PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJ A LANGSUNG
TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA
PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SULIS RAHMAWATI
0913010056/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEM BANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIM UR
SKRIPSI
Diajukan Untuk M emenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
SULIS RAHMAWATI
0913010056/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJ A LANGSUNG
TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA
PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
Disusun Oleh : SULIS RAHM AWATI
0913010056/FE/AK
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh
Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada Tanggal 16 J anuar i 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama K etua
Dr a. Ec. Rr . Dyah Ratnawati, MM Dr s. Ec. Munar i, MM NIP. 19670213 199103 2001 NIP. 19610402 198803 1001
Sekr eta r is
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “ PENGARUH BIAYA BAHAN BAK U, BIAYA TENAGA K ERJ A LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUK SI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERK APALAN SURABAYA (PERSERO)” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan baik secara moril maupun materiil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
ii
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak Dr. Hero Priono, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Progdi
Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra. Ec. Rr Dyah Ratnawati, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Dr. Gideon Setyobudi, M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan waktu dan motivasi selama masa perkuliahan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Bapak dan Ibu Dosen beserta segenap tenaga kerja, karyawan, dan rekan-rekan mahasiswa terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
9. Staf Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bantuan dalam proses peminjaman dan pencarian buku untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini. 10.Bapak Slamet Hariyanto slaku staff perusahaan yang telah membantu
dalam proses perolehan data sehubungan dengan penelitian ini.
yang selalu ada di saat suka dan duka, Ayu Kartikaningrum, Sukma Kinanti A, Fransischa Zhendy, Zatria Gama R, Qori Ardliniyah, Ayu Widya, Citra, Febri, Iis terima kasih atas waktu yang indah selama berada di bangku perkuliahan dan telah menjadi bagian dari hidup penulis.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan dan inspirasinya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Surabaya, Januari 2014
iv
Bahan Baku ... 24
2.2.3. Tenaga Kerja Langsung ... 25
2.2.3.1. Pengertian Tenaga Kerja Langsung………. 25
2.2.3.2.Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 25
2.2.3.3. Unsur-Unsur Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 27
2.2.3.4. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 28
2.2.4. Efisiensi Biaya Produksi ... 29
2.2.4.1. Pengertian Biaya Produksi ... 29
2.2.4.2. Pengertian Efisiensi ... 30
2.2.4.3. Pengertian Efisiensi Biaya Produksi ... 30
2.2.4.4. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Efisiensi Biaya Produksi 31
vi
2.3. Kerangka Pikir ... 33
2.4. Hipotesis ... 35
BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 37
3.2.1. Populasi ... 37
3.2.2. Sampel ... 38
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.3.1. Jenis Data ... 38
3.3.2. Sumber Data ... 39
3.3.3. Pengumpulan Data ... 39
3.4. Uji Kualitas Data ... 40
3.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 40
3.4.2. Uji Normalitas Data ... 42
3.5. Teknik Analisis Data ... 43
3.6. Uji Hipotesis ... 44
3.6.1. Uji F ... 44
3.4.2 Uji t ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 47
Surabaya (Persero) ... 50
4.1.4. Tujuan Perusahaan ... 50
4.1.5. Struktur Organisasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) ... 51
4.1.6. Job Description ... 53
4.1.7. Nilai-Nilai Perusahaan ... 57
4.1.8. Kebijakan Mutu dan Keselamatan & Kesehatan Kerja ... 58
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59
4.2.1. Biaya Bahan Baku Perusahaan ... 59
4.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Perusahaan 62
4.2.3. Efisiensi Biaya Produksi Perusahaan ... 65
4.3. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis ... 66
4.3.1. Uji Normalitas ... 66
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 67
4.3.3. Uji Regresi Berganda ... 71
4.3.4. Uji Hipotesis ……… 72
4.3.4.1. Uji Simultan (Uji F) ……….. 72
4.3.4.2. Uji Parsial (Uji t) ………... 73
viii
4.4.1. Implikasi Penelitian ... 77 4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan
Terdahulu ... 78 4.4.3. Keterbatasan Penelitian ... 79
BAB V K ESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 80 5.2. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Table 1.1 Data Efisiensi Biaya Produksi PT. Dok Dan Perkapalan
Surabaya (Persero) Tahun 2004 - 2011 ... 8
Table 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang……… 15
Tabel 4.1. Data Keterlambatan Pengadaan Bahan Baku Pada Bulan September 2008 s/d Januari 2009 ... 60
Tabel 4.2. Data Efisiensi Biaya Bahan Baku PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) Tahun 2004 - 2011 ... 61
Tabel 4.3. Data Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) Tahun 2004 – 2011 64 Tabel 4.4. Data Efisiensi Biaya Produksi PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) Tahun 2004 - 2011 ... 65
Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas ... 70
Tabel 4.6. Hasil Regresi Berganda ... 71
Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 72
Tabel 4.8.. Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 74
x
DAFTAR GAM BAR
Halaman
Gambar 2.1. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Efisiensi
Biaya Produksi ... 31 Gambar 2.2. Kerangka Pikir ... 34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT, Dok dan Perkapalan
xii
PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJ A LANGSUNG
TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA
PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
Oleh :
SULIS RAHMAWATI
ABSTRAK
Biaya Dengan adanya efisiensi dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung dapast mempengaruhi biaya produksi menjadi lebih efisiensi pula. Karena besarnya bahan baku dan tenaga kerja langsung berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya biaya produksi.
Tujuan Penelitian ini Untuk mengetahui apakah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi.
Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi yang terjadi dalam PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) pada tahun 2004 sampai tahun 2011 dan pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda.
