• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJ A LANGSUNG

TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA

PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

SULIS RAHMAWATI

0913010056/FE/AK

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEM BANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIM UR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk M emenuhi Sebagian Per syar atan

Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

Pr ogr am Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

SULIS RAHMAWATI

0913010056/FE/AK

FAKULTAS EKONOMI

(3)

SKRIPSI

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJ A LANGSUNG

TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA

PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

Disusun Oleh : SULIS RAHM AWATI

0913010056/FE/AK

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh

Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada Tanggal 16 J anuar i 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama K etua

Dr a. Ec. Rr . Dyah Ratnawati, MM Dr s. Ec. Munar i, MM NIP. 19670213 199103 2001 NIP. 19610402 198803 1001

Sekr eta r is

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

(4)

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “ PENGARUH BIAYA BAHAN BAK U, BIAYA TENAGA K ERJ A LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUK SI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERK APALAN SURABAYA (PERSERO)” dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan baik secara moril maupun materiil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

(5)

ii

4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak Dr. Hero Priono, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Progdi

Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

6. Ibu Dra. Ec. Rr Dyah Ratnawati, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Dr. Gideon Setyobudi, M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan waktu dan motivasi selama masa perkuliahan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta segenap tenaga kerja, karyawan, dan rekan-rekan mahasiswa terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

9. Staf Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bantuan dalam proses peminjaman dan pencarian buku untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini. 10.Bapak Slamet Hariyanto slaku staff perusahaan yang telah membantu

dalam proses perolehan data sehubungan dengan penelitian ini.

(6)

yang selalu ada di saat suka dan duka, Ayu Kartikaningrum, Sukma Kinanti A, Fransischa Zhendy, Zatria Gama R, Qori Ardliniyah, Ayu Widya, Citra, Febri, Iis terima kasih atas waktu yang indah selama berada di bangku perkuliahan dan telah menjadi bagian dari hidup penulis.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan dan inspirasinya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Surabaya, Januari 2014

(7)

iv

(8)

Bahan Baku ... 24

2.2.3. Tenaga Kerja Langsung ... 25

2.2.3.1. Pengertian Tenaga Kerja Langsung………. 25

2.2.3.2.Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 25

2.2.3.3. Unsur-Unsur Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 27

2.2.3.4. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 28

2.2.4. Efisiensi Biaya Produksi ... 29

2.2.4.1. Pengertian Biaya Produksi ... 29

2.2.4.2. Pengertian Efisiensi ... 30

2.2.4.3. Pengertian Efisiensi Biaya Produksi ... 30

2.2.4.4. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Efisiensi Biaya Produksi 31

(9)

vi

2.3. Kerangka Pikir ... 33

2.4. Hipotesis ... 35

BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 37

3.2.1. Populasi ... 37

3.2.2. Sampel ... 38

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.3.1. Jenis Data ... 38

3.3.2. Sumber Data ... 39

3.3.3. Pengumpulan Data ... 39

3.4. Uji Kualitas Data ... 40

3.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 40

3.4.2. Uji Normalitas Data ... 42

3.5. Teknik Analisis Data ... 43

3.6. Uji Hipotesis ... 44

3.6.1. Uji F ... 44

3.4.2 Uji t ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 47

(10)

Surabaya (Persero) ... 50

4.1.4. Tujuan Perusahaan ... 50

4.1.5. Struktur Organisasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) ... 51

4.1.6. Job Description ... 53

4.1.7. Nilai-Nilai Perusahaan ... 57

4.1.8. Kebijakan Mutu dan Keselamatan & Kesehatan Kerja ... 58

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

4.2.1. Biaya Bahan Baku Perusahaan ... 59

4.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Perusahaan 62

4.2.3. Efisiensi Biaya Produksi Perusahaan ... 65

4.3. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis ... 66

4.3.1. Uji Normalitas ... 66

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 67

4.3.3. Uji Regresi Berganda ... 71

4.3.4. Uji Hipotesis ……… 72

4.3.4.1. Uji Simultan (Uji F) ……….. 72

4.3.4.2. Uji Parsial (Uji t) ………... 73

(11)

viii

4.4.1. Implikasi Penelitian ... 77 4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan

Terdahulu ... 78 4.4.3. Keterbatasan Penelitian ... 79

BAB V K ESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 80 5.2. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(12)

Halaman

Table 1.1 Data Efisiensi Biaya Produksi PT. Dok Dan Perkapalan

Surabaya (Persero) Tahun 2004 - 2011 ... 8

Table 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang……… 15

Tabel 4.1. Data Keterlambatan Pengadaan Bahan Baku Pada Bulan September 2008 s/d Januari 2009 ... 60

Tabel 4.2. Data Efisiensi Biaya Bahan Baku PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) Tahun 2004 - 2011 ... 61

Tabel 4.3. Data Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) Tahun 2004 – 2011 64 Tabel 4.4. Data Efisiensi Biaya Produksi PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero) Tahun 2004 - 2011 ... 65

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas ... 70

Tabel 4.6. Hasil Regresi Berganda ... 71

Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 72

Tabel 4.8.. Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 74

(13)

x

DAFTAR GAM BAR

Halaman

Gambar 2.1. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Efisiensi

Biaya Produksi ... 31 Gambar 2.2. Kerangka Pikir ... 34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT, Dok dan Perkapalan

(14)
(15)

xii

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJ A LANGSUNG

TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA

PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

Oleh :

SULIS RAHMAWATI

ABSTRAK

Biaya Dengan adanya efisiensi dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung dapast mempengaruhi biaya produksi menjadi lebih efisiensi pula. Karena besarnya bahan baku dan tenaga kerja langsung berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya biaya produksi.

Tujuan Penelitian ini Untuk mengetahui apakah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi.

Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi yang terjadi dalam PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) pada tahun 2004 sampai tahun 2011 dan pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda.

Berdasarkan pengujian diatas Uji Hipotesis dengan perangkat uji-t menunjukkan bahwa Biaya Bahan Baku tidak berpengaruh terhadap Efisiensi Biaya Produksi dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak. Uji Hipotesis

dengan perangkat uji-t menunjukkan bahwa Biaya Tenaga Kerja Langsung berpengaruh terhadap Efisiensi Biaya Produksi dengan kata lain Ho ditolak

dan Ha diterima. Untuk Uji Hipotesis secara simultan dengan perangkat uji-F

menyatakan kedua variable biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung secara bersama-sama berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.

