• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Penegakan Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Penegakan Hukum"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penegakan Hukum

1. Konsep Penegakan Hukum

Seperti yang diketahui bahwa hukum dibuat bertujuan yang hirarkinya adalah keadilan, kepastian dan kemanfaatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penegakan hukum (law enforcement), dimana penegakan hukum dimaknai sebagai penerapan praktis hukum dalam kehidupan. Black law dictionary mengartikan the act of putting something such as a law into effect, the execution of a law. Dalam melakukan penegakan hukum semua elemen dalam negara ini mempunyai peran yang sama pentingnya.

Walaupun demikian juga dibutuhkan sosok yang ahli dalam bidang tersebut, pihak tersebut disebut dengan penegak hukum. Menurut Black Law Dictionary, penegak hukum (law enforcement officer) bertugas sebagai penjaga perdamaian (those whose duty it is to preserve the peace)4. Penegak hukum ialah mereka yang memelihara hukum, mula-mula terbatas pada aparat kepolisian dan kejaksaan, tetapi pada akhirnya meluas hingga mencakup hakim, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.

4 Henry Campbell Black, 1999 Black law Dictionary, St. Paulminn West Publicing, C.O. hal 797

(2)

15

Menurut para ahli, termasuk Muladi, penegakan hukum adalah upaya menegakkan standar hukum sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai yang melandasi norma-norma tersebut. Atas dasar tersebut, penegak hukum wajib mempunyai pemahaman yang mendalam tentang semangat hukum yang melandasi penegakan hukum, yang dalam hal ini akan dikaitkan dengan berbagai dinamika yang terjadi sepanjang proses legislasi. Namun, Satjipto Raharjo menegaskan bahwa penegakan hukum bukanlah kegiatan yang definitif, khususnya mengimplementasikan hukum pada sebuah peristiwa, yang bisa diibaratkan dengan menarik garis lurus antara dua titik.5. Di sisi lain, Soerjono Soekanto mendefinisikan penegakan hukum sebagai suatu kegiatan yang berusaha untuk mempertemukan hubungan antara nilai-nilai yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang kokoh dan nyata atau nilai-nilai dan perilaku sebagai susunan tahap akhir pemaparan nilai dalam rangka menciptakan, merawat, dan memajukan perdamaian. kehidupan sosial. Penegakan hukum konkrit adalah praktik penegakan hukum positif.6

Menurut tiga pendapat ahli yang dikutip di atas, penegakan hukum dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menyelaraskan standar sosial untuk mencapai keadilan, kepastian, dan keuntungan. Penegakan hukum menurut Muladi adalah upaya

5 Satjipto Raharjo, 2002, Sosiologi Hukum : Perkembangan Metode Dan Pilihan Masalah, Sinar Grafika , Yogyakarta hal.190

6 Dellyana Shant.1988, Konsep Penegakan Hukum, Sinar Grafika, Yogyakarta : hal 33

(3)

16

menegakkan nilai-nilai dan norma-norma yang dimuat dalam sebuah peraturan, namun menurut Satjipto Raharjo penegakan hukum bukanlah suatu kegiatan tertentu, melainkan menerapkan suatu tindakan tertentu pada suatu peristiwa agar memiliki sebuah arti. cahaya yang dihubungkan. Sama halnya dengan Muladi, Soerjono Soekanto berpandangan bahwa penegakan hukum ialah aktivitas yang berupaya mengubah relasi antara nilai-nilai yang ditentukan dalam peraturan tertentu dan aksi melalui sekumpulan penjabaran nilai tertinggi dalam rangka membangun, melestarikan, dan memajukan kehidupan sosial yang aman dan harmonis.

