• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF PRIA DEWASA

SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh Bagas Abiyoga NIM : 118114008

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF PRIA DEWASA

SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh Bagas Abiyoga NIM : 118114008

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

Halaman Persembahan

“Oran

g yang tak pernah melakukan kesalahan adalah orang

yang tak pernah mencoba sesuatu yang baru” –

Albert

Einstein

“Seiring dengan kekuatan yang besar, datang juga tanggung

jawab yang besar” –

Stan Lee

(6)

v

(7)

vi

(8)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas

berkat dan penyertaan-Nya yang berkelimpahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio

Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio Lipid pada Staf Pria Dewasa Sehat di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dan memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang selalu memberi

perhatian dan masukan yang berguna bagi peneliti selama proses penulisan

skripsi ini. Terima kasih atas seluruh waktu dan kesabaran yang telah

diberikan untuk membimbing dan mendampingi penulis dari awal hingga

akhir penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt., dan Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D.,

Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan

masukan selama proses penulisan skripsi ini.

3. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk

(9)

viii

4. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama

perkuliahan.

5. Wakil Rektor I yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan

penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Biro Personalia yang telah bersedia membantu peneliti dalam

menyediakan data staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu dan

membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.

8. Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang

telah membantu penulis dalam analisis darah.

9. Papa (Drs. Tri Warsono, MM.), Mama (Dra. Yetti Yuliati Soebari), dan

Kakak (Aji Satria Putra, S.Psi.) yang telah membantu penulis baik secara

materiil dan imateriil, serta doa, perhatian, dan kasih sayang yang tak

berkesudahan dari awal proses penyusunan skripsi ini hingga akhir.

10.Teman dan sahabat terbaik yang selalu memberi semangat, Bonaventura

Sukintoko Pramudyo, Maria Patrisia Triyasari Nala, Asrianti Massau,

Lorensius Imus Ventora, Scolastika Christifide Permatasari, Marcellina

Avistya Windhan Kumalasari, Viadeta Filia Diandra, Arfita Anggrayny,

Brigita Rosalia Nurmalita, Lisa Sudaryanto, Angela Irena Sumartono,

Deby Darmayanti, dan Shinta Christia Maharani.

11.Panitia “8” PPKM 2014-2015, cik Gracia Hoyi Dharmarani, Rosa Delima

(10)

ix

Anindiati P. Putri, om Yohanes Yongky Hartanto, mbak Lutgardis

Festidita, mas Eduardus Hardika Sandy Atmaja, Dennis Meilky La’lang,

dan Aprilini Khaterin Johan yang selalu memberi semangat, keceriaan,

tawa, dan kasih sayang selama proses penulisan skripsi ini.

12.Teman-teman SLP 2014, pak Fidelis Chosa Kastuhandani, mam Maria

Ananta, mbak Gerisca Scara Belli, Adhimulya Nugraha Putra, Indrias

Pratama, Retno Lestari Surya Ningrum, dan Stella Vania Puspitasari, yang

selalu memberi semangat, kasih sayang, dan perhatian selama proses

penulisan skripsi ini.

13.My friends from AJCU-AP SLP 2014, Linlin, Mayuko, Natsuki, Emi, Aaya,

Hoto, Morgan, Anselmo, Joey, Nadya, kuya Barry, Darlene, Shaira,

Ayang, Ron, Francis, kuya Jim, Jess, all of KKP officers and volunteers,

also last but not least, John Chin, thank you for the support and always

make me happy during this thesis writing.

14.Teman-teman Fakultas Farmasi Universtas Sanata Dharma dari seluruh

angkatan, terutama angkatan 2011 dan kelas FKK A, atas kebersamaan

dan keceriaan selama ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Waktu, bimbingan, dan

dukungan kalian sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka

(11)

x

penulis sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap skripsi ini

dapat berguna dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 30 Oktober 2014

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... `v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

INTISARI ... xxii

ABSTRACT ... xxiii

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 3

2. Keaslian penelitian ... 3

3. Manfaat penelitian ... 8

B. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan umum ... 9

(13)

xii

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 10

A. Antropometri ... 10

1. Lingkar pinggang ... 10

2. Rasio lingkar pinggang panggul ... 12

B. Obesitas Sentral ... 13

C. Kolesterol Darah ... 14

1. LDL ... 16

2. HDL ... 17

D. Rasio Lipid ... 18

E. Penyakit Kardiovaskular... 19

F. Landasan Teori ... 20

G. Hipotesis ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Rancangan Penelitian ... 23

C. Variabel Penelitian ... 24

1. Variabel bebas ... 24

2. Variabel tergantung ... 24

3. Variabel pengacau ... 24

D. Definisi Operasional ... 24

E. Responden Penelitian ... 25

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

(14)

xiii

H. Teknik Sampling ... 28

I. Instrumen Penelitian ... 29

J. Tata Cara Penelitian ... 29

1. Observasi awal ... 29

2. Permohonan izin dan kerjasama ... 30

3. Pembuatan informed consent dan leaflet ... 31

4. Pencarian responden ... 31

5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian ... 33

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah ... 33

7. Analisis sampel darah responden ... 34

8. Pembagian hasil pemeriksaan ... 34

9. Pengolahan data ... 35

K. Analisis Data ... 35

L. Kesulitan Penelitian ... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Karakteristik Penelitian ... 38

1. Usia ... 38

2. Lingkar pinggang ... 39

3. Rasio lingkar pinggang panggul ... 40

4. Kadar HDL ... 41

5. Kadar LDL ... 41

(15)

xiv

7. Rasio kadar LDL/HDL ... 43

8. Rasio kolesterol total/HDL ... 44

B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada LP≥94cm

dan LP<94cm ... 45

C. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada RLPP≥0,90

dan RLPP<0,90 ... 47

D. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan Rasio LDL/HDL ... 49

1. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap Kadar LDL ... 53

2. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap Kadar HDL ... 54

3. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Kolesterol Total ... 55

4. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL ... 56

5. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Rasio LDL/HDL ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

(16)

xv

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 68

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal... 11

Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal ... 13

Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total ... 15

Tabel IV. Kategori Kadar LDL ... 17

Tabel V. Kategori Kadar HDL ... 18

Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria ... 19

Tabel VII. Penelitian Korelasional antara LP dan RLPP terhadap Rasio Lipid ... 21

Tabel VIII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 36

Tabel XI. Profil Karakteristik Responden ... 38

Tabel X. Perbandingan Profil Lipid pada LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 46

Tabel XI. Perbandingan Profil Lipid pada RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 48

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang ... 12

Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 13

Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal ... 14

Gambar 4. Bagan Hipotesis Penelitian ... 22

Gambar 5. Skema Pencarian Responden ... 26

Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung ... 28

Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□) ... 51

Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□) ... 51

Gambar 9. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang terhadap Kolesterol Total/HDL (○) dan LDL/HDL (□) ... 52

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance... 69

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian... 70

Lampiran 3. Surat Izin Peminjaman Tempat Penelitian ... 71

Lampiran 4. Hasil Laboratorium ... 72

Lampiran 5. Leaflet Tampak Depan... 73

Lampiran 6. Leaflet Tampak Belakang ... 73

Lampiran 7. Informed Consent ... 74

Lampiran 8. Pedoman Wawancara ... 75

Lampiran 9. Uji Reliabilitas Instrumen Pengukuran... 76

Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (halaman 1) ... 77

Lampiran 11. Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (halaman 2) ... 78

Lampiran 12. Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul ... 79

Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden ... 80

Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang... 81

Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 82

Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar HDL ... 83

Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar LDL ... 84

Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Kolesterol Total ... 85

Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio LDL/HDL ... 86

(20)

xix

Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL pada LP≥94 cm dan

LP<94 cm ... 88

Lampiran 22. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL pada LP≥94 cm dan

LP<94 cm ... 89

Lampiran 23. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total pada

LP≥94 cm dan LP<94cm ... 90

Lampiran 24. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total/HDL pada

LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 91

Lampiran 25. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL/HDL pada LP≥94 cm

dan LP<94 cm ... 92

Lampiran 26. Uji Komparatif LDL, HDL, Kolesterol Total,

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL antara LP≥94 cm dan

LP<94 cm ... 93

Lampiran 27. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL pada RLPP≥0,90 dan

RLPP<0,90 ... 94

Lampiran 28. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL pada RLPP≥0,90 dan

RLPP<0,90 ... 95

Lampiran 29. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total pada

RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 96

Lampiran 30. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total/HDL pada

RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 97

Lampiran 31. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL/HDL pada RLPP≥0,90

(21)

xx

Lampiran 32. Uji Komparatif LDL, HDL, Kolesterol Total,

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL antara RLPP≥0,90 dan

RLPP<0,90 ... 99

Lampiran 33. Uji Korelasi Pearson antara Lingkar Pinggang dan

Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap kadar LDL, HDL,

Total Kolestereol, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan

LDL/HDL ... 100

Lampiran 34. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

LDL ... 100

Lampiran 35. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

HDL ... 100

Lampiran 36. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

Kolesterol Total ... 100

Lampiran 37. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

rasio Kolesterol Total/HDL ... 101

Lampiran 38. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

Rasio LDL/HDL ... 101

Lampiran 39. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap LDL ... 101

Lampiran 40. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap HDL ... 101

Lampiran 41. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

(22)

xxi

Lampiran 42. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap rasio Kolesterol Total/HDL ... 102

Lampiran 43. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

(23)

xxii INTISARI

Metode antropometri adalah metode sederhana, mudah, dan cepat yang dapat menunjukkan status nutrisi dan kesehatan seseorang. Metode antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tesebut mampu memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu penyebab dislipidemia. Kondisi dislipidemia adalah salah satu risiko dari munculnya atherosklerosis yang merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-random dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, kadar LDL, kadar HDL, dan kadar kolesterol total darah. Analisis data dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirov, dan Shapiro-Wilk, uji komparatif Mann-Whitney dan uji t tidak berpasangan, serta uji korelasi

Pearson dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini adalah dari responden sebanyak 66 orang, ditemukan adanya korelasi lemah bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,387; p=0,001), dan rasio LDL/HDL (r=0,308; p=0,006), serta antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,352; p=0,002) dan rasio LDL/HDL (r=0,241; p=0,026) pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(24)

xxiii ABSTRACT

Anthropometry is a simple, easy, dan fast method that can indicate status of nutrition and health. Anthropometry method that often used are waist circumference and waist to hip ratio. Both of that method can predict central obesity which is one of the causes of dyslipidemia. Dyslipidemia is one of the risks of atherosclerosis which is one of the causes of cardiovascular disease. The aim of this study is to find correlation between waist circumference and waist to hip ratio toward lipid ratio in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.

This study is an analytic observational study with cross sectional study design. Non-random and purposive sampling technique was used to collect the respondents. Waist circumference, hip circumference, LDL levels, HDL levels, and total cholesterol levels were measured. Data was analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney and t independent sample test, followed by Pearson correlation test with 95% confeidence interval.

The result of this study, from 66 respondents there is a weak significant correlation between waist circumference toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,387; p=0,001) and toward LDL/HDL ratio (r=0,308; p=0,006), also between waist to hip ratio toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,352; p=0,002) and toward LDL/HDL ratio (r=0,241; p=0,026) in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.

(25)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD) merupakan

salah satu penyakit yang mematikan selama 10 tahun terakhir. Penyakit ini

menyebabkan sebanyak 17,3 juta orang meninggal pada tahun 2008, dan

diprediksi pada tahun 2030, 23,3 juta orang akan meninggal karena penyakit in.

Fakta lain dari penyakit ini adalah sebesar 80% kasus CVD yang terjadi di dunia,

muncul di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Kasus CVD di negara

Indonesia sendiri, menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian yang

paling utama. Salah satu penyebab dari CVD ini antara lain karena kadar lipid

atau kadar kolesterol dalam darah yang berlebihan (Porth and Matfin, 2009;

World Health Organization, 2013; World Health Organization, 2014).

Kadar kolesterol yang meningkat dapat disebabkan oleh adanya

timbunan lemak berlebih di daerah intraabdominal, atau yang sering disebut

obesitas sentral. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada kondisi obesitas sentral,

kadar asam lemak bebas pada sirkulasi darah akan meningkat, yang nantinya asam

lemak tersebut akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol darah yang kita

kenal sebagai LDL dan HDL. Oleh karena itu, kondisi obesitas sentral seseorang

dapat diasosiasikan dengan meningkatnya kadar kolesterol darah yang merupakan

faktor risiko CVD. Penentuan kolesterol sebagai faktor risiko CVD, tidak bisa

hanya melihat dari kadar LDL sendiri, atau HDL sendiri, namun dapat dibuat

(26)

2

CVD adalah kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Kedua rasio tersebut

berasosiasi dengan faktor risiko CVD, rasio kolesterol total/HDL menunjukkan

risiko ischemic heart disease, sedangkan untuk rasio LDL/HDL menunjukkan

risiko atherosklerosis (Ebbert and Jensen, 2013; Lemieux, Lamarche, Couillard,

Pascot, Cantin, Bergeron, et al., 2001; Enomoto, Adachi, Hirai, Fukami, Satoh,

Otsuka, et al., 2011).

Salah satu cara untuk memprediksi obesitas sentral adalah dengan

pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri adalah pengukuran lingkar

tubuh secara sederhana, mudah dan cepat. Beberapa contoh pengukuran

antropometri adalah pengukuran lingkar pinggang (LP), dan rasio lingkar

pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tersebut mampu memprediksi

adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu risiko CVD pada manusia.

Pengukuran antropometri merupakan salah satu prediktor risiko CVD pada pria

yang paling baik, khususnya pengukuran LP dan RLPP (Chan, Watts, Barret, and

Burke, 2003; Gharakhanlou, Farzad, Agha-Alinejad, Steffen, and Bayati, 2012).

Rentang usia 40-50 tahun adalah rentang usia dewasa sebelum risiko CVD

meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Lloyd-Jones, Leip, Larson, D’Gostino,

Beiser, Wilson, et al. (2006) menemukan bahwa pada usia 50 tahun risiko CVD

pada pria sebesar 51,7%, lebih tinggi dibandingkan pada wanita sebesar 39,2%.

Salah satu cara untuk menurunkan risiko CVD adalah dengan mengontrol

kolesterol darah yang masuk dalam kategori modifiable risk dari penyakit CVD.

Artinya bahwa kolesterol mampu dimodifikasi/dikontrol untuk mengurangi risiko

(27)

mengontrol kolesterol darah yang mudah dan adalah dengan pengukuran LP dan

RLPP.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara

LP dan RLPP terhadap rasio kadar lipid yang merupakan salah satu indikator

adanya risiko CVD. Hal ini dapat terjadi, karena kadar lipid dalam darah yang

tinggi mampu membentuk atherosklerosis yang mengganggu laju aliran darah dan

pada akhirnya mengganggu kerja jantung (McPhee, and Ganong, 2011). Maka,

adanya penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam

memprediksi risiko CVD melaui pengukuran LP dan RLPP.

1. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian ini adalah : Apakah terdapat korelasi bermakna

antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan rasio lipid ?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah :

a.“Waist Circumference and Waist-to-Hip Ratio as Predictors of Serum

Concentration of Lipids in Brazilian Men” (Lemos-Santos, Valente,

Goncalves-Silva, and Sichieri, 2004). Hasil penelitian ini adanya korelasi

antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r = 0,290) dan korelasi sangat

lemah antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r = 0,190).

Perbedaan pada penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah

variabel rasio lipid yang diukur hanya rasio kolesterol total/HDL, serta usia

(28)

4

b.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD

Kabupaten Temanggung“ (Anjani, 2013). Hasil penelitian ini korelasi

sangat lemah antara LP terhadap rasio kadar LDL/HDL (r = 0,127) dan

korelasi lemah antara rasio LP-panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL (r

= 0,304). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah

responden yang diteliti merupakan pasien penyakit Diabetes Melitus tipe 2.

c.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan

Rasio Kolesterol Total/HDL” (Kusuma, 2011). Pada penelitian ini

responden yang diteliti adalah 70 orang dosen dan karyawan pria di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan usia 40±5 tahun. Hasil dari

penelitian ini menemukan adanya korelasi positif bermakna antara LP

dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,564; p=0,000) dan antara RLPP

dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,317; p=0,008). Perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah range usia yang

digunakan.

d.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan

Rasio LDL/HDL” (Paulina, 2011). Pada penelitian ini responden yang

diteliti adalah 70 orang dosen dan karyawan pria di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dengan usia 40±5 tahun. Hasil dari penelitian ini

adalah adanya korelasi positif bermakna antara LP dengan rasio LDL/HDL

(29)

p=0,000). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah

range usia yang digunakan.

e. “A Study of Correlation between Lipid Profile and Waist to Hip Ratios in

Patients with Diabetes Mellitus” (Sandhu, Kolev, and Sandhu, 2008). Hasil

dari penelitian ini adanya korelasi positif antara RLPP dengan kolesterol

serum (r = 0,48) dan kadar LDL (r = 0,35) pada pria usia 41-60 tahun.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah variabel

yang diukur hanya RLPP, kadar serum kolesterol, dan kadar LDL, serta

probandus yang diteliti harus menderita Diabetes Mellitus.

f. “Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Penyakit Jantung Koroner di

RSUD Kabupaten Sukoharjo” (Sunarti dan Maryani, 2013). Hasil dari

penelitian ini adalah adanya korelasi bermakna antara RLPP dengan

penyakit jantung koroner (r = 0,397). Perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian sekarang adalah analisis yang dilakukan antara RLPP dengan

status hipertensi, status hiperglikemik, dan penyakit jantung koroner pada

probandus yang diteliti.

g.“Correlation of dyslipidemia with waist to height ratio, waist

circumference, and body mass index in Iranian adults” (Chehrei, Sadrnia,

Keshteli, Daneshmand, and Rezaei, 2007). Hasil dari penelitian ini adalah

adanya korelasi bermakna antara BMI dengan rasio kadar kolesterol

total/HDL (r=0,111; p<0,05) dan dengan rasio kadar LDL/HDL (r=0,099;

p<0,001), adanya korelasi bermakna antara LP dengan rasio kadar

(30)

6

(r=0,229; p<0,05), serta adanya korelasi bermakna antara rasio lingkar

pinggang-tinggi badan dengan rasio kadar kolesterol total/HDL (r=0,255;

p<0,05) dan rasio kadar LDL/HDL (r=0,240; p<0,05). Perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian sekarang dapat dilihat dari variabel yang diteliti.

Pada penelitian yang dilakukan Chehrei, et al., analisis yang dilakukan

adalah korelasi antara BMI, LP, rasio lingkar pinggang-tinggi badan

dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, dan rasio kadar LDL/HDL,

sedangkan pada penelitian sekarang, analisis yang dilakukan antara LP dan

RLPP dengan raiso kadar kolesterol total/HDL, dan rasio kadar LDL/HDL.

h. “Relationship of Waist-Hip Ratio and Body Mass Index to Blood Pressure

of Individuals in Ibadan North Local Government” (Sanya, Ogwumike,

Ige, and Ayanniyi, 2009). Hasil dari penelitian ini adalah adanya korelasi

bermakna antara LP dengan tekanan darah sistolik (r=0,534) dan tekanan

darah diastolik (r=0,527). Ditemukan pula korelasi bermakna antara RLPP

dengan tekanan darah sistolik (r=0,222) dan tekanan darah diastolik

(r=0,209), serta korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik

(r=0,440) dan tekanan darah diastolik (r=0,443). Perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian Sanya, et al.,

variabel yang dianalisis antara LP, RLPP, dan BMI terhadap tekanan darah

sistolik dan diastolik, sedangkan pada penelitian sekarang yang dianalisis

adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar kolesterol

(31)

i. “Comparison of body mass index and waist circumference as predictors of

cardiometabolic health in a population of young Canadian adults

(Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and EL-Sohemy, 2010). Hasil dari

penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dengan rasio kadar

kolesterol total/HDL (r=0,35) dan antara LP dengan rasio kadar kolesterol

total/HDL (r=0,38). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

sekarang adalah variabel yang di analisis antara BMI dan LP terhadap rasio

kadar kolesterol total/HDL, sedangkan pada penelitian sekarang yang

dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar

kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL.

j. “Anthropometric correlation of lipid profile in healthy aviators” (Cadha,

Singh, Kharbanda, Vasdes, and Ganjoo, 2006). Hasil dari penelitiaan ini

adalah BMI berkorelasi dengan peningkatan kolesterol pada responden

lanjut usia (r=0,36; p<0,001), sedangkan RLPP berkorelasi dengan

trigliserid (r=0,42; p<0,001). Perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian sekarang ada pada variabel yang dianalisis. Penelitian Cadha, et

al. menganalisis korelasi antara BMI, BFP, RLPP, serta LP terhadap

kolesterol total, LDL, HDL, trigliserid, dan VLDL, sedangkan pada

penelitian sekarang, yang dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP

terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dan rasio kadar LDL/HDL.

k.“Waist circumference, waist-hip ratio and body mass index and their

correlation with cardiovascular disease risk factors in Australian adults

(32)

8

penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dengan trigliserid

(r=0,317), antara LP dengan trigliserid (r=0,324), dan antara RLPP dengan

trigliserid (r=0,353). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

sekarang ada pada analisis yang dilakukan. Penelitian Dalton, et al.,

menganalisis korelasi antara BMI, LP, dan RLPP terhadap trigliserid,

HDL, dan tekanan darah sistolik, sedangkan pada penelitian sekarang yang

dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar

kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Responden pada penelitian Dalton, et

al. juga berusia mulai 25 tahun keatas, sedangkan pada penelitian sekarang,

responden berusia 40-50 tahun.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai korelasi antara pengukuran LP dan RLPP

terhadap rasio lipid pada staf pria Kampus Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat Praktis Pengukuran LP dan RLPP diharapkan mampu

menjadi salah satu metode bagi masyarakat, yang mudah dan praktis,

dalam mendeteksi rasio lipid sebagai penanda risiko penyakit

(33)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara

pengukuran LP dan rasio RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan khusus untuk mengetahui karakteristik responden,

membandingkan profil lipid pada dua kelompok responden dengan lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang yang berbeda, serta mengetahui korelasi

(34)

10 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri

Antropometri adalah salah satu metode yang ideal untuk menentukan

status nutrisi seseorang. Pengukuran ini sangat banyak dilakukan karena murah

dan mudah dilakukan bagi orang awam. Beberapa jenis pengukuran antropometri

antara lain, pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit, serta lingkar

berbagai bagian tubuh (sirkumferensia). Beberapa contoh gangguan kesehatan

yang sering menyerang orang dewasa, serta dapat dideteksi dengan antropometri,

antara lain manlnutrisi (kurang nutrisi/kelebihan nutrisi), diabetes melitus,

penyakit kardiovaskular, gangguan kognitif, osteoporosis, penurunan kerja

fungsional, dan semua gangguan yang menyebabkan kematian (Gibney, Margetts,

Kearney, dan Arab, 2009; Preedy, 2012).

Pengukuran antropometri baik dalam memprediksi adanya gangguan

metabolisme tubuh seperti dislipidemia, hipertensi, diabetes, dan hiperurisemia,

serta berkorelasi positif terhadap jumlah lemak tubuh, lemak abdomen, dan faktor

risiko kardiovaskular. Pada pria di negara Tongkok, RLPP dan ukuran LP

merupakan prediktor terbaik pada kasus dislipidemia (Barreira, Staiano,

Harrington, Heymsfield, Smith, Bouchard, et al., 2012; Zhang, Deng, He, Ling,

Su, and Chen, 2013).

1. Lingkar pinggang

Pengukuran LP dapat digunakan untuk memprediksi adanya timbunan

(35)

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres, and

Bouchard (2001), yang menemukan bahwa LP memiliki korelasi positif dengan

timbunan lemak di bagian abdomen, atau yang lebih sering disebut obesitas

sentral.

Obesitas sentral berkorelasi positif terhadap risiko penyakit seperti

penyakit kardiovaskular baik pada pria maupun wanita (Kwiterovich, 2012). Hal

ini didukung oleh penelitian Asia Pacific Cohort Studies Collaboration (2006),

yang menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti pengukuran LP,

berasosiasi kuat dengan risiko munculnya penyakit kardiovaskular seperti

ischemic heart disease pada populasi di wilayah Asia Pasifik.

Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai prediktor risiko munculnya

penyakit kardiovaskular (Coulston, Boushey, and Ferruzzi, 2013). Hal ini

didukung oleh penelitian Brenner, et al. (2010), yang menemukan bahwa

pengukuran LP merupakan prediktor yang lebih baik dibanding pengukuran BMI,

dalam memprediksi munculnya risiko penyakit kardiovaskular di kalangan pria.

Cara pengukuran LP yang tepat, dapat dilakukan pada titik tengah antara

tulang rusuk terakhir dengan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada

kulit, namun tidak sampai menekan. Pengukuran LP juga sebaiknya dilakukan

ketika akhir respirasi (World Health Organization, 2008).

Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal (World Health Organization, 2008)

Jenis Kelamin LP

Laki-laki 94 cm

(36)

12

Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang (Coulston, Boushey, and Ferruzi, 2013)

2. Rasio lingkar pinggang panggul

Rasio lingkar pinggang panggul merupakan salah satu teknik tambahan

selain pengukuran LP untuk mengetahui distribusi lemak dalam tubuh, terutama

pada bagian abdomen. Rasio ini diangggap baik dalam memperkirakan adanya

timbunan lemak pada daerah panggul dan intraabdomen yang sering diasosiasikan

dengan munculnya penyakit kronis, seperti jantung koroner. Penumpukan lemak

pada bagian perut, lebih meningkatkan risiko CVD, jika dibandingkan dengan

penumpukan lemak pada bagian panggul. Semakin besar nilai LP seseorang,

berarti individu tersebut memiliki RLPP yang besar pula. Penelitian

Gharakhanlou, et al., (2012), menemukan bahwa RLPP merupakan prediktor yang

baik dalam menemukan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada populasi urban

di Iran (Floyd, Mimms, and Yelding, 2007; World Health Organization, 2008;

(37)

Penelitian yang dilakukan oleh Chan, et al. (2003) menemukan adanya

korelasi positif antara RLPP terhadap jaringan lemak intraabdomen yang

menyebabkan obesitas sentral. Beberapa contoh jaringan lemak tersebut, antara

lain jaringan lemak intraperitoneal, retroperitoneal, anterior subcutaneous, dan

posterior subcutaneous. Pengukuran RLPP dilakukan dengan mengukur bagian

pinggang pada lingkar terkecil, biasanya tepat di atas pusar, dan mengukur bagian

panggul pada lingkar terbesar, mengitari pantat (World Health Organization,

2008).

Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal (World Health Organization, 2008)

Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal

Laki-laki < 0,90

Perempuan < 0,85

Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul (Dewar, 2013)

B. Obesitas Sentral

Obesitas sentral adalah suatu keadaan adanya akumulasi lemak secara

intraabdominal dan subkutan di daerah abdomen (perut). Keadaan ini sering

diasosiasikan dengan risiko penyakit kardiovaskular, dan pengukuran LP serta

RLPP memiliki korelasi positif terhadap adanya obesitas sentral. Munculnya

(38)

14

viseral dan jaringan lemak subkutan. Jaringan lemak yang paling berisiko adalah

jaringan lemak viseral, karena jaringan lemak tersebut melepaskan lebih banyak

asam lemak ke darah dibandingkan dengan jaringan lemak lainnya, yang akhirnya

mampu mempengaruhi profil kadar lipid dalam darah manusia (Kopelman,

Caterson and Dietz, 2009; Sizer and Whitney, 2013; Chan, et al., 2003).

Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal (Katch, 2012)

C. Kolesterol Darah

Kolesterol adalah senyawa golongan steroid yang merupakan salah satu

komponen penting dalam tubuh. Salah satu kegunaan dari kolesterol adalah

sebagai prekusor sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon estrogen dan

progesteron. Sumber kolesterol berasal dari makanan dan dari organ hati yang

memproduksi kolesterol ketika tubuh kekurangan kolesterol. Sel-sel hati sendiri

membutuhkan kolesterol untuk membentuk empedu, yang digunakan untuk

mengemulsikan lemak pada proses pencernaan. Kolesterol yang berlebih akan

disimpan pada dinding arteri pada bagian intima. Semakin banyak kolesterol yang

(39)

lumen pembuluh darah akan menebal dan menghambat suplai oksigen ke seluruh

tubuh dan jantung (Scanlon and Sanders, 2007; Zhao, and Kerwin, 2012).

Semakin bertambahnya usia, risiko munculnya dislipidemia atau

ketidakseimbangan kadar kolesterol darah akan meningkat. Hal ini dapat terjadi

dikarenakan, semakin bertambahnya usia, klirens LDL dari sirkulasi darah akan

menurun, kemampuan tubuh dalam mengkonversi kolesterol menjadi garam

empedu juga menurun, serta aktivitas enzim pensintesis garam empedu juga

menurun (Humayun, Shah, Alam, and Hussein, 2009; Trapani and Pallottini,

2010).

Hiperlipidemia atau meningkatnya kadar kolesterol total darah, mampu

menimbulkan efek negatif pada kardiovaskular. Salah satu contoh efek negatif

adalah atherosklerosis (Stapleton, Goodwill, James, Brock, Frisbee, 2010). Hasil

penelitian Nagasawa, Okamura, Iso, Tamakoshi, Yamada, Watanabe, et al.,

(2012), menemukan bahwa pada usia middle age, meningkatnya kadar kolesterol

total dalam darah, mampu meningkatkan risiko terkena jantung koroner.

Penelitian yang dilakukan Lemos-Santos, et al. (2004), Barreira, et al. (2012), dan

Gharakhanlou, et al. (2012), juga menemukan bahwa kadar kolesterol total

berkorelasi dengan ukuran LP dan RLPP.

Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total (National Cholesterol Education Program, 2001)

Kadar kolesterol total Kategori Kurang dari 200 mg/dL Rendah

(40)

16

Beberapa macam kolesterol darah antara lain :

1. LDL

Low-density lipoprotein atau sering disingkat LDL, merupakan salah satu

jenis kolesterol yang berasal dari pemecahan VLDL (very-low density

lipoprotein). Jenis kolesterol ini merupakan penyusun terbesar dari kolesterol total

darah, dikarenakan jumlahnya yang sangat banyak di sirkulasi tubuh manusia.

Kolesterol LDL yang berlebih, dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular

terutama atherosklerosis pada pembuluh darah manusia. Hal ini dapat terjadi

karena LDL yang berlebih akan disimpan di dalam pembuluh darah manusia,

khususnya pembuluh darah arteri. Pembentukan atherosklerosis diperantarai oleh

banyaknya LDL dalam sirkulasi darah dan mampu menembus dinding endotelium

dan masuk ke bagian intima pembuluh darah dengan bantuan lipoprotein lipase

dan heparin sulfat proteoglikan. Makrofag yang menganggap LDL sebagai benda

asing, “dipanggil” oleh faktor kemotaksis VCAM dan ICAM pada dinding arteri.

Kemudian masuk kedalam intima pembuluh darah, yang kemudian matur menjadi

foam cells. Semakin banyaknya LDL dan foam cells tersebut di dalam intima,

maka pembuluh darah akan menebal dan menghambat sirkulasi darah, sehingga

meningkatkan risiko ischemic heart disease (Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011;

Tomkin and Owens, 2012).

Beberapa penelitian, seperti penelitian Brenner, et al. (2010), dan

Chehrei, et al. (2007), menemukan bahwa kadar kolesterol LDL memiliki korelasi

(41)

pengukuran LP, RLPP juga memiliki korelasi positif dengan kadar kolesterol

LDL sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghorbanian, et al. (2012).

Tabel IV. Kategori Kadar LDL Darah (National Cholesterol Education Program, 2001)

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kurang dari 100 mg/dL Optimal

100 – 129 mg/dL Di atas optimal 130 – 159 mg/dL Batas awal tinggi

160 – 189 mg/dL Tinggi

190 mg/dL ke atas Sangat tinggi

2. HDL

High-density lipoprotein (HDL), merupakan salah satu jenis kolesterol

dengan kerapatan yang lebih tinggi dibanding LDL. Hal ini dapat terjadi

dikarenakan struktur HDL yang mengandung lebih banyak protein dan lebih

sedikit lemak dibandingkan dengan LDL. Fungsi utama dari HDL adalah

membawa kolesterol yang berlebihan dari jaringan dan pembuluh darah ke dalam

hati untuk dimetabolisme dan dikeluarkan. Berbeda dengan kolesterol LDL, kadar

koleterol HDL yang tinggi, akan semakin baik, sebaliknya jika kadar kolesterol

HDL semakin rendah, maka risiko terkena penyakit kardiovaskular semakin

besar.

Kondisi obesitas sentral pada individu mampu mempengaruhi kadar

HDL dalam tubuh. Obesitas mampu menurunkan produksi HDL melalui

mekanisme penghambatan adipokin dalam mengekspresikan gen apoA-1 dan

ABCA1 pada hepatosit. Gen apoA-1 dan ABCA1 ini berperan dalam produksi

HDL. Mekanisme lainnya adalah obesitas mempu meningkatkan aktivitas mikro

RNA mir-33, yang jika mikro RNA tersebut diaktivasi, maka akan menghambat

(42)

18

Penelitian Gupta, Rastogi, Sarna, Gupta, Sharma, and Kothari, (2007),

serta Lemos-Santos, et al, (2004), menemukan bahwa pengukuran LP dan RLPP

memiliki korelasi negatif dengan HDL. Korelasi negatif ini dapat diartikan

semakin besar nilai LP dan RLPP, maka semakin kecil kadar kolesterol HDL,

yang manifestasinya adalah semakin besar risiko terkena penyakit kardiovaskular

(Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011; Scanlon and Sanders, 2007).

Tabel V. Kategori Kadar HDL

(National Cholesterol Education Program, 2001)

Kadar Kolesterol HDL Kategori Keterangan

Kurang dari 40 mg/dL (pria) Kurang dari 50 mg/dL (wanita)

Rendah. Faktor risiko penyakit kardiovaskular Lebih dari 60 mg/dL Tinggi Bukan faktor risiko

penyakit kardiovaskular

D. Rasio Lipid

Rasio lipid adalah sebuah perbandingan antara dua jenis lipid, misalnya

kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Nilai LDL dan nilai kolesterol total

bertindak sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular atau sering disebut

sebagai faktor atherogenik, hal ini berarti semakin meningkat nilai LDL atau nilai

kolesterol total, semakin tinggi risiko munculnya atherosklerosis pada pembuluh

darah, yang akan berakhir menjadi CVD. Nilai HDL sendiri bertindak sebagai

pengurang risiko penyakit kardiovaskular atau sering disebut sebagai faktor

protektif. Makna dari rasio lipid tersebut adalah semakin tinggi nilai LDL atau

kolesterol total disertai dengan menurunnya kadar HDL, semakin besar risiko

terkena penyakit kardiovaskular. Begitu juga dengan sebaliknya, semakin tinggi

kadar HDL dengan kadar kolesterol total dan LDL yang turun, maka risiko

(43)

tersebut dapat digunakan sebagai prediktor adanya penyakit kardiovaskular,

misalnya jantung iskemik. Rasio LDL/HDL mampu memprediksi munculnya

atherosklerosis, sedangkan kolesterol total/HDL mampu memprediksi munculnya

penyakit ischemic heart disease (Durstine, 2006; Enomoto et al., 2011; Lemieux,

et al., 2001).

Beberapa penelitian, seperti penelitian Gharakanlou, et al. (2012),

Chehrei, et al. (2007), Lemos-Santos, et al. (2004), dan Chiou, Lin, Weng, Ou,

Liu, and Fang, (2005), menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti

pengukuran LP dan RLPP.

Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria

(Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al , 2009)

Rasio Lipid Ukuran Rasio Ideal Kolesterol total/HDL < 3,5

LDL/HDL < 2,5

E. Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang menyerang sistem

peredaran darah manusia, terutama organ jantung dan pembuluh darah. Salah satu

contoh penyakit kardiovaskular adalah ischemic heart disease (IHD). Penyebab

dari munculnya penyakit ini adalah ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan jantung akan darah teroksigenasi yang disebabkan adanya

atherosklerosis kronis. Atherosklerosis adalah suatu keadaan menebalnya lumen

pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan lipid. Akibat atherosklerosis

ini, aliran darah yang menyuplai oksigen ke jantung menjadi terhambat (Kumar,

(44)

20

F. Landasan Teori

Metode antropometri adalah salah satu metode yang dapat digunakan

untuk menentukan status nutrisi seseorang. Metode ini banyak digunakan karena

mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Beberapa teknik dalam metode ini

antara lain pengukuran LP dan RLPP, yang merupakan suatu teknik yang dapat

memprediksi adanya obesitas sentral pada seseorang. Obesitas sentral ini dapat

mempengaruhi kadar kolesterol darah pada tubuh oleh karena adanya timbunan

lemak pada bagian abdominal yang banyak melepas kolesterol ke sirkulasi darah.

Kolesterol darah antara lain terdiri atas LDL dan HDL. Kedua jenis

kolesterol darah tersebut memiliki peran dalam munculnya penyakit

kardiovaskular. Penentuan faktor risiko penyakit kardiovaskular tidak bisa hanya

menggunakan kadar LDL atau HDL saja, tetapi menggunakan rasio LDL/HDL.

Karena dari rasio ini dapat disimpulkan semakin tinggi rasio, maka semakin tinggi

pula risiko penyakit kardiovaskular. Selain LDL dan HDL, faktor risiko penyakit

kardiovaskular lainnya adalah kolesterol total.

Pengukuran LP dan RLPP dapat memprediksi kondisi obesitas sentral

seseorang yang berhubungan dengan dislipidemia. Kondisi dislipidemia ini dapat

ditunjukkan dengan peningkatan nilai rasio lipid LDL/HDL dan kolesterol

total/HDL, yang merupakan salah satu risiko penyakit kardiovaskular. Beberapa

penelitian seperti yang dilakukan oleh Lemos-Santos, et al. (2004), Kusuma

(2011), Paulina (2011), Chehrei, et al. (2007), dan Chiou, et al. (2005),

menemukan adanya korelasi positif yang bermakna antara LP dan RLPP terhadap

(45)

Tabel VII. Penelitian Korelasional antara LP dan RLPP terhadap Rasio Lipid

Peneliti Judul Rancangan

(46)

22

G. Hipotesis

Ada korelasi bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Gambar 4. Bagan Hipotesis Penelitian

Lingkar Pinggang

Rasio Lingkar Pinggang

Panggul

Kolesterol Total/HDL

(47)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Jenis

penelitian observasi analitik adalah jenis yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi, yang selanjutnya dilakukan analisis

korelasi antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari

adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu kondisi/keadaan yang

mengakibatkan terjadinya efek. Analisis korelasi yang dilakukan dalam penelitian

observasional, dapat menunjukkan seberapa jauh kontribusi faktor risiko tertentu

terhadap adanya suatu efek (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan

analisis korelasi LP dan RLPP terhadap rasio lipid. Lingkar pinggang dan RLPP

bertindak sebagai faktor risiko, sedangkan rasio lipid sebagai efek.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian potong lintang adalah sebuah rancangan yang

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dalam satu

waktu tertentu. Artinya, pengumpulan data untuk rancangan penelitian ini, baik

variabel bebas maupun tergantung, dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus

(48)

24

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : ukuran LP dan RLPP

2. Variabel tergantung : rasio lipid kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL

3. Variabel pengacau :

a. Terkendali : keadaan puasa

b. Tidak terkendali : gaya hidup atau lifestyle responden serta

keadaan patologis

D. Definisi Operasional

1. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran LP, RLPP, dan hasil

pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang

dianalisis adalah kadar LDL, HDL, dan kolesterol total.

2. Responden pria dewasa sehat adalah responden pria dengan rentang

usia 40-50 tahun dan tidak menderita penyakit degeneratif seperti

diabetes mellitus dan hipertensi, serta tidak mengkonsumsi

obat-obatan terkait penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik yang

dipastikan melalui proses wawancara.

3. Pengukuran LP dapat dilakukan pada bagian atas iliac crest secara

horizontal mengelilingi abdomen. Pita pengukur menempel pada kulit,

namun tidak sampai menekan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam

(49)

4. Pengukuran lingkar panggul dapat dilakukan pada bagian terbesar

panggul mengitari bagian pantat. Hasil pengukuran dinyatakan dalam

sentimeter (cm).

5. Pengukuran rasio RLPP dilakukan dengan membagi nilai LP dengan

nilai lingkar panggul.

6. Kadar HDL, LDL, dan kolesterol total didapat dari hasil pemeriksaan

laboratorium Rumah Sakit Bethesda dengan kondisi responden

berpuasa selama 10-12 jam sebelum dilakukannya pengambilan darah,

dinyatakan dalam mg/dL.

7. Pengukuran rasio lipid dilakukan dengan membagi nilai LDL dengan

HDL, serta nilai kolesterol total dengan HDL.

8. Kriteria kadar LDL, HDL, dan kolesterol total berdasarkan National

Cholesterol Education Program (2001).

9. Kriteria rasio kadar LDL/HDL dan kolesterol total/HDL berdasarkan

Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al. (2009).

10. Kriteria LP, lingkar panggul, dan rasio lingkar panggul

berdasarkan World Health Organization (2008).

E. Responden Penelitian

Responden penelitian yaitu staf pria dewasa di Universitas Sanata

Dharma yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang

ditetapkan adalah responden berusia antara 40-50 tahun, tidak mengonsumsi

(50)

26

penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi, serta bersedia untuk berpuasa

selama 10-12 jam. Kriteria eksklusi yang ditentukan adalah, tidak hadir saat

pengambilan data. Jumlah responden yang menandatangani informed consent

sebagai bentuk persetujuan untuk mengikuti penelitian ini sebanyak 78 responden.

Namun, pada hari dan waktu pengambilan data yang telah ditentukan, sebanyak

12 responden tidak hadir dalam penelitian ini, sehingga total responden yang hadir

dalam pengumpulan data sebanyak 66 responden.

Gambar 5. Skema Pencarian Responden

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan selama dua hari dengan perincian waktu

penelitian sebagai berikut :

1. Tanggal 25 September 2014 bertempat di Hall Utara Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pukul 07.00 – 12.00.

2. Tanggal 26 September 2014 bertempat di Ruang Seminar Gedung

LPPM Kampus II Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

(51)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri

terhadap Rasio Lipid dan HBA1c pada Staf Pria dan Wanita Dewasa Sehat di

Universitas Sanata Dharma”, serta “Laju Filtrasi Glomerulus Pada Staf Pria dan

Wanita Dewasa Sehat dengan Formula Cockroft-Gault, Modification of Diet in

Renal Disease, dan Chronic Kidney Disease Epidemiology di Universitas Sanata

Dharma”, dan telah memperoleh ijin dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran UGM.

Penelitian payung ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengukuran

antropometri terhadap rasio lipid dan kadar HbA1c pada individu dewasa sehat,

serta untuk menganalisis adanya perbedaan antara tiga formula penghitungan laju

filtrasi glomerulus. Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota

sebanyak 14 orang dengan kajian yang berbeda-beda. Pada penelitian kali ini,

peneliti hanya mengkaji korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang

panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat. Kajian yang diteliti

(52)

28

Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung

H. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-random sampling dengan

jenis purposive sampling. Pengertian non-random sampling adalah tidak semua

orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden, ada

kriteria-kriteria tertentu yang dinyatakan dalam kriteria-kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis

purposive sampling adalah sampling berdasarkan ciri atau sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya. Pada penelitian kali ini perlu dilakukan sampling

(53)

sebanyak 194 orang menurut data dari Biro Personalia. Oleh karena itu, perlu

dilakukan sampling guna menghemat biaya analisis, mempercepat pelaksanaan

penelitian, serta menghemat tenaga (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian

korelasional, sampel yang digunakan minimal 30 sampel tiap kelompok (Lodico,

Spaulding, and Voegtle, 2006). Oleh karena itu, pada penelitian ini, ditetapkan

bahwa sampel yang dibutuhkan sebanyak minimal 60 sampel, 30 sampel untuk

responden tanpa obesitas sentral, dan 30 sampel untuk responden dengan obesitas

sentral.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah pita pengukur merk Butterfly® untuk

mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Pengukuran kadar

LDL, HDL, dan kolesterol total menggunakan alat analisis Cobas C 581®.

J. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Pada observasi awal, dilakukan pencarian informasi mengenai adanya

kelompok responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Kelompok responden

yang dibutuhkan adalah staf pria dewasa yang masih aktif bekerja di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan berusia antara 40-50 tahun. Pencarian ini sebatas

peneliti mencari informasi dengan bertanya ke staf yang sedang berada di kampus,

(54)

30

responden yang cukup. Pada tahap ini juga, dilakukan pencarian tempat

pengambilan data yang sesuai dengan yang peneliti butuhkan.

Observasi atau pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel darah

responden juga dilakukan. Setelah berdiskusi dengan anggota penelitian yang

lainnya serta dosen pembimbing, maka dipilih Laboratorium Patologi Klinik

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Alasan pemilihan laboratorium tersebut

dikarenakan, Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

sudah terakreditasi, biaya analisis darah yang relatif murah, serta hasil yang

didapatkan juga relatif cepat.

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin untuk melakukan penelitian ditujukan kepada Komisi

Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk

memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat

dipublikasikan. Surat ethical clearance dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada

tanggal 14 Agustus 2014 dengan nomor surat KE/FK/896/EC (Lampiran 1).

Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata

Dharma yang bertujuan untuk memperoleh izin melakukan penelitian di lingkup

Universitas Sanata Dharma. Wakil Rektor I memberikan izin pada tanggal 4

Agustus 2014 dengan nomor surat izin 068A/WR I/F/VIII/2014 (Lampiran 2).

Tembusan surat ditujukan ke Kepala Biro Personalia untuk urusan pendataan

(55)

Rektor I memberikan izin peneliti untuk menggunakan responden dosen dan

karyawan administratif dan edukatif Universitas Sanata Dharma.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Pembuatan leaflet bertujuan membantu responden dalam memahami

gambaran mengenai penelitian ini. Leaflet dibuat dengan ukuran A4 dan diberi

judul “Korelasi Antropometri dan Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus”. Konten

dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, penjelasan singkat mengenai

pengukuran antropometri, manfaat penelitian, penjelasan singkat mengenai

pengukuran laju filtrasi glomerulus, serta penjelasan mengenai pemeriksaan

laboratorium yang akan dilakukan. Pengukuran antropometri yang dijelaskan

meliputi pengukuran lingkar pinggang, RLPP, body fat percentage, dan body

mass index, sedangkan pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan meliputi,

kadar LDL, HDL, kolesterol total, HbA1c, dan serum kreatinin. Informed consent

digunakan sebagai bukti kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti

penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang

dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

4. Pencarian responden

Pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari

Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Izin tersebut diteruskan ke Bagian

Personalia Universitas Sanata Dharma untuk meminta informasi mengenai staf

yang masuk kriteria inklusi. Jumlah staf karyawan pria yang berasal dari data biro

(56)

32

ditetapkan menjadi 194 orang. Penyortiran ini perlu dilakukan karena data staf

yang diberikan kepada peneliti, masih data seluruh staf Universitas Sanata

Dharma dengan usia yang bervariasi. Setelah disortir, peneliti segera mencari staf

tersebut ke tempat kerjanya. Namun, pada akhirnya tidak semua staf yang ada di

dalam daftar nama dapat ditemui dan dapat ditawari untuk mengikuti penelitian

ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan seperti, staf tersebut sedang cuti,

atau sedang studi lanjut. Selanjutnya, jika calon responden dapat ditemui, maka

calon responden diberi penjelasan mengenai penelitian ini secara umum, tujuan

penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini, dan dijelaskan juga

mengenai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini,

sebagian calon responden menolak mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa

alasan, seperti menderita penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, takut

terhadap jarum suntik, waktu penelitian yang bertabrakan dengan acara lain,

sedang sibuk dalam beberapa minggu ke depan, atau menolak untuk berpuasa

selama 10-12 jam.

Seluruh calon responden penelitian yang bersedia untuk mengikuti

penelitian ini diminta untuk mengisi data nama, usia, tanggal lahir, alamat, dan

nomor telepon/HP yang dapat dihubungi pada informed consent, kemudian

menandatanganinya setelah mendapat penjelasan dari peneliti sebagai bentuk

persetujuan responden untuk mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir.

Kemudian, responden akan diberi informasi mengenai waktu dan tempat

(57)

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan ketepatan pengukuran

alat ukur sesuai dengan yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoadmojo, 2010).

Instrumen yang digunakan pada penelitian dan diuji validitas dan reliabilitas

adalah pita pengukur Butterfly®.

Instrumen penelitian dikatakan valid jika menunjukkan pengukuran yang

sebenarnya sesuai dengan yang diukur. Pengujian validitas instrumen Butterfly®

dilakukan oleh Balai Metrologi Yogyakarta. Hasil pengujian validitas instrumen

menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid, ditunjukkan dengan ukuran

skala pada instrumen penelitian yang sudah tepat sesuai dengan skala yang

ditunjukkan. Lembar hasil pengujian instrumen penelitian terlampir pada

Lampiran 10 dan 11.

Suatu instrumen dapat dikatakan reliable, serta memiliki presisi yang

baik apabila nilai CV (coefficient of variation) ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan

Penunjang Medik, 2011). Pengujian reliabilitas dilakukan pada dua pita pengukur

dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV dari pita pengukur

pertama sebesar 0,551%, sedangkan untuk nilai CV dari pita pengukur kedua

sebesar 0,595%. Kedua nilai CV tersebut, dapat dikatakan valid dan reliable,

karena kedua pita pengukur memiliki nilai CV yang ≤ 5%.

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah

Pengambilan sampel darah responden dilakukan oleh analis dari

(58)

34

sedangkan pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti, meliputi pengukuran

lingkar pinggang dan lingkar panggul. Pengukuran LP dan lingkar panggul

dilakukan menurut panduan dari WHO (2008). Pengukuran LP dilakukan pada

titik tengah antara tulang rusuk dan illiac crest, sedangkan untuk lingkar panggul

dilakukan pada bagian terbesar dari panggul mengitari bagian pantat. Pita

pengukur yang dilingkarkan pada tubuh responden, tidak boleh terlalu ketat,

menekan pada kulit, dan membuat responden tidak nyaman. Kemudian posisi pita

pengukur paralel terhadap lantai, dan posisi responden berdiri tegak, tangan di

samping, kaki rapat satu sama lain. Pengukuran dilakukan pada fase terakhir

respirasi normal.

7. Analisis sampel darah responden

Sampel darah responden yang telah diambil, dibawa ke Laboratorium

Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis kadar LDL, HDL, dan

kolesterol total.

8. Pembagian hasil pemeriksaan

Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah langsung diberikan

kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari

Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Peneliti juga membantu

menjelaskan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah

responden, disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi jika ada

(59)

9. Pengolahan data

Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian

menggolongkan data-data ke dalam kategori yang telah ditetapkan, dan terakhir

melakukan analisis data.

K. Analisis Data

Data diolah secara statistik dengan taraf keperayaan 95%. Program

statistik yang digunakan adalah SPSS versi 16. Uji normalitas data dilakukan

dengan uji Kolmogorov-Smirov, jika data >50, dan uji Shapiro-Wilk, jika data ≤50

responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai p<0,05.

Kemudian, dilakukan uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney serta uji t

tidak berpasangan, jika nilai p>0,05 maka kedua kelompok data yang dianalisis

tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji korelasi Pearson, serta uji koefisien

determinasi. Suatu korelasi dianggap bermakna jika nilai p<0,05 (Dahlan, 2009).

Pertama kali yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan

data. Data yang dianalisis meliputi, usia, LP, RLPP, kadar LDL, HDL, kolesterol

total, rasio kolesterol total/HDL, dan rasio LDL/HDL. Data tersebut dianalisis

dengan cara menghitung rata-rata, simpangan deviasi, serta normalitas tiap-tiap

kelompok data data. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,

dikarenakan seluruh data berjumlah lebih dari 50 data.

Analisis selanjutnya dilakukan uji komparatif, pada uji ini diawali

dengan mengelompokkan data kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol

Gambar

Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang
Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal
Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Perancangan ini adalah Mesin Pelurus Kawat, dengan kapasitas mesin yang dirancang adalah 30 cm/s kawat lurus.. Rancangan menggunakan

Dari analisa permasalahan di temukan bahwa penggunaan kartu dalam pembuatan data pasien dan rekam medik, serta tidak terintegrasinya sistem administrasi yang ada

[r]

mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Fenomena ini berindikasi posisi spesifik asam stearat tidak sama dengan asam oleat dan atau asam linoleat dalam lemak susu yang dihasilkan oleh sapi dengan pemberian ransum

Mahasiswa yang tidak melakukan proses pembayaran kuliah/registrasi Semester Genap 2014/2015 sampai dengan tanggal 2 Maret 2015 dan tidak melakukan cuti akademik sampai