• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO

0834010096

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO

0834010096

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(3)

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN

TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FORWARD CHAINING.

Disusun oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO

0834010096

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2011 / 2012

Pembimbing I

Ir . Pur nomo Edi Sasongko .MP NPT. 3 7006 06 0210 1

Pembimbing II

Pr iza Pandunata S.Kom NPT. 2 8301 06 4021 2

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN

TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FORWARD CHAINING

Disusun Oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO

0834010096

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 9 November 2012

Pembimbing :

Basuki Rahmat, S.si, MT NIP. 3 6907 06 0209 1

2.

Pr iza Pandunata S.Kom NPT. 2 8301 06 4021 2

2.

Barry Nuqoba, S.Kom, M.Kom NIP. 3 8411 09 0155 1

3.

Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom NPT. 3 8705 11 0341 1

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING” tepat waktu.

Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Dalam penyusunan Tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.

Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, 23 November 2012

(6)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Dengan selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih sebagai perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya tugas akhir ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Purnomo Edi Sasongko .MP selaku dosen pembimbing I pada Tugas Akhir ini, yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Tugas Akhir ini.

5. Bapak Priza Pandunata selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan serta kritik yang bermanfaat hingga terselesainya Skripsi ini.

(7)

kepadaku sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

7. Terimakasih buat sahabatku yang berjuang bersama-sama waktu susah maupun senang Dwi Moch Zahid, Dwi Putra Arief, Rizal Wardana, Moch Ilfan Avifullah, Deni Prawidianto, Irawan Amirul, Rully Setiono, Aji Primajati, Mas Agung, Ach Ardianto, Adi, Budin, Feri, Akmal Musyafa, Rendi, Himawan, Mey Syah Ardi, Pulo, Imam Ansori, Yuli, Zainudin Fitroh, David, Ratna, Nurani, dll yang telah memberi semangat dan banyak membantu selama ini, ayo rek wisuda bareng.

8. Terimakasih buat teman kampus Mas Yusuf, Himawan, Luhur, Fahmi, terimakasih banyak karena kalian sudah kasih masukkan saat otakku lagi buntu waktu ngerjakan skripsi.

9. Terimakasih buat temanku Indra Septian, Ilham Rachman, Zahry Tauleka, Bagus, Windy, Andi, Tyo, Desi, Mimi, Ella, Oky, dan terima kasih banyak buat Buk Tun terimakasih banyak karena kalian sudah mendoakan aku sampai bisa lulus.

10.Serta orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya. Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan bantuan tersebut.

Surabaya, 23 November 2012

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

Kata Pengantar ... i

Ucapan Terima Kasih ... i

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 6

2.1 Kesehatan Tanah ... 6

2.2 Unsur Hara Makro ... 7

2.2.1 Nitrogen ... 7

2.2.2 Fosfor ... 8

2.2.3 Kalium ... 9

2.2.4 Magnesium ... 10

2.2.5 Kalsium ... 11

2.2.6 Belerang ... 12

(9)

2.3.1 Boron ... 13

2.3.2 Tembaga ... 13

2.3.3 Seng... 14

2.3.4 Besi ... 14

2.3.5 Molibdenum ... 15

2.3.6 Mangan ... 16

2.3.7 Klor ... 17

2.3.8 Natrium ... 18

2.3.9 Coblat ... 18

2.3.10 Silicon ... 18

2.3.11 Nikel ... 19

2.4 Pengertian Sistem Pakar ... 19

2.4.1 Definisi Sistem Pakar (Expert System) ... 20

2.4.2 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 23

2.4.3 Tujuan Sistem Pakar ... 23

2.4.4 Cara Kerja Sistem Pakar ... 24

2.4.5 Ciri-ciri Sistem Pakar ... 25

2.4.6 Kategori Dan Area Permasalahan System Pakar ... 26

2.5 Pengertian Forward Chaining ... 28

BAB III Analisis Dan Perancangan Sistem ... 32

3.1 Analisis Data ... 32

3.2 Analisis Sistem... 32

3.2.1 Perancangan Block Diagram ... 33

(10)

3.2.3 Rule Base Gejala Pada Kesehatan Tanah ... 36

3.2.4 Perancangan Sistem ... 37

3.3 Perancangan Proses ... 39

3.3.1 Data Flow Diagram ( DFD) ... 40

3.3.1.1 DFD Level 0 ... 40

3.3.1.2 DFD Level 1 ... 40

3.3.1.3 DFD Level 2 ... 41

3.4 Perancangan Database ... 42

3.4.1 CDM dan PDM ... 42

3.4.2 Tabel ... 44

3.5 Perancangan Perangkat Lunak Web ... 50

BAB IV Hasil Dan Pembahasan ... 54

4.1 Implementasi Web ... 54

4.2 User Interface ... 54

4.2.1 Form Utama (Beranda) ... 55

4.2.2 Form Gejala Kesehatan Tanah ... 56

4.3 Admin Interface ... 60

4.3.1 Form Login Admin ... 60

4.3.2 Form Halaman Utama Admin ... 61

4.3.3 Form Ubah Password Admin ... 61

4.3.4 Form Tambah Data Berita... 62

4.3.5 Form Tambah Galeri... 64

4.3.6 Form Buku Tamu ... 65

(11)

5.1 Pengujian User Interface ... 66

5.2 Pengujian Admin Interface ... 74

BAB VI PENUTUP ... 83

6.1 Kesimpulan ... 83

6.2 Saran Pengembangan ... 83

(12)

DOSEN PEMBIMBING I : Ir. PURNOMO EDI SASONGKO,Mp. DOSEN PEMBIMBING II : PRIZA PANDUNATA

PENYUSUN : TRI CAHYO KURNIANTO

ABSTRAK

Terminologi Sistem Pakar diartikan sebagai sistem komputer yang dapat melakukan penghampiran terhadap logika pengambilan keputusan dari manusia pakar. Dengan menggunakan logika inferensi forward untuk membuat diagnosis awalnya dan backward chaining digunakan untuk proses konsultasi diharapkan dapat dibangun sebuah sistem pakar yang berbasis teknologi informasi untuk membuat diagnosis gejala kesehatan tanah. Hasil aplikasi yang telah dibuat mendekati hasil diagnosis yang dibuat seorang pakar gejala kesehatan tanah. Tanah yang subur dan sehat adalah faktor yang paling penting dalam kesuksesan pertanian dan perkebunan. Jika dimanfaatkan dengan teknik dan pengelolaan yang baik maka kesehatan tanah akan semakin meningkat.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya: Bisnis, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, Permainan dan sebagainya. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia.

