KEBERADAAN DAN BENTUK PENYAJIAN RANDAI PADA
MASYARAKAT MINANGKABAU DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
KHAIRUNA
NIM. 208342028
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Khairuna. Keberadaan dan Bentuk Penyajian Randai Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan. Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2012
Randai merupakan teater tradisi masyarakat Minang yang didalamnya terdapat tari, musik dan dialog (pelakonan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang keberadaan dan bentuk penyajian Randai pada masyarakat Minangkabau di Kota Medan.
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian seperti pengertian keberadaan, pengertian bentuk penyajian dan pengertian Randai.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di BM3 yang dimulai dari akhir bulan Juni hingga akhir Agustus, yang populasinya meliputi pemain randai, dan beberapa tokoh seniman yang mengetahui tentang Randai di Kota Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kerja lapangan yang meliputi beberapa aspek : observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Untuk melengkapai penelitian ini, dilakukan analisis data tentang keberadaan dan bentuk penyajian randai dikota Medan
Setelah penelitian dilakukan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan atau penyajian Randai pada masyarakat Minangkabau di Kota Medan tersebut tidak jauh berbeda dengan daerah asalnya hanya saja pola yang dilakukan tidak lingkaran saja, kini telah berkembang menjadi beberapa pola yang salah satunya adalah pola setengah lingkaran dengan busana yang digunakan adalah untuk bagian atas deta, bagian tengah teluk belanga dengan selempang bahu dan selempang pinggang dan bagian bawah galembong. Alat musik yang mengiringi randai adalah gendang, talempong dan saluang.
iv
BAB II LANDASAN TEORITIS DANKERANGKA KONSEPTUAL .... 7
A. Landasan Teoritis ... 7
1. Pengertian Keberadaan ... 7
2. Pengertian Bentuk Penyajian ... 8
3. Pengertian Randai ... 9
B. Kerangka Konseptual ... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 11
v
1. Penyebaran Suku Minang... 21
2. Kesenian... 22
3. Perkumpulan Masyarakat Minang... 23
C. Keberadaan Randai ... ... 23
1. Randai Di Kota medan... 23
2. Pertunjukkan Randai... ... 26
D. Bentuk Penyajian Randai ... ... 28
1. Tahap-Tahap Dalam Penyajian Randai... 28
1.1 Pemain... 28
2. Penyajian Randai (Pembabakan)... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 63
A. Kesimpulan ... ... 63
B. Saran ... ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... ... 65
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR FOTO
Foto 4.1. Peta Kota Medan... . 20
Foto 4.2. Busana Randai... 29
Foto 4.3 Alat musik talempong ... 31
Foto 4.4. Alat musik saluang ... 32
Foto 4.5. Alat musik tambua... 33
Foto 4.6. Saat pemain berdialog... 61
Foto 4.7. Saat pemain berdialog... 61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Banyak cara untuk mendata dan mengenal tari salah satunya dengan
melakukan penelitian yang dimana dalam penelitian kita akan membahas suatu
bentuk kesenian ataupun tari secara mendalam sehingga hal yang tidak diketahui
sebelumnya dapat dipahami dan dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian Bab
pembahasan yang terdapat pada Bab IV, yang telah dilaksanakan di Rumah
Gadang BM 3, maka peneliti membuat kesimpulan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Randai merupakan teater tradisi masyarakat Minangkabau yang di dalamnya
terdapat tari, musik dan dialog yang berdasarkan pada gerak-gerak silat.
Kebiasan masyarakat Minang untuk anak laki-laki yang telah akil baghlig pergi
merantau ke daerah-daerah di luar Sumatera Barat yang membuat randai ada di
kota Medan. Masyarakat Minang pergi merantau telah dibekali ilmu bela diri
yang gunanya sebagai pertahanan diri, ilmu agama dan juga telah di bekali
dengan kesenian-kesenian Minangkabau. Mereka perduli akan kelestarian
kesenian dari daerah mereka, sehingga mereka membuat suatu perkumpulan
yang digunakan sebagai wadah pengembangan dan pelestarian dari
kesenian-kesenian meraka juga di gunakan untuk mengikat silaturahmi.
2. Randai dikota Medan ada dikarenakan masyarakat Minangkabau yang peduli
sebuah perkumpulan untuk mengembangkan kesenian Minangkabau di Kota
Medan salah satunya adalah randai. Pusat atau tempat berkumpulnya
masyarakat atau suku Minang adalah BM3 (Badan Musyawarah Masyarakat
Minang) yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan, Medan atau di belakang
Taman Budaya Sumatera utara. Selain BM3, ada juga organisasi atau
perkumpulan masyarakat Minang seperti IKGS (Ikatan Keluarga Gasan Saiyo),
STMAA (Serikat Tolong Menolong Ampek Angkek), IKAMAMI (Ikatan
Mahasiswa Minang) dan masih banyak lagi perkumpulan masyarakat Minang
di Kota Medan.
3. Bentuk penyajian randai di Kota Medan tidak jauh berbeda dengan daerah
asalnya yaitu Sumatera Barat. Hanya saja terdapat perbedaan pada pola
penyajian pada saat pemain melakukan dialog, pola akan berubah menjadi
bentuk setengah lingkaran, yang dimana dalam hal ini pertunjukkan randai
tidak lagi di tanah lapang tetapi sudah dipentaskan sehingga pemain akan
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti dapat
memberikan beberapa saran diantaranya:
1. Perkembangan masa yang setiap waktu akan terus maju dan berkembang, seni
tradisi harus tetap dipertahankan nilai tradisinya walaupun akan ada perubahan
dalam bentuk penyajiannya.
2. Pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti mengalami kesulitan dalam
mencari buku tentang kebudayaan Minangkabau, sehingga alangkah baiknya
jika seniman atau pengembang kesenian Sumatera Barat untuk membuat buku
tentang kebudayaan Minangkabau khususnya tentang kesenian-keseniannya.
3. Seni randai untuk lebih dilestarikan lagi di Kota Medan ini, dengan seperti itu
kesenian randai yang di kota Medan akan tetap ada dan semakin berkembang.
Sehingga peminat randai di luar suku Minang dapat belajar atau ikut serta
DAFTAR PUSTAKA
Beckermen, Bernard, 2006, Dynamic of Drama, New York: Routledge
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Pranada Media Dharsono (sony kartika),2007, Estetika, Bandung: Rekayasa Sains
Dendy, Sugono, 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat bahasa Hall, D.G.E, 1968. A. History of South-East Asia, New York: Martin Press
Hidayat, Azis Alimut, 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisa Data. Surabaya : Salemba Media
Hovl, Clairf, 1967. Countinuties and Change, New York: Cornell University Press Legge, J.D, 1964. Indonesia Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
Meuraxa, Dada 1974, Sejarah Kebudayaan Sumatera, Medan: Firma Hasmar Nurwani, 2008, Pengetahuan Tari, Fakultas Bahas dan Seni : Unimed
Poerwadaminta, W.J.S,1996, Kmaus Besar Bahas Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Surachmad,1990, Pengantar Ilmu Dasar Metode Teknik , Bandung: Tarsito Soedarsono,1997,Tarian-Tarian Indonesia, Jakarta: Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan Direktorat Jedral Kebudayaan