• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Disusun oleh

Wulandari NIM :1000017

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora

Kota Bogor

Oleh Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Wulandari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Oleh :

WULANDARI 1000017

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing 1

Dedi Rosala, S.Sen, M.Hum. NIP. 195703041983031001

Pembimbing II

Tatang Taryana, M.Sn. NIP. 196501012001121001

Mengetahui

(4)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

1) Tujuan Umum... 6

2) Tujuan Khusus... 6

E. Metode Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

1) Bagi Peneliti... 7

2) Bagi Mahasiswa UPI... 7

3) Bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari... 7

4) Bagi Masyarakat... 7

5) Bagi Pihak Lain... 7

G. Struktur Organisasi Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

(6)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Seni dan Kreativitas... 10

5. Latar Belakang Terciptanya Tari Wayang Hihid ... 27

6. Bentuk Penyajian Tari Wayang Hihid... 30

7. Unsur Pendukung... 32

(7)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Busana ... 32

c. Musik Iringan... 34

B. Pembahasan Penelitian... 65

1. Latar Belakang Wayang Hihid... 65

2. Bentuk Penyajian Wayang Hihid... 66

3. Rias dan Busana Wayang Hihid... 66

4. Iringan Wayang Hihid... ... 66

5. Koreografi dan Pola Lantai... 67

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... 68

A. Kesimpulan... 68

B. Implikasi... 69

(8)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

(9)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Busana Tari Wayang Hihid ... 33

Gambar 2 Wayang-Wayang Hihid... 73

Gambar 3 Wayang Jongjrong Maruta ... 74

Gambar 4 Wayang Jangkrik Gombong... 75

Gambar 5 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 76

Gambar 6 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 77

Gambar 7 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 78

Gambar 8 Pertunjukan Tari Wayang Hihid... 79

Gambar 9 Pertunjukan Tari Wayang Hihid Helaran... 80

Gambar 10 Pertunjukan Tari Wayang Hihid Helaran... 81

Gambar 11 Pertunjukan Tari Wayang Hihid Helaran... 82

Gambar 12 Alat Musik Keprak ... 83

Gambar 13 Alat Musik Kosrek... 83

Gambar 14 Alat Musik Angklung ... 84

Gambar 15 Alat Musik Bedug ... 84

Gambar 16 Alat Musik Goong ... 85

(10)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota

Bogor” merupakan tari kreasi baru yang berakar dari cerita wayang. Tarian ini

berbentuk wayang berkepala sembilu, busana karung bolong, bertabur biji saga dan potongan ranting. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah 1). Latar belang terciptanya Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Dora Kota Bogor dan bentuk Penyajian Tari Wayang Hihid Disanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor. Peneliti bertujuan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dalam melestarikan, menciptakan dan mengembangkan kesenian daerah yang ada pada saat ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tari wayang hihid merupakan tari kreasi baru dengan bentuk pertunjukan tari yang dapat dipagelarkan di arena terbuka dan tertutup yang berfungsi sebagai seni pertunjukan. Dalam perjalanannya pertunjukan tari wayang hihid mengalami berbagai proses inovasi baik dari segi gerak, busana, rias, dan musiknya. Dalam usaha untuk menjaga kelestarian dan perkembangan kesenian daerah dipandang perlu adanya kerjasama yang berkesinambungan antara pencipta seni, pelaku seni, penikmat seni, dan pemerintah agar tari wayang hihid sebagai kesenian daerah dapat hidup dan berkembang sejalan dengan dinamika kemajuan zaman.

(11)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Thesis with the title "Puppet Dance Studio Etnika Hihid In Power Sora Bogor City" is a new creation dance rooted puppet stories. This dance-headed puppet shaped knife, fashion bags perforated, studded saga seeds and pieces of twigs. The problem in this study is 1). Striped background creation Puppet Dance Studio Etnika Hihid In Dora Power Bogor and shape Puppet Dance Presentation Power Hihid Disanggar Etnika Sora Bogor. We aimed to provide benefits to all parties in preserving, creating and developing local arts that existed at this time. The method used is descriptive method of analysis with a qualitative approach. The results showed that hihid puppet dance is a dance with the creation of new forms of dance performance that can dipagelarkan open and closed arena that serves as a performance art. In a way the puppet dance performance hihid undergone various processes of innovation both in terms of motion, fashion, makeup, and music. In an effort to preserve local arts and development deemed necessary to the continued cooperation between the creators of art, artists, art lovers, and that the government puppets dance hihid as local arts can live and develop in line with

the dynamics of the development of civilization.

