• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok menjadi persahabatan mulanya pada kemerdekaan India 15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok menjadi persahabatan mulanya pada kemerdekaan India 15"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah relasi India dan Tiongkok banyak terjadi naik turun konflik dan perdamaian hingga kerjasama-kerjasama politik. Hubungan India dan Tiongkok menjadi persahabatan mulanya pada kemerdekaan India 15 Agustus 1947 dimana India menjadi negara pertama di blok non-komunis yang diakui Tiongkok untuk menjalin hubungan diplomatik pada 1 April 1950 setelah kemerdekaan Tiongkok pada Oktober 1949. Fase hubungan Tiongkok dan India berjalan dengan baik meskipun militer Tiongkok mengambil alih Tibet pada tahun 1950. Memaksa India lebih fokus terhadap menjaga perdamaian dan ketenangan di perbatasan timur laut serta mengisolasi dari pengaruh Uni Soviet.1

Hubungan Tiongkok – India kembali memanas ketika Tiongkok memutuskan untuk menginvasi India di Ladakh dan melintasi garis McMahin di perbatasan Timur Laut. Perang dilakukan oleh Tiongkok untuk kebijakan pengamanan di perbatasan sektor Barat dengan India.2 Terdapat beberapa faktor mengapa Tiongkok memutuskan untuk berperang dengan India :

1 India – China Bilateral Relations diakses dalam https://mea.gov.in/Portal/ForeignRelation/China- January-2012.pdf diakses pada 10/11/2019

2 Neville maxwell, China‘s India war : How the Chinese saw the 1962 conflict. Diakses dalam https://www.eastasiaforum.org/2011/08/02/china-s-india-war-how-the-chinese-saw-the-1962- conflict/ diakses pada 10/11/2019

(2)

2 1. Adanya persepsi yang dirasakan bahwa India berupaya untuk melemahkan kontrol Tiongkok di Tibet dan ingin memulihkan status quo kepemilikan Tibet

2. Adanya persepsi agresi India di sepanjang perbatasan dengan Tiongkok

Faktor diatas membuat perang 1962 sangat sensitif. India kemudian memiliki ketakutan yang berakar sehingga mendorong India membuka opsi kepemilikan senjata nuklir dan kerjasama militer dengan Uni Soviet di tahun 1960 – 1970an kemudian membuka kemitraan militer dengan Amerika Serikat. Kekalahan di tahun 1962 merupakan titik balik modernisasi militer oleh India. 3 Pada abad ke – 21 kini Laut Hindia dan Pasifik muncul kembali sebagai tempat persaingan antara New Delhi dan Beijing.

Belt Road Initiative merupakan inisiasi strategi Geopolitik yang dilakukan oleh Ppresiden Tiongkok Xi Jinping yang dimulai pada tahun 2013 dengan pemanfaatan jalur transportasi dunia sebagai jalur

perdagangan yang tersebar di kawasan Eurasia.4 Belt Road Initiative yang selanjutnya akan disebut BRI merupakan salah satu ambisi kerjasama inter-regional yang sangat menarik. BRI memiliki 5 pondasi utama yaitu koordinasi kebijakan, konektivitas fasilitas di tiap negara yang didukung dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, perdagangan yang

3 Raja C. Mohan. Samudra Manthan :Sino-Indian Rivalry in the Indo-Pacific.New Delhi : Oxford University Press, 2013.

4 Nur Yasmin, Kebijakan Maritime Silk Road dalam Belt Road Initiative Tiongkok, IRB News, diakses dalam http://scdc.binus.ac.id/himhi/2017/03/kebijakan-maritime-silk-road-dalam-one-belt- one-road-tiongkok/ (09/10/2017, 14:46 WIB)

(3)

3 menghubungkan dan melalui banyak negara sehingga perdagangan bebas bisa dirasakan di berbagai negara, adanya integrasi finansial sesama negara dan ikatan antar masyarakat yang saling menguntungkan.5

Terdapat dua komponen utama dalam BRI yaitu transportasi darat Silk Road Economic Belt ( SREB) terbagi atas tiga jalur utama, pertama, Tiongkok – Asia Tengah – Rusia – Eropa , kedua, Tiongkok-Asia Tengah- Asia Barat-Teluk Persia-Laut Tengah, ketiga, Tiongkok-Asia Tenggara- Asia Selatan-Samudera Hindia, dan laut Maritime Silk Road (MSR) terbagi menjadi dua, pertama, Pantai Tiongkok-Laut Tiongkok Selatan- Samudera Hindia-Eropa, kedua, Pantai Tiongkok - Laut Tiongkok Selatan - Laut Pasifik Selatan.6

Kebijakan India tentang India Look East yang bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan India Barat dan Timur bertentangan dengan ide BRI yang dibawa oleh Tiongkok.7 India berusaha meningkatkan pengaruh supremasi di daerah Asia Selatan serta Asia Tengah melalui peningkatan kerjasama dengan negara-negara tetangga salah satunya Bangladesh. Bangladesh sebagai salah satu negara yang sangat diinginkan oleh Tiongkok dikarenakan posisi geografis dan teritorial laut milik Bangladesh menjadi salah satu pintu gerbang utama dalam MSR.

5 Dr. Sanjeev Kumar, BRI : China‘s Strategic Quest for Market, Energy and Geopolitical Influence: A Status Note on the Eve of the Belt and Road Forum, Beijing, 14-15 May 2017, Research on Indian Council of World Affairs, Sapru House, New Delhi, special Report, hal. 2.

6 Helen Chin and Winnie He, The Belt and Road Initiative : 65 Countries and Beyond, Global Sourcing – Fung Business Intelligence Centre, diakses dalam

https://www.fbicgroup.com/sites/default/files/B%26R_Initiative_65_Countries_and_Beyond.pdf (10/10/2017, 09:05 WIB)

7 Anna Louise Strachan, India‘s Look East Policy : Critical Assessment, Institute of Peace and Conflict Studies, http://www.ipcs.org/pdf_file/issue/SR85-SEARPInterview-Sikri1.pdf ( 10/10/2017, 06:12 WIB)

(4)

4 Berdasarkan jalur MSR jalur di Samudera Hindia merupakan wilayah yang vital bagi Tiongkok dimana wilayah tersebut merupakan wilayah yang padat dengan jalur perdagangan, penjarahan, dan juga rawan konflik.

Bekerjasama dengan bangladesh akan mempermudah akses pengamanan di jalur vital ini bagi Tiongkok. Namun, India juga memiliki kepentingan yang sama di wilayah tersebut. Adanya kebijakan diplomasi oleh India pada Bangladesh berupa Neighbour First.

Pada beberapa kesempatan Pemerintah India menunjukan dengan jelas posisi dan pengertian India mengenai BRI. Pertanyaan Parlemen terhadap Kementerian Luar Negeri India melalui Menteri Luar Negerinya Mobasher Jawed Akbar atau tertulis M.J.Akbar mengenai kebijakan baru Tiongkok menjelaskan bahwa :

―... The inclusion of the so-called China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), which passes through parts of the Indian state of Jammu & Kashmir under illegal occupation of Pakistan, as a flagship project of BRI reflects lack of appreciation of India‘s concerns on the issue of sovereignty and territorial integrity.

Government has conveyed to the Chinese side, including at the highest level, its concerns about their activities in Pakistan Occupied Kashmir and asked them to cease these activities.‖8 Beberapa kesempatan yang sama India mengeluarkan press release yang tidak jauh berbeda dimana India meyakini gagasan hubungan wajib berdasarkan asas-asas internasional yang disahkan secara global pada pemerintahan, regulasi hukum, kejelasan serta kesamaan yang wajib dijalankan melalui penghormatan kekuasaan serta integritas wilayah.

