• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DEPAN (GEJLIG) DAN TENDANGAN BELAKANG PADA CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DEPAN (GEJLIG) DAN TENDANGAN BELAKANG PADA CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL

TENDANGAN DEPAN (GEJLIG) DAN TENDANGAN

BELAKANG PADA CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Sains program studi Ilmu Keolahragaan

oleh :

DIAN MOCHAMMAD ZEIN

NIM 1006552

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DEPAN (GEJLIG) DAN TENDANGAN BELAKANG PADA CABANG

OLAHRAGA PENCAK SILAT

Oleh

Dian Mochammad Zein

Sebuah skripsi diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program studi ilmu keolahragaan

© Dian Mochammad Zein Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DIAN MOCHAMMAD ZEIN

HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DEPAN (GEJLIG) DAN TENDANGAN BELAKANG PADA

CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Disetujui dan disahkan oleh :

Penguji 1

Mengetahui

Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Keolahragaan

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002

Pembimbing II

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002

Pembimbing I

(4)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

ABSTRACT

THE RELATION OF POWER A LIMB TOWARDS THE RESULT OF A FRONT KICK ( GEJLIG ) AND A BACK KICK ON THE SPORTS

MARTIAL ART

Dian Mochammad Zein 1006552

This study exposed background by the importance of the components of physical condition in the sport of pencak silat, one power, in this case is the power limbs. The issue in this study are: 1 ) relations of power on a limb towards front kick in sports martial arts? 2 ) relations of power on a limb towards back kick results in sports martial arts? The purpose of this study is to know the relation of power limbs towards the front kick and back kick in the sport martial arts. This study is used descriptive method with correlational technique. Sampling techniques used a purposive sampling with the total sample as many as 10 people on active member of UKM Perisai Diri UPI Bandung who participated the National Championship silat intercollegiate November 2013. Instrument data used namely: 1 ) instrument for measuring power a limb was digital vertical jump, 2 ) an instrument for measuring the front kick and back kick results is nuboya. The results of research is as follows: 1 ) there are relations power a limb towards the result of a front kick in the sport martial art of 53,3 % with the level of the powerful relationship and the rest 46,7 % influenced by these factors. There are relations of power a limb towards the result of the back kick on sport martial art by 47.7% to the level of strong relationships and the rest 52,3% is an influenced by other factors. See on the results, it is advisable for the trainers and coaches at every college in the area and the Center to create the physical conditions of the exercise program to improve a better power, particularly the power limbs.

(5)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

ABSTRAK

HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DEPAN

(GEJLIG) DAN TENDANGAN BELAKANG PADA CABANG OLAHRAGA

PENCAK SILAT

Dian Mochammad Zein 1006552

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya komponen kondisi fisik dalam olahraga pencak silat salah satunya power, dalam hal ini adalah power tungkai. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Adakah hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat? 2) Adakah hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan dan tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang pada anggota aktif UKM

Perisai Diri UPI Bandung yang mengikuti kejuaraan nasional silat antar perguruan tinggi bulan November 2013. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1) Alat untuk mengukur power tungkai adalah Digital Vertical Jump, 2) Alat untuk mengukur hasil tendangan depan dan tendangan belakang adalah Nuboya. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat sebesar 53,3% dengan tingkat hubungan yang kuat dan sisanya 46,7% dipengaruhi oleh faktor lain. 2) Terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat sebesar 47,7% dengan tingkat hubungan yang kuat dan sisanya 52,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Melihat pada hasil peneltian, disarankan bagi para Pembina dan pelatih pencak silat di setiap perguruan di daerah dan pusat agar dapat membuat program latihan kondisi fisik untuk meningkatkan power yang lebih baik, khususnya power tungkai.

