• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN POS KILAT KHUSUS DI PT. POS INDONESIA SURABAYA SELATAN MELALUI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN POS KILAT KHUSUS DI PT. POS INDONESIA SURABAYA SELATAN MELALUI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu

Dalam penelitiha kali ini akan disampaikan beberapa penetihaan

terdahulu yang membahas dan meneliti pokok kajian yang sama , antara lain

yaitu :

1. Ryan Haryanto (2014), KUALITAS PELAYANAN PT. POS

INDONESIA (PERSERO) KOTA DUMAI (Studi Kasus Dalam

Pemberian J asa Paketpos). Selaku badan usaha yang bergerak dibidang

jasa penitipan, PT Pos Indonesia (Persero) Kota Dumai berkewajiban

untuk memberikan kualitas prima yang berorientasi terhadap kepuasan

pelanggannya. Oleh karna itu PT Pos Indonesia (Persero) Kota Dumai,

harus meningkatkan kinerjanya, baik itu dalam bidang SDM maupun

sistem yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian yaitu: ”Bagaimana Kualitas Pelayanan

PT. Pos Indonesia (Per sero) Kota Dumai Dalam Pemberian J asa

Paketpos?, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Kualitas Pelayanan PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Dumai (Studi Kasus

Dalam Pemberian Jasa Paketpos). Metode Penelitian dalam penelitian ini

adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun hasil

dari penelitian ini adalah A. Tangibles (Penampilan Fasilitas dan

(2)

(Penampilan fasilitas dan peralatan pelayanan) fasilitas sarana dan

prasarana kerja petugas yang cukup memadai sesuai dengan kebutuhan

dalam melaksanakan tugas pemberian layanan kepada masyarakat.

Sedangkan kondisi ruang tunggu belum sepenuhnya member rasa nyaman

kepada pelanggan dan perlu adanya evaluasi kinerja petugas loket

pelayanan Paketpos mewujudkan citra pelayanan yang berkualitas demi

mewujudkan kepuasan pelanggan.B. Reliability (Kehandalan Dalam

Pemberian Pelayanan) berdasarkan hasil wawancara dan observasi

langsung, penulis menggambarkan bahwa Kualitas Pelayanan PT. Pos

Indonesia (Persero) Kota Dumai dalam pengiriman Paketpos dilihat dari

dimensi Reliability (Kehandalan dalam pemberian pelayanan) dapat

dikatakan belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan petugas

menjalankan tugas sesuai dengan standard operasional prosedur (SOP)

yang belum maksimal, karena masih adanya kesalahan dalam proses

pemberian layanan dan masih banyaknya keluhan-keluhan yang

disampaikan oleh pelanggan seputar ketepatan waktu kiriman Paketpos

dan kehandalan petugas yang belum mampu memberikan pelayanan yang

memuaskan sesuai yang diharapkan oleh pelanggan. C. Responsivenes

(Ketanggapan Pemberian Pelayanan) Berdasarkan hasil wawancara

dan observasi langsung, penulis dapat menggambarkan bahwa kualitas

pelayanan PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Dumai dalam pengiriman

Paketpos dilihat dari dimensi Responsiveness (Ketanggapan) dapat

(3)

13

keluhan berkenaan dengan ketanggapan petugas terhadap keluhan yang

disampaikan pelanggan. D. Assurance (Kemampuan Pegawai

Menciptakan Keyakinan Pelanggan) Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi langsung penulis dapat menyimpulkan bahwa kualitas

pelayanan PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Dumai dilihat dari dimensi

Assurance (Jaminan dan kepastian) sudah cukup baik. Hal ini dapat

dilihat dari kemampuan pegawai dalam memberikan kepastian paket

sampai ke alamat tujuan dan kemampuan pegawai memberikan jaminan

ganti rugi atas keterlambatan, kerusakan, dan kehilangan barang kiriman

Paketpos walaupun belum maksimal. E. Empathy (Kepedulian Pegawai

PT. Pos Indonesia (Perser o) Kota Dumai) Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi langsung, penulis dapat menggambarkan bahwa

kualitas pelayanan PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Dumai dalam

pengiriman Paketpos dilihat dari dimensi Empathy (Empati) dapat

dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari bentuk perhatian pihak Kantor

Pos Dumai dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan

memjalin komunikasi yang baik seperti menyediakan kotak saran untuk

pelanggan.

Penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas membahas obyek yang

sama yaitu tentang kualitas pelayanan di PT Pos Indonesia, tetapi

menggunakan metode yang berbeda, penelitian diatas menggunakan metode

(4)

2. Oktaviani Ramenusa, 2013, KUALITAS LAYANAN DAN

KEPUASAN PELANGGAN PENGARUHNYA TERHADAP

LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. DGS MANADO. Tujuan

yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Apakah kualitas layanan

dan kepuasan pelanggan secara bersama-sama berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan. 2. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan. 3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat di buat beberapa kesimpulan

sebagai berikut: 1. Kualitas layanan dan kepuasan pelanggan secara

bersama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 2. Kualitas

layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

3. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap loyalitas pelanggan.

Penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas membahas obyek yang sama

yaitu tentang kualitas pelayanan di PT Pos Indonesia, dengan menggunakan

metode yang sama yaitu kuantitatif, tetapi berbeda dalam teknik analisis data,

penelitian diatas menggunakan teknik analisa data regresi linier berganda

sedangkan penelitian ini menggunakan teknik analisa data dari kepmenpan

yaitu berdasarkan indeks kepuasan masyarakat.

3. Deni Ngajis Hartono (2012), Dengan judul Penelitian “Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan KTP Di Unit Pelayanan

(5)

15

peneliti adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dan mengetahui

faktor-faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan kualitas pelayanan

yang terkait dengan implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah. Dari hasil penelitian tersebut dan

pengolahan data tersebut dapat diperoleh hasil IKM adalah 73,99, dari

perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa Indeks kepuasan Masyarakat

tentang kualitas pelayanan KTP diunit Pelayan Satu Pintu Kecamatan

Bambanglipuro termasuk kategori baik. Serta faktor yang menjadi

kendala peningkatan kualitas pelayanan di Kecamatan Bambanglipuro

adalah : a. Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan kurang

dipedomani oleh para petugas b. Faktor kesadaran pejabat dan petugas

yang berkecimpung dalam pelayanan kurang c. Faktor organisasi yang

merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme

kegiatan pelayanan berjalan kurang baik d. Faktor ketrampilan dari

petugas kurang e Faktor sarana dan prasarana penunjang kurang Sehingga

untuk langkah kedepan yang harus dilakukan oleh aparat birokrasi adalah

meningkatkan kelima faktor yang menjadi penghambat/kendala

peningkatan pelayanan tersebut.

Penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas membahas obyek yang

sama yaitu tentang kualitas pelayanan, dengan menggunakan metode yang

sama yaitu kuantitatif, dengan teknik analisis data yang sama yaitu

(6)

2.2.Landasan Teori

2.2.1.Pengertian Pelayanan

Menurut Lukman ( 2004 : 6 ) pelayanan adalah kegiatan atau urutan

kegiatan yang terjadi dalam interaksi langgng antara seseorangan dengan

orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.

Sedangkan Menurut moenir ( 2002 : 16 ) pelayanan diartikan sebagai proses

penemuhan kebutuhuan melalui aktivitas orang lain secara langsung.

Menurut Barata ( 2003 : 27 ) pelayanan adalah keperdulin pada

pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik untuk memfasifikasikan

kemudahan dan mewujudakan kepuasan agar meraka selalu royal kedapa

organisasi atau perusahaan. Menurut grontroos dalam ratminator dan

winarsih (2005: 2) pelayanan dengan memberikan pelayanan adalah suatu

aktifits / serangkai aktifitas yang bersifat tidk kast mata (tidak dapat di

rabah) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan

karyawan hal-hal yang tersediakan oleh perusahaan memberikan layanan

yang di maksutkan untuk memecahkan permasalahan konumen / planggan .

2.2.1.1.Tujuan Pelayanan

Pelayanan berkaitan dengan jasa sehingga pelayanan diartikan

sebagai jasa yang bermanfaat dan dan memuaskaan konsumen ,oleh

karena itu jasa berorientasi kepada kepuasan yang menentukaan pada masa

selanjutnya. Sebab hal itu akan mendarong konsumen untuk selalu

berhubungaan dengan melakukan pemberian terhadap barang yang mereka

(7)

17

Menurut kotler ( 1992 : 226 ) dalam buku manejemen pemasaran

Analisa, perenacanaan, implementasi dan pengendalian. Tujuan pelayanan

adalah untuk mencpai kepuasaan konsumen yang maksimal. Hal ini

mentukan sekali dalam masa – masa selanjutnya sebab dapat

menimbulkan suatu tingkanyang tinggih dalam diri konsumen. Sehingga

dengan demikinan dapat mendorong mereka untuk selalu berhak dan

melakukan pembelian barang – barang dan jasa setiap kali membutuhkan

dengan mencipkan kesan yang baik tentang produk yang bersangkutan

kedapa pihak lain.

