• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) Perencanaan Gedung Rumah Sakit Empat Lantai (+ 1 Basement) Dengan Sistem Daktail Parsial Di Karanganyar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) Perencanaan Gedung Rumah Sakit Empat Lantai (+ 1 Basement) Dengan Sistem Daktail Parsial Di Karanganyar."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT

EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT)

DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI KARANGANYAR

Naskah Publikasi

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S – 1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

YASIRUL HUDHA NIM : D 100 060 051 NIRM : 06.6.106.03010.50051

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT)

DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI KARANGANYAR

Naskah Publikasi

Diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal 9 Maret 2013

diajukan oleh :

YASIRUL HUDHA NIM : D 100 050 051 NIRM : 05.6.106.03010.5.0051

Susunan Dewan Penguji:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir.H. Ali Asroni, M.T. Ir.H. Aliem Sudjatmiko, M.T.

NIK : 484 NIK : 161 683 033

Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Surakarta, 9 Maret 2013

(3)

HOSPITAL BUILDING PLANNING FOUR FLOORS (+ 1 BASEMENT)

WITH DAKTAIL'S SYSTEM PARTIAL AT KARANGANYAR ABSTRACTION

This planning slated to plot hospital building four floors(+ 1 basement ) at Karanganyar's region (earthquake region 3) one that stand at aboveground soft and up on SNI 03 1726 2002 by appreciative daktalitas's factor(μ) = 2,5 and r = 4,0 so included on daktail partial. Reinforceds concrete structured planning utilized by material quality that utilizing to cover concrete quality f ‟ c = 25 MPa, tulangan's armor quality f yl = 350 MPa and begel's qualities f ys : 300 MPa. Regulation those are utilized as basis covers PPIUG 1983, for conditioner to outgrow it charges a significant to building. SNI - 03 1729 2000, for imposition on frame thatches armor. PPBBI - 1984, for frame count thatches armor. PBI - 1971, for plate and ladder count. SNI - 1726 2002, to look for big styled angles earthquake effect on building. SNI - 03 2847 2002, for imposition on structured building. SNI - 03 2847 2002, for structured reinforced concrete count building. Analisis mekanika is structure to look for styles in what do happen on portal building structure utilizes to program “ SAP 2000 ” 8 non linear. That

mathematical count get fast one result and accurate utilizes program Excel's Microsoft 2007 ”. Meanwhile delineation utilizes to program ” AutoCAD 2008 ”.

Acquired result of Final Task planning this which is roof structure utilize armor frame easel profile  40. 50.4.. Plate thickness thatches 10 cm, floor plate 12 cm, bordes 12 cm, and ladder body 12 cm. Log is with dimensioning 450 / 650 and columns with dimensioning 650 / 650. Foundation utilize piling foundation with dimensioning poer with size (4 x 4) m 2 with thick 1 m, and whereas sloof gets dimension (0,45 x 0,65) m 2 .

Key word: Daktail is partial, Planning, earthquake region 3,.

PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT)

DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI KARANGANYAR

ABSTRAKSI

(4)

perhitungan rangka atap baja. PBI-1971, untuk perhitungan plat dan tangga. SNI-1726-2002, untuk mencari besar gaya geser akibat gempa pada gedung. SNI-03-2847-2002, untuk pembebanan pada struktur gedung. SNI-03-SNI-03-2847-2002, untuk perhitungan beton bertulang struktur gedung. Analisis mekanika struktur untuk mencari gaya-gaya dalam yang terjadi pada portal struktur gedung menggunakan program “SAP 2000” 8 non linear. Perhitungan matematis agar mendapat hasil yang cepat dan akurat menggunakan program”Microsoft Excel2007”. Sedangkan

penggambaran menggunakan program ”AutoCAD 2008”. Hasil yang diperoleh dari perencanaan Tugas Akhir ini yaitu struktur atap menggunakan kuda-kuda rangka baja profil 40.50.4.. Ketebalan plat atap 10 cm, plat lantai 12 cm, bordes 12 cm, dan badan tangga 12 cm. Balok dengan dimensi 450/650 dan kolom dengan dimensi 650/650. Pondasi menggunakan pondasi tiang pancang dengan dimensi poer dengan ukuran (4 x 4) m2 dengan tebal 1 m, dan sedangkan sloof berdimensi (0,45 x 0,65 ) m2.

