i
BIOSKOP DAN GAYA HIDUP MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 1970-1990
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ALVIAN FAKKA B0415035
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2019
commit to user commit to user
ii commit to user commit to user
iii commit to user commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Muhammad Alvian Fakka NIM : B0415035
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Bioskop dan Gaya Hidup Masyarakat Surakarta Tahun 1970-1990 adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.
Surakarta, Juli 2019 Yang membuat pernyataan,
Muhammad Alvian Fakka
commit to user commit to user
v
MOTTO
“If you want to be a good Archeologist, you have to come out of the library!”
- Dr. Jones (Indiana Jones)
“Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata”
- Paman Doblang (W.S Rendra)
commit to user commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Orang tua penulis Bapak Nur Huda, S.Ag dan Ibu Maya Siti Rachmawati yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan serta semangat.
2. Adik penulis Aulia Ahda Fashiha dan keluarga besar yang selalu menghibur dan memberi dukungan.
commit to user commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Bioskop dan Gaya Hidup Masyarakat Surakarta Tahun 1970-1990. Skripsi ini disusun guna untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan baik berupa bimbingan, pengarahan, saran, motivasi, maupun bantuan materi dari berbagai pihak yang berarti bagi penulis. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Warto, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta atas kesempatan yang diberikan selama masa studi.
2. Dr. Susanto, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus atas masukan dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. Suharyana, M.Pd., selaku Pembimbing I Skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Dr. Sudarno, M.A., selaku Pembimbing II Skripsi yang telah memberi masukan dan arahan selama proses penulisan skripsi ini.
5. Segenap dosen Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan dukungan dan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
commit to user commit to user
viii
6. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Perpustakaan Nasional, Dinas Pendapatan daerah Surakarta, Dinas Kebudayaan Surakarta, Dinas Arsip Perpustakaan Surakarta dan Badan Pusat Statistik Surakarta yang telah membantu penulis dalam melakukan penelusuran referensi selama proses penulisan skripsi.
7. Saudara Ari Headbang yang telah memberikan banyak masukan, dan berkenan meminjamkan koleksinya guna membantu tersedianya sumber data untuk penyelesaian skripsi
8. Seluruh narasumber khususnya Pak Edi Kuncoro, Pak Gunadi, Pak Gei Gian, Pak Ananta, Bu Sri Wahyuni, Pak Gunawan, Pak Mufti Raharjo dan Pak Tris yang telah membantu dalam mencari sumber data untuk penyelesasian skripsi.
9. Teman-teman seperjuangan Ilmu Sejarah Angkatan 2015 yang telah memberikan cerita dan pengalaman selama masa studi.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kekeliruan. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini dan penulisan-penulisan serupa di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Surakarta, November 2019
Muhammad Alvian Fakka commit to user
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN ...
HALAMAN PENGESAHAN ...
HALAMAN PERNYATAAN ...
HALAMAN MOTTO ...
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
KATA PENGANTAR ...
DAFTAS ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR ISTILAH ...
DAFTAR SINGKATAN ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ...
ABSTRAK ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Manfaat Penelitian ...
E. Tinjauan Pustaka ...
F. Metode Penelitian ...
1. Heuristik ...
a. Studi Dokumen ...
b. Studi Wawancara ...
2. Kritik Sumber ...
3. Interpretasi ...
4. Historiografi ...
G. Sistematika Skripsi ...
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SURAKARTA A. Kondisi Geografi dan Demografi Surakarta ...
B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Surakarta ...
C. Sarana Prasarana Masyarakat Kota Surakarta ...
D. Religiusitas Masyarakat Surakarta...
E. Budaya masyarakat Surakarta...
BAB III GELIAT PERBIOSKOPAN DI SURAKARTA A. Kemunculan Bioskop di Surakarta
I ii iii iv v vi vii
ix xi xiv
xv xvi xvii xviii 1 5 6 6 6 17 17 18 19 20 20 21 21 23 23 29 32 42 43 51 commit to user 51