(6)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...8

A. Kajian Pustaka ...8

1. Pengertian Power...8

2. Power Tungkai...9

a. Faktor yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai ...10

b. Peranan power otot tungkai dalam tendangan pencak silat ...11

3. Komponen Kondisi Fisik dalam Olahraga ...13

a. Kekuatan (Strength) ...14

b.Kelentukan (flexibility)...14

c. Kecepatan (speed) ...14

(7)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

4. Komponen Kondisi Fisik dalam Olahraga Pencak Silat ...15

a. Pada tahap pelatihan ...15

b. Pada tahap pertandingan...17

5. Sejarah dan Pengertian Pencak Silat ...18

6. Hakikat Pencak Silat ...24

7. Kaidah Pencak Silat...25

8. Teknik Dasar Pencak Silat ...26

a. Sikap Pasang ...27

b.Tangkisan ...27

c. Pukulan...27

d.Tendangan ...27

9. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...30

B. Kerangka Pemikiran ...31

C. Hipotesis Penelitian ...32

BAB III METODE PENELITIAN ...33

A. Lokasi dan Subjek Penelitian...33

B. Desain Penelitian ...34

C. Metode Penelitian ...36

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel...36

E. Instrumen Penelitian ...38

F. Teknik Pengumpulan Data...40

G. Teknik Analisis Data ...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44

A. Hasil Pengolahan Data ...44

1. Uji Normalitas ...45

2. Uji Pearson Korelasi...46

3. Uji Regresi ...48

(8)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...51

A. Simpulan ...51

B. Saran ...51

DAFTAR PUSTAKA ...52

(9)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pencak silat merupakan suatu seni beladiri tradisional yang berasal dari Nusantara yang merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan atau disebarluaskan. Dalam sejarah perkembangan pencak silat, selain berfungsi sebagai cara pembelaan diri juga berfungsi sebagai seni, olahraga, dan pendidikan. Fungsi-fungsi ini berkembang seiring dengan beragamnya tujuan yang dipengaruhi oleh motivasi para pelaku dan tuntutan keadaan yang cenderung berubah-ubah.

Menurut Notosoejitno (dalam Suhandani 2005, hlm. 1) Pencak silat mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, salah satunya yaitu :

“… d. Aspek Olahraga, yang berisi pengetahuan tentang sistem gerak berpola untuk mengamankan diri yang di modifikasi sebagai olahraga massal, rekreasi, dan prestasi”. Berdasarkan penjelasan tersebut pada perkembangannya pencak silat bukan hanya sebagai olahraga beladiri tetapi telah menjadi olahraga missal, rekreasi, dan prestasi.

Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak peminatnya dari semua kalangan. Mulai dari anak-anak sudah dimasukan diperguruan-perguruan pencak silat yang ada, orang tua yang tahu akan peluang olahraga pencak silat. Selain untuk mencari prestasi juga dapat untuk bekal menjaga diri dari kerasnya kehidupan. Sekolah-sekolah pun sudah mulai dimasuki perguruan-perguruan pencak silat untuk merekrut anggota dansebagai upaya pelestarian kebudayaan yang dimiliki rumpun melayu termasuk juga di beberapa perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang telah dimasuki beberapa dari perguruan pencak silat, diantaranya Perisai Diri (PD), Pencak Silat Tenaga Dasar (PSTD), dan Tadjimalela dengan perkembangan yang cukup bagus.

(10)

2

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

aspek sangat ditentukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Dalam bidang budaya dan olahraga, peran mahasiswa sangat besar. Hal ini terbukti bahwa sebagian besar (80%) pesilat daerah atau nasional berstatus mahasiswa (Agung Nugroho, 2007, hlm 13).

Di Indonesia pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas). Hal ini merupakan kebanggaan para mahasiswa dalam puncak prestasi olahraga pencak silat di perguruan tinggi. Namun dibalik itu pesilat-pesilat yang telah meraih juara tersebut belum bisa meneruskan prestasinya di tingkat Asean, karena cabang pencak silat belum dipertandingkan di tingkat perguruan tinggi Asean.

Olahraga saat ini mendapatkan perhatian yang cukup besar baik untuk meningkatkan kualitas manusia, kesegaran jasmani, maupun pencapaian prestasi. Salah satu tempat dimana peserta didik dapat melakukan aktivitas olahraga, tempat belajar, dan melakukan kegiatan olahraga di luar jam belajar formal melalui kegiatan ekstrakurikuler atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) untuk tingkat perguruan tinggi. Ekstrakurikuler dan Unit Kegiatan Mahasiswa yang di fasilitasi adalah untuk mengembangkan bakat dan minat serta keterampilan peserta didik, sehingga akan timbul kemandirian percaya diri dan kreatifitas, yang merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan dikembangkan. Berawal dari sinilah muncul bibit olahragawan yang tidak akan habis apabila program olahraga di lembaga pendidikan secara keseluruhan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Sudah selayaknya lembaga pendidikan sebagai salah satu wadah yang tepat untuk pengembangan olahraga.

(11)

3

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

supaya memunculkan atlet yang berprestasi, oleh karena itu dibina secara profesional.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pencak silat Perisai Diri merupakan salah satu kegiatan olahraga yang rutin mengisi kegiatan yang diadakan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) maupun di luar kampus seperti latihan bersama dengan UKM Perisai Diri dari kampus lain, mengikuti kejuaraan cabang, mengikuti kejuaran nasional antar mahasiswa, hingga kejuaraan internasional antar pengurus daerah provinsi dan komisariat Perisai Diri yang ada di luar negeri, dan kejuaraan-kejuaraan lainnya sehingga wawasan dan pengetahuan mahasiswa bertambah serta sangat menyenangkan.

Dalam olahraga pencak silat akan ditemukan berbagai macam teknik dasar seperti menendang, memukul, membanting, menyapu, menggunting, dan mengunci. Teknik-teknik dasar tersebut harus dikuasai oleh para pesilat, sehingga dapat berperan dalam menguasai teknik-teknik selanjutnya. Untuk mencapai prestasi dalam olahraga pencak silat, diperlukan berbagai pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat, sebagai faktor-faktor penentu dan penunjang prestasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam penyusunan program. Salah satu penunjang dalam prestasi pencak silat tersebut diantaranya adalah metode latihan.

Mengenai latihan teknik, Harsono (1988, hlm. 100) menjelaskan sebagai berikut

“Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan memperkembangkan kebiasaan motorik atau perkembangan neuromascular. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena itu, gerakan-gerakan dasar setiap bentuk yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna”.

(12)

4

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Power sebagai salah satu komponen fisik merupakan faktor dominan dibutuhkan dalam setiap aktifitas olahraga yang menuntut gerakan-gerakan eksplosif, terutama pada saat melakukan berbagai teknik tendangan khususnya dalam olahraga beladiri. Dalam olahraga pencak silat, power merupakan kemampuan biomotorik yang sangat penting untuk ditingkatkan. Dengan latihan fisik, khusunya pembebanan secara alami maupun dimodifikasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan fisik pesilat, khususnya power, dengan power yang baik, akan meningkatkan kualitas teknik bermain dalam pencak silat.

Secara keseluruhan bahwa teknik-teknik dasar pencak silat banyak menggunakan kaki dan tangan, khususnya dalam pertandingan kategori tanding. Pada teknik serangan menggunakan tangan, pesilat hanya dapat melakukan satu teknik pukulan, yakni pukulan ke depan. Namun pada teknik serangan menggunakan kaki, pesilat dapat melakukan beberapa teknik tendangan, diantaranya teknik tendangan depan (gejlig) dan tendangan belakang.

Menurut Lubis dan Wardoyo (2014, hlm. 36-38):

“Tendangan depan adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya pangkal jari-jari bagian dalam atau tumit, dengan sasaran ulu hati dan dagu. Sedangkan tendangan belakang adalah tendangan dengan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh (membelakangi lawan), dengan sasaran seluruh bagian tubuh lawan”.