Berdasarkan pengujian diatas Uji Hipotesis dengan perangkat uji-t menunjukkan bahwa Biaya Bahan Baku tidak berpengaruh terhadap Efisiensi Biaya Produksi dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak. Uji Hipotesis
dengan perangkat uji-t menunjukkan bahwa Biaya Tenaga Kerja Langsung berpengaruh terhadap Efisiensi Biaya Produksi dengan kata lain Ho ditolak
dan Ha diterima. Untuk Uji Hipotesis secara simultan dengan perangkat uji-F
menyatakan kedua variable biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung secara bersama-sama berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan semakin pesatnya persaingan usaha dewasa ini serta
era globalisasi yang tidak mungkin dapat hindari adalah merupakan suatu
tantangan sekaligus keharusan bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan
produktivitas, persaingan perusahaan yang semakin ketat, kenaikan
harga-harga kebutuhan pokok tentunya mempengaruhi harga-harga kebutuhan bahan baku,
mesin maupun suku cadang yang digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan sehingga sangat mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam
menghadapi persaingan adalah dapat menekan biaya yang ada dalam operasi
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang
bermutu sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen tetapi harga jual
produk tersebut sesuai dengan harga pasar yang wajar. Usaha yang perlu
dilakukan perusahaan untuk dapat memperoleh harga jual yang wajar yaitu
dengan mengendalikan biaya produksinya. Pemimpin perusahaan harus
mengikuti perkembangan jaman dan perubahan yang tejadi pada segala aspek
2
Perusahaan memperoleh laba jika hasil penjualan lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan. Dengan berkembangnya perusahaan, secara otomatis
organisasi perusahaan ikut berkembang. Hal ini akan mengakibatkan masalah
yang timbul di dalam perusahaan akan semakin luas dan komplek. Apabila
keadaan tersebut didiamkan akan mengakibatkan keterbatasan manajemen
dalam mengatur system kerja dan financial perusahaan. Untuk memecahkan
masalah tersebut, tentunya pimpinan dalam mengambil kebijakan tidak hanya
internal perusahaan, tetapi juga eksternal perusahaan.
Pada perusahaan industry, umumnya biaya produksi memegang
peranan yang sangat penting, hal ini dikarenakan jumlah biaya produksi
relative lebih besar dibanding jumlah biaya-biaya lainnya yaitu biaya
administrasi dan biaya pemasaran. Oleh karena itu perlu diadakan
perencanaan dan pengendalian biaya produksi agar perusahaan dapat
berproduksi secara efektif dan efisien.
Ketersediaan bahan baku menjadi bagian yang paling penting di dalam
proses produksi dan harus ada pada saat dibutuhkan, selain itu faktor yang
paling penting adalah ketersediaan mesin-mesin yang siap dioperasikan untuk
mengubah bahan bahu menjadi barang jadi yang siap di jual. Dengan adanya
bahan baku dengan kualitas baik maka akan memberikan kualitas keluaran
yang baik pula. Keberhasilan suatu perusahaan dalam pengolahan bahan baku
teliti bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. Dengan
kualitas bahan baku yang semakin baik maka akan mengurangi terjadinya
kesalahan produksi maupun proses produksi ulang. Untuk mendapatkan bahan
baku yang bermutu baik maka dilakukan pengujian atau pengetesan bahan
baku, maka dapat diketahui bahan baku yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh perusahaan dan mana yang tidak sesuai. Bila mutu bahan baku
sesuai dengan standar yang ditetapkan maka diharapkan adanya produk yang
bermutu baik.
Indonesia dengan perairan yang luas, membutuhkan sarana
transportasi kapal yang mampu menjangkau pulau-pulau yang jumlahnya
mencapai lebih dari 17.508 buah. Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia
memiliki potensi transportasi laut yang sangat besar. Kapal-kapal besar
sampai tradisional tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga
berperan sebagai pemersatu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung industri galangan kapal yang
menyokong kebutuhan transportasi laut yang sangat tinggi.
Pemerintah mematok pertumbuhan Industri galangan kapal Indonesia
bisa tumbuh 15% pada tahun 2012 (I Wayan Yoga, 2012). Data Kementerian
Perindustrian menyebutkan, saat ini ada 250 galangan kapal yang sebagian
besar adalah galangan kapal dalam skala kecil dan 4 buah galangan kapal
4
Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya dan PT Industri Kapal Indonesia.
Perusahaan galangan dalam negeri yang berjumlah 250 tersebut tersebar di
Indonesia, 37% berada di pulau Jawa, 26% di Sumatra, 25% di Kalimantan
dan 12% berada di kawasan timur Indonesia, dengan kapasitas pembangunan
kapal terpasang sebesar 140.000 GT per tahun. Namun demikian rata-rata
produksi kapal per tahun sebesar 85.000 GT sedangkan rata-rata reparasi
kapal baru mencapai 65.000 GT per tahun (Aulia, 2008). Sebenarnya potensi
pasar galangan kapal dalam negeri sangatlah besar. Hal ini salah satunya
dapat dilihat dari tingginya kebutuhan angkutan perdagangan internasional
dan antar pulau yang mencapai volume 400 juta ton per tahun. Namun
demikian hanya 18,08% yang menggunakan kapal berbendera Indonesia. Hal
ini terjadi karena ketidakmampuan perusahaan pelayaran nasional untuk
membeli armada kapal dari galangan kapal dalam negeri.
(http://fullerena.blogspot.com/2013/04/potensi-industri-galangan-kapal-di.html#ixzz2QbEEwiy5)
Sebagai gambaran, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005
menginstruksikan penerapan asas cabotage secara konsekuen untuk
mengoptimalkan pemberdayaan industri pelayaran nasional. Sektor
perindustrian diinstruksikan mendorong tumbuh berkembangnya industri
perkapalan, termasuk industri perkapalan rakyat, baik usaha besar, menengah,
kecil, maupun koperasi. Pembangunan, pemeliharaan, dan reparasi kapal yang
pada industri perkapalan nasional, dengan tetap memperhatikan ketentuan
peraturan perundangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. Data
Kementerian Perhubungan tahun 2010 menyebutkan, terdapat 9.835 unit
kapal barang di Indonesia dengan daya angkut mencapai 12,3 juta ton bobot
mati.
Kondisi terkini, terdapat tidak kurang dari 10.500 kapal barang dan
angkutan manusia yang beredar di laut Indonesia. Jumlah itu belum termasuk
kapal yang dimiliki oleh para nelayan. Kapal yang berjumlah 10.500 unit
tersebut nantinya harus melakukan doking tiap 18-20 bulan sekali untuk
pemeliharaan dan perbaikan, sehingga hal tersebut menjadikan peluang pasar
tetap untuk pemeliharaan dan perbaikan (Transmedia, 2012). Dengan
demikian, Indonesia mendapat nilai lebih ekonominya. Selain memberikan
manfaat dari proses docking tersebut, akan ada peningkatan pada beban dasar
untuk menggerakan industri komponen kapal di Indonesia. Ini akan
meningkatkan beban dasar demi untuk menggerakan industri komponen kapal
di Indonesia.