(12)

1

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Penelitian

Bentuk kesenian yang lahir dan aktivitas masyarakat suatu daerah tidak

akan lepas dari kebiasaan hidup masyarakat daerah tersebut, sehingga seni yang

dilahirkan akan mencerminkan kondisi suatu daerah. Kesenian tumbuh dari

masyarakat didalam bangsanya, oleh karena itu kesenian adalah suatu produk

didalam masyarakat yang bisa mencerminkan masyarakatnya. Seperti halnya tari

wayang hihid adalah kesenian yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat Kota

Bogor.

Kota Bogor adalah salah satu kota yang memiliki kesenian yang

beranekaragam diantaranya tari wayang hihid, salah satu bukti terciptanya

kreativitas anak bangsa yang ditampilkan di kota ini dari sanggar-sanggar yang

berkembang di Kota Bogor. Sanggar Etnika Daya Sora adalah salah satu sanggar

di Kota Bogor yang berkembang sangat baik eksistensinya, sanggar ini berada di

Kampung Wangun Bawah Kelurahan Sindang Sari Kota Bogor Timur.

Sanggar Etnika Daya Sora bergerak di bidang kesenian daerah Kota

Bogor, tidak hanya tari daerah saja yang dipelajari tetapi tari mancanegara, tari

kreasi dan memainkan alat musik juga dikembangkan disini. Sanggar Etnika Daya

Sora dipimpin Ade Suarsa yang gemar akan seni tradisional. Dengan tekun Ade

Suarsa mengajarkan kesenian Tradisional kepada murid-muridnya, mulai dari

musik, gerakan, dan penataan kostum semua diajarkan disanggar. Ketertarikan

Ade Suarsa dalam membuat sanggar sudah menjadi cita-citanya dan ketertarikan

kebudayaan masyarakat Bogor yang dianggap unik dan kaya akan unsur estetik.

Kelestariannya juga tumbuh dari rasa prihatin terhadap nasib budaya Bogor yang

sempat redup, untuk itu Ade Suarsa memiliki keinginan melestarikan,

mengembangkan, dan menciptakan kreasi-kreasi yang berakar dari kesenian

(13)

2

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari awal terbentuknya sanggar, terdapat banyak karya yang diciptakan

oleh Ade Suarsa yang berbahan dasar memanfaatkan sumberdaya alam yang

melimpah, murah dan mudah didapatkan diantaranya yaitu,bambu, injuk, dsb.

Dari bahan bambu tersebut Ade Suarsa menciptakan olehan seni seperti: Awi

Ranggah, Lodong Bogoran, Langgir Badong, dan Tari Wayang Hihid.

Tari wayang hihid adalah tarian yang berakar dari wayang golek, wayang

kulit dan wayang lainnya. Tarian wayang hihid ini menyerupai wayang wong

dimana para pemain atau tokoh-tokohnya menggunakan manusia. Pada wayang

wong dimulai dari cerita, busana, dan rias karakter sudah mempunyai

pakem-pakem yang baku yang tidak dapat dikreasikan. Disebabkan dari kejenuhan

masyarakat dengan penyajian wayang yang monoton dengan kurun waktu yang

cukup lama, maka Ade Suarsa menciptakan tari wayang hihid.

Ade Suarsa menciptakan suatu olahan Seni Tari Wayanghihid dengan

berceritakan tentang kehidupan masyarakat, mengkreasikan tarian, busana, cerita

hingga bentuk wayang. Karena ia berfikir bahwa rupa atau bentuk dan cerita dari

Mahabrata dan Ramayana itu telah usai (tidak bisa dikreasikan lagi) dan

mempunyai pakem-pakem tersendiri. Tari wayang hihid ini hasil kreasi

Kerjasama yang mewakili perasaan dan pengalaman Ade Suarsa.

Tari wayang hihid diciptakan oleh kerjasama Ade Suarsa pada tahun

2009, beliau terinspirasi dari hihid ( kipas). Hihid terbuat dari anyaman bambu

yang melambangkan kesederhanaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi hihid dikehidupan sehari-hari ialah untuk kebutuhan domestik, kipas

angin, dan lain sebagainya. Namun oleh kreativitas Ade Suarsa mampu merubah

kegunaan hihid yang asal mulanya untuk kegunaan rumah tangga menjadi properti

tari. Fungsi hihid dalam tari wayang hihid sendiri adalah sebagai kebutuhan

estetis.