Prinsip-prinsip pelayanan umum menurut kebijakan menteri

pendyanaan Aparatut Menurut kotter ( 1992 : 226) dalam buku manejemen

permasaran analisis ,perencanaan ,implementasi dan pengenendalian .

Tujuan pelayann adalah untuk mencapai kepuasan konsumen yang

maksimal. Hal ini menetukaan sekali dalam masa – masa selanjutnya

sebab dapat menimbulkan suatu tinkat yang tinggi dalam diri konsumen .

Sehingga dengan demikian dapat mendorong mereka untuk selaluh berhak

dan melakukan pembelian barang – barang dan jasa setiap kali

membutuhkan dengan menciptakaan kesan yang baik tentang produk yang

bersangkutan kepada pihak lain.

2.2.1.2.Fungsi Pelayanan

Menurut Barata ( 2003 : 4 ) fungsi pelayanan adalah untuk

memperoleh sesuatu yang membutuhkan sebagai alat pemuasan

(8)

65 ) fungsi pelayanan adalah diarahkan pada pencapaian kualitas untuk

memenuhi kepentinggan dan kebutuhaan pelanggan secara total.

2.2.1.3.Prinsip-Pr insi Pelayanan Umum

Prinsip – prinsip pelayanan umum menurut kebijakan menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 tahun 2003 tentang tata laknana

pelayanan umum, terdiri dari :

1. Kesederhanaan

Prosedur atau tata cara pelayanan perlu diterapkan dan dilaksanakan

secarah mudah , lancar , tepat dan tidak berbelit-belit , mudah di

pamami dan mudah di laksanakan oleh masyarakat yang mintak

pelayanan.

2. Kejelasan dan KepastiaanKejelasan ini mencakup dalam hal :

a. Persaratan teknis dan adminitratif pelayanan publik.

b. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggungg jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan /

sengketa dalam pelaksanan pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Keterbukaan

Prosedur dan tata cara pelayanan , persyaratan unit kerja atau jabatan

penanggu jawab memberi palayanan , waktu penyelesaian perincian

biaya atau tarif serta hal-hal yang berkaitan dengan proses penyelesaian

pelayanan wajib di informasikan secara terbuka agar mudah di ketahui

(9)

19

4. Kemanan

Proses dan produk atau hasil pelayanan publik memberikan kenyamaan,

keamanandan kepastiaan bagi masyarakat.

5. Efisien

Persyaratan pelayanan hanya di batasi pada hal-hal yang berkaitan

langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap

memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk

pelayanan.

6. Keyamanan

Bahwasanya lingkungan pelayanan yang tertib , teratur di sediakaan di

ruang tunggu yang nyaman , bersih rapi , lingkungan yang indah dan

sehat serta dilenkapi dengan fasililas pendukung pelayanan adalah

dambaan dari penggunan palayanan.

7. Keadilan dan pemerataan

Agar jangkauan pelayanan diusahkan seluas mungkin dengan distribusi

yang merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

8. Ketepatan waktu

Pelaksana pelayanan harus dapat diselesaikan tepat wktu sesuai dengan

yang ditentukan.

9. Kemudahan akses

Pada hakekatnya setiap jenis pelayanan baru terjangkau oleh pengguna

layanan baik jarak , tempat dan sistem pelayanan harus sedapat

(10)

10.Tanggung jawab

Bahwa prosedur, produk dan mutu layanan yng telah di berikan harus

dapat dipetanggung jawabkan kepada masyarakat karena aparat

pemerintah pada hakekatnya mempuyai pelayanan sebaik – baiknya

pada masyarakat.

11. Kelengkapan Sarana Dan Prasarana

Tersediaya sarana dan prasarana kerja , peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadahi termaksuk penyediaan sarana teknologi

telekumunikasi dan informatika.

12. Kedisipilnan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi layana harus bersikap disiplinan, sopan dan santun rama

memberikan pelayan dengan ikhlas.

2.2.2.Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Barata ( 2004 : 36 ) kualitas pelayanan ukuran bukannya

hanya ditentukan oleh pihak yng dilayani, karena mereka yang menikmati

layanan sehinggah dapat diukur kaulitas pelayanan berbadsarkan harapan–

harapan mereka dalam memenuhi kepuasan. Menurut Gaspersz ( 2002:181)

kaulitas artikan sebagai segalah ssuatu yang memuaskan pelanggan terhadap

persyaratan atau kebutuhaan. Menurut Elhaitammy dan Tjiptono ( 2001:58)

pelayanan yng unggul atau berkualitas yakni suatu sikap atau cara karyawan

dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan secara memuaskan. Secara

(11)

21

1. Kecepatna pelaynanan yaitu berkaitan dengan waktu tunggu dan proses

pelaynan.

2. Kecepatan pelayanan yaitu berkaitan dengan keandalan pelayanan

terutama dengan mereka yang berinteraksi langsung dengan pelnggan

secara internal.

3. Kesopanan dan keramahan tamahan dan memberikan pelayanaan

dengan pelanggan ecara eksternal.

4. Kenyamanan dalam membrikan pelayanan berkaitan dengan lokasi

ruang. Tempat pelayanan, kemudihan terjangkau ketersidiaan informasi

dan lain-lain.

2.2.2.1.Faktor-Faktor Yang Menunjang Dalam Kualitas Pelayanan

Menurut Barata ( 2004 : 37 ) faktor-faktor yang menunjang dalam

kualitas pelayanan dapat dibagi menjadi dua yaitu kualitas pelayanan

internal dan kualitas pelayanan Ekternal.

a. Kulilas pelayanan internal :

1. Pola manajemen secara umum atau perusahaan

2. Penyelesaian fasilitas pendukung

3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia

4. Iklim kerja dan keselarahan hubungan kerja

5. Pola sensitive

Apabila faktor-faktor yang ada diatas dikembangkan maka, loyaritas

dan interritas diri masing-masing pegawai ataukaryawan akan mampu

(12)

semua kegiatan secara intergasi hasil perkerjaan mereka secara total

maupun menunjang kelancaran usaha dlam memberikan pelayanan pada

pelanggan.

b. Kualitas Pelayanan Eksternal

1. Mengenai kualitas pelayanan pada ekternal, bahwa kualitsa

pelayanan ekternal ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

a) Yang berkaitandengan penyediaan jasa

b) Pola layanan dan tatacara penyediaan atau pembentukan jasa

c) Pola layanan distribusi jasa

d) Pola layanan dalam penyampaian jasa

e) Pola pelayanan penjualan jasa

2. Yang berkaitan dengan penyediaan barang :

a. Pola layanan dan pembuatan barang berkualitas atau penyediaan

barang-barang berkualitas.

b. Pola layanan distribusi barang

c. Pola penjualan barang

d. Pola layanan purna

2.2.2.2.Sasarana Kualitas Pelayanan

Menurut Barata ( 2004:12 ) penerimaan layanan adalah mereka yang

disebut konsumen atau pelanggan yang menerima layanaan dari para

penyediaan layanan. Dalam prateknya, para pelaku sering pihak yang

menerima suatu nilai tambahan nyata dari penyedia layanan. Penerima

(13)

23

membedakan menjadi dua kelompok, yaitu pelanggan internal dan

pelanggan Eksternal.

1. Pelanggan internal

Pelanggan internal adalah orang-oarng yang terlibat dalam proses

penyediaan jasa atau pembuatan barang sampai gengan pemasaran dan

penjualan serta pengaminitrasisannya.Mereka itu antara lain adalah

jajaran direksi,manajer, pimpinan bagaian , pimpinan seleksi ,

personaliadan para pegawai organisasi komersial (perusahaan) ,

penggurus dan pegawai organisasi non komersial (nirlaba), pegawai

pada intansi pada pemerintahan.

