• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PENGAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PENGAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PENGAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP PANCA BUDI

MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh :

Eka Wahyuni NIM.409311012

Program Studi Pendidikan matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Penerapan Pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Bangun

Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Panca Budi Medan Tahun Ajaran

2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Drs.Yasifati Hia, M.Si ,selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak

Drs.Syafari, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, dan Ibu Dra. Katrina Samosir,

M.Pd selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan

dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd

selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan

bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu

Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di

rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs.

Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si

selaku Ketua Prodi Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA

UNIMED yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan

berkas-berkas untuk wisuda.

Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih dari relung hati

(3)

v

selalu menjadi sumber motivasi dan senantiasa mendukung, memberikan doa,

dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai

dengan selesai. Terima kasih juga disampaikan kepada adik-adik penulis, Andi

Putra Parlindungan, Yeni Maulida dan Nurul Nabila yang selalu menjadi motivasi

dan penyemangat hidup penulis. Juga kepada abangda Sukriadi Siregar, S.H.,

M.H yang dengannya selalu belajar untuk selalu sabar dan tetap berjuang.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Darron

Hasibuan,S.Pd selaku kepala sekolah SMP Panca Budi Medan dan Ibu Nani

Jailani, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Panca Budi Medan serta

guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama

melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat

selama perkuliahan, Chardiana Wulandari, Fathia Ayu Ningtyas, Fitria Selly, dan

Futry Kesuma Wardani Nst yang dengan mereka menghiasi persahabatan dengan

canda tawa, perjuangan bahkan air mata. Serta teman-teman selama perkuliahan

khususnya Kelas Ekstensi 2009 yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah

banyak membantu dan memotivasi penulis. Terima kasih juga diucapkan kepada

teman-teman satu atap di Melati 03 yang telah banyak membantu secara moril

melalui candatawa penghilang penat dan memberikan motivasi serta dukungan

kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para guru

matematika dalam menambah khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2013 Penulis

(4)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PENGAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP PANCA BUDI

MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Eka Wahyuni (NIM. 409311012)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Panca Budi Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-3 dan IX-4 SMP Panca Budi Medan tahun ajaran 2013/2014 yang masing-masing berjumlah 32 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Panca Budi Medan tahun ajaran 2013/2014.

Data diperoleh dari tes pemahaman konsep matematika siswa pada akhir setiap siklus dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Sebelum dilaksanakannya siklus diadakan tes awal pada kelas IX-3 dan IX-4 untuk melihat kemampuan awal kedua kelas memahami konsep bangun ruang sisi lengkung, juga untuk mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan bangun ruang sisi lengkung. Kemudian dilaksanakan siklus I dikelas IX-3 dan dilanjutkan dengan siklus II di kelas IX-4 untuk melihat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung.

Pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada tes awal yaitu 51,25 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sangat rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 61,875 dengan tingkat pemahaman konsep matematika rendah. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 78,0313 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sedang serta telah mencapai target keberhasilan belajar.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar persetujuan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3 Pengertian Konsep 10

2.1.4 Konsep Matematika 11

2.1.5 Pemahaman Konsep dalam Matematika 12

2.1.6 Pembelajaran Konsep Matematika 16

2.1.7 Pembelajaran Reciprocal Teaching 18

2.1.7.1 Pengertian Pembelajaran Reciprocal Teaching 18 2.1.7.2 Teori Belajar Pendukung Reciprocal Teaching 22 2.1.7.3 Memperkenalkan Reciprocal Teaching pada Siswa 24 2.1.7.4 Mengajarkan Reciprocal Teaching pada Siswa 25 2.1.7.5 Perancangan dan Penerapan Prosedur Reciprocal

Teaching 27

2.1.8 Tinjauan tentang Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung 28

2.1.8.1 Tabung 28

2.1.8.2 Kerucut 30

2.1.8.3 Bola 33

2.2 Kerangka Konseptual 35

2.3 Penelitian Yang Relevan 37

(6)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.2.1. Subjek Penelitian 38

3.2.2. Objek Penelitian 38

3.3. Jenis Penelitian 38

3.4. Prosedur Penelitian 39

3.5. Alat Pengumpul Data 45

3.5.1 Tes 45

3.5.2 Wawancara 48

3.5.3 Observasi 49

3.6. Teknik Analisis Data 49

3.6.1. Reduksi Data 50

3.6.2. Interpretasi Hasil 50

3.6.2.1 Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa 50

3.6.3. Analisis Hasil Observasi 51

3.7. Menarik Kesimpulan 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 52

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 52

4.1.1.1. Permasalahan I 52

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 55

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 56

4.1.1.4. Observasi I 57

4.1.1.4.1. Hasil Observasi Guru I 57

4.1.1.4.2. Hasil Observasi Siswa I 58

4.1.1.5. Analisis Data I 58

4.1.1.5.1. Analisis Data Hasil Observasi I 58

4.1.1.5.1.1.Analisis Data Hasil Observasi Guru I 58 4.1.1.5.1.2.Analisis Data Hasil Observasi Siswa I 59 4.1.1.5.2. Analisis Data Tes Pemahaman Konsep I 60

4.1.1.6. Refleksi I 61

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 62

4.1.2.1. Permasalahan II 62

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 63

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 64

4.1.2.4. Observasi II 66

4.1.2.4.1. Hasil Observasi Guru II 66

4.1.2.4.2. Hasil Observasi Siswa II 66

4.1.2.5. Analisis Data II 67

4.1.2.5.1. Analisis Data Hasil Observasi 67

4.1.2.5.1.1. Analisis Data Hasil observasi Guru II 67 4.1.2.5. Analisis Data Tes Pemahaman Konsep II 69

4.1.2.6. Refleksi II 69

(7)

viii

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 75

5.2. Saran 75

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Penskoran Tes Pemahaman Siswa 46

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep 48

Tabel 3.3. Tingkat Pemahaman Siswa 51

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Pemahaman

Konsep Matematika Awal pada Kelas IX-3 54 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Pemahaman

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tabung 28

Gambar 2.2. Tabung dan Rangkaiannya 29

Gambar 2.3. Kerucut 30

Gambar 2.4. Kerucut dan Rangkaiannya 31

Gambar 2.5. Tabung dan Kerucut 32

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 79

Lampiran 2. Tes Diagnostik 80

Lampiran 3. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 81 Lampiran 4. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 83

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 84 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 85

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 90 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 93 Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 96 Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 98

Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Awal 100

Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep 101

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Awal 102

Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep 103

Lampiran 15. Tes Pemahaman Konsep Awal 104

Lampiran 16. Tes Pemahaman Konsep 106

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 108 Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep 110

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Awal 112

Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep 113 Lampiran 21. Lembar Observasi Kegiatan Guru (I) 114 Lampiran 22. Lembar Observasi Kegiatan Guru (II) 116 Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (I) 119 Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (II) 125 Lampiran 25. Hasil Tes Pemahaman Konsep Awal 131

Lampiran 26. Hasil Tes Pemahaman Konsep I 133

Lampiran 27. Hasil Tes Pemahaman Konsep II 134

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat tajam

berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnyalah mendapat

perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan

mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk

itu perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu

tanpa henti.

Oleh karena itu,lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi

perkembangan tersebut dengan terus-menerus mengupayakan suatu program yang

sesuai dengan perkembangan anak,perkembangan zaman,situasi,kondisi,dan

kebutuhan peserta didik (Sa’ud,2008:2).

Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di

masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Seperti yang

diungkapkan oleh Hudojo (1988:1) bahwa matematika berfungsi mendasari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan pengetahuan yang

esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi.Ada

banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.Cornellius (dalam

Abdurrahman,2009:253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika

karena matematika merupakan :

“(1) sarana berpikir yang jelas dan logis,(2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,(3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas,dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

Belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah, metode menghafal

(12)

2

mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami

rumus-rumusnya.Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap salah satu guru

Matematika kelas VIII pada tanggal 4 Juni 2013 bahwa dalam prakteknya di

sekolah, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses

pembelajaran masih kurang, seperti siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di

depan kelas dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa

cenderung hanya sekedar menghapal konsep yang ada dan meniru

langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah

mereka mengerti dengan konsep yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah

tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja.Begitu juga dengan pengamatan

Gestalt (Gestalt Theory) yang menyesalkan penggunaan metode menghafal di

sekolah, yang menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan

akademis.Hal ini bertentangan dengan pemikiran tentang belajar yang mengacu

pada proses bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, dan siswa harus

mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri (Sagala, 2009 : 38).

Hal ini sejalan dengan hasil tes diagnostik awal yang dilakukan peneliti

pada hari yang sama,4 Juni 2013 yang berkaitan dengan materi bangun datar

yang merupakan materi prasyarat pemahaman bangun ruang sisi lengkung kepada

32 siswa kelas VIII-3 SMP Panca Budi Medan. Terdapat kesalahan yang

dilakukan siswa tentang pemahaman konsep geometri diantaranya terdapat 17

atau 53,125 % siswa salah menentukan rumus luas bangun datar, 24 atau 75 %

siswa salah menggunakan rumus luas lingkaran dalam pemecahan masalah, dan

23 atau 71,875 % siswa salah menggunakan rumus keliling lingkaran dalam

pemecahan masalah.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas VIII-3

SMP Panca Budi Medan tentang konsep bangun datar masih sangat rendah,hal ini

sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pemahaman konsep

siswa SMP pada pelajaran geometri masih tergolong rendah yang disebabkan oleh

pembelajaran yang kurang efektif (Artauly, 2011:75).

Rendahnya pemahaman konsep siswa tersebut mungkin dilatarbelakangi

(13)

3

yang bersifat teacher oriented. Pada prosesnya guru menerangkan materi dengan

metode ceramah, siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap

penting. Sumber utama pada proses ini adalah penjelasan guru. Siswa hanya pasif

mendengarkan uraian materi dan menerima begitu saja ilmu atau informasi dari

guru.Seperti yang diungkapkan oleh Depdiknas (Sagala, 2009 : 93) bahwa sejauh

ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai

perangkat fakta-fakta yang harus dihafal dan kelas masih berfokus pada guru

sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi strategi utama

dalam belajar. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu

melekat dan membekas pada diri siswa.

Ansari (2008:3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan

mengakibatkan dua konsekwensi :

”Pertama,siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua,jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan,mereka kebingungan karena tidak tahu harus memulai darimana mereka bekerja.”

Selain itu, rendahnya pemahaman konsep siswa juga dapat diakibatkan

oleh pembelajaran yang monoton. Pada model pembelajaran umumnya guru-guru

mengajarkan sebagian besar bahan dan materi dengan cara yang sama yang

berdampak kepada kesulitan belajar siswa. Sebab kesulitan belajar siswa tidak

selamanya disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi bisa disebabkan karena

penggunaan metode belajar yang tidak sesuai. Pemilihan metode tidak boleh asal

pilih, sesuaikan metode mana yang cocok untuk setiap materi. Sesuai dengan

pernyataan (Slameto, 2010 : 65) yang mengatakan bahwa agar siswa dapat belajar

dengan baik, maka metode yang diusahakan yang setepat mungkin. Dengan

demikian guru sebaiknya menggunakan metode atau strategi belajar mengajar

yang bervariasi sehingga kemampuan anak dapat terlayani.

Untuk itulah mengapa pemahaman konsep menjadi hal yang penting dan

menjadi tuntutan dalam kurikulum matematika. Sebagaimana tujuan dari pelajaran

(14)

4

1. Memahami konsep matematika,menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,akurat,efisien,dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi,menyusun bukti,atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah,merancang model matematika,menyelesaian model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,tabel,diagram,atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.Memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa

ingin tahu,perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,serta

sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pemahaman yang dituntut dalam tujuan pembelajaran matematika

tersebut adalah pemahaman rasional,yaitu pemahaman atas konsep yang termuat

dalam suatu skema atau struktur pengetahuan yang kompleks yang dapat

digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas dan kompleks.

Hudojo (1988:3) mendukung pentingnya pemahaman konsep dengan

pernyataan bahwa:

”Dalam proses belajar matematika ,prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih,sehingga waktu mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancar,misalnya mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A,seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A.Tanpa memahami konsep A,tidak mungkin orang itu memahami konsep B.Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta,mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.”

Berdasarkan pernyataan inilah maka pemahaman konsep akan suatu

materi dalam matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

Dengan paham akan suatu konsep,maka berbagai macam variasi soal dan

permasalahannya akan mudah teratasi.

(15)

5

sehingga oleh peneliti dipandang perlu melakukan suatu penelitian tindakan kelas

yang menerapkan pendekatan Reciprocal Teaching dalam pembelajaran, guna

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi Bangun Ruang Sisi

Lengkung, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan mendorong

pembelajaran mandiri yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai

fasilitator. Selama ini kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran

geometri hanya disampaikan dengan cara langsung yaitu diberikan sejumlah

rumus, lalu siswa mengerjakan sejumlah soal dengan menggunakan rumus-rumus

tersebut.

Reciprocal Teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasar pada

prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan,dimana

keterampilan-keterampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan

oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang membaca

pemahamannya rendah (Nur dan Wikandari dalam Trianto,2009:173) Reciprocal

Teaching adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi

pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan

menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya,

kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan

kepada siswa.

Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam

pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil

pekerjaannya dengan baik sehingga penguasaan konsep suatu materi matematika

dapat dicapai. Diharapkan dengan pendekatan ini siswa tidak hanya akan

menghafalkan sejumlah rumus-rumus pada materi bangun ruang sisi lengkung,

tetapi juga memahami konsep-konsep dari rumus tersebut sebagai hasil dari

proses berfikir mereka setelah siswa melihat beberapa contoh soal yang dapat

digunakan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi bangun ruang sisi

lengkung, mengulanginya dan memprediksi kemungkinan soal yang lebih sulit

yang akan diberikan guru diwaktu-waktu selanjutnya.

Untuk memecahkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan

(16)

6

untuk meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa dan akan dilakukan

melalui model penelitian tindakan kelas dengan rumusan judul: “Penerapan

Pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika siswa pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Swasta Panca Budi Medan Tahun Ajaran 2013/2014.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah diatas ,beberapa masalah dapat diidentifiasikan

sebagai berikut :

1. Penyampaian materi matematika di sekolah yang dilakukan guru masih

didominasi oleh pembelajaran yang bersifat teacher oriented.

2. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep geometri.

3. Peserta didik hanya mampu menghafal konsep dan meniru langkah-langkah

penyelesaian yang diberikan guru dalam menyelesaikan masalah.

4. Belum diterapkannya pembelajaran yang variatif dalam membelajarkan materi

Bangun Ruang Sisi Lengkung.

1.3. Batasan Masalah

Dari keseluruhan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi

hanya untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa SMP melalui

pendekatan Reciprocal Teaching pada materi bangun ruang sisi lengkung.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

Apakah pendekatan Reciprocal Teaching dapat meningkatkan pemahaman konsep

siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Panca Budi

(17)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bahwa melalui pendekatan Reciprocal Teaching dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung

di kelas IX SMP Panca Budi Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut :

1. Bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi matematika

untuk menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching pada materi

bangun ruang sisi lengkung.

2. Bagi siswa,untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

3. Informasi dan bahan rujukan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan

masalah penelitian ini.

4. Tambahan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sendiri sebagai calon

(18)

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abraham, (2012), (http://repository.upi.edu) (diakses 20 Jnuari 2013)

Anderson dan Krathwol, (2009) (http://www.idonbiu.com/ 2009/05perbedaan-perbedaan-kontekstualdan.html) (diakses 10 Juni 2013)

Ansari, (2009), Komunikasi Matematik, Penerbit Pena, Jakarta.

Artauly, Sari, (2011), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP Katolik Tri Sakti II Medan Tahun Ajaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan (Tidak diterbitkan).

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Yrama Widya,Bandung.

Djamarah, S.B.,( 2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT Asdi Mahasatya,

Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,(2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED

Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Herdian, (2010), Kemampuan Pemahaman Matematika, http://herdy07.wordpress. com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/ (diakses 12 Juni 2013)

Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

(19)

78

Karso, (2009), Pembelajaran Matematika Sekolah, http://syarifartikel.blogspot. com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html. (diakses 10 Juni 2013)

Kristiyanto, AL, (2007), Pembelajaran Matematika Berdasar Teori, http://kris21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori04.html. (diakses 7 Juni 2013)

KTSP 2006 (dalam

litbang.kemdikbud.go.id/../Buku%20Standar%20Isi%20SMP(1).pdf) (diakses 6 Juni 2013)

Palincsar,A.S&Brown,A.1986.http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atri sk/at6lk38.html. (diakses 16 Juni 2013)

Ruseffendi, E.T, (1991), Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sa’ud, Udin Syaefudin, (2008), Inovasi Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukanto. Didik, (2011), Pembelajaran dan Pemahaman Konsep Matematika, http://whi5eza.wordpress.com/2011/04/21/pembelajaran-dan-pemahaman-konsep-matematika/. (diakses 18 Juni 2013)

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah

Trianto,(2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Gambar

Tabel 3.1. Penskoran Tes Pemahaman Siswa Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep
Gambar 2.1. Tabung Gambar 2.2. Tabung dan Rangkaiannya

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V-B SD Negeri 13 Poasia pada materi pecahan dengan

ini maupun yang akan datang sangat bergantung bagi kelangsungan hidupnya, Pokja Konservasi mencatat setidaknya 5 isu krusial yang harus dicermati kembali oleh DPR

Dalam hal Nasabah tidak aktif melakukan transaksi di Mandiri dalam kurun waktu tertentu dan Nasabah tidak dapat dihubungi karena terjadinya perubahan alamat dan

Penggunaan insektisida malation dan deltametrin di lingkungan sekitar kandang terutama di rerumputan yang terdapat banyak larva caplak dapat dilakukan karena kedua

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD N 1 Tempursari, dengan judul “ Peningkatan

Kurkumin tersebar diberbagai genus Curcuma dalam jumlah relatif kecil dan variasi strukturnya terbatas, hal ini merupakan kendala untuk mengoptimalkan fungsi kurkumin,

Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan