KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF PRIA DEWASA
SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh Bagas Abiyoga NIM : 118114008
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF PRIA DEWASA
SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh Bagas Abiyoga NIM : 118114008
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iii
iv
Halaman Persembahan
“Oran
g yang tak pernah melakukan kesalahan adalah orang
yang tak pernah mencoba sesuatu yang baru” –
Albert
Einstein
“Seiring dengan kekuatan yang besar, datang juga tanggung
jawab yang besar” –
Stan Lee
v
vi
vii PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
berkat dan penyertaan-Nya yang berkelimpahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio Lipid pada Staf Pria Dewasa Sehat di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dan memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang selalu memberi
perhatian dan masukan yang berguna bagi peneliti selama proses penulisan
skripsi ini. Terima kasih atas seluruh waktu dan kesabaran yang telah
diberikan untuk membimbing dan mendampingi penulis dari awal hingga
akhir penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt., dan Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D.,
Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan
masukan selama proses penulisan skripsi ini.
3. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk
viii
4. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama
perkuliahan.
5. Wakil Rektor I yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan
penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Biro Personalia yang telah bersedia membantu peneliti dalam
menyediakan data staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu dan
membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
8. Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang
telah membantu penulis dalam analisis darah.
9. Papa (Drs. Tri Warsono, MM.), Mama (Dra. Yetti Yuliati Soebari), dan
Kakak (Aji Satria Putra, S.Psi.) yang telah membantu penulis baik secara
materiil dan imateriil, serta doa, perhatian, dan kasih sayang yang tak
berkesudahan dari awal proses penyusunan skripsi ini hingga akhir.
10.Teman dan sahabat terbaik yang selalu memberi semangat, Bonaventura
Sukintoko Pramudyo, Maria Patrisia Triyasari Nala, Asrianti Massau,
Lorensius Imus Ventora, Scolastika Christifide Permatasari, Marcellina
Avistya Windhan Kumalasari, Viadeta Filia Diandra, Arfita Anggrayny,
Brigita Rosalia Nurmalita, Lisa Sudaryanto, Angela Irena Sumartono,
Deby Darmayanti, dan Shinta Christia Maharani.
11.Panitia “8” PPKM 2014-2015, cik Gracia Hoyi Dharmarani, Rosa Delima
ix
Anindiati P. Putri, om Yohanes Yongky Hartanto, mbak Lutgardis
Festidita, mas Eduardus Hardika Sandy Atmaja, Dennis Meilky La’lang,
dan Aprilini Khaterin Johan yang selalu memberi semangat, keceriaan,
tawa, dan kasih sayang selama proses penulisan skripsi ini.
12.Teman-teman SLP 2014, pak Fidelis Chosa Kastuhandani, mam Maria
Ananta, mbak Gerisca Scara Belli, Adhimulya Nugraha Putra, Indrias
Pratama, Retno Lestari Surya Ningrum, dan Stella Vania Puspitasari, yang
selalu memberi semangat, kasih sayang, dan perhatian selama proses
penulisan skripsi ini.
13.My friends from AJCU-AP SLP 2014, Linlin, Mayuko, Natsuki, Emi, Aaya,
Hoto, Morgan, Anselmo, Joey, Nadya, kuya Barry, Darlene, Shaira,
Ayang, Ron, Francis, kuya Jim, Jess, all of KKP officers and volunteers,
also last but not least, John Chin, thank you for the support and always
make me happy during this thesis writing.
14.Teman-teman Fakultas Farmasi Universtas Sanata Dharma dari seluruh
angkatan, terutama angkatan 2011 dan kelas FKK A, atas kebersamaan
dan keceriaan selama ini.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Waktu, bimbingan, dan
dukungan kalian sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka
x
penulis sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap skripsi ini
dapat berguna dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 30 Oktober 2014
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... `v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
INTISARI ... xxii
ABSTRACT ... xxiii
BAB I. PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Rumusan masalah ... 3
2. Keaslian penelitian ... 3
3. Manfaat penelitian ... 8
B. Tujuan Penelitian ... 9
1. Tujuan umum ... 9
xii
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 10
A. Antropometri ... 10
1. Lingkar pinggang ... 10
2. Rasio lingkar pinggang panggul ... 12
B. Obesitas Sentral ... 13
C. Kolesterol Darah ... 14
1. LDL ... 16
2. HDL ... 17
D. Rasio Lipid ... 18
E. Penyakit Kardiovaskular... 19
F. Landasan Teori ... 20
G. Hipotesis ... 22
BAB III. METODE PENELITIAN... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Rancangan Penelitian ... 23
C. Variabel Penelitian ... 24
1. Variabel bebas ... 24
2. Variabel tergantung ... 24
3. Variabel pengacau ... 24
D. Definisi Operasional ... 24
E. Responden Penelitian ... 25
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
xiii
H. Teknik Sampling ... 28
I. Instrumen Penelitian ... 29
J. Tata Cara Penelitian ... 29
1. Observasi awal ... 29
2. Permohonan izin dan kerjasama ... 30
3. Pembuatan informed consent dan leaflet ... 31
4. Pencarian responden ... 31
5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian ... 33
6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah ... 33
7. Analisis sampel darah responden ... 34
8. Pembagian hasil pemeriksaan ... 34
9. Pengolahan data ... 35
K. Analisis Data ... 35
L. Kesulitan Penelitian ... 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Karakteristik Penelitian ... 38
1. Usia ... 38
2. Lingkar pinggang ... 39
3. Rasio lingkar pinggang panggul ... 40
4. Kadar HDL ... 41
5. Kadar LDL ... 41
xiv
7. Rasio kadar LDL/HDL ... 43
8. Rasio kolesterol total/HDL ... 44
B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio
Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada LP≥94cm
dan LP<94cm ... 45
C. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio
Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada RLPP≥0,90
dan RLPP<0,90 ... 47
D. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio
Kolesterol Total/HDL, dan Rasio LDL/HDL ... 49
1. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Kadar LDL ... 53
2. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Kadar HDL ... 54
3. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar Kolesterol Total ... 55
4. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL ... 56
5. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Rasio LDL/HDL ... 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
xv
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... 68
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal... 11
Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal ... 13
Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total ... 15
Tabel IV. Kategori Kadar LDL ... 17
Tabel V. Kategori Kadar HDL ... 18
Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria ... 19
Tabel VII. Penelitian Korelasional antara LP dan RLPP terhadap Rasio Lipid ... 21
Tabel VIII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 36
Tabel XI. Profil Karakteristik Responden ... 38
Tabel X. Perbandingan Profil Lipid pada LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 46
Tabel XI. Perbandingan Profil Lipid pada RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 48
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang ... 12
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 13
Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal ... 14
Gambar 4. Bagan Hipotesis Penelitian ... 22
Gambar 5. Skema Pencarian Responden ... 26
Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung ... 28
Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□) ... 51
Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□) ... 51
Gambar 9. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang terhadap Kolesterol Total/HDL (○) dan LDL/HDL (□) ... 52
