• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL

LEARNING PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh :

Yunita Adiasa Pratama NIM. 4103141088

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Experiential Learning Pada Materi Dunia

TumbuhanDi Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Yunita Adiasa Pratama (4103141088)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning (belajar berbasis pengalaman) pada materi dunia tumbuhan di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014-Mei 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah alur penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan sebagai subjek adalah kelas X-9 yang berjumlah 34 orang. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda serta lembar observasi untuk pengamatan aktivitas guru dan aktivitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui ada peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus, pada saat pretest pertama nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya sebesar 45,3 dan tidak ada siswa yang tuntas belajar pada pretest siklus I. Pada posttest siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67,29 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 61,76%, kemudian meningkat pada posttest siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 75,15 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 73,53%, kemudian meningkat lagi pada posttest siklus III nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 82,2 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85,3%. Data aktivitas belajar siswa diketahui bahwa persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 57, 13%, pada siklus II persentase aktivitas meningkat menjadi 68,6%, dan meningkat pada siklus III persentase aktivitas sebesar 81,1%. Berdasarkan hasil deskripsi penelitian pada ketiga siklus tersebut dapat dinyatakan

bahwa penerapan model pembelajaran experiential learning melalui alur

penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

(4)

iv

Efforts to Improve Student Biology Learning Outcomes Using Experiential Learning Model In Material World Plants in Class X

SMA Negeri 11 Medan Academic Year 2013/2014

Yunita Adiasa Pratama (4103141088)

ABSTRACT

This research aims to improve students' learning outcomes and activities in the teaching and learning activities in the classroom using experiential learning model in the material world plants in class X SMA Negeri 11 School Year 2013/2014. The research was conducted in April 2014-May 2014. Type of research is a classroom action research plot (CAR), which consists of 3 cycles and as the subject is a class X-9, which amounted to 34 people. Instrument used is the achievement test in the form of multiple-choice and observation sheets.

Based on the results analysis of data found increased student learning outcomes in each cycle, at first pretest average value of student learning outcomes was only of 45.3 and no complete student studying at first pretest. At the first cycle posttest the average value student learning outcomes was 67.29 with a percentage of 61.76% classical completeness, then increased on the second cycle posttest average value of 75.15 with the percentage of students into classical completeness by 73.53%, and then rose again at the third cycle posttest values average of 82.2 student learning outcomes with a percentage of 85.3% classical completeness. For student learning activity data the percentage of students activities of the first cycle was 57, 13%, in the second cycle the percentage of active students increased to 68.6%, and increased the percentage of students third cycle was 81.1%. Based on the description of the results of research on the third cycle can be stated that the application of the learning model of experiential learning through action research plot (CAR) can improve learning outcomes and student activities.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang begitu besar penulis ucapkan kepada Allah SWT,

Tuhan Semesta Alam, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya memberikan

penulis kesehatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyeselesaikan skripsi

ini sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi besar

Muhammad SAW atas segala jasa-jasa yang tak terhingga kepada seluruh umat

manusia.

Skripsi ini berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar biologi siswa

dengan menggunakan model pembelajaran Experiential Learning Pada Materi

Dunia Tumbuhan di Kelas X SMA Negeri 11 Medan”. Disusun untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang

sebesar-sebesarnya kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran serta motivasi kepada

penulis sejak perencanaan, awal penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Ucapan

terimakasih juga penulis haturkan kepada Ibu Dra.Hj. Cicik Suryani, M.Si, Bapak

Drs. H. Ashar Hasairin, M.Si dan Bapak Drs. Nusyirwan, M. Si selaku dosen

penguji yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan kepada penulis

dari mulai rencana penelitian hingga selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku

Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unimed yang banyak membantu Penulis selama

proses penyelesaian skripssi, dan juga kepada Bapak Drs. Batin Kaban selaku

dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

semua Bapak/Ibu Dosen Biologi FMIPA UNIMED atas yang telah memberikan

segala ilmu dan bantuannya kepada penulis. Tak lupa ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan Bapak Drs.