Berdasarkan pengamatan peneliti banyak pesilat yang menggunakan kedua teknik tendangan tersebut pada pertandingan sebagai teknik andalan. Tendangan depan banyak digunakan karena proses pelaksanaannya yang mudah, hampir setiap orang bisa melakukannya. Sedangkan tendangan belakang sulit diantisipasi lawan dan mempunyai gerak tipuan dalam proses pelaksanaannya. Kedua teknik tendangan ini dianggap efektif untuk menghasilkan power tendangan yang lebih besar, akan tetapi dalam pelaksanaan banyak atlet yang menggunakan teknik tersebut belum dapat menyesuaikan dengan kemampuan fisik dan antropometrik sehingga power yang dihasilkan kurang maksimal.

(13)

5

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

dalam mengantisipasi serangan. Seorang pesilat dituntut memiliki power tungkai yang tinggi untuk menunjang teknik yang digunakan terutama teknik tendangan. Teknik tendangan dalam pencak silat dipengaruhi oleh kualitas otot tungkai dari pesilat. Untuk dapat menghasilkan tendangan yang maksimal diperlukan daya ledak (power) dari sekelompok otot tungkai tersebut. Oleh karena itu peran power tungkai dalam teknik tendangan ini merupakan salah satu indikator dalam menghasilkan tendangan yang lebih kuat dan cepat sehingga dimungkinkan untuk memperoleh poin.

Dalam pertandingan beladiri pencak silat, teknik tendangan merupakan salah satu yang sering digunakan karena sangat efektif dalam meraih poin dan mampu untuk membuat lawan terjatuh, selain itu poin yang diperoleh dari tendangan adalah lebih tinggi dibandingkan dengan pukulan. Tendangan mempunyai nilai 2 (dua) sedangkan pukulan mempunyai nilai 1 (satu). Tendangan depan dan tendangan belakang sering digunakan oleh ilmu bela diri pada umumnya.

Tendangan menggunakan tenaga dorong lurus ke depan menggunakan kekuatan tungkai dan pinggang. Tujuan dari pertandingan beladiri pencak silat adalah memenangkan pertandingan dengan cara melakukan serangan dan memperoleh nilai/angka dari setiap serangan lebih banyak dari lawan, penampilan seorang atlet pencak silat yang bermutu memegang peran penting. Hal ini Peneliti lihat pada saat anggota perguruan pencak silat Perisai Diri unit Universitas Pendidikan Indonesia (PD UPI) mengikuti kejuaraan nasional silat Perisai Diri antar perguruan tinggi pada bulan November 2013. Pada kenyataannya beberapa atlet sering tidak mendapatkan nilai dari tendangan yang dilakukan, hal ini disebabkan karena tendangan depan dan belakang yang dilakukan dapat ditangkap oleh lawan dan tidak tepat sasaran sehingga atlet yang menendang tersebut jatuh dan tidak mendapatkan poin.

(14)

6

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Perisai Diri yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Karena dalam pertandingan pencak silat sangat dituntut untuk bisa menendang dengan kuat/bertenaga secara maksimal dan tepat sasaran agar lawan sulit mengantisipasi tendangan dan mendapatkan poin dalam pertandingan.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah di uraikan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut

1. Secara keseluruhan bahwa teknik-teknik dasar pencak silat banyak menggunakan kaki dan tangan, khususnya dalam pertandingan kategori tanding.

2. Teknik tendangan merupakan salah satu yang sering digunakan karena sangat efektif. Oleh karena itu peran power tungkai dalam teknik tendangan ini merupakan salah satu indikator dalam menghasilkan tendangan yang lebih kuat dan cepat.

3. Power sebagai salah satu komponen fisik merupakan faktor dominan dibutuhkan dalam setiap aktifitas olahraga.

4. Power tungkai mempunyai hubungan dengan hasil tendangan depan dan tendangan belakang.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

1. Adakah hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat?

2. Adakah hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat?

D. Tujuan penelitian

(15)

7

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

hasil tendangan pada cabang olahraga pencak silat. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat.

2. Untuk mengetahui hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat.

E. Manfaat penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pelatih dan pembina olahraga pencak silat tentang hubungan power tungkai dengan hasil tendangan depan dan tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat.

2. Secara praktis :

a. Hasil penelitian ini sebagai upaya meningkatkan kualitas atlet pencak silat, khususnya meningkatkan kualitas power tungkai untuk mengahsilkan tendangan yang efektif.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas terutama para pelatih, pembina olahraga dalam membina dan melatih atlet, khususnya sebagai upaya meningkatkan kualitas tendangan dalam olahraga pencak silat dengan cara menghubungkan terhadap power tungkai.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi prodi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI dalam hal upaya mengembangkan olahraga pencak silat ke arah yang lebih maju.

(16)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di Kampus UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154. Berikut uraian secara rinci pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1

Tempat Pelaksanaan Pengukuran

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti. Menurut

Sugiyono (2013, hlm. 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Perisai Diri Universitas Pendidikan Indonesia (PD UPI) Bandung yang beranggotakan 25 orang.

b. Sampel

Untuk mempermudah dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel. Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelasakan bahwa,

“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada.

No Variabel Penelitian Tempat

1. Power Tungkai Laboratorium lantai 3 FPOK UPI Bandung

2. Hasil tendangan depan

(17)

34

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 85), sehingga pertimbangan sampel yang dipilih oleh peneliti adalah anggota aktif UKM Perisai Diri yang sering mengikuti beberapa event pertandingan. Maka peneliti menggunakan sampel sebanyak 10 orang yang mengikuti kejuaraan nasional silat antar perguruan tinggi pada bulan November 2013.

Ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya, menurut Gay dan Diehl (1992), „Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi‟. Berdasarkan pendapat diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini bisa diterima.

B. Desain Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini diantaranya :

1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran 3. Menganalisis data

4. Menetapkan kesimpulan

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

(18)

35

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2.

Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Tes tendangan depan

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan Tes Power

tungkai

(19)

36

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

C. Metode Penelitian

Pemecahan dari penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif korelatif. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3)

”Metode penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 64) ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif untuk melihat hubungan variabel dengan variabel lain.

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Sebuah penelitian memilki variabel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa, “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab. Sugiyono (2013, hlm. 61) mendefinisikan variabel

bebas adalah “merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

(20)

37

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

hasil tendangan depan dan tendangan belakang. Hasil tendangan depan dan tendangan belakang menjadi variabel terikat karena diduga akan dapat dikuasai dengan baik apabila memiliki tingkat power tungkai yang baik.

2. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul, maka penulis memaparkan pembahasan yang diharapkan dapat mengarah kepada penelitian yang efektif dan efisien. Untuk itu penulis memaparkannya sebagai berikut:

a. Hasil

Hasil adalah sesuatu yang didapat dari suatu usaha atau kegiatan. Hasil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya nilai yang dihasilkan dalam alat ukur Nuboya.

b. Power

Power menurut Harsono (1988, hlm. 199) adalah “kemampuan otot untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Elemen ini merupakan produk dari kemampuan kekuatan dan kecepatan. Power dalam hal ini adalah power tungkai, yaitu kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam berolahraga yang memiliki unsur tolak, lompat/loncat, sprint dan tendangan (Ahmad Damiri, 1994, hlm. 55). c. Tendangan depan

Menurut Lubis dan Wardoyo (2014, hlm. 36) tendangan depan adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya kearah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya pangkal jari-jari bagian dalam atau tumit, dengan sasaran ulu hati dan dagu.

d. Tendangan belakang

(21)

38

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

E. Instrumen Penelitian

Menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 12), “tes merupakan alat ukur

untuk memperoleh data/informasi, sedangkan pengukuran merupakan proses

untuk memperoleh data/informasi dari individu atau obyek”. Untuk

mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan suatu alat yang disebut

instrumen. Sugiyono (2013, hlm. 148) “alat ukur dalam penelitian biasanya

dinamakan instrumen penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Tes untuk mengukur power tungkai menggunakan alat ukur Digital vertical jump.

(22)

39

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Tes Power Tungkai

Tes power tungkai diukur dengan menggunakan alat digital vertical jump, dengan validitas 0,989 dan realibilitas 0,977 (Nurhasan dan Hasanudin, 2007, hlm. 175). Adapun prosedur pelaksanaan tes power tungkai sebagai berikut : a. Pelaksanaan tes : sampel berdiri dengan kedua kaki menempel pada papan

vertical jump (vertical jump board) yang terpasang dalam satu rangkaian alat dan bersiap-siap menolakkan kedua kakinya bersamaan keluarnya suara (audio) dari alat tersebut dengan cara melompat keatas setinggi mungkin. Pada saat sampel menolakkan kakinya pada papan digital vertical jump maka secara otomatis akan keluar angka pada alat digital (regulator) yang telah terpasang dalam satu rangkaian.

b. Penilaian : diambil skor power tungkai yang tertinggi dari dua kali percobaan yang diukur mulai dari adanya suara/bunyi dari alat tersebut hingga sampel melakukan tolakan pada papan digital vertical jump.

2. Tes untuk mengukur hasil tendangan depan dan tendangan belakang menggunakan alat ukur nuboya.

Gambar 3.4.

Nuboya

(23)

40

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Tes Tendangan Depan dan Tendangan Belakang

Nuboya sebagai alat ukur yang mempunyai validitas 0,86 dan realibilitas 0,91 (Yaya, dalam Suhandani 2005) dari hasil pengujian alat ukur. Alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur hasil tendangan atau pukulan dalam olahraga bela diri. Prinsip kerja alat ukur ini sangat sederhana yang menggunakan prinsip tuas. Adapun cara kerja alat Nuboya ini menggunakan besaran skalar dengan nilai kuantitatif skor 0-100, besaran skalar itu sendiri dijelaskan oleh

Soetarmo (1984, dalam Yaya 1995, hlm.23) yaitu “Besaran skalar adalah suatu besaran yang hanya ditentukan oleh besarannya atau nilainya saja”. Cara kerja alat

ukur ini identik dengan cara kerja sebuah tuas atau sebuah katrol yang diberi beban lalu ditarik atau didorong.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan metode dan desain yang digunakan, adapun langkah-langkah sebagai berikut dalam pengumpulan data :

1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian. 2. Melakukan tes power tungkai.

3. Melakukan tes tendangan depan dan tendangan belakang. 4. Melakukan pengolahan dan analisis data dari kedua hasil tes. 5. Menetapkan kesimpulan.

G. Teknik Analisis Data

(24)

41

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

1. Melakukan tes power tungkai.

2. Melakukan tes tendangan depan dan tendangan belakang. 3. Mengumpulkan data hasil tes.

4. Input data dari skor tersebut pada program SPSS versi 17.

Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistik dan uji hipotesis.

1. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumus-rumusan masalah penelitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai berikut :

a. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan tahapan pengolahan untuk memperoleh informasi mengenai data, diantaranya rata-rata, standar deviasi, varians, skor terendah dan skor tertinggi.

b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berada pada taraf distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov, dengan asumsi kelompok sampel termasuk kedalam sampel kecil atau 30 kebawah. Format pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signifikansi (Sig.) dengan

derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

(25)

42

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen, dan apabila data yang diperoleh tidak berdisribusi normal maka menggunakan analisis uji non-parametrik dengan menggunakan rumus Rank Spearman Korelasi. Kemudian hasil pengujian diinterpretasikan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 184).

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Tabel 3.2. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Sumber : pendapat Sugiyono (2012, hlm. 184)

c. Uji determinasi dengan bantuan SPSS versi 17 yang digunakan untuk mencari berapa besar hubungan antara kedua variabel.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis 1 :

Penulis mengajukan hipotesis untuk permasalahan pertama sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat.

H1 : Terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat.

(26)

43

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Hipotesis 2 :

Penulis mengajukan hipotesis untuk permasalahan kedua sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat.

H1 : Terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat.

(27)

44

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan depan pada cabang olahraga pencak silat dengan tingkat hubungan yang kuat.

2. Terdapat hubungan power tungkai terhadap hasil tendangan belakang pada cabang olahraga pencak silat dengan tingkat hubungan yang kuat.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah

1. Bagi para pembina dan pelatih pencak silat di setiap perguruan di daerah dan pusat agar dapat membuat program latihan kondisi fisik untuk meningkatkan power yang lebih baik, khususnya power tungkai.

2. Bagi para atlet pencak silat, disarankan bahwa pesilat perlu melatih secara khusus power tungkai agar dapat memperoleh hasil tendangan depan dan tendangan belakang yang lebih baik.

3. Bagi mahasiswa dan dosen yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut dan relevan dengan penelitian ini, disarankan agar melibatkan dan mengkaji variabel dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil tendangan depan dan tendangan belakang selain power tungkai dengan sampel atau populasi yang lebih luas.

(28)

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. dkk. (2008). Sejarah Perkembangan Pencak Silat. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Arsil. (1999). [online]. Tersedia di :

http://diasdiari.blogspot.com/2013/04/makalah-daya-otot-tungkai.html.

Diakses tanggal 22 Mei 2014

Damiri, Achmad. (1994). Anatomi Manusia. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Giriwijoyo, S.S.Y. dan Sidik, Z.D. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Edisi 8. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Imam Hidayat. (1997). Biomekanika Olahraga. Bandung: FPOK-IKIP Bandung.

Imanuddin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). [online]. Tersedia di : http://kamusbahasaindonesia.org/hasil diakses tanggal 4 Juni 2014

Kosasih, Engkos. (1993). Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Balai Pustaka.

Lubis dan Wardoyo. (2014). Pencak Silat Edisi Ke-2. Jakarta: Raja Grafindo

(29)

53

Dian Mochammad Zein, 2014

Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan D epan (Gejlig) D an Tendangan Belakang Pada Cabang Olahraga Pencak Silat

Notosoejitno. (1997 dan 2001). Khazanah Pencak Silat. Jakarta: CV Infomedika.

Nugroho, Agung. (2007). Materi Sejarah Perkembangan Pencak Silat Go International. Yogyakarta : FIK UNY.

Nurhasan, H dan Hasanudin, D. C. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Maryono, O’ong. (2000). Pencak Silat Merentang Waktu.Yogyakarta : Galang Press.

PB IPSI. (2007). Nomor-Nomor Pertandingan Dalam Pencak Silat. Jakarta.

Sajoto, Moch. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : FPOK IKIP.

Sheikh Shamsuddin (2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong [online]. Tersedia di : http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat diakses tanggal 15 Mei 2014.

Soedarminto. (1992). Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. [online]. Tersedia di : http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/unm-digilib-unm-fahrizal-195-1-10.ichal.pdf Diakses tgl 22 Mei 2014.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2004). Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2012 dan 2013) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 3.1 Tempat Pelaksanaan Pengukuran
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Pengaruh Latihan Skipping Rope Satu Kaki Dengan Skipping Rope Dua Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Atlet Putra Pencak Silat Perguruan Tapak Suci

Tendangan Sisi pada Atlet Pencak Silat Putera Perguruan Tapak Suci, Yayasan Pondok Pesantren Taajussallaam. Tanjung Pura, Kab. NUSTAN HASIBUAN).. Skripsi Medan :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Latihan Half Squat Variasi dengan Latihan Split Jump Terhadap Power Otot Tungkai dan Hasil Tendangan

Pengaruh Latihan SAQ Terhadap Hasil Tendangan Samping Kaki Kanan dan Kaki Kiri Atlet Olahraga Pencak Silat Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016.. (Dosen Pembimbing

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tendangan depan pencak silat pada siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar tendangan sabit dalam cabang olahraga pencak silat melalui media bantu statis pada siswa. Metode yang digunakan

PENGARUH LATIHAN FLEKSIBILITAS METOD E PNF TERHAD AP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS PANGGUL D AN KECEPATAN TEND ANGAN SABIT D ALAM CABANG OLAHRAGA BELAD IRI PENCAK SILAT..