2. Pelanggan Eksternal

Pelanggan ekternal adalah semau orang yang berbeda di luar organisasi

komesial, yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari

organisasi perusahuaan. Apabila kita tinjau dari sisi kegiatan komersial

dan non komesial pelanggan ekternal tersebut dapat di bedakan menjadi

dua kelompok, yaitu :

A) Kelompok pelanggan dalam kegiatan komersial :

a. Mereka yang ada di pasar konsumen, yaitu para konsumen dan

pelanggan selaku pemakai terakhir

b. Di pasar produsen /industri, yaitu para produsen yang membeli

pasar modal untuk digunakan sebagai alat pengelola dan yang

(14)

c. Di pasar pedagang perantara, yaitu para pedagang perantara

yang membeli produk untuk diolah kembali dan di pasar

pemerintah, yaitu instansi –instansi pemerintah pusat dan daerah

yang membeli produk untuk memunuhi keperluannya.

B) Kelompok pelanggan dalam kegiatan non – komersial

Penerima layanan yang termasuk kelompok pelanggan kegiatan

komersial adalah mereka yang menerima layanan non-komesial

yang bersifat layanan Cuma-Cuma atau dengar mengeluarkan

pembayaran yang sepadan dengan manfaat yang diperoleh

(kontribusi penggantian )

2.2.2.3. Tujuan Kualitas Pelayanan

Menurut Barata ( 2004:14) Dalam melenggarakan layanan baik

kepada pelanggan internal maupun eksternal, pihak penyedia dan

pemberi layanan harus selalu berupaya untuk mengacu kepada tujuan

utama pelayanan, yaitukepusan pelanggan atau kepuasan konsumen.

Perusahaan sebagai pihak yang melayani puas atau tidak karena dapat

merasakan kepuasan diri suatu layanan hanyalah pelanggan yang

bersangkutan.

2.2.3.Konsep Pelyanan Prima

Dalam pengembangan budaya pelayanan prima menurut Brata (2004 :

31) Ada enam (6) faktor- faktor penyelaras dalam pelayanan prima antara

(15)

25

a. Kemampuan ( Ability )

Kemampuan ( Ability ) adalah pengetahuaan dan keterampilaan tertentu

yang multak yang diperlukan untuk program pelayanan prima, yang

meliput kemampuan dalam bidang kerja yang diketahui, dalam

melaksanakan komunikasi yang efektif mengembangkan motivasi dan

menggunakan “Publik Relational’’ sebagai instrument dalam membinan

hubunagan ke dalam dan keluar dalam organisasi atau perusahaan.

b. Sikap ( Attitude )

Sikap ( Attitude ) adalah pelaku atau perangai yang harus ditonjolkan

ketika menghadpi pelanggan atau konsumen.

c. Penampilan ( Appearance )

Penampilan ( Appearance ) adalah penampilan seseorang, baik yang

bersifat fisik saja dan non fisik yang mampu untuk merefleksikan

kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain.

d. Perhatikan ( Attention )

Perhatikan ( Attention ) adalah keperdulian penuh terhadap pelanggan

baik yang berkaitan dengan perhatian dan kebutuhan serta kesimbanggan

pelanggan atau konsumen atas pemahaman saran dan kritiknya.

e. Tindakaan ( Action )

Tindakan ( Action ) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan secara

nyata yang harus dilakukan dalam memberikan pelayanan kepada

(16)

f. Tanggung jawab ( Accountabilitas )

Tanggung jawab ( Accountibilitas ) adalah suatu sikap keberpihakan

kepada pelanggan sebagai wujud keperdulian untuk menghindari atau

meminimalkan kerugian atua ketidak puasan pelanggan atau konsumen.

2.2.3.1. Pengertian BUMN (Bandan Usaha Milik Negara)

Menurut undagan- undang No 10 Tahun 2003 Badan Usaha Milik

Negara ( BUMN ) adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagai

modalnya dimiliki oleh Negara melalui peryataan secara langsung yang

berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.

Sesaui dengan surat keputusan Menteri keunganan Nomer740/

KMK.00/1989, yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN ) adalah Badan Usaha yang seluruh sahamnya dimiliki oleh

Negara seperti BUMN yang patungan antara pemerintah dengan

pemerintah daerah, BUMN yang patungan antara pemerintah dengan

BUMN lainya, BUMN yang merupakan badan usaha patungan dengan

swasta nasional atau asing yang di dalamnya Negara memilik saham

mayoritas minimal, statusnya di samakan dengan BUMN.

Menurut Westra ( 1998 : 1 ) Badan Usaha Milik Negara adalah

badan usaha yang melakukan kegiatan usaha yng menghasilkan barang

atau jasa serta mengelolah sumber – sumber alam untuk menenuhi

kebutuhan masyarakat luas.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Bahwa Badan Usaha

(17)

27

modalnya di milik oleh Negara patungan dengan pemerintah daerah atau

BUMN lain mampun dengan swasta nasional atau asing melaui

pernyataan secara langsung.

Menurut Westra ( 1998 : 2 ) dalam bukunya adminitrasi

Perusahaan Negara ditinjau dari keragaman tujuan yang hendak dicapai

oleh BUMN Sebagaimana tersebut dalam Peraturan Pemerintah Nomer 3

Tahun 1983 ( PP No 3 Th.1983 ) maka secara garis besar dapat dikatakan

terhadapat dua peran utama di dalam kegiatan usaha BUMN yaitu :

1. Peran pertama adalah melaksanakan fungsi komersial, dalam hal ini

BUMN sebagai unit ekonomi (business entiy) harus mampu memupuk

dana untuk membiayai aktivitasnya baik yang bersifat rutin maupun

pengembangan.

2. Peranan Kedau adalah melaksanan fungsi – komesial, dalam hal ini

BUMN yang merupakan bagian dari aparatur Negara bertindak

sebagai wahana pembangunan (agent of development ).

2.2.3.2.Prinsip dan Tugas Pelayanan Di Loket PT. POS Indonesia (Per ser o)

Sur abaya Selatan

Berdasarkan buku pelayanan Terbaik di loket ( 2004 : 4) PT. POS

INDONESIA ( Persero ). Prinsip dan tugas pelayanan di loket yang harus

dilakukan oleh petugas loket, yang dikenal dengan pribadi petugas loket

(18)

1. Tanggap, segera memberikan kesempatan yang pertama kepada

pelanggan untuk menyampaikan apa yang di perlukan dan segara

melakukan langkah untuk menindahkan lanjutinya.

2. Tepat, memberikan apa yang dikehendaki pelanggan secara tetap.

3. Cepat, kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa menunda

waktu, menyederhanakan prosedur dan menguasai segalah persoalan

yang berkaitan dengan produk pelayanan dan prosedur pelayanan.

4. Sungguh – sungguh menyikapi kebutuhan atau keperluhan pelanggan

(19)

29

2.3.Kerangka Berpikir

Gambar : 2.1.

Gambar Kerangka berpikir

Sumber: Keputusan MENPAN Nomor : KEP/ 25/ M.PAN/2004

Pelayanan Paket Kilat Khusus di PT. POS Indonesia Persero Surabaya Selatan

14 Prinsip IKM :

1. Prosedur pelayanan

2. Persyaratan pelayanan

3. Kejelasan petugas pelayanan

4. Kedisiplinan petugas pelayanan

5. Tanggungjawab petugas pelayanan

6. Kemampuan petugas pelayanan

7. Kecepatan pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan

9. Kesopanan dan keramahan petugas

10. Kewajaran biaya pelayanan

11. Kepastian biaya pelayanan

12. Kepastian jadwal

13. Kenyamanan lingkungan

14. Keamanan pelayanan

Keputusan MENPAN Nomor : KEP/ 25/ M.PAN/2004

tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

(20)

Penjelasan kerangka berfikir / spesifik mengenai alur pikiran teoritik

terhadap pemecahan permasalahan yang diteliti. Penjelasan tantang teori

dasar yang digunakan untuk menggambarkan alur teori / jalan teori yang

mengarah mengarah pada pemecahan masalah. Untuk dapat memberikan

pelayanan yang baik maka organisasi harus memahami dimensi kualitas

pelayanan yang akan memberikan suatu kerangka kerja yang dapat diberikan

acuan dalam menilai kualitas pelayanan.

Dalam penelitian yang dilakukan pada PT. Pos Indonesia (persero) di

Surabaya tentang kualitas pelayanan paket pos kilat khusus menggunakan

fokus prinsip dan tugas pelayanan di loket PT. Pos Indonesia (Persero) di

Surabaya Selatan yang meliputi : Tanggap, Cukup, Tepat dan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Variabel

Penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif kuntitatif satu variabel yaitu

persmasalahan yang berkenaan dengan pertayanan terdapat keberadan variabel

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih ( Variabel yang berdiri

sendiri ).

Variabel penelitihan adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

dipelajari atau ditarik kesimpulannya ( sugiono, 2004 : 39 ).

Penelitian ini mengoperasionlkan satu variabel yang bisa disebut

variabel mandiri yaitu kuantitatif pelyanan kantor pos indonesia surabaya

berdasarkan Indeks kepuasan pelanggan yang diukur dari pedoman Indeks

kepuasan pelanggan dengan menggunakan analisis data kuantitatif.

Untuk mengukur sebuah variabel diperlukan indikator dan intrumen

pengukuran. Adapun indikator dari variabel kualitas pelayanan kantor pos di

PT. Pos Indonesia( Persero) Surabaya Selatan. Berdasarkan prinsip pelayanan

sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan menteri Pedayagunaan

Aparatur Negara nomer KEP/25/M.PAN2/2004, yang terdiri 14 unsur yang “

relevan’’, “valid ” dan “ reliabel ”,sebagai unsur minimal yang harus ada

untuk dasar pengukuran indeks kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut ;

1. Pr osedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikn

(22)

2. Persyar atan pelayanan, yaitu persyaratan teknik dan administrasi yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan , yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelyanan ( nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam peyenggalaran dan penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan

yang pelanggan.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu terget waktu pelayanan dpat diselesaikan

dalm waktu yng telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan pelanggan yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan secara sopan dan ramah

serta saling menghormti dan menghargai.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan pelanggan terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

(23)

32

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanan waktu pelayanan, sesuia

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Keyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelyanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat kemanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

pelanggan merasa tenang untuk mendapatkan pelyanan terhadap resiko –

resiko yang diakibatkan dari pelaksanan pelayanan.

Untuk selanjutnya masing- masing indikator diukur berdasarkan skala

pengukuran yang telah ditetapkan dalam kepuasan Menteri Pedayagunaan

Aparatur Negara nomor KEP/25/M.PAN2/2004 tentang pedoman umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Pelanggan Pelayanan Instansi pemerintah.

Dalam langkah – langakah penyusunan Indeks Kepuasan Pelanggan point 2.c

yaitu Bentuk jawaban pertayanan dari setiap unsur pelayanan secara umum

mencerminkan tingkat kualitas pelayanan, yaitu dari yang sangat baik sampai

dengan tidak untuk katagori tidak baik diberi nilai persepsi 1, kurang baik di

beri nilai persepsi 2, baik nilai 3, sangat baik nilai persepsi 4, secara lengakp

(24)

Tabel 3.1

Intrumen Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan POS Kilat Khusus

Di PT. POS Indonesia Sur abaya Selatan

Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Indikator Skala Pengukuran

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

Prosedur Pelayanan Tidak Mudah Kurang

Mudah Mudah Sangat Mudah Persyaratan

Pelayanan Tidak Sesuai

Kurang

Sesuai Sesuai Sangat Sesuai Kejelasan Petugas

Pelayanan Tidak Jelas Kurang Jelas Jelas Sangat Jelas Kedisipilinan

Petugas

Tidak Disiplin

Kurang

Disiplin Disiplin Sangat Disipilin Tanggung Jawab

Mampu Mampu Sangat Mampu Kecepatan Pelayanan Tidak Cepat Kurang

Cepat Cepat Sangat Cepat Keadilan

Mendapatkan Pelayanan

Tidak Adil Kurang Adil Adil Sangat Adil Kesopanan dan

Wajar Wajar Sangar Wajar Kepastiaan Biaya

Nyaman Nyaman Sangat Nyaman Keamanan Pelayanan Tidak Aman Kurang

Aman Aman Sangat Aman

Sumber:diolah dari KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan index kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah, dan langkah-langkah

(25)

34

3.2. Populasi, Sampel, Dan Teknik Penentuan J umlah Sampel

Menurut sugiyono ( 2006: 56) dalam buku yang berjudul “ statistika

untu penelitian’’, populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini

adalah semua pelanggan yang mendapatkan pelayanan dari unit pelayanan

Kontor Pos Indonesia ( Persero) Surabaya Selatan.

Sedangkan sampel yang diambildalam penelitian ini sebanyak 150

responden dengan berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor KEP/ 25 / M. PAN/ 2004 dalam lngakah – langkah

penyusunan Indeks Kepuasan Pelanggan point 3.a yaitu Jumlah Responden

dimana Responden dipetik secara acak yang ditentukan sesuai dengan

cakupan wilayah masing – masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi

hasil penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang

jumlah pupolasi penerima layanan, dengan dasar ( “ jumlah unsur”+1 ) x 10 =

jumlah responden (14+1) x 10 = 150 responden.

Dalam penelitihan ini diambil dengan cara menyebarkan kuesoner

kepada anggota populasi populasi dengan menggunakan teknik sampel dari

populasi yang samping yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari

populasi itu ( Sugiono, 2006 : 57).

Langkah-langkah penyusunan indeks kepuasan masyarakat dan

(26)

1. Penetapan Pelaksana

A) Apabila dilaksanakan secara swakelola, perlu membentuk Tim

penyusunan indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari :

a. Pengarah

b. Pelaksana yang terdiri dari :

c. Ketua

d. Anggota sekaligus sebagai surveyor sebanyak-banyaknya 5 orang.

B) Sekretariat sebanyak-banyaknya 3 orang.

2. Apabila dilaksanakan oleh unit independen yang sudah berpengalaman,

perlu dilakukan melalui "Perjanjian kerja sama" dengan unit independen.

Unit independen tersebut dapat dilaksanakan oleh :

1. Badan Pusat statistik (BPS)

2. Perguruan Tinggi (Pakar)

3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

4. Pelaku Usaha atau

5. Kombinasi dan unit tersebut 1 s.d. 4.

3. Penyiapan bahan

a. Kuesioner

Dalam penyusunan IKM digunakan kuesioner sebagai alat bantu

pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima pelayanan.

Kuesioner disusun berdasarkan tujuan survei terhadap tingkat

kepuasan masyarakat. Bentuk kuesioner sebagaimana terlampir.

b. Bagian dari Kuesioner

(27)

36

Bagian I : Identitas responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan

dan pekerjaan, yang berguna untuk menganalisis profil

responden dalam penilaiannya terhadap unit pelayanan

instansi pemerintah.

Bagian II : Identitas pencacah, berisi data pencacah. (apabila kuesioner

diisi oleh masyarakat, bagian ini tidak diisi).

Bagian III : Mutu pelayanan publik adalah pendapat penerima, atas

pelayanan yang memuat kesimpulan atau pendapat

responden terhadap unsur-unsur pelayanan yang dinilai.

c. Bentuk Jawaban

Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur pelayanan secara

umum mencerminkan tingkat kualitas pelayanan pos kilat khusus,

yaitu dari yang sangat baik sampai dengan tidak baik. Untuk kategori

tidak baik diberi nilai persepsi 1, kurang baik diberi nilai persepsi 2,

baik diberi nilai 3, sangat baik diberi nilai persepsi 4.

Contoh : Penilaian terhadap unsur prosedur pelayanan :

1) Diberi nilai 1 (tidak mudah) apabila pelaksanaan prosedur

pelayanan tidak sederhana, alurya tidak mudah, loket terlalu

banyak, sehingga prosesnya tidak efektif.

2) Diberi nilai 2 (kurang mudah) apabila pelaksanaan prosedur

pelayanan masih belum mudah, sehingga prosesnya belum efektif.

3) Diberi nilai 3 (mudah) apabila pelaksanaan prosedur pelayanan

dirasa mudah, sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih perlu

(28)

4) Diberi nilai 4 (sangat mudah) apabila pelaksanaan prosedur

pelayanan dirasa sangat mudah, sangat sederhana, sehingga

prosesnya mudah dan efektif.

4. Penetapan Responden, Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data :

a. Jumlah Responden

Responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai dengan cakupan

Wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi hasil

penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang

dari jumlah populasi penerima layanan pos kilat khusus, dengan dasar

("Jumlah unsur" + 1) x 10 = jumlah responden (14 +1) x 10 = 150

responden.

b. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di tempat pelayanan pos kilat khusus yang

berada di PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan.

5. Penyusunan Jadwal

Penyusunan indeks kepuasan masyarakat diperkirakan memerlukan waktu

selama I (satu) bulan dengan rincian sebagai berikut :

a. Persiapan, 6 hari kerja

b. Pelaksanaan pengumpulan data, 6 hari kerja

c. Pengolahan data indeks, 6 hari kerja

d. Penyusunan dan pelaporan hasil, 6 hari kerja.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Dalam mencari atau mengumpulkan data prima dan sekunder,

(29)

38

1. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang mengunakan tabulasi dan analisis data,

dimana diperoleh dengan cara mnyebarkan angket atau daftar pertayaan

keseluruh responden yang tujuan untuk mendapatkan data primer mengenai

pelayanan kontor pos indonesia ( persero ) bentuk kuesioner. Sebagaimana

terlampir dalam Lampiran Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor KEP/ 25/ M.PAN/2004.

2. Observasi

Yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek

yang diteliti dan mencatat data – data yang diperlukan untuk mendukung

pembuatan laporan penelitian.

3. Dokumentasi

Untuk mendapatkan data sekunder, dipergunakan cara pencarian atau

mengadakan pencatatan dan dokumen atau arsip – arsip yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti. Data ini diperoleh dari instansi atau

lembaga terkait yang ada kaitannya dengan peneliti.

3.4.Analisis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka untuk mengeolah dan menanalisis data tentang pelayanan

kontor pos di PT POS Indonesia ( Persero ) dipergunakan pedoman

sebagaimana dalam langkah – langkah penyusunan Indeks Kepuasan

Pelangan point C.1 yaitu Metode pengelolahan data nilai IKM dihitung

dengan menggunakan “ nilai rata – rata tertimbang ” masing – masing unsur

(30)

pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbangan yang

sama dengn rumus sebagai berikut :

Untuk memproleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai

rata-rata tertimbang dengan rumusan sebagai berikut :

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25

-100 maka hasil penelitihan tersebut di atas dikonversihkan dengan nilai dasar

25, dengan rumus sebagai berikut :

Berikut tabel nilai persepsi interval indeks kepuasan masyarakat unit

pelayanan pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2. :

Tabel Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konver si IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan

NILAI

Sumber : Lampiran Keputusan MENPAN Nomor : KEP/25/M.PAN/2004

Bobot nilai rata-rata tertimbang = = = 0,071

IKM = x Nilai Penimbang

(31)

40

3.4.1.Perangkat Pengolahan

a. Pengolahan dengan komputer

Data entry dan penghitungan indeks dapat dilakukan dengan program

komputer/ sistem data base.

b. Pengolahan secara manual :

1. Data Isian kuesioner dari setiap responden dimasukkan ke dalam

formulir mulai dari unsur 1 (U1) sampai dengan unsur 14 (U14).

2. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur

pelayanan dan nilai indeks unit pelayanan pos kilat khusus adalah

sebagai berikut :

a.Nilai rata-rata per unsur pelayanan pos kilat khusus

Nilai masing-masing unsur pelayanan pos kilat khusus dijumlahkan

(kebawah) sesuai dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh

responden, kemudian untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur

pelayanan, jumlah nilai masing-masing unsur pelayanan dibagi

dengan jumlah responden yang mengisi. Untuk mendapatkan nilai

rata-rata tertimbang per unsur pelayanan jumlah nilai rata-rata per

unsur pelayanan dikalikan dengan 0,071 sebagai nilai bobot

rata-rata tertimbang.

b.Nilai indeks pelayanan

Untuk mendapatkan nilai indeks unit pelayanan, dengan cara

(32)

3.4.2.Pengujian Kualitas Data

Data pendapat masyarakat yang telah dimasukkan dalam

masing-masing kuesioner, disusun dengan mengkomplikasikan data

responden yang dihimpun berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan pekerjaan utama.Informasi ini dapat digunakan

untuk mengetahui profil responden dan kecenderungan jawaban yang

diberikan, sebagai bahan analisis obyektivitas.

3.4.3.Laporan Hasil Penyusunan Indeks

Hasil akhir kegiatan penyusunan indeks kepuasan masyarakat dari

setiap unit pelayanan instansi pemerintah, disusun dengan materi utama

sebagai berikut ;

1. Indeks per unsur pelayanan

Berdasarkan hasil penghitungan indeks kepuasan masyarakat,

jumlah nilai dari setiap unit pelayanan diperoleh dari jumlah nilai

rata-rata setiap unsur pelayanan. Sedangkan nilai indeks komposit

(gabungan) untuk setiap unit pelayanan, merupakan jumlah nilai rata-rata

dari setiap unsur pelayanan dikalikan dengan penimbang yang sama,

yaitu 0,071.

2. Prioritas peningkatan kualitas pelayanan

Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yang

mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai

(33)

42

NO UNSUR PELAYANAN NILAI UNSUR

PELAYANAN

1. Prosedur Pelayanan

2. Persyaratan Pelayanan 3. Kejelasan Petugas Pelayanan 4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan

5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan

6. Kemampuan Petugas Pelayanan

7. Kecepatan Pelayanan

8. Keadilan Mendapatkan pelayanan

9. Kesopanan Dan keramahan Petugas-petugas

10. Kewajaran Biaya Pelayanan

11. Kepastian Biaya Pelayanan 12. Kepastian Jadwal Pelayanan

13. Kenyamanan Lingkungan

(34)

4.1.Gambaran Umum PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan

4.1.1. Sejar ah Singkat Perusahaan

Sejarah terbentuknya Pos di Indonesia dimulai sejak zaman Belanda,

pada tahun 1596 Cornelis De Houtman pada saat kedatangan kebutuhan surat –

surat untuk raja – raja di Banten dan Jakarta. Berkembang seiring kebutuhan

gagasan untuk memperlancar surat menyurat selama era kolonial Belanda telah

diwujudkan oleh Gubernur Jendral G. W. Baron Van Imhoff dengan

mendirikan kantor pos yang pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746.

Peran kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan

teknologi telegraf, dan telepon, sehingga dibentuk Jawatan Pos, telegram dan

telepon (Jawatan PPT) berdasarkan Staatblaad Nomor 395 Tahun 1906.

Jawatan PPT Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 27

September 1945 setelah dilakukan pengambil ahlian kantor pusat PPT di

Bandung oleh Angkatan Muda PPT (AM PPT) yang menelan korban gugurnya

sekelompok pemuda AM PPT sehingga peristiwa ini sebagai tonggak sejarah

berdirinya Jawatan PPT Republik Indonesia dan diperingati sebagai Hari

Bangkit Parpostel.

Jawatan PPT IBW ternyata telah memenuhi syarat untuk menjadikan

sebuah perusahaan negara, maka pada tahun 1961 dikeluarkan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 240 dimana Jawatan PPT diubah menjadi perusahaan Pos

(35)

20

Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No.9 Tahun 1978. Sehubungan dengan

terjadinya perubahan dalam iklan usaha menyangkut tata cara pembinaan dan

pengawasan berdasarkan PP No. 24 Tahun 1984 dan Perum Pos dan Giro

dirubah statusnya menjadi PT Pos Indonesia (Persero) berdasarkan PP No. 5

Tahun 1995.

4.1.2.Sejar ah Berdirinya PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan.

Lokasi PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan tempatnya berda di Jl. Jemur

Andayani No. 75 Surabaya Selatan, sementara sebelah timur terdapat Industri

Estate Rungkut (SIER) sebelah barat menuju daerah Ahmad Yani dan sebalah

utara daerah panjang jiwo.

Kantor Pos Surabaya Selatan ini diresmikan Menteri Pariwisata Pos dan

Telekomunikasi pada tanggal 6 November 1986 dan dengan keputusan Direksi

Perum Pos dan Giro tertanggal 12 Juli 1991 No. 101/Dirut Pos/1991 yang

menetapkan peningkatan kelas drai kantor pos kelas I menjadi kantor pos besar

dalam kurun waktu lima tahun ini merupakan akibat dari perkembangan dari

produksi maupun pendapatan terus menerus meningkat dan semakin

bertambah.

Dengan perubahan status Perum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia

(Persero) tanggal 20 Juni 1995, maka terjadilah perubahan struktur organisasi –

organisasi pada seluruh jajaran Pos Indonesia seperti kantor Pos Besar yang

sekarang menjadi Kantor Kelas III Surabaya Selatan. Dengan

mengrespondenkan pelayanan yang memuaskan pelanggan makaa PT. Pos

Indonesia Kantor Pos Surabata Selatan berpijak pada PP No. 37 / 1985 tentang

(36)

a) Pelayanan pokok mencakup pengiriman paket pos, wesel pos, pelayanan

giro dan cek pos.

b) Pelayanan tambahan yang secara khusus diberikan pelayanan pokok atas

permintaan pengiriman maupun penerimaan.

c) Pelayanan khusus yang secara khusus diberi pelayanan pokok atas

permintaan pengiriman maupun penerimaan.

d) Pelayanan keagenan yang diselenggarakan PT. Pos Indonesia untuk pihak

yang tertentu dengan menerima sejumlah upah atau profisi tertentu..

a) Alamat Kantor PT. Pos Indonesia Surabaya Selatan

Jl. Jemur Handayani No. 75 Surabaya Selatan

b) Foto Tampak Depan

Gambar 4.1.

(37)

22

4.1.3.Visi, Misi Kebijakan Mutu

1. Visi Perusahaan.

Dalam usahanya sebagai pusat pelayanan jasa pos, PT. Pos Indonesia

senatiasa berupaya untuk menjadi sarana komunokasi kelas dunia, yang

peduli lingkungan, dikelola oleh sumber daya manusia yang profesional,

sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat

serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan konsep bisnis yang sehat.

2. Misi Perusahaan.

Menyediakan sarana komunokasi yang handal dan terpecaya baagi

masyarakat dan pemerintah guna menunjang pembangunan nasional serta

memperkuat kesatuan bangsa dan negara. Mengembangkan usaha yang

bertumpu pada peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan IPTEK

yang tepat guna untuk mencapai kepuasan pelanggan serta memberikan

nilai tambah yang optimal bagi karyawan, pemegam saham, masyarakat

dan mitra kerja.

3. Kebijakan Mutu.

PT. Pos Indonesia (Persero) bertekad menyelenggarakan pelayanan

yang berkualitas tinggi dengan penerapan sistem manajemen yang handal.

Mutu pelayanan jasa PT. Pos Indonesia merupakaan perwujudan budaya

kerja perusahaan dan tingkat kedisiplinan dalam usaha menjaga

kesinambungan upaya – upaya meningkatkan kepuasan total kepada

pelanggan, karyawan dan pemilik perusahaan sehingga menjadi perusahaan

(38)

4.1.4. Kegiatan Layanan Perusahaan

PT. Pos Indonesia (Persero) adalah suatu perusahaan yang bergerah di

bidang jasa maupun barang. Adapun jenis layanan yang diselenggarakan oleh

PT. Pos Indonesia (Persero) dibagi menjadi beberapa kelompok jenis sebagai

berikut :

a) Layanan Standar adalah yang harus ada dan wajib disediakan diseluruh

kantor pos, misalnya :

1. Paket Pos Biasa Dalam.

Pengertian :

Kemasan berisi barang dengan bentuk dan ukuran tertentu.

Spesifikasi :

Waktu Tempuh : H+4 s/d H+14

Resi : Meleket pada layanan

Berita Terima : Optional

Asuransi : Premi asuransi ongkos kirim dalam harga jual, sedangkan

premi asuransi nilai barang merupakan layanan falkultatif

bagi pelanggan.

Dimensi/Ukuran : Sisi terpanjang tidak melebihi 1,5 m dengan jumlah

terpanjang dan keliling tidak melebihi 3 m

Berat : Maksimal 30 kg

Perhitungan berat kiriman dilakukan dua cara, yaitu :

a) Dengan menimbang kiriman

b) Berdasarkan volumetrik kiriman dengan rumus :

(39)

24

Dari hasil hitungan kedua cara tersebut, tentukan berat yang terbesar

yang akan digunakan menghitung tarif

Jaringan : Jaringan Paket Pos Biasa Dalam Negari meliputi semua

fasilitas fisik layanan pos di seluruh Indonesia

Tarif : a) Berdasarkan tarif kilogram pertama ditambah tarif per

kilogram berikutnya, dengan ketentuan tarif minimal adalah

tarif sampai dengan tingkat 3 kg selebihnya dihitung per

kilogram.

b) Besarnya tarif sesuai dengan lampiran Keputusan Direksi

Nomor : KD.77/Dirut/1201 tanggal 12 Desember 2001

tentang Tarif Paket Pos Biasa Dalam Negari

Dilarang untuk Dikirim melalui Paket Pos :

a. Barang yang karena sifat/isinya dapat merusak/mengotori kirimanan

dan atau membahayakan petugas dan atau orang lain.

b. Barang yang mudah meledakan, mudah menyala atau dapat terbakar

sendiri.

c. Binatang hidup, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan segar yang

mudah busuk.

d. Barang yang melanggar/menyinggung kesusilaan.

e. Candu, morfir, kokain, ganja, ekstasi dan jenis obat-obatan lainnya

yang dilarang oleh pemerintah.

f. Uang dan mata uang.

g. Barang yang isinya dapat menggangu keamanan, ketertiban dan

(40)

h. Kiriman yang berisi barang yang bertentanggan perundanang-

undangan yang berlaku.

Ganti Rugi Paket Pos Biasa

Terdapat biasa dalam negeri yang rusak atau hilang, maka kepada

pengirim atau penerima dapat di berikan ganti rugi :

Besarnya ganti rugi dalam negeri ditetapkan sebagai berikut :

Dalam hal ini keterlambatan penyampian kepada penerima dari batas

waktu yang telah ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam hal Paket Pos Hilang/Rusak Seluruhnya (total), maka :

a. Untuk PP yang diasuransikan berdasarkan ongkos diberikan ganti

rugi sebesar 10 (sepuluh) kali ongkos kirim.

b. Untuk PP yang diasuransikan dengan nilai barang diberikan ganti

rugi maksimal sebesar harga pertanggungan.

c. Untuk PP yang diasurasikan berdasarkan ongkos kirim dan nilai

barang diberikan ganti rugi maksimal sebesar harga petanggungan,

yang terdiri dari nilaia barang 10 (sepuluh) kali ongkos kirim.

PP ditetapkan rusak seluruhnya jika nilai kerusakanya melebihi 75%

dari nilai barang.

Dalam hal Paket Pos Hilang sebagaian, maka :

a. Untuk PP yang diasurasikan berdasarkan ongkos kirim diberikan

ganti rugi baerdasarkan presentese kerugian dengan maksimal 50%

dari ongkos kirim.

b. Untuk PP yang diasurasikan dengan nilai barang diberikan ganti rugi

(41)

26

Dalam hal Paket Pos Rusak sebagaian, maka :

a. Untuk PP yang diasurasikan berdasrkan ongkos kirim diberikan

ganti rugi berdasarkan presentese kerugian dengan maksimal sebesar

50% dari ongkos kirim.

b. Untuk PP yang diasurasikan dengan nilai barang diberikan ganti

rugi sebesar biaya perbaikan PP ditetapkan rusak sebagian jika

biaya perbaikanya sampai dengan 75% dari nilai barang.

2. Paket Pos Luar Negari.

b) Layanan Prioritas adalah layanan yang hanya disediakan oleh kantor pos

tertentu yang mendapat prioritas penanganan dan atribut-atribut tertentu,

misalnya : Paket Pos Kilat Khusus.

Pengertian :

Paket pos kilat khusus (PPKH) adalah kemasan ukuran standar dengan

berat dari 2 kg s/d 30 kg yang diberlakukan secara kilat khusus.

Spesifikasi :

Waktu Tempuh : Maksimum H+4

Resi : Meleket pada layanan

Berita Terima : Meleket pada layanan

Asuransi : Premi asuransi ongkos kirim dalam harga jual,

sedangkan premi asuransi nilai barang

merupakan layanan falkultatif bagi pelanggan

Dimensi/Ukuran : Sisi terpanjang tidak melebihi 1,5 m dengan

jumlah terpanjang dan keliling tidak melebihi

(42)

Berat : Maksimal 30 kg

Jaringan : Nasional

Tarif : Mengacu Kepdir Nomor : 93/Dirut/2000

tentang Tarif PP Kliat Khusus

Ganti Rugi Paket Pos Kilat Khusus :

Terhadap PPKH yang terlambat, rusak atau hilang maka kepada Pengirim

atau Penerima dapat diberikan ganti rugi.

Besarnya Ganti Rugi PPKH berdasarkan ongkos kirim ditetapkan sebagai

berikut :

a. Dalam hal keterlambatan penyampaian pada penerima dari batas waktu

yang ditetapkan sebesar 2 (dua) kali ongkoos kirim.

b. Dalam hal PPKH hilang seluruhnya (total), diberikan ganti rugi sebesar

30 (tiga puluh) kali ongkos kirim.

c. Dalam hal PPKH hilang sebagian, diberikan ganti rugi presentase

kehilangan.

d. Dalan kerusakan isi PPKH, diberkan ganti rugi sebesar kerusakan dengan

maksimal 30 (tiga puluh) kali ongkos kirim.

c) Layanan Perlakuan Khusus adalah layanan yang dapat dinegosiasi dengan

pelanggan dan dengan persyarat-persyaratan tertentu, misalnya : Kiriman

Pemilu.

Pengertian :

Layanan paket pos yang persyaratan, tarif dan atribut layanannya sesuai

kesepakatan dengan pelanggan.