Tokoh tokoh yang berperan dalam tari wayang hihid diambil dari nama-

nama tokoh pewayangan bambu. Ada tokoh Jongjrong Maruta sebagai tokoh jahat

yang memberi angin negatif (hitam) pada fenomena-fenomena keseharian

(14)

3

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angin positif (putih) pada fenomena-fenomena keseharian mayarakat. Negara

wayang hihid tersebut dinamakan Nagara Rungkun Taji Malela.

Bentuk penyajian Tari Wayang Hihid ini berupa tari kelompok yang pada

awalnya seorang dalang yang membacakan kakawen sebagai bubuka

(pembukaan) pertunjukan yang akan dimulai, kemudian mulai dengan irama yang

ramai menggambarkan kehidupan sehari-hari dimasyarakat yang digambarkan

oleh datangnya 6 orang penari perempuan ( yang menggambarkan kehidupan

dimasyarakat ) yang membawa hihid sebagai properti dengan gerakan energik.

Pada bagian tengah adegan dalam tari wayang hihid ini, datang 2 orang penari

laki-laki sebagai Jangkrik Gombong yang melambangkan angin baik (putih) dan

Jongjrong Maruta yang melambangkan angin jahat(hitam). Kedua angin ini yang

melambangkan hawa nafsu manusia ketika sedang mendapatkan masalah dan cara

penyelesaian masalah yang dihadapinya (cara penyelesaian yang benar atau yang

salah).

Keunikan dari tari wayang hihid ini dapat dilihat dari segi pertunjukan,

properti dan artistiknya, tari wayang hihid ini dikemas dalam dua jenis

pertunjukan, yaitu wayang hihid pertunjukan yang dipentaskan di atas panggung

pertunjukan, dan wayang hihid helaran dalam bentuk arak-arakan. Seperti yang

diungkapkan oleh Soepandi ( 1993 : 105 ) yang menyatakan bahwa: Seni helaran

adalah kesenian yang dipagelarkan dalam bentuk pesta arak-arakan, menelusuri

jalan secara beramai-ramai. Dengan penari yang berjumlah banyak, penari wanita

membawa hihid , dan penari laki-laki membawa wayang yang dibentuk semacam

orang-orangan berukuran besar 1 hingga 2 meter terbuat dari anyaman bambu.

Seni Tari Wayang hihid ini biasa dipertunjukkan pada perayaan hari jadi

Kota Bogor atau perayaan hari besar, Kemilau Nusantara, Pekan Seni Jawa Barat,

sebagai perwakilan Kota Bogor dan selalu berhasil meraih penghargaan. Tari

Wayang Hihid termasuk dalam tari kreasi baru karena karya ini merupakan

kreativitas individu dan kelompok sebagai hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat

Kota Bogor. Hal ini sependapat dengan Endang Caturwati ( 2007 : 165 )

(15)

4

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa

baru dari kalangan masyarakat pendukungnya.

Tari kreasi baru, salah satu rumpun tari yang mengalami perkembangan

pembaharuan. Tari kreasi baru adalah tarian yang diciptakan melalui daya cipta

atau daya pikir seseorang. Tari kreasi baru ini merupakan tari yang diciptakan dari

hasil karya atau daya cipta sesorang yang sebelumnya tidak pernah ada. Di dalam

proses penciptaanya suatu tarian akan mendapatkan penglaman dan tentu menjadi

kepuasan sang pencipta sendiri. Dalam prosesnya akan terdapat pembelajaran,

sehingga bila sang pencipta membuat karya akan menjadi sebuah ciri khas

pencipta.

Seiring dengan perkembangan zaman yang juga mengarah pada

keterbukaan dan kebebasan, senantiasa terjadi perubahan dan pembaharuan

disegala bidang. Dalam bidang tari terjadi pembaharuan sehingga melahirkan

tari-tarian yang tidak lagi berlandaskan pada pola-pola lama ( tradisi ) yang kita sebut

dengan tari kreasi baru, kontemporer, atau tari modern. Perkembangan tari kreasi

baru atau modern menjadi bermacam-macam, ada yang tidak sepenuhnya

meninggalkan teknik tari tradisional ada pula yang berusaha bebas sama sekali

dari pola tradisi yang sudah ada.