Penegakan hukum adalah istilah yang cukup luas yang mencakup tanggung jawab langsung dan tidak langsung bagi siapa pun yang bekerja di ranah penegakan hukum. Penegakan hukum tidak hanya meliputi penegakan hukum, tetapi juga pemeliharaan perdamaian. Di Indonesia, warga negara yang bekerja di bidang penegakan hukum meliputi hakim, jaksa, polisi, jaksa, dan lembaga pemasyarakatan. Pada pasal 27 UUD 1945 disebutkan bahwa

“segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu degan tidak ada kecualinya“ Dengan demikian, dimaksudkan agar warga negara tidak mengalami diskriminasi di mata hukum dan konsep kesetaraan, yang berlaku bagi setiap orang, termasuk warga

(4)

17

negara dan bukan warga negara, selama mereka menjadi penduduk negara Indonesia.7

2. Faktor Penegakan Hukum

Menurut Soerjono Soekanto, komponen-komponen yang melahirkan teori dalam penegakan hukum. Ini merupakan faktor- faktor berikut:

a. Faktor Hukumnya Sendiri (Undang-undang)

Pada kasus ini, hukum ialah hukum materiil, yang diartikan sebagai peraturan tertulis yang diakui dan diumumkan secara universal oleh pejabat yang berwenang. Dengan demikian, hukum yang termasuk dalam dokumen ini terdiri dari:

1) Aturan sentral yang berlaku untuk semua penduduk atau sekelompok orang tertentu, atau yang umumnya berlaku di wilayah tertentu negara.

2) Aturan lokal yang khusus untuk lokasi atau wilayah tertentu.

b. Faktor Penegak Hukum

Penegak hukum diberi tempat dan fungsi tertentu dalam struktur sosial, baik itu tinggi, menengah, maupun rendah.

Jabatan ini merupakan wadah bagi hak dan kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban tersebut merupakan peran yang

7 Asshiddiqie, Jimly. 2011. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta: Sinar Grafika hal 110

(5)

18

masing-masing memiliki wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas yang harus dilaksanakan.

c. Faktor Sarana atau Fasilitas yang Mendukung Penegakan Hukum

Tanpa adanya sarana atau fasilitas, tentunya dalam melaksanakan penegakan hukum terkesan terhambat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sarana ekonomis ataupun biaya daripada pelaksanaan sanksi-sanksi negatif perhitungkan, dengan berpegang pada cara yang lebih efektif dan efisien, sehingga biaya dapat ditekan di dalam program-program pemberantasan kejahatan jangka panjang.

d. Faktor Masyarakat

Keterlibatan publik juga meluas ke penegakan hukum.

Masyarakat memiliki suara dalam bagaimana hukum yang relevan ditegakkan. Masyarakat Indonesia memiliki pandangan hukum yang berbeda sehingga dapat mempengaruh produk maupun cara mengimplementasikan dari produk hukum itu sendiri.

e. Faktor Kebudayaan

Budaya, dalam bentuknya yang paling sederhana, mengacu pada nilai-nilai yang menopang aturan yang mengatur masyarakat. Kebudayaan sendiri berdasar kepada kebiasaan

(6)

19

yang selalu dilakukan sehingga akan menimbulkan ketidaknyamanan apabila tidak dilakukan8

Dengan demikian, inti penegakan hukum terletak pada aktivitas menyelaraskan cita-cita yang ditunjukkan pada aturan dan perilaku dalam rangka memelihara dan mengembangkan keharmonisan sosial. Dalam teori penegakan hukum, ada lima komponen yang menjadi faktor: hukum, penegakan hukum, fasilitas, masyarakat, dan budaya.