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance... 69
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian... 70
Lampiran 3. Surat Izin Peminjaman Tempat Penelitian ... 71
Lampiran 4. Hasil Laboratorium ... 72
Lampiran 5. Leaflet Tampak Depan... 73
Lampiran 6. Leaflet Tampak Belakang ... 73
Lampiran 7. Informed Consent ... 74
Lampiran 8. Pedoman Wawancara ... 75
Lampiran 9. Uji Reliabilitas Instrumen Pengukuran... 76
Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (halaman 1) ... 77
Lampiran 11. Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (halaman 2) ... 78
Lampiran 12. Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul ... 79
Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden ... 80
Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang... 81
Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 82
Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar HDL ... 83
Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar LDL ... 84
Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Kolesterol Total ... 85
Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio LDL/HDL ... 86
xix
Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL pada LP≥94 cm dan
LP<94 cm ... 88
Lampiran 22. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL pada LP≥94 cm dan
LP<94 cm ... 89
Lampiran 23. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total pada
LP≥94 cm dan LP<94cm ... 90
Lampiran 24. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total/HDL pada
LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 91
Lampiran 25. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL/HDL pada LP≥94 cm
dan LP<94 cm ... 92
Lampiran 26. Uji Komparatif LDL, HDL, Kolesterol Total,
Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL antara LP≥94 cm dan
LP<94 cm ... 93
Lampiran 27. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL pada RLPP≥0,90 dan
RLPP<0,90 ... 94
Lampiran 28. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL pada RLPP≥0,90 dan
RLPP<0,90 ... 95
Lampiran 29. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total pada
RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 96
Lampiran 30. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total/HDL pada
RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 97
Lampiran 31. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL/HDL pada RLPP≥0,90
xx
Lampiran 32. Uji Komparatif LDL, HDL, Kolesterol Total,
Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL antara RLPP≥0,90 dan
RLPP<0,90 ... 99
Lampiran 33. Uji Korelasi Pearson antara Lingkar Pinggang dan
Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap kadar LDL, HDL,
Total Kolestereol, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan
LDL/HDL ... 100
Lampiran 34. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap
LDL ... 100
Lampiran 35. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap
HDL ... 100
Lampiran 36. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap
Kolesterol Total ... 100
Lampiran 37. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap
rasio Kolesterol Total/HDL ... 101
Lampiran 38. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap
Rasio LDL/HDL ... 101
Lampiran 39. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap LDL ... 101
Lampiran 40. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap HDL ... 101
Lampiran 41. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang
xxi
Lampiran 42. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap rasio Kolesterol Total/HDL ... 102
Lampiran 43. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang
xxii INTISARI
Metode antropometri adalah metode sederhana, mudah, dan cepat yang dapat menunjukkan status nutrisi dan kesehatan seseorang. Metode antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tesebut mampu memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu penyebab dislipidemia. Kondisi dislipidemia adalah salah satu risiko dari munculnya atherosklerosis yang merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-random dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, kadar LDL, kadar HDL, dan kadar kolesterol total darah. Analisis data dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirov, dan Shapiro-Wilk, uji komparatif Mann-Whitney dan uji t tidak berpasangan, serta uji korelasi
Pearson dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil dari penelitian ini adalah dari responden sebanyak 66 orang, ditemukan adanya korelasi lemah bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,387; p=0,001), dan rasio LDL/HDL (r=0,308; p=0,006), serta antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,352; p=0,002) dan rasio LDL/HDL (r=0,241; p=0,026) pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
xxiii ABSTRACT
Anthropometry is a simple, easy, dan fast method that can indicate status of nutrition and health. Anthropometry method that often used are waist circumference and waist to hip ratio. Both of that method can predict central obesity which is one of the causes of dyslipidemia. Dyslipidemia is one of the risks of atherosclerosis which is one of the causes of cardiovascular disease. The aim of this study is to find correlation between waist circumference and waist to hip ratio toward lipid ratio in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.
This study is an analytic observational study with cross sectional study design. Non-random and purposive sampling technique was used to collect the respondents. Waist circumference, hip circumference, LDL levels, HDL levels, and total cholesterol levels were measured. Data was analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney and t independent sample test, followed by Pearson correlation test with 95% confeidence interval.
The result of this study, from 66 respondents there is a weak significant correlation between waist circumference toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,387; p=0,001) and toward LDL/HDL ratio (r=0,308; p=0,006), also between waist to hip ratio toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,352; p=0,002) and toward LDL/HDL ratio (r=0,241; p=0,026) in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD) merupakan
salah satu penyakit yang mematikan selama 10 tahun terakhir. Penyakit ini
menyebabkan sebanyak 17,3 juta orang meninggal pada tahun 2008, dan
diprediksi pada tahun 2030, 23,3 juta orang akan meninggal karena penyakit in.
Fakta lain dari penyakit ini adalah sebesar 80% kasus CVD yang terjadi di dunia,
muncul di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Kasus CVD di negara
Indonesia sendiri, menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian yang
paling utama. Salah satu penyebab dari CVD ini antara lain karena kadar lipid
atau kadar kolesterol dalam darah yang berlebihan (Porth and Matfin, 2009;
World Health Organization, 2013; World Health Organization, 2014).
Kadar kolesterol yang meningkat dapat disebabkan oleh adanya
timbunan lemak berlebih di daerah intraabdominal, atau yang sering disebut
obesitas sentral. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada kondisi obesitas sentral,
kadar asam lemak bebas pada sirkulasi darah akan meningkat, yang nantinya asam
lemak tersebut akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol darah yang kita
kenal sebagai LDL dan HDL. Oleh karena itu, kondisi obesitas sentral seseorang
dapat diasosiasikan dengan meningkatnya kadar kolesterol darah yang merupakan
faktor risiko CVD. Penentuan kolesterol sebagai faktor risiko CVD, tidak bisa
hanya melihat dari kadar LDL sendiri, atau HDL sendiri, namun dapat dibuat
2
CVD adalah kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Kedua rasio tersebut
berasosiasi dengan faktor risiko CVD, rasio kolesterol total/HDL menunjukkan
risiko ischemic heart disease, sedangkan untuk rasio LDL/HDL menunjukkan
risiko atherosklerosis (Ebbert and Jensen, 2013; Lemieux, Lamarche, Couillard,
Pascot, Cantin, Bergeron, et al., 2001; Enomoto, Adachi, Hirai, Fukami, Satoh,
Otsuka, et al., 2011).