(43)

28

Waktu Tempuh : Kesepakatan dengan pelanggan

Resi : Optional

Berita Terima : Optional

Asuransi : Optional

Dimensi/Ukuran : Kesepakatan dengan pelanggan

Berat : Kesepakatan dengan pelanggan

Jaringan : Dalam jaringan yang dilayani oleh PP Standar

(biasa) dan PP Kilat Khusus

Tarif : Kesepakatan dengan pelanggan

4.1.5. J am Buka Loket

Jam buka loket pelayanan pos kilat khusus di PT. Pos Indonesia :

1. Jam buka loket disesuaikan dengan jam buka loket pelayanan pos kilat

khusus di PT. Pos Indonesia yang ada di kantor pos surabaya selatan, yaitu

sebagai berikut :

a) Hari Senin sampai dengan Kamis : Jam 08.00 - 14.00

b) Hari Jum’at : Jam 08.00 - 11.00

Jam 13.00 - 14.00

c) Hari Sabtu : Jam 08.00 - 12.00

2. Jika diperlukan, jam kuba loket dapat diubah sesuai kebutuhan dengan

terlebih dahulu meminta izin kepada Kepala Wakil Pos dan Kantor Pos

Pusat.

3. Pembukaan pelayanan yang dilakukan setelah ketentuan waktu buka loket

pada ketentuan dikemungkinan dengan ketentuan yang dipertanggung

(44)

4.1.6. Batas Ukuran dan Berat Paket Pos

1) Paket Pos (Standar) batas ukuraan maksimumnya, baik yang diangkut

melalui darat atau laut maupun udara tidak boleh melebihi 150 cm. Jumlah

panjang dan keliling yang terbesat yang diukur kearah lain dari arah

panjangnya tidak boleh lebih dari 300 cm.

Berat maksumim paket pos yang diangkut lewat darat dan laut 40 kg

sedangkaan yang diaangkut lewat udara 30 kg.

2) Paket Pos Non Standar tidak mengenal perbatasan ukuran maupun berat.

Senua jenis barang dalam ukuran, volume.

3) Tingkat berat dapat dikirim sebagai kiriman paaket pos otoma domestik,

eksport dan import sepanjang :

a) Daya angkut, alat serta sarana transportasi memungkinkan, khusus

untuk PP optima domestik yang dikirim dengan pesawat undara, agar

memperhatikan ukuran pintu pesawat udara.

b) Dikirim keseluruh negara yang dapat dilayani oleh PT. Pos Indonesia.

c) Tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku baik

dalam negari maupun di negari tujuan.

4.1.6.1. Atur an Larangan Pengiriman Paket

Dilarang mengirim barang yang dapat membahayakan, kiriman pos atau

keselamatan orang. Pelanggaran ini di ancam dengan hukuman pidana

kurungan kurungan selama-lamanya 1 tahun atau denda setinggi-tingginya

satu juta rupiah dan wajib membayar ganti rugi kepada PT. Pos Indonesia

(Persero) atau pihak lain atas kerugian yang diderita.

(45)

30

1) Barang yang karena sifatnya dapat merusak/mengotorkan kiriman paket

lain dan atau membahayakan orang lain/pegawai pos.

2) Barang yang mudah meledak, mudah menyala atau dapat terbakar

sendiri.

3) Barang hidup dan tumbuh-tumbuhan (kecuali telah memenuhi ketentuan

yang berlaku, misalnya karantina).

4) Barang-barang yang menyinggung kesusilaan.

5) Candu, morfir, kokain, ganja, ekstasi dan jenis obat-obatan lainnya yang

dilarang oleh pemerintah.

6) Barang yang dilarang masuk ke negara tujuan atau kena

pembatasan/embaargo di negara tujuan.

7) Surat, kartu pos, sekalipun isis ketu pos tersebut beritaa tentang isi paket

tersebut.

4.1.6.2. Ketentuan dan Syarat-Syar at Pengiriman Lainnya

1. PT. Pos Indonesia (Persero) akan di pertanggung jawabkan terhadap

peket pos yang dikirim bila telah membayar lunas semua biaya

pengiriman (kecuali bila ada kesepakatan tertentu) dan memiliki bukti

tanda terima penggiriman paket pos.

2. Isi paket dan nilai barang harus sesuai dengan pernyataan pengiriman

pada halaman muka bukti pengiriman. Bila peryataan tertulis tidak sesuai

dengan isi paket, maka pengirim bertanggung jawab atas pelanggaran

hukum yang dilakukanya.

3. PT. Pos Indonesia (Persero) tidak bertanggung jawab atas hal-hal sebagai

(46)

a) Resiko teknik apapun yang terjadi selama pengakutan yang

menyebabkan barang yang dikirim tidak berfungsi atau berubah

fungsi. Hal ini berlaku untuk barang-barang seperti mesin dan

sejenisnya, termasuk barang eletronik seperti : TV, Radio, Kulkas,

Komputer, Disket, AC, Video, Mesin Cuci dan barang-barang

jenisnya.

b) Keterlambatan pengiriman ketempat tujuan dan kehilangan atau

kerusakan karena keadaan yang memaksa, misalnya : perang,

pembajakan dan kejadian-kejadian sejenisnya.

c) Semua penahan dan penyitaan atau pemusnahan terhadap suatu jenis

barang kiriman oleh pemerintah yang berwenang seperti : Bea Cukai,

Karantina, Kepolisian, Kejaksaan dan Intansi-Intansi lainya.

d) Kebocoran, kerusakan atau pembusukan untuk jenis kiriman yang

berupa : Barang cair, Pecah-belah, makanan dan lain-lain.

4. Bila terjadi kerusakan dan atau kehilanggan terhadap isi paket

penggantian kerugian ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Direksi No :

116/Dirop/Divket/98 tanggal 09-09-1998 untuk paket pos dalam negeri.

Dan No : 40/Dirop/Divket/98 tanggal 14-04-19998 untuk paket pos luar

negeri. Apa bila terjadi berubahan ketentuan ganti rugi, maka ganti rugi

akan berlakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. PT. Pos Indonesia dalam keadaan terpaksa, berhak mengangkut kiriman

dengan mengggunakan sarana angkutan lainnya sampai tujuan tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu kepada pengirim.

(47)

32

diserahkan kepada penerima.

7. Khusus untuk Paket Pos Optima syarat-syarat pengemasan dan

penanganan lainnya sebagai berikut :

a) Barang pecah belah dan barang eletronik harus dikemas dengan kayu

dilapisi dengan busa atau penahanan lainnya, sehingga terhindar dari

kerusakan.

b) Khusus untuk kiriman sepada Motor :

1. Bensi dan Oli harus kosong.

2. Dilapisi dengan foto copy STNK.

3. Yang diangkut melalui udara, harus dikemas dengan kayu, dan

BAN dalam keadaan dikempeskan.

4.1.6.3. Pengumpulan Paket Pos

Kegiatan pengumpulan paket pos adalah proses penerimaan paket pos

dari pengirim yang diterima melalui fasilitas-fasilitas pelayanan pos

meliputi : Loket KPRK, Loket Agen Pos, Loket Cabang dan Unit Pelayanan

Bergerak (PKK, PKD, Possarling).

Penerimaan Di Loket :

Petugas loket harus memeiksa apakah kiimiman tersebut:

1. Telah dikemas dengan baik / kuat

2. Tidak melampui batas meksimal ukran dan berat (jia melampui dapat

dialihkan ke layanan PP Optimal)

3. Tidak berisi barang yang dilarang pegirimannya melalui Paket Pos.

4. Apabila terdapat keragua-raguan tentang isi paket, atau ukuran kurang

(48)

dimintak untuk dibuka, atau bila perlu dapat ditolak.

5. Setelah itu, petugas loket menimbang dan menentukan porto dn be yang

harus dibayar oleh si pengerim kemudian memerikan paket -1 (resi

pngirim) kpada pengirim untuk di isi.

6. Penulis alamat pada resi pengeriman yaiu Model peket -1 untuk PP DN

dan model CN 71 untuk PP LN telah lengkap dan benar kemudian

dicocokkan dengan penulisan alamat pada Paket kan dikirim.

7. Peke loket mengisi registasi PP-1 dan menempelkan carik Nomor PP-1

sebagai :

a. 1 lembar carik kecil pada lembar asli paket -1 pada kolom yang

tersedia.

b. 1 lembar carik yang besar pada paket pos.

1) Pengisian Paket 1

Tanda terima pengiriman paket pos adalah: Model paket-1

model/formulir ini merupakan formulir serba guna, yaitu : Disamping

berfungsi sebagai bukti pengiriman (dulu kartu alamat PP-2/ Kartu

Alamat) juga berfungsi sebagai register penerima bea Paket Pos (dulu

memakai Register PP-1) serta berfungsi pula sebagai tanda-tanda

penerima paket pos oleh penerima (Si Alamat).

Paket-1 terdiri dari 4 rangkap dengan pendistribusian sebagai berikut:

1. Lembar- 1 untuk dkirim ke kantor tujuan menyertai paket pos.

2. Lembar-2 untuk pengirim sebagai resi.

3. Lembar-3 pihak asuransi.

(49)

34

2) Asurasi Paket Pos

Program Asurasi Perket Pos dirancang untuk pengguna agar tinggat

kepercayaan masyaraka terdapat layanan semakin meningkat, yaitu

dengan adanya jaminan asurasi atas barang yang dikirim.

a) Dasar Hukum Pelaksana.

1. Surat edaran direksi nomor 2158/dirop/divket/97 tanggal 10

september 1997.

2. Surat edaran direksi nomor 40/dirop/divket/98 tanggal 16 april

1998.

3. Surat edaran direksi nomor 707/dirop/divket/ tanggal 3 januari

1998.

b) Penangguan Dan Tanggung.

Penangguan adalah peusahan asuransi yang dijadikan mitra usaha

PT. POS Indonesia untuk menjamin kerusakan dan kehilanggan paket

pos yang dikirim melalui PT.POS Indonesia dengan syarat-syarat

tertentu dan dalam hal ini PT. POS Indonesia adalah menjadi

tertangguan penanggung tersebut adalah :

1. PT. Asurani Biniaga upakar untuk wilayah janteng, kalimaan dan

sulawesi.

2. Pt Asuransi Ramayana untuk wilayah sumetra, jawa barat dan DKI

3. PT Asuransi Jasindo untuk wilayah jawa timur, NTT,NTB maluku

irian jaya

(50)

4.1.6.4. J enis-jenis Asur ansi Paket Pos

1) Asuransi Ongkos Kirim

Ansuransi Ongkos Kirim yaitu (semua kiriman paket pos secara otimatis

diasransikan dengan ongkos kirim) sifatnya wajib dengan harga

pertanggungan dilengkapi sebesar 10 (sepuluh) kali ongkos kirim.

2) Asuransi Nilai Barang

Ansuransi Nilai Barang yaitu (sifatnya optional/fakulatif) yaitu apabila

pengirim enghendakaiasuransi paket pos berasrkan nilai barang sealigus

ongkos kirim dengan harga petangungan merupakan gabunga dari nilai

barang ditambah 10 (sepuluh) kali ongkos kirim.

4.1.6.5. PROCESSSING (Pengeolaha Paket Pos)

A.Pengolahan Dikantor Asal

Pengolahan Dikantor Asal adalah dari kegiatan Penyortir a, dan

Penutupan. Agar kegiatan tersebut efektif dan sistematis, perlu diatur

supaya kegiatan penyeortira dan pencatatan ( pada adpsi PP-8) perlu

dilakukan secara berangsur-angsur (tidak sekaligus) selama masa olah ,

sedangkan kegiatan penutupan dilakukan menjelang akhir masa olah.

B.Pengolahan Dikantor Tujuan

Pengolahan Dikantor Tujuan adalah dimulai dari pembukan

kantung/kiriman paket pos dikantor ujuan sampai dengan paket tersbut

diserahkan kebagian ekpedisi untuk diolah lebih lanjut.

C.Masa Olah

Masa Olah adalah waktu yang ditetapkan untuk melakukan

(51)

36

pertimbangan :

a. Jam tiba/berangkat alat pengukuran (N-22).

b. Beban kerja.

c. Waktu tempuh kiriman.

4.1.6.6. Cara Pengirimana Paket Pos Kilat Khusus

Dalam berhubungan dalam negeri tiak diadakan kirimn pp tatep

sehingga untuk tiap kantor dapat ditutup pp, dengan memperhatikan :

1) Jika jumlah PP dipandang cukup banyak dan dapat dibuat.

2) jika jumlah PP tidak seberapa, maka PP dapat dimasukkan dalam surat

kiriman paket pos.

3) PP udarah meskipun jumlahnya sedikit dikiriman pp denan kanong

sendiri.

4.1.6.7. Penerima Paket Pos Kilat Khusus

1. Penerimaan kirimian paket pos dari pengangkuan ,cocokkan dengan

R6/R7.

2. Pembukaan kantung paket pos kilat khusus atau kontong kilat pres.

3. Periksa pula nomor yang berurutan dengan nomor sebelumya (guna buku

pengawasan nomor urut penerimaan paket pos).

4. Apabila dalam memeriksa ditemukan sesilih krang/lebih jumlah PP atau

rusak, mak segerah laporkan kedapa pengawasan dan buat berita acara

P-6.

5. Dalam hal ini salah kirim diterima anpa dokumen paket-1 segera

(52)

4.1.6.8. Pengantar Paket Pos Kilat Khusus

1. Semua PP yang akan diantar oleh pengantar petugas pos terlebih dahulu

dicatat pada register petugas pos.

2. Petugas behasil diserahkan kepaa si alamat memutuhkan tanda tangan.

3. Bila penerima menolak yang diantar, dimintak untuk penulisan.

4. Setelah petugas mengantar selesi melakaakan antaran, maka saat kembali

ke kantor pos harus menyerahkan sebagai berikut :

a) Petugas pos tidak berhasil menyerahkan peket kirimaan.

b) Paket -1 yang di tandangi si penerima.

4.1.7. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibuat agar semua aktifitas dan pencapai tujuan dari

suatu perusahan dapat lebih mudah dicapai atau dengan kata lain semua

(53)

38

Gambar 2

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR POS SURABAYA SELATAN 60400

(Dmk Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Nomor : KD.03/DIRUT/0111 tngl 03 Jan 2011)

Sumber : Kantor Pos Cabang Gunung Anyar Surabaya Selatan Tahun 2014

KEPALA

(54)

Di bawah ini diuraikan Struktur Organisasi Kantor Pos Surabaya selatan

tugas di Kantor Pos Surabaya Selatan, sebagai berikut :

1. Manajer Sarana dan Sumer Daya Manusia, tugasnya adalah :

a.Mencatat agenda rahasia.

b.Mengetik konsep, notulen, serta pengiriman surat rahasia.

c.Mengamati agenda surat – surat masuk serta rahasianya.

d.Menentukan bendel tunda dan simpan.

2. Manajer Quality Control ( Bina Mutu Pelayanan ), tugasnya adalah :

a. Mengatur pembagian kerja dibagiannya.

b. Mengawasi penyusunan jadwal pemeriksaan periodik dan mengatur

pelaksanaannya.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

d. Membuat laporan bulanan meliputi laporan periodik, lap zerro defeect.

e. Mengevaluasi hasil pengolahan data irregularitas.

3. Manajer Keuangan, tugasnya adalah :

a.Mengamati dan bertanggung jawab atas keuangan kantor.

b.Memegang dan mengamati keuangan kas.

c.Mengecek kesediaan BPN, benda UTA Akte Agraria.

d.Membuat laporan mingguan saldo kas pada hari jum’at.

4. Manajer Akuntansi, tugasnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas kelancaran di bagian akuntansi.

b. Mengamati dan memeriksa pembukuan perhitungan pemeriksaan dan

pengeluaran serta buku bantuannya.

Gambar

Gambar : 2.1.
Tabel Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM,
Gambar 4.1.
Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang menjadi langkah politik Recep Tayyib Erdogan dalam Islamisme Turki kontemporer melalui kebijakan politik luar negerinya bisa disimpulkan, bahwa memilki pehaman

Pada komputerisasi sistem stok kertas berbasis multiuser pada CV Araya Media Grafika Surakarta, dimulai de-ngan mengolah data.. yang dimasukkan oleh bagian

Cara pengambilan data penelitian ini antara lain yakni; (1) data kegiatan pembelajaran diambil dari RPP yang dibuat oleh guru dan lembar observasi pelaksanaan model

Kelompok perenang yang memiliki power lengan tinggi memiliki peningkatan kecepatan renang 100 meter gaya front crawl yang lebih baik jika dilatih dengan latihan

Berdasarkan tabel implementasi Zona Integritas tersebut diatas Pengadilan Negeri Meureudu telah membangun Zona Integritas sesuai dengan Rencana Kerja yang

seharusnya orang percaya memaknai dan menyikapi fenomena penderitaan di tengah pandemi Covd-19 yang terus berlangsung: Orang percaya harus tetap sepenuhnya mempercayai

Fungsi korelasi yang mempunyai nilai koefisien tertinggi adalah fungsi polynomial ordre 5 dengan nilai koefisiennya 0,774 dan fungsi tersebut akan mempunyai

Pengawasan Penjualan Obat Keras Oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Pekanbaru Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.. Sebagai tambahan ilmu