(http://fullerena.blogspot.com/2013/04/potensi-industri-galangan-kapal-di.html#ixzz2QbKatEN6)
Menurut Mulyadi (2007:14), biaya produksi dibagi menjadi: (1). Biaya
bahan langsung, (2). Tenaga kerja langsung, (3). Biaya overhead pabrik.
Elemen yang paling penting agar perusahaan dapat merencanakan dan
6
tujuan diadakan perencanaan dan pengendalian serta perusahaan dapat
menyelenggarakan persediaan bahan baku yang tepat. Jumlah biaya bahan
baku dengan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost)
yaitu biaya yang secara langsung berpengaruh terhadap jumlah produk.
Sedangkan jumlah biaya tenaga kerja tidak langsung dengan biaya overhead
pabrik disebut biaya konversi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi. Kemampuan dalam mengendalikan operasi
dipakai perusahaan secara efektif dan efisien terutama yang menyangkut
dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen
perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pimpinan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami (2002)
bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap efisiensi
biaya produksi dibanding dengan kualitas bahan baku dikarenakan hasil
produk tersebut menjadi patokan sebagai perbaikan yang terus menerus untuk
menjadi acuan lebih baik.
Perkembangan jaman, kegiatan proyek berskala besar seperti
pertambangan, perkapalan, pembuatan gedung dan jembatan, kontraktor
acapkali dihadapkan kepada pilihan antara mengerjakan sendiri linglup
proyek atau membagi ketenagakerjaan dengan jasa eksternak atau bila dalam
suatu proyek dinamakan pihak ketiga atau subkontraktor banyak
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja yang
dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja. Tenaga kerja merupakan salah
satu factor dominan dalam suatu perusahaan. Pemanfaatan jam tenaga kerja
langsung harus diperhatikan dan diupayakan untuk menciptakan kondisi kerja
yang efektif dan efisien, terutama jika dihubungkan dengan tenaga kerja
langsung terlibat dalam proses produksi (Maudyana, 2007:2).
Dengan adanya efisiensi dalam bahan baku dan tenaga kerja lasngsung
dapat mempengaruhi biaya produksi menjadi lebih efisiensi pula. Karena
besarnya bahan baku dan tenaga kerja langsung berpengaruh secaras
signifikan terhadap besarnya biaya produksi.
Pada PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
bergerak dibidang manufaktur yang berproduksi berdasarkan kontrak/pesanan
(job order) untuk memproduksi kapal niaga, kapal perang serta produk non
kapal (General Engineering) yang antara lain berupa assembling dan
manufacturing peralatan pembangkit tenaga listrik, mesin diesel, peralatan
angkat, perakitan ketel dan bejana tekan yang merupakan perusahaan jasa
yang bergerak dalam bidang jasa reparasi kapal dan bangunan baru kapal,
baik kapal perang maupun kapal niaga.
Sehubungan dengan penelitian pada PT. DOK DAN PERKAPALAN
8
yang dialami perusahaan ini pada efisiensi biaya produksi yang terkait dengan
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan kata lain bahwa
penetapan anggaran biaya produksi dan realisasinya, di perusahaan ini
menjadi dasar penetapan anggaran biaya produksi masih perlu ditinjau
kembali sesuai dengan jenis – jenis biaya yang akan dikeluarkan agar
pengalokasiannya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Adapun
untuk data efisiensi biaya produksi dari tahun 2004 sampai 2011 dapat dilihat
table dihalaman berikutnya :
Tabel 1.1. Data Efisiensi Biaya Pr oduksi Pada PT. DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) Tahun 2004 -
2011
Tahun Biaya Produksi Biaya Produksi Selisih Anggaran Realisasi Biaya Produksi 2004 Rp. 10,116,850,000 Rp. 9,812,732,000 Rp. 304,118,000 2005 Rp. 13,019,787,000 Rp. 11,726,408,000 Rp. 1,293,379,000 2006 Rp. 21,860,261,000 Rp. 38,350,374,000 (Rp. 16,490,113,000) 2007 Rp. 42,701,145,000 Rp. 45,058,853,000 (Rp. 2,357,708,000) 2008 Rp. 44,576,754,000 Rp. 53,060,861,000 (Rp. 8,484,107,000) 2009 Rp. 51,394,262,000 Rp. 63,252,765,000 (Rp. 11,858,503,000) 2010 Rp. 60,884,876,000 Rp. 66,147,702,000 (Rp. 5,262,826,000) 2011 Rp. 66,701,147,000 Rp. 67,252,852,000 (Rp. 551,705,000) Sumber : PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
Data diatas menunjukkan bahwa dalam tahun 2004 dan 2005,
menunjukkan lebih besar biaya anggaran daripada biaya realisasi. Dan pada
biaya anggaran, yang akan mempengaruhi besarnya efisiensi biaya produksi
yang dicapai dalam perusahaan tersebut. Begitu pula dengan penggunaan jam
tenaga kerja langsung yang kurang efektif dalam memproduksi produk
tertentu, akan menyebabkan ketidakefisienan terhadap biaya tenaga kerja yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan dapat
mengetahui besarnya pengaruh dari unsure-unsur produksi, amak perusahaan
diharapkan dapat menekan biaya produksi yaitu dengan memperhatikan
kuantitas dan kualitas bahan baku dan biaya tenaga kerja. Apabila perusahaan
mempunyai standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan bahu akan
membatu menekan biaya bahan baku yang akan dibeli. Selain itu, penggunaan
tenaga kerja langsung untuk perusahaan djadikan dasar dalam penetapan biaya
tenaga kerja. Tenaga kerja akan mendapat upah berdasarkan waktu yang
digunakan dalam menghasilkan suatu produk serta mempertimbangkan
program kerja dan upah yang intensif. Keseluruhan biaya pembuatan produk
tersebut merupakan dasar penentuan biaya produksi.
Berdasarkan latar belakang diatas, akan dilakukan penelitian dengan
judul “Pengar uh Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Ker ja Langsung
Ter hadap Efisiensi Biaya Pr oduksi Kapal Niaga pada PT. DOK DAN
10
1.2 Per umusa n Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut :
Apakah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian dan perumusan masalah tersebut
diatas, maka penelitia ini bertujuan: “Untuk mengetahui dan membuktikan
secara empiris pengaruh biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
terhadap efisiensi biaya produksi”.