Salah satu cara untuk memprediksi obesitas sentral adalah dengan
pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri adalah pengukuran lingkar
tubuh secara sederhana, mudah dan cepat. Beberapa contoh pengukuran
antropometri adalah pengukuran lingkar pinggang (LP), dan rasio lingkar
pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tersebut mampu memprediksi
adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu risiko CVD pada manusia.
Pengukuran antropometri merupakan salah satu prediktor risiko CVD pada pria
yang paling baik, khususnya pengukuran LP dan RLPP (Chan, Watts, Barret, and
Burke, 2003; Gharakhanlou, Farzad, Agha-Alinejad, Steffen, and Bayati, 2012).
Rentang usia 40-50 tahun adalah rentang usia dewasa sebelum risiko CVD
meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Lloyd-Jones, Leip, Larson, D’Gostino,
Beiser, Wilson, et al. (2006) menemukan bahwa pada usia 50 tahun risiko CVD
pada pria sebesar 51,7%, lebih tinggi dibandingkan pada wanita sebesar 39,2%.
Salah satu cara untuk menurunkan risiko CVD adalah dengan mengontrol
kolesterol darah yang masuk dalam kategori modifiable risk dari penyakit CVD.
Artinya bahwa kolesterol mampu dimodifikasi/dikontrol untuk mengurangi risiko
mengontrol kolesterol darah yang mudah dan adalah dengan pengukuran LP dan
RLPP.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara
LP dan RLPP terhadap rasio kadar lipid yang merupakan salah satu indikator
adanya risiko CVD. Hal ini dapat terjadi, karena kadar lipid dalam darah yang
tinggi mampu membentuk atherosklerosis yang mengganggu laju aliran darah dan
pada akhirnya mengganggu kerja jantung (McPhee, and Ganong, 2011). Maka,
adanya penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam
memprediksi risiko CVD melaui pengukuran LP dan RLPP.
1. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah : Apakah terdapat korelasi bermakna
antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan rasio lipid ?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah :
a.“Waist Circumference and Waist-to-Hip Ratio as Predictors of Serum
Concentration of Lipids in Brazilian Men” (Lemos-Santos, Valente,
Goncalves-Silva, and Sichieri, 2004). Hasil penelitian ini adanya korelasi
antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r = 0,290) dan korelasi sangat
lemah antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r = 0,190).
Perbedaan pada penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah
variabel rasio lipid yang diukur hanya rasio kolesterol total/HDL, serta usia
4
b.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung“ (Anjani, 2013). Hasil penelitian ini korelasi
sangat lemah antara LP terhadap rasio kadar LDL/HDL (r = 0,127) dan
korelasi lemah antara rasio LP-panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL (r
= 0,304). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah
responden yang diteliti merupakan pasien penyakit Diabetes Melitus tipe 2.
c.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan
Rasio Kolesterol Total/HDL” (Kusuma, 2011). Pada penelitian ini
responden yang diteliti adalah 70 orang dosen dan karyawan pria di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan usia 40±5 tahun. Hasil dari
penelitian ini menemukan adanya korelasi positif bermakna antara LP
dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,564; p=0,000) dan antara RLPP
dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,317; p=0,008). Perbedaan
penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah range usia yang
digunakan.
d.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan
Rasio LDL/HDL” (Paulina, 2011). Pada penelitian ini responden yang
diteliti adalah 70 orang dosen dan karyawan pria di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dengan usia 40±5 tahun. Hasil dari penelitian ini
adalah adanya korelasi positif bermakna antara LP dengan rasio LDL/HDL
p=0,000). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah
range usia yang digunakan.
e. “A Study of Correlation between Lipid Profile and Waist to Hip Ratios in
Patients with Diabetes Mellitus” (Sandhu, Kolev, and Sandhu, 2008). Hasil
dari penelitian ini adanya korelasi positif antara RLPP dengan kolesterol
serum (r = 0,48) dan kadar LDL (r = 0,35) pada pria usia 41-60 tahun.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah variabel
yang diukur hanya RLPP, kadar serum kolesterol, dan kadar LDL, serta
probandus yang diteliti harus menderita Diabetes Mellitus.
f. “Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Penyakit Jantung Koroner di
RSUD Kabupaten Sukoharjo” (Sunarti dan Maryani, 2013). Hasil dari
penelitian ini adalah adanya korelasi bermakna antara RLPP dengan
penyakit jantung koroner (r = 0,397). Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian sekarang adalah analisis yang dilakukan antara RLPP dengan
status hipertensi, status hiperglikemik, dan penyakit jantung koroner pada
probandus yang diteliti.
g.“Correlation of dyslipidemia with waist to height ratio, waist
circumference, and body mass index in Iranian adults” (Chehrei, Sadrnia,
Keshteli, Daneshmand, and Rezaei, 2007). Hasil dari penelitian ini adalah
adanya korelasi bermakna antara BMI dengan rasio kadar kolesterol
total/HDL (r=0,111; p<0,05) dan dengan rasio kadar LDL/HDL (r=0,099;
p<0,001), adanya korelasi bermakna antara LP dengan rasio kadar
6
(r=0,229; p<0,05), serta adanya korelasi bermakna antara rasio lingkar
pinggang-tinggi badan dengan rasio kadar kolesterol total/HDL (r=0,255;
p<0,05) dan rasio kadar LDL/HDL (r=0,240; p<0,05). Perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian sekarang dapat dilihat dari variabel yang diteliti.
Pada penelitian yang dilakukan Chehrei, et al., analisis yang dilakukan
adalah korelasi antara BMI, LP, rasio lingkar pinggang-tinggi badan
dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, dan rasio kadar LDL/HDL,
sedangkan pada penelitian sekarang, analisis yang dilakukan antara LP dan
RLPP dengan raiso kadar kolesterol total/HDL, dan rasio kadar LDL/HDL.