8 Parliament Q&A, QUESTION NO.2735 BELT AND ROAD INITIATIVE OF CHINA, diaksesdalamhttps://www.mea.gov.in/rajyasabha.htm?dtl/28857/question+no2735+belt+a nd+road+initiative+of+china diakses pada 06/12/2019.

(5)

5 Namun dalam beberapa penjelasan dan kerjasama Tiongkok dengan negara tetangga India justru meningkatkan ketidakyakinan India bahwa tiongkok benar-benar ingin ada perdamaian dalam kerjasama ini.

Bangladesh menjadi salah satu negara yang paling penting bagi keduanya.

Sejarah mengatakan bahwa Bangladesh tidak memiliki sejarah kelam bagi keduanya.

India menginginkan kekuatan di Asia Selatan tidak terlepas dari kerjasama baik dengan negara-negara tetangga. Kebijakan ―neighnours first‖ menjadi andalan India bagi Bangladesh. Bangladesh menjadi salah satu negara tetangga yang memiliki panjang perbatasan hampir 4.000 km sangat penting bagi India ntuk memperkuat keunggulan antar keduanya melalui kebijakan luar negerinya. India kemudian meletakkan fokus utama pada kerjasama kemitraan pembangunan dan peningkatan kerjasama ekonomi dan militer khususnya di kawasan laut.9

Merujuk pada peta ekonomi maritim di jalur Sutra beberapa titik utama berada di negara perbatasan antara India-Pakistan-Bangladesh dimana merupakan hal yang sulit untuk tidak membahas masalah perbatasan. Anggapan India bahwa melalui program ekonomi maritim Tiongkok akan terdapat banyak ancaman sehingga harus mengingkatkan kerjasama dengan salah satu negara tetangga yaitu Bangladesh akan lebih lanjut dijelaskan pada bab-bab berikutnya.

9 Manish Chand, Public Diplomatic, diakses dalam https://www.mea.gov.in/in-focus- article.htm?23472/delhidhaka+connect+crafting+a+narrative+of+opportunity diakses pada 5/11/2019

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Penulis akan mencoba untuk meneliti tentang Mengapa Peningkatan Kerjasama militer India dan Bangladesh dipengaruhi oleh Kepentingan India dalam mengimbangi Kepentingan Tiongkok melalui BRI ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan agar diketahui peningkatan kerjasama militer India dan Bangladesh dipengaruhi oleh kepentingan India dalam mengimbangi kepentingan Tiongkok melalui program MSR di BRI.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

Harapan penelitian ini yaitu menjadi pilihan referensi serta informasi untuk masyarakat tentang kerjasama militer untuk melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan dalam regional oleh India dengan bangladesh terhadap ancaman tekanan ekonomi dan militer oleh Tiongkok melalui Maritime Silk Road (MSR) di jalur Belt and Road Initiative.

b. Manfaat Akademis

Harapan penelitian ini yaitu mampu menjadi sumbangsih untuk memperkaya literatur/sumber yang membahas tentang peningkatan kerjasama militer atau bagaimana ekonomi membutuhkan peran

(7)

7 keamanan militer yang bersifat global, sehingga dapat memperkaya wawasan mahasiswa/i Program Studi Hubungan Internasional.

1.4 Penelitian Terdahulu

Bagian Penelitian terdahulu pertama, Kerjasama Militer Vietnam dengan Amerika Serikat Dalam Mengelola Ancaman Keamanan Laut Tiongkok Selatan Tahun 2011 ditulis oleh Akbar Fitriyasa, penelitian tersebut diajukan untuk pengajuan gelar Sarjana Sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada bulan Mei 2014.

Akbar berargumen bahwa kerjasama Vietnam dengan Amerika Serikat yang selanjutnya akan disebut AS akan berisiko meningkatkan tensi konflik Laut Tiongkok Selatan, Kedekatan Amaerika Serikat dengan Vietnam selalu menjadi riak-riak yang sangat menganggu Pemerintah Tiongkok. Vietnam serta Amerika Serikat berniat menjalankan latihan militer bersama yang mana kegiatan militer seperti ini merupakan pertunjukkan kekuatan militer bagi Tiongkok. Kedatangan Hillary Clinton Pada tahun 2011 merupakan bentuk gerakan nyata akan kedekatan AS dengan Vietnam bahkan sebelum penandatangan MoU antara keduanya. Hal ini memaksa Tiongkok yang kemudian berpendapat akan memakain kekuatan militer atau sound of common untuk mengatasi konflik wilayah di Laut Tiongkok Selatan. Akbar melakukan analisa dengen logika Neo Realisme, dan kerangka pemikiran keamanan nasional, aliansi serta balance of power.10

10 Akbar Fitriyasa , Kerjasama Militer Vietnam dengan Amerika Serikat Dalam Mengelola Ancaman Keamanan Laut Tiongkok Selatan Tahun 2011, Skripsi. Jakarta : Hubungan Internasional, UIN Syarif Hidayatullah,

(8)

8 Dalam akhir penulisannya, Akbar menentukan 3 kesimpulan utama mengapa Vietanam melakukan perjanjian keterikatan dengan AS. pertama, Laut Tiongkok Selatan merupakan kawasan yang penting bagi Vietnam sehingga diharapkan adanya bantuan pengawasan dan operasi bersama dengan Angkatan Laut AS untuk mengimbangi operasi Angkatan Laut Tiongkok melali USPACOM dan USCG.

Sehingga Sehingga balancing kekuatan di perairan Laut Tiongkok Selatan akan mendapatkan kesetimbangan berupa usaha Tiongkok agar mendapatkan tempat hegemoni di Laut Tiongkok Selatan kemungkinan dapat digagalkan atau diimbangi oleh gabungan kekuatan Vietnam dan AS. Hal ini terlihat pada perilaku Tiongkok terhadap kawasan Laut Tiongkok Selatan pra dan pasca kedatangan AS. Pemerintah Tiongkok yang sebelumnya agresif dan sangat dominan terhadap pergerakan di kawasan Laut Tiongkok Selatan sedikit berbeda dengan keberadaan Angkatan Laut AS yang cenderung inisiasi negosiasi dengan Vietnam.11

Kedua kerjasama militer Vietnam dan AS merupakan langkah untuk mengurangi agresifitas kegiatan eksplorasi minyak dan aset sumber daya alam dalam wilayah kekuasaan Vietnam di kawasan Laut Tiongkok Selatan. Hal ini dilakukan berdasarkan survei beberapa perusahaan kapal milik perusahaan minyak Vietnam dan adanya gerakan ancaman oleh pihak Tiongkok yaitu dengan melakukan pemotongan kabel eksplorasi milik pemerintah Vietnam dalam landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Ketiga, Vietnam

11 Akbar Fitriyasa , Kerjasama Militer Vietnam dengan Amerika Serikat Dalam Mengelola Ancaman Keamanan Laut Tiongkok Selatan Tahun 2011, Skripsi. Jakarta : Hubungan Internasional, UIN Syarif Hidayatullah,

(9)

9 merupakan anggota negara ASEAN yang tentunya akan lebih memprioritaskan kerjasama ergional seperti ASEAN sehingga dukungan pun datang dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Hal ini dalam upaya penyelesaian dengan cara damai dan negosiasi sesuai dengan ketentuan Hukum Internasional. Itulah tujuan utama penandatangan kerjasama MoU antara Vietnam dengan AS.

Penelitian terdahulu kedua, Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama Dengan Iran di Bidang Pertahanan Keamanan (2008-2012) ditulis oleh Riska Elida, penelitian tersebut diajukan untuk pengajuan gelar Sarjana Sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada bulan Februari 2015. Riska mengatakan bahwa relasi Iran serta Tiongkok yaitu relasi yang dibuat dengan tidak memperhatikan sisi ideologi. Relasi Iran serta Tiongkok ini dibentuk dikarenakan ketergantungan satu sama lain. Iran yang mendapatkan hukuman dari PBB membuthkan negara lain untuk menolong mempercanggih militernya. Dengan hukuman yang didapatkan membuat Iran tidak bebas dalam belajar teknologi modern dari Barat hal ini menyebabkan Iran memerlukan Tiongkok yang berperan untuk pembuat senjata.

Dalam akhir penulisan, penulis memakai teori aliansi serta teori balance of power serta menggunakan konsep national interest, maka kesimpulan yang didapatkan ialah hubungan kerjasama Iran dan Tiongkok dalam hal kerjasama energi dan pengembangannya. Dimana Iran memiliki sumber daya energi dan Tiongkok memiliki teknologi pengolahan yang mampu memaksimalkan pengolahan industri energi dan memenuhi rasa haus investasi pada energi oleh

(10)

10 Iran. Selain itu, adanya kepentingan nasional oleh Iran dan juga Tiongkok dimana kedua negara merupakan pesaing terkuat oleh Amerika Serikat dan secara tidak langsung Tiongkok mendapatkan pasar distribusi baru untuk produksi senjata.

Jika kita lihat tidak mungkin Tiongkok tidak menginginkan hal lain.

Hubungan yang kurang harmonis dengan Arab Saudi dan juga dikarenakan mulai berkurangnya produksi minyak di kawasan tersebut membuat Tiongkok harus mulai mencari eksportir untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. Iran merupakan negara yang kemudian cocok untuk menjadi partner dalam berbagai aspek untuk menjaga kepentingan nasional Tiongkok.12

Penelitian terdahulu ketiga, ditulis oleh Nuri Widiastuti Veronika yang agar mendapatkan gelar Magister Sains prodi Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Penulisan Nuri berjudul “Pengaruh Komponen Geopolitik Terhadap Konflik di Laut China Selatan Antara China-Vietnam Pada Periode 2009-2011”. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah pendekatan geopolitik. Kata geopolitik mencerminkan relasi power serta kebutuhan, memutuskan dengan strategis dari suatu daerah geografis.

Geopolitik memiliki fokus pada relasi politik antar negara, rencana luar negara serta perimbangan kekuatan global dan cara pemahaman dasar kekuatan negara serta sifat komunikasi antar negara.

12 Riska Elida. Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama Dengan Iran di Bidang Pertahanan Keamanan (2008-2012) , dalam

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30046/1/RISKA%20ELIDA-FISIP.pdf (diakses pada 20 maret 2017)

(11)

11 Kesimpulan dari penelitian ini yang pertama, indikasi kedekatan kawasan sengkata menjadi faktor utama antara China dan Vietnam. Konflik laut yang terjadi antara keduanya dipengaruhi oleh agresifitas klaim kepemilikan atas batas-batas dengan Kawasan Laut Cina Selatan di tahun 2009-2011, secara garis besar peraturan Internasional telah menentukan batas kawasan tiap negara merupakan batas ZEE dari batas paling ujung tiap garis territori negara.

Menurut perhitungan Vietnam batas ZEE berkurang sepanjang 371 km dikarenakan terdapat aktifitas dan tindakan tegas oleh Pemerintah China seperti penangkapan kapal, perusakan, dan pelarangan.

Kedua, kebutuhan untuk kepentingan nasional pada aspek energi dibutuhkan oleh China dan Vietnam. Namun jika dilihat dari tahun 2009 – 2011 rasio produksi energi hidrokarbon dan tingkat konsumsi cenderung timpang. Hal ini terjadi karena konsumsi energi China tidak sebanyak Vietnam, walaupun Vietnam tidak memiliki kapasitas sebanyak China. Hal inilah yang kemudian mendorong China untuk menguasai lebih banyak kawasan LCS dan telah mengetahui bahwa kawasan tersebut memiliki sumber daya energi yang sesuai dengan kebutuhan kepentingan nasional China.

Kondisi ini, China mempunyai kelebihan untuk mengeksplor energi minyak serta gas alam ke daerah yang kaya minyak serta gas alam seperti di Laut China Selatan.

China diketahui telah lama berperan sebagai importir minyak tertinggi di kawasan Uni Emirat Arab yang kini mulai mengalami kelangkaan terutama dalan sumber daya migas. Adanya potensi energi yang besar di LCS memaksa China bahkan sampai dengan tindakan melarang perusahaan besar

(12)

12 yang melakukan investasi dalam aspek energi dengan Vietnam di kawasan lepas pantai LCS. Faktor inilah yang juga mendorong ekskalasi konflik antar keduanya.

Ketiga, aspek kekuatan mendorong pengaruh konflik dalam dasar pengaruh geopolitik suatau negara. Konflik LCS tidak akan lepas dari adanya pengaruh geopolitik secara global. Pada periode 2009 – 2011 dapat ditarik tiga hal utama yang mempengaruhi komponen kekuatan, diantaranya meningkatkan daya tamping maritim, keagresifitasan serta rencana China terhadap Vietnam, tingkat agresifitas dan strategi Vietnam terhadap China.

Oleh sebab itu, China dengan kekuatan yang jelas jauh di atas Vietnam melakukan tindakan provokatif pada periode tersebut.13

Penelitian terdahulu keempat, berasal dari tulisan Khairunnisa Jani Lubis dengan judul “Motivasi Tiongkok Mendirikan Air Defense Identification Zone (ADIZ) di Wilayah Laut Cina Timur”. Sengketa Kepulauan Senkaku antara Tiongkok dan Jepang menjadi latar belakang utama konflik Antara Jepang dengan Cina Timur. Kekalahan Jepang pada Perang Dunia Kedua pada tahun 1950 melahirkan perjanjian Fransisco yang menjadi pengikat Jepang harus melepaskan wilayah jajahanya termasuk di dalamnya Taiwan, sayangnya tidak termasuk Kepulauan Senkaku yang menurut Jepang merupakan bagian dari Nansei Shoto bukan Taiwan.

13 Nuri Widiastuti Veronika. Pengaruh Komponen Geopolitik Terhadap Konflik di Laut China Selatan Antara China-Vietnam Pada Periode 2009-2011. dalam

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20304929-T30893-Nuri%20Widiastuti%20Veronika.pdf . (diakses pada 26 Maret 2017)

(13)

13 Melihat celah ketidakjelasan konflik kepemilikan Tiongkok menyatakan klaim atas wilayah tersebut terutama saat UNECAFE menginformasikan sumber daya alam yang ada di Kepulauan Senkaku. Hal ini mengakibatkan keduanya saling balas dalam aksi penolakan atas perilaku satu dengan lainnya.

Seperti pada pemberitaan nasional Tiongkok, terdapat aksi penolakan kepemilikan beberapa pulau oleh Jepang atas dasar pembelian dari pihak Swasta ke Pemerintah Jepang. Aksi penolakan tersebut meluas di 100 kota di Tiongkok. Tidak berhenti sampai disitu, adanya operasi yang dilakukan oleh Tiongkok, beberapa perusahaan milik Jepang pun terpaksa melakukan aksi untuk penolakan atas klaim yang dilakukan oleh Tiongkok.14

Penelitian ini kemudian menetukan tiga hal utama untuk menjawab rumusan masalah, yaitu: pertama, kedua negara baik Tiongkok ataupun Jepang telah sepakat dengan peraturan UNCLOS 1982 akan tetapi benturan kepentingan membuat kedua negara tersebut abai terhadap UNCLOS dan menentukan atas dasar pembagian menurut ZEE berdasar pada basline masing-masing negara. Kedua, sejarah yang berbeda anatar keduanya, bagaimana akhrinya kedua negara memiliki sejarah atas hak kepemilikan Kepulauan Senkaku yang menurut Tiongkok telah dimiliki oleh Tiongkok sejak era dinasti Ming (1368-1644) yang tertera dalam buku Departure Along the Wind sejak tahun terbit yaitu 1403. Sedangakan Jepang, menganggap kepemilikan sejak kekalahan pada Perang Dunia Kedua, yang mana Kepulauan tersebut terlepas dari kepemilikan atas Taiwan dan telah

14 Khairunnia Jani Lubis, Motivasi Tiongkok Mendirikan Air Defense Identification Zone (ADIZ) di Wilayah Laut Cina Timur, JOM FISIP, Volume 2, No. 1 Februari 2015, hal. 3.

