• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI READING INFUSION DAN PENGGUNAAN SOCRATIVE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI READING INFUSION DAN PENGGUNAAN SOCRATIVE."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI READING INFUSION DAN

PENGGUNAAN SOCRATIVE SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Oleh : Mukhamad Ryan

NIM 1005154

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Profil Keterampilan Komunikasi Siswa

SMP Pada Pembelajaran Dengan Strategi

Reading Infusion dan Penggunaan

Socrative

Oleh Mukhamad Ryan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Mukhamad Ryan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MUKHAMAD RYAN

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI READING INFUSION DAN

PENGGUNAAN SOCRATIVE Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Setiya Utari, M.Si. NIP. 196707251992032002

Pembimbing II

Dr. Selly Feranie, M.Si. NIP. 197411081999032004

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

(4)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI READING INFUSION DAN PENGGUNAAN SOCRATIVE

Mukhamad Ryan Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Keterampilan komunikasi bertujuan untuk menghadirkan pertukaran informasi agar mencapai pemahaman yang sama (Castells, 2009). Namun keterampilan komunikasi belum terfasilitasi secara optimal, sebagai contoh guru merasa kesulitan dalam melatih siswa bertanya atau berpendapat. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan siswa dan/atau kondisi yang membuat siswa enggan berkomunikasi. Reading Infusion (RI) dan Socrative (SC) mencoba untuk mengatasi faktor penyebab lemahnya komunikasi siswa. Penelitian kuasi-eksperimen dengan static comparison group desain dilakukan pada tiga kelas yaitu kelas RISC (eksperimen), kelas RI (pembanding 1) dan kelas SC (pembanding 2) yang total melibatkan 26 sampel mencoba mengungkapkan profil komunikasi siswa menggunakan rubrik Knowledge Hierarchy (KH) dan Question Hirarchy (QH) melalui pengukuran Effect Size (ES) diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan pada kemampuan siswa dalam menanggapi pertanyaan berdasarkan KH, sedangkan terdapat perbedaan pada kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan berdasarkan QH. Hasil lainnya pada kelas RISC yaitu rerata nilai tanggapan ̅ dan 19% diantaranya berada pada High Level. Kemudian rerata nilai ajuan pertanyaan ̅ dan 60% diantaranya adalah pertanyaan pada High Level. 27% komunikasi yang terjadi pada kelas RISC adalah siswa mengajukan pertanyaan atau yang terbanyak dari ketiga kelas.

(5)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

COMMUNICATION SKILL PROFILE OF EIGHTH GRADER ON READING INFUSION AND SOCRATIVE LEARNING STRATEGY

Mukhamad Ryan Physics Education Department Indonesia University of Education

Abstract

Communication ability head for a present of exchange information to accomplish the same comprehension. (Castell, 2009). However, this ability did not conducted optimally, for example a teacher hardly to make student pose a question. This might happen because student does not have much enough prior knowledge and/or the situation of the classroom make them feel not comfort to communicate. Reading Infusion (RI) and Socrative (SC) were used to solve the problem. Quasi-experiment research with static comparison group design was fully conducted in three classes such as RISC (experiment), RI (comparison 1) and SC (comparison 2). This experiment involved 26 student was trying to figure out student communication ability profile by using Knowledge Hierarchy Rubric (KH) and Question Hierarchy Rubric (QH). Then by measured the Effect Size (ES) the result shown that there is no difference in student communication ability by KH and there is difference in student communication ability by QH. The complete result for RISC shown that mean for perceive an opinion ability was ̅ and 19% were on high level. Then, the mean for pose a question ability was ̅ and 60% were on high level. RISC also shown the highest percentage of question by 27% from total communication happen during the lesson.

(6)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II READING INFUSION, SOCRATIVE SERTA KAITANNYA DENGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA ... Error! Bookmark not defined.

A. Reading Infusion ... Error! Bookmark not defined. B. Socrative ... Error! Bookmark not defined. C. Keterampilan komunikasi ... Error! Bookmark not defined. D. Kaitan antara Reading Infusion dan Socrative terhadap keterampilan

(7)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Hasil ... Error! Bookmark not defined. 2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. B. Kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan... Error! Bookmark not

defined.

1. Profil kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan ... Error! Bookmark not defined.

2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. C. Kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan... Error! Bookmark not

defined.

1. Profil kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan ... Error! Bookmark not defined.

2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. D. Perbandingan strategi pembelajaran Reading Infusion + Socrative (RISC),

Reading Infusion (RI) dan Socrative (SC) .... Error! Bookmark not defined.

(8)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Question Hierarchy for ecological science ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Knowledge Hierarchy for ecological science .. Error! Bookmark not defined.

3.1 Sebaran siswa pada kelas penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Deskripsi konten teks Reading Infusion ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Deskripsi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.... Error! Bookmark not defined.

3.4 Deskripsi kegiatan pembelajaran pertemuan kedua ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Kriteria penilaian tahapan pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Kriteria keterlaksanaan pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Question Hierarchy pada bahasan mata dan teleskopError! Bookmark not defined. 3.8 Knowledge Hierarchy pada bahasan mata dan teleskop Error! Bookmark not

defined.

4.1 Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas RISC ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas RI .... Error! Bookmark not defined. 4.3 Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas SC ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Perbandingan persentase keterlaksanaan pembelajaran . Error! Bookmark not defined.

4.5 Data tanggapan siswa pada kelas RISC ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Data tanggapan siswa pada kelas RI ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Data tanggapan siswa pada kelas SC ... Error! Bookmark not defined. 4.8 Hubungan antara kualitas tanggapan dengan penguasaan konsep ... Error! Bookmark not defined.

4.9 Data jumlah ajuan pertanyaan siswa pada kelas RISC .. Error! Bookmark not defined.

4.10 Data jumlah ajuan pertanyaan siswa pada kelas RI ... Error! Bookmark not defined.

4.11 Data jumlah ajuan pertanyaan siswa pada kelas SC .... Error! Bookmark not defined.

4.12 Hubungan antara kualitas ajuan pertanyaan dengan penguasaan konsep

... Error! Bookmark not defined. 4.13 Skor Level of Knowledge masing-masing siswa ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Tampilan antarmuka aplikasi Socrative pada smartphone .... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kaitan Reading Infusion dan Socrative terhadap keterampilan komunikasi ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Ilustrasi desain penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Frekuensi komunikasi berdasarkan KH pertemuan pertama Error! Bookmark not defined.

4.2 Frekuensi komunikasi berdasarkan KH pertemuan kedua .... Error! Bookmark not defined.

4.3 Frekuensi Level 1 (Facts and Associations Simple) ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Frekuensi Level 2 (Facts and Associations Extended) .. Error! Bookmark not defined.

4.5 Frekuensi Level 3 (Concepts and Evidence Simple) ... Error! Bookmark not defined.

4.6 Frekuensi Level 4 (Concepts and Evidence Extended) .. Error! Bookmark not defined.

4.7 Frekuensi Level 5 (Patterns of Relationships Simple) ... Error! Bookmark not defined.

4.8 Frekuensi Level 6 (Patterns of Relationships Extended) Error! Bookmark not defined.

4.9 Frekuensi komunikasi berdasarkan QH Pertemuan pertama Error! Bookmark not defined.

4.10 Frekuensi komunikasi berdasarkan QH pertemuan kedua .. Error! Bookmark not defined.

(10)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.13 Frekuensi Level 3 (Complex Explanation) .... Error! Bookmark not defined. 4.14 Frekuensi Level 4 (Pattern of Relationships) Error! Bookmark not defined. 4.15 Persentase Keterampilan Komunikasi siswa pada kelas RISC ... Error! Bookmark not defined.

4.16 Persentase Keterampilan Komunikasi siswa pada kelas RI Error! Bookmark not defined.

(11)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 69

2. Teks Reading Infusion Mata ... 82

3. Teks Reading Infusion Teropong ... 84

4. Spreadsheet Socrative ... 86

5. Pengolahan data transkrip ... 89

6. Dokumentasi ...112

(12)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengertian komunikasi secara umum adalah proses pertukaran informasi yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang sama. Pada prosesnya komunikasi merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Implikasinya di kelas dapat berupa partisipasi siswa semisal mengangkat tangan, menanggapi pernyataan guru atau mengajukan pertanyaan (Emdin, 2010). Proses komunikasi baik itu lisan maupun tulisan, tidak terlepas dari adanya miskomunikasi. Maka diperlukan adanya upaya dari masing-masing individu agar meminimalisir terjadinya miskomunikasi (Khattak, dkk.). Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk memfasilitasi kemampuan yang menunjang keterampilan komunikasi.

Sementara itu hasil observasi terhadap salah satu sekolah di kota Bandung menunjukkan bahwa guru harus menggunakan ketegasan agar salah seorang siswa mau memberikan tanggapan. Selanjutnya siswa mau mengajukan pertanyaan kepada guru hanya saja ketika kelas telah berakhir dan itu pun jumlahnya sedikit. Lebih jauh lagi konten tanggapan dan pertanyaan yang diajukan oleh siswa tidak menyentuh ranah ilmiah. Bahkan ditemukan beberapa pertanyaan yang bersifat diluar konten pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan ada saja siswa yang tahu tapi tidak mau berbagi dan siswa yang tidak tahu tapi tidak mau mengakui.

(13)

2

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Permendiknas No. 65 tahun 2013 tentang standar proses kurikulum 2013 menyatakan bahwa siswa diharapkan menguasai kemampuan proses mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (reasoning), mencoba (experimenting) dan menyaji (communicating/ networking). Jika merujuk pada hasil observasi maka terdapat kesenjangan antara yang diharapkan oleh kurikulum dengan yang terjadi di kelas. Berkaca pada fakta tersebut maka penelitian ini akan membahas mengenai kemampuan yang menunjang keterampilan komunikasi. Dengan keterampilan komunikasi yang baik maka kemampuan proses tersebut dapat dikuasai dengan baik. Cara efektif untuk mengurangi terjadinya miskomunikasi serta membuat siswa berperan aktif yaitu dengan memfasilitasi keterampilan komunikasi siswa yang difokuskan pada kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan dan kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan.

Perilaku siswa yang pasif serta sedikitnya komunikasi siswa dalam bentuk tanggapan dan pertanyaan, salah satunya disebabkan oleh pandangan guru bahwa siswa tidak diharapkan untuk mengajukan pertanyaan (Wenning, dkk. 2006), lalu penggunaan metode ceramah yang dominan membuat siswa lebih pasif karena semua informasi ditransfer langsung oleh guru sehingga mengutamakan hafalan konten (Majerich, dkk. 2011). Selain itu kelemahan yang kadang diabaikan dalam pembelajaran yaitu menghadirkan fenomena fisis yang dapat diamati. Hal ini dapat menggerakkan rasa ingin tahu siswa. Singkatnya siswa tidak mau bertanya karena tidak tahu cara bertanya, tidak tahu apa yang ingin ditanyakan dan tidak nyaman dengan anggapan semakin banyak bertanya artinya kurang pandai.

Perlu adanya tindakan untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Salah satunya adalah penggunaan teknologi untuk membuat siswa merasa nyaman dalam berkomunikasi. Solusi yang dirasa sesuai adalah memanfaatkan teknologi

smartphone dan jaringan internet via aplikasi Socrative ke dalam pembelajaran.

(14)

3

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mampu mengoptimalkan komunikasi di kelas. Fitur tersebut diharapkan dapat membuat siswa menjadi nyaman berkomunikasi ketika pembelajaran.

Masalah lainnya yaitu siswa tidak tahu apa yang harus mereka tanyakan karena memang sejak awal tidak tahu apa yang sedang dibicarakan. Edwards (1997) mengusulkan cara untuk meningkatkan partisipasi siswa dan salah satunya dengan memberikan siswa sebuah artikel tentang sains. Hal tersebutlah yang mendasari dikembangkannya strategi Reading Infusion, yaitu menginstruksikan siswa membaca sejumlah teks mengenai sains sebelum pembelajaran. Kaitan antara teks dengan pembelajaran diharapkan mampu membekali siswa dengan pengetahuan awal yang cukup.

Berdasarkan pemaparan kondisi, situasi serta solusi alternatif mengenai keterampilan komunikasi siswa di kelas. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan solusi alternatif tersebut untuk memfasilitasi siswa dan melatihkan keterampilan komunikasi, serta mencari tahu profil keterampilan komunikasi siswa yang mencakup kegiatan siswa dalam menanggapi pernyataan dan mengajukan pertanyaan. Penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan

judul “Profil Keterampilan Komunikasi Siswa SMP Pada Pembelajaran Dengan Strategi Reading Infusion dan Penggunaan Socrative”. Penelitian ini menempatkan diri sebagai pengembangan dari beberapa penelitian sebelumnya serta mengadaptasi solusi dari penelitian sebelumnya untuk mengatasi masalah komunikasi dan partisipasi siswa di kelas.

B. Identifikasi Masalah

(15)

4

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kurangnya rasa ingin tahu siswa terkait fenomena fisis yang dikaji selama pembelajaran.

Berdasarkan beberapa masalah yang teridentifikasi tersebut maka berikut ini adalah rincian mengenai variabel penelitian dan rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian.

1. Variabel penelitian

Variabel independen yang digunakan termasuk ke dalam variabel kategori. Bentuk treatment yang dilaksanakan yaitu penerapan Reading infusion, penggunaan Socrative dan penerapan serta penggunaan keduanya dalam pembelajaran. Sementara variabel dependen yang digunakan termasuk ke dalam variabel kuantitatif, dengan bentuk data mentah berupa transkrip percakapan yang nantinya akan dilakukan pengelompokan dan proses skoring untuk menentukan frekuensi keseluruhan dan frekuensi setelah dilakukan pengelompokan. Pada variabel dependen terdapat keterbatasan penelitian yaitu proses komunikasi antar responden lainnya apabila di waktu bersamaan terjadi komunikasi antara guru dan responden. Untuk itu pada penelitian ini yang ditinjau hanya komunikasi responden terhadap forum.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang dan hasil identifikasi masalah maka berikut ini adalah rumusan masalah yang akan dikaji oleh peneliti:

“Bagaimana profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi Reading Infusion dan penggunaan Socrative?”. Untuk mendukung rumusan masalah, berikut ini adalah beberapa pertanyaan penelitian yang digunakan:

 Bagaimana profil kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan berdasarkan Knowledge Hierarchy pada kelas dengan strategi Reading

(16)

5

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Bagaimana profil kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan berdasarkan Question Hierarchy pada kelas dengan strategi Reading Infusion dan Socrative, kelas Reading Infusion dan kelas Socrative?

 Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan berdasarkan Knowledge Hierarchy dan kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan berdasarkan Question Hierarchy antara kelas Reading Infusion dan Socrative dengan kelas Reading Infusion dan kelas Socrative berdasarkan pengukuran effect size?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, berikut ini adalah beberapa tujuan yang ingin dicapai penelitian selesai dilaksanakan:

 Mengetahui profil kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan berdasarkan Knowledge Hierarchy pada kelas dengan strategi Reading

Infusion dan Socrative, kelas Reading Infusion dan kelas Socrative.

 Mengetahui profil kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan berdasarkan Question Hierarchy pada kelas dengan strategi Reading Infusion dan Socrative, kelas Reading Infusion dan kelas Socrative.

Memperoleh perbandingan antara kelas Reading Infusion dan Socrative dengan kelas Reading Infusion dan kelas Socrative berdasarkan pengukuran

effect size.

D. Manfaat Penelitian

(17)

6

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dapat digunakan oleh para pengajar sebagai solusi untuk permasalahan rendahnya partisipasi siswa selama pembelajaran.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab dan beberapa Lampiran yang terkait dengan penelitian. Berikut adalah struktur organisasi skripsi:

BAB I – Pendahuluan, bagian ini mengungkapkan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, variabel penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II – Kajian teoritis, bagian ini menggambarkan beberapa teori dan definisi yang digunakan dalam penelitian seperti Reading Infusion, Socrative, kemampuan berkomunikasi dan motivasi siswa.

BAB III – Metode penelitian, bagian ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian serta justifikasinya seperti lokasi dan sampel, metode dan desain, definisi operasional, instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV – Hasil dan pembahasan, bagian ini menunjukkan dan menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian setelah melewati tahap pengolahan dan analisis serta berisi jawaban dari pertanyaan penelitian.

(18)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan adalah sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di kota bandung. Karena lokasinya yang berada di pusat kota Bandung maka lingkungan sekitar lokasi penelitian dikelilingi oleh beberapa tempat hiburan. Kondisi ini yang dirasa peneliti sesuai dengan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan smartphone. Sebagian besar siswa yang bersekolah di lokasi penelitian pun telah menjadikan telepon seluler sebagai salah satu kebutuhan primer.

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah teknik purposive

sample. Mengacu pada Fraenkel, dkk. (2012), purposive sample merupakan

teknik sampling yang menggunakan judgement peneliti terhadap beberapa kriteria yang diperlukan oleh penelitian. Teknik purposive sampling mengharuskan peneliti untuk paham kondisi partisipan. Adapun kriteria yang digunakan peneliti dalam menentukan partisipan adalah siswa yang memiliki smartphone. Jumlah partisipan dalam penelitian yaitu sebanyak 26 siswa (N=26).

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan komunikasi siswa ketika pembelajaran berlangsung. Mengacu pada pernyataan Emdin (2010) mengenai implikasi komunikasi dalam pembelajaran, maka dalam penelitian ini keterampilan komunikasi akan dibatasi dan diukur pada kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan dan mengajukan pertanyaan. Proses komunikasi yang ditinjau hanya proses komunikasi responden terhadap forum, untuk komunikasi antar responden tidak semuanya ditinjau karena keterbatasan peneliti.

(19)

19

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

metode kuasi-eksperimen untuk menjelaskan fenomena umum pada setiap kelas

treatment.

Sementara dalam pengolahan data yang digunakan yaitu perhitungan effect

size, perbandingan rerata dan statistik deskriptif dengan tujuan untuk

mengumpulkan data dan menyajikannya dalam bentuk narasi yang dapat menjelaskan data tersebut.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga jenis treatment yaitu penerapan Reading

Infusion, penerapan penggunaan Socrative kemudian penerapan Reading Infusion

dan penggunaan Socrative. Data yang diperlukan adalah transkrip rekaman suara dan rekaman video. Selanjutnya data tambahan yang digunakan untuk mendukung hasil temuan adalah wawancara terhadap beberapa responden setelah treatment.

Kelas yang menggunakan strategi Reading Infusion dan Socrative (RISC) akan berperan sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas yang menggunakan strategi Reading Infusion (RI) saja dan kelas yang menggunakan strategi Socrative (SC) saja akan berperan sebagai Comparison Group. Comparison group biasanya digunakan pada penelitian pendidikan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan atau untuk menunjukkan apakah treatment yang satu lebih efektif dibanding treatment lainnya. Dengan demikian desain penelitian yang digunakan adalah Static Group Comparison Design (Fraenkel, dkk. 2012)

Gambar 3.1 Ilustrasi desain penelitian

(20)

20

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka berikut ini adalah penjelasan mengenai definisi operasional yang digunakan oleh peneliti:

1. Strategi pembelajaran Reading Infusion dan penggunaan Socrative

Strategi Reading Infusion yang dimaksudkan adalah dengan menginstruksikan siswa untuk membaca teks yang telah disiapkan peneliti, agar menguatkan pengetahuan awal dan rasa ingin tahu siswa ketika mengikuti pembelajaran. Sedangkan penggunaan Socrative yaitu menginstruksikan siswa untuk menggunakan layanan Socrative yang dapat digunakan sebagai sarana agar siswa lebih nyaman ketika mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan. Kedua hal tersebut diukur keterlaksanaannya menggunakan hasil analisis transkrip rekaman suara dan rekaman video pembelajaran.

2. Keterampilan komunikasi siswa

Keterampilan komunikasi siswa adalah keterampilan siswa yang didasari oleh kemampuan berbicara, mendengarkan, menulis dan membaca. Keterampilan komunikasi dibatasi pada kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan serta kemampuan siswa dalam menganggapi pernyataan. Keduanya akan diukur kuantitas dan kualitasnya menggunakan rubrik Question Hierarchy (Tabel 2.1) dan rubrik Knowledge Hierarchy (Tabel 2.2).

E. Instrumen Penelitian

1. Rekaman video dan rekaman suara

(21)

21

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Spreadsheet Socrative

Spreadsheet Socrative adalah satu fitur dari Socrative yang mampu

mencatat semua aktivitas pembelajaran yang menggunakan Socrative. Instrumen ini digunakan sebagai salah satu cara untuk mencatat aktivitas komunikasi siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Rekaman video dan rekaman suara

Proses rekaman video dilakukan pada setiap kelas dengan siswa sebagai objeknya menggunakan sebuah kamera digital dan tripod. Sebagai bentuk antisipasi adanya suara yang saling tumpang tindih maka peneliti menggunakan perangkat perekam suara yang selalu dipegang oleh peneliti dan disodorkan kepada partisipan yang dominan dalam percakapan.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh pendapat siswa mengenai penggunaan treatment dan alasan mengapa siswa pasif atau aktif selama pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang siswa yang dipilih secara acak dari jumlah partisipan. Peneliti menggunakan perekam suara untuk merekam percakapan selama wawancara berlangsung.

G. Prosedur Penelitian

(22)

22

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1 Sebaran siswa pada kelas penelitian

RI SC RISC

Untuk kelas percobaan yang menggunakan strategi pembelajaran Reading

Infusion maka proses penyusunan teks dilakukan dengan mengacu pada indikator

yang tertera pada rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.2. Berikut ini penjelasan singkat mengenai jalannya proses penelitian:

Tabel 3.2 Deskripsi konten teks Reading Infusion Pertemuan ke-

(Sub pokok bahasan)

Indikator dalam teks Dimuat

Pertemuan pertama (Mata)

 Menjelaskan bagian mata yang berperan dalam pembentukan bayangan.

  Menggambarkan skema pembentukan

bayangan oleh mata normal.

 Mengidentifikasi penyebab cacat mata. -  Menjelaskan salah satu metode untuk

mengkoreksi cacat mata.

  Menentukan jenis lensa untuk mengkoreksi

cacat mata.

-

Pertemuan kedua (Teropong)

 Menggambarkan skema pembentukan bayangan oleh sistem dua lensa

-

 Menjelaskan cara kerja teropong 

 Menjelaskan kegunaan tiap lensa pada

(23)

23

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Mengidentifikasi jenis teropong berdasarkan susunan dan jenis lensa yang digunakan

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada rentang waktu 26 – 28 Mei 2014 dan berlokasi di laboratorium IPA. Sub pokok pertemuan pertama adalah mata. Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Pendekatan saintifik digunakan dengan kemampuan proses dan kegiatan tertera pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Deskripsi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama Kemampuan

proses Kegiatan

Mengamati Mengamati snellen chart dari jarak 3 meter Menanya Mengajukan pertanyaan seputar hasil pengamatan Mengumpulkan data Melakukan pengamatan terhadap guru yang

memodelkan mata normal menggunakan Kit Optik SMP dan melengkapi LKS

Mengasosiasi Menentukan model cacat mata berdasarkan model mata normal

Mengomunikasi Menyampaikan hasil pengamatan beserta alasan pendukung

2. Pertemuan kedua

(24)

24

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendekatan saintifik digunakan dengan kemampuan proses dan kegiatan tertera pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Deskripsi kegiatan pembelajaran pertemuan kedua Kemampuan

proses Kegiatan

Mengamati Menebak jumlah batang korek api dari kejauhan Menanya Mengajukan pertanyaan seputar hasil pengamatan Mengumpulkan data Melakukan pengamatan terhadap set lensa yang

terdapat pada Kit Optik SMP, dengan mencatat jenis lensa, jumlah lensa dan kombinasi yang digunakan serta bayangan yang dibentuk oleh susunan lensa. Mengasosiasi Menentukan susunan lensa yang tepat untuk

membantu agar dapat menebak jumlah batang korek api dari kejauhan

Mengomunikasi Menyampaikan hasil beserta alasan pendukung

3. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga dilakukan wawancara terhadap beberapa partisipan. Pelaksanaannya dilakukan dalam rentang 10 – 13 Juni 2014. Wawancara sengaja dilakukan selang sekitar dua minggu setelah treatment agar pengaruh treatment sudah hilang. Pada pertemuan ketiga peneliti tidak menggunakan sistem kelas lagi melainkan menghampiri partisipan satu per satu dan meminta beberapa menit untuk sesi wawancara.

H. Analisis Data

1. Keterlaksanaan pembelajaran

(25)

25

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

persentase keterlaksanaan tahapan diukur berdasarkan terlaksana atau tidak terlaksana.

Tabel 3.5 Kriteria penilaian tahapan pembelajaran

Tahapan Poin penilaian keterlaksanaan

Pendahuluan

Apersepsi Proporsi antara yang diajukan oleh peneliti dalam RPP dengan pelaksanaannya.

Motivasi Proporsi antara yang diajukan oleh peneliti dalam RPP dengan pelaksanaannya.

Masalah (Menanya)

Proporsi antara yang diajukan oleh peneliti dalam RPP dengan pelaksanaannya.

Kegiatan Inti

Mengumpulkan data

Kegiatan terlaksana serta proporsi dari jumlah partisipasi kelompok.

Mengasosiasi Kegiatan terlaksana serta proporsi dari jumlah partisipasi kelompok.

Mengomunikasi Kegiatan terlaksana serta proporsi dari jumlah partisipasi kelompok.

Penutup

Konfirmasi Proporsi antara yang diajukan oleh peneliti dalam RPP dengan pelaksanaannya.

Aspek yang diukur keterlaksanaannya adalah komponen dari RPP seperti pendahuluan, kegiatan inti dan penutup yang akan disajikan dalam bentuk persentase keterlaksanaan. Perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan diintepretasi menggunakan rubrik kriteria keterlaksanaan model pembelajaran seperti pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria keterlaksanaan pembelajaran Interval Persentase Keterlaksanaan

Pembelajaran (KP) Interpretasi

(26)

26

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebagian kecil aktivitas terlaksana

Hampir setengah aktivitas terlaksana

Setengah aktivitas terlaksana

Sebagian besar aktivitas terlaksana

Hampir seluruh kegiatan terlaksana

Seluruh kegiatan terlaksana

(Riduwan, 2012)

2. Keterampilan komunikasi siswa

Data keterampilan komunikasi siswa akan diperoleh setelah data rekaman video dan data rekaman suara diubah ke dalam bentuk transkrip. Dari hasil transkrip tersebut maka akan diperoleh data tanggapan siswa dan data pertanyaan yang diajukan siswa. Masing-masing data tersebut akan diukur frekuensinya dan dilakukan proses pengelompokan menggunakan rubrik Question Hierarchy (Tabel 2.1) dan rubrik Knowledge Hierarchy (Tabel 2.2) yang telah disesuaikan dengan pokok bahasan pada penelitian. Tabel 3.7 dan Tabel 3.8 merupakan rubrik

Question Hierarchy dan Knowledge Hierarchy yang telah disesuaikan dengan

pokok bahasan alat optik : mata dan teleskop.

Tabel 3.7 Question Hierarchy yang telah disesuaikan pada bahasan mata dan teleskop

Level 1 : Factual Information

(27)

27

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada konsep yang naif ketimbang berdasarkan pada konsep yang sebenarnya.

Level 2 : Simple Description

Pertanyaan dalam bentuk sederhana serta membutuhkan jawaban konsep umum yang berkaitan dengan mata atau teleskop. Jawaban dapat pula dalam bentuk informasi yang masih berkaitan dengan mata atau teleskop. Selain itu, jawaban yang dibutuhkan bisa dalam bentuk penjelasan atau deskripsi terhadap sifat, karakteristik, komponen mata atau teleskop secara umum.

Level 3 : Complex Explanation

Pertanyaan membutuhkan jawaban dalam bentuk penjelasan detail tentang aspek spesifik mengenai mata atau teleskop serta disertai bukti. Selain itu jawaban yang dibutuhkan dapat berupa uraian konsep yang terperinci serta bukti lainnya yang mampu menguatkan atau membantah bukti yang dihadirkan dalam pertanyaan

Level 4 : Pattern of Relationships

Pertanyaan menunjukkan koherensi antar konsep serta berusaha mencari hubungan beberapa konsep yang berkaitan dengan mata atau teleskop yang disertai dengan beberapa bukti pendukung. Untuk mengarahkan pertanyaan pada aspek yang lebih spesifik (sifatnya menyelidik) biasanya turut disertakan konsep yang masih berkaitan.

Beberapa pertanyaan berikut dapat menggambarkan contoh level pada

Question hierarchy:

Level 1

 Apakah kornea mata pipih atau bulat?

 Bahan apakah yang digunakan pada lensa teleskop, plastik atau kaca?

(28)

28

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu  Apakah rabun bisa disembuhkan?

 Apakah perbesaran pada teleskop dapat diatur?

Level 3

 Mengapa jika kita melihat benda lalu mata kanan dan mata kiri ditutup secara bergantian maka yang terlihat akan berbeda?

 Mengapa jika lup semakin didekatkan ke benda maka bayangannya menjadi kabur?

Level 4

 Mengapa ada baris 9 – 13 pada snellen chart, padahal untuk mata normal ditunjukan oleh baris 8?

 Mengapa pada teleskop diperlukan finder, padahal fungsi finder tidak berbeda jauh dengan mata telanjang?

Secara sederhana jika ditinjau dari kedalaman dan keluasan materi maka perbedaan antara level 1 dan level 2 ada pada bentuk informasi yang diharapkan oleh penanya, pada level 1 jawaban diharapkan merupakan informasi faktual sedangkan pada level 2 informasi yang diharapkan merupakan konseptual yang benar-benar umum sifatnya. Selanjutnya pada level 3 informasi yang diharapkan sudah lebih detail dibanding pada level 2. Kemudian level 4 menunjukkan jika jawaban yang diharapkan akan menunjukkan kaitan antara beberapa konsep.

(29)

29

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8 Knowledge Hierarchy yang telah disesuaikan pada bahasan mata dan teleskop

Level 1 : Facts and Associations

(simple)

Siswa menyebutkan karakteristik mata atau teleskop yang merupakan sebuah fakta.

Level 2 : Facts and Associations

(extended)

Siswa menyebutkan komponen yang terkait dengan mata atau teleskop atau beberapa fakta yang terkait. Misal : cacat mata, jenis teleskop, fokus dll.

Level 3 : Concepts and Evidence

(simple)

Siswa menghadirkan penjelasan sederhana mengenai mata atau teleskop disertai gejala atau bukti yang mendukung.

Level 4 : Concepts and Evidence

(extended)

Siswa menghadirkan penjelasan mengenai konsep yang berkaitan dengan komponen mata atau teleskop disertai gejala atau bukti yang mendukung. Misal : gejala rabun, perbesaran bayangan teleskop.

Level 5 : Patterns of Relationships

(simple)

Siswa menyampaikan hubungan sederhana antara

beberapa konsep pada mata atau teleskop. Misal : Proses pembentukan bayangan pada mata atau teleskop

Level 6 : Patterns of Relationships

(extended)

Siswa menunjukkan hubungan yang kompleks antara beberapa konsep mengenai mata atau teleskop dengan lensa atau cahaya.

Setelah respon siswa dikategorikan berdasarkan Knowledge Hierarchy dan

Question Hierarchy, langkah selanjutnya adalah memilah berdasarkan kategori

Low Level dan High Level. Untuk Knowledge Hierarchy, Low Level merupakan

(30)

30

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sedangkan High Level merupakan level 2, level 3 dan level 4. Sistem penilaian yang digunakan diadaptasi dari penelitian Delcourt & Mckinnon (2011).

3. Effect Size (ES)

Fraenkel, dkk. (2012) menyatakan bahwa Effect Size merupakan salah satu cara untuk menentukan seberapa besar perbedaaan antara dua rerata. Effect Size biasa dinyatakan dalam lambang delta besarnya diperoleh dari persamaan berikut ini:

Dalam catatannya beliau menjelaskan bahwa temuan ES yang lebih besar dari 0.50 maka dapat dianggap sebagai temuan yang penting.

4. Hasil wawancara

(31)

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V PENUTUP A. Simpulan

Dari hasil serta pembahasan terhadap penelitian yang dilakukan pada salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Dengan mencermati keterampilan komunikasi siswa yang mencakup kemampuan siswa dalam menanggapi pertanyaan dan kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan, serta kecenderungan yang ditunjukan setelah diterapkannya strategi pembelajaran Reading Infusion dan penggunaan Socrative dalam pembelajaran. Maka berikut adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini :

1. Profil kemampuan siswa dalam menanggapi pernyataan berdasarkan

Knowledge Hierarchy dengan pokok bahasan alat optik pada kelas Reading

Infusion + Socrative (RISC) adalah 80,1% berada pada Low Level dan 19,9%

berada pada High Level. Pada kelas Reading Infusion (RI) adalah 68,7% berada pada Low Level dan 31,3% berada pada High Level. Pada kelas

Socrative (SC) adalah 81,5% berada pada Low Level dan 18,5% berada pada

High Level.

2. Profil kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan berdasarkan Question

Hierarchy dengan pokok bahasan alat optik pada kelas Reading Infusion +

Socrative (RISC) adalah 40% berada pada Low Level dan 60% berada pada

High Level. Pada kelas Reading Infusion (RI) adalah 50% berada pada Low

Level dan 50% berada pada High Level. Pada kelas Socrative (SC) adalah

69,2% berada pada Low Level dan 30,8% berada pada High Level.

3. Dengan hasil pada kelas RISC yaitu rerata nilai tanggapan ̅ dan 19% diantaranya berada pada High Level. Kemudian rerata nilai ajuan pertanyaan ̅ dan 60% diantaranya adalah pertanyaan pada High

Level. 27% komunikasi yang terjadi pada kelas RISC adalah siswa

mengajukan pertanyaan atau yang terbanyak dari ketiga kelas. Pengukuran

Effect Size menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan

(32)

65

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hierarchy antara kelas RISC dengan kelas RI dan antara kelas RISC dan

kelas SC. Namun terdapat perbedaan keterampilan komunikasi dalam hal mengajukan pertanyaan berdasarkan rubrik Question Hierarchy antara kelas RISC dengan kelas RI dan antara kelas RISC dan kelas SC.