h. “Relationship of Waist-Hip Ratio and Body Mass Index to Blood Pressure
of Individuals in Ibadan North Local Government” (Sanya, Ogwumike,
Ige, and Ayanniyi, 2009). Hasil dari penelitian ini adalah adanya korelasi
bermakna antara LP dengan tekanan darah sistolik (r=0,534) dan tekanan
darah diastolik (r=0,527). Ditemukan pula korelasi bermakna antara RLPP
dengan tekanan darah sistolik (r=0,222) dan tekanan darah diastolik
(r=0,209), serta korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik
(r=0,440) dan tekanan darah diastolik (r=0,443). Perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian Sanya, et al.,
variabel yang dianalisis antara LP, RLPP, dan BMI terhadap tekanan darah
sistolik dan diastolik, sedangkan pada penelitian sekarang yang dianalisis
adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar kolesterol
i. “Comparison of body mass index and waist circumference as predictors of
cardiometabolic health in a population of young Canadian adults”
(Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and EL-Sohemy, 2010). Hasil dari
penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dengan rasio kadar
kolesterol total/HDL (r=0,35) dan antara LP dengan rasio kadar kolesterol
total/HDL (r=0,38). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian
sekarang adalah variabel yang di analisis antara BMI dan LP terhadap rasio
kadar kolesterol total/HDL, sedangkan pada penelitian sekarang yang
dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar
kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL.
j. “Anthropometric correlation of lipid profile in healthy aviators” (Cadha,
Singh, Kharbanda, Vasdes, and Ganjoo, 2006). Hasil dari penelitiaan ini
adalah BMI berkorelasi dengan peningkatan kolesterol pada responden
lanjut usia (r=0,36; p<0,001), sedangkan RLPP berkorelasi dengan
trigliserid (r=0,42; p<0,001). Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian sekarang ada pada variabel yang dianalisis. Penelitian Cadha, et
al. menganalisis korelasi antara BMI, BFP, RLPP, serta LP terhadap
kolesterol total, LDL, HDL, trigliserid, dan VLDL, sedangkan pada
penelitian sekarang, yang dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP
terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dan rasio kadar LDL/HDL.
k.“Waist circumference, waist-hip ratio and body mass index and their
correlation with cardiovascular disease risk factors in Australian adults”
8
penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dengan trigliserid
(r=0,317), antara LP dengan trigliserid (r=0,324), dan antara RLPP dengan
trigliserid (r=0,353). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian
sekarang ada pada analisis yang dilakukan. Penelitian Dalton, et al.,
menganalisis korelasi antara BMI, LP, dan RLPP terhadap trigliserid,
HDL, dan tekanan darah sistolik, sedangkan pada penelitian sekarang yang
dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar
kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Responden pada penelitian Dalton, et
al. juga berusia mulai 25 tahun keatas, sedangkan pada penelitian sekarang,
responden berusia 40-50 tahun.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai korelasi antara pengukuran LP dan RLPP
terhadap rasio lipid pada staf pria Kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat Praktis Pengukuran LP dan RLPP diharapkan mampu
menjadi salah satu metode bagi masyarakat, yang mudah dan praktis,
dalam mendeteksi rasio lipid sebagai penanda risiko penyakit
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara
pengukuran LP dan rasio RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
Penelitian ini bertujuan khusus untuk mengetahui karakteristik responden,
membandingkan profil lipid pada dua kelompok responden dengan lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang yang berbeda, serta mengetahui korelasi
10 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri
Antropometri adalah salah satu metode yang ideal untuk menentukan
status nutrisi seseorang. Pengukuran ini sangat banyak dilakukan karena murah
dan mudah dilakukan bagi orang awam. Beberapa jenis pengukuran antropometri
antara lain, pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit, serta lingkar
berbagai bagian tubuh (sirkumferensia). Beberapa contoh gangguan kesehatan
yang sering menyerang orang dewasa, serta dapat dideteksi dengan antropometri,
antara lain manlnutrisi (kurang nutrisi/kelebihan nutrisi), diabetes melitus,
penyakit kardiovaskular, gangguan kognitif, osteoporosis, penurunan kerja
fungsional, dan semua gangguan yang menyebabkan kematian (Gibney, Margetts,
Kearney, dan Arab, 2009; Preedy, 2012).
Pengukuran antropometri baik dalam memprediksi adanya gangguan
metabolisme tubuh seperti dislipidemia, hipertensi, diabetes, dan hiperurisemia,
serta berkorelasi positif terhadap jumlah lemak tubuh, lemak abdomen, dan faktor
risiko kardiovaskular. Pada pria di negara Tongkok, RLPP dan ukuran LP
merupakan prediktor terbaik pada kasus dislipidemia (Barreira, Staiano,
Harrington, Heymsfield, Smith, Bouchard, et al., 2012; Zhang, Deng, He, Ling,
Su, and Chen, 2013).
1. Lingkar pinggang
Pengukuran LP dapat digunakan untuk memprediksi adanya timbunan
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres, and
Bouchard (2001), yang menemukan bahwa LP memiliki korelasi positif dengan
timbunan lemak di bagian abdomen, atau yang lebih sering disebut obesitas
sentral.
Obesitas sentral berkorelasi positif terhadap risiko penyakit seperti
penyakit kardiovaskular baik pada pria maupun wanita (Kwiterovich, 2012). Hal
ini didukung oleh penelitian Asia Pacific Cohort Studies Collaboration (2006),
yang menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti pengukuran LP,
berasosiasi kuat dengan risiko munculnya penyakit kardiovaskular seperti
ischemic heart disease pada populasi di wilayah Asia Pasifik.
Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai prediktor risiko munculnya
penyakit kardiovaskular (Coulston, Boushey, and Ferruzzi, 2013). Hal ini
didukung oleh penelitian Brenner, et al. (2010), yang menemukan bahwa
pengukuran LP merupakan prediktor yang lebih baik dibanding pengukuran BMI,
dalam memprediksi munculnya risiko penyakit kardiovaskular di kalangan pria.
Cara pengukuran LP yang tepat, dapat dilakukan pada titik tengah antara
tulang rusuk terakhir dengan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada
kulit, namun tidak sampai menekan. Pengukuran LP juga sebaiknya dilakukan
ketika akhir respirasi (World Health Organization, 2008).
Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal (World Health Organization, 2008)
Jenis Kelamin LP
Laki-laki 94 cm
12
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang (Coulston, Boushey, and Ferruzi, 2013)
2. Rasio lingkar pinggang panggul
Rasio lingkar pinggang panggul merupakan salah satu teknik tambahan
selain pengukuran LP untuk mengetahui distribusi lemak dalam tubuh, terutama
pada bagian abdomen. Rasio ini diangggap baik dalam memperkirakan adanya
timbunan lemak pada daerah panggul dan intraabdomen yang sering diasosiasikan
dengan munculnya penyakit kronis, seperti jantung koroner. Penumpukan lemak
pada bagian perut, lebih meningkatkan risiko CVD, jika dibandingkan dengan
penumpukan lemak pada bagian panggul. Semakin besar nilai LP seseorang,
berarti individu tersebut memiliki RLPP yang besar pula. Penelitian
Gharakhanlou, et al., (2012), menemukan bahwa RLPP merupakan prediktor yang
baik dalam menemukan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada populasi urban
di Iran (Floyd, Mimms, and Yelding, 2007; World Health Organization, 2008;
Penelitian yang dilakukan oleh Chan, et al. (2003) menemukan adanya
korelasi positif antara RLPP terhadap jaringan lemak intraabdomen yang
menyebabkan obesitas sentral. Beberapa contoh jaringan lemak tersebut, antara
lain jaringan lemak intraperitoneal, retroperitoneal, anterior subcutaneous, dan
posterior subcutaneous. Pengukuran RLPP dilakukan dengan mengukur bagian
pinggang pada lingkar terkecil, biasanya tepat di atas pusar, dan mengukur bagian
panggul pada lingkar terbesar, mengitari pantat (World Health Organization,
2008).
Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal (World Health Organization, 2008)
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal
Laki-laki < 0,90
Perempuan < 0,85
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul (Dewar, 2013)
B. Obesitas Sentral
Obesitas sentral adalah suatu keadaan adanya akumulasi lemak secara
intraabdominal dan subkutan di daerah abdomen (perut). Keadaan ini sering
diasosiasikan dengan risiko penyakit kardiovaskular, dan pengukuran LP serta
RLPP memiliki korelasi positif terhadap adanya obesitas sentral. Munculnya
14
viseral dan jaringan lemak subkutan. Jaringan lemak yang paling berisiko adalah
jaringan lemak viseral, karena jaringan lemak tersebut melepaskan lebih banyak
asam lemak ke darah dibandingkan dengan jaringan lemak lainnya, yang akhirnya
mampu mempengaruhi profil kadar lipid dalam darah manusia (Kopelman,
Caterson and Dietz, 2009; Sizer and Whitney, 2013; Chan, et al., 2003).
Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal (Katch, 2012)
C. Kolesterol Darah
Kolesterol adalah senyawa golongan steroid yang merupakan salah satu
komponen penting dalam tubuh. Salah satu kegunaan dari kolesterol adalah
sebagai prekusor sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon estrogen dan
progesteron. Sumber kolesterol berasal dari makanan dan dari organ hati yang
memproduksi kolesterol ketika tubuh kekurangan kolesterol. Sel-sel hati sendiri
membutuhkan kolesterol untuk membentuk empedu, yang digunakan untuk
mengemulsikan lemak pada proses pencernaan. Kolesterol yang berlebih akan
disimpan pada dinding arteri pada bagian intima. Semakin banyak kolesterol yang
lumen pembuluh darah akan menebal dan menghambat suplai oksigen ke seluruh
tubuh dan jantung (Scanlon and Sanders, 2007; Zhao, and Kerwin, 2012).
Semakin bertambahnya usia, risiko munculnya dislipidemia atau
ketidakseimbangan kadar kolesterol darah akan meningkat. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan, semakin bertambahnya usia, klirens LDL dari sirkulasi darah akan
menurun, kemampuan tubuh dalam mengkonversi kolesterol menjadi garam
empedu juga menurun, serta aktivitas enzim pensintesis garam empedu juga
menurun (Humayun, Shah, Alam, and Hussein, 2009; Trapani and Pallottini,
2010).
Hiperlipidemia atau meningkatnya kadar kolesterol total darah, mampu
menimbulkan efek negatif pada kardiovaskular. Salah satu contoh efek negatif
adalah atherosklerosis (Stapleton, Goodwill, James, Brock, Frisbee, 2010). Hasil
penelitian Nagasawa, Okamura, Iso, Tamakoshi, Yamada, Watanabe, et al.,
(2012), menemukan bahwa pada usia middle age, meningkatnya kadar kolesterol
total dalam darah, mampu meningkatkan risiko terkena jantung koroner.
Penelitian yang dilakukan Lemos-Santos, et al. (2004), Barreira, et al. (2012), dan
Gharakhanlou, et al. (2012), juga menemukan bahwa kadar kolesterol total
berkorelasi dengan ukuran LP dan RLPP.
Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total (National Cholesterol Education Program, 2001)
Kadar kolesterol total Kategori Kurang dari 200 mg/dL Rendah
16
Beberapa macam kolesterol darah antara lain :
1. LDL
Low-density lipoprotein atau sering disingkat LDL, merupakan salah satu
jenis kolesterol yang berasal dari pemecahan VLDL (very-low density
lipoprotein). Jenis kolesterol ini merupakan penyusun terbesar dari kolesterol total
darah, dikarenakan jumlahnya yang sangat banyak di sirkulasi tubuh manusia.
Kolesterol LDL yang berlebih, dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular
terutama atherosklerosis pada pembuluh darah manusia. Hal ini dapat terjadi
karena LDL yang berlebih akan disimpan di dalam pembuluh darah manusia,
khususnya pembuluh darah arteri. Pembentukan atherosklerosis diperantarai oleh
banyaknya LDL dalam sirkulasi darah dan mampu menembus dinding endotelium
dan masuk ke bagian intima pembuluh darah dengan bantuan lipoprotein lipase
dan heparin sulfat proteoglikan. Makrofag yang menganggap LDL sebagai benda
asing, “dipanggil” oleh faktor kemotaksis VCAM dan ICAM pada dinding arteri.
Kemudian masuk kedalam intima pembuluh darah, yang kemudian matur menjadi
foam cells. Semakin banyaknya LDL dan foam cells tersebut di dalam intima,
maka pembuluh darah akan menebal dan menghambat sirkulasi darah, sehingga
meningkatkan risiko ischemic heart disease (Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011;
Tomkin and Owens, 2012).
Beberapa penelitian, seperti penelitian Brenner, et al. (2010), dan
Chehrei, et al. (2007), menemukan bahwa kadar kolesterol LDL memiliki korelasi
pengukuran LP, RLPP juga memiliki korelasi positif dengan kadar kolesterol
LDL sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghorbanian, et al. (2012).
Tabel IV. Kategori Kadar LDL Darah (National Cholesterol Education Program, 2001)
Kadar Kolesterol LDL Kategori Kurang dari 100 mg/dL Optimal
100 – 129 mg/dL Di atas optimal 130 – 159 mg/dL Batas awal tinggi
160 – 189 mg/dL Tinggi
190 mg/dL ke atas Sangat tinggi
2. HDL
High-density lipoprotein (HDL), merupakan salah satu jenis kolesterol
dengan kerapatan yang lebih tinggi dibanding LDL. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan struktur HDL yang mengandung lebih banyak protein dan lebih
sedikit lemak dibandingkan dengan LDL. Fungsi utama dari HDL adalah
membawa kolesterol yang berlebihan dari jaringan dan pembuluh darah ke dalam
hati untuk dimetabolisme dan dikeluarkan. Berbeda dengan kolesterol LDL, kadar
koleterol HDL yang tinggi, akan semakin baik, sebaliknya jika kadar kolesterol
HDL semakin rendah, maka risiko terkena penyakit kardiovaskular semakin
besar.