(14)

14 disesuaikan oleh Perjanjian San Fransisco pada tahun 1970. Ketiga, setiap konflik tidak terlepas dari kepentingan oleh karena itu kepentingan energi menjadi pemicu utama perebutan hak milik Kepulauan Senkaku. Kandungan cadangan energi migas didalamnya mengakibatkan kepemilikan kepulauan ini menjadi sangat krusial.15

Seperti kisah klasik antar ideologi, perbedaan Jepang dan Tiongkok menciptakan dorongan untuk memperkuat aliansi Jepang kepada Amerika Serikat. Hal ini tidak lain dan bukan dikarenakan Tiongkok telah meningkatkan kebijakan pertahanan baru terhadap kepulauan Senkaku. Salah satunya Air Defense Identification Zone (ADIZ) Tiongkok di Wilayah Laut Cina Timur ADIZ adalah area untuk kebutuhan identifikasi pada sistem pertahanan udara negara, yang mana areanya umumnya dari area teritorial negara yang berhubungan sampai ruang udara di atas laut bebas yang memiliki batas dengan negara.

Pemutusan ADIZ tidak bermaksud membuat negara kepunyaan ADIZ menjadi luas atas laut bebas yang terdapat pada ADIZ negara tersebut.

Identifikasi pesawat yang mendekat yang bertujuan untuk keamanan, sebelum masuk pesawat harus lolos semua persyaratan yang diperlukan merupakan tujuan didirikannya ADIZ..

Lain hal diberikannya imbuhan ukuran keamanan, berkurangnya resiko tabrakan di udara, berkurangnya aliran narkoba, serta fasilitas dalam pencarian serta penyelamatan dapat dibantu oleh ADIZ. Asas bela diri (self

15 Ibid, hal. 6.

(15)

15 defence) yang ada di Pasal 51 Piagam Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menjadi hukum fundamental berdirinya ADIZ. Maksud dari hak pebelaan diri disini pada dasarnya adalah hak yang sudah dimiliki. Peraturan pada Pasal 51 piagam PBB tidak tiba-tiba menghasikan hak namun secara akurat hak bela diri telah diyakini menurut prinsip Hukum Internasional.16 Tujuan utama Tiongkok adalah mengutamakan keselamatan maritim, karena maritim merupakan kepentingan yang fundamental. Kepentingan ekonomi Tiongkok berikutnya adalah meningkatnya permintaan energi dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Cadangan migas selanjutnya yang akan digunakan Tiongkok adalah Kepulauan Senkaku yang masih dalam sengketa17

Di akhir kepenulisan penulis menjabarkan secara kesulurahan kesimpulannya adalah Sejak keputusan negara agar berkurangnya pemakaian batu bara serta berganti ke sumber energi cadangan contohnya minyak serta gas alam, Kepulauan Senkaku telah menjadi kepentingan utama China.

Pembentukan ADIZ memberi China fleksibilitas dalam menjaga kewenangannya untuk Laut China Timur dengan tidak melanggar perjanjian internasional. ADIZ adalah usaha China memperlebar kendali hukum serta administratif di Kepulauan Senkaku. Aturan penghindaran China untuk perairan yang disengketakan memberikan dasar hukum lainnya untuk tujuan mempertahankan aktivitas di wilayah yang disengketakan.

Penelitian terdahulu kelima menyoroti respon tiga negara kawasan Asia Pasifik untuk pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. China

16 Ibid, hal. 8.

17 Ibid, hal. 10.

(16)

16 secara geografis berada di kawasan Asia Pasifik, sedangkan Indonesia dan Filipina berada di kawasan Asia Tenggara. Ketiga negara tersebut menurut analisis penelitian Rina Oktavia merespon pangkalan militer di Darwin dengan respon yang berbeda-beda dengan menggunakan acuan empat konsep diantaranya konsep bilateral, konsep kebutuhan nasional, konsep politik luar negeri serta konsep budaya politik. Bagi Filipina mereka merasa diuntungkan dengan adanya pembuatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin. Hal ini dibuktikan dengan sambutan baik Sekretaris Komunikasi Filipina Ricky Carandang dalam menanggapi berita Amerika Serikat akan mengirim 2.500 personil militer di Australia. Indonesia pada posisi ambivalen dimana reaksi ini tidak terdapat pada sisi pro serta kontra namun hanya merespon sebuah fenomena. Indonesia belum dirugikan dan belum juga diuntungkan. Respon ini akan berganti sesuai dengan keadaan oleh kepentingan nasional untuk negaranya. China merespon dengan keras. Menurut China pembangunan ini akan menjadi penyeimbang atau mampu menghalangi pengaruh China di kawasan tersebut. Respon China dapat diketahui dari pernyataan Kemeterian Pertahanan China terhadap putusan Amerika Serikat yang mana merupakan pembuktian terdapat mentalitas dan sisa sisa dendam Perang Dingin dipihak Amerika Serikat serta kubunya yang akan terus mengurangi kepercayaan terhadap satu dengan lain di kawasan Asia Pasifik.18

18 Baca, Rina Oktavia, Respon China, Indonesia, dan Filipina Terhadap Keberadaan Pangkalan Militer Amerika Serikatdi Darwin, Australia Tahun 2011-2012. Dalam,

http://journal.unair.ac.id/article_4696_media131_category131.html . (diakses pada 30 Januari 2017).

(17)

17 Penelitian terdahulu keenam, membahas perihal relasi China serta Pakistan. Analisis pada penelitian ini menyatakan Pakistan serta China memiliki pandangan yang sama pada India melalui penggabungan balance of power serta balance of threat. Terdapat tiga pola yang telah dijelaskan untuk menganalisis fenomena ini.Pola pertama adalah pola hubungan antar tiga negara bagaimana India, Pakistan dan Tiongkok mulai mengalami gesekan karena adanya konflik kepentingan antara merekadi tahun 1963 – 1972.

Pola kedua terdapat hubungan antara Tiongkok dan Pakistan yang terfokus pada peningkatan ekonomi, militer dan kerjasama budaya. Kinerja hubungan bilateral antar keduanya tidak mengganggu kepentingan India sepenuhnya dikarenakan India dan Pakistan sedang ditengah konflik perebutan wilayah kepemilikan Kashmir pada tahun 1972 – 1989.Pola ketiga di tahun 1989 menunjukkan adanya pengaruh geopolitik global yang mengakibatkan hubungan antara India, Pakistan dan Tiongkok cenderung lebih damai dan ada proses-proses negosiasi yang dijunjung oleh ketiga negara sebagai proses penyelesaian masalah. namun hal tersebut tidak mengurangi proses peningkatan kerjasama Pakistan dan Tiongkok dan menganggap India sebagai ancaman solid untuk keduanya.

Analisis Watson merupakan penggunaan balance of power yang dinyatakan oleh Hans J Morgentau serta Kenth Waltz dan membandingkannya dengan balance of threat dari Stephen Walt. Michael P. Watson menerapkan teori balance of power dengan balance of threat dengan relasi China-Pakistan serta India, Watson menyatakan relasi tiga negara tersebut lebih menuju pada balance of power, Dalam penjelasan di atas, penulis bermaksud untuk

(18)

18 menerapkan teori keseimbangan ancaman. Mengambil tiga negara tersebut sebagai contoh, Pakistan serta China membentuk koalisi dikarenakan India dianggap agresif serta mungkin menjadi serangan.19

Penelitian ketujuh dengan judul “Strategi Jepang Di Tengah Peningkatan Kekuatan China Studi Kasus Tahun 2004-2010” ditulis oleh Ganesha M.

