• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BIASA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BIASA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP

ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BIASA

TESIS

Oleh :

RILDA ARDIANA NIM 809 171 036

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

i

i ABSTRAK

RILDA ARDIANA. Analisis Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Antara Siswa Yang Belajar Dengan Pembelajaran Matematika Realistik Dan Pembelajaran Biasa. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2013.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika Realistik, Pemahaman Konsep, Pemecahan Masalah, Aktivitas Siswa.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menelaah perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa, (2) menelaah perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa, (3) menelaah kadar aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran matematika realistik, dan (4) menelaah proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Stabat. Sampel yang dipilih adalah kelas VII-2 (kelas eksperimen), kelas yang diberi perlakuan pembelajaran matematika realistik dan siswa kelas VIII-3 (kelas kontrol) yang diberi perlakuan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan pemahaman konsep, tes kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,92 dan 0,84 berturut-turut untuk kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik.

Analisis data dilakukan dengan anakova. Hasil utama dari penelitian ini adalah secara keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Secara deskriptif juga dikaji jawaban dari rumusan masalah yaitu: (1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika realistik termasuk dalam kategori baik. (2) bentuk proses penyelesaian masalah siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik lebih bervariasi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa.

(3)

ii

ii ABSTRACT

RILDA ARDIANA. Analysis of the Difference Ability Understanding of Mathematical Concepts and Problem Solving Junior High School Students Among Students Who Learn by Realistic Mathematics Learning and Ordinary Learning. Thesis Mathematics Education Postgraduate Program, State University of Medan. 2013.

Keyword: Realistic Mathematics Learning, Understanding Concepts, Problem Solving, Student Activities.

The purpose of this study was : (1) examine the ability of understanding the difference between students who take the concept of realistic mathematics learning with student who take regular lessons, (2) examine difference in mathematics problem solving skills among student who take realistic mathematics learning with students who take regular lessons, (3)examine the levels of active student activity during the learning process realistic mathematics,(4) examine the process of finalizing the answer that the student in solving the proble in each lesson.

This study is a semi-experimental study. The study population was all students in class VII SMPN1 Stabat. the selected sample is class VII-2 (experimental class), the class treated realistic mathematics learning and class VII-3 (grade control) treated with regular learning. The instrument used consisted of testing the ability of understanding concepts and problem solving ability test observation sheet. The instrument has been declared eligible content validity, and reliability coefficient of 0,92 and 0,84 respectively for the ability of understanding mathematical concepts and problem solving.

Data was analyzed by ANACOVA. The main result of this study is overall learning of students who take mathematics realistic significantly better in improving understanding mathematical concepts and problem solving than student who take the regular lessons. Also examined descriptively answer formulation of the problem, namely : (1) activities of student in learning mathematics realistic included in both categories (2) the form of the problem solving process of student who take mathematics realistic learning more varied than the student who take regular lesson

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahrirohmanirrohim,

Alhamdulillahirabbil’Alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT yang telah, sedang dan akan selalu setia ”menemani” serta memberi nikmat sehat dan

kesempatan, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, serta seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Dalam proses penyusunan terdapat beberapa hal yang harus dilalui, diantaranya menghadapi kendala dan keterbatasan serta bimbingan dan arahan yang terwujud dalam motivasi dari beberapa pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Dr. Hasratuddin,M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staff Program Studi Pendidikan Matematika. 2. Bapak Prof. Sahat Saragih, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Bornok

Sinaga, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.

3. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd; Bapak Dr. Elvis Napitupulu, M.Pd, Ibu Prof. Asih Menanti, MS, S.Psi selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED.

5. Bapak Syarifuddin,MSc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED.

(5)

iv

7. Bapak Drs. Gito, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Stabat beserta dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ayahanda Suparman Silam dan Ibunda Yumina yang senantiasa memberikan motivasi dan doa; Kak Arie Willyana, S.ST; Adik Witri Ramadhani, S.Pd dan Adik M. Hijri Thurhamun yang selalu menjadi inspirasi.

9. Kepada Adnin Noer, S.Si yang selalu memberikan semangat dan doa, serta kepada Cahaya Hatiku Ananda Alisha Noer Shadrina yang setia menemani bunda dalam penyusunan tesis ini.

10. Teman-teman seperjuangan Feri Tiona, Rahmiyana, Dewi Wahyuni, Rosita, Nurhadijah Lubis serta seluruh teman sejawat Prodi DIKMAT angkatan 2010 kelas A reguler yang telah memberikan dorongan, semangat serta bantuan lainnya kepada penulis.

Semoga ALLAH membalas semua kebaikan yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya matematika. Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Juni 2013

Penulis

(6)

V 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 13 2.1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika ... 19

2.2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika ... 21

2.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 25

2.4. Hakikat Pembelajaran Matematika ... 28

2.5. Pembelajaran Matematika Realistik ... 29

2.6. Kelebihan dan Kelemahan PMR ... 37

2.7. Pembelajaran Biasa... 39

2.8. Aktivitas Belajar Siswa ... 42

2.9. Teori Belajar Pendukung PMR... 44

2.10. Tinjauan Materi Tentang Segiempat ... 51

2.11. Penelitian yang Relevan ... 53

2.12. Kerangka Berfikir ... 57

2.13. Hipotesis ... 65

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ... 67

3.2.Waktu dan Tempat Penelitian ... 67

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian ... 67

3.4.Rancangan Penelitian ... 69

3.5.Variabel Penelitian ... 80

3.6.Instrumen Penelitian ... 82

(7)

VI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran dan Instrument Tes ... 115

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 117

4.3.Temuan Penelitian ... 231

4.4.Pembahasan Penelitian ... 232

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan... 241

5.2.Implikasi ... 242

5.3.Rekomendasi ... 243 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks PMR ... 35

Tabel 2.2. Perbedaan Pedagogi PMR dan Pembelajaran Biasa... 41

Tabel 3.1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 72

Tabel 3.2. Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 72

Tabel 3.3. Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 73

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Tes Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah ... 76

Tebel 3.5. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah ... 77

Tabel 3.6. Hasil Uji Daya Beda Tes Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah ... 78

Tebel 3.7. Rancangan Penelitian ... 79

Tabel 3.8. Tabel Weiner keterkaitan antara variable bebas, terikat dan kontrol .. 79

Tabel 3.9. Kisi-kisi Kemampuan Pemahaman Konsep ... 82

Tabel 3.10. Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 85

Tabel 3.11. Rancangan Analisis Data ... 88

Tabel 3.12. Rancangan Analisis Data ... 97

Tabel 3.13. Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, Alat Uji dan Uji Statistik ... 113

Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran ... 115

Tabel 4.2. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 116

Tabel 4.3. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 117

Tabel 4.4. Hasil Pretes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 118

Tabel 4.5. Hasil Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 119

Tabel 4.6. Hasil Pretes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 120

Tabel 4.7. Hasil Postes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 121

Tabel 4.8. Data Hasil Pretes Pemahaman Konsep kelas Eksperimen ... 128

Tabel 4.9. Data Hasil Pretes Pemahaman konsep kelas Kontrol ... 129

Tabel 4.10. Data Hasil Postes Pemahaman Konsep Kelas Ekperimen ... 137

Tabel 4.11. Data Hasil Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 138

Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas Pretes Pemahaman Konsep KE ... 140

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Pretes Pemahaman Konsep KK ... 141

Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Postes Pemahaman Konsep KE ... 143

Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Postes Pemahaman Konsep KK ... 144

Tabel 4.16. Hasil Uji Homogenitas Pretes dan Postes Pemahaman Konsep ... 145

Tabel 4.17. Analisis Varians Uji Independensi Pemahaman Konsep KE ... 146

Tabel 4.18. Analisis Varians Uji Independensi Pemahaman Konsep KK ... 147

Tabel 4.19. Analisis VariansUji Independensi ... 147

Tabel 4.20. Koefisien Analisis Varians Pemahaman Konsepkelas Eksperimen 148 Tabel 4.21. Analisis Varians Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 148

(9)

Tabel 4.23. Analisis Varians Uji Linieritas Pemahaman Konsep KE ... 149

Tabel 4.24. Analisis Variasn Uji Lineiritas Pemahamn Konsep KK ... 150

Tabel 4.25. Analisis Kovarians Kesamanaan Dua Model Regresi ... 151

Tabel 4.26. Analisis Kovarian Kesejajaran Model regresi ... 151

Tabel 4.27. Analisis Kovarian Rancangan Lengkap Pemahaman Konsep ... 152

Tabel 4.28. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Pemahaman Konsep ... 153

Tabel 4.29. Hasil Pretes Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 154

Tabel 4.30. Hasil Postes Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 155

Tabel 4.31. Hasil Pretes Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 156

Tabel 4.33. Hasil Postes Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 157

Tabel 4.34. Data Hasil Pretes Pemecahan Masalah kelas Eksperimen ... 165

Tabel 4.35. Data Hasil Pretes Pemecahan Masalah kelas Kontrol ... 166

Tabel 4.36. Data Hasil Postes Pemecahan Masalah Kelas Ekperimen ... 174

Tabel 4.37. Data Hasil Postes Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 175

Tabel 4.38. Hasil Uji Normalitas Pretes Pemecahan Masalah KE ... 177

Tabel 4.39. Hasil Uji Normalitas Pretes Pemecahan Masalah KK ... 178

Tabel 4.40. Hasil Uji Normalitas Postes Pemecahan Masalah KE ... 179

Tabel 4.41 Hasil Uji Normalitas Postes Pemecahan Masalah KK ... 180

Tabel 4.42 Hasil Uji Homogenitas Pretes dan Postes Pemecahan Masalah ... 181

Tabel 4.43. Analisis Varians Uji Independensi Pemecahan Masalah KE ... 182

Tabel 4.44. Analisis Varians Uji Independensi Pemecahan Masalah KK ... 182

Tabel 4.45. Analisis VariansUji Independensi ... 183

Tabel 4.46. Koefisien Analisis Varians Pemecahan Masalah kelas Eksperimen184 Tabel 4.47. Analisis Varians Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 184