Kondisi obesitas sentral pada individu mampu mempengaruhi kadar
HDL dalam tubuh. Obesitas mampu menurunkan produksi HDL melalui
mekanisme penghambatan adipokin dalam mengekspresikan gen apoA-1 dan
ABCA1 pada hepatosit. Gen apoA-1 dan ABCA1 ini berperan dalam produksi
HDL. Mekanisme lainnya adalah obesitas mempu meningkatkan aktivitas mikro
RNA mir-33, yang jika mikro RNA tersebut diaktivasi, maka akan menghambat
18
Penelitian Gupta, Rastogi, Sarna, Gupta, Sharma, and Kothari, (2007),
serta Lemos-Santos, et al, (2004), menemukan bahwa pengukuran LP dan RLPP
memiliki korelasi negatif dengan HDL. Korelasi negatif ini dapat diartikan
semakin besar nilai LP dan RLPP, maka semakin kecil kadar kolesterol HDL,
yang manifestasinya adalah semakin besar risiko terkena penyakit kardiovaskular
(Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011; Scanlon and Sanders, 2007).
Tabel V. Kategori Kadar HDL
(National Cholesterol Education Program, 2001)
Kadar Kolesterol HDL Kategori Keterangan
Kurang dari 40 mg/dL (pria) Kurang dari 50 mg/dL (wanita)
Rendah. Faktor risiko penyakit kardiovaskular Lebih dari 60 mg/dL Tinggi Bukan faktor risiko
penyakit kardiovaskular
D. Rasio Lipid
Rasio lipid adalah sebuah perbandingan antara dua jenis lipid, misalnya
kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Nilai LDL dan nilai kolesterol total
bertindak sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular atau sering disebut
sebagai faktor atherogenik, hal ini berarti semakin meningkat nilai LDL atau nilai
kolesterol total, semakin tinggi risiko munculnya atherosklerosis pada pembuluh
darah, yang akan berakhir menjadi CVD. Nilai HDL sendiri bertindak sebagai
pengurang risiko penyakit kardiovaskular atau sering disebut sebagai faktor
protektif. Makna dari rasio lipid tersebut adalah semakin tinggi nilai LDL atau
kolesterol total disertai dengan menurunnya kadar HDL, semakin besar risiko
terkena penyakit kardiovaskular. Begitu juga dengan sebaliknya, semakin tinggi
kadar HDL dengan kadar kolesterol total dan LDL yang turun, maka risiko
tersebut dapat digunakan sebagai prediktor adanya penyakit kardiovaskular,
misalnya jantung iskemik. Rasio LDL/HDL mampu memprediksi munculnya
atherosklerosis, sedangkan kolesterol total/HDL mampu memprediksi munculnya
penyakit ischemic heart disease (Durstine, 2006; Enomoto et al., 2011; Lemieux,
et al., 2001).
Beberapa penelitian, seperti penelitian Gharakanlou, et al. (2012),
Chehrei, et al. (2007), Lemos-Santos, et al. (2004), dan Chiou, Lin, Weng, Ou,
Liu, and Fang, (2005), menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti
pengukuran LP dan RLPP.
Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria
(Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al , 2009)
Rasio Lipid Ukuran Rasio Ideal Kolesterol total/HDL < 3,5
LDL/HDL < 2,5
E. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang menyerang sistem
peredaran darah manusia, terutama organ jantung dan pembuluh darah. Salah satu
contoh penyakit kardiovaskular adalah ischemic heart disease (IHD). Penyebab
dari munculnya penyakit ini adalah ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan jantung akan darah teroksigenasi yang disebabkan adanya
atherosklerosis kronis. Atherosklerosis adalah suatu keadaan menebalnya lumen
pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan lipid. Akibat atherosklerosis
ini, aliran darah yang menyuplai oksigen ke jantung menjadi terhambat (Kumar,
20
F. Landasan Teori
Metode antropometri adalah salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menentukan status nutrisi seseorang. Metode ini banyak digunakan karena
mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Beberapa teknik dalam metode ini
antara lain pengukuran LP dan RLPP, yang merupakan suatu teknik yang dapat
memprediksi adanya obesitas sentral pada seseorang. Obesitas sentral ini dapat
mempengaruhi kadar kolesterol darah pada tubuh oleh karena adanya timbunan
lemak pada bagian abdominal yang banyak melepas kolesterol ke sirkulasi darah.
Kolesterol darah antara lain terdiri atas LDL dan HDL. Kedua jenis
kolesterol darah tersebut memiliki peran dalam munculnya penyakit
kardiovaskular. Penentuan faktor risiko penyakit kardiovaskular tidak bisa hanya
menggunakan kadar LDL atau HDL saja, tetapi menggunakan rasio LDL/HDL.
Karena dari rasio ini dapat disimpulkan semakin tinggi rasio, maka semakin tinggi
pula risiko penyakit kardiovaskular. Selain LDL dan HDL, faktor risiko penyakit
kardiovaskular lainnya adalah kolesterol total.
Pengukuran LP dan RLPP dapat memprediksi kondisi obesitas sentral
seseorang yang berhubungan dengan dislipidemia. Kondisi dislipidemia ini dapat
ditunjukkan dengan peningkatan nilai rasio lipid LDL/HDL dan kolesterol
total/HDL, yang merupakan salah satu risiko penyakit kardiovaskular. Beberapa
penelitian seperti yang dilakukan oleh Lemos-Santos, et al. (2004), Kusuma
(2011), Paulina (2011), Chehrei, et al. (2007), dan Chiou, et al. (2005),
menemukan adanya korelasi positif yang bermakna antara LP dan RLPP terhadap
Tabel VII. Penelitian Korelasional antara LP dan RLPP terhadap Rasio Lipid
Peneliti Judul Rancangan
22
G. Hipotesis
Ada korelasi bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Gambar 4. Bagan Hipotesis Penelitian
Lingkar Pinggang
Rasio Lingkar Pinggang
Panggul
Kolesterol Total/HDL
23 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Jenis
penelitian observasi analitik adalah jenis yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi, yang selanjutnya dilakukan analisis
korelasi antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari
adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu kondisi/keadaan yang
mengakibatkan terjadinya efek. Analisis korelasi yang dilakukan dalam penelitian
observasional, dapat menunjukkan seberapa jauh kontribusi faktor risiko tertentu
terhadap adanya suatu efek (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan
analisis korelasi LP dan RLPP terhadap rasio lipid. Lingkar pinggang dan RLPP
bertindak sebagai faktor risiko, sedangkan rasio lipid sebagai efek.
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian potong lintang adalah sebuah rancangan yang
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dalam satu
waktu tertentu. Artinya, pengumpulan data untuk rancangan penelitian ini, baik
variabel bebas maupun tergantung, dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus
24
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : ukuran LP dan RLPP
2. Variabel tergantung : rasio lipid kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL
3. Variabel pengacau :
a. Terkendali : keadaan puasa
b. Tidak terkendali : gaya hidup atau lifestyle responden serta
keadaan patologis
D. Definisi Operasional
1. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran LP, RLPP, dan hasil
pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang
dianalisis adalah kadar LDL, HDL, dan kolesterol total.
2. Responden pria dewasa sehat adalah responden pria dengan rentang
usia 40-50 tahun dan tidak menderita penyakit degeneratif seperti
diabetes mellitus dan hipertensi, serta tidak mengkonsumsi
obat-obatan terkait penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik yang
dipastikan melalui proses wawancara.
3. Pengukuran LP dapat dilakukan pada bagian atas iliac crest secara
horizontal mengelilingi abdomen. Pita pengukur menempel pada kulit,
namun tidak sampai menekan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam
4. Pengukuran lingkar panggul dapat dilakukan pada bagian terbesar
panggul mengitari bagian pantat. Hasil pengukuran dinyatakan dalam
sentimeter (cm).
5. Pengukuran rasio RLPP dilakukan dengan membagi nilai LP dengan
nilai lingkar panggul.
6. Kadar HDL, LDL, dan kolesterol total didapat dari hasil pemeriksaan
laboratorium Rumah Sakit Bethesda dengan kondisi responden
berpuasa selama 10-12 jam sebelum dilakukannya pengambilan darah,
dinyatakan dalam mg/dL.
7. Pengukuran rasio lipid dilakukan dengan membagi nilai LDL dengan
HDL, serta nilai kolesterol total dengan HDL.
8. Kriteria kadar LDL, HDL, dan kolesterol total berdasarkan National
Cholesterol Education Program (2001).
9. Kriteria rasio kadar LDL/HDL dan kolesterol total/HDL berdasarkan
Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al. (2009).
10. Kriteria LP, lingkar panggul, dan rasio lingkar panggul
berdasarkan World Health Organization (2008).
E. Responden Penelitian
Responden penelitian yaitu staf pria dewasa di Universitas Sanata
Dharma yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang
ditetapkan adalah responden berusia antara 40-50 tahun, tidak mengonsumsi
26
penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi, serta bersedia untuk berpuasa
selama 10-12 jam. Kriteria eksklusi yang ditentukan adalah, tidak hadir saat
pengambilan data. Jumlah responden yang menandatangani informed consent
sebagai bentuk persetujuan untuk mengikuti penelitian ini sebanyak 78 responden.
Namun, pada hari dan waktu pengambilan data yang telah ditentukan, sebanyak
12 responden tidak hadir dalam penelitian ini, sehingga total responden yang hadir
dalam pengumpulan data sebanyak 66 responden.
Gambar 5. Skema Pencarian Responden
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan selama dua hari dengan perincian waktu
penelitian sebagai berikut :
1. Tanggal 25 September 2014 bertempat di Hall Utara Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pukul 07.00 – 12.00.
2. Tanggal 26 September 2014 bertempat di Ruang Seminar Gedung
LPPM Kampus II Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
G. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri
terhadap Rasio Lipid dan HBA1c pada Staf Pria dan Wanita Dewasa Sehat di
Universitas Sanata Dharma”, serta “Laju Filtrasi Glomerulus Pada Staf Pria dan
Wanita Dewasa Sehat dengan Formula Cockroft-Gault, Modification of Diet in
Renal Disease, dan Chronic Kidney Disease Epidemiology di Universitas Sanata
Dharma”, dan telah memperoleh ijin dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran UGM.
Penelitian payung ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengukuran
antropometri terhadap rasio lipid dan kadar HbA1c pada individu dewasa sehat,
serta untuk menganalisis adanya perbedaan antara tiga formula penghitungan laju
filtrasi glomerulus. Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota
sebanyak 14 orang dengan kajian yang berbeda-beda. Pada penelitian kali ini,
peneliti hanya mengkaji korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat. Kajian yang diteliti
28
Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung
H. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-random sampling dengan
jenis purposive sampling. Pengertian non-random sampling adalah tidak semua
orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden, ada
kriteria-kriteria tertentu yang dinyatakan dalam kriteria-kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis
purposive sampling adalah sampling berdasarkan ciri atau sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Pada penelitian kali ini perlu dilakukan sampling
sebanyak 194 orang menurut data dari Biro Personalia. Oleh karena itu, perlu
dilakukan sampling guna menghemat biaya analisis, mempercepat pelaksanaan
penelitian, serta menghemat tenaga (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian
korelasional, sampel yang digunakan minimal 30 sampel tiap kelompok (Lodico,
Spaulding, and Voegtle, 2006). Oleh karena itu, pada penelitian ini, ditetapkan
bahwa sampel yang dibutuhkan sebanyak minimal 60 sampel, 30 sampel untuk
responden tanpa obesitas sentral, dan 30 sampel untuk responden dengan obesitas
sentral.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah pita pengukur merk Butterfly® untuk
mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Pengukuran kadar
LDL, HDL, dan kolesterol total menggunakan alat analisis Cobas C 581®.
J. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal
Pada observasi awal, dilakukan pencarian informasi mengenai adanya
kelompok responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Kelompok responden
yang dibutuhkan adalah staf pria dewasa yang masih aktif bekerja di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan berusia antara 40-50 tahun. Pencarian ini sebatas
peneliti mencari informasi dengan bertanya ke staf yang sedang berada di kampus,
30
responden yang cukup. Pada tahap ini juga, dilakukan pencarian tempat
pengambilan data yang sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
Observasi atau pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel darah
responden juga dilakukan. Setelah berdiskusi dengan anggota penelitian yang
lainnya serta dosen pembimbing, maka dipilih Laboratorium Patologi Klinik
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Alasan pemilihan laboratorium tersebut
dikarenakan, Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
sudah terakreditasi, biaya analisis darah yang relatif murah, serta hasil yang
didapatkan juga relatif cepat.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin untuk melakukan penelitian ditujukan kepada Komisi
Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk
memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat
dipublikasikan. Surat ethical clearance dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada
tanggal 14 Agustus 2014 dengan nomor surat KE/FK/896/EC (Lampiran 1).
Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata
Dharma yang bertujuan untuk memperoleh izin melakukan penelitian di lingkup
Universitas Sanata Dharma. Wakil Rektor I memberikan izin pada tanggal 4
Agustus 2014 dengan nomor surat izin 068A/WR I/F/VIII/2014 (Lampiran 2).
Tembusan surat ditujukan ke Kepala Biro Personalia untuk urusan pendataan
Rektor I memberikan izin peneliti untuk menggunakan responden dosen dan
karyawan administratif dan edukatif Universitas Sanata Dharma.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet
Pembuatan leaflet bertujuan membantu responden dalam memahami
gambaran mengenai penelitian ini. Leaflet dibuat dengan ukuran A4 dan diberi
judul “Korelasi Antropometri dan Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus”. Konten
dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, penjelasan singkat mengenai
pengukuran antropometri, manfaat penelitian, penjelasan singkat mengenai
pengukuran laju filtrasi glomerulus, serta penjelasan mengenai pemeriksaan
laboratorium yang akan dilakukan. Pengukuran antropometri yang dijelaskan
meliputi pengukuran lingkar pinggang, RLPP, body fat percentage, dan body
mass index, sedangkan pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan meliputi,
kadar LDL, HDL, kolesterol total, HbA1c, dan serum kreatinin. Informed consent
digunakan sebagai bukti kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti
penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang
dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
4. Pencarian responden
Pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari
Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Izin tersebut diteruskan ke Bagian
Personalia Universitas Sanata Dharma untuk meminta informasi mengenai staf
yang masuk kriteria inklusi. Jumlah staf karyawan pria yang berasal dari data biro
32
ditetapkan menjadi 194 orang. Penyortiran ini perlu dilakukan karena data staf
yang diberikan kepada peneliti, masih data seluruh staf Universitas Sanata
Dharma dengan usia yang bervariasi. Setelah disortir, peneliti segera mencari staf
tersebut ke tempat kerjanya. Namun, pada akhirnya tidak semua staf yang ada di
dalam daftar nama dapat ditemui dan dapat ditawari untuk mengikuti penelitian
ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan seperti, staf tersebut sedang cuti,
atau sedang studi lanjut. Selanjutnya, jika calon responden dapat ditemui, maka
calon responden diberi penjelasan mengenai penelitian ini secara umum, tujuan
penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini, dan dijelaskan juga
mengenai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini,
sebagian calon responden menolak mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa
alasan, seperti menderita penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, takut
terhadap jarum suntik, waktu penelitian yang bertabrakan dengan acara lain,
sedang sibuk dalam beberapa minggu ke depan, atau menolak untuk berpuasa
selama 10-12 jam.
Seluruh calon responden penelitian yang bersedia untuk mengikuti
penelitian ini diminta untuk mengisi data nama, usia, tanggal lahir, alamat, dan
nomor telepon/HP yang dapat dihubungi pada informed consent, kemudian
menandatanganinya setelah mendapat penjelasan dari peneliti sebagai bentuk
persetujuan responden untuk mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir.
Kemudian, responden akan diberi informasi mengenai waktu dan tempat
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan ketepatan pengukuran
alat ukur sesuai dengan yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoadmojo, 2010).
Instrumen yang digunakan pada penelitian dan diuji validitas dan reliabilitas
adalah pita pengukur Butterfly®.
Instrumen penelitian dikatakan valid jika menunjukkan pengukuran yang
sebenarnya sesuai dengan yang diukur. Pengujian validitas instrumen Butterfly®
dilakukan oleh Balai Metrologi Yogyakarta. Hasil pengujian validitas instrumen
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid, ditunjukkan dengan ukuran
skala pada instrumen penelitian yang sudah tepat sesuai dengan skala yang
ditunjukkan. Lembar hasil pengujian instrumen penelitian terlampir pada
Lampiran 10 dan 11.
Suatu instrumen dapat dikatakan reliable, serta memiliki presisi yang
baik apabila nilai CV (coefficient of variation) ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik, 2011). Pengujian reliabilitas dilakukan pada dua pita pengukur
dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV dari pita pengukur
pertama sebesar 0,551%, sedangkan untuk nilai CV dari pita pengukur kedua
sebesar 0,595%. Kedua nilai CV tersebut, dapat dikatakan valid dan reliable,
karena kedua pita pengukur memiliki nilai CV yang ≤ 5%.
6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah
Pengambilan sampel darah responden dilakukan oleh analis dari
34
sedangkan pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti, meliputi pengukuran
lingkar pinggang dan lingkar panggul. Pengukuran LP dan lingkar panggul
dilakukan menurut panduan dari WHO (2008). Pengukuran LP dilakukan pada
titik tengah antara tulang rusuk dan illiac crest, sedangkan untuk lingkar panggul
dilakukan pada bagian terbesar dari panggul mengitari bagian pantat. Pita
pengukur yang dilingkarkan pada tubuh responden, tidak boleh terlalu ketat,
menekan pada kulit, dan membuat responden tidak nyaman. Kemudian posisi pita
pengukur paralel terhadap lantai, dan posisi responden berdiri tegak, tangan di
samping, kaki rapat satu sama lain. Pengukuran dilakukan pada fase terakhir
respirasi normal.
7. Analisis sampel darah responden
Sampel darah responden yang telah diambil, dibawa ke Laboratorium
Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis kadar LDL, HDL, dan
kolesterol total.
8. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah langsung diberikan
kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Peneliti juga membantu
menjelaskan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah
responden, disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi jika ada
9. Pengolahan data
Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian
menggolongkan data-data ke dalam kategori yang telah ditetapkan, dan terakhir
melakukan analisis data.
K. Analisis Data
Data diolah secara statistik dengan taraf keperayaan 95%. Program
statistik yang digunakan adalah SPSS versi 16. Uji normalitas data dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirov, jika data >50, dan uji Shapiro-Wilk, jika data ≤50
responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai p<0,05.
Kemudian, dilakukan uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney serta uji t
tidak berpasangan, jika nilai p>0,05 maka kedua kelompok data yang dianalisis
tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji korelasi Pearson, serta uji koefisien
determinasi. Suatu korelasi dianggap bermakna jika nilai p<0,05 (Dahlan, 2009).
Pertama kali yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan
data. Data yang dianalisis meliputi, usia, LP, RLPP, kadar LDL, HDL, kolesterol
total, rasio kolesterol total/HDL, dan rasio LDL/HDL. Data tersebut dianalisis
dengan cara menghitung rata-rata, simpangan deviasi, serta normalitas tiap-tiap
kelompok data data. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
dikarenakan seluruh data berjumlah lebih dari 50 data.
Analisis selanjutnya dilakukan uji komparatif, pada uji ini diawali
dengan mengelompokkan data kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol