• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA BANDUNG TEMBUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA BANDUNG TEMBUNG."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETHINK PAIR-SHARE(TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHANMASALAHMATEMATIKASISWAPADAMATERI SPLDVDI KELAS VIII SMPSWASTABANDUNGTEMBUNG

Oleh :

Saddam Husein Siregar NIM. 409111073

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini

dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi SPLDV di Kelas VIII SMP

Swasta Bandung Tembung. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir

penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Zul

Amry, M.Si, Ibu Dra. Hamidah Nasution, M.Si dan Bapak Mulyono, S.Si , M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Paisal Lubis, S.Pd selaku kepala sekolah dan kepada Ibu H. Rosmianah Pohan

selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi yang

telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan

penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Rasmin Siregar dan Ibunda Aisah Pakpahan, orangtua penulis yang telah mengasuh,

membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu

(4)

v

kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat Abangda Maragoti Siregar, S.Pd, M.Hum, Abangda Alm. Julfan Siregar, Kakanda Puspa Indah

Siregar, Am.Pd, Kakanda Anriani Siregar, S.Pd dan kakanda Elvi Mardiana

Siregar, S.E yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, serta

Terima kasih juga penulis ucapkan untuk sanak family yang banyak membantu dalam bentuk materi dan motivasi untuk penulis dalam menyusun skripsi ini

terutama Uda Katruk, Bujing Kalsum, Mami Nur, dan Bujing Leli , yang terus

memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman terdekat Andrayana

Saputri yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai.. Tak lupa penulis ucapan

terima kasih juga untuk sahabat Roland, Dayat, Rizky, Atma serta teman-teman

senasib seperjuangan di DIK A’ 09 Pendidikan Matematika yang tiada henti

memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, September 2013 Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETHINK PAIR-SHARE(TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHANMASALAH PADAMATERISPLDVDI KELAS VIII SMP SWASTA BANDUNG TEMBUNG

SADDAM HUSEIN SIREGAR (NIM. 409111073) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share(TPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta Bandung Tembung.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Swasta Bandung Tembung yang berjumlah 27 orang. Objek penelitin ini adalah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran model Think-Pair-Share untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas pencapaian waktu ideal aktivitas aktif siswa pada siklus I dan siklus II. Tes hasil kemampuan pemecahan masalah matematika yang berbentuk uraian yaitu tes awal sebanyak 4 soal. Tes hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siklus I sebanyak 4 soal dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa siklus II terdiri dari 4 soal.

Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh data Kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model TPS pada siklus I dari 26 siswa terdapat 1 orang siswa atau 3,85% yang memiliki kemampuan rendah, dan 25 orang siswa atau 96,15% memiliki kemampuan sangat rendah dan 1 siswa tidak hadir. Pada siklus II terdapat 17 siswa dari 27 siswa atau 62,96% yang memiliki kemampuan tinggi, 6 siswa atau 22,22% yang memiliki kemampuan sedang, 2 siswa atau 7,4% yang memiliki kemampuan rendah, 1 siswa atau 3,7% yang memiliki kemampuan sangat rendah dan 1 siswa tidak hadir. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat  85% siswa yang memiliki tingkat ketuntansan klasikal. Dari hasil analisis siklus I dan siklus II tersebut dapat dilihat bahwa kriteria kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ini telah mencapai target dan mengalami peningkatan dalam mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan menerapkan modelThink-Pair-Share.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KerangkaTeoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 8

2.1.2. Masalah dalam Matematika 11

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 12

2.1.4. Kesulitan Belajar 13

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.6. Model PembelajaranThink-Pair-Share(TPS) 17 2.1.7 .Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 21

2.1.8. Materi 21

(7)

vii

2.3. Penelitian Relevan 28

2.4. Hipotesis Penelitian 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.1.1. Lokasi Penelitian 31

3.1.2. Waktu Penelitian 31

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 31

3.2.1. Subjek Penelitian 31

3.2.2. Objek Penelitian 31

3.3. Desain Penelitian 31

3.4. Prosedur Penelitian 31

3.5. Alat Pengumpul Data 35

3.6. Analisis Data 37

3.6.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 37

3.6.2. Ketuntasan Belajar Siswa 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 40

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 40

4.1.1.1. Permasalahan I 40

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I) 42

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 42

4.1.1.4. Observasi I 43

4.1.1.5. Analisis Data I 44

4.1.1.5.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 44

4.1.1.5.2. Deskripsi Hasil Observasi I 45

4.1.1.6. Refleksi I 46

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 48

(8)

viii

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II) 49

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 49

4.1.2.4. Observasi II 50

4.1.2.5. Analisis Data II 51

4.1.2.5.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 51

4.1.2.5.2. Deskripsi Hasil Observasi II 52

4.1.2.6. Refleksi II 54

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 60

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa 38

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Tes Awal 41

Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 44

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran

Pada Siklus I 44

Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat kemampuan pemecahan masalah

pada tes siklus II 51

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Kelas 36

Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada

Tes awal 40

Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 44

Gambar 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha

untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga

tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi

untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju

ke tingkat kedewasaannya. Pengertian Pendidikan menurut Ihsan (2005:5) adalah sebagai berikut :

1) suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;

2) suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam

pertumbuhannya;

3) suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi

tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat;

4) suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan.

Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dirasa

belum memenuhi harapan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Bangsa

Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Menurut Sukro Muhab, ketua

(12)

2

melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan memformat model pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu.”

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah banyak dilakukan

oleh pemerintah diantaranya adalah pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana

dan prasarana pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun upaya ini masih

belum memuaskan dengan melihat masih rendahnya hasil belajar matematika

siswa. Kenyataan ini dikarenakan kurangnya pencapaian pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum tersebut.

Matematika memiliki peranan yang sangat besar yang dapat dirasakan

oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan yang kerap sekali terkait dengan matematika. Nurhadi (2004:203)

menyatakan bahwa :

“Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.”

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang

bersifat tidak rutin. Sehubungan dengan hal tersebut Abdurrahman (2009:254)

menyatakan bahwa :

(13)

3

Pemecahan masalah merupakan kemampuan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika karena dalam pemecahan masalah kemampuan

pemahaman konsep harus dikuasai siswa. Pada saat pembelajaran siswa dapat

mengikutinya dengan baik tetapi dalam mengerjakan latihan atau diberi

pertanyaan siswa masih belum mampu untuk berpikir sendiri bagaimana menyelesaikan menyelesaikan masalah tersebut. Meskipun telah diberikan arahan

oleh guru, siswa masih kurang mampu menerapkan konsep yang telah mereka

pelajari dalam pemecahan masalah tersebut. Sehingga untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam berpikir kearah yang lebih tinggi sulit dicapai. Dari

uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan matematika siswa

terutama pemahaman konsep dan pemecahan masalah masih harus ditingkatkan lagi.

Salah satu materi pelajaran dalam matematika yaitu SPLDV. Selain

kelemahan belajar matematika yang telah diuraikan diatas, terdapat juga

kelemahan belajar matematika yang lebih terperinci pada materi SPLDV diantaranya adalah sebagai berikut : (1) sebagian besar siswa masih kurang

mampu memahami soal cerita. (2) sebagian besar siswa kurang mampu membuat

soal cerita kedalam bentuk persamaan matematika.

Dari hasil wawancara pada tanggal 23 Mei 2013 dengan Ibu Rosmianah

yang merupakan guru matematika kelas VIII di SMP Swasta Bandung Tembung,

beliau mengungkapkan bahwa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, perhatian murid kurang terhadap pelajaran. Kemampuan pemecahan masalah

siswa masih rendah karena hanya sebagian kecil siswa yang menuliskan

kesimpulan dan memahami masalah matematika terutama dalam materi SPLDV.

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran guru juga menggunakan media pembelajaran untuk materi pembelajaran tertentu. Dan terus memotivasi siswa

yang minat belajarnya kurang.

Berdasarkan tes yang diberikan pada tanggal 27 mei pada siswa kelas VIII-1 terlihat tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang

masih rendah, yaitu siswa sulit memahami soal cerita, sulit melakukan

(14)

4

dipahami sehingga jawaban yang dihasilkan tidak benar,dan siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

Rendahnya kemampuan pemecahan matematika siswa dapat ditingkatkan

dengan berbagai cara yaitu menyajikan materi dengan mengaitkan materi

pembelajaran terhadap kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa merasa bahwa matematika ilmu yang sangat penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model pembelajaran, Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi

kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika.

Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhadi (2004:112)

bahwa :

“Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.”

Pembelajaran kooperatif ini menggunakan kelompok-kelompok kecil

sehingga siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak

satu sama lain untuk mengatasi masalah. Pembelajaran kooperatif

mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar.

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah Model pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Share(TPS).

Think-Pair-Share (TPS) atau (berpikir-berpasangan- berbagi) merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. MetodeThink-Pair-Share (TPS) memberi waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling membantu yang lain. Peneliti tertarik

menggunakan model Think-Pair-Share (TPS) karena peneliti sebelumnya

(15)

5

siswa pada pokok bahasan lingkaran dan ada peneliti lain yang meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dan semua penelitian yang dilakukan

dua peneliti sebelumnya berhasil.

Jika dibandingkan model Think-Pair-Share (TPS) dengan model

pembelajaran yang lain, yang menjadi kelebihannya adalah dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa dan daya analisis siswa

terhadap suatu permasalahan, meningkatkan kerja sama kelompok, mengurangi

siswa yang pasif dalam proses pembelajaran karena tiap kelompok terdiri dari 2 peserta didik, pendidik lebih memungkinkan menambahkan pengetahuan peserta

didik ketika selesai diskusi. Namun, model ini memiliki kelemahan jika

dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain yaitu, dibutuhkan lebih banyak waktu untuk membimbing kelompok belajar karena kelompok belajar

yang ada bisa mencapai 18 kelompok untuk 36 siswa. Meskipun demikian peneliti

akan berusaha untuk mengurangi atau menutupi kelemahan model ini.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Materi SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta Bandung Tembung.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika

masih rendah.

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan masih

bersifat terpusat pada guru.

4. Siswa tidak menyukai mata pelajaran matemaika

5. Siswa kurang mampu memahami dan menyelesaikan soal matematika

(16)

6

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka

masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah diatas dibatasi pada

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika Siswa pada materi SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta Bandung Tembung.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika Siswa pada materi SPLDV di Kelas VIII SMP Swasta Bandung

Tembung?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan

(17)

7

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat mempertimbangkan dan memilih

model pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Sebagai alternatif usaha meningkatkan kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa serta dapat menjalin hubungan yang lebih baik

diantara siswa lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dalam

pembelajaran matematika. 3. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam lembaga pendidikan untuk usaha

peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran

yang lebih tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada masa

yang akan datang. 5. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding untuk penelitian dalam

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok bahasan persamaan dua variabel di kelas VIII SMP Swasta Bandung Tembung

dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan.

2. Dengan adanya pekerjaan rumah siswa lebih mampu memahami langkah-langkah pemecahan masalah soal.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan model

TPS pada siklus I dari 29 siswa terdapat 1 orang siswa atau 3,85% yang

memiliki kemampuan rendah, dan 25 orang siswa atau 96,15% memiliki kemampuan sangat rendah. Pada siklus II terdapat 17 siswa dari 27 siswa atau

62,96% yang memiliki kemampuan tinggi, 6 siswa atau 22,22% yang

memiliki kemampuan sedang, 2 siswa atau 7,4% yang memiliki kemampuan rendah, 1 siswa atau 3,7% yang memiliki kemampuan sangat rendah. Dengan

demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat 

85% siswa yang memiliki tingkat ketuntansan klasikal.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat

pada siswa, salah satunya penggunaan Think-Pair-Share sebagai salah satu

alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi

(19)

61

pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun

siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Dan

memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan peserta

didik.

3) Kepada siswa SMP Swasta Bandung Tembung disarankan lebih berani dan

aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk

menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

4) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan

(20)

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Arikunto, S.dkk, (2010),Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, Suharsimi., (2009), Manajemen Penelitian, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan,FMIPA Unimed, Unimed.

Ihsan, F., (2005),Dasar-Dasar Kependidikan,Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persana, Medan.

Muhab, S., (2012), Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/23/1307 32/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan

(accessed 16 Januari 2013)

Mudjiono., 2011.Belajar dan Pembelajaran. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta

Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri., (2008),Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTS Kelas VIII,Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta.

Nurhadi, (2004),Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban),Grasindo, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005),Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gambar

Tabel 2.1Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan evaluasi teknis yang kami lakukan pada proses Seleksi Sederhana untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dan Sertifikasi ISO 9001:2008

[r]

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

Prosedur penyelesaian dirancang untuk menemukan kebijakan optimal dari keseluruhan masalah, yang menunjukkan keputusan kebijakan mana yang optimal pada setiap tahap untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hambatan kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan petani padi sawah di daerah penelitian, mengetahui apa faktor internal

Superovulasi pada induk yang menstimulasi hormon- hormon kebuntingan (estradiol dan progesteron) juga meningkatkan kapasitas plasenta yang dimanifestasikan melalui peningkatan

Namun, berdasarkan uji ranking maka jenis dupa yang paling disukai panelis untuk parameter tingkat wangi adalah dupa akar wangi bentuk stick dengan perekat kanji

Efektivitas insulasi termal dapat dilihat dari konduktivitas panasnya yang rendah karena hal itu dapat mempertahankan energi termal di dalam atau di luar sistem dengan