Lubis dalam rangka memperoleh gelar Magister Sains bidang Hubungan Internasional. Tulisan ini menjelaskan bagaimana Jepang melakukan reaksi dengan memperkuat kekuatan dengan China yang secara kapabilitas militer dan jumlah penduduk yang lebih ungul. Namun semenjak kubu Amerika Serikat serta Jepang yang mengatur sistem internasional di Asia Timur merupakan ancaman bagi China. Oleh karenanya, Kebangkitan China dalam bidang ekonomi dan militer dapat memenuhi faktor teori balanceof threat.

Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak sedunia.

Hal ini mempengaruhi banyaknya jumlah personil angkatan bersenjata yang berkenaan dengan sumber daya manusia dalam militer guna meningkatkan kekuatan dan industri militer. Jumlah yang banyak akan menjadikan Tiongkok negara dengan kekuatan militer dominan di kawasan Asia Timur.

Modernisasi pada militer Tiongkok merupakan kepastian dalam rangka meningkatkan kapabilitas militer untuk memenuhi kebutuhan keamanan dan pertahanan. Angkatan laut, angkatan udara, dan angkatan darat meningkatkan kontrol rencana serta pengembangan keamanan di luar angkasa dengan hasil offensive power yang tinggi, Aggressive Intention China. Khususnya untuk

19 Michael P. Watson, 2001, Balance of Power vs Balance of Threat : The case of China and Pakistan, Master of Military Studies, Hal. 20.

(19)

19 angkatan laut Tiongkok kebijakan green water navy sebagai blue water navy yang ada di perkembangan armada kapal selam dan proyeksi pertahanan laut yang secara geographic proximity sangat dekat antara China dengan Jepang.

Persamaan penulisan dengan saya adalah kesamaan teori sebagai penunjang penjelasan fenomena serta hubungan negara bilateral dan multirateral, sedangkan perbedaan terletak pada fokus kawasan penulis adalah Asia Timur sedangkan saya Asia Tengah.20

Penelitian terdahulu Kedelapan, penelitian tentang relasi antara India, Tiongkok, Jepang, serta Korea Selatan, dengan nyata menunjukkan India sedang mengimplementasikan strategi pada Tiongkok. Sebagaimana disebutkan dalam analisis sebelumnya, uraian penulis tentang hedging strategy dari India antara lain: Dalam penjabaran di atas, India telah mengambil semua rencana kontingensi risiko yang terlihat dalam relasi diplomatik, ekonomi serta keamanan antara India dan Jepang serta Korea Selatan. Lain hal dengan India belum sepenuhnya mengambil seluruh opsi return-maximising.

India dan Tiongkok berusaha membangun hubungan dan memelihara komunikasi sebagai sarana untuk meredakan ketegangan antar keduanya.

Namun kebijakan nasional India memilih menjalankan economic-pragmatism kemudian hanya berfokus pada hubungan perdagangan dan peningkatan kerjasama perekonomian multilateral. Hal ini kemudian menjadi hambatan India dengan berbagai forum multilateral karena dianggap tidak

20 Ganesha M. Lubis. Strategi Jepang Di Tengah Kebangkitan China (Studi Kasus Tahun 2004- 2010). Dalam http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313821-T31326-Strategi%20Jepang.pdf diakses pada 26 Maret 2017.

(20)

20 menguntungkan kedua belah pihak dikarenakan India tidak mamu terikat dengan pilihan bindind-engagement.

Kondisi kebijakan India sama sekali tidak memperindah hubungan dengan Tiongkok. Adanya konstitusi limited bandwagoning oleh India membuatnya sulit untuk berkoordinasi dengan kebijakan luar negeri Tiongkok. India akan selalu menganggap Tiongkok sebagai ancaman dikarenakan kapabilitas ekonomi dan militer masih lebih unggul. Selain itu letak geografis antara India dan Tiongkok berbatasan secara langsung mengakibatkan ekskalasi konflik darat tidak terelakan. Konflik India dengan negara tetangga seperti Pakistan dan Kashmir tidak membuat fokus terhadap ancaman-ancaman dari Tiongkok mereda. Tiongkok juga bertindak banyak atas klaim wilayah-wilayah perbatasan dengan India serta ambil alih kawasan dengan sumber energi di kawasan Samudera Hindia juga menjadi perhatian India di dalam forum multilateral.

India memahami ancaman yang harus mereka hadapi sehingga kebijakan untuk mengimplementasikan hedging strategy serta banyak mengambil keputusan pilihan risk-contingency lewat relasi diplomatik, kerjasama ekonomi serta keamanan India yang menyeluruh dengan Jepang serta Korea Selatan. Relasi itu memiliki dampak pada sokongan yang diperoleh India dari kedua negara tersebut dalam masalah internasional yang menjadikan Tiongkok sebagai penghambat. Lain halnya, India mengambil pilihan return- maximising agar didapatkan keuntungan dari Tiongkok. Kerjasama terjadi

(21)

21 hanya focus pada masalah ekonomi serta relasi diplomatik agar diselesaikan sengketa perbatasan.21

Penelitian terdahulu kesembilan, berjudul “Strategi Amerika Serikat Dalam Merespon Konflik Suriah-Israel Periode 2002-2008” ditulis oleh Andhini Citra Pertiwi. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memutuskan ikut campur dam konflik suriah-Israel. Terdapat empat hal yang membuat Amerika Serikat yang selanjutnya akan ditulis AS yang jadi pedoman dalam penguraian masalah. Pertama, hubungan diplomasi dan kerjasama AS secara multilateral dengan negara-negara timur tengah akan mempermudah mediasi konflik, dikhususkan lagi hubungan antara AS dengan Israel yang sangat dekat dan menyentuh pada segala aspek kerjasama antar keduanya. Kedua, kekuatan ekonomi dan militer AS memungkinkan untuk lebih dominasi dalam menyelesaikan konflik dan mampu untuk memberikan pendekatan dengan bantuan ekonomi dan bantuan teknologi bagi pihak-pihak yang membutuhkan di tengah proses perdamaian. Ketiga adalah faktor tidak terlepas dari sejarah keruntuhan Uni Soviet yang mana menyebabkan aliansi yang berada di Tumur Tengah meminta AS untuk memberikan perlindungan dan jaminan keamanan sampai dengan konflik mereda dan selesai. Oleh karena itu AS menjadi satu-satunya negara barat yang berhasil mengadakan direct talks dengan negara-negara yang terlibat konflik dengan tujuan untuk membuka kesempatan perdamaian dengan jalur negosiasi dan musyawarah

21 Prita Fitri Wijayanti, Look East Policy India dan Usaha Pembendungan Tiongkok, Jurnal Hubungan Internasional, Tahun VIII, No, 2, Juli – Desember 2015, Surabaya : Universitas Airlangga, hal. 233.

(22)

22 yang bertujuan pada genjatan senjata. .22 Teori yang digunakan untuk menganalisa tulisan ini ialah Regional security complex, konsep strategi, dan Balance of Power. Strategi AS secara umum dalam konflik Suriah-Israel bertujuan untuk membawa lima fungsi utama, yaitu : pertama, membangun komunikasi jika kedua pihak gagal dalam memelihara hubungan. Kedua, menyelidiki posisi yang tepat guna menemukan titik temu dan menemukan target. Ketiga, menyediakan kebutuhan persuasi, tekanan dan insentif.

Keempat, memberikan saran, kritik, dan solusi yang dapat menjembatani kedua belah pihak. Kelima, menawarkan jaminan yang dapat dipercaya oleh kedua belah pihak atas implementasi solusi.

Teori yang digunakan untuk mendukung tulisan ini adalah Regional sceurity complex, konsep strategi, dan Balance of Power. Melalui teori dan konsep yang digunakan, rencana AS pada masalah Suriah-Israel menghasilkan 5 fungsi yaitu, membuat hubungan jika kedua pihak tidak ingin berhubungan, identifikasi titik temu serta target yang diinginkan, mengadakan ajakan, tekanan serta stimulant yang diperlukan. Keempat, memberikan penyelesaian yang mampu menghubungkan kedua pihak. Kelima, memberikan jaminan serta kepercayaan dari penggunaannya. Pada akhirnya menurut penelitian penulis posisi dan strategi yang dilakukan oleh AS tidak lain merupakan kepentingan AS untuk mengamankan posisi pengaruh dan menciptakan

22 Andhini Citra Pertiwi. Strategi Amerika Serikat Dalam Merespon Konflik Suriah-Israel Periode 2002-2008. Dalam

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27471/1/ANDHINI%20CITRA%20PER TIWI-FISIP.pdf (diakses pada 07 Mei 2017)

(23)

23 balance of power di Timur Tengah sehingga dapat mencapai target kepentingan nasional dalam wilayah tersebut.

Penelitian terdahulu kesepuluh, ditulis oleh Jayanti Badriyan dengan judul “Peningkatan Kerjasama Pertahanan India-Amerika Serikat sebagai Respon Agresivitas China di Samudera Hindia”. Relasi sejarah India dan China buruk, karena terdapat klaim China pada perbatasan kashmir, Anurachal Pradesh, dan kepunyaan senjata nuklir. Relasi China dengan musuh India antara lain Pakistan yang berhubungan dengan nuklir cenderung tinggi intens. Hubungan bilateral antara China dan Pakistan dalam hal kekuatan persenjataan sampai dengan percobaan nuklir patut menjadi alasan India meningkatkan rasa tidak aman di kawasan miliknya. Agresifitas China semakin meningkat sejalan dengan eratnya kerjasama India dengan Amerika Serikat.

Penulis melihat fenomena kebijakan string of pearls yang dicetuskan oleh China pada thaun 2005 memicu kembali konflik antara India dan China dimana China bekerjasama dengan beberapa negara diantaranya, Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka. Landasan teori balance of treat merujuk pada beberapa faktor diantara kedekatan secara geografis dimana India merupakan negara yang sangat berdekatan dengan negara yang bekerjasama dengan China. India merasa dengan adanya kerjasama ini akan meningkatkan pengaruh hegemoni di kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah.23 Pada

23 Jayanti Badariyan, peningkatan Kerjasama Pertahanan India-Amerika Serikat sebagai Respon Agresivitas China di Samudera Hindia. Diakses dalam

http://eprints.umm.ac.id/27958/1/jiptummpp-gdl-jayantibad-34652-2-babi.pdf. , skripsi, Malang : Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

(24)

24 penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa sikap China yang mulai agresif memberikan respon kekhawatiran tersendiri bagi India. Keempat sumber ancaman dari teori Balance of Threat memberikan kontribusi bagi India untuk mengukur tingkat kebesaran ancaman China.

Hasilnya, India merasa terancam dan proses menuju keputusan untuk balancing dilakukan India dengan melalui tahap bandwagon terlebih dahulu dengan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan Amerika Serikat antara lain Negara besar yang juga berpotensi sebagai sumber ancaman. India melakukan peningkatan kerjasama pertahanan bersama Amerika Serikat yang dalam hal ini kemudian memunculkan efek deterrence bagi China sehingga menghasilkan tatanan system balancing. Sehingga balancing dalam Balance of Threat berarti menyeimbangkan ancaman menjadi kesempatan, tidak membalas dengan ancaman.24

No Nama/Judul Metode, Teori/

konsep Hasil Penelitian 1 Akbar Fitriyasa (

Kerjasama Militer Vietnam dengan Amerika Serikat dalam Mengelola Ancaman Keamanan Laut

Tiongkok Selatan Tahun 2011

Deskriptif, Kualitatif ,Konsep keamanan nasional, konsep aliansi, Konsep Perimbangan Kekuatan (Balance of Power)

Terdapat tiga alasan utama dasar kerjasama militer Vietnam dengan Amerika . pertama, angkatan laut AS berusaha mengimbangi pengoperasian angkatan laut Tiongkok. Kedua, agar patroli Tiongkok tidak menganggu proses eksplorasi minyak. Ketiga, mengupayakan penyelesaian konflik secara damai sesuai dengan hukum internasional.

2 Riska Elida ( Faktor Penyebab Tiongkok

Deskriptif,

Kualitatif Konsep

Tiongkok memelihara relasi energi dengan Iran dikarenakan

24 Ibid, hal. 100-101.

(25)

25 Menjalin Kerjasama

dengan Iran di Bidang Pertahanan Keamanan Tahun 2008-2012)

National interest,Konsep Perimbangan Kekuatan (Balance of Power)

Tiongkok menganggap Iran menjadi produsen energi paling besar di dunia. Akibat embargo itu, Iran juga kekurangan

investasi asing dalam pengolahan energi. Karena terdapat gap investasi di Iran, Tiongkok menjalin relasi kerjasama energi agar terjaga kepentingan

nasional.

3 Nuri Widiastuti Veronika ( Pengaruh Komponen geopolitik Terhadap Konflik di Laut Tiongkok Selatan Antara China-Vietnam Pada Periode 2009- 2011)

Eksplanatif, kuantitatif, Konsep Geopolitik

Dengan memiliki jumlah dan jenis senjata, China memiliki kekuatan maritim yang lebih besar dari Vietnam. Oleh karena itu, sepanjang periode Laut China Selatan 2009 hingga 2011, China cenderung melakukan tindakan provokatif terhadap Vietnam Selatan. Dilihat dari berbagai tindakan yang telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut bahkan berulang kali, seperti mengumumkan larangan penangkapan ikan, Vietnam berulang kali merespons ini.

4 Khairunnisa Jani Lubis (Motivasi Tiongkok Mendirikan

AirDefenseIdentification Zone (ADIZ) di Wilayah Laut Cina Timur

perspektif realisme, teori strategi kebijakan luar negeri dari John P. Lovell, kepentingan nasional

konsep dari Hans J. Morgenthau dan konsep ancaman dari Barry Buzan.

Ketika negara tersebut mengambil keptusan agar berkurangnya pemakaian batu bara serta berpindah mnejadi sumber energi alternatif

contohnya minyak serta gas alam, Kepulauan Senkaku telah

menjadi kepentingan utama Tiongkok. Alternatif minyak serta gas alam yang bisa dimanfaatkan Tiongkok adalah yang ada di Kepulauan Senkaku.

Karena itu, Tiongkok telah menjalankan bermacam cara untuk mencegah Jepang

menguasai pulau-pulau tersebut.

Pembentukan ADIZ memberikan keleluasaan bagi Tiongkok untuk mempertahankan kewenangannya untuk Laut China Timur dengan mematuhi kesepakatan

internasional.

(26)

26 5 Rina Oktavia ( Respon

China, Indonesia dan Filipina Terhadap Keberadaan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Tahun 2011 - 2012

Kualitatif, konsep bilateral, konsep kepentingan nasional, konsep politik luar negeri

Kesimpulan inti dari masing- masing negara mengenai masalah pangkalan militer tidak terlepas dari faktor-faktor seperti

kepentingan nasional, sejarah, ideologi, ekonomi, militer, dan kerjasama bilateral antara masing-masing negara dengan Amerika Serikat dan Australia.

6 Jurnal Michael P.

Watson (Balance of Power vs Balance of Threat : The case of China and Pakistan)

Balance of Power, Balance of Threat

Kesimpulan dari artikel ini adalah menggabungkan dua teori dan model hubungan Pakistan, India dan Cina. Terakhir, ada

kecenderungan yang lebih besar untuk Balance of threat karena Pakistan dan China

menganggapnya sebagai aliansi yang tidak menyerang India, dan India menganggapnya agresif dan dapat menimbulkan ancaman bagi kepemilikan nuklir.

7 Ganesha M.Lubis (Strategi Jepang di tengah Peningkatan Kekuatan China Studi Kasus Tahun 2004- 2010)

Konsep strategi(

Realism Ladder of Strategy), Balance of Threat

China terbukti menjadi ancaman terbesar di Asia Timur. Di antara negara-negara lain, China

memiliki kekuatan komprehensif dan kekuatan ofensif terbesar.

Aliansi antara Amerika Serikat dan Jepang yang mendominasi sistem internasional Asia Timur terancam oleh kebangkitan Cina.

Ancaman dari China juga pembagian tanggung jawab kepada Amerika Serikat untuk mendorong Jepang melaksanakan proyek-proyek dan penahanan pasif untuk mempertahankan status quo di Asia Timur.

Penegakan perintah wajib tersebut adalah menjaga hubungan dengan China untuk mengawasi total kekuatan China, kekuatan ofensif dan niat agresif.

Tujuan penahanan pasif adalah untuk membagi biaya

mempertahankan status quo aliansi Jepang-AS dengan negara-negara lain yang berdekatan dengan Amerika

(27)

27 Serikat dan China di sekitarnya.

8 Jurnal Hubungan Internasional, Prita Fitri Wijayanti ( Look East Policy India dan Usaha Pembendungan

Tiongkok)

Balance of Threat, Hedging strategy

India melihat China menjadi serangan dikarenakan China mempunyai kekuatan ekonomi serta militer lebih dari India.

India mengimplementasikan hedging strategy melalui adopsi lebih banyak rencana risk- contingency, yang tercermin dalam kerjasama diplomatik, ekonomi serta keamanan India yang menyeluruh dengan Jepang serta Korea Selatan. Kerja sama hanya fokus pada penyelesaian masalah ekonomi dan hubungan diplomatik dalam sengketa perbatasan.

9 Andhini Citra Pertiwi ( Strategi Amerika

Serikat dalam Merespon Konflik Suriah-Israel Periode 2002-2008)

Regional sceurity complex, konsep strategi, dan Balance of Power

Posisi dan strategi yang dianut oleh Amerika Serikat tidak lebih dari untuk kepentingan Amerika Serikat, untuk memastikan pengaruhnya sendiri dan membentuk keseimbangan kekuatan di Timur Tengah.

10 Jayanti Badriyan ( Peningkatan Kerjasama Pertahanan India-

Amerika Serikat sebagai Respon Agresivitas China di Samudera Hindia)

Eksplanatif, teori balance of threat, konsep

agresifitas, konsep deterrence

Dengan memeriksa sikap agresif China di Samudera Hindia, India telah menganalisis empat sumber ancaman. India percaya bahwa perlu untuk mengimbangi

Amerika Serikat. Bahkan dengan segala konsekuensinya yang masuk akal, ia juga perlu menyeimbangkan kekuatan Amerika Serikat.

1.5 Teori / konsep 1.5.1 Balance of Threat

Stephen Walt mengembangkan Teori balance of threat di dalam artikel yang judulnya ―Alliance Formation and the Balance of World Power‖. Balance of Threat dapat dijelaskan sebagai perumusam Kembali

(28)

28 teori balance of power yang digunakan untuk penjelasan koalisi antar negara. Balance of Power adalah konsep yang digunakan untuk menjabarkan usaha negara dalam mengatur keseimbangan kekuatan dengan cara daya tampung power contohnya politik, ekonomi, militer serta nuklir berguna saat berhadapan dengan ancaman yang diterima negara atau saat menjadi dominasi dan koalisi negara yang memberikan ancaman.25

Dituliskan dalam The Balance of Power: History and Theory oleh Michael Sheehan dijelaskan bahwa balance of power adalah pembagian kekuatan antar negara pada sistem internasional saat antar negara tidak emmiliki jumlah power yang lebih besar.26 Teori balance of power mengakatakan dua negara akan menggabungkan daya tampung yang setara yang bertujuan agar berkurangnya ancaman yang berasal dari negara yang lebih besar. Balance of threat menjabarkan saat menerima serangan, akan diciptakannya suatu koalisi oleh negara menggunakan kekuatan negara lain, daripada menghadapinya sendiri.27

Balance of power menyatakan negara mempunyai sumber daya besar di sector populasi, daya tampung militer serta industri dan tekonologi mempunyai kekuatan besar juga untuk menyerang negara lain, level serangan tidak didasarkan pada persebaran kekuatan tetapi lewat dampak luar negeri atau intrusi politik, pemutusan level serangan oleh dekatnya

25 Stephen M Walt, Alliance Formation and the Balance of World Power. (International Security, Vol. 9, No. 4: MIT Press, 1985),hal. 5.

26 Lcdr Michael P. Watson, Usn. Balance Of Power Vs. Balance Of Threat: The Case Of Tiongkok And Pakistan. (Submitted In Partial Fulfillment Of The Requirements For The Degree Of Master Of Military Studies At United States Marine Corps Command And Staff College:

Marine Corps University Virginia, 2000-2001),hal. 8

27 Ibid.

(29)

29 geografis, kekuatan ofensif serta agresifitas negara. Sumber ancaman antara lain:

a. Pertama, aggregate power adalah serangan yang berasal dari kekuatan relative sebuah negara. Kekuatan relatif ini antara lain populasi, kapabilitas industri serta militer, kekuatan teknologi serta ekonomi.

Negara dengan kekayaan sumber daya industri, populasi serta ekonomi akan mempunyai keunggulan dalam perkembangan potensi militer. Contohnya India, melalui peningkatan Gross Domestic Product (GDP) lebih tinggi, serta mendorong usaha peningkatannya kapabilitas militer. Hal ini mengakibatkan timbulnya ancaman atau serangan untuk negara lain yang sumber daya atau kekuatan besarnya tidak ada.

b. Kedua, kedekatan geografis, jika jarak antar negara semakin dekat hal ini mengakibatkan makin terbukanya potensi serangan untuk negara lain atau dapat dikatakan pernyataan sebuah ancaman dapat ditentukan melalui jarak. Negara menerima serangan atau ancaman yang paling dekat yang kekuatannya lebih kecil dari dari negara lain, hal ini dikarenakan kemampuan negara untuk mneciptakan kekuatan akan turun, hal ini terkait dengan jarak kekuatan agresif. Negara dengan jarak geografis yang besar, memiliki level ancaman yang semakin kecil dikarenakan keterampilan negara dalam pengembangan kekuatan akan tidak lancar. Tidak sejalan dengan negara dengan jarak geografis kecil atau dekat, akan menaikkan level ancaman karena meningkatnya kekuatan negara tetangga.

(30)

30 c. Ketiga, kekuatan offensive dapat dilihat melalui daya tampung militer negara untuk melakukan provokasi koalisi dengan negara yang daya tampung militer sedikit. Ancaman ini adalah kelanjutan dari dua kekuatan diatas yang dipunyai oleh negara. Peningkatan daya tampung militer didukung dengan kekuatan dan populasi serta pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini membuat terciptanya suatu opini super power yang ditunjukkan untuk negara lain yang lemah dan terciptanya gangguan bagi terciptanya koalisi.

d. Keempat, penerimaan tujuan adalah perlakuan agresif negara dalam melakukan provokasi pada negara lain yang bertujuan untuk menghalau kekuatan musuh. Kerjasama antara India dan Amerika Serikat berhubungan dengan keinginan India jadi negara yang paling kuat di area Asia Selatan serta Asia Tengah. Meningkatnya kerjasama India dan Bangladesh membuat Tiongkok harus lebih emperkuat hegemoni di area tersebut.

Didasarkan pada penglihatan objektif melalui pemjabaran teori balance of threat, peningkatan kerjasama militer Tiongkok – Bangladesh terhadap India, menjelaskan bentuk relasi dari pernyataan teori Stephen M.

Walt. Diamati melalui empat faktor yang ada diatas, keagresifan India di kawasan Asia Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara diantaranya giat melakukan kerjasama bilateral dan multilateral serta peningkatan belanja militer dan kerjasama dengan Amerika Serikat yang semakin erat berpotensi menjadi sebuah ancaman bagi Belt Road Initiative bagi Tiongkok. Kerjasama Tiongkok – Bangladesh merupakan sebuah aliansi

(31)

31

Alliance

untuk merespon India di area Asia Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara.

India

Tiongkok

Bangladesh

Ancaman

Indikator

1. Naval exchange 2. Kerjasama proyek peningkatan militer 3. Peningkatan keamanan pelabuhan

Variabel

1. Aggregat power : Jumlah populasi, GDP, kekuatan ekonomi, belanja militer, kekuatan industri, kemampuan penguasaan teknologi

2. Geography proximity : kedekatan perbatasan, jalur darat, dan daerah kepentingan

3. Offensive capability : military capability, naval military

4. Offensive intentions : hegemoni di kawasan Asia Selatan dan Samudera Hindia

Bagan 1. 1 Operasionalisasi Teori Balance of Threat

(32)

32 1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dipakai oleh penulis untuk melakukan penelitian yaitu Metode Penelitian eksplanatif, dimana akan disajikan secara mendetail gambaran perkiraan mengenai suatu situasi khusus atau fenomena tertentu. Baik fenomena alamiah maupun fenomena yang disebabkan campur tangan manusia. Fenomena yang terjadi dapat berupa bentuk aktifitas yang sedang dan akan dilakukan, karakteristik, perubahan, maupun perbedaan antar fenomena satu fenomena lainnya.

Peneliti akan menyampaikan bukti-bukti berupa fakta yang mendukung argumentatif terhadap prediksi suatu hasil dari peristiwa dan menyimpulkannya sebagai hasil.

1.6.2 Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan tipe penelitian eksplanatif dengan menjabarkan serta mencari bukti reduksionissi fenomena yang menjadi fokus utama melalui teori atau konsep yang penulis gunakan pada saat meneliti fenomena. Dr. Ulber silalahi menyatakan bahwa metodologi eksplanasi adalah metodologi yang memiliki tujuan untuk menjabarkan relasi dua atau lebih gejala variabel. Pada penelitian ini memiliki

(33)

33

“mengapa” sebagai pertanyaan dasar serta usaha agar didapatkan serta disampaikannya fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan lengkap.28

1.6.3 Level Analisa

Penilitian ini bersifat reduksionis karena di level dua negara dalam kerjasama bilateral yang dapat disebut sebagai kumpulan negara dengan negara di mana Tiongkok mewakili sebagai sebuah Negara dan Kerjasama bilateral antara India dan Bangladesh sebagai kumpulan negara. Penelitian ini memiliki unit analisa atau variabel dependen yaitu Peningkatan Kerjasama India dan Bangladesh dan unit eksplanasi atau variabel independen yaitu Ancaman Tiongkok melalui Program BRI Maritime Silk Road.

Ruang Lingkup Penelitian

a. Dalam penelitian ini memiliki batas waktu yaitu jangka waktu terjadinya fenomena yang dijadikan pokok pembahasan pada penelitian ini. Pada penelitian ini penulis memberikan batas waktu yaitu mulai kerjasama India dengan Bangladesh setelah ada rancangan Jalur Sutra Baru oleh Tiongkok yaitu tahun 2013 – 2016 Namun, akan ada waktu seperti tahun-tahun sebelumnya yang akan muncul pada penulisan penelitian dan hanya

28 Ulber silalahi, Metode Penelitian Sosial. 2009. Refika Aditama, Bandung. Hal 26

(34)

34 sebagai pendukung argumen yang berhubungan fenomena yang diteliti.

b. Penulis akan membatasi penelitian hanya pada Alasan India meningkatkan kerjasama militer dengan Bangladesh dan Program Maritime Silk Road yang merpakan bagian dari Belt Road Initiative yang hanya pada lingkup yang berkaitan dengan kawasan India dan Bangladesh.

1.6.4 Teknik dan Alat Perkumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelituan dengan tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.29 Dalam penulisan skripsi ini teknik pengumpulan data yang di gunakan penulis adalah dengan pengumpulan data dengan dokumen atau studi kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan informasi melalui:

a. Buku-buku yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan di tuliskan di dalam skripsi dan yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas.

b. Artikel-artikel, majalah-majalah, jurnal-jurnal, literatur dan hasil penelitian yang berhubungan dengan fokus masalah.

29 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit Alfabeta : Bandung. Hal. 124

(35)

35 c. Pencarian melalui internet serta hal-hal yang berkaitan

dengan permasalahan yang sedang diteliti penulis.30

1.7 Hipotesis

Pada Tahun 2013 Tiongkok telah mengeluarkan kebijakan konektivitas bersama yaitu Belt and Road Initiative dimana kebijakan ini adalah menghidupkan kembali ekonomi jalur Sutra yang dipelopori oleh Tiongkok. Belt and Road Initiative yang nantinya disebut BRI memiliki dua jalur utama silk road economic belt dan 21st century maritime silk road. Kepentingan Tiongkok melalui BRI adalah bagaimana BRI dapat berjalan lancar dengan kerjasama berbagai negara-negara yang telah setuju untuk bergabung dan mengikat kerjasama dalam program ini. Perjalanan sejarah hubungan India dan Tiongkok memliki sejarah kelam yang berujung peperangan. India sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat merasa terancam dengan masuknya kerjasama ekonomi BCIM ( Bangladesh - China - India - Myanmar) sebagai salah satu sub bagian kerjasama ekonomi yang masuk dalam kebijakan BRI mendatang.

Kebijakan peningkatan kerjasama India dengan Bangladesh didasari oleh teori balance of threat dengan indikator Aggregat Power, Geographic Proximity, Offensive Capabilities, Offensive Intentions. India menganggap adanya ancaman yang dilakukan Tiongkok melalui kebijakan

30 Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan 32. 2014. Bandung.

Hal 33-34.

(36)

36 ini. Kerjasama India dengan Bangladesh tidak terlepas dari bagaimanan Bangladesh juga menjadi kunci utama dalam BRI karena letaknya.

Bangladesh memiliki kekuatan geografis yang akan sangat menguntungkan India dan Tiongkok. Adanya BRI memaksa India untuk memperluas jangkauan kerjasama militer dikarenakan Tiongkok melakukan peningkatan kerjasama militer dan pembangunan pos - pos keamanan di jalur 21st maritime silk road terutama di Samudera Hindia.

Demi kepentingan keamanan dan perdagangan India memperbaiki hubungan dengan Bangladesh dan meningkatkan hubungan militer terutama di beberapa perbatasan daratan dan pelabuhan untuk mengimbangi ancaman yang terjadi di perbatasan pegunungan Himalaya dan di jalur perekonomian Samudera Hindia untuk India.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu yang sangat menarik, sekalipun sangat kompleks, tipe proses industri mikroorganisme, salah satu produknya yang diharapkan tidak dihasilkan selama fase pertumbuhan primer,

Jika disimpulkan protocol TCP/IP adalah salah satu jeni protocol yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dengan suatu standar yang

Bahasa pemrogaman itu sendiri sudah ditemukan pada tahun setelah diketemukannya mesin komputer, mulai generasi yang paling pertama kali yaitu kode mesin,

Namun sosialisasi yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang tidak bersifat khusus membahas tentang Kebijakan Penertiban Pedagang Kaki Lima di Pasar Johar

Penulis menemukan permasalahan bahwa PT Asuransi Adira Dinamika Outlet Jambi melakukan kesalahan perhitungan PPh Pasal 21 yang disebabkan kesalahan dalam perkalian tarif

[r]

penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Peny usunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah:Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Komitmen

Sumbangan terbesar freud dalam teori kepribadiannya adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang