guru untuk Kelas X, Cet. 1,-Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Matematika Buku Siswa untuk Kelas X, Cet. 1,-Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Penilaian dalam Kurikulum 2013, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Jakarta.

Krismanto, A., (2003), Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika, Makalah, Pelatihan Instruktur/ Pengembangan SMU, 20, PPPG Matematika, Yogyakarta.

(21)

104 Lie, A., (2010), Cooperative Leraning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Cet. 7, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Manullang, (2011), Metoda Statistika, Tidak Diterbitkan, Medan.

Martadiputra, B. A. P., (2012), Populasi dan Sampel, FMIPA, UPI: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19

6412051990031-BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/MENENTUKAN_UKURAN_SAMP EL.pdf (Diakses pada tanggal 21 Maret 2014).

Muijs, D. dan David, R., (2008), Effective Teaching Teori dan Aplikasi, Ed. 2., Cet. 1, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Nadeak, S. L., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada Pokok Bahasan Logaritma di Kelas X SMA Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tahun Ajaran 2010/ 2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Nasution, L. S., (2014), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Tipe Snowball Throwing pada Materi PLSV di Kelas VII SMP Negeri 1 Kisaran T.A. 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Saputri, A., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Materi Relasi dan Fungsi di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Setiawan, (2010), Bahan Ajar Diklat Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar: Strategi Pembelajaran Matematika, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika, Yogyakarta.

Shadiq, F., (2007), Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting, Departemen Pendidikan Nasional, Yogyakarta.

Siahaan, S., (2014), Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,Tidak Diterbitkan, Medan.

Slavin, R. E., (2011), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Cet.10, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2001), Metoda Statistika, Ed. Rev., Cet. 6, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. 14, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

(22)

105 Sukino, (2013), Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 Berdasarkan

Kurikulum 2013, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sumardyono, (2004), Paket Pembinaan Penataran: Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika, Yogyakarta.

Supriadi, (2014), Teori Belajar Matematika dengan Pendidikan Matematika Indonesia, Penerbit UPI, Serang.

Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning, Cet. 14, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta. Perkembangan Peserta Didik, Penerbit Unimed, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.

Uno, H.B., (2011), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Edisi 1, Cet. 7, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Utari, R., (2011), Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunkannya,

Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK:

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi% 20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf (Diakses pada tanggal 13 Maret 2014).

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Mutia Tarigan dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1991 di Desa Gunung

Tinggi Kecamatan Pancur Batu. Penulis dibesarkan oleh Ayah tercinta yang

bernama Japet Tarigan dan Ibu tercinta yang bernama Sumarni Br. Sinulingga dan

merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk

SD Negeri 107409 Sampe Cita, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,

penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Kutalimbaru, dan lulus pada tahun

2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Sungggal,

dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi

Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Gambar

Tabel 1.1 Contoh kesalahan jawaban siswa

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian Ristiana (1998) bahwa ampas tebu dan blotong dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh jamur tiram putih karena ampas tebu mengandung serat kasar dan

ANALISIS PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN PROVINSI JAWA TENGAH.. SEJAK MASA

Informasi yang akan diberikan adalah materi untuk Sekolah Dasar kelas 1 khususnya mata pelajaran matematika membilang banyak benda, membandingkan banyak benda, mengurutkan

Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh dari empat inisiatif jasa manajemen (dukungan manajemen organisasi, penghargaan, empowerment ,

Karakteristik responden yang banyak berpendidikan SD ini sejalan dengan hasil penelitian Iddayat (2009) yaitu Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Pelaksanaan parenting yang dilaksanakan di Raudlatul Athfal Permata Bunda Kota Solok adalah penerapan pengasuhan moral keagamaan bertujuan untuk menumbuhkan sikap,

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang ditujukan untuk mendapatkan deskripsi tentang proses