(14)

Dalam hal ini sebuah sistem pakar yang dibuat dapat dijadikan sebagai sarana untuk konsultasi, sarana pembelajaran di sebuah instansi Dinas Pertanian atau Laboratorium Pertanian serta dapat dijadikan sebagai alat bantu (tool) bagi seorang pakar dalam mendiagnosa dan mensosialisasikan jenis hama dan penyakit dua jenis tanaman hortikultura tersebut. Dengan sistem pakar ini pula sebuah Kelompok Tani dapat dengan mudah membantu para petani yang tengah mengalami permasalahan mengenai hama dan penyakit tanaman bawang merah dan cabai beserta solusi terbaik yang harus ditempuh tanpa bergantung sepenuhnya terhadap seorang pakar serta dapat berbagi informasi atau pengetahuan antar sesama petani berdasarkan atas sistem tersebut.

Runut maju (Forward Chaining) digunakan sebagai salah satu teknik inferensi dalam sistem pakar ini, dikarenakan data dan fakta dalam melakukan proses penelitian telah didapatkan dan dari data atau fakta tersebut dapat dibuat sebuah sistem yang akan memberikan sebuah konklusi atau solusi berdasarkan atas sekumpulan data dan fakta tersebut. Dengan menggunakan teknik inferensi ini pula peluang dalam mendapatkan suatu konklusi yang lebih spesifik dapat dengan mudah didapatkan (Baur & Pigford, 1990).

1.2. Perumusan Masalah

(15)

a. Bagaimana membuat Sistem berbasis web dengan menggunakan metode forward chaining ?

b. Bagaimana membuat Sistem untuk mendiagnosa kesehatan suatu tanah ?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini, sebagai berikut : a. Sistem nantinya hanya sebatas media untuk membantu memberikan

masukan tentang pengklasifikasian terhadap kesehatan suatu tanah. b. Sistem pakar ini berbasis web.

c. Sumber pengetahuan diperoleh dari pakar, buku-buku, dan e-book yang mendukung.

d. Metode yang digunakan dalam penyelesaiaan masalah ini adalah metode Forward Chaining.

1.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gejala kesehatan tanah apakah tanah nya sakit atau tanah nya sehat, sebaik dan seperti pakar.

1.5. Manfaat

(16)

a. Menyediakan aplikasi berbasis web untuk mendiagnosis kesehatan tanah secara tepat dan cepat dengan tampilan yang menarik dan mudah untuk di pahami oleh masyarakat awam.

b. User khususnya anggota kelompok tani tinggal memilih kriteria gejala kesehatan tanah yang telah ada, dengan cara memilih gejala tersebut, tanpa harus memasukkan banyak data secara manual.

c. Aplikasi berbasis web ini dapat diakses untuk semua kalangan mulai dari petani, atau masyarakat umum lainnya, bahkan siswa SLTA sebagai pembelajaran dini.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam dokumentasi laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, Bab ini menguraikan teori – teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas dan dipakai dasar dalam menganalisa dan menyelesaikan masalah.Serta yang menjadi kerangka pikiran penulis dalam pembuatan.

(17)

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM, Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan implementasi antarmuka.

BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI, Pada bab ini menjelaskan tentang

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang

dibuat.

BAB VI PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA, Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini .

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Tanah

Tanah yang subur dan sehat adalah faktor yang paling penting dalam kesuksesan pertanian dan perkebunan. Jika dimanfaatkan dengan teknik dan pengelolaan yang baik maka kesehatan tanah akan semakin meningkat.

Ciri-ciri tanah yang subur dan sehat :

a. Mengandung humus/bunga tanah (terbuat dari bahan organik yang hancur dan terurai, kompos, mulsa, kotoran hewan dll)

b. Mengandung sejumlah besar biota-biota tanah bermanfaat (mikrofauna, mikroflora, makrofauna, dll)

c. Mengandung campuran partikel tanah liat dan pasir yang seimbang (tanah liat mengikat mineral sedangkan pasir memungkinkan drainase)

d. Bertekstur lempung, mempunyai porositas dan daya mengisap air yang baik

e. Mempunyai tingkat pH yang netral. f. Berbagai tanaman bisa tumbuh di atasnya

(19)

2.2 Unsur Hara Makro

Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar. beberapa unsur har a ini diantaranya : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S).

2.2.1 Nitrogen (N)

(20)

kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi. a. Kekurangan

Tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah. Daun itu menguning karena kekurangan klorofil. Lebih lanjut mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat, kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji rendah.

b. Kelebihan

Warna daun terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit, dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.

2.2.2 Fosfor (P)

(21)

a. Kekurangan

Dimulai dari daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil. b. Kelebihan

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe), tembaga(Cu), dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.

2.2.3 Kalium (K)

(22)

a. Kekurangan

Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun ‘hangus’ , daun menggulung ke bawah , dan rentan terhadap serangan penyakit.

b. Kelebihan

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.

2.2.4 Magnesium (Mg)

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.

Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.

a. Kekurangan

(23)

diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).

b. Kelebihan

Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

2.2.5 Kalsium (Ca)

Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca, pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu, dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

a. Kekurangan

Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun, daun mengeriting, daun kecil, dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

b. Kelebihan

(24)

2.2.6 belerang (S) a. Kekurangan

Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asamasamamino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin . Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim danberperan dalam proses fisiologi tanaman.

b. Kelebihan

(25)

2.3 Unsur Hara Mikro

Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro, bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai, dll. Unsur mikro itu, adalah: boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.

2.3.1 Boron (B)

Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.

a. Kekurangan

Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut. b. Kelebihan

Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis.

2.3.2 Tembaga(Cu)

(26)

a. Kekurangan

Daun berwarna hijau kebiruan, tunas daun menguncup dan tumbuh kecil, pertumbuhan bunga terhambat.

b. Kelebihan

Tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat, akar menebal dan berwarna gelap.

2.3.3 Seng(Zn)

Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.

a. Kekurangan

Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning , terbuka , dan akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.

b. Kelebihan

Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.

2.3.4 Besi (fe)

(27)

ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentanganatau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.

a. Kekurangan

Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan akar yang mati.

b. Kelebihan

Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.

2.3.5 Molibdenum(Mo)

Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.

a. Kekurangan

(28)

b. Kelebihan

Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.

2.3.6 Mangan(Mn) a. Kekurangan

(29)

daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna hijau.

b. Kelebihan

Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.

2.3.7 Klor (Cl) a. Kekurangan

Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas..

b. Kelebihan

(30)

2.3.8 Natrium (Na) a. Kekurangan

Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.

b. Kelebihan

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K.

