Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Tari
Disusun oleh
Wulandari NIM :1000017
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014
Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora
Kota Bogor
Oleh Wulandari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Wulandari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL SKRIPSI
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR
Oleh :
WULANDARI 1000017
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing 1
Dedi Rosala, S.Sen, M.Hum. NIP. 195703041983031001
Pembimbing II
Tatang Taryana, M.Sn. NIP. 196501012001121001
Mengetahui
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
1) Tujuan Umum... 6
2) Tujuan Khusus... 6
E. Metode Penelitian... 6
F. Manfaat Penelitian... 6
1) Bagi Peneliti... 7
2) Bagi Mahasiswa UPI... 7
3) Bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari... 7
4) Bagi Masyarakat... 7
5) Bagi Pihak Lain... 7
G. Struktur Organisasi Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Seni dan Kreativitas... 10
5. Latar Belakang Terciptanya Tari Wayang Hihid ... 27
6. Bentuk Penyajian Tari Wayang Hihid... 30
7. Unsur Pendukung... 32
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Busana ... 32
c. Musik Iringan... 34
B. Pembahasan Penelitian... 65
1. Latar Belakang Wayang Hihid... 65
2. Bentuk Penyajian Wayang Hihid... 66
3. Rias dan Busana Wayang Hihid... 66
4. Iringan Wayang Hihid... ... 66
5. Koreografi dan Pola Lantai... 67
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... 68
A. Kesimpulan... 68
B. Implikasi... 69
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Busana Tari Wayang Hihid ... 33
Gambar 2 Wayang-Wayang Hihid... 73
Gambar 3 Wayang Jongjrong Maruta ... 74
Gambar 4 Wayang Jangkrik Gombong... 75
Gambar 5 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 76
Gambar 6 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 77
Gambar 7 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 78
Gambar 8 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 79
Gambar 9 Pertunjukan Tari Wayang Hihid Helaran... 80
Gambar 10 Pertunjukan Tari Wayang Hihid Helaran... 81
Gambar 11 Pertunjukan Tari Wayang Hihid Helaran... 82
Gambar 12 Alat Musik Keprak ... 83
Gambar 13 Alat Musik Kosrek... 83
Gambar 14 Alat Musik Angklung ... 84
Gambar 15 Alat Musik Bedug ... 84
Gambar 16 Alat Musik Goong ... 85
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota
Bogor” merupakan tari kreasi baru yang berakar dari cerita wayang. Tarian ini
berbentuk wayang berkepala sembilu, busana karung bolong, bertabur biji saga dan potongan ranting. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah 1). Latar belang terciptanya Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Dora Kota Bogor dan bentuk Penyajian Tari Wayang Hihid Disanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor. Peneliti bertujuan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dalam melestarikan, menciptakan dan mengembangkan kesenian daerah yang ada pada saat ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tari wayang hihid merupakan tari kreasi baru dengan bentuk pertunjukan tari yang dapat dipagelarkan di arena terbuka dan tertutup yang berfungsi sebagai seni pertunjukan. Dalam perjalanannya pertunjukan tari wayang hihid mengalami berbagai proses inovasi baik dari segi gerak, busana, rias, dan musiknya. Dalam usaha untuk menjaga kelestarian dan perkembangan kesenian daerah dipandang perlu adanya kerjasama yang berkesinambungan antara pencipta seni, pelaku seni, penikmat seni, dan pemerintah agar tari wayang hihid sebagai kesenian daerah dapat hidup dan berkembang sejalan dengan dinamika kemajuan zaman.
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Thesis with the title "Puppet Dance Studio Etnika Hihid In Power Sora Bogor City" is a new creation dance rooted puppet stories. This dance-headed puppet shaped knife, fashion bags perforated, studded saga seeds and pieces of twigs. The problem in this study is 1). Striped background creation Puppet Dance Studio Etnika Hihid In Dora Power Bogor and shape Puppet Dance Presentation Power Hihid Disanggar Etnika Sora Bogor. We aimed to provide benefits to all parties in preserving, creating and developing local arts that existed at this time. The method used is descriptive method of analysis with a qualitative approach. The results showed that hihid puppet dance is a dance with the creation of new forms of dance performance that can dipagelarkan open and closed arena that serves as a performance art. In a way the puppet dance performance hihid undergone various processes of innovation both in terms of motion, fashion, makeup, and music. In an effort to preserve local arts and development deemed necessary to the continued cooperation between the creators of art, artists, art lovers, and that the government puppets dance hihid as local arts can live and develop in line with
the dynamics of the development of civilization.