B. Protokol Kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Protokol merupakan peraturan resmi yang memuat hasil perundingan. Dalam hal ini protokol kesehatan berarti peraturan yang memuat tata cara dalam menjaga kesehatan. Seperti yang diketahui, terthitung bulan Maret 2020 Indonesia telah dilanda pandemi Virus Corona (Corona Virus Disease). Pemicu terbesar dari penyebaran virus ini adalah melakukan aktivitas sosial seperti berkumpul atau berkerumun dengan banyak orang yang dimana kita tidak tahu sejarah dari masing-masing invidu terkait. Protokol kesehatan menjadi syarat yang harus dipatuhi masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penularan virus Corona (Covid-19). Di masa tatanan baru (New Normal), setiap masyarakat wajib mengikuti protokol kesehatan dan melindungi diri dari ancaman virus Covid-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

8 Soerjono Soekanto, 2008, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum”. Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada, hlm 5

(7)

20

mengumumkan Keputusan No. HK.01.07/MENKES/382/2020 mengenai Prokes Bagi Masyarakat Di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian PENYAKIT VIRUS CORONA 2019 (COVID-19).

Menurut informasi yang dikelola Kemenkes dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, prokes COVID-19 yang wajib ditaati masyarakat yaitu:

1. Jaga kebersihan tangan

Seiring berjalannya waktu, semua tempat umum diwajibkan untuk menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan serta pengecekan suhu.

2. Jangan menyentuh wajah

Menyentuh wajah dengan tangan di era pandemi ini butuh perhatian khusus. Hal ini dikhawatirkan tangan yang digunakan untuk menyentuh wajah adalah tangan yang penuh dengan bakteri dan virus walaupun sudah dilakukan cuci tangan dan pembersihan dengan alat pembersih lain.

3. Terapkan etika batuk dan bersin

Saat batuk atau bersin, virus dan tetesan dikeluarkan dari tubuh (air liur). Seperti yang sudah dijelaskan bahwa penyebaran COVID-19 dapat melalui air ludah. Apakah kita terjangkit COVID-19 atau tidak, etika batuk dan bersin yang benar harus diikuti. Walaupun kita sudah menggunakan masker maka akan lebih baik ketika melakukan langkah preventif sebagai pencegahan penularan COVID-19.

(8)

21

4. Menggunakan masker

Memiliki gejala COVID-19 ataupun tidak haruslah tetap menggunakan masker. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif sebagai pencegahan penularan COVID-19. Memang benar bahwa masker tidak menghilangkan resiko, hanya saja dapat mengurangi kemungkinan infeksi.9

5. Menjaga jarak

Setelah melakukan semua protokol yang ditentukan, maka tidak lupa untuk menerapkan jaga jarak untuk lebih mengantisipasi dari tetesan air ludah maupun bersin / udara yang ada disekitar kita.

6. Isolasi mandiri

Langkah preventif selanjutnya adalah ketika anda merasa tidak sehat, maka dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri. Dengan tetap berada di rumah dan tidak pergi bekerja atau tempat umum lainnya.

7. Menjaga kesehatan

Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan selalu menjaga kebersihan.

Pemutusan rantai penularan COVID-19 sangat penting dilakukan selama penerapan protokol kesehatan masyarakat supaya tidak terjadi penularan baru (cluster) dan dapat beraktivitas normal pada tempat umum

9 Fajar Akbar,dkk. 2020. Tindakan Tenaga Kesehatan Dalam Menerapkan Protokol Kesehatan Saat Berangkat Kerja Pada Era Kebiasaan Baru. Vol.6 Hal.44

(9)

22

dimana terdapat interaksi pergerakan antar manusia. Beberapa penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat untuk memutus rantai COVID-19 dengan cara:

1. Memakaimasker untuk melindungi hidung dan mulut.

2. Mencuci tangan agar virus tidak menempel menggunakan sabun dan antiseptik.

3. Mempertahankan jarak satu meter dari individu lain dan hindari berkerumun

4. Melakuan kegiatan hidup sehat dengan melakukan makan makanan bergizi, olahraga setiap hari serta tidur yang cukup

C. Standar Protokol Kesehatan Dalam Masa Pilkada

Berdasarkan KBBI, makna kata Pelanggar merupakan orang yang melanggar. Jika dikaitkan dengan kalimat protokol kesehatan maka pelanggar tersebut merupakan orang yang melanggar protokol kesehatan.

Dalam hal ini yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu atatupun Pemilukada telah ditetapkan beberapa protokol kesehatan agar tidak menimbulan kluster baru (kluster Pemilu).

Bawaslu telah menetapkan protokol yang harus dipatuhi apabila melakukan Pemilu, seperti :

1. Pembagian waktu kedatangan pemilih

2. Penyediaan alat kesehatan seperti tempat cuci tangan, masker, sarung tangan, melakukan sterilisasi tempat pemungutan suara

(10)

23

3. Alur pemungutan suara

a. Sebelum pemilih datang, personel KPPS menyemprotkan disinfektan di semua bilik suara.

b. Selain penyemprotan disinfektan, seluruh personel KPPS wajib memakai alat pelindung diri.

c. Sebelum menggunakan hak pilihnya, warga harus mengukur suhu tubuh, memakai masker, dan mencuci tangan.

d. Petugas memberlakukan segregasi sosial pada masyarakat yang ingin memilih.

e. KPU menetapkan bilik khusus bagi pemilih dengan suhu tubuh lebih dari 37,3 derajat Celcius10

Apabila penduduk ditemukan melanggar protokol kesehatan yang ditentukan, maka panitia setempat akan menindak dan menelaah daripada pelanggar tersebut.

Dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya Pilkada, Panitia Pengawas Pemilu bekerja sama dengan Satgas Covid-19 demi terlaksanannya Pilkada yang sesuai dengan Protokol Kesehatan. Pilkada dalam masa pandemi ini dilakukan dengan cara serangkaian aturan yang cukup ketat. Seperti dilakukannya tes acak oleh petugas TPS, Pembagian waktu kedatangan pemilih, Penyediaan alat kesehatan. Dalam alur pemungutan suara juga diterapkan persiapan seperti sterilisasi wilayah

10 Markus Yuwono, Pilkada 9 Desember, Ini Sejumlah Protokol Kesehatan Yang DIberlakukan, diakses melalui https://kompas.com/ , pada tanggal 25 Agustus 2021

(11)

24

tempat pemungutan suara sebelum para pemilih datang, mengatur jarak pemilih dan memeriksa suhu tubuh pemilih sebelum masuk pada tempat pemungutan suara.

D. Tinjauan Tentang Pemilihan Kepala Daerah

Menurut Pasal 1 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, “Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah yang mempin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom“. Bisa dipahami bahwa kewenangan kepala daerah adalah mengurus serta mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan kekuasaan dan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dimiliki di daerah otonom. Daerah pemerintahan tersebut meliputi :

1. Daerah provinsi (gurbenur), 2. Daerah kabupaten (bupati), 3. Daerah kota (walikota)

Dalam demokrasi, pemerintah sebagai pengelola negara setidaknya harus memahami dua konsep, yaitu. Pertama, pemerintah dalam arti luas meliputi aparatur negara, yang memuat legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Dalam arti sempit, kedua pemerintahan itu hanyalah lembaga eksekutif.

Kepala daerah merupakan kedudukan politik yang bertugas mengarahkan dan mempercepat jalannya pemerintahan. Menurut bahasa kantor publik, kepala daerah memiliki otoritas pengambilan keputusan langsung, memiliki

(12)

25

pengaruh pada kepentingan publik, dan dirasakan oleh publik. Akibatnya, Kepala Daerah wajib dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab atas kegiatan yang ditentukan. Sedangkan pengertian jabatan politik mengacu pada sistem rekrutmen kepala daerah yang dilakukan melalui pemilihan umum dan melibatkan pemilihan pemimpin rakyat yang mengusulkan diri sebagai kepala daerah. Pilkada memiliki kepentingan yang sama dengan pemilihan legislatif dalam politik daerah, karena hubungan DPRD dengan kepala daerah merupakan mitra sejajar11

Pada hakekatnya, pemilu di negara manapun adalah proses memilih seseorang atau sekelompok individu untuk menjadi pemimpin negara atau rakyat. Pemimpin yang dipilih akan mengikuti instruksinya. Pemilihan Umum merupakan komponen penting dalam membangun struktur politik yang demokratis. Sebagai sarana menegakkan demokrasi, untuk menegakkan sistem kekuasaan negara yang lahir dari kehendak rakyat, untuk mendirikan kekuasaan negara yang pada dasarnya lahir dari kehendak rakyat, untuk menegakkan kekuasaan negara yang benar-benar memancar ke bawah sebagai sesuatu yang berwibawa sesuai dengan keinginan rakyat, oleh rakyat, dan sesuai dengan sistem permusyawaratan perwakilan.12

Pemilu ialah pengakuan dan perwujudan hak-hak politik rakyat, serta penyerahan hak-hak tersebut dari rakyat kepada wakil-wakilnya untuk

11 Hadiawan Agus, 2009. Evaluasi Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Provinsi Lampung, Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan Universitas Lampung Vol 3, No.7 hlm 7

12 Rusli Karim M, Perjalanan Partai Politik di Indonesia: Sebuah Potret Pasang Surut, (CV.

Rajawali, Jakarta. 1991) hlm. 120

(13)

26

menjalankan mesin pemerintahan. Untuk itu, partai politik harus hadir dan menyediakan kadernya untuk merepresentasikan hak politik rakyat; Namun, untuk memperjuangkan hak politik rakyat, partai politik wajib ada yang ditunjukkan dengan perolehan suaranya dalam pemilu.

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau Pilkada ialah satu dari banyak komponen penyelenggaraan kedaulatan rakyat di provinsi, kabupaten, dan kota sesuai dengan Pancasila dan UUD 194513.

E. Pemilu Serentak

Makna kata ‘serentak’ di KBBI adalah bersama-sama melakukan sesuatu. Sinonim dari kata serentak adalah serempak. Menurut Pasal 2 UU No. 7 Tahun 2017 Mengenai Pemilu dikatakan bahwa “Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas luber jurdil (langsungm umum, bebas, rahasia, jujur serta adil)”. Dalam pelaksanaan Pemilu wajib diselenggarakan dengan dasar asas yang tertera pada Pasal 3 UU No. 7 Tahun 2017 yaitu:

1. Efisien 2. Mandiri

3. Berkepastia hukum 4. Terbuka

5. Proporsional 6. Jujur

7. Efektif 8. Adil 9. Akuntabel 10. Tertib 11. Profrsional 14

Dari penjelasan pasal diatas terbutki bahwa pelaksanaan Pemilu harus dilaksanakan secara langsung. Dalam KBBI, yang dimaksud dengan

13 Eko Prasojo dkk, Desentralisasi & Pemerintahan daerah: Antara Model Demokrasi Lokal &

Efesiensi Struktural, ( Jakarta: Depatermen Ilmu Administrasi FISIP UI, 2006} hlm 40

14 Undang-undang No.7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

(14)

27

langsung ialah terus, berlanjut. Pemilihan secara langsung dibutuhkan dengan tujuan mengakhiri mata rantai oligarki pemimpin partai. Selai itu dapat meningkatkan partisipasi serta kualitas kedaulatan rakyat. Sedangkan arti kata serentak menurut KBBI adalah bersama-sama. Awalnya, pilkada langsung serentak yang dilakukan sejak 2015 dirancang untuk menekan biaya sosial, politik, dan ekonomi. Akibat yang diprediksi dari penyelenggaraan pemilu serentak adalah peningkatan efisiensi pelaksanaan pemilu dan kemanjuran selanjutnya. Pemilu serentak menuntut parpol untuk menyederhanakan sistem kepartaian melalui sistem multipartai sederhana, sehingga sistem pemilu dan sistem kepartaian dapat bersinergi memperkuat sistem presidensial, yang berdampak pada perumusan kebijakan pemerintah yang sepenuhnya dan didukung kuat di parlemen menuju pemerintahan di Indonesia.15

Presiden Susio Bambang Yudhoyono mengesahkan Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota selama masa jabatannya. UU itu mengembalikan prosedur pemilihan kepala daerah DPRD. Namun, UU tersebut ditolak, dan di bawah pemerintahan Joko Widodo, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014. Setelah terbitnya udang-undang tersebut maka pemilihan kepala daerah kembali dipilih langsung oleh

15 Solihah, Ratna. 218. Peluang dan Tantangan Pemilu Serentak 2019 dalam Perspektif Politik.

Jurnal Ilmiah Ilmu Pmerintah, Vol.3, No.1, Hal 81.

(15)

28

rakyat. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, maka era ni ditandai dengan adanya pelaksanaan pemilu serentak yakni pemilihan umum dilaksanakan secara bersama ditahun yang sama namun belum tentu pada bulan dan tanggal yang sama.

F. Corona Virus Disease 2019

1. Konsep Corona Virus Disease 2019

COVID-19 merupakan penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) atau yang sering disebut virus Corona. Coronavirus ialah keluarga besar virus yang bisa menghasilkan bermacam- macam indikasi mulai dari yang ringan hingga yang berat. Menurut penelitian, setidaknya ada dua jenis virus corona yang juga menginfeksi penduduk Indonesia, dengan insiden penyebaran yang relatif signifikan yaitu East Respitory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) dan SARS-CoV. Namun terdapat temuan baru yang bernama COVID-19, menurut WHO, COVID-19 dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kriteria Pengawasan Global

a. Kasus terduga atau suspect case b. Kasus probable atau probable case

c. Kasus yang dikonfirmasi atau pasien yang status positifnya telah ditetapkan oleh pengujian laboratorium,

Sedangkan kasus COVID-19 di Indonesia (Kemenkes RI,2020) diklasifikasi menjadi :

(16)

29

a. Pasien dalam pengawasan b. Orang dalam pemantauan c. Orang tanpa gejala

2. Gejala Corona Virus Disease 2019

Menurut Kemenkes, individu yang terpapar Covid-19 mengalami demam dengan suhu tubuh 38°, batuk, dan sesak napas sehingga membutuhkan perawatan intensif. Biasanya, virus ini menyerang mereka yang berusia lanjut atau memiliki kelainan bawaan seperti penyakit paru-paru, diabetes, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung, serta mereka yang mempunyai imun tubuh yang lemah.

Penyeberan virus ini tergolong sangat mudah.

Penyebarannya diawali ketika orang menghdirup droplet atau air liur dari oang yang terkena Virus C-19.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dianalisis dengan menggunakan uji gain, dimana nilai pada siklus I dengan siklus II terdapat 20 peserta didik yang berada pada indeks gain sedang, ini

Bila setiap unit sampling dalam populasi dilengkapi dengan informasi tambahan (auxiliary information) yang sering disebut sebagai size, maka informasi tersebut

[r]

Dari hasil pengujian, terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara umur dengan kecemasan anggota keluarga terhadap penularan TB Paru, yang dibuktikan oleh nilai

Keberadaan UUPA merupakan landasan yuridis yang sangat kuat bagi Aceh untuk menerapkan Syariat Islam baik itu bidang pendidikan atau yang lainnya dengan

Soedjadi (Sinaga, 2007) mengemukakan bahwa: menetapkan masalah nyata dalam pelaksanaan pembelajaran matematika perlu selalu memperhatikan realitas dan lingkungan yang

(3) Siswa dan guru memberikan respon terhadap sistem berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan melalui instrumen penelitian. 4) Analisis dan revisi produk. Kegiatan

Inspektorat BMKG menetapkan IKU Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG sebagai amanat dari