Lumbantoruan, M.Pd dan Ibu Supraba Ika Sari, S.Si., S.Pd., M.Pd yang telah

(6)

vi

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada dua orang yang paling

berharga dalam hidup penulis, kedua orangtua yang sangat saya cintai, Ayahanda

tercinta Yul Herman dan Ibunda tercinta Armaini atas kasih sayang, do’a yang tak

pernah putus-putusnya, dukungan, semangat, bimbingan yang senantiasa

mengiringi penulis sampai saat ini. Juga kepada Hj.Rosna, nenek tercinta yang

selalu mendoakan penulis dan adik tercinta Hayati Suryani Putri yang telah

banyak membantu penulis, dan juga kepada seluruh keluarga yang telah banyak

membantu penulis.

Penulis juga berterimakasih kepada teman-teman seperjuangan Miftah

Arina Harahap, Syafitri Aulia, Mita Indah Rizki, Mitra Dhani Pinem, dan kepada

seluruh teman-teman di Kelas Biologi Dik B 2010 (Bibeh Sekresi, Biologi Dik B

selalu aktif berkreasi) yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, dan

semangat selama penulis menyelesaikan studi di prodi Pendidikan Biologi sampai

menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada seluruh keluarga

besar BIOTA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(7)

vii

2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran 8

2.2. Model Pembelajaran Experiential Learning 9

2.2.1. Siklus Belajar Experiential Learning 10

2.2.2. Tahapan Belajar Dalam Pembelajaran Experiential Learning 12

2.2.3 Teknik Pelaksanaan Pengajaran Model Experiential Learning 12

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Experiential Learning 13

2.3. Dunia Tumbuhan 14

2.3.1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta) 14

2.3.1.1. Reproduksi Lumut 16

2.3.1.2. Klasifikasi Lumut 16

2.3.1.3. Manfaat Tumbuhan Lumut 17

2.3.2. Pteridophyta (Tumbuhan paku) 18

2.3.2.1. Reproduksi Tumbuhan Paku 18

2.3.2.2. Klasifikasi Tumbuhan Paku 19

2.3.2.3. Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia 21

2.3.3. Spermatophyta (Tumbuhan Biji) 21

2.3.3.1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Spermatophyta 22

2.3.3.2. Klasifikasi Spermatophyta 23

2.3.3.3. Manfaat Spermatophyta bagi manusia 29

2.4. Kerangka Konseptual 30

(8)

viii

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2. Subjek Penelitian 31

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 31

3.4. Prosedur Penelitian 32

3.5. Instrument Penelitian 36

3.6. Teknik Pengumpulan Data 38

3.7. Analisi Butir Soal 38

3.7.1. Uji Validitas Tes 38

3.7.2. Uji Reabilitas Tes 39

3.7.3. Taraf Kesukaran Tes 39

3.7.4. Daya Pembeda Tes (Soal) 40

3.8. Teknik Analisis Data 41

3.8.1. Menghitung Tingkat Penguasaan Materi Siswa 41

3.8.2. Ketuntasan Belajar 41

3.8.3. Aktivitas Siswa 42

3.9. Indikator Keberhasilan 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi hasil penelitian siklus I 43

4.1.1. Perencanaan I 43

4.1.2. Tindakan I 44

4.1.3. Pengamatan I 45

4.1.4. Refleksi siklus I 51

4.2.Deskripsi hasil penelitian siklus II 52

4.2.1. Perencanaan II 52

4.2.2. Tindakan II 53

4.2.3. Pengamatan II 54

4.2.4. Refleksi siklus II 60

4.3.Deskripsi hasil penelitian siklus III 61

4.3.1. Perencanaan III 61

4.3.2. Tindakan III 62

4.3.3. Pengamatan III 63

4.3.4. Refleksi siklus III 69

4.4. Pembahasan 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73

5.1. Kesimpulan 73

5.2.Saran 73

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen (Tes hasil belajar) ranah kognitif 37