Tabel 4.48. Koefisien AnalisisVarians Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 184

Tabel 4.49. Analisis Varians Uji Linieritas Pemecahan Masalah KE ... 185

Tabel 4.50. Analisis Variasn Uji Lineiritas Pemecahan Masalah KK ... 185

Tabel 4.51. Analisis Kovarians Kesamanaan Dua Model Regresi ... 186

Tabel 4.52. Analisis Kovarian Kesejajaran Model regresi ... 187

Tabel 4.53. Analisis Kovarian Rancangan Lengkap Pemecahan Masalah ... 188

Tabel 4.54. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Pemecahan Masalah ... 189

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Contoh Jawaban Pemahaman Konsep Siswa ... 5

Gambar 1.2 Contoh Jawaban Pemecahan Masalah Siswa ... 10

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 70

Gambar 4.1 Tingkat Pretes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 119

Gambar 4.2 Tingkat Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 120

Gambar 4.3 Tingkat Pretes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 121

Gambar 4.4 Tingkat Postes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 122

Gambar 4.5 Interval Nilai Pretes Pemahaman Konsep ... 130

Gambar 4.6 Interval Nilai Postes Pemahaman Konsep ... 138

Gambar 4.7 Tingkat Pretes Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 156

Gambar 4.8 Tingkat Postes Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 157

Gambar 4.9 Tingkat Pretes Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 158

Gambar 4.10 Tingkat Postes Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 167

Gambar 4.11 Interval Nilai Pretes Pemecahan Masalah ... 175

Gambar 4.12 Interval Nilai Postes Pemecahan Masalah ... 175

Gambar 4.13 Kategori Pengamatan Aktivitas Siswa ... 190

Gambar 4.14 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali194 Gambar 4.15 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali195 Gambar 4.16 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali195 Gambar 4.17 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali196 Gambar 4.18 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali196 Gambar 4.19 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali197 Gambar 4.20 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali .... 197

Gambar 4.21 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 198

Gambar 4.22 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 198

Gambar 4.23 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 198

Gambar 4.24 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 198

Gambar 4.25 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 199

Gambar 4.26 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali .... 199

Gambar 4.27 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 200

Gambar 4.28 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 201

Gambar 4.29 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 201

Gambar 4.30 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 201

Gambar 4.31 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 202

Gambar 4.32 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 202

Gambar 4.33 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 202

Gambar 4.34 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 203

Gambar 4.35 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 203

Gambar 4.36 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 204

Gambar 4.37 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 204

(11)

Gambar 4.39 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 205

Gambar 4.40 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 206

Gambar 4.41 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 207

Gambar 4.42 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 207

Gambar 4.43 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 207

Gambar 4.44 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 208

Gambar 4.45 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 208

Gambar 4.46 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 208

Gambar 4.47 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 208

Gambar 4.48 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 209

Gambar 4.49 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 210

Gambar 4.50 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 210

Gambar 4.51 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 210

Gambar 4.52 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 211

Gambar 4.53 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali213 Gambar 4.54 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali213 Gambar 4.55 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali214 Gambar 4.56 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali215 Gambar 4.57 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik Sekali216 Gambar 4.58 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali .... 216

Gambar 4.59 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 217

Gambar 4.60 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 218

Gambar 4.61 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 219

Gambar 4.62 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik Sekali ... 220

Gambar 4.63 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 220

Gambar 4.64 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 221

Gambar 4.65 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 221

Gambar 4.66 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 222

Gambar 4.67 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Baik ... 222

Gambar 4.68 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 223

Gambar 4.69 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 223

Gambar 4.70 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 223

Gambar 4.71 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 224

Gambar 4.72 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Baik ... 225

Gambar 4.73 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 226

Gambar 4.74 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 226

Gambar 4.75 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 226

Gambar 4.76 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 226

Gambar 4.77 Lembar Jawaban Siswa Kelas Ekperimen Kategori Cukup ... 226

Gambar 4.78 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 227

Gambar 4.79 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 228

Gambar 4.80 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 228

Gambar 4.81 Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol Kategori Cukup ... 229

(12)

V

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (1) ... 1

Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (2) ... 8

Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (3) ... 14

Lampiran 1.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4) ... 19

Lampiran 1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (5) ... 26

Lampiran 1.6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (6) ... 31

Lampiran 1.7 Lembar Aktivitas Siswa (1) ... 37 Lampiran 2.1 Kisi-Kisi Pemahaman Konsep Matematika ... 147

Lampiran 2.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 148

Lampiran 2.3 Kisi-Kisi Pemecahan Masalah Matematika ... 150

Lampiran 2.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 151

Lampiran 2.5 Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 152

Lampiran 2.6 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 153

Lampiran 2.7 Alternatif Jawaban Pemahaman Konsep ... 155

Lampiran 2.8 Alternatif Jawaban Pemecahan Masalah ... 157

Lampiran 3.1 Hasil Validasi RPP ... 161

Lampiran 3.2 Hasil Validasi LAS ... 162

Lampiran 3.3 Hasil Validasi Buku Pegangan Guru dan Siswa ... 163

Lampiran 3.4 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 166

Lampiran 3.5 Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep ... 169

Lampiran 3.6 Hasil Uji Coba Tes Pemecahan Masalah ... 184

Lampiran 4.1 Skor Pretes dan Postes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen . 197 Lampiran 4.2 Skor Pretes dan Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol... 198

Lampiran 4.3 Skor Pretes dan Postes Pemecahan MasalahKelas Eksperimen .. 199

Lampiran 4.4 Skor Pretes dan Postes Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 200

Lampiran 4.5 Skor Pretes Aspek Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 201

Lampiran 4.6 Skor Pretes Aspek Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 202

Lampiran 4.7 Skor Postes Aspek Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 203

Lampiran 4.8 Skor Postes Aspek Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 204

Lampiran 4.9 Skor Pretes Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 205

Lampiran 4.10 Skor Pretes Aspek Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 206

Lampiran 4.11 Skor Postes Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 207

Lampiran 4.12 Skor Postes Aspek Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 208

(13)

VI

Kelas Kontrol ... 210 Lampiran 4.15 Uji Independensi Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Eksperimen ... 211 Lampiran 4.16 Uji Independensi Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas Kontrol ... 212 Lampiran 4.17 Perhitungan Linieritas Model Regresi Pemahaman

Konsep Matematika Kelas Eksperimen... 213 Lampiran 4.18 Perhitungan Linieritas Model Regresi Pemahaman

Konsep Matematika Kelas Kontrol ... 214 Lampiran 4.19 Uji Linieritas Model Regresi

Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen ... 215 Lampiran 4.20 Uji Linieritas Model Regresi

Kemampuan Penalaran Matematika Kelas Kontrol ... 216 Lampiran 4.21 Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Pemahaman

Konsep ... 217 Lampiran 4.22 Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Pemecahan

Masalah... 218 Lampiran 4.23 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Pemahaman

Konsep Kelas Eks Dan Kontrol ... 219 Lampiran 4.24 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Pemahaman

Konsep Kelas Eks Dan Kontrol ... 220 Lampiran 4.25 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Pemahaman

Konsep Kelas Kontrol ... 221 Lampiran 4.26 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Pemahaman

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3). Pendidikan merupakan salah satu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan akal dan logika seoptimal mungkin sebagai jawaban untuk menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam usaha menciptakan masa depan yang baik. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(15)

2

menanggapi pelajaran yang diajarkan. Siswa tak hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru tapi siswa juga turut serta dalam mengembangkan informasi tersebut.

Salah satu tujuan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama.

Matematika merupakan ilmu yang sangat penting yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memacu ilmu pengetahuan. Melalui KTSP ini diharapkan secara optimal mata pelajaran matematika dapat memenuhi harapan dalam penyediaan potensi sumber daya manusia yang handal sehingga memiliki kesanggupan untuk menjawab tantangan era globalisasi serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan masa yang akan datang.

Pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa. Menurut Cornelius (dalam Diyah, 2007) ada lima alasan perlunya belajar matematika, karena matematika merupakan :

(16)

3

Sehingga matematika menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan potensi peserta didik. Hal ini senada dengan Cockroft (dalam Abdurrahman, 1999) yang mengemukakan alasan tentang perlunya belajar matematika yaitu :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segala kehidupan ; (2) semua bidang study memerlukan keterampilan metamatika yang sesuai; (3) memberikan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan (6) memberikan solusi dalam pemecahan masalah.

Salah satu karakteristik matematika itu sendiri adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika (Sudiarta, 2004). Kondisi ini menyebabkan banyak siswa yang malas mempelajari matematika, sehingga banyak materi pelajaran tidak dikuasai dengan baik. Kemudian tidak jarang muncul keluhan bahwa matematika hanya membuat siswa bingung dan dianggap sebagai momok yang menakutkan oleh sebagian siswa (Hajiyati, 2008).

(17)

4

Sejauh ini, pembelajaran matematika pada sekolah Indonesia masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma pembelajarannya (Susilowati, 2009). Posisi siswa sebagai objek , dianggap tidak dan belum tahu apa-apa, sementara posisi guru sebagai yang mempunyai pengetahuan senantiasa menjadi pusat perhatian, karena guru dituntut harus mampu mendemonstrasikan matematika yang sudah siap saji tanpa buku di depan siswa. Namun, materi pembelajaran yang selalu diberikan dalam bentuk jadi, terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang dipelajari. Akibatnya penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika lemah karena tidak ada keterlibatan siswa dalam proses penemuan pengetahuan itu sendiri.

(18)

5

konsep tersebut dan selanjutnya sukar untuk mengadaptasikan pengetahuannya terhadap perubahan lingkungannya.