Kata kunci : Daktail parsial, Perencanaan,wilayah gempa 3,.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Karanganyar merupakan salah satu wilayah yang berkembang seperti daerah yang lainnya untuk berpacu meningkatkan kehidupan dan menciptakan lingkungan yang bersih, rapi dan nyaman bagi masyarakatnya. Sektor-sektor yang mendukung untuk memajukan daerah tersebut antara lain sektor industri, perdagangan,sektor pendidikan dan kebudayaan. Namun dalam perkembangannya timbul banyak penyakit yang disebabkan oleh kurangnya perilaku hidup sehat di masyarakat. Untuk menanggulangi hal-hal tersebut, maka memerlukan fasilitas sarana maupun prasarana fisik. Seiring jumlah pendatang yang berasal dari luar kota Karanganyar semakin meningkat dan berpotensi sebagai pembawa penyakit maka dibutuhkan tempat berobat. Salah satu tempat berobat itu adalah Rumah Sakit Umum Daerah yang siap melayani masyarakat.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan 1. Tujuan perencanaan

Tujuan yang ingin dicapai pada perencanaan gedung ini adalah:

untuk mendapatkan hasil hitungan struktur bangunan gedung rumah sakit empat lantai dengan 1 Basement tahan gempa yang berlokasi di Karanganyar dengan sistem daktail parsial, nilai faktor daktilitas struktur gedung μ = 2,5 dan R = 4,0 serta sesuai dengan SNI - 03 - 2847 – 2002.

2. Manfaat perencanaan

Manfaat dari perencanaan ini ada 2 macam, yang hendak dicapai yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis.

Lingkup Perencanaan

(5)

pondasi) dari gedung dengan sistem daktail parsial. Batasan yang digunakan antara lain :

1). Gedung yang direncanakan adalah gedung dengan empat lantai + 1 Basement

berdasarkan sistem daktail parsial dengan faktor reduksi gempa R : 4,0.

2). Perencanaan meliputi pada perhitungan struktur atap ( rangka kuda–kuda baja), plat, tangga, balok, kolom, dan fondasi beton bertulang.

3). Digunakan beton bertulang dengan mutu beton fc‟ = 25 MPa, dan mutu baja tulangan fyl = 350 MPa dan mutu begel fys : 300 MPa.

4). Bangunan berada di Wilayah Karanganyar (wilayah gempa 3). 5). Pada perencanaan ini digunakan peraturan-peraturan sebagai berikut:

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971.

b. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1989. c. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.

d. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002.

e. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI-03-2847-2002.

TINJAUAN PUSTAKA Umum

Standar perencanaan ini bertujuan agar struktur gedung yang direncanakan tahan gempa berfungsi sebagai berikut :

1. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya gedung akibat gempa yang kuat.

2. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan sampai sedang, sehingga masih dapat diperbaiki.

3. Membatasi ketidaknyamanan penghunian bagi penghuni gedung ketika terjadi gempa ringan.

4. Mempertahankan setiap saat layanan vital dan fungsi gedung.

Daktilitas

1. Pengertian daktilitas

Menurut SNI-1726-2002, daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.

Berdasarkan SNI-1726-2002 (Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung) terdapat 3 tingkat daktilitas yaitu :

(6)

2. Perencanaan sendi plastis

Pemasangan sendi plastis dengan prinsip daktail parsial dalam Asroni (2003) diatur letaknya dengan jarak tertentu, yaitu sebagai berikut :

a. Balok, sendi plastis dipasang pada ujung kanan dan ujung kiri balok dengan jarak d dari muka kolom.

b. Kolom lantai paling atas, sendi plastis dipasang pada ujung atas dan ujung bawah kolom dengan jarak lo.

c. Kolom lantai paling bawah, sendi plastis dipasang hanya pada ujung bawah kolom, dengan jarak lo.