(16)

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan semakin pesatnya persaingan usaha dewasa ini serta

era globalisasi yang tidak mungkin dapat hindari adalah merupakan suatu

tantangan sekaligus keharusan bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan

produktivitas, persaingan perusahaan yang semakin ketat, kenaikan

harga-harga kebutuhan pokok tentunya mempengaruhi harga-harga kebutuhan bahan baku,

mesin maupun suku cadang yang digunakan dalam kegiatan operasional

perusahaan sehingga sangat mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam

menghadapi persaingan adalah dapat menekan biaya yang ada dalam operasi

perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang

bermutu sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen tetapi harga jual

produk tersebut sesuai dengan harga pasar yang wajar. Usaha yang perlu

dilakukan perusahaan untuk dapat memperoleh harga jual yang wajar yaitu

dengan mengendalikan biaya produksinya. Pemimpin perusahaan harus

mengikuti perkembangan jaman dan perubahan yang tejadi pada segala aspek

(17)

2

Perusahaan memperoleh laba jika hasil penjualan lebih besar dari

biaya yang dikeluarkan. Dengan berkembangnya perusahaan, secara otomatis

organisasi perusahaan ikut berkembang. Hal ini akan mengakibatkan masalah

yang timbul di dalam perusahaan akan semakin luas dan komplek. Apabila

keadaan tersebut didiamkan akan mengakibatkan keterbatasan manajemen

dalam mengatur system kerja dan financial perusahaan. Untuk memecahkan

masalah tersebut, tentunya pimpinan dalam mengambil kebijakan tidak hanya

internal perusahaan, tetapi juga eksternal perusahaan.

Pada perusahaan industry, umumnya biaya produksi memegang

peranan yang sangat penting, hal ini dikarenakan jumlah biaya produksi

relative lebih besar dibanding jumlah biaya-biaya lainnya yaitu biaya

administrasi dan biaya pemasaran. Oleh karena itu perlu diadakan

perencanaan dan pengendalian biaya produksi agar perusahaan dapat

berproduksi secara efektif dan efisien.

Ketersediaan bahan baku menjadi bagian yang paling penting di dalam

proses produksi dan harus ada pada saat dibutuhkan, selain itu faktor yang

paling penting adalah ketersediaan mesin-mesin yang siap dioperasikan untuk

mengubah bahan bahu menjadi barang jadi yang siap di jual. Dengan adanya

bahan baku dengan kualitas baik maka akan memberikan kualitas keluaran

yang baik pula. Keberhasilan suatu perusahaan dalam pengolahan bahan baku

(18)

teliti bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. Dengan

kualitas bahan baku yang semakin baik maka akan mengurangi terjadinya

kesalahan produksi maupun proses produksi ulang. Untuk mendapatkan bahan

baku yang bermutu baik maka dilakukan pengujian atau pengetesan bahan

baku, maka dapat diketahui bahan baku yang sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh perusahaan dan mana yang tidak sesuai. Bila mutu bahan baku

sesuai dengan standar yang ditetapkan maka diharapkan adanya produk yang

bermutu baik.

Indonesia dengan perairan yang luas, membutuhkan sarana

transportasi kapal yang mampu menjangkau pulau-pulau yang jumlahnya

mencapai lebih dari 17.508 buah. Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia

memiliki potensi transportasi laut yang sangat besar. Kapal-kapal besar

sampai tradisional tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga

berperan sebagai pemersatu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung industri galangan kapal yang

menyokong kebutuhan transportasi laut yang sangat tinggi.

Pemerintah mematok pertumbuhan Industri galangan kapal Indonesia

bisa tumbuh 15% pada tahun 2012 (I Wayan Yoga, 2012). Data Kementerian

Perindustrian menyebutkan, saat ini ada 250 galangan kapal yang sebagian

besar adalah galangan kapal dalam skala kecil dan 4 buah galangan kapal

(19)

4

Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya dan PT Industri Kapal Indonesia.

Perusahaan galangan dalam negeri yang berjumlah 250 tersebut tersebar di

Indonesia, 37% berada di pulau Jawa, 26% di Sumatra, 25% di Kalimantan

dan 12% berada di kawasan timur Indonesia, dengan kapasitas pembangunan

kapal terpasang sebesar 140.000 GT per tahun. Namun demikian rata-rata

produksi kapal per tahun sebesar 85.000 GT sedangkan rata-rata reparasi

kapal baru mencapai 65.000 GT per tahun (Aulia, 2008). Sebenarnya potensi

pasar galangan kapal dalam negeri sangatlah besar. Hal ini salah satunya

dapat dilihat dari tingginya kebutuhan angkutan perdagangan internasional

dan antar pulau yang mencapai volume 400 juta ton per tahun. Namun

demikian hanya 18,08% yang menggunakan kapal berbendera Indonesia. Hal

ini terjadi karena ketidakmampuan perusahaan pelayaran nasional untuk

membeli armada kapal dari galangan kapal dalam negeri.

(http://fullerena.blogspot.com/2013/04/potensi-industri-galangan-kapal-di.html#ixzz2QbEEwiy5)

Sebagai gambaran, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005

menginstruksikan penerapan asas cabotage secara konsekuen untuk

mengoptimalkan pemberdayaan industri pelayaran nasional. Sektor

perindustrian diinstruksikan mendorong tumbuh berkembangnya industri

perkapalan, termasuk industri perkapalan rakyat, baik usaha besar, menengah,

kecil, maupun koperasi. Pembangunan, pemeliharaan, dan reparasi kapal yang

(20)

pada industri perkapalan nasional, dengan tetap memperhatikan ketentuan

peraturan perundangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. Data

Kementerian Perhubungan tahun 2010 menyebutkan, terdapat 9.835 unit

kapal barang di Indonesia dengan daya angkut mencapai 12,3 juta ton bobot

mati.

Kondisi terkini, terdapat tidak kurang dari 10.500 kapal barang dan

angkutan manusia yang beredar di laut Indonesia. Jumlah itu belum termasuk

kapal yang dimiliki oleh para nelayan. Kapal yang berjumlah 10.500 unit

tersebut nantinya harus melakukan doking tiap 18-20 bulan sekali untuk

pemeliharaan dan perbaikan, sehingga hal tersebut menjadikan peluang pasar

tetap untuk pemeliharaan dan perbaikan (Transmedia, 2012). Dengan

demikian, Indonesia mendapat nilai lebih ekonominya. Selain memberikan

manfaat dari proses docking tersebut, akan ada peningkatan pada beban dasar

untuk menggerakan industri komponen kapal di Indonesia. Ini akan

meningkatkan beban dasar demi untuk menggerakan industri komponen kapal

di Indonesia.

(http://fullerena.blogspot.com/2013/04/potensi-industri-galangan-kapal-di.html#ixzz2QbKatEN6)

Menurut Mulyadi (2007:14), biaya produksi dibagi menjadi: (1). Biaya

bahan langsung, (2). Tenaga kerja langsung, (3). Biaya overhead pabrik.

Elemen yang paling penting agar perusahaan dapat merencanakan dan

(21)

6

tujuan diadakan perencanaan dan pengendalian serta perusahaan dapat

menyelenggarakan persediaan bahan baku yang tepat. Jumlah biaya bahan

baku dengan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost)

yaitu biaya yang secara langsung berpengaruh terhadap jumlah produk.

Sedangkan jumlah biaya tenaga kerja tidak langsung dengan biaya overhead

pabrik disebut biaya konversi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi. Kemampuan dalam mengendalikan operasi

dipakai perusahaan secara efektif dan efisien terutama yang menyangkut

dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen

perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pimpinan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami (2002)

bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap efisiensi

biaya produksi dibanding dengan kualitas bahan baku dikarenakan hasil

produk tersebut menjadi patokan sebagai perbaikan yang terus menerus untuk

menjadi acuan lebih baik.

Perkembangan jaman, kegiatan proyek berskala besar seperti

pertambangan, perkapalan, pembuatan gedung dan jembatan, kontraktor

acapkali dihadapkan kepada pilihan antara mengerjakan sendiri linglup

proyek atau membagi ketenagakerjaan dengan jasa eksternak atau bila dalam

suatu proyek dinamakan pihak ketiga atau subkontraktor banyak

(22)

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja yang

dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja. Tenaga kerja merupakan salah

satu factor dominan dalam suatu perusahaan. Pemanfaatan jam tenaga kerja

langsung harus diperhatikan dan diupayakan untuk menciptakan kondisi kerja

yang efektif dan efisien, terutama jika dihubungkan dengan tenaga kerja

langsung terlibat dalam proses produksi (Maudyana, 2007:2).

Dengan adanya efisiensi dalam bahan baku dan tenaga kerja lasngsung

dapat mempengaruhi biaya produksi menjadi lebih efisiensi pula. Karena

besarnya bahan baku dan tenaga kerja langsung berpengaruh secaras

signifikan terhadap besarnya biaya produksi.

Pada PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

bergerak dibidang manufaktur yang berproduksi berdasarkan kontrak/pesanan

(job order) untuk memproduksi kapal niaga, kapal perang serta produk non

kapal (General Engineering) yang antara lain berupa assembling dan

manufacturing peralatan pembangkit tenaga listrik, mesin diesel, peralatan

angkat, perakitan ketel dan bejana tekan yang merupakan perusahaan jasa

yang bergerak dalam bidang jasa reparasi kapal dan bangunan baru kapal,

baik kapal perang maupun kapal niaga.

Sehubungan dengan penelitian pada PT. DOK DAN PERKAPALAN

(23)

8

yang dialami perusahaan ini pada efisiensi biaya produksi yang terkait dengan

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan kata lain bahwa

penetapan anggaran biaya produksi dan realisasinya, di perusahaan ini

menjadi dasar penetapan anggaran biaya produksi masih perlu ditinjau

kembali sesuai dengan jenis – jenis biaya yang akan dikeluarkan agar

pengalokasiannya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Adapun

untuk data efisiensi biaya produksi dari tahun 2004 sampai 2011 dapat dilihat

table dihalaman berikutnya :

Tabel 1.1. Data Efisiensi Biaya Pr oduksi Pada PT. DOK DAN

PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) Tahun 2004 -

2011

Tahun Biaya Produksi Biaya Produksi Selisih Anggaran Realisasi Biaya Produksi 2004 Rp. 10,116,850,000 Rp. 9,812,732,000 Rp. 304,118,000 2005 Rp. 13,019,787,000 Rp. 11,726,408,000 Rp. 1,293,379,000 2006 Rp. 21,860,261,000 Rp. 38,350,374,000 (Rp. 16,490,113,000) 2007 Rp. 42,701,145,000 Rp. 45,058,853,000 (Rp. 2,357,708,000) 2008 Rp. 44,576,754,000 Rp. 53,060,861,000 (Rp. 8,484,107,000) 2009 Rp. 51,394,262,000 Rp. 63,252,765,000 (Rp. 11,858,503,000) 2010 Rp. 60,884,876,000 Rp. 66,147,702,000 (Rp. 5,262,826,000) 2011 Rp. 66,701,147,000 Rp. 67,252,852,000 (Rp. 551,705,000) Sumber : PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)

Data diatas menunjukkan bahwa dalam tahun 2004 dan 2005,

menunjukkan lebih besar biaya anggaran daripada biaya realisasi. Dan pada

(24)

biaya anggaran, yang akan mempengaruhi besarnya efisiensi biaya produksi

yang dicapai dalam perusahaan tersebut. Begitu pula dengan penggunaan jam

tenaga kerja langsung yang kurang efektif dalam memproduksi produk

tertentu, akan menyebabkan ketidakefisienan terhadap biaya tenaga kerja yang

akan dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan dapat

mengetahui besarnya pengaruh dari unsure-unsur produksi, amak perusahaan

diharapkan dapat menekan biaya produksi yaitu dengan memperhatikan

kuantitas dan kualitas bahan baku dan biaya tenaga kerja. Apabila perusahaan

mempunyai standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan bahu akan

membatu menekan biaya bahan baku yang akan dibeli. Selain itu, penggunaan

tenaga kerja langsung untuk perusahaan djadikan dasar dalam penetapan biaya

tenaga kerja. Tenaga kerja akan mendapat upah berdasarkan waktu yang

digunakan dalam menghasilkan suatu produk serta mempertimbangkan

program kerja dan upah yang intensif. Keseluruhan biaya pembuatan produk

tersebut merupakan dasar penentuan biaya produksi.

Berdasarkan latar belakang diatas, akan dilakukan penelitian dengan

judul “Pengar uh Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Ker ja Langsung

Ter hadap Efisiensi Biaya Pr oduksi Kapal Niaga pada PT. DOK DAN

(25)

10

1.2 Per umusa n Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas dapat disimpulkan rumusan

masalah sebagai berikut :

Apakah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian dan perumusan masalah tersebut

diatas, maka penelitia ini bertujuan: “Untuk mengetahui dan membuktikan

secara empiris pengaruh biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

terhadap efisiensi biaya produksi”.

1.4 Ma nfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Dapat digunakan sebagai kajian ilmiah bagi mahasiswa dan menambah

bahan bacaan diperpustakaan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa

(26)

2. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan dan sebagai

landasan kebijakan bagi perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang

dihadapi.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui sejauh mana teori-teori yang

didapat selama perkuliahan dan bermanfaat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai masalah yang terjadi dalam suatu perusahaan.

4. Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan, memberikan informasi khususnya yang

(27)

12

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Dini Lies Setyowati (2010)

1) Judul : “Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Kualitas Produk

Terhadap Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Warnatama Cemerlang”.

2) Perumusan Masalah

1. Apakah kualitas bahan baku dan kualitas produksi mempunyai

pengaruh terhadap efisiensi biaya produksi?

