• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN ZAKAT PERTANIAN KELAPA SAWIT DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELAKSANAAN ZAKAT PERTANIAN KELAPA SAWIT DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN ZAKAT PERTANIAN KELAPA SAWIT DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM

(Studi Kasus di Jorong Sumber Makmur. Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab.

Dharmasraya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Oleh:

DEVI NUR HAYATI NIM. 1216.020

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH) FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA

ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TAHUN 2020 M/1442 H

(2)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Zakat Pertanian Kelapa Sawit di Tinjau Dari Hukum Islam ( Studi Kasus di Jorong Sumber Makmur. Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab. Dharmasraya). Yang disusun oleh Devi Nur Hayati, NIM (1216.020) Pogram Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittingg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Zakat Pertanian Kelapa Sawit yang dikeluarkan oleh para petani kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur. Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab. Dharmasraya apakah sudah sesuai dengan Hukum Islam.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Pelaksanaan Zakat Perkebunan Kelapa Sawit yang dilaksanakan oleh para petani kelapa sawit yang ada di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, yang belum sesuai dengan Hukum Islam. Mayoritas warga Jorong Sumber Makmur yang berprofesi sebagai petani kelapa sawit dan memiliki kebun kelapa sawit yang potensinya sudah wajib mengeluarkan zakat, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti sesuaidengan judul diatas.

Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian lapangan (fiel research) yaitu melakukan wawancara dengan teknik snowboll sampling dalam pengumpulan data peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kemudian selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Setelah peneliti melakukan penelitian maka diperoleh hasil sebagai berikut : Mengenai pelaksanaan zakat kebun kelapa sawit di jorong sumber makmur banyak yang belum sesuai karena petani kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya, dalam mengeluarkan zakat pertanian kelapa sawitnya masih belum menggunakan syarat dan ketentuan dalam mengeluarkan zakat pertanian kelapa sawit tersebut. Petani kelapa sawit dalam mengeluarkan zakat pertanian kelapa sawit tidak menggunakan perhitungan nisab dan kadarnyaa. Para petani mengeluarkan zakat tersebut hanya dengan mengira-ngira lalu menyisihkan uang dari hasil perkebunan kelapa sawitnya, kemudian pendistribusian zakat tersebut langsung diberikan kepada yang para petani kelapa sawit rasa berhak menerimanya seperti tetangga yang kurang mampu, anak yatim piatu, orang lanjut usia (lansia) ataupun diberikan kemasjid.

Pemahaman Masyarakat di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya, mengenai zakat pertanian kelapa sawit masih belum sepenuhnya memiliki pemahaman terhadap zakat pertanian kelapa sawit tersebut, sehingga menyebabkan beberapa para petani tidak mengeluarkan zakat pertanian kelapa sawit.

Sedangkan ditinjau dari Hukum Islam Pelaksanaan Zakat Pertanian Kebun Kelapa Sawit di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, belum sesuai dengan Hukum Islam. Karena mereka saat mengeluarkan zakat tidak mengunakan aturan-aturan yang sesuai seperti syarat dan

(3)

iii

ketentuan dalam memperhitungkan nisab dan kadarnya. Dalam mengeluarkan zakat dari perkebunan kelapa sawit para petani kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya, lebih mirip seperti infak ataupun bersedekah karena dalam mengeluarkan zakat tersebut tidak menggunanakan perhitungan nisab dan kadarnya.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT.

Tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah dan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Shalawat beserta salam tidak lupa pula selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju ke zaman yang serba berilmu sepertipada saat ini. Nikmat ilmu pengetahuan ini telah dibuktikan dengan telah selesainya skripsi penulis dengan judul “Pelaksanaan Zakat Pertanian Kelap Sawit Menurut Hukum Islam Studi Kasus Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjanah Hukum pada Program Studi Hokum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Iain Bukittinggi.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak bisa diselesaikan, dan sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mnegucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor Instiut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum beserta bapak-bapak Wakil Rektor, Bapak Dr. Asyari, M.Si, Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag dan Bapak Dr. Miswardi , M.Hum, yang telah memberikan fasiltas kepada penulis selama menjalani pendidikan di IAIN Bukittinggi.

2. Dekan Fakultas Syariah Instiut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Bapak Dr. H. Ismail, M.Ag, beserta bapak-bapak Wakil Dekan, Bapak Dr. Nofiardi, M.Ag, Bapak Dr. BusyroM.Ag, dan Bapak Fajrul Wadi, S.Ag, M.Hum, serta Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Bapak Dr. Beni firdaus , SHI, MA.

(5)

v

3. Pembimbing skripsi penulis, Bapak Adlan Sanur Th, M.Ag. yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini, serta orang tua penulis, Bapak Dadun Lesmana dan Ibu Tutik Nur Istikomah. Dan seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral.

4. Bapak Phil. Aidil Alfin, M.Ag. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan saran, motivasi, dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Pimpinan serta staf perpustakaan yang telah mengizinkan penulis untuk mengakses buku-buku dan referensi yang dibutuhkan dalam menygumpulkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wali Nagari Tabek beserta staff dan seluruh masyarakat Nagari Tabek yang telah memberikan ijin dan memfasilitasi kepada penulis untuk melakukan penelitian di sana.

6. Seluruh pihak yang membantu, baik moral maupun material, seperti teman-teman seperjuangan, dan siapa saja yang telah ikut andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembagan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Hukum Islam.

Bukittinggi. 04 N0vember 2020 Penulis

Devi Nur Hayati NIM.1216.020

(6)
(7)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia baik aqidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Pada dasarnya setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia adalah mencari keridaan Allah SWT.

Salah satu ajaran Islam yang penting adalah zakat, setiap orang Islam memahami bahwa zakat adalah salah satu rukun Islam. Bila kita kembali mengingat rukun Islam, yang pertama adalah membaca dua kaliamat syahadat, Yang kedua adalah shalat, yang ketiga adalah puasa, kemudian rukun Islam yang keempat adalah kewajiban membayar zakat dan yang terakhir menunaikan haji.1

Menunaikan zakat adalah urusan individu, sebagai pemenuhan kewajiban seorang muslim, penunaian kewajiban zakat adalah urusan kepada Allah. Apabila seorang mukmin telah melaksanakan zakat, berarti ia telah beribadah dan melaksanakan kewajiban disisi Allah. Zakat merupakan instrumen sangat penting dan strategi dalam Islam. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalehan dari sisi pribadi, maka zakat berfungsi sebagai sistem sosial kemasyarakatan.

Hubungan vertikal dan horizontal perlu dijaga dengan baik.2

Zakat juga sebagai sebuah instrumen pengaman sosial (social scurity) yang merupakan bagian dari sistem yang terintegrasi dari program pengentasan kemiskinan.

1Arief Mufraini, Akuntansi Manajemen Zakat, (Jakarta : Kencana : 2006), 1

2 M. Ali Hasan, Masail Fiqiyah Zakat Pajak, Asuransi Dan Lembaga Keuangan, (Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada: 1996), 2

(8)

2

Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang sangat fundamental.