Tari Wayang Hihid ini adalah sebagai aset budaya daerah khususnya Kota

Bogor yang memiliki ciri khas tersendiri dalam hal wujud pertunjukkannya,

iringan, serta syair lagu sehingga Tari Wayang Hihid dapat digolongkan dalam

bentuk tradisi lisan. Yang sependapat dengan Hutomo (1991 : 11) menyatakan

bahwa : tradisi lisan adalah tradisi yang ditransmisi dalam waktu dan ruang

dengan ajaran serta didikan.

Suatu olahan seni patut disebut seni apabila ia mampu memberikan

kebahagiaan, makanan kepada rasa melalui pengalaman tersebut. Tari Wayang

Hihid menghadirkan bermacam ekspesi rasa dalam tiap adegan sebagai dinamika

garapannya, tidak hanya menghadirkan pemeran gerak semata.

Keberadaan tari wayang hihid dimasyarakat Bogor dapat dikatakan

populer. Meskipun tari wayang hihid termasuk karya baru, namun sekarang tarian

(16)

5

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berhasil menjadi icon masyarakat Bogor baik di masyarakat itu sendiri maupun

masyarakat luar.

Dengan melihat perkembangan serta eksistensi tari wayang hihid yang

begitu pesat, dari awal terbentuknya tari wayang hihid sampai sekarang masih

belum diketahui detail tentang proses penciptaan tari tersebut dan bentuk

penyajiannya. Sangat disayangkan bahwa belum ada tulisan atau penelitian yang

membahas tari wayang hihid . padahal di dalam tari wayang hihid terdapat suatu

kekayaan estetik yang layak untuk diteliti jika melihat penyajiannya. Untuk itu

sangat disayangkan apabila aset yang berharga seperti tari wayang hihid yang

sedang berkembang saat ini tidak diangkat ke dalam suatu deskripsi atau catatan

tari sebagai bahan apresiasi dan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya jurusan

tari dan seniman lainnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa tari Wayang Hihid Di Sanggar

Etnika Daya Sora Kota Bogor memiliki keunikan tersendiri dari segi artistik dan

properti. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti ingin mengetahui

latar belakang terciptanya tari wayang hihid dan bentuk penyajian tari wayang

hihid lebih dalam, yakni dengan mengangkat judul “Tari Wayang Hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaan

masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu

masalah. Masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu kurangnya daya apresiasi

masyarakat terhadap seni tradisi yang salah satunya diakibatkan oleh budaya asing

yang lebih mudah diterima masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa seni

tadisi merupakan seni yang cukup monoton. Pada kenyataanya seni tradisi akan

mengalami perkembangan karena dipengaruhi perubahan zaman yang merubah

pola pikir masyarakat lebih kritis lagi, oleh karena itu pertunjukan tari wayang

hihid merupakan bentuk seni pertunjukan kreasi baru.

(17)

6

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti memaparkan beberapa permasalahan yang akan diteliti meliputi

pertunjukan tari wayang hihid. Setelah memaparkan beberpa permasalahan yang

akan diteliti kemudian dirumuskan dan dituangkan dalam bentuk pernyataan

sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang terciptanya tari wayang hihid di Sanggar Etnika

Daya Sora Kota Bogor?

2. Bagaimana bentuk penyajian tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora

Kota Bogor?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuab umum dan tujuan khusus, seperti berikut.

1. Tujuan Umum

Menambahkan khasanah kesenian tradisioanal dan informasi baru

mengenai pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota

Bogor, dan memberikan kontribusi untuk dunia pendidikan sebagai bahan materi

pembelajan seni tradisi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya :

a. Memperoleh gambaran latar belakang terciptanya tari wayang hihid di

Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

b. Mengetahui bentuk penyajian tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora

Kota Bogor.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif

alalisis dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif analisis merupakan salah

satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan dan menganalisis dimana peneliti menjelaskan situasi dan

(18)

7

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Manfaat Penelitian Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, adalah :

1. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta

beberapa pengalaman, terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai Tari

Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

2. Mahasiswa UPI

Dengan adanya penelitian tentang Tari Wayang Hihid , diharapkan dapat

memberikan pengetahuan baru dan informasi tentang Tari Wayang Hihid Di

Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung

Menambah Khasanah kepustakaan (literature) khususnya pada jurusan

Pendidikan Seni Tari UPI Bandung mengenai Pertunjukan Tari Wayang Hihid Di

Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

4. Masyarakat

Memberi informasi tentang pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar

Etnika Daya Sora Kota Bogor sebagai sarana untuk memotivasi masyarakat agar

mencintai agar mencintai kesenian kesenian tradisi sebagai warisan budaya.

5. Pihak Lain

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan

informasi akan keberadaan, dan memberikan wawasan bagi masyarakat luas,

seniman, dan generasi muda. Peneliti juga mengajak kepada masyarakat luas

dimanapun berada untuk menghargai, mempertahankan, melestarikan seni budaya

bangsa setempat.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I merupakan uraian tentang latar belakang masalah yang isinya acuan

peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil penelitian dalam skripsi

ini, kemudian dapat merumuskan masalah yang menjadi pembahasan penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak dan struktur organisasi

(19)

8

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang dapat menguatkan dalam

penelitian yang dikaji. Selanjutnya menggunakan teori-teori yang menguatkan

penelitian skripsi.

Bab III uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan metode – metode yang sesuai dengan penelitian.

Bab IV penjabaran dari semua hasil penelitian dan pembahasan yang di

dalamnya membahas data-data hasil penelitian dan analisis oleh peneliti.

Bab V berisi tentang kesimpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan

saran sebagai tindaklanjut dari hasil penelitian.

Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi yang berisi tendang

daftar pustaka buku-buku yang dipergunakan peneliti.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(20)

15

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian oleh peneliti yaitu di

Sanggar Etnika Daya Sora yang beralamat di Kampung Wangun Bawah

Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur. Alasan peneliti mengambil

penelitian dilokasi ini dikarenakan kesenian Tari Wayang Hihid hanya ada di

Sanggar Etnika Daya Sora.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian yang diteliti adalah kesenian Tari Wayang Hihid yang

berada di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

B.Desain penelitian

Ada beberapa langkah yang peliti lakukan nuntuk memperoleh data-data

mengenai penelitian Tari Wayang Hihid, observasi lapangan, melihat pertunjukan

Tari Wayang Hihid, wawancara, dan analisis data. Berikut ini desain penelitian

yang akan dideskripsikan pada bagian di bawah ini :

Bagan 1.

Desain penelitian

Observasi Lapangan

(21)

16

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan bagian di atas bahwa desain penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah, (1) observasi lapangan dengan mengunjungi tempat atau lokasi

yang akan dijadikan lokasi penelitian dan menentukan sampel penelitian yang

dianggap layak untuk diteliti, (2) melihat pertunjukan Tari Wayang Hihid secara

langsung pada tanggal 22 Februari 2014 pada pukul 19.00- 20.00 WIB, (3)

wawancara beberapa kali dilakukan oleh untuk mendapatkan data yang diinginkan

untuk menjawab rumusan masalah dan dianalisis. Wawancara dilakukan pada

observasi awal dan setelah melihat pertunjukan Tari Wayang Hihid, (4) analisis

data dilakukan setelah semua data terhimpun kemudian dianalisis.

C.Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode merupakan

suatu cara yang akan digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu

penelitian. Hal tersebut dapat diperoleh melalui teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto

(2002:136) bahwa, metode penelitian adalah bagaimana cara yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis. Menurut Iqbal Hasan (2004:185) yang menyatakan bahwa :

deskriftif analisis adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji

generalisasi hasil penelitian berdasarkan sampel. Penulis beranggapan bahwa

metode deskriptif analisis sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, karena

metode ini dapat memberikan gambaran tentang objek yang diteliti sesuai dengan

fakta yang tampak sebagaimana adanya, yaitu dengan pengumpulan data,

selanjutnya dengan menganalisis data tersebut. Caranya dengan melakukan

Analisis Data

(22)

17

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan secara objektif pada pengungkapan unsur-unsur yang diteliti, yaitu

dengan menganalisis bentuk penyajian tari wayang hihid, selanjutnya

mendeskripsikan latar belakang terciptanya Tari Wayang Hihid Di Sanggar

Etnika Daya Sora Kota Bogor.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bogdan dalam buku karangan Suwardi Endraswara (2006:85),

penelitian kualitataif adalah penelitian yang menggunakan deskripsi lewat

kata-kata. Dari pendekatan kualitatif dihasilkan deskipsi berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Metode dan pendekatan ini digunakan dengan tujuan mencari kesimpulan

sebagai hasil analisis dari dta yang diperoleh mengenai Tari Waynag Hihid Di

Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

Untuk mendapatkan hasil analisis yang seakurat mungkin dan

selengkap-lengkapnya dari objek yang diteliti, maka dilakukan pengamatan melalui rekaman

gambar dari hasil observasi di lapangan.

D.Definisi Operasional

Untuk memperoleh pemahaman dan pelaksanaan penelitian di lapangan,

serta untuk menyamakan presepsi atau pandangan serta pemahaman antara

pembaca dan peneliti, maka akan dijelaskan definisi operasional secara singkat

mengenai penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Kayam

dalam Tarmizi (2012:10) yang mengungkapkan kesenian adalah ungkapan

kreativitas dari kebudayaan itu sendiri, masyarakat yang menjaga kebudayaan dan

kesenian yang mencipta, mengembangkan untuk kemudian menciptakan

kebudayaan baru lagi. Tari Wayang Hihid dipahami sebagai bentuk seni

pertunjukan tari yang menggunakan properti hihid yang didalam kemasan

pertunjukannya ada seorang dalang yang mengatur jalanya cerita, tokoh-tokoh

wayang bambu di Rungkun Taji Malela. Kesenian Tari Wayang Hihid ini

(23)

18

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data. Alat ini harus

dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan, instrumen sebagai alat

pengumpulan data untuk mengukur variable penelitian. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman

dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan teknik penelitian langsung kelapangan.

Peneliti tidak hanya mengamati saja, tetapi dilanjutkan dengan proses pencatatan

data mengenai tari wayang hihid di Kampung Wangun Bawah Kelurahan

Sindangsari Kecamatan Bogor Timur yang diperoleh dari narasumber.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan

adanya sebuah dialog lisan yang dilakukan oelh peneliti untuk mendapatkan

informasi. Instrumen yang digunakan dalam pedoman wawancara adalah

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, dimana yang terstruktur terdiri dari

setentetan pertanyaan lengkap dan terperici yang tertulis sebelum melakukan

wawancara. Sedangkan wawancara yang tidak tepat terstruktur dapat bebas

menanyakan apa saja yang berhubungan dengan tari wayang hihid di Kampung

Bawah Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi dimana peneliti sebelumnya mengumpulkan

benda-benda tertulis seperti dokumen terdahulu, buku-buku, catatan-catatan, majalah,

dsb.

F. Teknik Penelitian dan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hal tersebut peneliti

lakukan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih maksimal dan akurat,

(24)

19

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data

yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Suharsimi

Arikunto, 2002:197).

Teknik observasi dalam penelitian ini merupakan teknik penelitian

langsung kelapangan dengan tujuan untuk mendapatkan data penelitian

semaksimal mungkin tentang Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora

Kota Bogor. Pengamatan dilakukan melalui rekaman gambar ataupun rekaman

suara dengan menggunakan handycam dan photo camera, semuanya dapat

digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan penelitian, karena dalam

melakukan observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan pengecap. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suharsimi Arikunto (2002:133) bahwan : observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra.

Dengan melakukan penelitian terhadap objek yang diteliti secara langsung,

peneliti dapat mengapati proses tari wayang hihid dari awal sampai akhir dengan

jelas. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mendapatkan data seakurat mungkin

dan selengkap-lengkapnya dari objek yang diteliti, untuk dijadikan sebagai data

penelitian.

Observasi secara tidak langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan

ulang terntang hasil yang diperoleh pada saat melakukan observasi langsung di

lapangan. Obsevasi dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mengapati tentang

tari wayng hihid yang selanjutnya diadakan pengambilan data berupa

pengumpulan informasi dari objek yang diteliti.

Pada tanggal 25 November 2013 dilakukan observasi yang pertama ke

Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor dengan menemui Bapak Ade Suarsa

sebagai pimpinan sanggar dan meminta kesediaannya salah satu tarian hasil karya

Bapak Ade Suarsa yaitu Tari Wayang Hihid untuk dijadikan sebagai objek

(25)

20

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi selanjutnya tangga 2 Januari 2014 pada saat diadakan latihan

untuk mempersiapkan pergelaran dengan tujuan untuk dapat mengamati

gerakan-gerakan secara terperinci.

Pada tanggal 14 Februari 2014 observasi dilakukan pada saat persiapan

busana untuk pagelaran. Penulis mencari informasi tentang busana yang akan

digunakan baik itu oleh dalang, para penari wanita, dan para wayang.

Tanggal 22 Februari 2014 ketika diadakan festival tari kreasi Kota Bogor,

tari wayang hihid dipagelarkan, pada saat itulah observasi secara langsung

dilakukan, tidak lupa penulis mendokumentasikan dalam bentuk rekaman gambar

dan suara untuk keperluan penelitian.

Dengan adanya rekaman gambar tersebut sangat membantu penulis dalam

melakukan penelitian, karena objek yang diteliti tidak akan berubah dan

pengamatan dapat dilakukan dengan berulang-ulang.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang

dilakukan secara lisan melalui tatap muka dengan nara sumber. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ridwan (2004:102) bahwa: wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya.

Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap penelitian,

karena jika penelitian dilakukan tanpa melakukan wawancara, maka seorang

peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya

langsung kepada informan.

Melalui wawancara ini dilakukan tanya jawab, baik secara terstruktur

ataupun tidak terstruktur dalam bentuk pengajuan beberapa pertanyaan secara

langsung dan teratur ataupun secara tidak langsung dengan masalah yang diteliti.

Pada akhirnya dapat diperoleh informasi yang akurat. Pada bagian ini, pemilihan

subjek yang akan diwawancara lebih difokuskan kepada nara sumber dan

orang-orang yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi atau data-data yang

(26)

21

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan wawancara pertama pada tanggal 3 Maret 2014

ditujukan kepada responden utama yaitu Bapak Ade Suarsa sebagai pencinta Tari

Wayang Hihid sekaligus pimpinan dari Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor,

dengan tujuan mendapatkan informasi dan keterangan yang akurat mengenai

latarbelakang terciptanya tari wayang hihid dan bentuk penyajian dari tari

wayang hihid .

Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 16 Maret 2014 kepada

beberapa orang penari, juga orang- orang yang berhubungan langsung dengan

masalah busana dan tata rias.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan landasan teori dan informasi

yang relevan dengan objek yang diteliti. Penggunaan buku-buku sebagai sumber

dapat dijadikan kerangka acuan atau landasan dalam menganalisis data penelitian

serta sebagai bahan dalam pengolahan data dengan tujuan sebagai bahan

perbandingan dan penguatan data yang diperoleh di lapangan. Adapun kendala

yang ditemukan di lapangan yaitu sulitnya menemukan literatur yang

berhubungan langsung sengan objek yang sedang di teliti.

Untuk mengatasi kurangnya literatur, penulis banyak bertanya dan

mencari informasi dari orang-orang yang berkompeten atau mengetahui tentang

tari wayang hihid .

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat

akurat bukan hanya dalam bentuk tulisan saja tapi bisa dalam bentuk benda.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ridwan (2004:105) bahwa: dokumentasi

adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, data yang relevan dengan penelitian..

Untuk memperoleh data-data yang dimaksud, digunakan media audio

(27)

22

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreasi kota Bogor tanggal 22 Ferbruari 2014. Selanjutnya dari hasil observasi

yang berlangsung di dokumentasikan dalam bentuk video dan foto.

G.Teknik Analisis Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan

informasi atau keterangan yang menunjukan fakta. Data yang sudah diperoleh dari

hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi tersebut dikumpulkan

semua agar mudah untuk mengecek. Data yang ada hubungannya dengan

penelitian kemudian diklarifikasi berdasarkan kepentingan.

Seluruh data yang ada dan dianggap mendukung, selanjutnya diolah

disesuaikan dengan permasalahan yang dimaksud dengan menggunakan metode

deskriptif analisis. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh hasil uraian yang

diharapkan, kemudian diklarifikasikan secara sistematik hingga diperoleh suatu

tujuan dan maksud penelitian.

Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagi berikut :

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

pustaka dan dokumentasi.

b. Mengelompokan data yang sesuai dengan permasalahan.

c. Menganalisis data, tahap penganalisisan dilakukan setelah data-data yang

terkumpul dari hasil penelitian disederhanakan. Kemudian disesuaikan dengan

buku-buku atau literatur serta hasil dokumentasi yang menunjang, sehingga

dapat mengkasilkan jawaban dan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

d. Menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh.

e. Memaparkan atau mendeskripsikan laporan yang merupakan kegiatan akhir

(28)

68

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Wayang Hihid merupakan percikan embun yang turun dari embrio wayang yang

sudah ada namun dalam bentuk yang berbeda. Wayang Hihid lahir dari curahan hati yang

diungkapkan dalam bentuk kreatifitas sebagai hasil eksplorasi gabungan antara kekuatan,

tari, musikalitas, teater dan wayang alternative yang mengusung kebebasan dengan tidak

terbelenggu oleh aturan pakem yang ada sehingga tidak akan mengganggu dan mencederai

ranah konservatif yang memang perlu dijaga orisinalitas (keaslian)-nya.

Bentuk penyajian Tari Wayang Hihid ini berupa tari kelompok, jumlah pemain tidak

terpaku dengan jumlah yang sudah ditentukan. Jumlah pemain dapat disesuaikan dengan

arena pertunjukan yang akan digunakan.

Dalam pertunjukannya tari wayang hihid didukung pula oleh musik sebagai pengiring,

rias dan busana sebagai penegasan karakter. Pertunjukan tari wayang hihid ini telah

mengalami pengemasan yang sangat baik sehingga dapat menarik perhatian penonton, hal ini

dikarenakan penggarapannya selain tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi setempat juga

ditambahkannya nilai-nilai estetis dalam pertunjukan.

B. Implikasi

Dalam perkembangannya suatu kesenian tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus ada

kerja sama dari berbagai pihak yaitu pencipta seni, penikmat seni masyarakat, karena apabila

hal itu terjalin dengan baik akan berdampak pada keberhasilan dan kemajuan suatu kesenian

daerah.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan apresiasi siswa di

sekolah-sekolah lanjutan guna melestarikan dan mengembangkan suatu kesenian daerah agar tidak

punah, tidak tergantikan oleh kesenian yang masuk dari luar. Bagi pemerintah setempat

diharapkan perhatian, pengayoman dan pembinaan, karena dengan adanya upaya dan

dukungannya, kelangsungan hidup kesenian daerah khususnya tari wayang hihid di sanggar

etnika daya sora kota bogor tetap terjaga. Melestarikan kesenian daerah berarti

(29)

69

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepada para pencipta seni tidak berhenti dalam menciptakan karya-karya yang baru,

selain itu diharapkan juga ada upaya pewarisan kepada generasi muda selanjutnya, agar

kesenian ini tidak tergantikan dengan kesenian yang lebih modern.

(30)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.1998. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Rineka Cipta Jakarta.

Caturwati, Endang .2007. Tari di Tatar Sunda. STSI Bandung.

Hartono, 1984. Penghantar Seni. Rineka Cipta

Kayam, U. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Sinar Harapan : Jakarta.

Koentjaraningrat. 1990. Penghantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta.

Latifah, Dian dan Sulastianto.1994 . Pendidikan Seni 1. Bandung : Ganeca Exact.

Mulyadi, Edi .1997. Pengantar Sosiologi Kesenian, Bandung : Proyek Peningkatan Pengembangan. ASTI.

Murgianto, Sal dan A.M Munardi. 1983. Koregrafi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nalan, Arthur.S. 1996. Kapita Selekta Tari. Bandung : STSI Press

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.2013. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan.

Soedarsono R.M .1990. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suanda, T,.A.2003. Penuntun Pelajaran Seni Tari, CV. Geger Sunten : Bandung.

Sudjana.N. dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Tim penyusun Kamus, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus besar Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

n Industri komponen dan suku cadang motor penggerak mula dan perdagangan besar (distributor utama) dan Jasa pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas migas (operating and

Universitas Negeri

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 kali siklus, masing- masing siklus mewakili dua tindakan atau dua kali tatap muka, penelitian ini ber judul

Hubungan Karakteristik Petani Anggota Dengan Sikap Petani Terhadap Organisasi P3A Tirta Sari di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

[r]

petani, yang mana tujuan dari organisasi ini adalah untuk membantu petani. memperoleh air pengairan dalam mengelola usahataninya yaitu

PENGEMBANGAN MIND MAPPING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATERI PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]