commit to user
x
1. Film dan Bioskop Masa Kolonial di Surakarta...
2. Film dan Bioskop Masa Orde Baru di Surakarta...
B. Masa Kejayaan Bioskop di Surakarta...
1. Era Peralihan (Tahun 1950-1970)...
2. Era Kebangkitan Kembali (Tahun 1971-1980)...
3. Era Persaingan Hiburan (Tahun 1981-1990)...
C. Klasifikasi Bioskop dan Film di Surakarta...
1. Klasifikasi Berdasarakan Urutan Pemutaran Film dan Fasilitas..
2. Klasifikasi Berdasarkan Harga Tiket Masuk...
3. Klasifikasi Berdasarkan Besar Pajak Tontonan...
4. Klasifikasi Film Berdasarakan Jumlah Pemutaran Bioskop di Surakarta...
5. Klasifikasi Film Berdasarakan Kelompok Penonton...
D. Upaya Keberlangsungan Bioskop di Surakarta...
1. Promosi Film ...
2. Promosi Produk dan Iklan ...
3. Acara Khusus ...
4. Majalah/Buletin Film ...
E. Kemunduran Industri Perbioskopan di Surakarta ...
1. Kemunculan Jaringan Bioskop 21 dan Cineplex...
2. Persaingan Media Peredaran Film...
BAB IV GAYA HIDUP MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 1970-1990
A. Sumber Inspirasi Gaya Hidup Masyarakat Kota Surakarta……….
1. Majalah...
2. Komik dan Novel...
3. Mainan Anak...
4. Kemasan Produk dan Produk Populer dari Film...
5. Marchendise Film...
6. Musik Populer...
B. Perkembangan Gaya Hidup Masyarakat Kota Surakarta Tahun 1970- 1990 ...
1. Masa Pengenalan (Tahun 1971-1980)...
2. Masa Kecanduan (Tahun 1981-1990)...
BAB V KESIMPULAN ...
DAFTAR PUSTAKA ...
DAFTAR INFORMAN...
LAMPIRAN ...
52 57 66 71 75 77 80 81 85 88 90 94 95 97 101 102 105 105 106 110 112 113
114 117 119 122 124 126 130 134 141 168 171 176 commit to user 178
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1 Jumlah Penduduk Surakarta Tahun 1971- 1990 Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
25
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 1975 - 1990
27
Tabel 3 Jumlah Sekolah Berdasarkan Urutan Jenjang Pendidikan Tahun 1975-1990
33
Tabel 4 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 1975-1990
35
Tabel 5 Jumlah Pengunjung Museum, Kebun Binatang, Tempat Pentas kesenian/ Wayang Orang dan Bioskop di Surakarta Tahun 1980-1990
37
Tabel 6 Jumlah Moda Transportasi Surakarta Tidak Bermotor Tahun 1975-1990
39
Tabel 7 Jumlah Moda Transportasi Surakarta Bermotor Tahun 1975-1990
39
Tabel 8 Jumlah Penduduk Surakarta Berdasarkan Pemeluk Agama
42
Tabel 9 Sarana Ibadah di Surakarta tahun 1975 - 1990 43
Tabel 10 Daftar Jumlah Kelompok Kesenian di Surakarta Tahun 1969-1990
48 commit to user
commit to user
xii
Tabel 11 Daftar bioskop pada tahun 1970-1990 di Surakarta 69
Tabel 12 Klasifikasi Berdasarkan Kelas dan Golongan Bioskop di Surakarta Tahun 1970-1990
82
Tabel 13 Daftar Harga Tanda Masuk Yang Ditentukan Oleh Pemda Surakarta tahun 1979
86 Tabel 14 Data Pajak Tontonan Bioskop Tahun 1979 88
Tabel 15 Jumlah Film Yang Diputar dan Jumlah Penonton Menurut Jenis Film di Kodya Dt.II Surakarta Tahun 1975
90
Tabel 16 Jumlah Film Yang Diputar dan Jumlah Penonton Menurut Jenis Film di Kodya Dt.II Surakarta Tahun 1986
91
Tabel 17 Jumlah Film Yang Diputar dan Jumlah Penonton Menurut Jenis Film di Kodya Dt.II Surakarta Tahun 1990
92
Tabel 18 Perbandingan Film Indonesia dan Film Impor (Jumlah Judul)
131
Tabel 19 Jumlah Kasus Kenakalan Remaja di Surakarta 1978 - 1980
158
commit to user commit to user
xiii
DAFTAR ISTILAH
