PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, PRODUKSI, HARGA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAPPENDAPATAN PETANI PADIDI
NAGARI TIGO JANGKO KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
Arif Rahmansyah1,Ansofino2, Wati2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This study aims to analyze the effects of climate change, production, price, and level of education on the income of rice farmers in Nagari Tigo Jangko Lintau Buo District Tanah Tanah Regency. The results showed that: (1) climate change had positive and significant effect to paddy farmer income, for SP 1 showed by regression coefficient value (X1) equal to 0,087 with tcount 2,723> ttable equal to 2.05 with significant value 0,012 <0,05 , while SP 2 is shown by regression coefficient value (X1) equal to 0,082 with tcount value 3,365> ttable equal to 2,05 with significant value 0,003 <0,05. (2) production has positive and significant effect to paddy farmer income, for SP 1 is shown by regression coefficient value (X2) equal to 0.870 with tcount value of 6,616> ttable of 2.05 with significant value 0,000 <0,05, while SP 2 is indicated by regression coefficient value (X2) equal to 1,121 with tcount equal to 25,182> ttable equal to 2,05 with significant value 0,000 <0,05. (3) price has positive and significant effect to paddy farmer income, for SP 1 shown by regression coefficient value (X3) equal to 1,345 with tcount of 3,663> ttable equal to 2,05. with significant value 0,001 <0,05, while for SP 2 indicated by the value of regression coefficient (X3) of 0.904 with a tcount of 6.813> ttable of 2.05.dengan significant value 0.000 <0.05. (4) education level have positive and significant effect to paddy farmer income, for SP 1 shown by regression coefficient value (X4) equal to 0,065 with tcount 2,419> ttable equal to 2,05. with significant value 0,024 <0,05, SP 2 indicated by the value of regression coefficient (X4) of 0.065 with a tcount of 2.926> ttable of 2.05.dengan significant value 0.008 <0.05. (5) climate change, production, price and education level have positive and significant effect to paddy farmer income. Where for SP 1 obtained value Fcount 46,760> Ftable 2,80, while for SP 2 obtained value Fhitung 395,456> Ftable 2,80 and significant value 0,000 <α = 0,05.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara agraris, dimana sumber mata pencaharian utama masyarakatnya adalah di bidang pertanian. Hal ini dilatar belakangi oleh letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis, sehingga keadaan cuaca (iklim), tanah dan sumber daya lainnya di setiap daerah di Indonesia memiliki
potensi yang tinggi untuk dapat
mengembangkan sektor pertanian.
Pendayagunaan sumber daya pertanian
menjadi kunci dalam meningkatkan
produktivitas pertanian sehingga sumber daya yang terbatas itu harus dialokasikan seefisien mungkin.
Sektor pertanian dapat digolongkan atas beberapa macam sektor antara lain sub sektor perkebunan, peternakan, kehutanan dan sub sektor tanaman pangan. Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu
sektor yang banyak dikembangkan.
Pengembangan sub sektor tanaman pangan dapat digolongkan atas beberapa jenis tanaman yaitu tanaman padi, palawija, tanaman holtikultura (sayur-sayuran), dan tanaman buah-buahan.
Nagari Tigo Jangko adalah Nagari yang terletak di Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Memiliki luas wilayah 24.11 km,yang
terdiri dari 6 jorong, dengan jumlah
penduduk sekitar 7.133 orang, Yang terdiri dari 3.556 orang laki-laki dan 3.577 oarang
penduduk perempuan, sumber data adalah Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar (Lintau Buo dalam angka 2015).Masyarakat di Nagari Tigo Jangko mayoritas bekerja sebagai petani sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pendapatan para petani merupakan permasalahan yang
perlu untuk diperhatikan, sebab
pendapatan petani akan berpengaruh terhadap kesejahteraannya. Hal ini akan
menyebabkan tingkat kemiskinan
khususnya di kalangan petani, jika
pendapatan para petani kurang
diperhatikan.
Salah satu indikator utama ekonomi untuk mengukur kemampuan masyarakat adalah tingkat pendapatan masyarakat. Menurut Adji, dkk.(2007:165) Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun. Dalam analisis
ekonomi mikro, istilah pendapatan
menunjuk pada aliran penghasilan dari penyediaan faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Berikut data PDRB Kabupaten Tanah Datar Tahun 2015 (Tabel 1)
Tabel 1.PDRB Kabupaten Tanah Datar Tahun 2015 Sektor Pertanian
No Tahun Atas dasar harga berlaku(Juta an Rupiah) Distribusi Persentase 1 2011 2.396.000 35,42 % 2 2012 2.533.181 34,20 % 3 2013 2.713.538 33,16 % 4 2014 3.108.811 33,62 % 5 2015 3.326.388 33,68 %
Sumber: Badan Pusat Statistik Tanah Datar, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa PDRB Kabupatan Tanah Datar pada sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 Rp.2.396.000, dengan distribusi 35,42%, Pada tahun 2012 naik menjadi Rp.2.533.181, dengan distribusi 34,20%, tahun 2013 naik menjadi Rp.2.713.538 dengan distribusi 33,16%.
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah penghasil padi di Propinsi Sumatra Barat, di sektor pertanian padi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam bidang tanam pangan di
Kabupaten Tanah Datar. Seluruh
Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah penghasil padi, karena itulah padi merupakan komoditas unggulan di sektor pertanian. Kabupaten Tanah Datar memiliki 14 Kecamatan berikut adalah data luas panen, produksi dan rata-rata produksi padi Kabupaten Tanah Datar menurut Kecamatan tahun 2015.
Kajian Pustaka
Teori Perubahan Iklim
Iklim adalah rata-rata jangka panjang dari kondisi atmosfer (cuaca) disuatu
tempat.Secara singkat iklim dapat
dikatakan sebagai rata-rata dari
cuaca.Cuaca suatu daerah akan
berfluktuasi dalam rentang waktu detik
sampai harian. Menurut Kateno,
(2007:152) iklim adalah keadaan rata-rata udara pada suatu wilayah yang relatif luas dalam jangka waktu yang lama, yaitu kira-kira tahunan bahkan puluhan tahun (suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, awan, angin dan hujan). Nilai rataan dari kondisi unsur-unsur cuaca pada jangka panjang merupakangambaran dari kondisi iklim daerah tersebut.Kemajuan teknologi informasi memperkirakan perubahan iklim disebabkan oleh perubahan komposisi atmosferatau faktor-faktor lainnya, secara umum, relatif dapat dilakukan (Handoko et al,2008).
Teori Produksi
Produksi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses yang menciptakan
ataumenambah nilai/guna atau manfaat
baru. Guna atau manfaat
mengandungpengertian kemampuan
barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Menurut
Sugiarto,(dalam Silfester, 2013:3)
produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produk, fungsi produk menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknogi tertentu. Jadi hasil produksi akan meningkat jika keadaan iklim atau cuaca bagus, yaitu apabila keadaan cuaca panas yang kemudian diselingi oleh beberapa hari hujan.
Teori Harga
Menurut case,& Fair(2006:59) harga adalah jumlah yang di jual olehsuatu
produk per-unit, dan mencerminkan
beberapa yang tersedia dibayarkan oleh masyarakat. Dari pengertian tersebut harga merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang, hargajuga dapat mengukur nilai dari suatu barang yang
akan di perjualbelikan.Teori dasar
ekonomi menyatakan bahwa pada barang normal harga suatu komoditas dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetap sama.
Teori Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yangmenggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk
tujuan-tujuanumum (Mangkunegara,
2003).
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003) Indikator tingkat pendidikan terdiri dari:
1) Prasekolah 2) Sekolah Dasar
3) Sekolah Menengah Pertama 4) Sekolah Menengah Atas 5) Pendidikan Tinggi METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah berupa
deskriptif dan asosiatif. Menurut
(Sugiyono, 2014) penelitian deskriptif
asosiatif yaitu penelitian yang
menerangkan suatu gejala, peristiwa, dan
kejadian yang telah terjadi serta
menentukan ada tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim, produksi, harga, dan tingkat pendidikan dengan pendapatan petani padi di Kenagarian Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.
Tempatpenelitiandilakukan di
Kenagarian Tigo Jangko Kecamatan
Lintau Buo Kabupaten Tanah Datardengan Subjek Penelitian kepada petani padi pemilik di Nagari Tigo Jangko sebanyak 138 orang yang tergabung dalam Gapoktan yang berada di Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017.
Dari rumus Isac Michael dengan menggunakan nilai krisis 5 %, dari jumlah
populasi 138 maka sampel yang dibutuhkan adalah 56 orang. Sampel ini diambil secara stratified random sampling (Sampel Berstrata).
Berdasarkan Rujukan dari penelitan Ansofino@all(2016) yang berjudul ” Mitigation and Adabtation Of Climate Change Impact On Farmers Household Welfere According To West Sumatera Agro Econology Zone “ (Mitigasi Dan
Adabtasi Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga
Petani Sesuai Dengan Agroekologi
Sumatera Barat) bahwasanya kesuburan atas tanah dapat di bagi atas dua tingkatan , Soil Potensial 1 ( Tanah kurang subur) dan Soil Potensial 2 (Tanah Subur).
Dalam penelitian ini peneliti
mengelompokan bagian-bagian daerah di
kecamatan Lintau Buoyang tergolong kepada tingkatan tersebut:
1.Soil Potensial 1 (Tanah Kurang Subur) Daerah yang tergolong pada tingkatan ini adalah Kampung Ganting dan Kampung Kapau.
2.Soil Potensial 2 (Tanah Subur)
Daerah yang tergolong pada tingkatan ini
adalah Kampung Tampunik dan
Kampung Pauh.
Dengan jumlah sampel (N) sebesar 56,4 (jika di bulatkan 56) maka akan di kelompokkan sebagai berikut :
SP 1 = 28→jorong gunung seribu
dan bukit barisan.
SP 2 = 28→jorong abdur
rahman dan jorong cendrawasih.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif Variabel X
Berdasarkan Distribusi Frekuensi dari masing-masing variabel bahwa rata-rata variabel perubahan iklim dengan hari hujan sebesar 5,517 dan nilai standar deviasi sebesar 0,50420 sedangkan nilai tengahnya sebesar 6,00, untuk rata-rata
variabel produksi petani adalah
1.121,78kgdengan nilai standar deviasi sebesar 443,64kg dan nilai tengahnya sebesar 980kg, untuk rata-rata variabel harga yaitu Rp 5141,07 dengan standar deviasi sebesar Rp 327,956 dan nilai
tengahnya sebesar Rp 5.200, untuk rata-rata variabel pendidikan 1,2 dengan nilai standar deviasinya sebesar 0,44 dan nilai tengah sebesar 1,0.
Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasildiperoleh untuk SP 1 nilai R Square sebesar 0,890 yang artinya 89,0% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan
iklim, produksi, harga dan tingkat
pendidikan). sedangkan sisanya sebesar 11,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini,
sedangkan untuk SP 2 nilai R Square
sebesar 0,986 yang artinya 98,6%
perubahan pada variabel dependen
(pendapatan) dapat dijelaskan oleh
variabel independen (perubahan iklim
produksi, harga dan pendidikan).
sedangkan sisanya sebesar 1,4%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan hasil analisis data diatas, maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Perubahan iklim berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah yang kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisiennya masing-masing sebesar 0,087 dan 0,082. Artinya jika perubahan iklim meningkat sebesar
satu satuan maka pendapatan
akanbertambah masing-masing sebesar
0,087 dan 0,082. Dengan nilai thitung
masing-masing 2,723>ttabel 2,05 dan 3,365
>ttabel 2,05 yang berarti Ha di terima dan H0 di tolak.
2. Produksi berpengaruh positif dansignifikan terhadap pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang
subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisiennya masing-masing sebesar 0,870 dan 1,121. Artinya jika semakin tinggi produksi padi maka semakin tinggi jumlah pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.
Dengan nilai thitung masing-masing 6,616
>ttabel 2,05 dan 25,182 >ttabel 2,05 yang berarti Ha di terima dan H0 di tolak.
3. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisien masing-masing sebesar 1,345 dan 0,904. Artinya jika semakin tinggi harga jual padi maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang
di peroleh petani. Dengan nilai thitung
masing-masing 3,663 >ttabel 2,05 dan
6,813 >ttabel 2,05 yang berarti Ha di terima dan H0 di tolak.
4. Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisiennya
masing-masing sebesar 0,065 dan 0,065. Artinya jika semakin sering petani karet mengikuti penyuluhan/pelatihan dari dinas maka akan semakin tinggi pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah
Datar. Dengan nilai thitung masing-masing
2,419 >ttabel 2,05 dan 2,926 >ttabel 2,05 . berarti Ha di terima dan H0 di tolak.
5. Perubahan iklim, produksi, harga dan tingkat pendidikan secara bersamaan
memberikan pengaruh positif dan
signifikan terhadap Pendapatan petani padi di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Untuk SP 1 dengan nilai Fhitung 46,760 > Ftabel 2,80 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05,
sedangkan untuk SP 2 dengan nilai Fhitung
395,456 > Ftabel 2,80 dan nilai signifikan
0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak
dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa (perubahan iklim,
produksi, harga dan tingkat pendidikan)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan artinya semakin
berubah iklim, meningkat produksi,
semakin tinggi harga, dan pendidikan bertambah maka pendapatan akan juga akan meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. (1998). Manajemen Produksi dan Perencanaan Sistem
Produksi. Buku I. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah
Mada.
Adji, Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Ansofino, Mahdi, Farida, Riski, A.,
Lindenstruth, F., & Yolamalinda
(2017). Assessing the Climate
Change Impact on Farmers
Household Welfare According to
West Sumatra Agro-Ecological
Zone, 15(5), 593–606.
Badan Pusat Statistik. 2015. Tanah Datar Dalam Angka. Batusangkar : BPS Tanah Datar.
David Ricardo. (n.d 2008.). Artikel Ilmiah AEZ West Sumatera.
Gilarso. (1994), Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro Jilid 1. Yogyakarta: Kaminus.
Pindyk. S. Robert (2012). Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama.
Rico,Phahlevi. (2013). Faktor - Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan
Petani Padi Sawah Di Kota Padang Panjang. Padang: FEUNP.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2012). Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Rajawali Pers.