1
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Penelitian
Bentuk kesenian yang lahir dan aktivitas masyarakat suatu daerah tidak
akan lepas dari kebiasaan hidup masyarakat daerah tersebut, sehingga seni yang
dilahirkan akan mencerminkan kondisi suatu daerah. Kesenian tumbuh dari
masyarakat didalam bangsanya, oleh karena itu kesenian adalah suatu produk
didalam masyarakat yang bisa mencerminkan masyarakatnya. Seperti halnya tari
wayang hihid adalah kesenian yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat Kota
Bogor.
Kota Bogor adalah salah satu kota yang memiliki kesenian yang
beranekaragam diantaranya tari wayang hihid, salah satu bukti terciptanya
kreativitas anak bangsa yang ditampilkan di kota ini dari sanggar-sanggar yang
berkembang di Kota Bogor. Sanggar Etnika Daya Sora adalah salah satu sanggar
di Kota Bogor yang berkembang sangat baik eksistensinya, sanggar ini berada di
Kampung Wangun Bawah Kelurahan Sindang Sari Kota Bogor Timur.
Sanggar Etnika Daya Sora bergerak di bidang kesenian daerah Kota
Bogor, tidak hanya tari daerah saja yang dipelajari tetapi tari mancanegara, tari
kreasi dan memainkan alat musik juga dikembangkan disini. Sanggar Etnika Daya
Sora dipimpin Ade Suarsa yang gemar akan seni tradisional. Dengan tekun Ade
Suarsa mengajarkan kesenian Tradisional kepada murid-muridnya, mulai dari
musik, gerakan, dan penataan kostum semua diajarkan disanggar. Ketertarikan
Ade Suarsa dalam membuat sanggar sudah menjadi cita-citanya dan ketertarikan
kebudayaan masyarakat Bogor yang dianggap unik dan kaya akan unsur estetik.
Kelestariannya juga tumbuh dari rasa prihatin terhadap nasib budaya Bogor yang
sempat redup, untuk itu Ade Suarsa memiliki keinginan melestarikan,
mengembangkan, dan menciptakan kreasi-kreasi yang berakar dari kesenian
2
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari awal terbentuknya sanggar, terdapat banyak karya yang diciptakan
oleh Ade Suarsa yang berbahan dasar memanfaatkan sumberdaya alam yang
melimpah, murah dan mudah didapatkan diantaranya yaitu,bambu, injuk, dsb.
Dari bahan bambu tersebut Ade Suarsa menciptakan olehan seni seperti: Awi
Ranggah, Lodong Bogoran, Langgir Badong, dan Tari Wayang Hihid.
Tari wayang hihid adalah tarian yang berakar dari wayang golek, wayang
kulit dan wayang lainnya. Tarian wayang hihid ini menyerupai wayang wong
dimana para pemain atau tokoh-tokohnya menggunakan manusia. Pada wayang
wong dimulai dari cerita, busana, dan rias karakter sudah mempunyai
pakem-pakem yang baku yang tidak dapat dikreasikan. Disebabkan dari kejenuhan
masyarakat dengan penyajian wayang yang monoton dengan kurun waktu yang
cukup lama, maka Ade Suarsa menciptakan tari wayang hihid.
Ade Suarsa menciptakan suatu olahan Seni Tari Wayanghihid dengan
berceritakan tentang kehidupan masyarakat, mengkreasikan tarian, busana, cerita
hingga bentuk wayang. Karena ia berfikir bahwa rupa atau bentuk dan cerita dari
Mahabrata dan Ramayana itu telah usai (tidak bisa dikreasikan lagi) dan
mempunyai pakem-pakem tersendiri. Tari wayang hihid ini hasil kreasi
Kerjasama yang mewakili perasaan dan pengalaman Ade Suarsa.
Tari wayang hihid diciptakan oleh kerjasama Ade Suarsa pada tahun
2009, beliau terinspirasi dari hihid ( kipas). Hihid terbuat dari anyaman bambu
yang melambangkan kesederhanaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Fungsi hihid dikehidupan sehari-hari ialah untuk kebutuhan domestik, kipas
angin, dan lain sebagainya. Namun oleh kreativitas Ade Suarsa mampu merubah
kegunaan hihid yang asal mulanya untuk kegunaan rumah tangga menjadi properti
tari. Fungsi hihid dalam tari wayang hihid sendiri adalah sebagai kebutuhan
estetis.
Tokoh tokoh yang berperan dalam tari wayang hihid diambil dari nama-
nama tokoh pewayangan bambu. Ada tokoh Jongjrong Maruta sebagai tokoh jahat
yang memberi angin negatif (hitam) pada fenomena-fenomena keseharian
3
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angin positif (putih) pada fenomena-fenomena keseharian mayarakat. Negara
wayang hihid tersebut dinamakan Nagara Rungkun Taji Malela.
Bentuk penyajian Tari Wayang Hihid ini berupa tari kelompok yang pada
awalnya seorang dalang yang membacakan kakawen sebagai bubuka
(pembukaan) pertunjukan yang akan dimulai, kemudian mulai dengan irama yang
ramai menggambarkan kehidupan sehari-hari dimasyarakat yang digambarkan
oleh datangnya 6 orang penari perempuan ( yang menggambarkan kehidupan
dimasyarakat ) yang membawa hihid sebagai properti dengan gerakan energik.
Pada bagian tengah adegan dalam tari wayang hihid ini, datang 2 orang penari
laki-laki sebagai Jangkrik Gombong yang melambangkan angin baik (putih) dan
Jongjrong Maruta yang melambangkan angin jahat(hitam). Kedua angin ini yang
melambangkan hawa nafsu manusia ketika sedang mendapatkan masalah dan cara
penyelesaian masalah yang dihadapinya (cara penyelesaian yang benar atau yang
salah).
Keunikan dari tari wayang hihid ini dapat dilihat dari segi pertunjukan,
properti dan artistiknya, tari wayang hihid ini dikemas dalam dua jenis
pertunjukan, yaitu wayang hihid pertunjukan yang dipentaskan di atas panggung
pertunjukan, dan wayang hihid helaran dalam bentuk arak-arakan. Seperti yang
diungkapkan oleh Soepandi ( 1993 : 105 ) yang menyatakan bahwa: Seni helaran
adalah kesenian yang dipagelarkan dalam bentuk pesta arak-arakan, menelusuri
jalan secara beramai-ramai. Dengan penari yang berjumlah banyak, penari wanita
membawa hihid , dan penari laki-laki membawa wayang yang dibentuk semacam
orang-orangan berukuran besar 1 hingga 2 meter terbuat dari anyaman bambu.
Seni Tari Wayang hihid ini biasa dipertunjukkan pada perayaan hari jadi
Kota Bogor atau perayaan hari besar, Kemilau Nusantara, Pekan Seni Jawa Barat,
sebagai perwakilan Kota Bogor dan selalu berhasil meraih penghargaan. Tari
Wayang Hihid termasuk dalam tari kreasi baru karena karya ini merupakan
kreativitas individu dan kelompok sebagai hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat
Kota Bogor. Hal ini sependapat dengan Endang Caturwati ( 2007 : 165 )
4
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individu atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa
baru dari kalangan masyarakat pendukungnya.
Tari kreasi baru, salah satu rumpun tari yang mengalami perkembangan
pembaharuan. Tari kreasi baru adalah tarian yang diciptakan melalui daya cipta
atau daya pikir seseorang. Tari kreasi baru ini merupakan tari yang diciptakan dari
hasil karya atau daya cipta sesorang yang sebelumnya tidak pernah ada. Di dalam
proses penciptaanya suatu tarian akan mendapatkan penglaman dan tentu menjadi
kepuasan sang pencipta sendiri. Dalam prosesnya akan terdapat pembelajaran,
sehingga bila sang pencipta membuat karya akan menjadi sebuah ciri khas
pencipta.
Seiring dengan perkembangan zaman yang juga mengarah pada
keterbukaan dan kebebasan, senantiasa terjadi perubahan dan pembaharuan
disegala bidang. Dalam bidang tari terjadi pembaharuan sehingga melahirkan
tari-tarian yang tidak lagi berlandaskan pada pola-pola lama ( tradisi ) yang kita sebut
dengan tari kreasi baru, kontemporer, atau tari modern. Perkembangan tari kreasi
baru atau modern menjadi bermacam-macam, ada yang tidak sepenuhnya
meninggalkan teknik tari tradisional ada pula yang berusaha bebas sama sekali
dari pola tradisi yang sudah ada.
Tari Wayang Hihid ini adalah sebagai aset budaya daerah khususnya Kota
Bogor yang memiliki ciri khas tersendiri dalam hal wujud pertunjukkannya,
iringan, serta syair lagu sehingga Tari Wayang Hihid dapat digolongkan dalam
bentuk tradisi lisan. Yang sependapat dengan Hutomo (1991 : 11) menyatakan
bahwa : tradisi lisan adalah tradisi yang ditransmisi dalam waktu dan ruang
dengan ajaran serta didikan.
Suatu olahan seni patut disebut seni apabila ia mampu memberikan
kebahagiaan, makanan kepada rasa melalui pengalaman tersebut. Tari Wayang
Hihid menghadirkan bermacam ekspesi rasa dalam tiap adegan sebagai dinamika
garapannya, tidak hanya menghadirkan pemeran gerak semata.
Keberadaan tari wayang hihid dimasyarakat Bogor dapat dikatakan
populer. Meskipun tari wayang hihid termasuk karya baru, namun sekarang tarian
5
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhasil menjadi icon masyarakat Bogor baik di masyarakat itu sendiri maupun
masyarakat luar.
Dengan melihat perkembangan serta eksistensi tari wayang hihid yang
begitu pesat, dari awal terbentuknya tari wayang hihid sampai sekarang masih
belum diketahui detail tentang proses penciptaan tari tersebut dan bentuk
penyajiannya. Sangat disayangkan bahwa belum ada tulisan atau penelitian yang
membahas tari wayang hihid . padahal di dalam tari wayang hihid terdapat suatu
kekayaan estetik yang layak untuk diteliti jika melihat penyajiannya. Untuk itu
sangat disayangkan apabila aset yang berharga seperti tari wayang hihid yang
sedang berkembang saat ini tidak diangkat ke dalam suatu deskripsi atau catatan
tari sebagai bahan apresiasi dan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya jurusan
tari dan seniman lainnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa tari Wayang Hihid Di Sanggar
Etnika Daya Sora Kota Bogor memiliki keunikan tersendiri dari segi artistik dan
properti. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti ingin mengetahui
latar belakang terciptanya tari wayang hihid dan bentuk penyajian tari wayang
hihid lebih dalam, yakni dengan mengangkat judul “Tari Wayang Hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaan
masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah. Masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu kurangnya daya apresiasi
masyarakat terhadap seni tradisi yang salah satunya diakibatkan oleh budaya asing
yang lebih mudah diterima masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa seni
tadisi merupakan seni yang cukup monoton. Pada kenyataanya seni tradisi akan
mengalami perkembangan karena dipengaruhi perubahan zaman yang merubah
pola pikir masyarakat lebih kritis lagi, oleh karena itu pertunjukan tari wayang
hihid merupakan bentuk seni pertunjukan kreasi baru.
6
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti memaparkan beberapa permasalahan yang akan diteliti meliputi
pertunjukan tari wayang hihid. Setelah memaparkan beberpa permasalahan yang
akan diteliti kemudian dirumuskan dan dituangkan dalam bentuk pernyataan
sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang terciptanya tari wayang hihid di Sanggar Etnika
Daya Sora Kota Bogor?
2. Bagaimana bentuk penyajian tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora
Kota Bogor?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuab umum dan tujuan khusus, seperti berikut.
1. Tujuan Umum
Menambahkan khasanah kesenian tradisioanal dan informasi baru
mengenai pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota
Bogor, dan memberikan kontribusi untuk dunia pendidikan sebagai bahan materi
pembelajan seni tradisi.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya :
a. Memperoleh gambaran latar belakang terciptanya tari wayang hihid di
Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.
b. Mengetahui bentuk penyajian tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora
Kota Bogor.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif
alalisis dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif analisis merupakan salah
satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan dan menganalisis dimana peneliti menjelaskan situasi dan
7
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Manfaat Penelitian Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, adalah :
1. Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta
beberapa pengalaman, terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai Tari
Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.
2. Mahasiswa UPI
Dengan adanya penelitian tentang Tari Wayang Hihid , diharapkan dapat
memberikan pengetahuan baru dan informasi tentang Tari Wayang Hihid Di
Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.
3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung
Menambah Khasanah kepustakaan (literature) khususnya pada jurusan
Pendidikan Seni Tari UPI Bandung mengenai Pertunjukan Tari Wayang Hihid Di
Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.
4. Masyarakat
Memberi informasi tentang pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar
Etnika Daya Sora Kota Bogor sebagai sarana untuk memotivasi masyarakat agar
mencintai agar mencintai kesenian kesenian tradisi sebagai warisan budaya.
5. Pihak Lain
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan
informasi akan keberadaan, dan memberikan wawasan bagi masyarakat luas,
seniman, dan generasi muda. Peneliti juga mengajak kepada masyarakat luas
dimanapun berada untuk menghargai, mempertahankan, melestarikan seni budaya
bangsa setempat.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I merupakan uraian tentang latar belakang masalah yang isinya acuan
peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil penelitian dalam skripsi
ini, kemudian dapat merumuskan masalah yang menjadi pembahasan penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak dan struktur organisasi
8
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang dapat menguatkan dalam
penelitian yang dikaji. Selanjutnya menggunakan teori-teori yang menguatkan
penelitian skripsi.
Bab III uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan metode – metode yang sesuai dengan penelitian.
Bab IV penjabaran dari semua hasil penelitian dan pembahasan yang di
dalamnya membahas data-data hasil penelitian dan analisis oleh peneliti.
Bab V berisi tentang kesimpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan
saran sebagai tindaklanjut dari hasil penelitian.
Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi yang berisi tendang
daftar pustaka buku-buku yang dipergunakan peneliti.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
15
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian oleh peneliti yaitu di
Sanggar Etnika Daya Sora yang beralamat di Kampung Wangun Bawah
Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur. Alasan peneliti mengambil
penelitian dilokasi ini dikarenakan kesenian Tari Wayang Hihid hanya ada di
Sanggar Etnika Daya Sora.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah kesenian Tari Wayang Hihid yang
berada di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.
B.Desain penelitian
Ada beberapa langkah yang peliti lakukan nuntuk memperoleh data-data
mengenai penelitian Tari Wayang Hihid, observasi lapangan, melihat pertunjukan
Tari Wayang Hihid, wawancara, dan analisis data. Berikut ini desain penelitian
yang akan dideskripsikan pada bagian di bawah ini :
Bagan 1.
Desain penelitian
Observasi Lapangan
16
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan bagian di atas bahwa desain penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah, (1) observasi lapangan dengan mengunjungi tempat atau lokasi
yang akan dijadikan lokasi penelitian dan menentukan sampel penelitian yang
dianggap layak untuk diteliti, (2) melihat pertunjukan Tari Wayang Hihid secara
langsung pada tanggal 22 Februari 2014 pada pukul 19.00- 20.00 WIB, (3)
wawancara beberapa kali dilakukan oleh untuk mendapatkan data yang diinginkan
untuk menjawab rumusan masalah dan dianalisis. Wawancara dilakukan pada
observasi awal dan setelah melihat pertunjukan Tari Wayang Hihid, (4) analisis
data dilakukan setelah semua data terhimpun kemudian dianalisis.
C.Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode merupakan
suatu cara yang akan digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian. Hal tersebut dapat diperoleh melalui teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto
(2002:136) bahwa, metode penelitian adalah bagaimana cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Menurut Iqbal Hasan (2004:185) yang menyatakan bahwa :
deskriftif analisis adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji
generalisasi hasil penelitian berdasarkan sampel. Penulis beranggapan bahwa
metode deskriptif analisis sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, karena
metode ini dapat memberikan gambaran tentang objek yang diteliti sesuai dengan
fakta yang tampak sebagaimana adanya, yaitu dengan pengumpulan data,
selanjutnya dengan menganalisis data tersebut. Caranya dengan melakukan
Analisis Data
17
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan secara objektif pada pengungkapan unsur-unsur yang diteliti, yaitu
dengan menganalisis bentuk penyajian tari wayang hihid, selanjutnya
mendeskripsikan latar belakang terciptanya Tari Wayang Hihid Di Sanggar
Etnika Daya Sora Kota Bogor.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bogdan dalam buku karangan Suwardi Endraswara (2006:85),
penelitian kualitataif adalah penelitian yang menggunakan deskripsi lewat
kata-kata. Dari pendekatan kualitatif dihasilkan deskipsi berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Metode dan pendekatan ini digunakan dengan tujuan mencari kesimpulan
sebagai hasil analisis dari dta yang diperoleh mengenai Tari Waynag Hihid Di
Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.
Untuk mendapatkan hasil analisis yang seakurat mungkin dan
selengkap-lengkapnya dari objek yang diteliti, maka dilakukan pengamatan melalui rekaman
gambar dari hasil observasi di lapangan.
D.Definisi Operasional
Untuk memperoleh pemahaman dan pelaksanaan penelitian di lapangan,
serta untuk menyamakan presepsi atau pandangan serta pemahaman antara
pembaca dan peneliti, maka akan dijelaskan definisi operasional secara singkat
mengenai penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Kayam
dalam Tarmizi (2012:10) yang mengungkapkan kesenian adalah ungkapan
kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, masyarakat yang menjaga kebudayaan dan
kesenian yang mencipta, mengembangkan untuk kemudian menciptakan
kebudayaan baru lagi. Tari Wayang Hihid dipahami sebagai bentuk seni
pertunjukan tari yang menggunakan properti hihid yang didalam kemasan
pertunjukannya ada seorang dalang yang mengatur jalanya cerita, tokoh-tokoh
wayang bambu di Rungkun Taji Malela. Kesenian Tari Wayang Hihid ini
18
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data. Alat ini harus
dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan, instrumen sebagai alat
pengumpulan data untuk mengukur variable penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman
dokumentasi.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan teknik penelitian langsung kelapangan.
Peneliti tidak hanya mengamati saja, tetapi dilanjutkan dengan proses pencatatan
data mengenai tari wayang hihid di Kampung Wangun Bawah Kelurahan
Sindangsari Kecamatan Bogor Timur yang diperoleh dari narasumber.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan
adanya sebuah dialog lisan yang dilakukan oelh peneliti untuk mendapatkan
informasi. Instrumen yang digunakan dalam pedoman wawancara adalah
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, dimana yang terstruktur terdiri dari
setentetan pertanyaan lengkap dan terperici yang tertulis sebelum melakukan
wawancara. Sedangkan wawancara yang tidak tepat terstruktur dapat bebas
menanyakan apa saja yang berhubungan dengan tari wayang hihid di Kampung
Bawah Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur.
3. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi dimana peneliti sebelumnya mengumpulkan
benda-benda tertulis seperti dokumen terdahulu, buku-buku, catatan-catatan, majalah,
dsb.
F. Teknik Penelitian dan Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hal tersebut peneliti
lakukan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih maksimal dan akurat,
19
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data
yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Suharsimi
Arikunto, 2002:197).
Teknik observasi dalam penelitian ini merupakan teknik penelitian
langsung kelapangan dengan tujuan untuk mendapatkan data penelitian
semaksimal mungkin tentang Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora
Kota Bogor. Pengamatan dilakukan melalui rekaman gambar ataupun rekaman
suara dengan menggunakan handycam dan photo camera, semuanya dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan penelitian, karena dalam
melakukan observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suharsimi Arikunto (2002:133) bahwan : observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.
Dengan melakukan penelitian terhadap objek yang diteliti secara langsung,
peneliti dapat mengapati proses tari wayang hihid dari awal sampai akhir dengan
jelas. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mendapatkan data seakurat mungkin
dan selengkap-lengkapnya dari objek yang diteliti, untuk dijadikan sebagai data
penelitian.
Observasi secara tidak langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan
ulang terntang hasil yang diperoleh pada saat melakukan observasi langsung di
lapangan. Obsevasi dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mengapati tentang
tari wayng hihid yang selanjutnya diadakan pengambilan data berupa
pengumpulan informasi dari objek yang diteliti.
Pada tanggal 25 November 2013 dilakukan observasi yang pertama ke
Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor dengan menemui Bapak Ade Suarsa
sebagai pimpinan sanggar dan meminta kesediaannya salah satu tarian hasil karya
Bapak Ade Suarsa yaitu Tari Wayang Hihid untuk dijadikan sebagai objek
20
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi selanjutnya tangga 2 Januari 2014 pada saat diadakan latihan
untuk mempersiapkan pergelaran dengan tujuan untuk dapat mengamati
gerakan-gerakan secara terperinci.
Pada tanggal 14 Februari 2014 observasi dilakukan pada saat persiapan
busana untuk pagelaran. Penulis mencari informasi tentang busana yang akan
digunakan baik itu oleh dalang, para penari wanita, dan para wayang.
Tanggal 22 Februari 2014 ketika diadakan festival tari kreasi Kota Bogor,
tari wayang hihid dipagelarkan, pada saat itulah observasi secara langsung
dilakukan, tidak lupa penulis mendokumentasikan dalam bentuk rekaman gambar
dan suara untuk keperluan penelitian.
Dengan adanya rekaman gambar tersebut sangat membantu penulis dalam
melakukan penelitian, karena objek yang diteliti tidak akan berubah dan
pengamatan dapat dilakukan dengan berulang-ulang.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang
dilakukan secara lisan melalui tatap muka dengan nara sumber. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ridwan (2004:102) bahwa: wawancara adalah suatu cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.
Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap penelitian,
karena jika penelitian dilakukan tanpa melakukan wawancara, maka seorang
peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya
langsung kepada informan.
Melalui wawancara ini dilakukan tanya jawab, baik secara terstruktur
ataupun tidak terstruktur dalam bentuk pengajuan beberapa pertanyaan secara
langsung dan teratur ataupun secara tidak langsung dengan masalah yang diteliti.
Pada akhirnya dapat diperoleh informasi yang akurat. Pada bagian ini, pemilihan
subjek yang akan diwawancara lebih difokuskan kepada nara sumber dan
orang-orang yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi atau data-data yang
21
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melakukan wawancara pertama pada tanggal 3 Maret 2014
ditujukan kepada responden utama yaitu Bapak Ade Suarsa sebagai pencinta Tari
Wayang Hihid sekaligus pimpinan dari Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor,
dengan tujuan mendapatkan informasi dan keterangan yang akurat mengenai
latarbelakang terciptanya tari wayang hihid dan bentuk penyajian dari tari
wayang hihid .
Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 16 Maret 2014 kepada
beberapa orang penari, juga orang- orang yang berhubungan langsung dengan
masalah busana dan tata rias.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan landasan teori dan informasi
yang relevan dengan objek yang diteliti. Penggunaan buku-buku sebagai sumber
dapat dijadikan kerangka acuan atau landasan dalam menganalisis data penelitian
serta sebagai bahan dalam pengolahan data dengan tujuan sebagai bahan
perbandingan dan penguatan data yang diperoleh di lapangan. Adapun kendala
yang ditemukan di lapangan yaitu sulitnya menemukan literatur yang
berhubungan langsung sengan objek yang sedang di teliti.
Untuk mengatasi kurangnya literatur, penulis banyak bertanya dan
mencari informasi dari orang-orang yang berkompeten atau mengetahui tentang
tari wayang hihid .
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat
akurat bukan hanya dalam bentuk tulisan saja tapi bisa dalam bentuk benda.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ridwan (2004:105) bahwa: dokumentasi
adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, data yang relevan dengan penelitian..
Untuk memperoleh data-data yang dimaksud, digunakan media audio
22
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kreasi kota Bogor tanggal 22 Ferbruari 2014. Selanjutnya dari hasil observasi
yang berlangsung di dokumentasikan dalam bentuk video dan foto.
G.Teknik Analisis Pengolahan Data
Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan yang menunjukan fakta. Data yang sudah diperoleh dari
hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi tersebut dikumpulkan
semua agar mudah untuk mengecek. Data yang ada hubungannya dengan
penelitian kemudian diklarifikasi berdasarkan kepentingan.
Seluruh data yang ada dan dianggap mendukung, selanjutnya diolah
disesuaikan dengan permasalahan yang dimaksud dengan menggunakan metode
deskriptif analisis. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh hasil uraian yang
diharapkan, kemudian diklarifikasikan secara sistematik hingga diperoleh suatu
tujuan dan maksud penelitian.
Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagi berikut :
a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi
pustaka dan dokumentasi.
b. Mengelompokan data yang sesuai dengan permasalahan.
c. Menganalisis data, tahap penganalisisan dilakukan setelah data-data yang
terkumpul dari hasil penelitian disederhanakan. Kemudian disesuaikan dengan
buku-buku atau literatur serta hasil dokumentasi yang menunjang, sehingga
dapat mengkasilkan jawaban dan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
d. Menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh.
e. Memaparkan atau mendeskripsikan laporan yang merupakan kegiatan akhir
68
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Wayang Hihid merupakan percikan embun yang turun dari embrio wayang yang
sudah ada namun dalam bentuk yang berbeda. Wayang Hihid lahir dari curahan hati yang
diungkapkan dalam bentuk kreatifitas sebagai hasil eksplorasi gabungan antara kekuatan,
tari, musikalitas, teater dan wayang alternative yang mengusung kebebasan dengan tidak
terbelenggu oleh aturan pakem yang ada sehingga tidak akan mengganggu dan mencederai
ranah konservatif yang memang perlu dijaga orisinalitas (keaslian)-nya.
Bentuk penyajian Tari Wayang Hihid ini berupa tari kelompok, jumlah pemain tidak
terpaku dengan jumlah yang sudah ditentukan. Jumlah pemain dapat disesuaikan dengan
arena pertunjukan yang akan digunakan.
Dalam pertunjukannya tari wayang hihid didukung pula oleh musik sebagai pengiring,
rias dan busana sebagai penegasan karakter. Pertunjukan tari wayang hihid ini telah
mengalami pengemasan yang sangat baik sehingga dapat menarik perhatian penonton, hal ini
dikarenakan penggarapannya selain tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi setempat juga
ditambahkannya nilai-nilai estetis dalam pertunjukan.
B. Implikasi
Dalam perkembangannya suatu kesenian tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus ada
kerja sama dari berbagai pihak yaitu pencipta seni, penikmat seni masyarakat, karena apabila
hal itu terjalin dengan baik akan berdampak pada keberhasilan dan kemajuan suatu kesenian
daerah.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan apresiasi siswa di
sekolah-sekolah lanjutan guna melestarikan dan mengembangkan suatu kesenian daerah agar tidak
punah, tidak tergantikan oleh kesenian yang masuk dari luar. Bagi pemerintah setempat
diharapkan perhatian, pengayoman dan pembinaan, karena dengan adanya upaya dan
dukungannya, kelangsungan hidup kesenian daerah khususnya tari wayang hihid di sanggar
etnika daya sora kota bogor tetap terjaga. Melestarikan kesenian daerah berarti
69
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepada para pencipta seni tidak berhenti dalam menciptakan karya-karya yang baru,
selain itu diharapkan juga ada upaya pewarisan kepada generasi muda selanjutnya, agar
kesenian ini tidak tergantikan dengan kesenian yang lebih modern.
Wulandari, 2014
TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.1998. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Rineka Cipta Jakarta.
Caturwati, Endang .2007. Tari di Tatar Sunda. STSI Bandung.
Hartono, 1984. Penghantar Seni. Rineka Cipta
Kayam, U. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Sinar Harapan : Jakarta.
Koentjaraningrat. 1990. Penghantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta.
Latifah, Dian dan Sulastianto.1994 . Pendidikan Seni 1. Bandung : Ganeca Exact.
Mulyadi, Edi .1997. Pengantar Sosiologi Kesenian, Bandung : Proyek Peningkatan Pengembangan. ASTI.
Murgianto, Sal dan A.M Munardi. 1983. Koregrafi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nalan, Arthur.S. 1996. Kapita Selekta Tari. Bandung : STSI Press
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.2013. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan.
Soedarsono R.M .1990. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suanda, T,.A.2003. Penuntun Pelajaran Seni Tari, CV. Geger Sunten : Bandung.
Sudjana.N. dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Tim penyusun Kamus, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus besar Bahasa