HAK MEREK SEBAGAI HARTA BERSAMA (GONO-GINI) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
Abstrak
Nedya Rizki Putri
110110120297
Pasal 40 UU Merek menyebutkan bahwa hak merek bisa beralih atau dialihkan karena: pewarisan, wasiat, hibah, perjanjian; atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Sedangkan Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan menyebutkan bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Apapun yang menjadi harta bersama ketika dalam sebuah ikatan perkawinan adalah milik bersama. Maka, dari adanya peraturan tersebut, kemudian muncul anggapan bahwa hak merek bisa dijadikan sebagai harta bersama. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai bagaimanakah kedudukan hak merek yang terdaftar atas nama salah satu pihak (suami/istri) dalam harta bersama dan pembagian hak merek jika dijadikan harta bersama menurut undang perkawinan dan undang-undang merek.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi analitis melalui pendekatan yuridis normatif yang menitik beratkan pada penggunaan data, yaitu data sekunder di bidang hukum perkawinan dan hukum merek berupa peraturan-peraturan hukum, asas-asas hukum, pengertian-pengertian yang diperoleh baik melalui kepustakaan, maupun studi lapangan. Analisis yang digunakan adalah analisis yuridis kualitatif dan mencari hukum yang hidup baik tertulis maupun tidak tertulis.