Bon Rojo adalah sebutan bagi Taman Sriwedari. Masyarakat Surakarta dahulu lebih akrab menyebut Bon Rojo, karena merupakan taman/kebun milik Raja yaitu Sunan Pakubuwana X
Compo sebuah alat pemutar musik atau tape recorder lengkap dengan pengeras suara. Alat pemutar musik yang didesain mudah dibawa kemana saja, karena selain dengan daya listrik dapat menggunakan batu baterai
Filmgoers sebutan untuk para penggemar menonton film
Fonograf mesin pertama yang dapat memainkan dan menyimpan suara dengan menggunakan pita suara dari bahan lilin dan seluloid. Gelombang suara dipancarkan melalui membran ke baut logam (jarum) yang bergetar cepat. Baut akan menggoresi pita di silinder yang berputar hingga bentuknya suara
Gondhez sebutan bagi kelompok atau geng anak muda yang terkenal di Surakarta sejak tahun 1980
Ikonografi Seni untuk melakukan identifikasi, Interpretasi, dan diskripsi dari isi gambar
Kota plesiran kota yang menjadi destinasi wisata atau kota yang menyediakan fasilitas kesenangan dan kepuasan untuk memenuhi kebutuhan psikologis seseorang
Patron-client hubungan antara pemrakarsa / pencipta dengan yang menggunakan, memakai, dan menerapkan
Societeit sebuah tempat yang digunakan oleh orang-orang Eropa di Indonesia sebagai tempat untuk berkumpul, berdansa, berpesta, biliar, dan hiburan lainnya commit to user commit to user
xiv
Stereophonics reproduksi dari suara yang menggunakan lebih dari satu saluran suara dan melalui sebuah susunan konfigurasi pengeras suara yang simetris serta bertujuan untuk mendapatkan suara yang natural
Technicolor menampilkan gambar yang sudah berwarna Theatre tempat pertunjukan film
Vorstenlanden daerah istimewa pada masa penjajahan kolonial Belanda Wayang Purwo salah satu jenis dari wayang kulit yang membawakan
cerita yang bersumber dari kitab mahabharata dan ramayana
commit to user commit to user
xv
DAFTAR SINGKATAN
PERPEXBI Perserikatan Perusahaan Exploitasi Bioskop Indonesia AMPPAI American Motion Picture Producers Ascociiation of
Indonesia
FFI Festival Film Indonesia
DPFN Dewan Produksi Film Nasional
PERFIN Peredaran Film Indonesia
MPEAA Motion Picture Export Association of America OPS Organisasi Perusahaan Sejenis
URHU Urusan Rekreasi Hiburan dan Umum SARBUFIS Sarekat Buruh Film dan Sandiwara
PAPFIAS Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis
HTM Harga Tiket Masuk
AIFEA Asosiasi Importir Film Eropa-Amerika AIFM Asosiasi Importir Film Mandarin AIFNM Asosiasi Importir Film Non-Mandarin
GPBSI Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia
KRAP Komunikasi Radio Antar Penduduk
ORARI Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia RAPI Radio Antar Penduduk Indonesia
IKRAP Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk ITU International Telecommunication Union
commit to user commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1 Sketsa rancangan pembangunan gedung bioskop di dalam Babad Taman Sriwedari
54
Gambar 2 Iklan bioskop pada buku telfon 96
Gambar 3 Kumpulan flayer film Indonesia 98
Gambar 4 Kumpulan flayer film Asing/Impor 98
Gambar 5 Penampakan Iklan Line Bioskop UP 99
Gambar 6 Iklan Poster Kain Bioskop UP 100
Gambar 7 Pertemuan Ananta Pratiknjo dengan Harmoko 109 Gambar 8 Pertemuan Ananta Pratiknjo dengan Sudwikatmono 110
Gambar 9 Majalah Vista 116
Gambar 10 Majalah Film 117
Gambar 11 View Master 120