2.3.9 Cobalt (Co) a. Kekurangan

Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen dari pada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.

b. Kelebihan

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K.

2.3.10 Silicon (Si) a. Kekurangan

Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit. b. Kelebihan

(31)

menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.

2.3.11 Nikel (Ni) a. Kekurangan

Gagal untuk menghasilkan benih yang layak. b. Kelebihan

Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untuk membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan sekitar saat mereka dewasa.

2.4 Pengertian Sistem Pakar

(32)

sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

2.4.1 Definisi Sistem Pakar (Expert System).

Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.

(33)

saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN, DENDRAL, XCON & XSEL, SOPHIE, Prospector, FOLIO, DELTA, dan sebagainya (Kusumadewi, 2003).

Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar sebagai berikut (Kusumadewi, 2003):

a. Sistem Konvensional

a. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sequential

b. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah) c. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil

diperoleh

d. Data harus lengkap

e. Perubahan pada program merepotkan f. Sistem bekerja jika sudah lengkap.

b. Sistem Pakar

a. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference) b. Program bisa melakukan kesalahan

c. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES d. Data tidak harus lengkap

(34)

Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Kusumadewi, 2003):

a. Terbatas pada domain keahlian tertentu

b. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami

d. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu e. Dirancang untuk dikembangkan sacara bertahap f. Keluarannya atau output bersifat anjuran.

Adapun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar, antara lain (Kusumadewi, 2003):

a. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kesadaran langsung seorang pakar.

b. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja.

c. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks. d. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks

dan berulang-ulang

f. Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikombinasikan tanpa ada batas waktu

g. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai pakar untuk dikombinasikan.

(35)

sistem pakar, yaitu (Kusumadewi, 2003):

a. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem

b. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan dengan perangkat lunak konvensional.

Tujuan pengembangan sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mensubstitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

2.4.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

Adapaun konsep dasar Sistem Pakar adalah sebagai berikut: a. Keahlian (expertise)

b. Pakar (expert)

c. Pengalihan keahlian (transferring expertise) d. Infernsi (inferencing)

e. Aturan (rules)

f. Kemampuan menjelaskan (explanation capability)

2.4.3 Tujuan Sistem Pakar

(36)

pertanian untuk menganalisa suatu hama tanaman.

2.4.4 Car a Kerja Sistem Pakar

Pada umumnya cara kerja sistem pakar adalah sebagai berikut: a. User Interface

User Interface adalah bagian penghubung antara program system pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara pemakai dengan program yang dibuat. Program akan mengajukan pertanyaan berbentuk “ ya atau tidak “ (yes or no question) atau berbentu menu pilihan dan juga akan menarik suatu kesimpulan dai hasil jawaban yang diberikan oleh pemakai atas setiap setiap pertanyaan yang diberikan system pakar.

b. Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian dari system pakar yang mendeduksi fakta fakta baru dari fakta fakta yang telah ada dengan menggunakan kaidah kaidah yang ada. Proses deduksi ini menyangkut perjodohan dan unifikasi, disamping itu mesin inferensi juga mengontrol aliran tahapan inferensi. Dalam pengontrolan ini mesin inferensi menentukan kaidah mana yang di uji terlebih dahulu dan apa yang dilakukan seandainya suatu kaidah sukses atau gagal.

(37)

menggunakan untuk menguji kaidah kaidah selama proses unifikasi. Kaidah kaidah sukses maka kaidah tersebut ditambahkan ke memori yang bekerja.

c. Basis pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar dimana pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang obyek yang sudah ada dan kaidah yang merupakan informasi tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

2.4.5 Cir i-cir i Sistem Pakar

Pada umumnya ciri ciri dari system pakar adalah bersifat (Kusrini, 2006):

a. Terbatas pada bidang yang spesifik.

b. Dapat memberikan penalaran untuk memberikan data data yang tidak lengkap atau pasti.

c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

d. Berdasar pada rule atau kaidah tertentu.

e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. f. Outpunya bersifat nasihat atau anjuran.

(38)

2.4.6 Kategori Dan Area Per masalahan System Pakar

Sistem pakar saat ini telah dibuat untuk memecahkan permasalah di berbagai bidang. Oleh sebab itu secara umum ada beberapa kategori dan area permasalahan system pakar, yaitu :

a. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah termasuk pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis kecerdasan.

b. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat yang dimungkinkan dari situasi tertentu, diantaranya peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi, prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran atau peramalan keuangan.

c. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala yang teramati, di antaranya medis, elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak.

d. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen system yang cocok dengan tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala tertentu diantaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan. e. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang

(39)

tertentu diantaranya perencanaan keuangan, komunikasi, militer, pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.

Tabel 2.1 : Kriteria penilaian sifat-sifat tanah Sifat Tanah Sangat

rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

1 2 3 4 5 6

KTK me/ 100g <5 5-16 17-24 25-40 >40

KB % <20 20-35 36-50 51-70 >70

C Org % <2 2-4 4-10 10-20 >20

P2O5 ppm <10 10-20 21-40 41-60 >60

K2O mg/ 100% <10 10-20 21-40 41-60 >60

Tabel 2.2 :Penilaian Status Kesuburan

(40)

2.5 Pengertian Forward Chaining

Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and Riley, 2005). Forward chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh.

Forward chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian yang dimotori data (data driven search). Jadi pencarian dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then).

Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan atau dengan menambahkan data ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil.

Forward Chaining digunakan jika :

a. Banyak aturan berbeda yang dapat memberikan kesimpulan yang sama. b. Banyak cara untuk mendapatkan sedikit konklusi.

c. Benar-benar sudah mendapatkan pelbagai fakta, dan ingin mendapatkan konklusi dari fakta-fakta tersebut.

(41)

Adapun tipe sistem yang dapat menggunakan teknik pelacakan forward chaining, yakni :

a. Sistem yang direpresentasikan dengan satu atau beberapa kondisi.

b. Untuk setiap kondisi, sistem mencari rule-rule dalam knowledge base untuk rule-rule yang berkorespondensi dengan kondisi dalam bagian if.

c. Setiap rule dapat menghasilkan kondisi baru dari konklusi yang diminta pada bagian then. Kondisi baru ini dapat ditambahkan ke kondisi lain.

d. Setiap kondisi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika ditemui suatu kondisi, sistem akan kembali ke langkah 2 dan mencari rule-rule dalam knowledge base kembali. Jika tidak ada konklusi baru, sesi ini berakhir (Subakti, 2002).

Gambar 2.1. Diagram Pelacakan Kedepan (Forward Chaining)

Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan meng-assert konklusi. Forward chaining juga digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam.

Pada metode forward chaining, ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencarian, yaitu :

(42)

pakar yang termasuk dalam proses terautomatisasi dan menerima data langsung dari komputer yang menyimpan database, atau dari satu set sensor.

b. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang diperoleh selama sesi konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini mengurangi jumlah data yang diminta, sehingga data yang diminta hanyalah data-data yang benar-benar dibutuhkan oleh sistem pakar dalam mengambil kesimpulan.

Contoh pelacakan forward chaining : Rule - rule yang diberikan :

1. R1 : Jika A dan C, maka E 2. R2 : Jika D dan C maka F 3. R3 : Jika B dan E maka F 4. R4 : Jika B maka C 5. R5 : Jika F maka G

Fakta yang ada : A benar dan B benar

a. Dalam Forward Chaining pencarian dimulai dengan fakta yang diketahui dan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang telah diketahui pada sisi Jika.

b. Karena diketahui A dan B benar, sistem pakar mulai dengan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang memiliki A dan B pada sisi Jika. Dengan menggunakan R4, sistem pakar mengambil fakta baru C dan menambahkannya ke dalam assertion base sebagai benar.

(43)

assertion base sebagai benar.

d. Karena B dan E keduanya benar (berada dalam assertion base), R3 fire dan menetapkan F sebagai benar dalam assertion base.

(44)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka data tersebut belum berarti karena belum dapat disimpulkan dan data tersebut masih perlu diolah sehingga data tersebut dapat bermakna, sehingga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan. Adapun masalah ini penulis membahas 4 menu gejala yang umum menyerang kesehatan tanah , diantaranya adalah : Daun, Akar, Batang, Tanah. Didalam menu gejala ada menu gejala daun didalamnya ada beberapa gejala diantaranya adalah : Warna Daun Terlalu Hijau, Daun Tua Kekuningan, Daun Tua Hijau Gelap.

Dari pembahasan gejala tanah, dapat dianalisa bahwa ada 3 faktor yang berhubungan erat dengan gejala tanah tersebut, yaitu : penyebab, gejala, pengendalian.

3.2. Analisis Sistem

(45)

3.2.1 Perancangan Block Diagram

Block Diagram diperlukan untuk mengetahui urutan kerja sistem dalam mencari suatu keputusan. Perancangan rule gejala kesehatan tanah sebagai knowledge base sistem diambil dari parameter gejala-gejala kesehatan tanah.

Berdasar parameter yang ada maka di buatlah block diagram seperti yang di tunjukkan pada tabel 3.1

LEVEL 0 LEVEL 1 LEVEL 2

Gejala Kesehatan Tanah

batang

akar

memperkuat pertumbuhan batang Pertumbuhan batang terhambat

Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik Akar tanaman tidak dapat bernafas karena tidak tersedianya udara didalam tanah

sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah.

(46)

LEVEL 0 LEVEL 1 LEVEL 2

Daun tua kekuningan/hijau muda.

Warna daun hijau tua dan permukaan daun mengkilat

Gejala Kesehatan Tanah

daun

Warna daun terlalu hijau

Kuning atau kecoklatan pada tepi daun

Daun tua hijau gelap atau coklat/kemerahan

Garis kuning diantara tulang daun Berwarna hijau kekuningan pada ujungnya, dan pada daun tua khususnya yang terkena sinar matahari, sedangkan daun muda yang baru terbentuk berwarna normal Tanah

Pemberian pupuk dengan

kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun

Daun muda berwarna kuning

mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua

Daun muda kuning dengan tulang daun berwarna hijau

(47)

LEVEL 0 LEVEL 1 LEVEL 2

Tabel 3.1. Block Diagram Gejala Kesehatan Tanah

3.2.2 Perancangan Rule Base

Pada pengembangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk list aturan (rule), yaitu struktur sistem pakar. Rule pada dasarnya terdiri dari dua

daun Pita kuning / putih diantara tepi daun dan tulang tengah dari tengah ke bawah

Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi

Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis

Tanah retak dengan lebar dan

Air meresap ke dalam tanah secara cepat

Tanah tergenang selama > 2 bulan di musim hujan

tanah

Tanah yang gernbur akan

Air meresap agak lambat ke dalam tanah

bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi

(48)

Pemilihan representasi pengetahuan dengan rule base didasarkan alasan sebagai berikut:

Pengembangan sistem pakar menggunakan rule base.

Rule base dapat dengan mudah dilakukan perubahan seperti penambahan,

penghapusan, dan perubahan rule.

3.2.3 Rule Base Gejala Pada Kesehatan Tanah

Rule 1: IF Daun = Pada Daun: Daun tua kekuningan/hijau muda And Daun = Pada Daun: Warna daun hijau tua dan permukaan daun mengkilat

Then adalah = Tanah Sehat.

Rule 2:IF Daun = Daun tua hijau gelap atau coklat/kemerahan. Then adalah = Tanah Sehat.

Rule 3:IF Daun = Kuning atau kecoklatan pada tepi daun. Then adalah = Tanah Sehat.

Rule 4:IF Daun = Garis kuning diantara tulang daun. Then adalah = Tanah Sehat.

Rule 5:IF Daun = Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun. Then adalah= Tanah Sakit.

(49)

Then ><adalah = Tanah Sehat.

Rule 7:IF ><Daun = mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua

.

Then ><adalah = Tanah Sakit.

Rule 8:IF ><Akar = Pada Akar: Akar tanaman tidak dapat bernafas karena tidak tersedianya udara didalam tanah.

And ><Akar = Pada Akar: Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.

Then ><adalah = Tanah Sakit.

Rule 9:IF ><Batang = Pada Batang: Batang tumbuh cepat.

And ><batang = Pada Batang: ukuran tangkai panjang pada buah.

Then ><adalah = Tanah Sehat.

Rule 10:IF ><Tanah = Pada Tanah: Tanah yang gembur akan mengoptimalkan perkembangkan akar tanaman.

And ><Tanah = Pada Tanah: Tanah retak-retak dengan lebar dan kedalaman > 5 cm di musim kering/kemarau.

Then ><adalah = Tanah Sehat.

3.2.4 Perancangan Sistem

(50)

pendeteksian gejala kesehatan tanah berdasarkan parameter dengan penjabaran tiap parameter pada sub parameter. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1. Flowchart Admin

1. User (Pemakai Informasi)

Dalam kasus ini entitas user berbeda dengan entitas admin, karena user memiliki hak akses yang terbatas. User hanya bisa melihat informasi yang sudah diolah oleh sistem tanpa bisa melakukan pengaturan pada sistem ataupun input data dan pengubahan data. Namun user disini bisa berkonsultasi tentang permasalahan pada gejala kesehatan tanah.