2. Diantara kualitas bahan baku dan kualitas produk manakah yang

lebih dominan pengaruhnya terhadap efisiensi biaya produksi?

3) Hipotesis

1. Bahwa kualitas bahan baku dan kualitas produk mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi.

2. Bahwa kualitas bahan baku lebih berpengaruh secara dominan

(28)

4) Kesimpulan

1. Kualitas bahan baku dan kualitas produk secara bersama-sama

memiliki kontribusi yang nyata terhadap efisiensi biaya produksi.

2. Kualitas bahan baku memiliki kontribusi lebih besar terhadap

efisiensi biaya produksi, dibandingkan kualitas produk.

b. Kumara Putra Setia (2009)

1) Judul : “Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Jam Tenaga Kerja

Langsung Terhadap Efisiensi Biaya Produksi pada PTPN XI (Persero)

Redjosarie Magetan.”

2) Perumusan Masalah

Apakah kuantitas bahan baku dan jam tenaga kerja langsung

mempengaruhi efisiensi biaya produksi?

3) Hipotesis

Bahwa kuantitas bahan baku dan jam tenaga kerja langsung

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan efisiensi biaya

produksi.

4) Kesimpulan

Bahwa kuantitas bahan baku dan jam tenaga kerja langsung

berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi biaya produksi dapat

(29)

14

c. Daniel Frianton Tarigan (2012)

1) Judul : “Pengaruh Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung

dan Biaya Subkon (Eksternal) Terhadap Efisiensi Biaya Produksi

Kapal Chemical Tanker pada PT. PAL INDONESIA (Persero)

Surabaya.”

2) Perumusan masalah

Apakah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya jasa

subkon memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya

produksi?

3) Hipotesis

1. Bahwa peningkatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan dan biaya jasa subkon memberikan kontribusi nyata terhadap

penurunan efisiensi biaya produksi.

2. Bahwa bahan baku dominan berpengaruh terhadap efisiensi biaya

produksi.

4) Kesimpulan

1. Peningkatan biaya bahan baku memberikan kontribusi nyata

terhadap penurunan efisiensi biaya produksi, sedangkan

peningkatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya jasa subkon

tidak memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan efisiensi

(30)

2. Bahwa biaya bahan baku memberikan pengaruh lebih dominan

terhadap efisiensi biaya produksi dibandingkan kedua variabel

lainnya.

2.1.1 Per bedaan Penelitian Ter dahulu dengan Penelitian Sekar ang

Table 2.1 : Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

(31)

16

2.2 Landasan Teor i

2.2.1 Konsep Biaya

2.2.1.1.Penger tian Biaya

Setiap aktivitas yang diperlukan dalam proses produksi barang atau

jasa pada perusahaan memunculkan pengorbanan untuk pengadaan seluruh

sumber daya yang diperlukan. Pengorbanan tersebut tentu akan memunculkan

tanggung jawab bagi perusahaan, yang biasa dikenal dengan istilah biaya.

Pemahaman terhadap konsep biaya sangatlah penting karena biaya

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan besar kecilnya laba bagi

perusahaan di samping komponen lainnya, yaitu pendapatan. Informasi biaya

dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui sejauh manamasukan yang

dikorbankan memiliki nilai ekonomi yang lebih optimal dari nilai

keluarannya. Sebaliknya, tanpa adanya informasi biaya, manajemen tidak

memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber daya ekonomi yang

dipergunakan demi memperoleh sumber daya lain yang diperlukan. Berikut

adalah definisi biaya yang dikemukakan oleh para ahli.

Menurut Mulyadi (2007:8), dalam arti luas “biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Dari pengertian tersebut, terdapat empat unsur pokok yang

(32)

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

2. Diukur dalam satuan uang,

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) menyatakan bahwa : “Biaya

adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas

pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau

masa yang akan datang”.

Menurut Hansen Mowen (2000:38) mendefinisikan : “Biaya adalah

kas atau senilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang

diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi,

biaya disebut ekuivalen kas karena asset non-kas dapat ditukar untuk barang

atau jasa yang diinginkan”.

Sedangkan Supriyono (2000;16) mengemukakan bahwa : “Biaya

adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka

memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang

penghasilan”.

William K. Carter (2009:30) Seringkali istilah biaya (cost) digunakan

sebagai sinonim dari beban (expense). Tetapi beban dapat didefinisikan

sebagai arus keluar yang terukur dari barang atau jasa, yang kemudian

(33)

18

Dari berbagai definisi di atas dapat diketahui bahwa istilah beban

berbeda dengan biaya. Beban merupakan pengorbanan yang lebih dikaitkan

dengan perolehan pendapatan, sedangkan biaya merupakan pengorbanan yang

berhubungan dengan proses produksi barang atau jasa. Secara sederhana,

biaya merupakan nilai moneter yang harus dikorbankan untuk memperoleh

berbagai sumber daya (sumber daya alam, sumber daya manusia,sumber daya

modal, dan sebagainya) yang diperlukan dalam proses menghasilkan produk

atau jasa.

2.2.1.2.Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya dilakukan untuk memenuhi keperluan

pemakainya. Pengguna informasi biaya harus disesuaikan dengan tujuan

penggunaan informasi biaya oleh pemakaiannya, hal ini sesuai dengan konsep

“different classication for different purposes”, artinya untuk tujuan

penggunaan informasi biaya yang berbeda diperlukan klasifikasi biaya yang

berbeda pula. Dengan demikian, klasifikasi biaya tidak dapat digunakan untuk

memenuhi berbagai tujuan.

Sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi menurut Supriyono

(2000: 18), biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan :

1. Fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan. Atas dasar fungsi pokok

dari kegiatan atau aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan

(34)

a. Fungsi Produksi, yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan proses

pengolahan bahan bakun menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya

produkisi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

b. Biaya pemasaran, yaitu semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan

mulai dari memperkenalkan produk sampai dengan penagihan hasil

penjualan produk. Termasuk dalam kelompok biaya pemasaran antara

lain : biaya iklan, biaya angkut penjualan, biaya tenaga penjualan, dan

biaya pengepakan yang digunakan untuk kegiatan penjualan produk

dan jasa.

c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang berkaitan dengan

fungsi pelayanan administrasidan umum. Termasuk dalam kelompok

biaya ini antara lain : biaya

asuransi-reparasi-pemeliharaan-penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan administrasi

kantor, gaji direksi, dan karyawan administrasi kantor.

d. Biaya keuangan, yaitu biaya yang berkaitan dengan fungsi penyediaan

dana, misalnya : biaya administrasi bank, biaya bunga, dll.

2. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap

aktivitas atau kegiatan volume. Penggolongan biaya sesuai dengan

tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan

perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan.

(35)

20

a. Biaya Variabel, adalah biaya-biaya yang totalnya berubah secara

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya Tetap, adalah biaya-biaya yang dalam jarak kapasitas tertentu

totalnya tetap, meskipun terjadi perubahan volume kegiatan, sejauh

perubahan volume tidak melampaui jarak kapasitas, total biaya tetap

tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

c. Biaya Semi Variabel, adalah biaya-biaya yang totalnya berubah

dengan adanya perubahan volume kegiata. Total biaya semi variable

berubah secara tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan,

karena biaya semi variabelmengandung unsure biaya tetap dan biaya

variabel.

3. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan

dibebankan untuk dapat menggolongkan pengeluaran (expenditures) akan

berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya.

Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut :

a. Modal (Capital Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat

memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau

pengeluaran yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini

dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktual, dan diperlakukan

sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.

b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu pengeluaran

(36)

pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran

langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi

sebagai aktiva.

4. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayai

Di dalam perusahaan obyek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan

produk yang dihasilkan, departemen-departemen yang ada dalam pabrik,

daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, bahkan

individu. Penggolongan biaya atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya

dapat dibagi menjadi :

a. Biaya langsung (Direct cost). Biaya langsung adalah biaya yang

terjadinya atau manfaatnya dapat didefinisikan kepada obyek atau

pusat biaya tertentu.

b. Biaya tidak langsung (Indirect cost). Biaya tidak langsung adalah

biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada

obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati

oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

5. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan

Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen maka biaya dapat

dikelompokkan menjadi :

a. Biaya Relevan (Relevant cost). Biaya relevan adalah biaya yang akan

mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut

(37)

22

b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevant cost). Biaya yang tidak relevan

adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh

karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan

dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.2. Biaya Bahan Baku

2.2.2.1.Penger tian Biaya Bahan Baku

Menurut Carter & Usry (2006:40) Biaya bahan baku adalah semua

bahan baku yang membentuk bagian internal dari produk jadi dan dimasukkan

secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Bahan baku merupakan

bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi, bahan baku yang

diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal,

impor atau dari pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku,

perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku

saja, tetapi juga mngeluarkan biaya pembelian, pergudangan, dan

biaya-biaya perolahan lain. Timbul masalah unsur biaya-biaya apa saja yang

diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian

produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan asuransi. Dokumen

(38)

bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian lain, prosedur order

pembelian, prosedur penerimaan barang digudang dan prosedur pencatatan

utang.

2.2.2.2.Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku

Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai

dengan ukuran dan jenis industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan

bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut : (William K. Carter

2009: 302)

1. Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute

(routing) untuk setiap produk, yang merupakan urutan operasi yang akan

dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang siperluakn

(bill of materials), yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk

setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.

2. Anggaran produksi (production budget) menyediakan rencana utama, dari

mana rincian mengenai nkebutuhan bahan baku dikembangkan.

3. Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan

agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.

4. Pesanan pembelian ( purchase order) merupakan kontrak atas jumlah

(39)

24

5. Laporan penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang

diterima, dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian

mutu.

6. Bukti permintaan bahan baku (materials requisition) memberikan

wewenang bagi gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari

bahan baku ke departemen tertentu pada waktu tertentu.

7. Kartu catatan bahan baku (materials record card) mencatat setiap

penerimaan dan pengeluaran dari setiap jenis bahan baku dan berguna

sebagai catatan persediaan perpetual.

2.2.2.3.Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku

Perencanaan dan pengendalian bahan bakudinyatakan dengan dua

cara, yaitu :

1. Untuk meminimalkan jumlah biaya

2. Untuk memaksimalkan laba dalam waktu tertentu dengan alokasi-alokasi

sumber-sumber.

Untuk memproses bahan baku ndibutuhkan serangkaian tahap

perencanaan. Tahap pertama, divisi teknik melakukan studi untuk

mempelajari usul, rancangan gambaran baru dan perincian lainnya yang ada

(40)

Menurut Carter & Usry (2007: 299) pengendalian biaya bahan baku

harus memenuhi dua kebutuhan yang bertentangan satu dengna yang lain :

1. Menyelenggarakan persediaan dalam kuantitas dan diversitas yang cukup

untuk operasi yang efisien.

2. Menyelenggarakan persediaan dalan kuantitas dan diversitas yang

menguntungkan dari segi keuntungan.

2.2.3. Tenaga Ker ja Langsung

2.2.3.1.Penger tian Tenaga Ker ja Langsung

Pengertian tenaga kerja langsung adalah buruh yang mengenai secara

langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan

barang jadi yang dihasilkan.

2.2.3.2.Penger tian Biaya Tenaga Ker ja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu penggolongan dari

biaya yang ada dalam suatu perusahaan sesuai dengan hubungannya dengan

produk dan jenis perusahaannya. Dalam perusahaan manufaktur, biaya tenaga

(41)

26

yang dihasilkannya, biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang berhubungan langsung

dengan kegiatan proses produksi dimulai dari pengolahan bahan baku hingga

menjadi produk jadi. Seperti yang diungkapkan oleh Carter &Usry (2007:40)

menyatakan bahwa : “Biaya tenaga kerja langsung adalah biayas yang

dikeluarkan untuk membayar karyawan yang dikerahkan secara langsung

untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi”.

Kemudian Supriyono (2000:20) mengemukakan bahwa “Biaya tenaga

kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan karyawan yang manfaatnya

dapat diidentifikasi pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan”.

Sedangkan Horngren, et.al. (2003:41) berpendapat bahwa biaya tenaga

kerja langsung (direct labor cost) adalah: “Kompensasi bagi seluruh tenaga

kerja yang dianggap menjadi bagian dari tujuan biaya (seperti, barang jadi

atau barang dalam proses) dan dapat dicatat dalam tujuan biaya tersebut

dengan cara ekonomi yang mudah”.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diketahui bahwa biaya tenaga

kerja langsung merupakan biaya yang diperhitungkan perusahaan untuk

memberikan kompensasi kepada para tenaga kerja yang berhubungan

langsung dengan kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk dalam

(42)

2.2.3.3.Unsur -Unsur Biaya Tenaga Ker ja Langsung

Pada perusahaan manufaktur, upah langsung merupakan istilah yang

digunakan untuk mendeskripsikan biaya tenaga kerja langsung. Ada berbagai

macam cara perhitungan upah tenaga kerja langsung dalam perusahaan. salah

satu cara adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan.

Dengan demikian, untuk menentukan upah seorang karyawan perlu

dikumpulkan jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.

Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan,

dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu

hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket). Kartu hadir adalah

suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu

jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan.

Di samping kartu hadir, perusahaan menggunakan kartu jam kerja

untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan pabrik, dalam mengerjakan

berbagai pekerjaan atau produk. Kartu jam kerja ini biasanyahanya digunakan

untuk mencatat pemakaian waktu hadir tenaga kerja langsung di pabrik.