Gambar 12 Mainan Gambar Umbul yang berisi cerita film King Kong
121
Gambar 13 Buku tulis bagian sampul yang bergambar Jhon Travolta
12
Gambar 14 Koleksi pernak pernik yang berkaitan dengan film 125 Gambar 15 Kaset Tape berisi musik soundtrack film Indonesia 127 Gambar 16 Piringan hitam musik soundtrack Film Grease 128
Gambar 17 Kaset VCD The Blues Brother 128
Gambar 18 Kumpulan majalah musik dan film 129
Gambar 19 Salah satu koleksi kaset kumpulan lagu disko 138 Gambar 20 Potret seseorang mengenakan celana Cutbray di salah
satu kampung di Surakarta
140
Gambar 21 Pemain film Gejolak Kawula Muda sedang commit to user commit to user 146
xvii mempraktekan gerakan breakdance
Gambar 22 Anggota RAPI bersiaga di atas gunung 147 Gambar 23 Plakat Nama Panggil (NP)/ Kolsen di salah satu
rumah di jalan
148
Gambar 24 Peralatan untuk melakukan ngebreak 151
Gambar 25 Poster film “Ali Topan Anak Jalanan” 154 Gambar 26 Potret masyarakat Surakarta sedang ketika terdapat
hajatan
160
Gambar 27 Potret anak muda Surakarta era 80’an mengenakan topi breakdance
164
Gambar 28 Potret seseorang menggunakan jaker kulit diatas motor
165
Gambar 29 Potret Seseorang berkacamata Hitam dan mengenakan Setelan Jas
165
commit to user commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1 Daftar Nama Bioskop di Surakarta Termuat dalam Majalah Jakarta Jakarta
178
Lampiran 2 Koleksi Beberapa Bundel Tiet Bioskop di Surakarta 179 Lampiran 3 Koleksi Pernak-Pernik Film Milik Penggemar Film
Bioskop di Surakarta
180
Lampiran 4 Slebaran Jadwal Pemutaran Bioskop Bioskop di Surakarta
182
Lampiran 5 Bioskop Dhedy (1979) dan Bioskop Ura Patria (1990)
183
Lampiran 6 Iklan Peresmian Bioskop Atrium Bioskop Terbesar di Asia Tenggara Tahun 1989
184
Lampiran 7 Bioskop Surakarta dalam Data Perbioskopan Indonesia Tahun 1984
185
Lampiran 8 Data Statistik Bioskop Jawa Tengah 1989 187 Lampiran 9 Surat Pengukuhan Pengurus GPBSI Surakarta
Tahun 1988
188
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Usaha Bioskop – Bioskop Di Surakarta
189
Lampiran 11 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Tentang Pembinaan Usaha Bioskop
194
Lampiran 12 Potret Masyarakat Surakarta Tahun 1970 – 1990 200
Lampiran 13 Berita dalam Surat Kabar Aktivitas Masyarakat Surakarta Pengaruh Film
202
commit to user commit to user
xix
ABSTRAK
Muhammad Alvian Fakka. B0415035. 2019. Bioskop dan Gaya Hidup Masyarakat Surakarta Tahun 1970-1990. Skripsi Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang pertumbuhan bioskop di Surakarta tahun 1970-1990, (2) masa kejayaan, klasifikasi kelas, keberlangsungan hingga kemunduran bioskop dan film yang ada di Surakarta pada tahun 1970-1990, (3) gaya hidup masyarakat timbul karena keberadaan film yang diputar pada bioskop di Surakarta tahun 1970-1990
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah penelitian sejarah yaitu Heuristik, Kritik Sumber (Kritik Intern dan Kritik Ekstern), Interpretasi data dan tahap terakhir yaitu Historiografi. Sumber penelitian ini didapatkan dari Buku, Majalah, Surat Kabar sezaman, arsip, dan sumber tertulis lain yang berkaitan dengan bioskop (flayer, poster, undangan, tiket, dll) yang ada saat bioskop masih beroperasi. Beberapa keterangan dari hasil wawancara narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini, sangat membantu untuk kelengkapan data yang dibutuhkan.
