• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA KELAS X SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RUMUS KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA KELAS X SMA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Mencari Pasangan (Make A Match) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Rumus Kimia Dan Tata Nama Senyawa Kelas X SMA”,

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak

Dr. Mahmud, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Drs.

Eddyanto, Ph.D dan Bapak Dr. Zainuddin, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan

terimakasih kepada Bapak Drs. P.M. Silitonga, MS selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan

Ibu Dosen beserta staff pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Khoiruddin Hasibuan, M.Pd Kepala

Sekolah SMA Swasta Eria Medan yang telah memberikan izin penelitian, serta

Bapak dan Ibu Guru di SMA Swasta Eria Medan yang telah banyak membantu

penulis selama penelitian. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ayahanda Alm. Fachruddin dan Ibunda Arlinawati

orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang,

mendukung secara materil dan tidak pernah lelah memanjatkan doa demi

selesainya studi penulis, serta kakak, abang dan adik saya (Kak Nurlaili Fatmi,

S.Pd, Bang Fadli, Kak Faradilla, dan Adik Faisal), Pak uo Syafruddin, Mak Uo

Yus, Uncu Fatmawati serta sanak keluarga yang sudah berdoa memberi dorongan

dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Terima

kasih juga kepada sahabat-sahabat: Dian, Nela, Silvia Chairani, Yul Khairani,

(3)

Suryaputra Ritonga, S.E, Bang Tarigan, Bang Hisar, Bang Ade, Bang Sanusi, Kak

Osy, Kak Zannah, Kak Evi, S.Pd, Kak Dina Andriani, S.Pd dan Bang Zamiluddin,

S.Pd yang telah mengalirkan do’anya kepada penulis untuk kelancaran pendidikan

penulis, serta menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(4)

Fauziah Agustifa (NIM 071244320016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta ERIA Medan dengan populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil secara acak berjumlah 2 kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) sedangkan kelas kontrol diberi perlaukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Data yang diamati adalah hasil belajar kimia siswa, yang dikumpulkan melalui tes pilihan berganda sebanyak 20 soal yang terdiri dari 5 option jawaban, yang telah diujicobakan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t, dimana sebelumnya telah diuji normalitas dan homogenitas data. Hasil belajar kelas eksperimen rata-rata pre test (27,81 ± 7,21) dan rata-rata-rata-rata post test (76,88 ± 5,70) dengan peningkatan hasil belajar Gain sebesar 68% sedangkan hasil belajar kelas kontrol rata-rata pre test (22,03 ± 6,70) dan rata-rata post test (70,47 ± 6,00) dengan peningkatan hasil belajar Gain sebesar 62%. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 menggunakan uji-t satu pihak yaitu pihak kanan dimana

thitung > ttabel (3,05 > 1,667139), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

1.71 Pembelajaran Kooperatif 6

1.72 Pembelajaran Kooperatif Tipe Mencari 6 Pasangan (Make A Match)

1.73 Hasil Belajar 6

1.74 Rumus Kimia 7

1.75 Tata Nama Senyawa 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Pengertian Belajar 8

2.2. Pengertian Hasil Belajar 9

2.3. Model Pembelajaran Make a Match 9

2.3.1 Pembelajaran Kooperatif 10

2.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 13 Mencari Pasangan (Make A Match)

2.4. Model Pembelajaran Konvensional 16

2.5. Materi Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa 17

2.5.1 Rumus Kimia 17

2.5.2 Tata Nama Senyawa 20

2.6. Kerangka Konseptual 23

(6)

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 26

3.2. Populasi dan Sampel 26

3.3. Variabel Penelitian 26

3.4. Rancangan Penelitian 27

3.5. Prosedur Penelitian 27

3.6. Teknik Pengumpul Data 30

3.6.1 Pretes 30

3.6.2 Postes 30

3.7. Instrumen Penelitian 30

3.7.1 Validitas Tes 30

3.7.2 Reliabilitas Tes 31

3.7.3 Tingkat Kesukaran Tes 32

3.7.4 Daya Pembeda Tes 32

3.8. Teknik Analisis Data 33 3.8.1 Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku 34 3.8.2 Uji Normalitas 34 3.8.3 Uji Homogenitas 34 3.8.4 Uji Hipotesis 35 3.8.5 Uji Gain 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 4.1. Hasil Penelitian 37 4.1.1. Analisis Data dan Instumen Penelitian 37 4.1.2. Data Hasil Penelitian 38

4.2. Analisisa Data Hasil Belajar 38

4.2.1 Uji Normalitas Data 40

4.2.2 Uji Homogenitas Data 41

4.2.3 Uji Hipotesis Penelitian 43

4.2.4. Peningkatan Hasil Belajar 44

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48

5.1 Kesimpulan 48

5.2 Saran 48

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif 11

dengan Kelompok Belajar Konvensional

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 13

Tabel 2.3. Unsur-unsur Monoatomik 17

Tabel 2.4. Unsur-unsur Diatomik 18

Tabel 2.5. Unsur-unsur Poliatomik 18

Tabel 2.6. Rumus Molekul Beberapa Senyawa Kimia 19

Tabel 2.7. Rumus Molekul dan Rumus Empiris 19

Tabel 3.1 Rancangan penelitian 27

Tabel 4.1. Hasil Perolehan Rata-rata, 39

Standar Deviasi Pre-test dan Post-test

Tabel 4.2 Rata-Rata dan Standar Deviasi, Varians dari Data Gain 39 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pre-Tes dan Post-Tes 40

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Gain 41

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Gain 42

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian 29

Gambar 34.1. Sekolah SMA Swasta ERIA Medan 146 Gambar 34.2. Peneliti sedang memperkenalkan diri 147 Gambar 34.3. Siswa sedang mengerjakan soal-soal pre test 147 Gambar 34.4. Peneliti sedang mengawasi siswa saat 148

melakukan pre test

Gambar 34.5. Peneliti sedang memberikan pengajaran 148 Gambar 34.6. Peneliti sedang memberikan petunjuk tentang 149

model pembelajaran make a match

Gambar 34.7. Peneliti sedang membagikan kartu soal 149 dan jawaban kepada kelompok siswa

Gambar 34.8. Kelompok siswa sedang berdiskusi untuk 150 menyelesaikan permasalahan di kartu

yang telah diterima

Gambar 34.9. perwakilan kelompok siswa membacakan soal 150 yang ada di kartu

Gambar 34.10. Kelompok yang telah menemukan 151 pasangan kartunya

Gambar 34.11. Siswa sedang melakukan post test 151 Gambar 34.12. Peneliti sedang mengawasi siswa 152

melakukan post test

Gambar 34.13. Peneliti sedang memperkenalkan diri 153 Gambar 34.14. Siswa sedang mengerjakan soal-soal pre test 153 Gambar 34.15. Peneliti sedang memberikan pengajaran 154 Gambar 34.16. Peneliti.sedang mengawasi siswa 154

saat mengerjakan soal latihan

Gambar 34.17. Siswa sedang mengerjakan soal latihan di papan tulis 155 Gambar 34.18. Siswa sedang mengerjakan soal-soal post test 155

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 51

Lampiran 2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 53 Lampiran 3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 70

Lampiran 4. Ringkasan Bahan Ajar 81

Lampiran 5. Lembar Observasi Sekolah 87

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Soal 90

Lampiran 7. Instrumen Penelitian 91

Lampiran 8. Kunci Jawaban 96

Lampiran 9. Validitasi Insrumen Tes 97

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Tes 98

Lampiran 11. Reliabilitas Instrumen Tes 100

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Tes 101

Lampiran 13. Tingkat Kesukaran Tes 105

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 106

Lampiran 15. Daya Pembeda Tes 108

Lampiran 16. Perhitungan Daya Pembeda Tes 109

Lampiran 17. Deskripsi Data Penelitian Kelas Eksperimen 111 Lampiran 18. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 112 Lampiran 19. Deskripsi Data Penelitian Kelas Kontrol 113 Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 114 Lampiran 21. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, 115

Varians Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Lampiran 22. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, 117 Varians Hasil Belajar Kelas Kontrol

Lampiran 23. Uji Normalitas Data Pre Test 119

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 24. Uji Normalitas Data Post Test 122

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 25. Uji Homogenitas Data Pre-Tes 125

Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 26. Uji Homogenitas Data Post Tes Kelas Eksperimen 127 dan KelasKontrol

Lampiran 27. Uji Hipotesis Penelitian 129

Lampiran 28. Data Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen 132 Lampiran 29. Perhitungan Rata-rata,Standar Deviasi, 133

Varians Hasil Belajar Kelas Eksperimen

(10)

Halaman

Lampiran 31. Perhitungan Rata-rata,Standar Deviasi, 137 Varians Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Lampiran 32. Uji Normalitas Data Gain Tes 140

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 33. Uji Normalitas Data Gain Tes 143

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 34. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa 145

Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian 146

Lampiran 36. TABLE of r-PRODUCT MOMENT 156

Lampiran 37. Tabel dari Chi Kuadrat 157

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan

manusia yang memikirkan bagaimana menjalani kehidupan ini untuk

mempertahankan hidup manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk

beribadah. Manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan oleh Allah SWT

dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah

yang lain dalam kehidupannya. Oleh karena itu pendidikan memegang peranan

penting dalam membangun suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan,

perkembangan suatu bangsa tidak akan mungkin terjadi. Untuk mengolah akal

pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.

Pelaksanaan pengajaran di dalam kelas merupakan tugas utama guru dan

pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk

membelajarkan siswa. Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

lemahny proses pembelajaran. Mata pelajaran science tidak dapat

mengembangkan kemampuan anak berpikir kritis dan sistematis, karena strategi

pembelajaran di dalam kelas.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di

dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak

anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut

untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka

pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.

Menurut Tarmizi (2008) Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini

masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada

saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi siswa dengan guru

atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil dalam menjawab

(12)

bekerja dalam kelompok diskusi dan memecahkan masalah yang diberikan. Siswa

cenderung belajar sendiri-sendiri.

Pembelajaran yang disampaikan dengan ceramah membuat siswa bosan,

tidak bersemangat di kelas, kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan

dan tidak berantusias saat berdiskusi kelompok dengan temannya. Oleh karena itu,

peneliti membuat model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a

match) yang membuat siswa dapat bekerja dengan teman-temannya di kelas dan

melibatkan seluruh siswa dikelas.

Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang kurang

diminati, bahkan banyak siswa yang menganggap pelajaran kimia menakutkan,

karena banyak siswa yang terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam

mempelajari kimia dan merasa bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit dan

membosankan. Akibatnya, hasil belajar kimia siswa relatif rendah. Selain faktor

individu siswa tersebut, pengajaran kimia yang disajikan juga kurang menarik

sehingga mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam belajar kimia.

Salah satu kondisi yang dianggap mampu memperbaiki kondisi diatas

adalah menjadikan kegiatan diskusi dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) yang diperkenalkan oleh Lurna

Curran dalam Lie (2002). Make a match adalah kegiatan belajar untuk mencari

pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa

yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil

mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati

bersama.

Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan

(make a match) siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

Disamping itu make a match juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mngeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang

menjadikan aktif dalam kelas.

Penelitian yang berkaitan dengan dilakukan oleh Utomo (2010). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Make A

(13)

X SMA Negeri 1 Wuryantoro T.A. 2009/2010 dengan persentase perbedaan hasil

belajar sebesar 60,3%. Penelitian lain yang dilakukan Ratna (2009) meneliti

Pembelajaran Kimia Model Think Pairs Share (TPS) dan Model Make A Macth

dengan rata-rata persentase peningkatan hasil belajar sebesar 75,2%.

Tata nama senyawa merupakan salah satu pokok bahasan mata pelajaran

kimia kelas X SMA yang isi materinya bersifat abstrak. Dalam materi tata nama

senyawa ini akan dibahas mengenai rumus kimia, rumus molekul, dan tata nama

senyawa. Standar kompetensi yang dituntut pada pokok bahasan tata nama

senyawa ialah memahami cara menuliskan nama senyawa kimia, rumus kimia dan

rumus molekul. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika siswa diajak untuk

menyenangi materi ini dengan memberikan strategi, pendekatan, model, ataupun

metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam penelitian Irmayasopa

Ginting (2010), pengaruh pendekatan kontruktivisme dengan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (berbagi-berpikir-berpasangan) terhadap hasil

belajar kimia siswa pada pokok bahasan lambang unsur dan rumus kimia

menunjukkan peningkatan sebesar 10,08%. Hal yang sama juga terjadi pada

penelitian Yayuk Arianti (2011), pengaruh model learning game terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia di kelas X SMK pada

pokok bahasan tata nama senyawa kimia menunjukkan peningkatan sebesar

79,5%.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

Penulis melakukan suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Model

(14)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kimia merupakan ilmu yang kaya akan konsep yang bersifat abstrak sehingga

siswa kesulitan dalam memahami pelajaran kimia.

2. Pembelajaran yang berlangsung kurang melibatkan siswa.

3. Model pembelajaran yang kebanyakan masih berpusat pada guru.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match)

merupakan model yang dalam penerapannya menggunakan pendekatan yang

berpusat pada siswa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, terlihat

begitu banyaknya masalah yang muncul untuk diteliti. Oleh karena itu perlu

dilakukan pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah. Maka,

penelitian dibatasi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mencari

pasangan (make a match) dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada

pokok bahasan rumus kimia dan tata nama senyawa kelas X SMA Swasta ERIA

Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperartif tipe mencari pasangan (make a match) lebih tinggi dari hasil

belajar siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan

rumus kimia dan tata nama senyawa kelas X SMA Swasta ERIA Medan?

2. Berapa besar peningkatkan hasil belajar kimia siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) pada pokok

bahasan rumus kimia dan tata nama senyawa kelas X SMA Swasta ERIA

(15)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperartif tipe mencari pasangan (make a match) lebih tinggi

dari hasil belajar siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional pada

pokok bahasan rumus kimia dan tata nama senyawa kelas X SMA Swasta

ERIA Medan.

2. Untuk mengetahui berapa besar peningkatan hasil belajar kimia siswa melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a

match) pada pokok bahasan rumus kimia dan tata nama senyawa kelas X

SMA Swasta ERIA Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi tata

nama senyawa dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Bagi Guru, membuka wawasan berpikir guru dalam mengajar dan

mengembangkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan

untuk menjadi bahan masukan bagi guru kimia dalam memilih model

pembelajaran yang tepat.

3. Bagi Sekolah, meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan

hasil belajar siswa dan kinerja guru.

4. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Lanjut, sebagai bahan informasi bagi peneliti

lain untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang model

pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) dan sebagai

(16)

1.7. Defenisi Operasional

1.7.1 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

1.7.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mencari Pasangan (Make A Match

Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match)

diperkenalkan oleh Lorna Curran (1994). Make a match adalah mencari pasangan

kartu merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat

mencocokkan kartunya akan diberi point. Guru lebih berperan sebagai fasilitator

dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang

pembelajaran kooperatif. Salah satu keunggulannya adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Make A Match dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkatan usia anak didik. (Lie, 2002).

1.7.3 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah "kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui

kegiatan belajar” (Djamarah, 2002). menyatakan bahwa “proses belajar mengajar

dianggap berhasil apabila: (1) daya serap terhadap bahan pengajaran yang

diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok; (2)

perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa, baik secara

(17)

1.7.4 Rumus Kimia

Rumus kimia menyatakan jenis dan jumlah atom dengan komposisi

tertentu secara molekul.

1.7.5 Tata nama senyawa

Tata nama senyawa merupakan materi yang dipelajari mulai dari kelas X.

Tata nama senyawa merupakan salah satu konsep kimia yang bersifat abstrak.

Dalam materi tata nama senyawa ini akan dibahas mengenai rumus kimia, rumus

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

mencari pasangan (make a match) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa

yang menggunakan pembelajaran konvensional di SMA Swasta ERIA Medan

pada pokok bahasan rumus kimia dan tata nama senyawa kelas X SMA.

2. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pembelajaran kooperatif tipe

mencari pasangan (make a match) sebesar 68% sedangkan peningkatan hasil

belajar kimia siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional sebesar

62%. Jadi, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang

signifikan antara pembelajaran make a match dengan pembelajaran

konvensional. Besarnya perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa

adalah 6%.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) dapat mempermudah

pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

khususnya mata pelajaran kimia.

2. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus

mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu

topik yang akan diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Arianti, Y., (2011), Pengaruh Model Learning Game Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Kimia di Kelas X SMK Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Kimia, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Ayu, SP, (2010). Penerapan Cooperatif Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Jurnal Pendidikan Ilmu Komputer UPI, Hal 15-16

De Porter, B., Readon, M, dan Singer-Norie Sarah, 2007, Quantum Teaching, Kaifa: Bandung.

Djamarah, S. B. dan Zain,A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dwi Suyanti,R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha ilmu, Yogyakarta.

Dwiyanti, L. A., (2010), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Pendekatan Problem Possing Berbasis Web Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Ginting, I., (2010), Pengaruh Pendekatan Kontruktivisme Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Berbagi-Berpikir-Berpasangan) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Lambang Unsur Dan Rumus Kimia, Skripsi, FMIPS, UNIMED, Medan.

Hamalik, O., (2001), Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumu Aksara, Bandung.

Kuncoro, L., (2009), http://lennykuncoro.wordpress.com/2009/03/29/make-a-match/ (accessed Februari-April 2011).

Lie, A., (2002). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Grasindo, Jakarta.

(20)

Ratna, S., (2009), Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Dengan Model Cooveratif Learning Tipe Make A Match, Skripsi, FKIP, UNY, Yogyakarta

Saiful, (2011), http://s4iful4min.blogspot.com/.../metode-make-match-tujuan-persiapan-dan.html (accassed Februari-April 2011)

Silitonga,P.M., (2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta

Slameto, (1988), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Bina Aksara, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Suprijono, A., 2009, Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sutresna, N., (2007). Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas X SMA, Grafindo Media Pratama, Bandung

Suyanti, R. D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta

Tarmizi, (2008), http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/make-a-match/ (accessed Februari-April 2011)

Tritanto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif: Konsep, Landasan, dan Implentasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prenada Media Grup, Jakarta

Utomo, T.S., (2010), Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Make A Match Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wuryantoro T.A. 2009/2010, Skripsi, FMIPA, UMS, Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokan menjadi: (1) tumbuhan obat tradisional, yaitu

Bagi Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara, sebagai bahan masukan dan informasi berkaitan dengan faktor risiko yang mempengaruhi kasus

Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat melakukan perhitungan untuk menentukan nilai kebutuhan air tanaman berdasarkan data iklim

Pengkajian stilistika adalah meneliti gaya sebuah teks sastra secara rinci dengan sistematis memperhatikan preferensi penggunaan kata, struktur bahasa, mengamati antarhubungan

1.Persepsi Seni Murid boleh menjelaskan melalui perbincangan dan menggalurkan tentang :.

Hasil karakterisasi menunjukkan terbentuknya nanokristal TiO 2 yang lebih optimal pada sampel dengan penambahan asam borat. Untuk penelitia selanjutnya disarankan melakukan

The concrete must be poured in the slabs formworks in vertical and not in horizontal layers since, in case concreting has to be stopped for a long period of time, when it is