Selain berkaitan erat dengan aspek-aspek ketuhanan, juga berkaitan dengan ekonomi dan sosial. Diantara aspek-aspek ketuhanan (transendental) adalah banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan masalah zakat, termasuk diantaranya 27 ayat yang menyandingkan kewajiban zakat dengan kewajiban shalat secara bersamaan. Bahkan rasulullah pun menempatkan zakat sebagai salah satu pilar utama dalam menegakkan agama Islam.3

Zakat adalah ibadah maliyah ijtima’ yang memiliki potensi yang sangat penting, strategis dan menentukan, baik dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat.

Keberadaan zakat dianggap ma’lum min ad-din bi adl dlarurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.4

Dalam bahasa arab, zakat berarti suci, tumbuh, bertambah, dan berkah.

Dengan demikian, zakat itu membersihkan (mensucikan) diri seseorang dan hartanya, pahala bertambah, harta tumbuh (berkembang) dan membawa berkat.

Sesudah mengeluarkan zakat seseorang telah suci (bersih) dirinya dari penyakit kikir dan tamak. Hartanya juga telah bersih, karena tidak ada lagi hak orang lain pada hartanya itu. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103

➔



⚫◆❑

⬧

➔⬧➔

3 Nuruddin Mhd. Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, (Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada: 2006), 1

4Gustian Djuanda, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, (Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada: 2006), 14

(9)

⧫➔◆



◆

◼⧫



⬧❑◼

⬧

⚫

⧫ ☺ ◆



Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS. At-Taubah : 103)

Bersumber dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi waSallam bersabda :

عضاوت امو ازع ا لإ وفعب ادبع الله داز ام و ل ام نم ةق دص تصقن الله هعفر ا لإ للهدحأ ام

Rasulullah SAW : Artinya : “sedekah (zakat) itu tidak mengurangi harta, Allah akan Sabda menambah keilmuan untuk hambanya dan orang yang tunduk, tawadlu’ kepada Allah akan diangkat derajatnya.“(HR. Muslim5)

Bila kita lihat secara lahiriah, maka harta akan berkurang kalau dikeluarkan zakatnya. Dalam pandangan Allah, tidak demikian, karena membawa berkat, atau pahalanya yang bertambah. Kadang-kadang kehendak Allah, bertolak belakang dengan kemauan manusia yang dangkal, dan tidak memahami kehendak Allah. Sekiranya kita menyadari, maka harta yang kita miliki sebenarnyamerupakan titipan dan amanah dari Allah dan penggunaannya pun harus sesuai dengan ketentuan dari Allah.6

Zakat pertanian merupakan potensi yang sangat besar yang bisa dikembangkan. Zakat petanian adalah semua hasil pertanian dan perkebunan yang

5Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Ibadah, (Jakarta : Pustka Al-Kautsar : 2003), 502

6M. Hasan Ali,Zakat Dan Infak (Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika Sosial Di Indonesia), (Kencana : 2006), 16

(10)

4

ditanam oleh msyarakat (petani) secara umum seperti karet, padi, jagung, tebu, buh-buahan, sawit, sayur-mayur dan lain sebagainya.

Zakat yang diwajibkan adalah zakat tanam-tanaman atau buah-buahan dikeluarkan dari hasil pertanian yang diusahakan. Sebelum manusian diciptakan oleh Allah, telah disiapkan terlebih dahulu apa yang diperlukan manusia itu.

Bahkan hasil pertanianlah yang merupakan sumber kehidupan manusia yang paling penting.

Berkenaan dengan hal ini Allah berfirman :

 ⬧⬧◆

→⧫





◆➔◆

⬧



➔⧫

⬧



⧫⬧



Artinya : Sesungguhnya kami Telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-A’raaf : 10)

Bahan dan sarana telah disiapkan oleh Allah, manusia tinggal mengolahnya sesuai dengan keperluannya. Kemurahan Allah dan karunia yang dilimpahkan-Nya, biasanya kurang disyukuri oleh manusia penghuni bumi.

Tanaman apapun yang kita tanam wajib dikeluarkan zakatnya sebagai tanda bersyukur kepada Allah, apabila telah memenuhi syarat-syaratnya. Sebagian manusia baru mau bersyukur apabila diperintah lebih dahulu, dan tidak atas kesadaran sendiri. Sebagai landasannya firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 267

⧫

⧫

❑⧫◆

❑→

⧫ ⧫⬧ 



☺◆

(11)

⧫

⬧





◆

❑☺☺◆⬧



⧫❑→➔ 

⬧◆

⧫

 ❑→☺➔  

 ❑☺◼◆ 





☺



Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Qs. Al-Baqarah Ayat 267)

Perintah dalam ayat tersebut menunjukkan wajib, yaitu wajib mengeluarkan zakat dari hasil bumi yang diolah dan dapat dipahami dari kalimat

“nafkahkanlah” dan kalimat “dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu”.

Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq sama dengan 653kg. ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq= 60 sha’, sedangkan 1 sha’ = 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg atau dibulatkan menjadi 653 kg.

Kadarnya sebanyak 5% jika menggunakan irigasi dan biaya operasional, dikeluarkan 10% jika diairi oleh air hujan dan tidak mengeluarkan biaya operasional.

Seperti hadis Rasulullah Saw :

حضنلاب يقس امييف و رشعلا ايرشع ناك وا نويعلا و ءامسلا تقس امييف ةع امجلا هاور( رشعلا فصن ملسملالاا

)

(12)

6

Artinya : “yang diairi oleh air hujan (tadah hujan) mata air atau air tanah zakatnya 10% sedangkan yang pengairannya dengan penyiraman zakatnya 5%.

(HR. Jama'ah kecuali muslim)7

Jenis harta yang wajib dizakati mengalami perubahan dan perkembangan seiring berjalannya waktu. Usaha pertanian yang dilakukan oleh masyarakat kebanyakan saat ini ialah usaha perkebunan karet, usaha perkebunan kopi, usaha perkebunan kelapa sawit dan lainnya, yang jenis usaha tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi.8 Dalam mengeluarkan zakatnya, menurut mazhab hanafi diqiyaskan kedalam dalam zakat tanaman/pertanian yang nisab zakatnya juga senilai dengan 653kg beras, dibayar ketika panen sebesar 5%.

Dalam zakat pertanian setiap kali panen ada kewajiban zakat apabila sudah mencapai nisab. Salah satu pertanian yang paling dominan sekarang ini yang bisa dilihat adalah pertanian kebun kelapa sawit. Secara teoritis jelas sekali bahwa hasil kelapa sawit wajib dizakati, namun kadang-kadang hal tersebut antara teori dan praktek tidak sejalan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan sejauh mana pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan zakat kelapa sawit. Seperti di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab. Dharmasraya yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani kelapa sawit dan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu dari hasil pertanian kelapa sawit.

Sebanyak 200 kepala keluarga di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, Sebanyak 200 kepala keluarga di

7 Hasan Ayub, Fikih Ibadah ; Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Dengan Sunah Rasulullah Saw, ( Jakarta : Cakra Lintas Media : 2010), 364

8Syauqi Ismail Sahhatih, Penerapan Zakat Dalam Bisnis Modern, (Cv Pustaka Setia : 2007), 222

(13)

Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, yang memiliki kebun kelapa sawit dan memiliki beragam luas kebun kelapa sawit tersebut.

Hasil dari perkebunan kelapa sawit yang didapatkan masyarakat Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, cukup baik. Dengan hasil pertanian tersebut masyarkat Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, wajib mengeluarkan zakat, karena penghasilannya sudah melebihi nisab. Namun pada peraktek menunaikan zakat pertanian, masyarakat Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab.

Dharmasraya sebagian besar petani kelapa sawit belum mengeluarkan zakat pertanian tersebut, meskipun apabila sudah panen hasilnya mencapai nisabnya.

Seperti wawancara observasi yang dilakukan kepada bapak sugi, seorang petani kelapa sawit memiliki kebun kelapa sawit seluas 1(ha) dengan setiap satu kali panen -+ 800 kg9. Namun beliau belum mengeluarkan zakatnya dikarenakan belum memiliki pemahaman mengenai zakat pertanian. khususnya dalam mengeluarkan zakat pertanian kelapa sawit.

Wawancara dengan bapak karman seorang petani kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur, yang memiliki 2(Ha) sama dengan 20.000(m2) dengan penghasilan dalam satu kali panen -+ 1 ton sama dengan 100 kwintal, dalam satu bulan panen dua kali. Bapak karman menjelaskan bahwasanya ia kurang memahami zakat pertanian kelapa sawit, pernah mendengarkan namun kurang

9Sugi, Petani Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Sumber Makmurc: Senin, 21 September 2020, Pukul 20.00 Wib

(14)

8

paham maka bapak karman belum mengeluarkan zakat dari hasil pertanian kebun kelapa sawit yang ia miliki.10

Wawancara dengan bapak sutino seorang petani kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur, yang memiliki 1(Ha) sama dengan 10.000(m2) dengan penghasilan dalam satu kali panen -+ 850kg, dalam satu bulan panen dua kali.

Bapak sutino menjelaskan bahwasanya ia masih bingung dengan zakat pertanian kelapa sawit, sehingga bapak sutino belum mengeluarkan zakat pertanian kelapa sawit.11

Adapun sebagian masyarakat petani kalapa sawit yang mengetahui adanya kewajiban zakat pertanian, pelaksanaan atau pembayarannya hanya sekedarnya saja belum sesuai dengan ketentuan Hukum Islam.

Dari hasil wawancara observasi awal kepada bapak lesmana beliau memiliki luas kebun kelapa sawit seluas 5 hektar yang penghasilannya setiap kali panen ( 2 kali dalam satu bulan ). Penghasilannya kira-kira -+2 Ton, jikalau dikalikan 2.5 Ton = 2.000 kg x Rp1.500 = Rp3.000.000, dalam membayarkan zakatnya bapak lesmana setiap setelah selesai memanen kebun kelapa sawitnya hanya langsung menyisihkan sebagian dari hasil tersebu seperti Rp.100.00 sampai dengan Rp.200.000 tanpa melakukan perhitungan nisab dan kadarnya12

Ibu giati beliau memiliki luas kebun kelapa sawit seluas 750 M, dengan penghasilan kira-kira 7 kwintal bahkan bisa lebih, jikalau dikalikan 7 kwintal =

10 Karman, Petani Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Sumber Makmur : Senin, 21 September 2020, Pukul 20.00 Wib

11 Sutino, Petani Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Sumber Makmur : Rabu, 23 September 2020, Pukul 11.46 Wib

12 Lesmana, Petani Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Sumber Makmur : Sabtu, 4 April 2020, Pukul 19.00 Wib

(15)

700 kg x Rp1.500 = Rp1.125.000 setelah panen ibu giati menyisihkan uangnya Rp. 25.000 tanpa melakukan perhitungan nisab dan kadarnya13

Petani kelapa sawit mengeluarkan zakat tersebut dengan cara langsung memberikan kepada yang dianggap pantas menerima zakatnya. Misalnya langsung diberikan kepada anak

yatim ataupun tetangga yang dirasa kurang mampu dalam prekonomian.

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dari itu penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut terhadap pemahaman, serta pelaksanaan petani kelapa sawit dalam mengeluarkan zakat pertanian pada pertanian kelapa sawit dan mengangkat dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “PELAKSANAAN ZAKAT PERTANIAN KELAPA SAWIT DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus Jorong Sumber Makmur. Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab. Dharmasraya).

B. Rumusan Dan Batasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah :

a. Bagaimana Pelaksanaan zakat kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya?

b. Bagaimana pemahaman masyarakat Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, mengenai zakat pertanian kelapa sawit?

13 Giati, Petani Kebun Kelapa Sawit, Wawancara Pribadi, Sumber Makmur : Sabtu, 4 April 2020, Pukul 19.00 Wib

(16)

10

c. Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap pelaksanaan zakat pertanian kelapa sawit di Jorong Sumber Rawa, Nagari Tabek Kec.

Timpeh Kab. Dharmasraya. ? C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan zakat kelapa sawit di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya?

b. Untuk mengetahui bagaimana Pemahaman masyarakat Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, mengenai zakat pertanian kelapa sawit?

c. Untuk mengetahui bagaimana Pandangan Hukum Islam terhadap pelaksanaan zakat pertanian kelapa sawit di Jorong Sumber Rawa, Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab. Dharmasraya. ?

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk pengembangkan pengetahuan ilmiah di bidang Hukum Islam, khususnya bidang zakat pertanian

b. Untuk menjadi ilmu bagi masyarakat dalam hal mengeluarkan zakat pertanian

c. Untuk menjadi referensi mahasiswa khususnya yang tertarik dengan masalah zakat

(17)

d. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana hukum Islam pada Fakultas Syari’ah dalam Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah Pada IAIN Bukittinggi.

D. Penjelasan Judul

Untuk menghilangkan keraguan dalam memahami judul ini, penulis akan menjelaskan maksud dari judul ini :

pelaksanaan : pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperici, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap.14

Zakat Pertanian : zakat yang dikeluarkan dari hasil pertanian, semua hasil pertanian yang ditanam dengan bibit biji-bijian yang hasilnya daat dimakan oleh manusia dan hewan serta yang lainnya.15

Hukum islam : Hukum Islam atau Syariat Islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunah Rasul. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan Allah SWT untuk umatnya.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian dilakukan oleh Sahrul Aproni (Nim : 1106.016) dengan judul

“Peresepsi Maasyarakat Terhadap Kewajiban Zakat Kelapa Sawit (Studi Kasus Di Desa Pasir Bongkal, Kec. Sungai Lala, Kab. Indragiri Hulu, Riau)” dalam skripsi menjelaskan tentang dalam praktek wajib zakat hasil pertanian, nyatanya masyarakat petani kelapa sawit di Pasir Bongkal tidak mengeluarkan zakatnya.