1.4 Ma nfaat Penelitian
1. Bagi Universitas
Dapat digunakan sebagai kajian ilmiah bagi mahasiswa dan menambah
bahan bacaan diperpustakaan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa
2. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan dan sebagai
landasan kebijakan bagi perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui sejauh mana teori-teori yang
didapat selama perkuliahan dan bermanfaat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai masalah yang terjadi dalam suatu perusahaan.
4. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan, memberikan informasi khususnya yang
12
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Dini Lies Setyowati (2010)
1) Judul : “Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Kualitas Produk
Terhadap Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Warnatama Cemerlang”.
2) Perumusan Masalah
1. Apakah kualitas bahan baku dan kualitas produksi mempunyai
pengaruh terhadap efisiensi biaya produksi?
2. Diantara kualitas bahan baku dan kualitas produk manakah yang
lebih dominan pengaruhnya terhadap efisiensi biaya produksi?
3) Hipotesis
1. Bahwa kualitas bahan baku dan kualitas produk mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi.
2. Bahwa kualitas bahan baku lebih berpengaruh secara dominan
4) Kesimpulan
1. Kualitas bahan baku dan kualitas produk secara bersama-sama
memiliki kontribusi yang nyata terhadap efisiensi biaya produksi.
2. Kualitas bahan baku memiliki kontribusi lebih besar terhadap
efisiensi biaya produksi, dibandingkan kualitas produk.
b. Kumara Putra Setia (2009)
1) Judul : “Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Jam Tenaga Kerja
Langsung Terhadap Efisiensi Biaya Produksi pada PTPN XI (Persero)
Redjosarie Magetan.”
2) Perumusan Masalah
Apakah kuantitas bahan baku dan jam tenaga kerja langsung
mempengaruhi efisiensi biaya produksi?
3) Hipotesis
Bahwa kuantitas bahan baku dan jam tenaga kerja langsung
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan efisiensi biaya
produksi.
4) Kesimpulan
Bahwa kuantitas bahan baku dan jam tenaga kerja langsung
berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi biaya produksi dapat
14
c. Daniel Frianton Tarigan (2012)
1) Judul : “Pengaruh Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung
dan Biaya Subkon (Eksternal) Terhadap Efisiensi Biaya Produksi
Kapal Chemical Tanker pada PT. PAL INDONESIA (Persero)
Surabaya.”
2) Perumusan masalah
Apakah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya jasa
subkon memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya
produksi?
3) Hipotesis
1. Bahwa peningkatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan dan biaya jasa subkon memberikan kontribusi nyata terhadap
penurunan efisiensi biaya produksi.
2. Bahwa bahan baku dominan berpengaruh terhadap efisiensi biaya
produksi.
4) Kesimpulan
1. Peningkatan biaya bahan baku memberikan kontribusi nyata
terhadap penurunan efisiensi biaya produksi, sedangkan
peningkatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya jasa subkon
tidak memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan efisiensi
2. Bahwa biaya bahan baku memberikan pengaruh lebih dominan
terhadap efisiensi biaya produksi dibandingkan kedua variabel
lainnya.
2.1.1 Per bedaan Penelitian Ter dahulu dengan Penelitian Sekar ang
Table 2.1 : Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
16
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Konsep Biaya
2.2.1.1.Penger tian Biaya
Setiap aktivitas yang diperlukan dalam proses produksi barang atau
jasa pada perusahaan memunculkan pengorbanan untuk pengadaan seluruh
sumber daya yang diperlukan. Pengorbanan tersebut tentu akan memunculkan
tanggung jawab bagi perusahaan, yang biasa dikenal dengan istilah biaya.
Pemahaman terhadap konsep biaya sangatlah penting karena biaya
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan besar kecilnya laba bagi
perusahaan di samping komponen lainnya, yaitu pendapatan. Informasi biaya
dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui sejauh manamasukan yang
dikorbankan memiliki nilai ekonomi yang lebih optimal dari nilai
keluarannya. Sebaliknya, tanpa adanya informasi biaya, manajemen tidak
memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber daya ekonomi yang
dipergunakan demi memperoleh sumber daya lain yang diperlukan. Berikut
adalah definisi biaya yang dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Mulyadi (2007:8), dalam arti luas “biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Dari pengertian tersebut, terdapat empat unsur pokok yang
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) menyatakan bahwa : “Biaya
adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas
pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau
masa yang akan datang”.
Menurut Hansen Mowen (2000:38) mendefinisikan : “Biaya adalah
kas atau senilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi,
biaya disebut ekuivalen kas karena asset non-kas dapat ditukar untuk barang
atau jasa yang diinginkan”.
Sedangkan Supriyono (2000;16) mengemukakan bahwa : “Biaya
adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan”.
William K. Carter (2009:30) Seringkali istilah biaya (cost) digunakan
sebagai sinonim dari beban (expense). Tetapi beban dapat didefinisikan
sebagai arus keluar yang terukur dari barang atau jasa, yang kemudian
18
Dari berbagai definisi di atas dapat diketahui bahwa istilah beban
berbeda dengan biaya. Beban merupakan pengorbanan yang lebih dikaitkan
dengan perolehan pendapatan, sedangkan biaya merupakan pengorbanan yang
berhubungan dengan proses produksi barang atau jasa. Secara sederhana,
biaya merupakan nilai moneter yang harus dikorbankan untuk memperoleh
berbagai sumber daya (sumber daya alam, sumber daya manusia,sumber daya
modal, dan sebagainya) yang diperlukan dalam proses menghasilkan produk
atau jasa.
2.2.1.2.Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya dilakukan untuk memenuhi keperluan
pemakainya. Pengguna informasi biaya harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaan informasi biaya oleh pemakaiannya, hal ini sesuai dengan konsep
“different classication for different purposes”, artinya untuk tujuan
penggunaan informasi biaya yang berbeda diperlukan klasifikasi biaya yang
berbeda pula. Dengan demikian, klasifikasi biaya tidak dapat digunakan untuk
memenuhi berbagai tujuan.
Sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi menurut Supriyono
(2000: 18), biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan. Atas dasar fungsi pokok
dari kegiatan atau aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan
a. Fungsi Produksi, yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan proses
pengolahan bahan bakun menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya
produkisi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran, yaitu semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan
mulai dari memperkenalkan produk sampai dengan penagihan hasil
penjualan produk. Termasuk dalam kelompok biaya pemasaran antara
lain : biaya iklan, biaya angkut penjualan, biaya tenaga penjualan, dan
biaya pengepakan yang digunakan untuk kegiatan penjualan produk
dan jasa.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang berkaitan dengan
fungsi pelayanan administrasidan umum. Termasuk dalam kelompok
biaya ini antara lain : biaya
asuransi-reparasi-pemeliharaan-penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan administrasi
kantor, gaji direksi, dan karyawan administrasi kantor.
d. Biaya keuangan, yaitu biaya yang berkaitan dengan fungsi penyediaan
dana, misalnya : biaya administrasi bank, biaya bunga, dll.
2. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap
aktivitas atau kegiatan volume. Penggolongan biaya sesuai dengan
tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan.
20
a. Biaya Variabel, adalah biaya-biaya yang totalnya berubah secara
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Tetap, adalah biaya-biaya yang dalam jarak kapasitas tertentu
totalnya tetap, meskipun terjadi perubahan volume kegiatan, sejauh
perubahan volume tidak melampaui jarak kapasitas, total biaya tetap
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
c. Biaya Semi Variabel, adalah biaya-biaya yang totalnya berubah
dengan adanya perubahan volume kegiata. Total biaya semi variable
berubah secara tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan,
karena biaya semi variabelmengandung unsure biaya tetap dan biaya
variabel.
3. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan
dibebankan untuk dapat menggolongkan pengeluaran (expenditures) akan
berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya.
Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Modal (Capital Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat
memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau
pengeluaran yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini
dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktual, dan diperlakukan
sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu pengeluaran
pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran
langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi
sebagai aktiva.
4. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayai
Di dalam perusahaan obyek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan
produk yang dihasilkan, departemen-departemen yang ada dalam pabrik,
daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, bahkan
individu. Penggolongan biaya atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya
dapat dibagi menjadi :
a. Biaya langsung (Direct cost). Biaya langsung adalah biaya yang
terjadinya atau manfaatnya dapat didefinisikan kepada obyek atau
pusat biaya tertentu.
b. Biaya tidak langsung (Indirect cost). Biaya tidak langsung adalah
biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada
obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati
oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
5. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan
Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen maka biaya dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Biaya Relevan (Relevant cost). Biaya relevan adalah biaya yang akan
mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut
22
b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevant cost). Biaya yang tidak relevan
adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh
karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan
dalam proses pengambilan keputusan.
2.2.2. Biaya Bahan Baku
2.2.2.1.Penger tian Biaya Bahan Baku
Menurut Carter & Usry (2006:40) Biaya bahan baku adalah semua
bahan baku yang membentuk bagian internal dari produk jadi dan dimasukkan
secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Bahan baku merupakan
bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi, bahan baku yang
diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal,
impor atau dari pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku,
perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku
saja, tetapi juga mngeluarkan biaya pembelian, pergudangan, dan
biaya-biaya perolahan lain. Timbul masalah unsur biaya-biaya apa saja yang
diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.
Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian
produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan asuransi. Dokumen
bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian lain, prosedur order
pembelian, prosedur penerimaan barang digudang dan prosedur pencatatan
utang.
2.2.2.2.Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku
Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai
dengan ukuran dan jenis industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan
bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut : (William K. Carter
2009: 302)
1. Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute
(routing) untuk setiap produk, yang merupakan urutan operasi yang akan
dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang siperluakn
(bill of materials), yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk
setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.
2. Anggaran produksi (production budget) menyediakan rencana utama, dari
mana rincian mengenai nkebutuhan bahan baku dikembangkan.
3. Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan
agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian ( purchase order) merupakan kontrak atas jumlah
24
5. Laporan penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang
diterima, dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian
mutu.
6. Bukti permintaan bahan baku (materials requisition) memberikan
wewenang bagi gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari
bahan baku ke departemen tertentu pada waktu tertentu.
7. Kartu catatan bahan baku (materials record card) mencatat setiap
penerimaan dan pengeluaran dari setiap jenis bahan baku dan berguna
sebagai catatan persediaan perpetual.
2.2.2.3.Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku
Perencanaan dan pengendalian bahan bakudinyatakan dengan dua
cara, yaitu :
1. Untuk meminimalkan jumlah biaya
2. Untuk memaksimalkan laba dalam waktu tertentu dengan alokasi-alokasi
sumber-sumber.
Untuk memproses bahan baku ndibutuhkan serangkaian tahap
perencanaan. Tahap pertama, divisi teknik melakukan studi untuk
mempelajari usul, rancangan gambaran baru dan perincian lainnya yang ada
Menurut Carter & Usry (2007: 299) pengendalian biaya bahan baku
harus memenuhi dua kebutuhan yang bertentangan satu dengna yang lain :
1. Menyelenggarakan persediaan dalam kuantitas dan diversitas yang cukup
untuk operasi yang efisien.
2. Menyelenggarakan persediaan dalan kuantitas dan diversitas yang
menguntungkan dari segi keuntungan.
2.2.3. Tenaga Ker ja Langsung
2.2.3.1.Penger tian Tenaga Ker ja Langsung
Pengertian tenaga kerja langsung adalah buruh yang mengenai secara
langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan
barang jadi yang dihasilkan.
2.2.3.2.Penger tian Biaya Tenaga Ker ja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu penggolongan dari
biaya yang ada dalam suatu perusahaan sesuai dengan hubungannya dengan
produk dan jenis perusahaannya. Dalam perusahaan manufaktur, biaya tenaga
26
yang dihasilkannya, biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang berhubungan langsung
dengan kegiatan proses produksi dimulai dari pengolahan bahan baku hingga
menjadi produk jadi. Seperti yang diungkapkan oleh Carter &Usry (2007:40)
menyatakan bahwa : “Biaya tenaga kerja langsung adalah biayas yang
dikeluarkan untuk membayar karyawan yang dikerahkan secara langsung
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi”.
Kemudian Supriyono (2000:20) mengemukakan bahwa “Biaya tenaga
kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan karyawan yang manfaatnya
dapat diidentifikasi pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan”.
Sedangkan Horngren, et.al. (2003:41) berpendapat bahwa biaya tenaga
kerja langsung (direct labor cost) adalah: “Kompensasi bagi seluruh tenaga
kerja yang dianggap menjadi bagian dari tujuan biaya (seperti, barang jadi
atau barang dalam proses) dan dapat dicatat dalam tujuan biaya tersebut
dengan cara ekonomi yang mudah”.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diketahui bahwa biaya tenaga
kerja langsung merupakan biaya yang diperhitungkan perusahaan untuk
memberikan kompensasi kepada para tenaga kerja yang berhubungan
langsung dengan kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk dalam
2.2.3.3.Unsur -Unsur Biaya Tenaga Ker ja Langsung
Pada perusahaan manufaktur, upah langsung merupakan istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan biaya tenaga kerja langsung. Ada berbagai
macam cara perhitungan upah tenaga kerja langsung dalam perusahaan. salah
satu cara adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan.