Hal tersebut diperkuat oleh penelitian awal yang dilakukan peneliti pada salah satu SMP Negeri di Kec. Stabat untuk melihat sejauh mana pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa SMP. Sebagai contoh, ketika peneliti mengajukan pertanyaan sederhana berkaitan dengan segi empat pada kelas VII, “Jika keempat sisi sebuah layang-layang sama panjang, maka bangun apakah yang

terjadi ? Bagaimana jika kedua diagonalnya yang sama panjang ? Gambarkan bangun-bangun tersebut dan jelaskan alasanmu ?”

Dari 30 siswa sebanyak 11 orang tidak menjawab, sedangkan 19 orang lainnya menjawab hanya dengan mengambarkan bangun-bangun tersebut namun tidak bisa menjelaskan alasan mereka. Peneliti mengamati bahwa siswa masih ragu-ragu dan tidak yakin dengan jawaban mereka sendiri. Padahal pertanyaan sederhana itu jelas hanya ingin melihat sejauh mana konsep dan pemahaman siswa mengenai layang-layang dan segiempat yang terkait. Berikut salah satu contoh jawaban siswa,

(19)

6

Dari jawaban siswa terlihat bahwa pemahaman konsep matematika siswa mengenai segiempat masih rendah. Siswa tidak dapat mendefenisikan konsep layang-layang, belah ketupat, dan persegi dengan bahasa mereka sendiri (terlihat dari jawaban dengan gambar tanpa alasan yang jelas). Selain itu siswa juga tidak cermat dalam mengidentifikasi konsep, siswa melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi diagonal yang sama panjang. Tampak jelas bahwa tanpa pemahaman konsep yang baik sulit bagi siswa untuk membedakan bangun-bangun tesebut. Akibatnya ini akan mempengaruhi representasi matematika (gambar bangun) dari konsep yang ada dalam pemahaman siswa.

(20)

7

Pemahaman siswa terhadap konsep menjadi salah satu hal yang mempengaruhi prestasi belajar. Kurangnya pemahaman siswa terhadap sebuah konsep diakibatkan oleh motivasi belajar siswa rendah, perhatian siswa terhadap matematika sangat rendah, gangguan kelas besar, partisipasi aktif siswa rendah sekali, dan kemandirian siswa rendah (Diyah, 2007). Hal senada juga diungkapkan oleh Turmudi (2008) yang memandang bahwa pembelajaran matematika selama ini kurang melibatkan siswa secara aktif, sebagaimana dikemukakannya bahwa, “pembelajaran matematika selama ini disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja sehingga derajat “kemelekatannya” juga dapat dikatakan rendah”.

Dengan pembelajaran seperti ini, siswa sebagai subjek belajar kurang dilibatkan dalam menemukan konsep –konsep pelajaran yang harus dikuasaianya. Hal ini menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas tajam dalam ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan oleh gurunya.

Dalam pembelajaran matematika seharusnya fokus utamanya adalah bagaimana menanamkan konsep matematika berdasarkan pemahaman. Salah satu alasannya adalah karena belajar dengan memahami lebih sukses daripada belajar dengan hapalan. Seperti yang ditegaskan oleh Haylock (2008;5) :

(21)

8

Sasaran yang perlu dicapai siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dan bermakna adalah memahami matematika yang dipelajarinya melalui pengkonstruksian pemahaman pengetahuan yang dipelajarinya. Hal ini akan menjadikan siswa dapat merasakan manfaat matematika langsung dalam kehidupan sehari–hari.

Tujuan pembelajaran matematika yang lain di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan matematika yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Matematika yang diajarkan di sekolah haruslah berguna dalam kehidupan nyata. Dengan menunjukkan hubungan matematika dengan permasalahan dalam dunia nyata, maka matematika akan dirasakan lebih bermanfaat. Matematika memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian dan sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu memecahkan permasalahan. Oleh karena itu para siswa perlu dikenalkan dengan masalah-masalah nyata (realistik) dalam pembelajarannya.

(22)

9

Belajar menyelesaikan masalah adalah alasan prinsipil untuk mempelajari matematika. Pemecahan masalah bukanlah sekedar keterampilan untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang akan dibawa pada masalah-masalah keseharian siswa atau situasi-situasi pembuatan keputusan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah membantu seseorang secara baik dalam hidupnya.

Disadari atau tidak, pembelajaran matematika yang sudah ada masih belum mampu memberikan kebermaknaan. Siswa gagal untuk memahami apa sebenarnya yang sudah dia pelajari, antara kehidupan nyata dengan aktivitas belajarnya seolah tidak mempunyai hubungan. Padahal siswa diharapkan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan yang dijalaninya sebagai suatu bentuk konsekuensi bahwa mereka telah belajar matematika.

Salah satu ukuran untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematik adalah hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment). Indonesia merupakan salah satu negara peserta PISA. Menurut

(23)

10

menyimpulkan dan menggunakan informasi dari situasi masalah yang kompleks serta dapat menformulasikan dan mengkomunikasikannya secara efektif.

Lebih lanjut, peneliti memberikan contoh soal kepada siswa untuk melihat bagaimana pola dan jawaban siswa yang mengacu ke pemecahan masalah. Sebagai contoh, “Sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 m x

6 m akan ditanami pohon-pohon pada tiap sisinya, di mana jarak setiap 2 pohon yang berdekatan adalah 1 m. Berapa banyak pohon yang diperlukan ?”

Dari 30 siswa, sebanyak 3 orang menjawab benar, yang tidak menjawab 4 orang, sedangkan 23 orang lainnya menjawab dengan salah. Berikut sampel dari jawaban siswa yang salah dalam menjawab soal di atas.

Gambar 2. Contoh Jawaban Pemecahan Masalah Matematik Siswa

(24)

11

tidak terarah sehingga proses perhitungan belum memperlihatkan jawaban yang benar. Siswa juga tidak melakukan pemeriksaan atas jawaban akhir yang telah didapat, padahal jika hal ini dilakukan memungkinkan bagi siswa untuk meninjau kembali jawaban yang telah dibuat.

Hal ini dapat menjadi contoh bahwa tanpa pemahaman konsep yang kuat akan sangat sulit bagi siswa untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Tanpa pemahaman konsep yang baik siswa akan sulit untuk mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan untuk selanjutnya memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah yang tepat. Maka tak dapat dipungkiri bahwa pemahaman konsep merupakan batu loncatan dalam pemecahan masalah.

Klimaks dari pembelajaran matematika itu adalah siswa mampu memecahkan masalah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Matematika digunakan untuk memecahkan masalah yang rumit dalam kehidupan nyata sehari-hari, maka seharusnya matematika diajarkan dengan tidak membosankan. Dibutuhkan pendekatan yang bersifat aplikatif dan menarik untuk memecahkan masalah.

(25)

12

pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh De Lange (1972) bahwa proses pencarian dari kosep yang sesuai dengan situasi nyata (matematisasi konseptual) kemudian dikembangkan melalui abstraksi dan formalisasi ke konsep yang lebih komplit. Selanjutnya siswa dapat mengaplikasikan matematika ke bidang baru dari dunia nyata (applied mathematization).

PMR adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar memahami konsep dan esensi dari materi pelajaran. Masalah kontekstual yang diberikan bertujuan untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan masalah, sehingga siswa tertarik untuk belajar. Kemudian dengan adanya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungan, maka siswa didorong untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran ini akan menuntun siswa menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Dengan menemukan pengetahuan mereka sendiri dari masalah yang diajukan lalu memodelkan masalah dan menerapkan konsep yang mereka ketahui, siswa akan membangun pemahaman konsep mereka sendiri yang akan bertahan lama dalam ingatan. Pemahaman konsep yang baik akan membantu pemecahan masalah matematik yang baik pula bagi siswa.

(26)

13

kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diharapkan akan lebih baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Analisis Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Antara Siswa Yang Belajar Dengan Pembelajaran Matematika Realistik Dan Pembelajaran Biasa”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang terkait sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah.

2. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.

3. Pemahaman siswa mengenai konsep yang masih jauh dari yang diharapkan.

4. Rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan atau memecahkan soal matematika yang berbentuk uraian.

5. Proses pembelajaran yang masih bersifat teacher-oriented. 6. Materi pembelajaran yang diberikan dalam bentuk jadi. 7. Aktivitas belajar matematika siswa terlalu monoton. 8. Proses penyelesaian jawaban siswa.

1.3 Batasan Masalah

(27)

14

permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang :

1. Kemampuan pemahaman konsep siswa yang masih rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang masih rendah. 3. Aktivitas belajar siswa yang monoton.

4. Proses penyelesaian jawaban siswa pada masing-masing pembelajaran. Adapun upaya yang dipilih untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik (PMR).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus dari penulisan makalah ini adalah perbedaan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik berbeda secara signifikan dengan kemampuan pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran biasa ?

2. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik berbeda secara signifikan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran biasa ?

(28)

15

1. Bagaimana kadar aktivitas aktif siswa pada pembelajaran matematika realistik ?

2. Bagaimana proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing pembelajaran?

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk menelaah :

1. Perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa.

2. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran biasa.

3. Kadar aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran matematika realistic.

4. Proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing pembelajaran.

1.6 Manfaat Penelitian

(29)

16

upaya meningkatkan pemahaman siswa dan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik. Adapun rincian manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Kepada peneliti, sebagai bahan kajian utuk perbandingan bagi para peneliti lainnya untuk mengembangkan model pembelajaran matematika pada masa yang akan datang.

2. Kepada guru, sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah siswa secara efektif dan efisien.

3. Kepada siswa, pembelajaran matematika realistik diharapkan meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika.

4. Kepada khazanah ilmu pengetahuan, memperbaiki paradigma dan model pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered.

1.7 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap berbagai istilah dalam penelitian. Maka beberapa istilah dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

(30)

17

masalah matematik siswa dan melihat perbedaan proses penyelesaian jawaban siswa..

2. Masalah adalah suatu soal atau pertanyaan yang tidak ada algoritma tertentu atau prosedur rutin yang langsung digunakan untuk menyelesaikannya tetapi soal tersebut masih berada pada jangkauan kognitif siswa dan menuntut penyelesaian (jawaban) dari siswa.

3. Pemahaman adalah penyerapan makna dari suatu materi yang dipelajari. 4. Pemahaman Konsep adalah penyerapan makna dari suatu gagasan abstrak. 5. Kemampuan Pemahaman Konsep dalam penelitian ini adalah kesanggupan

siswa untuk menyatakan ulang konsep, mengklasifikasi objek menurut sifatnya, memberi contoh konsep, menyajikan konsep dalam representasi matematis, mengaplikasikan konsep atau alogaritma ke pemecahan masalah.

6. Pemecahan Masalah adalah upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.

7. Kemampuan Pemecahan Masalah dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa untuk memahami masalah, merencanakan pemecahan, menyelesaikan masalah sesuai rencana, memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.

(31)

Langkah-18

langkah pembelajarannya yaitu : menyajikan masalah kontekstual, menjelaskan masalah, menyelesaikan masalah, membandingkan dan mendiskusikan masalah dan menyimpulkan.

9. Pembelajaran Biasa adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehari-hari di sekolah, dimana guru menjelaskan materi pelajaran dan contoh soal, kemudian siswa diberikan kesempatan bertanya, dan siswa mengerjakan latihan.

(32)

241

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama pelaksanaan pembelajaran matematika realistik, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah:

1.

Kemampuan pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran

matematika realistik lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Kemampuan pemahaman konsep siswa yang paling tinggi adalah menyatakan ulang konsep.

2.

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti

pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang paling tinggi adalah memahami masalah.

3. Aktivitas siswa selama pembelajaran matematika realistik efektif dilaksanakan (memenuhi batas toleransi yang ditentukan).

(33)

242

5.2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, adapun implikasinya adalah terhadap pemilihan pendekatan pembelajaran oleh guru matematika. Guru matematika di sekolah menengah pertama harus mempunyai cukup pengetahuan teoritis maupun keterampilan dalam memilih pembelajaran yang menghadirkan masalah kontekstual, mampu mengubah siswa menjadi lebih aktif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan pembelajaran matematika realistik siswa menjadi aktif mengemukakan pendapatnya. Diskusi dalam kelompok yang terjadi menjadikan siswa yang berkemampuan tinggi membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah. Diskusi antar kelompok menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi hasil pekerjaan dari kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi atas penyelesaian yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok.

(34)

243

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Rekomendasi tersebut sebagai berikut.

1. Kepada Guru

a. Pembelajaran matematika realistik pada pembelajaran matematika yang menekankan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik siswa dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang innovatif khususnya dalam mengajarkan materi segiempat.

b. Pembelajaran matematika realistik hendaknya diterapkan pada materi yang esensial menyangkut benda-benda yang real disekitar tempat belajar, agar siswa lebih cepat memahami pelajaran yang sedang dipelajari.

c. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa menjadi berani berargumentasi, lebih percaya diri dan kreatif. d. Agar pembelajaran matematika realistik lebih efektif diterapkan pada

(35)

244

mengajar yang baik dengan daya dukung sistem pembelajaran yang baik (Buku Guru, Buku Siswa, LAS, RPP, media yang digunakan).

e. Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori pembelajaran dan model pembelajaran yang innovatif agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika.

2. Kepada Lembaga terkait

a. Pembelajaran Matematika Realistik dengan menekankan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik masih sangat asing bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik siswa.

b. Pembelajaran Matematika Realistik dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematik siswa pada pokok bahasan segiempat sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk pokok bahasan matematika yang lain.

3. Kepada peneliti Lanjutan

(36)

245

(37)

246

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman. (2004). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan

Kemampuan Generalisasi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbalik. Bandung : Thesis UPI.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Asmin. (2002). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan

Kendala yang Muncul di Lapangan. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan.

Banjarnahor, H. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik di SMP Kota Medan. Jurnal Pendidikan Matematika Paradigma Vol 3 No. 1 Edisi Juni 2010. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Standar Kompetensi Kurikulum 2004

Mata Pelajaran Matematika SMP dan MTs. Jakarta: Puskur.

Diyah. (2007). Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP. Semarang : FKIP UNESA.

Dyah, TP. (2007). Pengaruh Pendekatan RME dan Pengetahuan Awal Siswa terhadap Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematika Siswa SMP kelas VII. Surabaya : Didaktika.

Gagne, Robert M. (1979). Principle of Instructional Design. Second Edition. Florida State University.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hajiyati, Sri (2008). Peningkatan Pemahaman Konsep Simetri Melalui Model Pembelajaran Kreatif Dengan Permainan Matematika. Surakarta : Fkip Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin : Tulip.

(38)

247

Haylock, Derek. (2008). Understanding Mathematics for Young Children : A guide for Foundation Stage and Lower primary Teacher (Paperback). SAGE.

Herdian. (2010). Kemampuan Pemahaman Matematika.

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/ (diakses 27 Februari 2011)

Hergenhahn. (2008). Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Hudojo, H. (2005). Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Malang : UM PRESS IKIP MALANG.

Izza, N. (2011). Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Apa dan Mengapa Mengembangkannya Pada Peserta Didik Pendidikan Matematika Realistik RME. http://bundaiza.wordpress.com/ (diakses 19 Februari 2011)

Jannah, M. (2007). Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Brebes dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Tahun Pelajaran 2006/2007. Semarang : FKIP UNESA.

Japa, IGN. (2008). Peninkatan kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Terbuka Melalui Investigasi Bagi Siswa Kelas V SD 4 Kaliuntu. Bali : JPPP Lembaga Penelitian UNDIKSHA.

Kurniahadi, K. (2010). Pengaruh Metode Perubahan Konseptual (Conceptual Change Methods) dalam Setting Model 5E Terhadap Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab Undiksha Singaraja. FMIPA UNDIKSHA

NCTM (2000), Defining Problem Solving, [online].

http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/ session_03/section_03_a.html. (accessed 25 Juli 2010)

Poerwadarminta, WJS. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Purnomo, Dwi. 2008. Pembetukan Konsep Melalui Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal Paradigma Tahun XIII Nomor 25 Januari – Juni.

(39)

248

Disposisi Matematik Siswa. Makalah Workshop Nasioanal PMRI untuk Dosen S1 Matematika PGSD : Bandung.

Rahayu. (2005). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI Memang Beda: Buletin PMRI /VI/Peb/2005. http//:www.pmri.or.id/main.php (accessed 25 Juli 2010)

Russefendi. (1998). Dasar-Dasar Penelitian. Semarang : Semarang Press.

Russefendi. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Mengajar Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Santyasa, I Wayan. (2007). Pengembangan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa Sma Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha.

Saragih, S. 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menegah Pertama melalui Pendekatan Matemaatika Realistik. Disertasi S3 UPI.

Saragih, RMB. (2011). Peningkatan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis S2 UNIMED.

Shadiq, Fajar. (2004). Pemecahan Masalah,Penalaran dan Komunikasi. Widyaswara PPPG Matematika : Yogyakarta.

Shadiq, Fajar. (2007). Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting. Widyaswara PPPPTK Matematika : Yogyakarta.

Shadiq, Faja. ( 2009). Kemahiran Matematika. Diklat Instruktur Pengembang Matematika SMA Jenjang Lanjut : Yogyakarta.

Sinaga, B. (1999). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction) pada Kelas I SMU denga Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Surabaya : Tesis PPs IKIP. (tidak dipublikasikan)

Sinaga, B. (2008). Pengembangan Model Pembeljaran Matematika Berdasarkan Maslah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Laporan Hasil Penelitian (Hibah Bersaing). Medan : UNIMED, Agustus 2008.

(40)

249

Sudiarta, IGP. (2007). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA : Penerapan Strategi Pembelajaran Berorientasi Pemecahan Masalah denagn Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Matakuliah Statistika Maematika I Tahun 2006/2007. UNDIKSHA.

Suherman, E, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA – Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjana. (2002).Metoda Statistika. Tarsito : Bandung.

Sumarmo, U. (2005). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerpakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung : UPI Bandung.

Surapranata, Sumarna. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitasdan Interpretasi Hasil Tes. Implementasi Kurikulum 2004. Jakarta.

Susilowati, Ambar. (2009). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik Sekolah Dasar Berbasis Media Dan Berkonteks Lokal Surakarta (Ptk Di Sdn 1 Dan 2 Gentan Sukoharjo Kelas Iii Semester Ii ). Surakarta : Fkip Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika realistik. Buku Rujukan PGSD Bidang Matematika. Depdiknas Dirjen Dikti. Jakarta.

Turmudi. (2001). Pembelajaran Matematik Exploratif dan Investigatif Berwaawasan Inovatif. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika. PT. Leuser Cita Pustaka.

Gambar

Gambar 1.1 Contoh Jawaban Pemahaman Konsep Siswa
Gambar 2. Contoh Jawaban Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan data Disbudparpora Kabupaten Subang Tahun 2012, Desa Wisata Wangunharja di Desa Sanca Kecamatan Ciater dan Desa Wisata Sari Bunihayu di Desa Bunihayu Kecamatan

[r]

jadi bagaimana caranya membentuk pendapatan dalam rumah tangga koperasi dengan melalui berbagai macam daya upaya untuk meningkatkan usahanya, agar organisasi koperasi dapat

Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan antara serum GP73 dengan derajat fibrosis hati pada hepatitis B dan C.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan metode Bamboo Dancing dalam pembelajaran IPA daur air pada

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor kecerdasan emosional

[r]