B. Saran

Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian maka berikut adalah beberapa saran yang diharapkan dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya dengan bahasan serupa :

1. Memperhatikan faktor teknis secara lebih mendetail semisal penggunaan operator jaringan yang terpercaya serta menggunakan staf khusus untuk merekam agar hasil rekaman dalam kualitas yang baik. Sebaiknya dilakukan beberapa pertemuan untuk mengenal strategi Reading Infusion dan Socrative. Hal ini dilakukan supaya saat pengambilan data berlangsung, maka siswa telah terbiasa menggunakan dan bisa mengatasi jika terjadi kendala teknis. 2. Mencari tahu apakah ada asosiasi antara kemampuan menanggapi pernyataan

(33)

66

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Best, R. M., Rowe, M., Ozuru, Y., & McNamara, D. S. (2005). Deep-Level Comprehension of Science Texts : The Role of the Reader and the Text.

Topics in Language Disorders, 65-83.

Castells, M. (2009). Communication Power. New York: Oxford University Press. Coca, D. M., & Slisko, J. (2013). Software Socrative and Smartphones as Tools

For Implementation of Basic Processes of Active Physics Learning in Classroom: An Initial Feasibility Study With Prospective Teachers.

European Journal of Physics Education, 4(2), 17-24.

Delcourt, M. A., & McKinnon, J. (2011). Tools for Inquiry: Improving Questioning in the Classroom. LEARNing Landscapes, 4, 145-159.

Edwards, C. H. (1997). Promoting Student Inquiry: Methods for developing the essential skills for inquiry-based investigating. National Science Teachers

Association, 64, No. 7.

Emdin, C. (2010). Dimensions of Communication in Urban Science Education: Interactions and Transactions. Wiley Periodicals, Inc.

Fang, Z., & Wei, Y. (2010). Improving Middle School Students’ Science Literacy Through Reading Infusion. The Journal of Educational Research, 262-273.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to Design and

Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Companies,

Inc.

Gautier, C., & Solomon, R. (2005). A Preliminary Study of Students' Asking Quantitative Scientific Questions for Inquiry-Based Climate Model Experiments. Journal of Geoscience Education, 432-443.

Kay, R. H., & LeSage, A. (2009). A strategic assessment of audience response systems used in higher education. Australasian Journal of Educational

Technology, 25(2), 235-249.

Khattak, H. R., Yaqoob, S., & Basri, R. (t.thn.). Communication skill module. Lipson, M. Y. (1982). Learning New Information From Text: The Role of Prior

Knowledge and Reading Ability. Journal of Reading Behavior, XIV. Majerich, D. M., Stull, J. C., Varnum, S. J., & Ducette, J. P. (2011). Facilitation of

Formative Assessments using Clickers in a University Physics Course. (H. Dreher, Penyunt.) Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning

Objects, 7, 11-24.

(34)

67

Mukhamad Ryan,2014

Profil keterampilan komunikasi siswa SMP pada pembelajaran dengan strategi reading infusion dan penggunaan socrative

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Taboada, A., & Guthrie, J. T. (2006). Contributions of Student Questioning and Prior Knowledge to Construction of Knowledge From Reading Information Text. Journal of Literacy Research, 1-35.

Wenning, C. J., Holbrook, T. W., & Stankevitz, J. (2006). Engaging students in conducting Socratic dialogues: Sugestions for science teachers. Journal

Physics Education Online, 4(1), 10-13.

Gambar

Tabel 3.1 Sebaran siswa pada kelas penelitian
Tabel 3.3 Deskripsi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama
Tabel 3.4 Deskripsi kegiatan pembelajaran pertemuan kedua
Tabel 3.5 Kriteria penilaian tahapan pembelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kejadian El Nino juga akan berdampak pada pendeknya Musim Hujan dari Normalnya pada sebagian besar Zona Musim dibandingkan dengan tahun-tahun yang tidak dipengaruhi

Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan pengecualian

Laporan Skripsi yang berjudul “Produksi Serbuk Pewa rna Alami Angkak ( Monascus sp. ) Dengan Berbagai Metode Pengeringan dan Konsentrasi Soy Protein Isolate ”

2015 Sistem Pengelolaan Arsip Dan Pola Klasifikasi Kearsipan Di Perguruan Tinggi.Jawa Barat.. Suparjati,

 Stratifikasi sosial bisa terjadi berdasarkan apa yang dianggap penting oleh masyarakat tersebut.. 

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara parsialpengaruh langsung sumber daya manusia, akuntabilitas, penerapan teknologi dan ketidakpastian lingkungan terhadap

Alat ukur yang akan dipakai untuk mengukur kemampuan interpersonal dan penerimaan diri dalam penelitian ini adalah Skala Kemampuan Interpersonal yang disusun berdasarkan

Pertama wirasa irasa yaitu seorang pesilat harus melakukan gerakan dengan perasaan dan menghayatinya. Kedua wirama yaitu seorang pesilat harus mempunyai irama gerak