Masyarakat tidak membayarkan zakat hasil kebun kelapa sawit kepada amil yang

14 Nurdin Usman, Konteks Implementsi Berbasis Kurikulum,(Jakarta : Pt. Grafindo Persada: 2002), 70

15Arief Mufraini,. 85

(18)

12

ada di Desa Pasir Bongkal. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui pandangan masyarakat Desa Pasir Bongkal yang berkebun kelapa sawit terhadap kewajiban membayar zakat hasil kelapa sawit.

Penelitian dilakukan oleh Rahmat Alhafiz (Nim : 1209.006) “Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian (Studi Kasus Dijorong Jalikur Patanangan, Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang)” dalam skripsi menjelaskan bahwa masyarakat Jorong Jalikur Patanangan, Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang dalam mengeluarkan zakat hasil pertanian hanya mengeluarkan hasil dari tanaman padi saja, sedangkan dari hasil tanaman yang lainnya seperti ketela, kacang-kacangan dan jagung masyarakat Jorong Jalikur Patanangan, Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang tidak mengeluarkan zakatnya. Dalam pembayaran zakat hasil pertanian masyarakat tidak menggunakan jasa amil zakat, akan tetapi masyarakat langsung memberikan dan menyerahkan zakatnya secara personal kepada orang yang mereka anggap berhak menerima zakat. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahuibagaimana pelaksanaan zakat hasil pertanian Jorong Jalikur Patanangan, Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang. Dan menganalisi dengan hukum islam terhadap pelaksanaan zakat hasil pertanian di Jorong Jalikur Patanangan, Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang, Agam.

Penelitian dilakukan oleh Ikbal Muslim : (Nim : 1214.018) “Tradisi Pembayaran Zakat Pertanian (Padi) Di Kampung Langgai Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih Ditinjau Dari Presepektif Hukum Islam”. Dalam skripsi ini menjelaskan mengenai tradisi pembayaran zakat padi yang dipraktekkan di kampung langgai nagari gantiang mudiak utara surantih, ada sedikit unik yang

(19)

dilakukan oleh masyarakat mengeluarkan zakat menghimbau atau mengundang orang-orang untuk berdoa di rumahnya dan makan-makan, dan orang yang dipanggil kerumahnya yaitu tetangga-tetangga yang disekitar rumah orang yang berzakat. Kemudian setelah doa dan makan, dan dilanjutkan dengan mambagikan zakat kepada orang-orang yang datang kerumah orang yang berzakat tersebut, dan tidak melihat atau ditentukan orangnya pokoknya siapa saja yang datang selain dari keluarga yang berzakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tata cara zakat pertanian padi di Kampung Langgai Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih.

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode- metode penelitian. dengan kata lain, metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang diergunakan dalam penelitian.16

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan catatan lapangan.

2. Informan

Informan adalah orang yang dijadikan sebagai sumber informasi oleh seseorang yang diduga mempunyai banyak informasi yang dibutuhkan oleh

16Sofyan A. P. Kau, Metode Penelitian Hukum Islam, (Yogyakarta : Mitra Pustaka:

2013), 3

(20)

14

penanya. Fungsi informan yaitu memberikan informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh penanya.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Masyarakat Jorong Sumber Makmur Nagari Tabek Kec. Timpeh Kab.

Dharmasraya.

3. Sumber Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti yaitu petani kelapa sawit dan di Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kec. Timpeh, Kab. Dharmasraya. Berupa data tentang zakat pertanian.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data tambahan informasi yang akan melengkapi data primer, baik itu berupa dari dokumen, arsip, artikel- artikel dan buku-buku atau karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi (peninjauan secara cermat ) merupakan salah satu cara mengumpulkan data dalam penelitian lapangan yaitu dengan mengamati

(21)

secara langsung di lapangan mengenai masalah yang diteliti yaitu mengenai Teknis Pelaksanaan Zakat Pertanian Kelapa Sawit.

b. Wawancara

Berhubung penelitian ini adalah penelitian lapangan, maka teknik dalam pengumpulan data adalah wawancara, yaitu tanya jawab antara penulis dengan masyarakat di Jorong sumber makmur, Nagari Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu data-data berupa lembaran-lembaran, tulisan- tulisan, atau dalam bentuk lain yang dapat menunjang data dalam penelitian. Dokumentasi yang penulis peroleh dalam penelitian ini adalah berupa data statistik Jorong Sumber Makmur, Nagari Tabek, Kec. Timpeh, Kab. Dharmasraya.

5. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode snowboll sampling. Snowboll sampling yaitu suatu pendekatan untuk menemukan informan-informan kunci yang memiliki banyak informasi. Kontak awal akan membantu mendapatkan responden lainnya melalui rekomendasi. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik ini didukung juga dengan teknik wawancara dan survey lapangan.

(22)

16 BAB II

LANDSAN TEORI

A. ZAKAT

Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia baik aqidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. pada dasarnya setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia adalah mencari keridaan Allah SWT. Salah satu ajaran islam yang penting adalah zakat setiap orang islam memahami bahwa zakat adalah salah satu rukun islam. Dan zakat merupakan rukun islam yag ketiga.

Apabila seorang mukmin telah melaksanakan zakat, berarti ia telah beribadah dan melaksanakan kewajiban disisi allah. Kaum muslimin harus memahami teori zakat sebelum melaksanakan prakteknya agar tidak ada kesalahan ketikan akan melaksanakan praktek melaksanakan zakat.

1. Pengertian zakat

Zakat merupkan salah satu rukun islam. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah wajib (Fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat merupakan bentuk ibadah, sama halnya dengan shalat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan al-qur’an dan sunnah. Zakat juga merupakan kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapt berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia dimana pun.

Didalam Al-Qur’an, terdapat 30 ayat yang menerangkan tentang kewajiban berzakat. 27 ayat diantaranya menyandingkan ibadah zakat dengan ibadah shalat, delapan ayat termasuk kedalam kelompok ayat makiyyah, sisanya termasuk kedalam ayat madaniyyah.