Dengan demikian, dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini, jumlah

jam kerja yang digunakan didasarkan pada catatan yang terteradi kartu jam

kerja. Hal ini dapat dipandang menjadi salah satu usaha penggerakan

(actuating) sekaligus pengawasan (controlling) terhadap seluruh tenaga kerja

(43)

28

menggunakan metode harga pokok pesanan dalam perhitungan harga pokok

produknya.

2.2.3.4.Pengendalian Biaya Tenaga Ker ja Langsung

Pengendalian biaya tenaga kerja langsung merupakan persoalan yang

cukup besar bagi manajemen. Efektifitas pengendalian sangat tergantung pada

adanya supervise, pengamatan langsung, dan laporan pelaksanaan.

Ada dua aspek dari pengendalian tenaga kerja langsung, yaitu :

1. Perhatian yang terus menerus terhadap biaya-biaya tenaga kerja langsung.

Dalam hal ini dapat dipakai standart kerja yang realistis untuk berbagai

proses. Standart dibandingkan dengan realisasi, dan biasanya dilaporkan

harian. Jadi, laporan kegiatan harus dilaporkan pagi hari berikutnya yang

pada umumnya berisi realisasi jam kerja, standart jam kerja, dan

penyimpangan waktu. Laporan semacam itu dapat hanya berisis jam kerja

saja dan atau jumlah rupiah, tergantung dari tugas yang dibebankan

kepada supervisor.

2. Laporan dan evaluasi hasil pekerjaan. Laporan harus memuat informasi

yang sebenarnya. Laporan pelaksanaasn dapat merupakan laporan

(44)

2.2.4. Efisiensi Biaya Pr oduksi

2.2.4.1.Penger tian Biaya Pr oduksi

Menurut Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006)

yang diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: “biaya

produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan

atau pembuatan suatu produk”.

Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:50)

juga menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: “biaya yang berkaitan

dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”.

Sedangkan pengertian biaya produksi menurut Sujana Ismaya (2006:

345) dalam “Kamus Besar Akuntansi” mengatakan bahwa: “Biaya produksi

adalah biaya untuk memproduksi yang terdiri dari bahan langsung, upah

langsung dan biaya tidak langsung”.

Berdasarkan pengertian biaya produksi yang telah dikemukan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang

terjadi dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi dalam periode

(45)

30

2.2.4.2.Penger tian Efisiensi

Efisiensi merupakan penggunaan sumber daya secara minimum guna

pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan

penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran

yang diterima. (Bhayangkara, 2008:13)

Semakin berkembang suatu perusahaan, maka kegiatan dan

masalahnya juga semakin kompleks, khususnya masalah biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan. Agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancer

maka banyak kegiatan yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan

pengendalian yang cermat, dengan begitu biaya yang akan dikeluarkan oleh

perusahaan akan menjadi efisien.

2.2.4.3.Penger tian Efisiensi Biaya Pr oduksi

Efisiensi biaya produksi sangat penting bagi perusahaan dalam usaha

menekan harga pokok penjualan. Diharapkan dengan menggunakan biaya

produksi yang seminimal mungkin didapatkan hasil yang semaksimal

mungkin, jika biaya produksi semakin mendekati standar yang ditetapkan.

Pengukuran efisiensi dapat dikembangkan dengan cara

membandingkan antara biaya yang sebenarnya dipergunakan dengan standart

pembiayaan yang telah ditetapkan, yaitu tentang biaya tertentu yang dapat

(46)

menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Diharapkan dengan menggunakan

biaya produksi seminimal mungkin disapatkan hasil semaksimal mungkin.

2.2.4.4.Pengar uh Biaya Bahan Baku Ter hadap Efisiensi Biaya Produksi

Bahan baku merupakan salah satu input yang tidak kalah penting

dibandingkan dengan tenaga kerja dan modal. Menurut Keyness (1976) dalam

Samuelson (1985: 236) yang merupakan pengembangan teori harga

menyatakan bahwa input dikombinasikan dengna kuantitas dan kualiatas

tertentu diharapkan akan menghasilkna output tertentu dengan ekonomis,

efisien, efektif pada tingkatan teknologi tertentu. Yang dimaksud dengan

input disini adalah bahan baku sekaligus dengan pengendalian kuantitas dan

kualitas bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi dengan tetap

memperhatikan standar penggunaan bahan baku menurut perusahaan sehingga

mampu menghasilkan sejumlah output tertentu dengan kualitas yang

diinginkan secara ekonomis, efisien dan efektif.

Ga mbar 2.1. : Pengar uh Biaya Bahan Baku Ter hadap Efisiensi Biaya

Pr oduksi

INPUT PROSES OUTPUT

(47)

32

Penggunaan bahan baku yang berkualitas dapat menekan biaya

produksi menjadi serendah mungkin karena tidak perlu ada pengerjaan ulang

trhadap produk cacat sehingga pemakaian biaya produksi menjadi lebih

efisien.

2.2.4.5.Pengar uh Biaya Tenaga Ker ja Langsung Ter hadap Efisiensi Biaya

Pr oduksi

Menurut Bloker at.el. (2007: 153) dalam suatu lingkungan kompetitif,

banyak perusahaan menekankan hubungan jangka panjang dengan memilih

pemasok yang dapat diandalkan untuk memasok secara tepat waktu dan biaya

tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari jenis pekerjaan, kompleksitas

produk, tingkat keterampilan pekerja, sifat proses produksi, serta jenis dan

kondisi peralatan yang dipakai.

Terdapat beberapa faktor yang bias menjadi penyebab dari

meningkatnya biaya npersediaan bahan baku dan tenaga kerja langsung,

seperti peningkatan jumlah unit yang diproduksi dan dijual, perubahan jumlah

atau proporsi input yang digunakan dalam proses produksi dan peningkatan

biaya sumber daya per unit. Agar tidak mengalami kehiloangan permintaan,

perusahaan dapat menambah kapasitas produksi yang dimiliki.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

(48)

perusahaan untuk pengadaan bahan baku dari pemasok hingga sampai

dipabrik dan siap dimasukkan dalam proses produksi serta pemanfaatan biaya

tenaga kerja langsung maka perusahaan dapat mengefektifkan dan

mengefisiensi biaya produksi.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah

dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari

premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar

dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premisnya sebagai berikut :

• Premis 1

Biaya bahan baku berpengaruh nyata terhadap biaya produksi. (Mulyadi:

2003)

• Premis 2

Kualitas bahan baku dan kuantitas produk cacat secara simultan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya produksi

atau tidak terbukti kebenarannya. (Indria, 2010)

• Premis 3

Kualitas bahan baku mempunyai pengaruh yang lebih dominan

dibandingkan dengan jam tenaga kerja langsung terhadap efisiensi biaya

(49)

34

• Premis 4

Kualitas bahan baku dan kualitas secara bersama-sama memiliki

kontribusi yang nyata terhadap efisiensi biaya produksi. (Dini Lies: 2010)

• Premis 5

Teori produksi menyatakan terdapat hubungan fisik input (bahan baku),

sumber daya dari perusahaan dan outputnya (realisasi produksi).

(Keyness, 1976, dalam Samuelson 1985)

• Premis 6

Kuantitas bahan baku, jam tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap

efisiensi biaya produksi dapat terbukti kebenarannya. (Kumara: 2009)

Dalam penelitian ini kerangka pikir dapat digambarkan, sebagai

berikut :

Ga mbar 2.2. : Kerangka Pikir

Regresi Linier Berganda

: Analasis yang digunakan

Biaya Bahan Baku (X1)

Biaya tenaga kerja langsung (X2)

(50)

2.4. Hipotesis

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dilakukan

perumusan hipotesis sebagai berikut : “Diduga biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi

(51)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Definisi operasional suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel

dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut. Definisi operasional yang dibuat daoat membentuk definisi

operasional yang diukur (measured) ataupun definisi definisi eksperimentasl.

(Nazir, 1988: 152)

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk menganalisa data

adalah :

1. Biaya bahan baku (X1) adalah komponen biaya yang terbesar dalam

pembuatan produk jadi.Biaya yang timbul atau terjadi untuk memperoleh

bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah

disebut biaya bahan baku. Satuan pengukuran yang digunakan adalah

rupiah. Skala pengukuran data adalah ratio.

2. Biaya tenaga kerja langsung (X2) adalah biaya tenaga kerja yang

(52)

kepada produk yang dihasilkan dan dinyatakan dalam satuan rupiah. Skala

pengukuran yang digunakan adalah ratio.

3. Efisiensi biaya produksi (Y) adalah biaya yang digunakan untuk

memproduksi barang menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Efisiensi biaya produksi dapat diukur dengan cara membandingkan antara

anggaran biaya produksi yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya

produksi yang digunakan.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiono (2005:72) populasi adalah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi juga berarti kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen atau

individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset

(Sumarsono, 2005).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi yang terjadi dalam PT.

DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) pada tahun 2004

(53)

38

3.2.2. Sampel

Sumarsono (2004:307) mengemukakan bahwa Mutu dari sebuah

penelitian tidak semata-mata ditentukan oleh besarnya sampel akan tetapi oleh

kokohnya dasar-dasar teori, rancangan penelitian dan pelaksanaan serta

pengolahannya. Sampel penelitian yang diambil adalah data berkala (time

series) mengenai biaya produksi, baik anggarannya maupun realisasinya

dalam PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) dengan

penelitian sampel tahun 2004 sampai tahun 2011.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data

yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data mengenai bagaimana sejarah perusahaan dan

informasi mengenai jalannya proses produksi.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

(PERSERO) tentang biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

(54)

3.3.2. Sumber Data

Informasi yang disampaikan dan data yang diperoleh dari karyawan

PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) bagian produksi

yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain sebagai berikut :

1. Wawancara

Yaitu memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab secara

bertatap muka dengan informan atau responden, baik secara bertemu

langsung maupun teknologi komunikasi. Dalam wawancara ada dua pihak

yang berinteraksi yaitu yang bertanya disebut pihak pewawancara, dan

yang diwawancarai disebut responden.

2. Observasi

Adalah melakukan pengamatan atau peninjauan langsung ke perusahaan

yang dituju untuk penelitian. Mengamati proses produksi serta aktivitas

yang dilakukan karyyawan pada bagian produksi.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan melakukan mengumpulkann data yang bersumber dari arsip

dan dokumen yang dimiliki oleh perusahaan yang terpilih sebagai objek

(55)

40

data dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung serta anggaran

biaya produksi dan realisasinya.

3.4. Uji Kualitas Data

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan uji asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator) yang artinya bahwa pendugaan parameter

yang dihasilkan akan memiliki varian yang minimum dan tidak berarti

pendugaan dari masing-masing sampel akan sama dengan populasinya. Dalam

asumsi klasik, metode yang digunakan antara lain :

1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi

atau tidak, digunakan uji Durbin- Watson (DW – Test). Suatu observasi

dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin – Watson terlettak

antara batas atau upper bound (du) dan (4-du) (Ghozali, 2009: 99).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, yaitu :

a. Bila DW terletak di antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada korelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah (dl), maka koefisien

(56)

c. Bila DW lebih besar dari batas atas (4-dl), maka koefisien autokorelasi

lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negative.

d. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas atas bawah

(4-du) atau terletak di antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya

ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan pada model

regresi. Jika varian dari residual suatu pengamat ke pengamat lain tetap,

maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model

yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2009 : 125).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman (Gujarati,

1996: 1988). Uji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan dasar pengambilan keputusan :

1. Jika dari nilai signifikansi residual lebih kecil dari 0,05 maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika dari nilai signifikansi residual lebih besar dari 0,05 maka terjadi

(57)

42

3. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang “sempurna”

atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi (Gujarati, 1995 : 157).

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi satu atau

lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendeteksi sempurna

dengan variabel bebas lainnya (Alghifari, 2000 : 84).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance

Inflation Factor) < dari 10, dan mempunyai angka toleran mendekati 1

maka hal ini berarti dalam persamaam regresi tidak ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas atau bebas multikolinearitas (Ghozali, 2009:

96).

3.4.2. Uji Nor malitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut

mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode

diantaranya adalah uji normalitas dengan metode Kolmogorov (Sumarsono,

2002: 40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi

data mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka

(58)

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitassnya) lebih kecil dar 5% maka

distribusi normal.

3.5. Teknik Analisa

Data yang diperoleh kemudian disusun kembali dikelompokkan sesuai

dengan tujuan analisis dan diolah dengan menggunakan metode statistic

bentuk regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e ...(3)

(Sudjana, 1996: 69)

Keterangan :

Y = Efektifitas biaya produksi

X1 = Biaya bahan baku

X2 = Biaya tenaga kerja langsung

β0 = Konstanta

β1, β2 = Koefisien Regresi

(59)

44

3.6. Uji Hipotesis

3.6.1. Uji F

Uji F adalah uji yang digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya

model persamaan regresi linier yang digunakan oleh peneliti untuk melihat apakah

variabel bebas X1 (biaya bahan baku) bersama dengan X2 (biaya tenaga kerja

langsung) tehadap Y (efisiensi biaya produksi) dipergunakan uji F dengan prosedur

berikut :

a. Ho : β1 = β2 = 0, artinya model regresi yang dihasilkan tidak ada pengaruh variabel

bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y).

H1 : β1 ≠ 0, artinya model regresi yang dihasilkan ada pengaruh variabel bebas

(X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y).

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas

(n-k), dimana:

n : jumlah pengamatan

k : jumlah variabel

c. Dengan nilai Fhitung sebesar =

/ ( )

( ) / ( )

Dimana :

Fhitung = Hasil F perhitungan

R2 = Koefisien Regresi berganda

(60)

n = Jumlah sampel

d. Kriteria Pengujian

1. Fhitung > Ftable, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat.

2. Fhitung < Ftable, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel tersebut.

3.6.2. Uji t

Uji t adalah uji yang digunakan untuk menguji signifikan atau

tidaknya pengaruh variabel bebas X1 (biaya bahan baku), X2 (biaya tenaga

kerja langsung) secara keseluruhan terhadap variabel terikat Y (efisiensi biaya

produksi), dengan prosedur sebagai berikut :

a. Ho : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat(Y).

H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y).

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat

bebas (n-k), dimana:

n : jumlah pengamatan

(61)

46

c. Dengan niali thitung sebesar :

thit = ( )

Dimana :

Thit = Nilai t perhitungan

β1 = Koefisien Regresi

Se = Standar error untuk masing-masing koefisien regresi

d. Kriteria Pengujian

1. Jika thitung > ttable, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

bebas mempengaruhi bariabel terikat.

2. Jika thitung < ttable, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya bebas tidak

(62)

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Dok dan Per kapalan Sur abaya (Perser o)

PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) merupakan perusahaan

BUMN produksi kapal terbesar kedua setelah PT. PAL Surabaya (Persero),

didirikan pada tanggal 22 September 1910 oleh Pemerintah kolonial Belanda

di Amsterdam. Perusahaan ini awalnya bernama N.V. Droogdok Matschappij

Soerabaia dimana pemegang saham saat itu antara lain N.V. Konjnlijke paket

vaart maatschappij, N.V. Stomivart Maatschappij Nederland, N.V.Roter

Sdancsh LCYD. Pendirian perusahaan tersebut dilaksanakan di depan notaris

J.P Smith.

Pada masa pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 – 1945, Perusahaan

ini berganti nama menjadi Harima Zozen. Namun setelah Jepang mengalami

kekalahan dalam Perang Dunia II, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945,

perusahaan ini menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia. Namun pada

tahun 1945 sampai dengan tahun 1957, perusahaan tersebut kembali ke tangan

Belanda yang namanya diubah kembali menjadi nama awal pada waktu

(63)

48

Pada waktu terjadi konfrontasi antara pemerintah Indonesia dengan

Belanda yang terjadi pada tahun 1958 telah menyebabkan perusahaan ini

berpindah tangan ke pemerintah Indonesia dengan landasan hukum Peraturan

Pemerintah No 23, tahun 1958 di bawah pengelolaan B.P.U MARITIM.

Kemudian Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah lagi yang

menyusul Peraturan Pemerintah sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No.

109 Th. 1961, tanggal 17 April 1961 dan Perusahaan ini menjadi Perusahaan

Negara (PN) dengan nama PN. DOK DAN PERKAPALAN SURABAJA.

Kemudian pada tahun 1963 Galangan yang ada di sebelah PN. Dok &

Perkapalan Surabaya yang bernama GALANGAN KAPAL SUMBER

BHAITA digabung dengan PN Dok & Perkapalan Surabaya berdasarkan atas

keputusan Menteri Perhubungan Laut. Berdasarkan keputusan ini juga, nama

perusahaan diubah menjadi PN. DOK SURABAJA.

Perubahan nama PT Dok & Perkapalan Surabaya tidak terhenti hanya

sampai di situ, dengan munculnya kembali Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 1975 PN. Dok Surabaja berganti nama lagi menjadi PT. DOK dan

PERKAPALAN SURABAYA (Persero). Peresmian perusahaan ini dilakukan

oleh Menteri Perhubungan R.I yaitu Prof. DR H Emil Salim, pada tanggal 8

Januari 1976 berkedudukan di Jl. Tanjung Perak Barat No. 433–435

Surabaya.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 10 tahun 1984, tanggal

(64)

dalam pengawasan/pembinaan Departemen Perhubungan, dialihkan dalam

pengawasan/pembinaan Departemen Perindustrian, sekarang Departemen

Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag). Berdasarkan PP. No. 50 tahun

1998, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) berada dibawah pembinaan

Menteri BUMN.

Sejak 1961 saja dari database yang tersedia DPS telah memperbaiki

dan membangun lebih dari 600 berbagai jenis kapal, dipesan oleh pelanggan

lokal dan asing.

4.1.2. Lokasi Per usahaan PT. Dok dan Per kapalan Sur abaya (Perser o)

Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) secara strategis

berada di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dengan akses mudah

dari kota-kota besar di dunia. Hanya penerbangan 1 jam dari Jakarta, 2 jam

dari Singapura, 3 jam dari Kuala Lumpur dan 4 jam dari Tokyo. Surabaya

dikelilingi oleh tempat-tempat yang indah. Bali, Yogyakarta, Bromo

menyambut Anda. Keuntungan lain dari galangan kami adalah sangat dekat

dengan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, salah satu pelabuhan

internasional di Indonesia. Tepatnya PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

Gambar

Table 2.1 : Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Gambar 2.1. : Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Efisiensi  Biaya
Gambar 2.2. : Kerangka Pikir
Tabel 4.1. Data Keterlambatan Pengadaan Bahan Baku Pada Bulan September 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gracias a las continuas innovaciones de WINTERSTEIGER, con la sierra alternativa para cortes delgados extra y altos DSG 200 / 400 ahora pueden serrarse bloques de madera con una

 Ingatlah karakteristik klien di rumah sakit adalah mereka yang sedang cemas, gelisah dan khawatir akan kondisi diri atau keluarganya, sehingga sangat bisa

(6) Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan atas nama Kepala Daerah menerbitkan Sertifikat Laik Tangkap Operasional (SLTO) bagi kapal ikan yang dinyatakan Laik

™ Sepengetahuan Terdakwa mengenai Bertemu dengan Indra Setiawan apakah pada saat Sebelum atau setelah kematian Munir, terdakwa justru menjawab itu tidak ada urusan dengan

Investasi pada modal bank, entitas keuangan dan asuransi diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan, net posisi short yang diperkenankan, dimana Bank tidak memiliki lebih dari 10%

termasuk variabel bebas adalah konsep diri guru Fiqih (X1) dan pelaksanaan.. metode habit forming atau pembiasaan (X2), sedangkan variabel

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar dalam penulisan Laporan Akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bahwa hal ini Ho ditolak atau dengan kata lain variabel X1 (Gaya kepemimpinan transformasional) berpengaruh signifikan