Tabel 4.1 Distiribusi penguasaan materi siklus I 46

Tabel 4.2 Persentase aktivitas guru I 49

Tabel 4.3 Distiribusi penguasaan materi siklus II 55

Tabel 4.4 Persentase aktivitas guru II 59

Tabel 4.5 Distiribusi penguasaan materi siklus III 64

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus experiential learning 11

Gambar 2.2 Siklus Hidup Lumut 16

Gambar 2.3 Siklus hidup tumbuhan paku 19

Gambar 2.4 Siklus hidup Gymnospermae 23

Gambar 2.5 Siklus hidup Angiospermae 26

Gambar 2.6 Crinium asiaticum 28

Gambar 4.1 Grafik hasil belajar siswa siklus I 46

Gambar 4.2 Grafik aktivitas siswa siklus I 47

Gambar 4.3 Grafik persentase deskriptor aktivitas siklus I 48

Gambar 4.4 Grafik aktivitas peneliti siklus I 50

Gambar 4.5 Grafik hasil belajar siswa siklus II 55

Gambar 4.6 Grafik aktivitas siswa siklus II 56

Gambar 4.7 Grafik persentase deskriptor aktivitas siklus II 57

Gambar 4.8 Grafik aktivitas peneliti siklus II 59

Gambar 4.9 Grafik hasil belajar siswa siklus III 64

Gambar 4.10 Grafik aktivitas siswa siklus III 65

Gambar 4.11 Grafik persentase deskripsi aktivitas siklus III 66

(11)

xi

DAFTTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 76

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 79

Lampiran 3. Isntrumen Penelitian 98

Lampiran 4. Kunci Jawaban 111

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 112

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 118

Lampiran 7. Lembar Observasi Altivitas Peneliti 120

Lampiran 8. Tabel Data Validitas 122

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal 125

Lampiran 10. Tabel Data Reabilitas Soal 129

Lampiran 11. Perhitungan Reabilitas Soal 130

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 133

Lampiran 13. Tabel Pembeda Soal 136

Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal 139

Lampirann 15. Daftar Nilai Siswa 141

Lampiran 16. Data Persentase Aktivitas Siswa 142

Lampiran 17. Daftar Aktivitas Guru 144

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar memegang peranan vital dalam pendidikan dan proses

pengajaran. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik.

Belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Daryanto 2010). Mengacu pada definisi belajar diatas, tujuan dari

belajar adalah bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan materi dengan

menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran.

Lebih jauh dari pada itu, tujuan sesungguhnya dari proses belajar adalah

memberikan pengalaman dan pemahaman bagi siswa. Dengan mengalami sendiri,

menemukan sendiri, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan

menumbuhkan minat belajar siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara

alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya

transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Proses pembelajaran di sekolah seharusnya melibatkan siswa dalam

pembelajaran agar siswa dapat berperan aktif dalam suasana pembelajaran

tersebut. Namun kenyataan yang ditemukan di sejumlah sekolah menunjukkan

bahwa guru hanya melakukan proses belajar dengan mentransfer pengetahuan dari

guru ke siswa, atau hanya menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk hafalan

semata. Dalam proses pembelajaran tidak jarang dijumpai guru menyampaikan

materi ajarnya hanya melalui bahasa verbal yang mengakibatkan proses

komunikasi dalam pembelajaran tersebut tidak efektif. Apalagi bila hal ini tidak

(13)

kata-2

kata verbal tanpa memperhatikan siswanya, hal ini akan mengakibatkan peserta

didik menjadi pasif dan berkurangnya minat belajar siswa. Kurangnya minat

belajar siswa menyebabkan hasil belajar dari peserta didik kurang maksimal.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya dapat

berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu yang berasal

dari dalam diri siwa adalah minat siswa, dan faktor dari luar dapat bersumber dari

penggunaan model pembelajaran yang kurang efektif dan tidak bervariasi,

sehingga pembelajaran tidak memberikan kesan dan membuat siswa jenuh.

Data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

SMA Negeri 11 Medan dengan melakukan observasi pada guru biologi di kelas X

menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelumnya pada materi

dunia tumbuhan masih tergolong rendah, yaitu 60,7 dengan ketuntasan klasikal

58,8%. Sedangkan KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 68. Melihat nilai

KKM yang diterapkan oleh sekolah tidaklah begitu tinggi seharusnya jumlah

siswa yang mencapai KKM dapat lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih

banyak siswa yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran biologi. Kesulitan

belajar itu dikarenakan proses pembelajaran yang hanya bersifat hafalan membuat

siswa jenuh dan bosan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak aktif.

Dunia tumbuhan termasuk materi pokok pelajaran biologi yang cukup

sulit bagi siswa. Pada materi tersebut siswa sulit mengidentifikasi ciri-ciri dan

bentuk tumbuhan, siklus hidup, klasifikasi tumbuhan, dan mengenali spesies

tumbuhan tertentu. Materi ini sulit dipahami oleh siswa apabila hanya diajarkan

dengan cara hafalan materi semata. Hasil belajar pada materi tersebut akan kurang

maksimal. Untuk meningkatkan nilai rata-rata siswa diatas KKM dan

meningkatkan aktivitas belajar, dapat diatasi dengan menggunakan model

pembelajaran yang lebih efektif dan bervariasi dari model pembelajaran

sebelumnya yang sering diterapkan. Alternatif model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk menjawab permasalahan diatas adalah dengan menggunakan

model experiential learning. Model pembelajaran experiential learning

merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan proses

(14)

3

apa yang mereka pelajari. Dengan penerapan model experiential learning pada

materi dunia tumbuhan siswa tidak hanya diberikan materi tentang tumbuhan

semata, tetapi siswa diajak untuk mengamati tumbuhan secara nyata. Sehingga

siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan, klasifikasi, dan mengenali

spesies tumbuhan secara langsung.

Model pembelajaran experiential learning pernah diteliti oleh

Simanungkalit (2012) upaya meningkatkan hasil belajar biologi dengan model

experiential learning di kelas VII SMP negeri 29 Medan dengan hasil evaluasi

nilaai rata-rata 42 pada test awal menjadi 70,54 pada siklus I dan menjadi 78,59

pada siklus II. Begitu juga dengan jurnal Munif dan Mosik (2009) penerapan

metode experiential learning pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil

belajar siswa sekolah dasar, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa

SD negeri Kalipucang Kulon 01 tahun ajaran 2007/2008. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada

setiap siklusnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus pertama 6.43, pada siklus kedua

6,10, pada siklus ketiga 6,83 dan pada siklus keempat 7,30.

Berdasarkan data yang dikemukakan diatas maka model experiential

learning perlu dikembangkan. Melalui model ini, siswa belajar tidak hanya

belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara

langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman.

Model pembelajaran ini sangat tepat diterapkan pada pelajaran materi dunia

tumbuhan yang bahan pelajarannya berasal dari lingkungan nyata yang selama ini

sering ditemukan oleh siswa. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning

tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Pengetahuan yang tercipta dari

model ini merupakan perpaduan antara memahami dan mentransformasi

pengalaman. Dengan model experiential learning siswa diajak untuk memandang

secara kritis kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan

penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kemudian

menarik kesimpulan bersama. Kesimpulan ini sebagai salah satu pemahaman yang

akan dicapai oleh siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam memahami kejadian

(15)

4

Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas penulis perlu untuk melakukan

penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Experiential Learning Pada Materi Dunia Tumbuhan Di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah di atas, maka

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Adanya kesulitan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran biologi.

2. Hasil Belajar biologi siswa yang masih rendah.

3. Kurangnya minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran biologi di kelas

X SMA Negeri 11 Medan.

4. Kurangnya variasi pengajaran dari guru.

1.3. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar biologi dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

dibatasi pada materi dunia tumbuhan.

2. Pembelajaran menggunakan model experiential learning.

3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X9 SMA Negeri 11 Medan

Tahun Pembelajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan

dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA

Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

2. Bagaimanakah ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan

(16)

5

3. Bagaimanakah aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran

dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA

Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan

dengan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11 Medan

Tahun Pembelajaran 2013/2014.

2. Mengetahui ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan setelah

diajarkan dengan menggunakan model experiential learning.

3. Mengetahui aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11

Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Bagi siswa: Membantu siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran,

khususnya di mata pelajaran biologi. Meningkatkan motivasi, minat,

aktivitas, dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru: Sebagai bahan informasi dan referensi baru untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai bahan masukan dan

pertimbangan untuk bahan penelitian sebagai guru.

3. Bagi Peneliti: Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai

bahan dan pedoman peneliti untuk menjadi calon guru nantinya.

(17)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan dengan menggunakan

model experiential learning di kelas X SMAN 11 Medan mengalami

peningkatan di setiap siklusnya. Rata–rata hasil belajar siswa pada siklus

I sebesar 67,29, pada siklus II meningkat menjadi 75,15 dan pada siklus

III meningkat menjadi 82,2.

2. Ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan yang diajarkan

dengan menggunakan model experiential learning adalah sebesar 85,3%.

3. Aktivitas belajar siswa pada materi dunia tumbuhan sebesar 81,1% yang

dilihat dari 5 kategori pengamatan sebagai berikut: (1) memperhatikan

penjelasan guru sebesar 87,5%, (2) bekerja kelompok sebesar 83,09%,

(3) proses pengamatan sebesar 81,62%, (4) presentasi sebesar 85,3%, (5)

bertanya sebesar 78,68%, (6) menjawab sebesar 75,74, dan (7)

berpendapat sebesar 75,74%.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah :

1. Guru hendaknya mengidentifiksasi permasalahan yang dihadapi siswa

dalam proses pembelajaran sehingga dapat memilih model pembelajaran

yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran biologi di kelas.

2. Pembelajaran menggunakan model experiential learning memerlukan

persiapan yang maksimal agar proses belajar mengajar dapat

terlaksanakan dengan lancar.

3. Guru harus lebih memanfaatkan lingkungan sekitar untuk proses

(18)

74

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Hotmaria, (2012), Reproduksi Pada Angiospermae, Http://

HotmariaAgustina.blogspot.com ( Diakses 5 januari 2014)

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

______,(2010), Prosedur Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E.d., (2007), Biologi 1, Esis,

Jakarta.

Budiman, I., (2003), Model Experiential Learning, http:// Fisika SMA Online.com

(diakses 2 januari 2014).

Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.

Dithya, (2010), Pteridophyta, http:// anindithya.blogspot.com (diakses 4 januari

2014)

Gembong, T., (2007), Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.

Isharmanto, (2013). Tumbuhan Lumut. Isharmanto.blogspot.com (Diakses

Agustus 2014)

Jonansen, (2009), Experiential Learning:http//web.missouri.edu/jonassend/courses CLE (Diakses 02 Januari 2014).

Karmana, O., (2008), Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama, Bandung.

Kolb, D. A., Yeganeh, B., 2011, Deliberate Experiential Learning, Mastering the

Art of Learning From Experience, Orbh Working Paper Case Western Reserve Universiti.

Munif, I,R,S., Mosik, (2009), Penerapan Model Experiential Learning pada

Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah

(19)

75

Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan Mengajar,

Bumi Aksara, Jakarta.

Pratiwi, D.A., Mayarti, S., Srikini, Suharno dan Bambang, (2007). Biologi Untuk

SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Purnomo, A., Karsono, Suharmanto, A., (2013). Penerapan Medel Pembelajran Experiential Learning Berbantuan Modul Pada Kompetensi Menggunakan

Alat-Alat Ukur (Measuring Tools), Journal of Mechanical Engineering

Leraning: ISSN 2252-651xs

Simanungkalit, S. H., (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dengan

Model Experiential Learning Di Kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.

Sridianti, (2013). Dunia Tumbuhan. http:www.wordpress.com (Diakses Aguatus 2014)

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Pt Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, A. 2008. Teori-Teori Belajar. http://www.wordpress.com (diakses Agustus 2014)

Suprijanto, H., (2008), Pendidikan Orang Dewasa, Bumi Aksara, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Uno, H.B., (2008), Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara,

Jakarta.

Usman, M.U., (2005), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Yulaelawati, E., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen (Tes hasil belajar) ranah kognitif

Referensi

Dokumen terkait

METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM 2013-2014: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Granger untuk menentukan pola hubungan kausalitas antara variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan

Therefore, the writer will present four points of research method, namely type of research, type of data and source of data, data collection method and technique and data

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunan metode pembelajaran everyone is a teacher here dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan refleks fonem-fonem proto- Austronesia pada bahasa Jawa dialek Banyumas (BJDB) dan Tengger (BJDT), mendeskripsikan

LSA algorithm has several steps, parsing text and synonim searching, weighting using Term Frequency-Inverse Document Frequency (TF-IDF), decomposition and reduction

[r]

[r]