Dengan demikian, untuk menentukan upah seorang karyawan perlu
dikumpulkan jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.
Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan,
dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu
hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket). Kartu hadir adalah
suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu
jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan.
Di samping kartu hadir, perusahaan menggunakan kartu jam kerja
untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan pabrik, dalam mengerjakan
berbagai pekerjaan atau produk. Kartu jam kerja ini biasanyahanya digunakan
untuk mencatat pemakaian waktu hadir tenaga kerja langsung di pabrik.
Dengan demikian, dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini, jumlah
jam kerja yang digunakan didasarkan pada catatan yang terteradi kartu jam
kerja. Hal ini dapat dipandang menjadi salah satu usaha penggerakan
(actuating) sekaligus pengawasan (controlling) terhadap seluruh tenaga kerja
28
menggunakan metode harga pokok pesanan dalam perhitungan harga pokok
produknya.
2.2.3.4.Pengendalian Biaya Tenaga Ker ja Langsung
Pengendalian biaya tenaga kerja langsung merupakan persoalan yang
cukup besar bagi manajemen. Efektifitas pengendalian sangat tergantung pada
adanya supervise, pengamatan langsung, dan laporan pelaksanaan.
Ada dua aspek dari pengendalian tenaga kerja langsung, yaitu :
1. Perhatian yang terus menerus terhadap biaya-biaya tenaga kerja langsung.
Dalam hal ini dapat dipakai standart kerja yang realistis untuk berbagai
proses. Standart dibandingkan dengan realisasi, dan biasanya dilaporkan
harian. Jadi, laporan kegiatan harus dilaporkan pagi hari berikutnya yang
pada umumnya berisi realisasi jam kerja, standart jam kerja, dan
penyimpangan waktu. Laporan semacam itu dapat hanya berisis jam kerja
saja dan atau jumlah rupiah, tergantung dari tugas yang dibebankan
kepada supervisor.
2. Laporan dan evaluasi hasil pekerjaan. Laporan harus memuat informasi
yang sebenarnya. Laporan pelaksanaasn dapat merupakan laporan
2.2.4. Efisiensi Biaya Pr oduksi
2.2.4.1.Penger tian Biaya Pr oduksi
Menurut Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006)
yang diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: “biaya
produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan
atau pembuatan suatu produk”.
Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:50)
juga menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: “biaya yang berkaitan
dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”.
Sedangkan pengertian biaya produksi menurut Sujana Ismaya (2006:
345) dalam “Kamus Besar Akuntansi” mengatakan bahwa: “Biaya produksi
adalah biaya untuk memproduksi yang terdiri dari bahan langsung, upah
langsung dan biaya tidak langsung”.
Berdasarkan pengertian biaya produksi yang telah dikemukan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang
terjadi dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi dalam periode
30
2.2.4.2.Penger tian Efisiensi
Efisiensi merupakan penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan
penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran
yang diterima. (Bhayangkara, 2008:13)
Semakin berkembang suatu perusahaan, maka kegiatan dan
masalahnya juga semakin kompleks, khususnya masalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancer
maka banyak kegiatan yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan
pengendalian yang cermat, dengan begitu biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan akan menjadi efisien.
2.2.4.3.Penger tian Efisiensi Biaya Pr oduksi
Efisiensi biaya produksi sangat penting bagi perusahaan dalam usaha
menekan harga pokok penjualan. Diharapkan dengan menggunakan biaya
produksi yang seminimal mungkin didapatkan hasil yang semaksimal
mungkin, jika biaya produksi semakin mendekati standar yang ditetapkan.
Pengukuran efisiensi dapat dikembangkan dengan cara
membandingkan antara biaya yang sebenarnya dipergunakan dengan standart
pembiayaan yang telah ditetapkan, yaitu tentang biaya tertentu yang dapat
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Diharapkan dengan menggunakan
biaya produksi seminimal mungkin disapatkan hasil semaksimal mungkin.
2.2.4.4.Pengar uh Biaya Bahan Baku Ter hadap Efisiensi Biaya Produksi
Bahan baku merupakan salah satu input yang tidak kalah penting
dibandingkan dengan tenaga kerja dan modal. Menurut Keyness (1976) dalam
Samuelson (1985: 236) yang merupakan pengembangan teori harga
menyatakan bahwa input dikombinasikan dengna kuantitas dan kualiatas
tertentu diharapkan akan menghasilkna output tertentu dengan ekonomis,
efisien, efektif pada tingkatan teknologi tertentu. Yang dimaksud dengan
input disini adalah bahan baku sekaligus dengan pengendalian kuantitas dan
kualitas bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi dengan tetap
memperhatikan standar penggunaan bahan baku menurut perusahaan sehingga
mampu menghasilkan sejumlah output tertentu dengan kualitas yang
diinginkan secara ekonomis, efisien dan efektif.
Ga mbar 2.1. : Pengar uh Biaya Bahan Baku Ter hadap Efisiensi Biaya
Pr oduksi
INPUT PROSES OUTPUT
32
Penggunaan bahan baku yang berkualitas dapat menekan biaya
produksi menjadi serendah mungkin karena tidak perlu ada pengerjaan ulang
trhadap produk cacat sehingga pemakaian biaya produksi menjadi lebih
efisien.
2.2.4.5.Pengar uh Biaya Tenaga Ker ja Langsung Ter hadap Efisiensi Biaya
Pr oduksi
Menurut Bloker at.el. (2007: 153) dalam suatu lingkungan kompetitif,
banyak perusahaan menekankan hubungan jangka panjang dengan memilih
pemasok yang dapat diandalkan untuk memasok secara tepat waktu dan biaya
tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari jenis pekerjaan, kompleksitas
produk, tingkat keterampilan pekerja, sifat proses produksi, serta jenis dan
kondisi peralatan yang dipakai.