Berdasarkan analisis dari berbagai sumber yang telah didapat bahwa bioskop merupakan jenis hiburan baru bagi masyarakat Surakarta. Apresiasi masyarakat sangat baik membuat bioskop menjadi ikon modernitas kota Surakarta. Terbukanya kran film import (asing), akibat dari kebijakan pemerintah Orde Baru, membuat banyak pilihan alternatif film yang dapat diputar pada bioskop di Surakarta. Banyaknya ketersediaan film, membuat bioskop di Surakarta dapat tumbuh dari pusat kota hingga ke pelosok kelurahan. Film asing yang menampilkan kemajuan budaya asing, membuat masyarakat lebih senang untuk menonton film produksi asing. Hal itu membuat masyarakat dapat bersentuhan dengan budaya asing melalui sajian film. Film dalam bioskop menjadi acuan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan dunia luar dan gaya hidup yang sedang populer kala itu. Berkembangnya industri pop turut membantu mempopulerkan film, membantu masyarakat memperoleh sumber inspirasi dalam menerapkan gaya hidup. Kemudahan dalam mengulik inspirasi membuat masyarakat dengan mudah untuk larut dalam popularitas gaya hidup yang terjadi pada jamannya. Terbukti dengan perkembangan beberapa macam gaya hidup yang muncul dalam kehidupan masyarakat Surakarta.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa bioskop – bioskop yang pernah menggeliat di Kota Surakarta, membantu masyarakat untuk dapat melihat perkembangan dunia luar melalui sajian film. Melalui film dan kemudahan menemukan sumber inspirasi membuat masyarakat Surakarta dengan mudah dapat menyerap apa yang didapat dari film dan dapat diterapkan sebagai gaya hidup. Film dalam bioskop di Surakarta memunculkan beberapa model gaya hidup di Surakarta. Gaya hidup yang pernah terjadi menjadi bagian dari proses perkembangan masyarakat Surakarta dan menjadi sebuah potret penanda jaman.
Kata kunci : Bioskop, Gaya Hidup, Budaya Pop, Surakarta commit to user commit to user
xx
ABSTRACT
Muhammad Alvian Fakka. B0415035. 2019. Cinemas and Lifestyle of Surakarta Society from 1970 to 1990. Undergraduate Thesis, History Department, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Sebelas Maret.
This study aims to discover (1) the background of cinemas’ development in Surakarta from 1970 to 1990, (2) the heyday, class classification, and continuity to the decline of cinema and film in Surakarta from 1970 to 1990, (3) and the arisen society’s lifestyles due to films screened in cinemas in Surakarta from 1970 to 1990. In accordance with the objectives of this study, the used method of this study are historical research namely Heuristics, Source Criticism (Internal Criticism and External Criticism), data interpretation, and the last stage is Historiography. The sources of this research were obtained from books, magazines, contemporary newspapers, archives, and other written sources (flayers, posters, invitations, tickets, etc.) related to cinemas that were operating at the time. Some information obtained by conducting interview relating to this research completed the data.
Based on the analysis of numerous sources, cinema was the new type of entertainments for Surakarta’s society. The outstanding appreciation by society made cinema as an icon of the modernity of Surakarta’s society. The consent on foreign films, as the result of New Order government policy, provided alternative choices of films that could be screened in cinemas. The myriad films made cinemas in Surakarta developed from the center of the city to remote villages.
Foreign films having featured the advancement of foreign culture made people preferred to watch foreign-produced films. It closed society with foreign cultures through films. At that time, films became the reference for society to follow the development of the outside world and its popular lifestyles. The development of pop industry also helped popularize films and helped people gain inspiration in implementing lifestyles. The ease in finding inspiration eased society to dissolve into the popularity lifestyle occurred at the time. It was marked by the development of diverse lifestyles appeared in Surakarta’s society.
The conclusion of this research shows that flourished cinemas in Surakarta helped society to be able to see the development of the outside world because of films. Throughout films, the ease of finding inspiration made Surakarta’s society easily absorbed what was gained from the film and applied it as their lifestyle.
Films in cinemas in Surakarta arose several lifestyle models in Surakarta. The lifestyle that once happened became part of the development process of the Surakarta’s society and became the age marker.
Keywords: Cinema, Lifestyle, Pop Culture, Surakarta commit to user
commit to user