(51)

Start

Gambar 3.2. flowchart user

3.3 Perancangan Proses

(52)

view buku tamu

perancangan proses menggunakan DFD, CDM, dan PDM.

3.3.1 Data Flow Diagram ( DFD)

DFD adalah suatu gambaran yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dari sistem, dimana data disimpan dan proses apa yang menghasilkan data tersebut serta interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut, sehingga dapat membantu memahami secara logika, tersruktur dan jelas. Dimana pada DFD untuk penelitian ini terdapat tiga level yaitu DFD level 0, DFD level 1, dan DFD level 2.

3.3.1.1 DFD Level 0

Terlihat pada DFD Level 0 dibawah menunjukan ada tiga entitas yaitu

Admin, Petugas Lapangan, dan Masyarakat. Dari ketiga entitas tersebut berfungsi sebagai admin pada sistem pada saat sistem ini dijalankan. Seperti yang terlihat pada gambar 3.2 DFD Level 0.

Gambar 3.3 Data Flow Diagram Level 0

3.3.1.2 DFD Level 1

(53)

view buku tamu

gejala berita gallery buku tamu

user

Gambar 3.4 Data Flow Diagram Level 1

3.3.1.3 DFD Level 2

Data Flow Diagram Level 2, seperti terlihat pada Gambar 3.5.

(54)

ambil buku tamu

Gambar 3.6 Data Flow Diagram Level 2 View Data

3.4 Perancangan Database 3.4.1 CDM dan PDM

(55)

komentar

memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya.

Berikut Adalah Conceptual Data Model dari sistem ini:

Gambar 3.7. Conceptual Data Model

Pada CDM dijelaskan ada beberapa tabel yang berisi entitas pendukung terbentuknya sebuah database dimana entitas itu terdiri dari tabel login, gejala kesehatan tanah, berita, jenis gejala kesehatan tanah, buku tamu, gallery. Tabel- tabel itu berisi entitas yang mendukung sehingga data dapat tersimpan di database.

Setalah CDM ini terbentuk maka selanjutnya data tersebut di generate ke PDM untuk selanjutnya akan menjadi database sistem ini.

(56)

FK_KOMENTAR_KOMENTAR_BERITA

memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya.

Gambar 3.8. Physical Data Model

Gambar 3.8. adalah PDM atau Phisycal Data Model dari hasil generate CDM yang sudah di buat sebelumnya. Setelah PDM ini terbentuk maka selanjutnya database yang diperlukan dapat tersusun dari PDM yang sudah ada. Pada PDM ini akan terlihat hubungan atau relasi yang terbentuk antara tabel satu dengan yang lain, sehingga data yang satu dengan data yang lain dapat berhubungan antara yang satu dengan yang lain.

3.4.2 Tabel

(57)

tabel yang akan terbentuk. Berikut adalah tabel yang terbentuk untuk website kesehatan tanah dengan metode forward chaining.

Tabel 3.2. Tabel pada Database

a. Tabel Admin

Pada tabel admin terdapat beberapa entitas diantaranya USERID, PASSWORDID. Dimana USERID sebagai primary key.

Berikut adalah tampilan tabel admin.

Tabel 3.3. Tabel Admin

Field Type Collation Null Default

userID Varchar(30) Latin1_swedish No NULL

passID Varchar(30) Latin1_swedish No NULL

Pada tabel ini akan menyimpan data admin, dimana admin login dahulu untuk masuk ke home admin.

b. Tabel Berita

(58)

Gambar Tabel 3.4. Tabel Berita

Field Type Collation Null Default

Kode_berita Varchar(30) Latin1_swedish No None

Judul Varchar(30) Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

Content Text Latin1_swedish No None

Gambar_berita Varchar(350) Latin1_swedish No None

Caption Varchar(150) Latin1_swedish No None

Pada tabel berita ini admin hanya bisa menambah data berita, mengubah data berita. Yang masing masing memiliki berita yang berbeda atau sama sesuai dengan jumlah nya.

c. Tabel Komentar

Pada tabel ini berisi data komentar yaitu IDKOMENTAR, KODE_TOPIK, NAMA, EMAIL, KOMENTAR, TGL, JAM. Dimana IDKOMENTAR sebagai primary key.

Tabel 3.5. Tabel Komentar

Field Type Collation Null Default

Idkomentar Varchar(5) Latin1_swedish No None

Kode_topik Varchar(2) Latin1_swedish No None

Nama Varchar(35) Latin1_swedish No None

Email Varchar(50) Latin1_swedish No None

Komentar Text Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

Jam Time No None

(59)

d. Tabel Detail_gejala

Pada tabel hasil ini akan menyimpan data gejala - gejala kesehatan tanah. Pada tabel ini terdapat ID_DETAIL_GEJALA, ID_GEJALA, NAMA_GEJALA, PENYAKIT, GEJALA, GAMBAR_GEJALA. Dimana ID_DETAIL_GEJALA adalah primary key dari tabel ini.

Tabel 3.6. Tabel Detail_gejala.

Field Type Collation Null Default

Id_detai_gejala Varchar(5) No None

Id_gejala Varchar(2) No None

Nama_gejala Varchar(35) Latin1_swedish No None

Penyakit Varchar(50) Latin1_swedish No None

Gejala Text Latin1_swedish No None

Gambar_gejala Date Latin1_swedish No None

Pada tabel ini akan menyimpan data gejala - gejala kesehatan tanah.

e. Tabel Forwardchain

Pada tabel hasil ini akan menyimpan data gejala - gejala kesehatan tanah. Pada tabel ini terdapat ID, GEJALA, HASILGEJALA, JENIS, NILAI, GAMBAR_GEJALA. Dimana ID adalah primary key dari tabel ini.

Tabel 3.7. Tabel Forwardchain

Field Type Collation Null Default

Id int(11) No None

Gejala Text Latin1_swedish No None

Hasilgejala Text Latin1_swedish No None

Jenis Text Latin1_swedish No None

Nilai Float No None

Gambar_gejala Varchar(100) Latin1_swedish No None

(60)

f. Tabel Gallery

Pada tabel gallery ini terdapat KODE_GALERI, JUDUL, TGL, GAMBAR. Sehingga dari tabel ini dapat menyimpan foto - foto terdahulu. Dan KODE_GALERI adalah sebagai primary key dari tabel ini.

Gambar Tabel 3.8. Tabel Gallery

Field Type Collation Null Default

Kode_galeri Varchar(5) Latin1_swedish No None

Judul Varchar(50) Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

Gambar Varchar(100) Latin1_swedish No None

Foto - foto ini disimpan yang kemudian akan di bandingkan dengan permasalahan gejala kesehatan tanah pada saat ini.

g. Tabel Buku Tamu

Pada tabel buku tamu ini terdapat IDBUKU_TAMU, NAMA, EMAIL, KOMENTAR, TGL, JAM. Pada tabel ini IDBUKU_TAMU adalah sebagai primary key.

Tabel 3.9. Tabel Buku Tamu

Field Type Collation Null Default

Idbuku_tamu Varchar(5) Latin1_swedish No None

Nama Varchar(35) Latin1_swedish No None

Email Varchar(50) Latin1_swedish No None

Komentar Text Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

Jam Time No None

(61)

.

h. Tabel BukuTamu_Terhapus

Pada tabel buku tamu terhapus ini terdapat IDBUKUTAMU_TERHAPUS, NAMA, EMAIL, KOMENTAR, TGL, JAM. Pada tabel ini IDBUKUTAMU_TERHAPUS adalah sebagai primary key.

Tabel 3.10. Tabel BukuTamu_Terhapus

Field Type Collation Null Default

Idbukutamu_terhapus Varchar(5) Latin1_swedish No None

Nama Varchar(35) Latin1_swedish No None

Email Varchar(50) Latin1_swedish No None

Komentar Text Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

Jam Time No None

Pada tabel buku tamu terhapus ini, admin dapat menghapus semua komentar yang masuk pada buku tamu.

i. Tabel Temp BukuTamu

Pada tabel tmp buku tamu ini terdapat IDTMP_BUKUTAMU, NAMA, EMAIL, KOMENTAR, TGL, JAM. Pada tabel ini IDTMP_BUKUTAMU adalah sebagai primary key.

Tabel 3.11. Tabel Temp Buku Tamu

Field Type Collation Null Default

Idtmp_bukutamu Varchar(5) Latin1_swedish No None

Nama Varchar(35) Latin1_swedish No None

Email Varchar(50) Latin1_swedish No None

Komentar Text Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

(62)

Pada tabel tmp buku tamu ini, admin dapat menyimpan temp pada buku tamu.

j. Tabel Gejala

Pada tabel jenis gejala kesehatan tanah ini terdapat KODE_JENIS_GEJALA, JUDUL, TGL, CONTENT, GAMBAR_JENIS_GEJALA, CAPTION. Pada tabel ini KODE_JENIS_GEJALA adalah sebagai primary key.

Tabel 3.12. Tabel Jenis Gejala Kesehatan Tanah

Field Type Collation Null Default

Kode_jenis_gejala Varchar(5) Latin1_swedish No None

Judul Varchar(50) Latin1_swedish No None

Tgl Date No None

Content Text Latin1_swedish No None

Gambar_jenis_gejala_kesehatan_tanah Varchar(150) Latin1_swedish No None

Pada tabel jenis gejala kesehatan tanah ini, admin dapat menambahkan gejala kesehatan tanah terbaru.

3.5. Perancangan Perangkat Lunak Web

Requirement perangkat lunak untuk website kesehatan tanah dengan menggunakan metode forward chaining adalah sebagai berikut :

a. Perangkat Lunak menyediakan fasilitas untuk melakukan perubahan data yang dilakukan oleh admin, termasuk data admin sendiri, Gejala - gejala Kesehatan Tanah, Berita, Jenis Gejala Kesehatan Tanah, Buku Tamu.

(63)

kesehatan tanah tersebut user akan mengetahui apakah tanah nya sakit atau tanah nya sehat.

Data yang diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak di atas adalah: Data gejala kesehatan tanah.

Untuk tampilan menu awal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

BANNER

Gejala Kesehatan Tanah Berita Buk Tamu

Berita Terbaru

Gallery Foto

Isi Data Informasi

Gambar 3.20. Tampilan Awal

(64)

Gallery foto.

Selain menu utama atau menu user terdapat juga tampilan menu untuk admin, dimana seorang admin harus melakukan login lebih dahulu untuk bisa mengakses dan mengelola data yang ada pada web. Tidak semua orang dapat masuk ke dalam administrator karena admin ini mempunyai hak khusus terhadap web yaitu dapat melakukan penambahan data, perubahan data maupun penghapusan data yang ada.

Gambar 3.21. Tampilan Login Admin

(65)
(66)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Implementasi Web

Pengimplementasian aplikasi ini menggunakan bahasa pemrogaman php dan koneksi Database Mysql. Dimana data yang ada di simpan di database sehingga nantinya data tersebut akan bisa di tampilkan di aplikasi web ini. Tools yang digunakan pada aplikasi ini adalah bahasa Pemrograman PHP yang nantinya web ini dapat di on line-kan sehingga masyarakt bisa mengakses informasi yang ada.

Pada web ini terbagi menjadi 2 yaitu User Interface dan Admin Interface. Dimana user Interface adalah tempat user atau pengguna melihat semua informasi tentang sistem ini tetapi tidak dapat merubah apapun yang ada pada sistem. Berbeda halnya dengan admin interface, pada bagian ini hanya admin atau peneliti saja yang bisa mengakses dan dapat merubah atau mengelola data yang ada. Karena pada Admin ini data dapat di kelola dan disimpan ke dalam database yang sudah tersedia. User interface ini harus memiliki kemudahan hak akses atau yang sering disebut user friendly agar para pengguna dapat dengan mudah menggunakan atau mengakses data yang ada.

4.2 User Interface

(67)

tentan gejala kesehatan tanah nya.

4.2.1. Form Utama (Beranda)

Pada tampilan jendela gambar 4.1 dibawah ini merupakan tampilan gambar halaman utama saat pengaksesan halaman web. Dihalaman utama ini berisikan seputar informasi tentang gejala kesehatan tanah. Pada halaman awal ini adalah halaman tampilan bagi user. Sehingga tampilan awal pada saat user membuka web ini adalah berikut tampilannya.

Gambar 4.1. Form halaman utama

(68)

4.2.2. Form Gejala Kesehatan Tanah

Didalam form ini, user dapat berkonsultasi tentang permasalahan gejala kesehatan tanah dengan mengisi gejala - gejala nya.

Gambar 4.2. Form Pilih Gejala Kesehatan Tanah

<?php

echo "<html>";

echo "<body>";

$biji = $_REQUEST['nilai'];

echo "<form action='lanjut.php' method=post>";

echo '<input type="radio" name="jenis" value="daun" /> Daun<br>';

echo '<input type="radio" name="jenis" value="batang" /> Batang<br>';

echo '<input type="radio" name="jenis" value="akar" /> Akar<br>';

echo '<input type="radio" name="jenis" value="tanah" /> Tanah<br>';

(69)

Apabila pengunjung memilih gejala akar, maka pengunjung akan dihadapkan pada halaman baru yang lebih khusus lagi sesuai pilihan yang akan dipilih. Pada halaman baru itu terdapat form akar sehingga pengunjung dapat mengisi gejala pada akar. Seperti yang terlihat pada dibawah ini Gambar 4.3. Halaman Akar.

Gambar 4.3. Form Halaman Akar

Apabila pengunjung memilih gejala batang, maka pengunjung akan dihadapkan pada halaman baru yang lebih khusus lagi sesuai pilihan yang akan dipilih. Pada halaman baru itu terdapat form batang sehingga pengunjung dapat mengisi gejala pada batang. Seperti yang terlihat pada dibawah ini Gambar 4.4. Halaman Batang.

//$row = mysql_fetch_array($qry);

echo "<form method=post action=pilih.php>"; echo "<table border=1px>";

while($row = mysql_fetch_array($qry)){ //echo $row['nilai'];

echo "<tr><td>".$row['gejala']."</td><td>";

echo "<input type=radio value=".$row['nilai']." name=nilai$row[0] onchange=\"update(this.value);\">Ya</td><td>";

$tmp = 0 - $row['nilai'];

(70)

Gambar 4.4. Form Halaman Batang

Apabila pengunjung memilih gejala daun, maka pengunjung akan dihadapkan pada halaman baru yang lebih khusus lagi sesuai pilihan yang akan dipilih. Pada halaman baru itu terdapat form daun sehingga pengunjung dapat mengisi gejala pada daun. Seperti yang terlihat pada dibawah ini Gambar 4.5. Halaman Daun.

Gambar 4.5. Form Halaman Daun //$row = mysql_fetch_array($qry);

echo "<form method=post action=pilih.php>"; echo "<table border=1px>";

while($row = mysql_fetch_array($qry)){ //echo $row['nilai'];

echo "<tr><td>".$row['gejala']."</td><td>";

echo "<input type=radio value=".$row['nilai']." name=nilai$row[0] onchange=\"update(this.value);\">Ya</td><td>";

$tmp = 0 - $row['nilai'];

(71)

Apabila pengunjung memilih gejala tanah, maka pengunjung akan

Gambar 4.6. Form Halaman Tanah //$row = mysql_fetch_array($qry);

echo "<form method=post action=pilih.php>"; echo "<table border=1px>";

while($row = mysql_fetch_array($qry)){ //echo $row['nilai'];

echo "<tr><td>".$row['gejala']."</td><td>";

echo "<input type=radio value=".$row['nilai']." name=nilai$row[0] onchange=\"update(this.value);\">Ya</td><td>";

$tmp = 0 - $row['nilai'];

echo "<input type=radio value=$tmp name=nilai$row[0] onchange=\"update(this.value);\">tidak</td></tr>";

//$row = mysql_fetch_array($qry);

echo "<form method=post action=pilih.php>"; echo "<table border=1px>";

while($row = mysql_fetch_array($qry)){ //echo $row['nilai'];

echo "<tr><td>".$row['gejala']."</td><td>";

echo "<input type=radio value=".$row['nilai']." name=nilai$row[0] onchange=\"update(this.value);\">Ya</td><td>";

(72)

4.3 Admin Interface 4.3.1. Form Login Admin

Hanya admin yang mempunyai username dan password yang benar yang dapat masuk kedalam administrator sistem ini. Karena admin mempunyai hak khusus yang dapat merubah dan mengelola data yang ada pada sistem ini.

Gambar 4.10. Form Login Admin

Saat admin salah memasukkan username atau password maka system akan menampilkan peringatan seperti yang terlihat pada Gambar 4.11. peringatan kesalahan Admin.

(73)

4.3.2. Form Halaman Utama Admin

Setelah login berhasil, pengguna admin memasuki halaman administrator untuk memilih salah satu layanan yang disediakan, seperti yang terlihat pada Gambar 4.12. Tampilan Utama Halaman Admin.

Gambar 4.12. Form Halaman Utama Admin

4.3.3. Form Ubah Password Admin

Pada menu admin ini diberi session yang berguna untuk outentication pada saat admin login, sehingga pada menu admin tidak semua pengguna dapat memasuki apalagi untuk memanipulasi data yang ada didalamnya, dan telah tersimpan pada database.

(74)

Gambar 4.13. Form Ubah Password Admin

4.3.4. Form Tambah Data Berita

Apabila administrator ingin menambahkan berita data Berita. Administrator bisa memilih menu data berita. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.14. Halaman Data Berita Tamabah.

Gambar 4.14. Halaman Data Berita Tambah

(75)

Gambar 4.15. Halaman Pesan Warning

Apabila administrator ingin mengedit ataupun menghapus isi dari data berita administrator harus menekan menu data berita ubah seperti pada gambar 4.16. Halaman Utama Data Berita Ubah.

Gambar 4.16. Halaman Utama Data Berita Ubah

Untuk mengedit administrator tinggal menekan symbol buku pada pojok kanan bawah pada akhir artikel seperti Gambar 4.17. Halaman Data Berita Edit.

(76)

Gambar 4.17. Halaman Data Berita Edit

4.3.5. Form Tambah Galeri

Berikutnya adalah proses mengakses halaman galeri jika administrator ingin menambah isi data galeri, administrator tinggal menekan menu data galeri tambah yang terdapat dalam halaman admin. Maka sistem akan secara otomatis menuju ke halaman data galeri tambah.

Seperti gambar 4.18. Halaman Data Galeri Tambah akan dijelaskan metode atau cara untuk menjalankan menu tersebut, serta terdapat beberapa kemudahan yang ada.

(77)

Apabila administrator ingin merubah ataupun menghapus data galeri. Administrator akan menekan menu data galeri ubah. Pada halaman data galeri ubah terdapat pilihan dua simbol buku dan tong sampah. Simbol tersebut berfungsi mengedit galeri atau untuk menghapus galeri secara permanen Gambar 4.19. Halaman Data Galeri Ubah.

Gambar 4.19. Halaman Data Galeri Ubah

4.3.6. Form Buku Tamu

Berikutnya adalah proses mengakses halaman data buku tamu, pada halaman ini, admin hanya dapat menghapus data dari isi data buku tamu yang ada. Untuk respon kritik dan saran dari admin kepada pengunjung, admin akan membalas pesan melalui email pengunjung yang telah ditinggalkan seperti Gambar 4.20. Halaman Data Buku Tamu.

Gambar 4.20. Halaman Data Buku Tamu

(78)

BAB V

UJ I COBA SISTEM

Pada bab ini akan menguraikan hasil pengujian sistem serta program yang telah dibuat. Adapun yang diuji meliputi pengujian pada software yaitu pengujian pada Website Sistem dimana akan diuji user interface serta admin interface-nya.

5.1 Pengujian User Interface

Pada user interface ini akan diuji bagaimana sitem atau aplikasi ini bekerja sehingga dalam penggunaan user apakah sistem ini sudah termasuk sebuah sistem yang user friendly atau sebuah sistem yang dapat digunakan oleh user tanpa melalui kendala yang dapat menyulitkan user dalam menggunakan aplikasi ini.

a. Gejala Kesehatan Tanah

Dalam user interface ini terdapat beberapa menu yang memudahkan user dalam berkonsultasi tentang gejala kesehatan tanah. Berikut adalah uji coba pada user interface saat melakukan uji coba dalam berkonsultasi gejala kesehatan tanah.

Gambar 5.1 Gambar Sebelum Masuk Ke Gejala Kesehatan Tanah

(79)

Pada menu gejala kesehatan tanah ini terdapat beberapa gejala yang bisa menyebabkan gejala tanah sakit atau tanah sehat, yaitu:

Tabel 5.1 Menu Gejala Kesehatan Tanah Menu Gejala Kesehatan Tanah

Akar Batang

Daun Tanah

Gejala-gejala kesehatan tanah berisi tentang menyebabkan suatu gejala pada gejala kesehatan tanah. Adapun dibawah ini adalah sebagai contoh gejala.

Tabel 5.2 Gejala Kesehatan Tanah

PROBLEM Gejala

DAUN Warna daun terlalu hijau

DAUN Daun tua kekuningan/hijau muda

DAUN Warna daun hijau tua dan permukaan

daun mengkilat

BATANG memperkuat pertumbuhan batang

BATANG Pertumbuhan batang terhambat

BATANG ukuran tangkai panjang pada buah

AKAR

Akar tanaman tidak dapat bernafas karena tidak tersedianya udara didalam

tanah

AKAR

Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran

tidak berkembang dengan baik

AKAR

sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat

rendahnya pori-pori tanah

TANAH

Tanah yang gernbur akan mengoptimalkan perkembangkan akar

tanaman

TANAH

Tanah retak dengan lebar dan kedalaman > 5 cm di musim

kering/kemarau

TANAH Tanah tergenang selama > 2 bulan di

(80)

Didalam Tabel 5.2, disini terdapat 4 problem yaitu: daun, batang, akar, tanah. Pada tabel di atas, pada daun terdapat 3 gejala, pada batang memiliki 3 gejala, pada akar juga memiliki 3 gejala dan pada tanah memiliki 3 gejala saja.

c. Jika User Memilih Menu Akar

Gambar 5.1 merupakan tampilan user pada menu gejala kesehatan tanah. Lalu user memilih menu akar akan dimulai proses gejala kesehatan tanah pada Gambar 5.2. Setelah itu menu akar akan muncul seperti dibawah ini :

Gambar 5.2 Tampilan Menu Akar

d. Jika User Mengisi Tombol Test Pada Menu Akar

Gambar 5.2 merupakan tampilan user pada menu akar. Lalu user memilih tombol test atau isi tombol test pada Gambar 5.3. Setelah itu tombol test pada menu akar akan muncul seperti dibawah ini :

(81)

e. Jika User Menekan Tombol Next Pada Menu Akar

Gambar 5.3 merupakan tampilan user setelah mengisi tombol test pada menu akar. Lalu user menekan tombol next maka akan keluar Histori gejala kesehatan tanah yang sudah dipilih tombol ya pada Gambar 5.4. Setelah itu tombol next pada menu akar akan muncul Histori gejala kesehatan pada menu akar seperti dibawah ini :

Gambar 5.4. Histori Gejala Kesehataan Tanah Pada Menu Akar

f. Jika User Menekan Tombol Hasil Pada Menu Akar

Gambar 5.4 merupakan tampilan user setelah mengisi tombol test pada menu akar. Lalu user menekan tombol next maka akan keluar temp gejala kesehatan tanah pada menu akar yang sudah dipilih ya Gambar 5.5. Setelah itu tombol hasil pada menu akar akan muncul hasil gejala kesehatan atau hasil analisa tanah seperti dibawah ini :

(82)

g. Jika User Memilih Menu Batang

Jika user memilih menu batang akan dimulai proses gejala kesehatan tanah pada Gambar 5.6. Setelah itu menu batang akan muncul seperti dibawah ini :

Gambar 5.6 Tampilan Menu Batang

h. Jika User Mengisi Tombol Test Pada Menu Batang

Jika user memilih tombol test atau isi tombol test pada Gambar 5.6. Setelah itu tombol test pada menu batang akan muncul seperti dibawah ini :

Gambar 5.7. User Mengisi Tombol Test Pada Menu Batang

i. Jika User Menekan Tombol Next Pada Menu Batang

Gambar

Tabel 2.1 : Kriteria penilaian sifat-sifat tanah
Tabel 3.1. Block Diagram Gejala Kesehatan Tanah
Gambar 3.1. Flowchart Admin
Gambar 3.2.  flowchart user
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk dapat memaparkan secara detil, menyeluruh serta mendalam mengenai hasil penelitian terkait penggunaan dan

Melalui proses pengkaderan inilah Hidayah Centre Foundation memainkan peranan sebagai sebuah organisasi yang mempunyai visi dan misi yang jelas akan kebenaran yaitu

Saat ini, Pakistan dengan pendekatan yang melibatkan polisi- masyarakat dalam upaya bersama untuk mengendalikan kriminalitas dan kekerasan terorisme menjadi lebih

Bantuan operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperolah

Struktural dalam kabinet saya kedepannya dapat menstimuluskan pemikira-pemikiran baru dan fresh dalam menghasilkan sebuah program kerja yang sesuai dengan harapan

akan memiliki utilitas yang tinggi karena denda kecil dan hukuman kurungan yang ringan. Kedua, hukum Indonesia yang menganut concursus idealis memberikan peluang hukuman kurungan

Gerabah coblong yang memiliki bentuk lebih kecil, dapat difungsikan sebagai tempat tirtha secara khusus pada kegiatan upacara Dewa Yadnya , sedangkan periuk yang

Komunikasi interpersonal guru berperan penting dalam meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih pada Kelas V. Kondisi pembelajaran di MI Sultan Agung