Terdapat beberapa faktor yang bias menjadi penyebab dari
meningkatnya biaya npersediaan bahan baku dan tenaga kerja langsung,
seperti peningkatan jumlah unit yang diproduksi dan dijual, perubahan jumlah
atau proporsi input yang digunakan dalam proses produksi dan peningkatan
biaya sumber daya per unit. Agar tidak mengalami kehiloangan permintaan,
perusahaan dapat menambah kapasitas produksi yang dimiliki.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
perusahaan untuk pengadaan bahan baku dari pemasok hingga sampai
dipabrik dan siap dimasukkan dalam proses produksi serta pemanfaatan biaya
tenaga kerja langsung maka perusahaan dapat mengefektifkan dan
mengefisiensi biaya produksi.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari
premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premisnya sebagai berikut :
• Premis 1
Biaya bahan baku berpengaruh nyata terhadap biaya produksi. (Mulyadi:
2003)
• Premis 2
Kualitas bahan baku dan kuantitas produk cacat secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi
atau tidak terbukti kebenarannya. (Indria, 2010)
• Premis 3
Kualitas bahan baku mempunyai pengaruh yang lebih dominan
dibandingkan dengan jam tenaga kerja langsung terhadap efisiensi biaya
34
• Premis 4
Kualitas bahan baku dan kualitas secara bersama-sama memiliki
kontribusi yang nyata terhadap efisiensi biaya produksi. (Dini Lies: 2010)
• Premis 5
Teori produksi menyatakan terdapat hubungan fisik input (bahan baku),
sumber daya dari perusahaan dan outputnya (realisasi produksi).
(Keyness, 1976, dalam Samuelson 1985)
• Premis 6
Kuantitas bahan baku, jam tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap
efisiensi biaya produksi dapat terbukti kebenarannya. (Kumara: 2009)
Dalam penelitian ini kerangka pikir dapat digambarkan, sebagai
berikut :
Ga mbar 2.2. : Kerangka Pikir
Regresi Linier Berganda
: Analasis yang digunakan
Biaya Bahan Baku (X1)
Biaya tenaga kerja langsung (X2)
2.4. Hipotesis
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dilakukan
perumusan hipotesis sebagai berikut : “Diduga biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Definisi operasional suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Definisi operasional yang dibuat daoat membentuk definisi
operasional yang diukur (measured) ataupun definisi definisi eksperimentasl.
(Nazir, 1988: 152)
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk menganalisa data
adalah :
1. Biaya bahan baku (X1) adalah komponen biaya yang terbesar dalam
pembuatan produk jadi.Biaya yang timbul atau terjadi untuk memperoleh
bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah
disebut biaya bahan baku. Satuan pengukuran yang digunakan adalah
rupiah. Skala pengukuran data adalah ratio.
2. Biaya tenaga kerja langsung (X2) adalah biaya tenaga kerja yang
kepada produk yang dihasilkan dan dinyatakan dalam satuan rupiah. Skala
pengukuran yang digunakan adalah ratio.
3. Efisiensi biaya produksi (Y) adalah biaya yang digunakan untuk
memproduksi barang menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
Efisiensi biaya produksi dapat diukur dengan cara membandingkan antara
anggaran biaya produksi yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya
produksi yang digunakan.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi
Menurut Sugiono (2005:72) populasi adalah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi juga berarti kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen atau
individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset
(Sumarsono, 2005).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi yang terjadi dalam PT.
DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) pada tahun 2004
38
3.2.2. Sampel
Sumarsono (2004:307) mengemukakan bahwa Mutu dari sebuah
penelitian tidak semata-mata ditentukan oleh besarnya sampel akan tetapi oleh
kokohnya dasar-dasar teori, rancangan penelitian dan pelaksanaan serta
pengolahannya. Sampel penelitian yang diambil adalah data berkala (time
series) mengenai biaya produksi, baik anggarannya maupun realisasinya
dalam PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) dengan
penelitian sampel tahun 2004 sampai tahun 2011.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data
yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data mengenai bagaimana sejarah perusahaan dan
informasi mengenai jalannya proses produksi.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
(PERSERO) tentang biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
3.3.2. Sumber Data
Informasi yang disampaikan dan data yang diperoleh dari karyawan
PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) bagian produksi
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3.3. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut :
1. Wawancara
Yaitu memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab secara
bertatap muka dengan informan atau responden, baik secara bertemu
langsung maupun teknologi komunikasi. Dalam wawancara ada dua pihak
yang berinteraksi yaitu yang bertanya disebut pihak pewawancara, dan
yang diwawancarai disebut responden.
2. Observasi
Adalah melakukan pengamatan atau peninjauan langsung ke perusahaan
yang dituju untuk penelitian. Mengamati proses produksi serta aktivitas
yang dilakukan karyyawan pada bagian produksi.
3. Dokumentasi
Yaitu dengan melakukan mengumpulkann data yang bersumber dari arsip
dan dokumen yang dimiliki oleh perusahaan yang terpilih sebagai objek
40
data dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung serta anggaran
biaya produksi dan realisasinya.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan uji asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator) yang artinya bahwa pendugaan parameter
yang dihasilkan akan memiliki varian yang minimum dan tidak berarti
pendugaan dari masing-masing sampel akan sama dengan populasinya. Dalam
asumsi klasik, metode yang digunakan antara lain :
1. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi
atau tidak, digunakan uji Durbin- Watson (DW – Test). Suatu observasi
dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin – Watson terlettak
antara batas atau upper bound (du) dan (4-du) (Ghozali, 2009: 99).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, yaitu :
a. Bila DW terletak di antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada korelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah (dl), maka koefisien
c. Bila DW lebih besar dari batas atas (4-dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negative.
d. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas atas bawah
(4-du) atau terletak di antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan pada model
regresi. Jika varian dari residual suatu pengamat ke pengamat lain tetap,
maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model
yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009 : 125).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman (Gujarati,
1996: 1988). Uji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan dasar pengambilan keputusan :
1. Jika dari nilai signifikansi residual lebih kecil dari 0,05 maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika dari nilai signifikansi residual lebih besar dari 0,05 maka terjadi
42
3. Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang “sempurna”
atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari
model regresi (Gujarati, 1995 : 157).
Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi satu atau
lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendeteksi sempurna
dengan variabel bebas lainnya (Alghifari, 2000 : 84).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < dari 10, dan mempunyai angka toleran mendekati 1
maka hal ini berarti dalam persamaam regresi tidak ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas atau bebas multikolinearitas (Ghozali, 2009:
96).
3.4.2. Uji Nor malitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah uji normalitas dengan metode Kolmogorov (Sumarsono,
2002: 40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah :
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitassnya) lebih kecil dar 5% maka
distribusi normal.
3.5. Teknik Analisa
Data yang diperoleh kemudian disusun kembali dikelompokkan sesuai
dengan tujuan analisis dan diolah dengan menggunakan metode statistic
bentuk regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e ...(3)
(Sudjana, 1996: 69)
Keterangan :
Y = Efektifitas biaya produksi
X1 = Biaya bahan baku
X2 = Biaya tenaga kerja langsung
β0 = Konstanta
β1, β2 = Koefisien Regresi
44
3.6. Uji Hipotesis
3.6.1. Uji F
Uji F adalah uji yang digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya
model persamaan regresi linier yang digunakan oleh peneliti untuk melihat apakah
variabel bebas X1 (biaya bahan baku) bersama dengan X2 (biaya tenaga kerja
langsung) tehadap Y (efisiensi biaya produksi) dipergunakan uji F dengan prosedur
berikut :
a. Ho : β1 = β2 = 0, artinya model regresi yang dihasilkan tidak ada pengaruh variabel
bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y).
H1 : β1 ≠ 0, artinya model regresi yang dihasilkan ada pengaruh variabel bebas
(X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y).
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas
(n-k), dimana:
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
c. Dengan nilai Fhitung sebesar =
/ ( )
( ) / ( )
Dimana :
Fhitung = Hasil F perhitungan
R2 = Koefisien Regresi berganda
n = Jumlah sampel
d. Kriteria Pengujian
1. Fhitung > Ftable, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat.
2. Fhitung < Ftable, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas tidak
mempengaruhi variabel tersebut.
3.6.2. Uji t
Uji t adalah uji yang digunakan untuk menguji signifikan atau
tidaknya pengaruh variabel bebas X1 (biaya bahan baku), X2 (biaya tenaga
kerja langsung) secara keseluruhan terhadap variabel terikat Y (efisiensi biaya
produksi), dengan prosedur sebagai berikut :
a. Ho : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat(Y).
H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y).
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas (n-k), dimana:
n : jumlah pengamatan
46
c. Dengan niali thitung sebesar :
thit = ( )
Dimana :
Thit = Nilai t perhitungan
β1 = Koefisien Regresi
Se = Standar error untuk masing-masing koefisien regresi
d. Kriteria Pengujian
1. Jika thitung > ttable, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
bebas mempengaruhi bariabel terikat.
2. Jika thitung < ttable, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya bebas tidak
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Dok dan Per kapalan Sur abaya (Perser o)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) merupakan perusahaan
BUMN produksi kapal terbesar kedua setelah PT. PAL Surabaya (Persero),
didirikan pada tanggal 22 September 1910 oleh Pemerintah kolonial Belanda
di Amsterdam. Perusahaan ini awalnya bernama N.V. Droogdok Matschappij
Soerabaia dimana pemegang saham saat itu antara lain N.V. Konjnlijke paket
vaart maatschappij, N.V. Stomivart Maatschappij Nederland, N.V.Roter
Sdancsh LCYD. Pendirian perusahaan tersebut dilaksanakan di depan notaris
J.P Smith.
Pada masa pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 – 1945, Perusahaan
ini berganti nama menjadi Harima Zozen. Namun setelah Jepang mengalami
kekalahan dalam Perang Dunia II, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan ini menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia. Namun pada
tahun 1945 sampai dengan tahun 1957, perusahaan tersebut kembali ke tangan
Belanda yang namanya diubah kembali menjadi nama awal pada waktu
48
Pada waktu terjadi konfrontasi antara pemerintah Indonesia dengan
Belanda yang terjadi pada tahun 1958 telah menyebabkan perusahaan ini
berpindah tangan ke pemerintah Indonesia dengan landasan hukum Peraturan
Pemerintah No 23, tahun 1958 di bawah pengelolaan B.P.U MARITIM.
Kemudian Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah lagi yang
menyusul Peraturan Pemerintah sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No.
109 Th. 1961, tanggal 17 April 1961 dan Perusahaan ini menjadi Perusahaan
Negara (PN) dengan nama PN. DOK DAN PERKAPALAN SURABAJA.
Kemudian pada tahun 1963 Galangan yang ada di sebelah PN. Dok &
Perkapalan Surabaya yang bernama GALANGAN KAPAL SUMBER
BHAITA digabung dengan PN Dok & Perkapalan Surabaya berdasarkan atas
keputusan Menteri Perhubungan Laut. Berdasarkan keputusan ini juga, nama
perusahaan diubah menjadi PN. DOK SURABAJA.
Perubahan nama PT Dok & Perkapalan Surabaya tidak terhenti hanya
sampai di situ, dengan munculnya kembali Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 1975 PN. Dok Surabaja berganti nama lagi menjadi PT. DOK dan
PERKAPALAN SURABAYA (Persero). Peresmian perusahaan ini dilakukan
oleh Menteri Perhubungan R.I yaitu Prof. DR H Emil Salim, pada tanggal 8
Januari 1976 berkedudukan di Jl. Tanjung Perak Barat No. 433–435
Surabaya.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 10 tahun 1984, tanggal
dalam pengawasan/pembinaan Departemen Perhubungan, dialihkan dalam
pengawasan/pembinaan Departemen Perindustrian, sekarang Departemen
Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag). Berdasarkan PP. No. 50 tahun
1998, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) berada dibawah pembinaan
Menteri BUMN.
Sejak 1961 saja dari database yang tersedia DPS telah memperbaiki
dan membangun lebih dari 600 berbagai jenis kapal, dipesan oleh pelanggan
lokal dan asing.
4.1.2. Lokasi Per usahaan PT. Dok dan Per kapalan Sur abaya (Perser o)
Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) secara strategis
berada di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dengan akses mudah
dari kota-kota besar di dunia. Hanya penerbangan 1 jam dari Jakarta, 2 jam
dari Singapura, 3 jam dari Kuala Lumpur dan 4 jam dari Tokyo. Surabaya
dikelilingi oleh tempat-tempat yang indah. Bali, Yogyakarta, Bromo
menyambut Anda. Keuntungan lain dari galangan kami adalah sangat dekat
dengan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, salah satu pelabuhan
internasional di Indonesia. Tepatnya PT. Dok dan Perkapalan Surabaya