(23)

Zakat menurut bahasa berasal dari kata zaka, artinya bertambah dan berkembang. Segala sesuatu yang bertambah dapat dipadankan dengan kata zakat Prof Dr.Abdullah Bin Muhammad Ath-Thayyar dalam kitab az-zakat menjelaskan bahwa zakat secara bahasa (lughat), berarti :

a. Tumbuh, berkembang, dan berkah (HR. At-Tirmidzi) b. Membersihkan atau mensucikan (Q.S. At-Taubah : 103)

Dr. Kholid Abdur Razzaq Al-A’ani menyimpulkan pengertian zakat menurut bahasa yang tertera dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis dengan beberapa pengertian :

a. Tumbuh dan berkembang, sebagaimana perkataan Ali Bin Abi Thalib

“Harta yang akan berkurang apabila dibelanjakan dan ilmu semakin bertambah apabila disampaikan.

b. Suci dan bersih, sebagaimana Firman Allah “Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang mensucikan jiwanya, yaitu orang-orang yang membersihkan dirinya dari dosa-dosanya.” ( Q.S. Asy-Syams : 8) c. Banyak melakukan kebaikan, sebagaimana Firman Allah “Sekiranya

tidaklah karena karnia allah dan rahmat-nya kepada kamu, biscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetai allah membersihkan siapa yang dikehendaki- nya. Dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui.” (Q.S An-Nur : 21)

d. Membersihkan atau mensucikan, sebagaimana firman Allah “ dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta

(24)

18

mensucikan mereka. Sesungghnya engkaulah yang mahaperkasa lagi maha bijaksana. (Q.S Al-Baqarah ;129)

e. Pujian, istilah “ zaka nafsuhu” berarti memuji dirinya, sebagaimana Firman Allah “ Janganlah memuji diri kalian (Q.S An-Najm : 32)

f. Halal dan baik, sebagaimana Firman Allah “Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi kekota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakala makanan yang lebih baik (Q.S Al-Kqahf : 19)

g. Pujian yang baik, saksi yang jujur disebut, “ zakat syahidu” sebagai bentuk pujian

Bagi umat islam, zakat diaggap sebagai sarana bertambahnya harta didunia dengan pengganti dalam bentuk yang lain dan balasan di akhirat. Itulah mengapa zakat menggunakan kata zakat yang sejatinya berarti bertambah.

Jadi, dapat disimpulkan baha zakat memiliki arti tumbuh dan berkembang, bisa juga bermakna mensucikan karena zakat akan mengembangkan pahala pelakunya sekaligus membersihkan dosa-dosanya.17

Definisi zakat menuruthukum syara’, dalam fikih islam menguraikan bermacam-macam definisi mengenai zakat yang diungkapkan oleh para ulama.

Jika diuraikan, definisi zakat tersebut dapat dirangkum dalam beberapa pengertian berikut :

a. Penunaian hak yang diwajibkan atas harta tertentu, yang di peruntukkan bagi orang tertentu yang kewajibannya didasari oleh haul dan nisab.

17Tim Emir, Panduan Zakat Terlengkap, (Erlangga : 2016)., 1

(25)

b. Hak wajib harta tertentu pada waktu tertentu

c. Hak yanhg diajibkan pada sebagian harta tertentu untuk diberikan sebagai hak milik pada sekelompok tertetu ditunaikan pada waktu yang telah ditentukan dengan melepas semua manfaatnya dengan niat karena Allah Ta’ala.

2. Landasan Kewajiban Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah kewajiban atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.18

Dalam Al-Qur’an terdapat 32 buah kata zakat (ةاكزلا), bahkan sebanyak 82 kali diulang sebutannya dengan memakai kata-kata yang sinonim dengannya, yaitu sadakah dan infak, pengulangan tersebut mengandung maksud bahwa zakat mempunyai kedudukan, fungsi dan peranan yang sangat penting.

Dari 32 kata zakat yang terdapat dalam Al-Qur’an, 29 diantaranya bergandengan dengan kata shalat. Hal ini memberikan isyarat tentang hubungan erat antara ibadah zakat dan shalat. Ibadah sholat merupakan perwujudan hubungan dengan Tuhan, sedangkan ibadah zakat merupakan perwujudan hubungan dengan tuhan dan sesama manusia.

Nash Al-Qur’an tentang zakat diturunkan dalam dua priode, yaitu priode makkah diantaranya :

18 Tim Emir., 9

(26)

20

QS. Al-bayyinah ayat 5

⧫◆





➔◆



⧫✓➔

⬧

⧫

◆◆

❑☺◆

❑➔⬧◆ ◼❑◼

◼❑

⬧◆

 ☺⬧ 

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

Selebihnya ayat tentang zakat diturunkan dalam priode madinah diantaranya QS. Al-baqarah ayat 43 :

❑☺◆

◼❑◼

◼❑ ❑➔◆◆

❑➔◆

⧫

⧫✓➔▪



Artinya : dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang- orang yang ruku'[44].

Perintah zakat yang diturunkan pada priode makkah sebagaimana terdapat dalam ayat diatas, baru merupakan anjuran untuk berbuat baik kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Sedangkan yang diturunkan pada priode madinah, perintah tersebut telah menjadi kewajiban mutlak.

Dilihat dari segi kebahasaan, teks ayat-ayat tetang perintah zakat, sebagian besar dalam bentur amr (perintah) dengan menggunakan kata Atu (tunaikan) yang bermakna berketetapan, segera, sempurna sampai akhir, kemudahan, mengantar, dan seseorang yang agung. Kata tersebut bermakna al-

(27)

itha, suatu perintah untuk menunaikan atau membayarkan.

19Seseorang muslim yang enggan membayar zakat padahal memiliki kemampuan untuk membayarnya maka dia tergolong sebagai orang yang berbuat dosa besar. Di akhirat nanti, dia akan dimasukkan kedalam neraka jahanam.

Dalam sebuah hadis dinyatakan, “ Tidaklah seseorang yang menimbun hartanya dan tidak mengeluarkan zakatnya kecuali dia akan dimasukkan ke dalam api neraka jahannam. (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain, ibnu katsir mengungkapkan hadis riwayat imam bukhari dari abu hurairah bahwa rasulullah bersabda “ siapa yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian tidak menunaikan zakatnya, pada hari kiamat dia akan dibangkitkan dengan dikalungi ular berbisa yang sangat ganas karena racunnya dan ditas kedua matanya terdapat tanda hitam pekat. Ular tersebut menjulurkan lidah berbisanya seolah-olah akan menerkam kepalanya sambil berkata “ Aku adalah hartamu yang dulu engkau timbun”.

Bagi mereka yang lalai membayarkan zakat maka siksaan tersebut bukan hanya di akhirt saja melainkan di dunia juga merek rasakan. Jika keenggananya membayar zakat tersebut disebabkan oleh keingkarannya terhadap kewajiban zakat padahal dia tahu zakat itu wajib dan ia tinggalkan maka orang tersebut dianggap sebagai orng kufur.

Di Indonesia, kewajiban zakat masih dalam tataran wajib diniyyah (Wajib menurut agama). Kewajiban zakat belum mencapai pada tataran wajib

19Abdurrachman Qadir, Zakat Dalam Dimesi Mahdhah Dan Social, Jakarta : Pt.

Grafindo Persada : 1998., 13

(28)

22

menurut Undang-Udang Nomor 38 Tahun 1999 Mengeni Pengelolaan Zakat yang didalamnya tecantum dalam pasal 2 “setiap warga negara Indonesia yang Beragama islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat”.20

3. Syarat Wajib Zakat

Zakat diwajibkan kepada orang muslim merdeka (bukan budak) baik laki-laki ataupun perempuan, yang memiliki hak penuh atas harta yang wajib dizakati dan telah mencapai nisab. Oleh karena itu, zakat tidak diwajibkan keada orang kafir, sebab ia tidk mungkin mengeluarkan zakat sementara ia kafir. Namun, ia tetap akan diazab di akhirat sebab ia juga sebenarnya dituntut untuk melaksanakan syariat islam. Sedangkan bagi yang murtad, hartanya ditangguhkan. Jika ia kembali kepada agama islam, maka ia wajib mengeluarkan zakat, jika ia teah mengeluarkan zakat ketika ia masih lam kondisi murtad maka zakat tersebut dikembalikan kepadanya, dan jika ia meninggal dunia dalam keadaan murtad maka hartanya mnjadi milik negara dan disimpan di kas negara (bait al-mal).

Zakat diwajibkan atas beberapa jenis harta dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat ini dibuat untuk membantu pembayar zakat agar dapat membayar zakat hartanya dengan rela hati sehingga target suci disyariatkannya zakat dapat tercapai. Syarat-syarat tersebut adalah :

a. Milik sempurna

20 Tim Emir., 11

(29)

Yang dimaksud milik sempurna adalah kemampuan pemilik harta mentransaksikan barang miliknya tanpa campur tangan orang lain pada waktu datangnya keajiban membayar zakat.

b. Berkembang secara riil atau estimasi

Bahwa harta tersebut harus bisa berkembang secara riil atau secara estimasi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan riil adalah pertambahan akibat perkembangbiakan atau perdagangan. Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan estimasi adalah harta yang nilainya mempnyai kemungkinan bertambah seperti, emas, perak, dan mata uang yang semuanya mempunyai kemungkinan pertambahan nilai dengan memperjualbelikannya.

c. Sampai nisab

Nisab adalah sejumlah harta yang mencapai jumlah tertentu yang ditentukan secara hukum, yang mana harta tidak wajib dizakati jika kurang dari ukuran tersebut. Syarat ini berlaku seperti pada uang, emas, perak, barang dagangan, hasil pertanian, dan hewan ternak.

d. Melebihi kebutuhan pokok

Hal tersebut merupakan kelebihan dari nafkah dari kebutuhan asasi bagi kehidupan muzakki dan orang yang berada dibawah tanggungannya, seperti istri, anak, pembantu dan asuhannya. Artinya bahwa muzakki mencapai batas kecukupan hidup (had alfiyah), orang yang berada dibawah batas tersebut tidak ada kewajiban zakat bagi mereka.

e. Tidak terjadi zakat ganda

(30)

24

Apabila suatu harta telah dibayar zakatnya, kemudian harta tersebut berubah bentuk, seperti hasil pertanian yang telah dizakati kemudian hasil panen tersebut dijual dengan harga tertentu, atau kekayaan ternak yang telah dizakati maka di jual dengan harga tertentu. Dalam hal ini, harga penjualan barang yang telah dizakati maka diakhir haul tidak wajib dizakati lagi agar tidak terjadi zakat ganda pada satu jenis harta. Hal ini sesuai dengan hadis rasulullah saw yang artinya “tidak ada ganda dalam zakat” (HR. bukhari dan muslim).

f. Cukup haul

Haul adalah perputaran harta satu nisab dalam 12 bulan qomariyah (hijriyah). Harta yang tunduk kepada zakat tersebut telah dimiliki selama satu haul secara sempurna.21

4. Harta Yang Wajib Dizakati

Harta yang wajib dizakati ada berkisar antara lima atau enam macam yaitu : zakat diri (jiwa), disebut juga dengan zakat fitrah, zakat kekayaan (zakat al-mal), baik yang beerkaitan dengan barang tertentu seperti hewan ternak, emas dan perak, harta terpendam (rikaz), barang tambang, ataupun yang berkaitan dengan nilai barang, seperti zakat perniagaan.

Zakat berkaitan dengan berbagai jenis harta tersebut tidak lain karena pentingnya harta tersebut. Zakat hewan ternak misalnya, karena banyak manfaat dari hewan tersebut baik untuk keperluan makan, minum, ataupun yang lainnya. Allah berfiman dalam QS. An-Nahl ayat 66

21Hikmat Kurnia, Panduan Pintar Zakat ( Harta Berkah, Pahal Bertambah, Cara Tepat Dan Mudah Menghitung Zakat ) (Agromedia. 2008)., 8

(31)

◆

⬧



➔

◆➔⬧







❑



 ✓⧫

⬧

◆

⧫

 ⬧

 ⧫✓

Artinya : Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.( QS. An-Nahl : 66)

QS. An-Nahl ayat 80

◆

➔

⬧



→❑

⬧

➔◆

⬧



❑➔

❑ ➔

⧫❑⧫ ⧫❑⧫◼

➔⬧

⧫❑⧫◆

◆  →⧫⬧

◆❑

⧫◆

➔◆



➔⧫⧫◆

◼

✓



Artinya : dan allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).(Qs. An-Nahl Ayat 66)

Zakat diwajibkan pda makanan pokok dari hasil pertanian dan buah- buahan karena dapat menguatkan badan, juga dapat memeenuhi kebutuhan

(32)

26

pokok. Oleh karena itu, zakat buah-buahan dikhususkan pada kurma dan anggur, mengingat keduanya dapat berfungsi seperti halnya makanan pokok.

Emas dan perak juga disebut secara khusus karena keduanya merupakan harta yang paling berharga, sedangkan zakat komoditas perniagaan disesuaikan dengan emas dan perak karena yang dijadikan pertimbangan dalam perniagaan adalah nilainya, dan nilai uang ditentukan berdasarkan emas atau perak (dinar dan dirham).

a. Hewan ternak

Hewan ternak dinamkan al-an’am karena banyaknya nikmat Allah yang dianugerahkan kepada hambanya melalui hewan tersebut. Hewan ternak itu mencapai unta, sapi, dan kambing. Unta disebutkan lebih dahulu dari yang lain karena ia hewan yang paling utama bagi bagi bangsa arab.

Syarat wajib zakat ternak ialah :

Pertama : hewan tersebut digembalakan dipadang rumput terbuka

seepanjang tahun, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis shahih tentang ketentuan zakat kambing ternak. Untuk zakat unta dan sapi ternak diqiyaskan dangan zakat kambing tersebut.

Kedua : hewan ternak tersebut dimaksudkan untuk diperoleh susunya,

anaknya, dagingnya, dan tidak untuk dipekerjakan. Hewan yang telah digunakan untuk membajak di ladang tidak wajib dizakatkan meskipun diternakkan.

Ketiga : telah dimiliki satu tahun penuh.

a) Nisab zakat unta

(33)

Nisab Unta

Banyak zakat yang harus dikeluarkan Dari-Sampai

5-9 ekor unta 1 Ekor domba 10-14 ekor unta 2 Ekor domba 15-19 ekor unta 3 Ekor domba 20-24 ekor unta 4 Ekor domba

25-35 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 1 tahun lebih

36-45 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih

46-60 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih

61-75 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 4 tahun lebih

76-90 ekor unta 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih

91-120 ekor unta 2 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih

121-129 ekor unta 3 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih

130-139 ekor unta Sekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) ditambah 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)

140-149 ekor unta 2 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) ditambah 2 ekor anak unta betina ( berumur 2 tahun lebih)

b) Nishab Zakat Sapi Nishab sapi

Banyak zakat yang harus dikeluarkan Dari – sampai

5-9 ekor sapi 1 ekor domba

30-39 ekor sapi Seekor anak sapi jantan atau betina (umur 1 tahun)

40-59 ekor sapi Seekor anak sapi betina (umur 1 tahun) 60-69 ekor sapi 2 ekor anak sapi jantan (umur 1 tahun) 70-79 ekor sapi

Seekor anak sapi betina ( umur 2 tahun) ditambah seekor anak sapi jantan (umur 1 tahun)

c) Nishab zakat kambing Nishab kambing

Banyak zakat yang harus dikeluarkan Dari-sampai

40-120 ekor kambing

1 ekor kambing

(34)

28

121-200 ekor kambing

2 ekor kambing 221-300ekor

kambing

3 ekor kambing

Selanjutnya, setiap bertambah 100 ekor, zakatnya juga ditambah seekor kambing. Tidak boleh mengeluarkan hewan yang cacat, sesuai dengan sabda Rasulullah, “Tidak boleh diambil untuk zakat bintang yang sudah tua maupun yang cacat.” Sebab hewan yang cacat tesebut dapat mengurangi nilai zakat , kecuali jika semua hewan itu sakit, maka boleh mengeluarkan zakat dengannya.

Tidak boleh pula mengeluarkan zakat dengan hewan jantan sedangkan orang tersebut memiliki hewan betina. Namun, jika tidak memiliki hewan betina, maka boleh mengeluarkan zakat dengan hewan tersebut sebagai keringanan baginya.

Zakat hewan ternak milik bersama (Al-Khalithain) zakatnya sama dengan zakat milik satu orang.22

a. Emas Dan Perak

Allah SWT telah mewajibkan zakat pada emas dan perak dengan firmannya :

⧫

⧫

❑⧫◆







⧫

⧫◆

⧫❑➔◆⬧

⧫◆❑



⧫

 ⧫ ⧫◆

22 Abdul Aziz Muhammad Azzam,. 356

(35)



◆

⧫



◆ ⬧◆

  ⧫❑→



➔⧫⬧

  ➔

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (QS. AT-Taubah : 34).

Nishab emas dan perak, zakat emas dan perak ajib dizakati apbila yang bersihnya cukup ssatu nisab, ¼ ( 2 ½ % = ½ misqal= 2,125 gr). Nisab perak 200 dirham (624 gram), zakatnya 1/40 (2 ½ %) = 3 dirham (15,6 gram).

b. Zakat piutang

Orang yang mempunyai piutang banyaknya sampai satu nisab dan masanya telah sampai satu tahun serta mencukupi syarat-yarat yang mewajbkan zakat, juga keadaan piutang itu telah tetap, baik piutang itu dari jenis emas atau perak maupun harta perniagaan. Piutang yang seperti itu wajib dizakati dan wajib mengeluarkan zakatnya bila mungkin membayarnya.

c. Zakat Uang Kertas

Uang kertas merupakan sebagai tanda bahwa yang memegangnya berhak atas emas atau perak sebanyak angkanya, tetapi sekarang uang kertas suda laku di pasar-pasar sebagaimana emas dan perak. Dapat dibelikan oleh apapun dan boleh ditukar dengan perak sembarang waktu dan tempat dengan cepat. Oleh kareena itu uang kertas wajib dizakati apabila mencukupi syarat- syarat wajib zakat sebagai yang telah diterangkan dalam praktiknya.

(36)

30

d. Zakat Lembar Surat Berharga

Lembar surat berharga adalah dokumen-dokumen perbankan yang setara dengan emas, dan disebut oleh kalangan ahli ekonomi sebagai al- ghitha adz- dzahabi. Apabila seseorang muslim memiliki lembar surat berharga (deposit bank) yang nilainya sama dengan 20 mitsqal emas, ia wajib mengeluarkan zakat meurut ukuran nisab.23

e. Zakat hasil tambang

Hasil tambang emass dan hasil tambang perak, apabila sampai satu nisab, ajib dikeluarkan zakatnya pada waktu itujuga dengan tidak disyaratkan sampai satu tahun, seperti pada biji-bijian dan buah-buahan. Zakatnya adalah

1/40 (2 ½ % ).

f. Zakat rikaz (harta terpendam)

Rikaz adalah emas atau perak yng ditanam pada masa jahiliyah (sebelum islam). Apabila kita mendapat emas atau perak yang ditanam oleh kaum jahiliyah itu, wajib kita keluarkan zakatnya pada waktu itu juga, seperti hsil zakat tambang emas dan perak.

Adapun mengenai nisabnya, sebagian ulama berbed pendapat bahwa disyaratkan sampai satu nisab. Pendapat ini menurut mahzab syafii. Menurut pendapat lain , seperti imam maliki, imam abu hanifah serta imam ahmad dn pengikut mereka nisab itu tidak menjadi syarat.24

g. Zakat perhiasan

23 Abdul Aziz Muhammad Azam,. 360

24 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Bandung, Sinar Baru Algensindo : 1994), 202

(37)

Perhiasan ada yang mubah seperti perhiasan wanita dan ada yang haram seperti membuat bejana, sendok, dan lain sebagainya dari emas dan perak.

5. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan mengenai golongan yang berhak menerima zakat diantaranya Allah SWT berfirman dalam QS. AT-Taubahayat 60 yang berbunyi :

☺

→⬧

⧫⬧→

✓☺◆

⧫☺➔◆

◼⧫

⬧☺◆

❑➔➔

◆

⬧

⧫✓⧫◆

◆





◆

⬧  

◆   

⧫





Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].

Ayat diatas menjelaskan bahwa yang berhak dalam menerima zakat terbagi menjadi 8 asnaf atau 8 golongan diantaranya :

a. Orang fakir ( al- fuqara)

(38)

32

Menurut mazhab syafi’I dan hambali al-fuqara adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dia tidak memiliki suami, ayah-ibu, dan keturunan yang dapat membiayainya, baik untuk membeli makanan, pakaian, maupun tempat tinggal (al-zuhaily : 1995 : 280)

b. Orang miskin

Orang miskin ialah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Atau dapat juga diartikan dengan orang yang memiliki pekerjaan atau mampu bekerja, tetapi penghasilannya tidak mencukupi seluruh hajat hidupnya. Mazhab hanafi dan maliki mengatakan “ orang miskin itu lebih sengsara dari pada orang fakir” (al-zuhaily : 1995 : 281)

c. Panitia zakat ( Al-Amil)

Setelah fakir dan miskin golongan ketiga yang berhak menerima zakat ialah amil zakat. Amil zakat atau paniti zakat ialah orang yang bertugas atau bekerja memungut zakat. Panitia ini disyariatkan harus memiliki kejujuran dan menguasai materi hukum zakat. Diantaranya yang dikategorikan kedalam panitia zakat :

1) Orang yang ditugasi mengambil zakat sepersepuluh (al-‘asyir) 2) Penulis (al-kitab)

3) Pembagi zakat untuk para mustahiq-nya 4) Penjaga harta yag dikumpulkan (al-hasyir)

(39)

Tugas amil zakat yaitu melaksanakan pekerjaannya mengumpulkan zakat, tugas mereka diantaranya melakukan sensus terhadap orang-orang yang wajib membayarkan zakat. Kemudian yang bertanggungjawab atas penagihan, penyimpanan uang zakat serta menjaganya dengan amanah.

d. Mu’allaf yang dibujuk hatinya

Golongan mu’alaf adalah ialah merekayang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah terhadap islam. Kemudian terhalang niat jahat mereka terhadap kaum muslimin, atau saling bermanfaat dalam membela dan menolong kaum muslimin.

e. Para budak (riqab)

Mereka yang masih dalam perbudakan dinamai riqab. Maksud riqab dalam al-Qur’an sura at-taubah ayat 60 adalah “ segala mereka yang hendak melepaskan dirinya dari ikatan riqab atau perbudakan”

f. Orang yang memiliki utang (gharim)

Mereka adalah oang-orang yang memiliki utang, baik utang untuk dirinya sendiri maupu tidak untuk dirnya sendiri, baik utang itu digunakan untuk hal yang positif ataupun hal kemaksiatan. Orang yang berhutang digunakan untuk kemaslahatan dirinya harus diberi bagian sesuai dengan kebutuhan untuk membayar huutang. Dan jika ia diberi bagian tetapi tidak dipergunakan untuk membayar utang dari zakat tersebut atau utangnya sudah dibayar oleh oorang lain maka ia harus mengembalikan bagiannya itu, karena ia sudah tidak memerlukanny.

g. Orang yang berjuang dijalan Allah (Fi Sabililah)

(40)

34

Golongan ketujuh ialah orang yang berjuang dijalan Allah, mereka merupakan para pejuang yang berperanag dijalan Allah yang tidak digaji oleh markas komando mereka karena yang mereka lakukan hanyalah berperang.

Menurut empat mazhab, sabilillah ialah orang-orang yang dengan sukrela berperang dalam membea islam. Sedangkan menurut para imam sepeti imam An-nawawi, Ibnu Atsir, Asy Syanqitiy, dan Qadi ‘Iyad, orang – orang yang berada dijalan Allah secara umum , baik yang berperang, yang bekerja disekolah-sekolah ataupun rumah sakit atau pengurus-pengurus masjid dan semua bentuk kemaslahatan umum ialah Fi Sabilillah.

h. Orang yang sedang dalam perjalanan (Ibnu Sabil)

Golongan terakhir yang berhk menerim zakat yaitu golongan Ibnu sabil yaitu irang-orang yang sedang berada dalam perjalanan atau berpergian (musafir) untuk melaksanakan sesuatu hal yang baik. Adapun yng diberikan kepada ibnu sabil yaitu sebesar keperluan biaya yang dipakai untuk kembali ke kampong halamannya.

6. Golongan Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

Sebagaimana telah dijelaskan, orang-orang yang berhak menerima zakat ada delapan golongan. Da orang-orang yang tidak berhak menrima zakat ada lima golongan, sebagaimana penjelasan sebagai berikut :

a. Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan. Sabda Rasulullah Saw :

(41)

ُمِسْق ي وُه و ِعا د وْلا ِةَّج ح يِف مَّل س و ِهْي ل ع ُالله ىَّل ص َّيِبَّنلا ا ي ت أ ا مُهَّن أ ِني دْل ج انآ ر ف ُه ض ف خ و ر ص بْلا ا نيِف ع ف ر ف ا هْنِم ُه لا أ س ف ة ق دَّصلا ْنِإ : لا ق ف

بِس تْكُم ٍّ يِو قِل لا و ٍّ يِن غِل ا هيِف َّظ ح لا و ا مُكُتي طْع أ ا مُتْئِش

Artinya : tidak halal bagi orang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga mengambil sedekah (zakat).(riwayat lima ahli hadis, selain nasai dan ibnu majah)

Ada beberpa pandangan ulama dalam menafsirkan makna orang memiliki harta sampai satu nisab. Mereka mengambil alasan dengan hadis mu’az ketika beliau diutus oleh Rasulullah Saw ke yunan. Sabda Rasulullah Saw.

Artinya : Tatkala rasulullah saw mengutus mu’az ke yaman beliua berkata “ beritahukanlah kepada rakyat yaman, sesungguhnya allah swt telah mewajibkan atas mereka membayar zakat yang dipungut dari orang- orang kaya mereka dan diberikan kepada fakir miskin membutuhkan” ( riwayat jama’ah hadis)

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang kaya itu ialah orang yang mempunyai harta (usaha) mencukupi untuk kehidupnnya sendiri serta orang yang dalam tanggungannya sehari-hari, baik ia mempunyai satu nisab, kurang ataupun lebih. Mereka beralasan dengan hadis berikut, Rasulullah Saw Bersabda :

Artinya : Barang siapa meminta-minta, sedangkan ia mempunyai kekayaan maka seolah-olah ia memperbesar siksaan neraka (atas dirinya) yang mendengar bertanya “apakah yang diartikan kaya itu, ya Rasulullah?” jawab beliau, “ orang kaya ialah orang yang cukup untuk makan tengah hari dan untuk mkan malam .” (Riwayat Abu Dawud Dan Ibnu Hibban).

Sekarang kita tinjau arti “kaya”. Kaya menurut bahasa artinya cukup- cukup tidak dapat dibatasi dengan kadar sedikit atau banyak harta.

a. Hamba sahaya, karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Perkebunan kelapa sawit sebagai sumber bahan baku biodiesel cukup luas, namun pengkajian mengenai potensi perkebunan kelapa sawit untuk sumber bahan baku biodiesel

9. Menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Perkebunan tentang pelaksanaan kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit, pengembangan sumber daya manusia, dan bantuan

Maka penulis memilih judul skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Kelapa Sawit dengan Sistem Kebersamaan (Studi Kasus di Kelompok Tani

Adapun yang menjadi permasalahan dalam praktek penimbangan dalam jual beli buah kelapa sawit di Desa Pasir Utama adalah cara pembeli (toke) dalam pelaksanaan timbangan

HANDYMAN MAKMUR WARUWU: Performa dan Biaya Operasional Mesin Pencacah Pelepah Kelapa Sawit Rancangan UPT Mekanisasi Pertanian Provinsi Sumatera Utara, dibimbing

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, diperoleh hasil bahwa integrasi pakan sapi dengan tanaman kelapa sawit pada lokasi plasma tidak mungkin dilakukan seperti di kebun

Penelitian ini menganalisa nilai warna minyak sawit mentah yang diperoleh dari kebun kelapa sawit yang berada pada ketinggian 800 meter diatas permukaan laut

Gambaran lengkap mengenai pemikiran dapat dilihat pada Gambar berikut ini: Perkembangan Produksi Kelapa Sawit dan Karet Sumatera Utara dan Riau Perbandingan Ekspor Kelapa Sawit dan