Pembebanan Struktur

1. Kekuatan komponen struktur

Pedoman perhitungan struktur beton di Indonesia, dicantumkan dalam Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002. Beberapa komponen struktur tersebut meliputi kuat perlu, kuat nominal dan kuat rencana atau kuat tersedia.

2. Faktor beban

Besar faktor beban yang diberikan untuk masing-masing beban yang bekerja pada suatu penampang struktur akan berbeda-beda tergantung pada jenis kombinasi pembebanan yang bersangkutan. Menurut Pasal 11.2 SNI 03-2847-2002, agar supaya struktur dan komponen struktur memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan dari kombinasi-kombinasi beban berfaktor sebagai berikut :

a. U = 1,4 D ………... (II.1a)

b. U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)……… (II.1b)

c. U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) ... (II.1c) d. U = 0,9 D ± 1,6 W ... (II.1d) e. U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E ... (II.1e) f. U = 0,9 D ± 1,0 E ... (II.1f)

3. Faktor reduksi kekuatan ()

Ketidakpastian kekuatan elemen struktur terhadap pembebanan dianggap sebagai faktor reduksi pembebanan , yang nilainya ditentukan menurut Pasal 11.3.2 SNI 03-2847-2002.

Beban Gempa

Beban gempa merupakan salah satu beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur bangunan, terutama untuk daerah rawan gempa. Pada perencanaan ini beban gempa dihitung dengan pedoman SNI -1726-2002 (Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung).

1. Faktor-faktor penentu beban gempa nominal. 1a).Faktor respons gempa ( C1 ).

1b).Faktor keutamaan gedung (I). 1c).Faktor reduksi gempa (R).

1d).Berat total gedung ( Wt ).

2. Beban geser dasar nominal statik ekuivalen (V) 3. Beban gempa nominal statik ekuivalen (Fi)

(7)

LANDASAN TEORI Perencanaan Atap

Perencanaan atap kuda-kuda

Proses perencanaan gording atap dapat dilukiskan dalam bentuk bagan alir (flowchart) seperti pada Gambar III.1.

Perencanaan Pelat 1. Perencanaan pelat

2. Perencanaan plat tangga beton bertulang

Tangga adalah bagian dari bangunan gedung yang berfungsi sebagai alat penghubung dari tingkatan-tingkatan lantai bangunan gedung tersebut.

a). Sudut atau kemiringan tangga

b). Lebar tangga. c). Ukuran anak tangga. Penulangan Balok

Tulangan longitudinal dan tulangan geser balok dihitung sesuai langkah – langkah yang dilukiskan dalam bentuk bagan alir pada Gambar III.3 dan Gambar III.4.

Penulangan Kolom

Tulangan longitudinal dan tulangan geser kolom dihitung sesuai langkah – langkah yang dilukiskan dalam bentuk bagan alir pada Gambar III.5 dan Gambar III.6.

Perencanaan Pondasi

(8)

Mulai

Perencanaan Gording

Pilih profil gording

Menentukan momen yang terjadi pada gording

Menghitung

Tegangan Kip ( kip )

a).Balok statis tertentu yang tidak diberi pengakuan samping

 kip= 0,028.c1.c2. . 3

     

h tb

b). Balok statis tertentu yang diberi pengakuan samping

jika c1≤250, maka  kip= 

jika 250<c1<c2, maka  kip= .0,3

250 2

250 1

  

c c

 

jika c1≥c2, maka  kip= .0,7

2 1

c

c

c). Balok statis tak tentu yang tidak diberi pengakuan samping  kip= 0,042.c1.c2. .

3

     

h tb

d). Balok statis tak tentu yang diberi pengakuan samping

jika c1≤250, maka  kip= 

jika 250<c1<c3, maka  kip= .0,3

250 3

250 1

  

c c

 

jika c1≥c3, maka  kip= .0,7

3 1

c

c

Kontrol tegangan

σ = Mx + My≤σkip

Wy Wx

Kontrol lendutan

δmax= √δx2+δy2

Selesai

(9)

Selesai

Dihitung jarak tulangan s, dipilih yang terkecil :

s 

u s, 2 A .b .D . 4 1

, s ≤ 450 mm

s  2.h (untuk pelat 2 arah) 

s  3.h (untuk pelat 1 arah)

Dihitung jarak tulangan s, dipilih yang terkecil :

s 

u sb, 2 A .b .D . 4 1

s  5.h dan s ≤ 450 mm 

Ya

Tidak

Pelat dipertebal

K =

2

φ.b.d

Mu

≤ K maks (?)

Ditentukan tebal pelat

Mulai 2 y 1 y c 1 maks ) f 600 ( ) β . 225 f 600 '.( f . β . 5 , 382 K     d . ' c f . 85 , 0 K . 2 1 1 a        

Dihitung luas tulangan pokok perlu, dipilih yang terbesar :

As,u y f 1000 . a '. c f . 85 , 0 

Jika .b.d

f 1,4 A 31,36MPa, f' y u s,

c 

Jika .b.d

4.f f' A 31,36MPa, f' y c u s,

c 

Dihitung luas tulangan bagi (Asb,u), dipilih yang terbesar :

1.Asb,u = 20%.As,u)

2.fy 300 MPa, maka Asb,u = 0,0020.b.h = 2 h

fy = 400 MPa, maka Asb,u = 0,0018.b.h = 1,8 h

fy > 400 MPa, maka Asb,u = 0,0018.b.h (400/fy) =(720.h)/fy

Asb,u = 0,0014.b.h

penulangan bagi penulangan pokok

(10)

Tidak Ya

Dihitung tulangan tarik As dan tekan As

„:

As = A1 = A2 dan Aa‟ = A2

y f .b 1 '.a c 0,85.f 1 A  y ).f ' s d (d 2 ).b.d 1 K (K 2 A    Selesai

Balok tulangan

tunggal Balok tulangan rangkap .d ' 0,85.f 2.K 1 1 a c 1 1           

Dihitung tulangan tarik As(pilih yang besar ):

y c s f b . a '. f . 85 , 0

A  ; .b.d

4.f ' f A y c s  y s f 1,4.b.d A 

Ditambahkan tulangan tekan As sebanyak

2 batang d c f K a . ' . 85 , 0 . 2 1 1        

Diambil K1 = 0,8.Kmaks

K > Kmaks =(?)

Data: dimensi balok ( b,h,d,ds,ds‟),mutu bahan (fc‟, fy),

dan beban (Mu) Mu = .Mn

K =

2 .b.d

u M 

atau K = 2 b.d

n M

K maks=

2 ) y f (600 ) 1 225.β y f '.(600 c .f 1 382,5. β    Mulai

Dipilih Mu yang paling besar (11.2. SNI 2847-2002)

Mu = 1,4 MD ; Mu = 1,2 MD+1,6ML ;Mu = 1,2MD + 1,0 ML 1,0 ME ; Mu = 0,9 MD 1,0MD

Pada ujung balok : Mu+ 1/3.Mu-

Pada lapangan : Mu

+

(dan Mu

-

)  1/5.Mu,max

(11)

Gambar III.4. Bagan alir perhitungan tulangan geser balok Data :dimens balok ( b,h, ds, d‟s,)mutu bahan

(f‟c, fy), gaya geser (Vu, Vn) : (dipilih yang

terbesar) Vu = 1,4.VD

Vu = 1,2.VD + 1,6.VL

Vu = 1,2.VD + VL + 2.VE(+/-)

V = 0,9.V + 2.V (+/-)

Dihitung Vu jarak d (Vud) dan Vu pada jarak 2h (Vu2h) dari muka kolom

Vu,d = Vu,1+

s d h 0,5.

s k

(Vu,2-Vu,1) dan Vu2h =Vu,1+

s 2.h h 0,5.

s k

(Vu,2-Vu,1)

Di hitung dan di pilih luas begel perlu permeter panjang balok (Av,u) yang

besar:

.d f

.S V A

y s

v  ;

y ' c

u v,

1200.f b.S f 75.

A  ;

y u v,

3.f b.S

A  dengan S = 1000 mm

Dihitung jarak begel, s= (n.1/4.π.dp2.S)/Av,u dan control:

Untuk begel sepanjang 2h:

Begel pertama s  50 mm

s  d/4 s ≤ 24.begel s  8.Dterkecil; s ≤ 300 mm

Untuk begel di luar 2h:

Vs < 1/3. fc'.b.d maka s ≤ d/2 dan s ≤ 600 mm

Vs > 1/3. fc'.b.d maka s ≤ d/4 dan s ≤ 300 mm

Selesai

Mulai

Dihitung gaya geser yang di tahan beton ( Vc)

.b.d ' f . 6 1 . V

. c  c

  dengan = 0,75

Gaya geser yang ditahan begel Vs >Vs,max

 Untuk sepanjang 2h, Vs = (Vud-  . Vc/2)/

 Di luar 2h, Vs = (Vu,2h-.Vc)/ 

(12)

Gambar III.5. Bagan alir perhitungan tulangan longitudinal kolom

\

Selesai Menghitung, g =

h ' s d s d

h 

Grafik suprayogi untuk mencari

ρt: K = .b.h f' N c u

; L =

2 c u .b.h f' M Menghitung, g =

h ' s d s d

h 

Grafik suprayogi untuk mencari

ρt: K = .b.h f' N c u

; L =

2 c c .b.h f' M

Menghitung, g =

h ' s d s d

h 

Grafik suprayogi untuk mencari

ρt: K = .b.h f' N c u

; L =

2 c c .b.h f' M

Dihitung Ast,u= ρt .b.h

1,0 c 0,75.P u P 1 m C b δ   

Dipilih yang besar : Mc = δb.M2b

Mc= δb,Pu.(15+0,03 h k)

M1c = M1b+ δs.M1s

M2c = M2b+ δs.M2s

Kolom panjang Kolom pendek Kolom panjang

1,0 s δ c u P 0,75. P 1 1      ya r nk k.

< 22 (?)           u2 M u1 M 12. 34 r k n, k.λ Direncanakan : b, d, d’s, f‟c, fy, Mu

Mulai

Dihitung :

ψ dan k

(13)

METODE PERENCANAAN Materi Perencanaan

Gedung bertingkat dengan denah bengunan, tampak dan bentuk portal dapat dilihat pada gambar perencanaan pada lampiran

Alat Bantu Perencanaan

Alat-alat bantu/program computer (software) yang digunakan untuk mempermudah mengerjakan Tugas Akhir ini antara lain :

1). Program AUTOCAD 2008 2). Program Microsoft office 2007 3). Program SAP 2000 V.8

4).

Tahapan Perencanaan

Proses Penelitian dibagi dalam beberapa tahap, tahapan perencanaan dapat dilihat pada Gambar IV.1

Gambar III.6. Bagan alir perhitungan tulangan geser kolom

Direncanakan : Pu, Mu, data sondir, dimensi tiang dan

Perhitungan kekuatan tiang tunggal

Perhitungan jumlah tiang dan daya dukung kelompok tiang

Kontrol daya dukung maksimum tiap tiang

Kontrol tegangan geser dan penulangan poer

Kontrol tulangan dan penulangan tiang

(14)

Gambar IV.1. Bagan alir perencanaan gedung

Dimensi balok cukup (?)

Tahap V

Dimensi kolom cukup (?)

Dimensi fondasi cukup (?) Tida

Penulangan fondasi

Membuat gambar detail

Selesai

Tahap IV

Tahap III Tahap II Tahap I

Tida k

Asumsi dimensi fondasi Penulangan kolom

Ya

Ya

Ya Tida k Mengumpulkan data dan desain

gambar rencana

Menghitung tulangan plat dan tangga

Analisa pembebanan

Asumsi dimensi awal balok dan kolom

Beban mati Beban hidup Beban gempa

Analisa mekanika

Penentuan beban kombinasi

Penulangan balok

(15)

1 5 0 1 5 0 1 5 0 1 5 0 1 5 0 1 5 0 1 5 0 1 5 0

A B

I H F

E

D C

J K L M N O P

G

a1 a2

a3 a4

a8 a7 a6 a5

b 1 b 2 b 3 b 4 b 5 b 6 b 7 b 8

d 1 d 2

d 3 d 4

d 5

d 6 v 1

v 2 v 3

v 4

v 5 v 6

1 2 0 0

2 5 °

2 8 0

v 7

6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0

4 2 0 0 6 0 0

6 0 0

6 0 0

6 0 0

2 4 0 0

A A A A A A A A A A A A

A A

A A

A A

A A

A A

A A

A A

A A

A A

A A

A A

HASIL PERENCANAAN

Perencanaan Struktur Kuda-kuda

Perencanaan struktur atap menggunakan baja profil siku tidak sama kaki  40.50.4. Gording menggunakan profil kanal C 150 x 65 x 20 x 3,2. Sambungan menggunakan baut dengan diameter 3/8“ = 9,53 mm.

Gambar V.1. Gambar struktur kuda-kuda .

Perencanaan Pelat Atap

Perencanaan pelat atap diperoleh tebal pelat 100 mm, dengan tulangan pokok menggunakan diameter 10 mm dan tulangan bagi menggunakan diameter 8 mm. Denah pelat lantai seperti pada Gambar V.2. Sedangkan hasil penulangan pelat lantai secara lengkap pada Tabel V.1.

Gambar V.2. Denah plat atap. Tabel V.1. Tulangan plat atap dan momen tersedia.

Type Plat

x y

l l

C M= 0,001.qu..lx2. C ( kN.m)

2 3 6

Clx 31 Mlx = 1,52055

Cly 19 Mly = 0,93195

Ctx 69 Mtx = -3,38445

Cty 57 Mty = -2,79585 A

ly

(16)

N

6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0 6 0 0

4 2 0 0 6 0 0

6 0 0

6 0 0

6 0 0

2 4 0 0

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

V o id

V o id

A

lx = 3 ,0

ly = 6 ,0

A

Perencanaan Pelat Lantai

Perencanaan pelat lantai diperoleh tebal pelat 120 mm, dengan tulangan pokok menggunakan diameter 10 mm dan tulangan bagi menggunakan diameter 8 mm. Denah plat lantai seperti pada Gambar V.3. Sedangkan hasil penulangan pelat lantai secara lengkap pada Tabel V.2.

Tabel V.2. Tulangan dan momen tersedia plat lantai

Type Plat ly/lx C

M=0,001.qu.lx2.C (kN.m)

2 3 6

Clx 31 Mlx = 2,5489

Cly 19 Mly = 1,5623

Ctx 69 Mtx = -5,6735

Cty 57 Mty = -4,6868

Perencanaan Tangga

Tebal plat tangga adalah 120 mm dengan optrade (tinggi bidang tanjakan) T = 16 cm, antrade (lebar bidang injakan) I = 31 cm. Penulangan tangga dapat dilihat pada Tabel V.3 dibawah ini.

(17)

Gambar V.4. Denah, potongan dan penulangan tangga

D 8 -2 0 0 D 1 2 -9 0

D 1 2 -2 4 0 D 8 -2 0 0

D 1 2 -9 0

D 8 -2 0 0

D 8 -2 0 0 D 1 2 -2 4 0

2 0 0

2 0 0

4 0 0 2 0 0

D 1 2 -2 4 0 D 8 -2 0 0 D 1 2 -2 4 0

D 8 -2 0 0 D 8 -2 0 0

D 1 2 -2 4 0 D 1 2 -2 4 0

Tabel V.3. Tulangan dan momen rencana struktur tangga

Batang Daerah Momen Perlu Tulangan Tulangan Momen Rencana

Batang (kN-m) Pokok Bagi (kN-m)

1

Kiri -58,4756 D12 - 90 D8 - 200 58,8406

Lapang 10,4619 D10 - 200 D8 - 200 20,1705

Kanan 27,5046 D12 - 200 D8 - 200 28,2789

2

Kiri 27,5046 D12 -200 D8 - 200 28,2789

Lapang 18,4023 D10 - 200 D8 - 200 20,1705

Kanan 0,0000 D12 - 240 D8 - 200 20,1705

3

Kiri 27,5046 D12 - 200 D8 - 200 28,2789

Lapang 18,4023 D10 - 200 D8 - 200 20,1705

Kanan 0,0000 D12 - 240 D8 - 200 20,1705

4

Kiri -58,4756 D12 - 90 D8 - 200 58,8406

Lapang 10,4619 D10 - 200 D8 - 200 20,1705

Kanan 27,5046 D12 - 200 D8 - 200 28,2789

Perencanaan Balok

Perencanaan balok diambil contoh pada balok B36 Portal 3 lantai 1 seperti pada Gambar V.5. Balok berukuran 450/650 dengan diameter tulangan D25 mm dan diameter tulangan geser  10 mm.

(18)

Gambar V.7. Penulangan sloof

K 5

= 0 ,6 5 m

2 2 D 3 2





6 5 0 6 5 0

2 2 D 3 2

K 5 A K 5 A

K 5 B K 5 B

P O T . K 5 A



P O T . K 5 B 7 0 1 1 7 9 2 9 2 9 2 1 1 7 7 0

7 0 1 0 1 7 0 7 7 1 0 1 7 77 77 7

6 5 0 6 5 0

2 2 D 3 2 

7 0 1 1 7 9 2 9 2 9 2 1 1 7 7 0

7 0 1 0 1 7 0 7 7 1 0 1 7 77 77 7

D 1 9 -2 5 0 D 2 5 -7 0

D 1 9 -7 0

D 2 5 -7 0

D

1

9

-2

5

0

D

2

5-7

0

D 1 0 -7 5

8 D 1 6 D 1 0 -1 7 0

5 D 1 6 D 1 0 -2 4 0

P E N U L A N G A N P L A T P O E R S K A L A 1 : 4 0

P E N U L A N G A N T IA N G P A N C A N G S K A L A 1 : 2 0 P O N D A S I T IA N G P A N C A N G

S K A L A 1 : 4 0

8 D 1 6

5D 16

D 1 0 -2 4 0 D 1 0 -2 4 0

2 D 2 2

Ø10-240

5D16 5D16

Perencanan Kolom

Perencanaan kolom diambil contoh pada kolom K5 Portal B seperti pada Gmbar V.5. Kolom berukuran 650/650 dengan diameter tulangan D28 mm dan tulangan geser berdiameter  10 mm.

Perencanaan fondasi dan Sloof

Perencanaan pondasi struktur utama menggunakan pondasi tiang pancang dan dipancang sampai tanah keras, dengan 5 buah tiang pancang. Tulangan tiang pancang menggunakan diameter 16 mm dan tulangan geser ø10. Poer

menggunakan ukuran 4 x 4 m2, dengan tulangan diameter 25 mm.

(19)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil struktur gedung rawat inap rumah sakit empat lantai (+ 1

Basement) dengan sistem daktail parsial di Karanganyar ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1). Perencanaan struktur beton bertulang ini direncanakan aman terhadap beban mati, beban hidup dan beban gempa rencana. Distribusi beban geser/gempa menggunakan analisis statik ekivalen sedangkan perhitungan analisis mekanika strukturnya menggunakan program bantu hitung SAP 2000 v. 10 nonlinear, dengan hasilnya sebagai berikut :

2). Struktur atap menggunakan kuda-kuda rangka baja profil 40.50.4.

3). Ketebalan plat lantai (1,2,3,dan 4) 12 cm dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi D8.

4). Struktur tangga digunakan bentuk K dengan hasil perencanaan optrede 16 cm dan aantrede 31 cm. Untuk plat tangga digunakan tebal 12cm tulangan pokok D12 dan tulangan bagi D8. Sedangkan untuk plat bordes digunakan tebal 10 cm dengan tulangan pokok D10 dan tulangan bagi D8.

5). Struktur portal gedung beton bertulang meliputi :

a).Balok induk dengan dimensi 450/650 mm dengan tulangan pokok D25 dan tulangan geser menggunakan Ø10.

b).Kolom dengan dimensi kolom 650/650 mm dengan tulangan pokok D28 dan tulangan geser menggunakan Ø10.

c).Balok anak dengan dimensi 300/400 mm

6). Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang yang mencapai tanah keras meliputi :

a).Plat pondasi tiang pancang menggunakan dengan bentuk bujur sangkar berukuran 400 x 400 mm2 setebal 50 cm dengan tulangan D25 dan jarak 75 mm. Serta tulangan bagi D19 dengan jarak 250 mm.

b).Sloof dengan dimensi 450/600 mm dengan tulangan pokok D19 dan tulangan geser menggunakan Ø10.

Saran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur bertingkat yaitu:

1. Faktor keselamatan dan ekonomis dalam perencanaan gedung merupakan hal sangat perlu dipertimbangkan, sehingga perencanaan harus disesuaikan dengan kondisi daerah dari segi pengaruh beban gempa yang mungkin timbul, karena gedung sangat berpengaruh terhadap beban gempa dan berakibat pada pemakaian kebutuhan volume beton dan tulangan yang digunakan.

(20)

3. Jika dalam perencanaan menggunakan program bantu komputer untuk perhitungan struktur seperti SAP 2000 atau yang lainnya hendaknya diperhatikan ketelitian dalam memasukkan data karena akan berpengaruh terhadap output.

4. Setiap gedung mempunyai permasalahan yang berbeda-beda sehingga diharapkan bagi para perencana agar dapat memahami prinsip-prinsip dasar dari perhitungan konstruksi, analisis struktur dan pondasi.

5. Dalam merencanakan struktur gedung, dimensi harus sesuai dengan sistem perencanaan dan tidak boros.

DAFTAR PUSTAKA

Asroni, A., 2007. Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universita Mehammadiyah Surakarta, Surakarta. Asroni, A., 2008. Kolom, Fondasi Dan Balok T Beton Bertulang, Jurusan Teknik

Sipil, Fakultas Teknik, Universita Mehammadiyah Surakarta, Surakarta. Asroni, A., 2009. Struktur Beton Lanjut, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.,1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2,

Departeman Permukiman dan Prasarana Wilayah, Bandung., 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002,

Departeman Pekerjaan Umum, 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta. Departeman Pekerjaan Umum, 2000. Tata cara perencanaan struktur baja untuk

bangunan gedung SNI-1729-2000, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.

Gunawan, R., 1987. Tabel Profil Konstruksi Baja, kanisius, yogyakarta.

Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1983. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI 03-2847-2002, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Gambar

Gambar III.2. Bagan alir perencanaan tulangan
Gambar III.3. Bagan alir perhitungan tulangan memanjang balok
Gambar III.4. Bagan alir perhitungan tulangan geser balok
Grafik suprayogi untuk mencari
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The length of time during which a portion of the train is in Canada and a portion of the train is in the United States at the same time is equal to the total length of time it takes

Sehingga jika dalam satu keluarga ada salah satu anggota keluarga yang menderita TB paru maka akan berisiko terhadap anggota keluarga yang lain, karena sering melakukan kontak

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, juga shalawat dan salam kepada junjungan besar nabi Muhammad

4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mba Eros, Mba Icha, Mas Sigit, Mas Ervan, Pak Sargi yang telah membantu penulis dalam

Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu melakukan analisis kromatografi lapis tipis terhadap larutan standar dengan konsentrasi berbeda, penentuan

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar PKn melalui metode Point Counter Point (PCP) pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Girimulyo

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di SMA Negeri 3 Surakarta, dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran PBL