• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN BOLA LOB PADA ATLET UKM (UNIT KEGIATAN MAHASISWA) BULUTANGKIS STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN BOLA LOB PADA ATLET UKM (UNIT KEGIATAN MAHASISWA) BULUTANGKIS STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN BOLA LOB PADA ATLET UKM (UNIT KEGIATAN MAHASISWA)

BULUTANGKIS STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Angga Firma Nanda 1511040009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA BANGSA GETSEMPENA

BANDA ACEH

2019

(2)
(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Idenfikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Hipotesis Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Hubungan ... 8

2.2 Hakikat Kondisi Fisik ... 8

2.2.1 Pengertian Kondisi Fisik ... 8

2.2.2 Komponen Kondisi Fisik ... 9

2.3 Pengertian Kekuatan Otot Lengan ... 11

2.4 Hakikat Bulutangkis ... 14

2.4.1 Pengertian Bulutangkis ... 14

2.4.2 Teknik Dasar Bulutangkis ... 16

2.5 Hakikat Pukulan Lob Bulutangkis ... 21

2.5.1 Pengertian Pukulan Lob ... 21

2.5.2 Macam-Macam Pukulan Lob ... 23

2.5.3 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Pukulan Lob ... 26

2.6 Hakikat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)... 27

2.6.1 Pengertian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ... 27

2.6.2 UKM Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena .... 29

(4)

x

2.7 Kajian Penelitian yang Relevan ... 31

2.8 Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PendekatanPenelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 36

3.4 Teknik Analisis Data ... 39

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Perhitungan Nilai Rata-Rata ... 43

4.1.2 Perhitungan Nilai Standar Deviasi ... 44

4.1.3 Perhitungan Nilai Kolerasi ... 46

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 48

4.2 Pembahasan Penelitian... 49

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 55

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan mental (UU RI No.

3 Tahun 2005). Sistem keolahragaan nasional merupakan keseluruhan aspek keolahragaan yang saling terkait secara sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Adapun tujuan keolahragaan nasional yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.

Untuk mencapai tujuan nasional tersebut ada 3 ruang lingkup pembinaan dan pengembangan olahraga meliputi: 1) olahraga pendidikan, 2) olahraga rekreasi, 3) olahraga prestasi.

Menurut UU RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 13 yaitu “Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Olahraga prestasi yang dimaksudkan disini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dan potensi diri dari

(6)

2

olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa guna mencapai prestasi. Dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki peran dalam pembinaan dan pengembangan olahraga antara lain dengan melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab, meliputi ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, penghargaan keolahragaan, serta sarana dan prasarana olahraga seperti yang telah banyak dijumpai dan dinikmati fasilitasnya yaitu klub-klub olahraga diberbagai kota diseluruh penjuru Indonesia.

Salah satu pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi yaitu cabang olahraga bulutangkis. Permainan bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan bola dengan tehnik pemukulan yang bervariasi mulai dari yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerak tipuan (Sutono, 2008:1). Diindonesia olahraga bulutangkis sangat digemari dan sudah banyak evant-event yang dilaksanakan tiap tahunnya, hal ini terbukti dengan event-event seperti POPDA, PORDA, dan PON. Sedangkan ditingkat Internasional diantaranya adalah SEA Games, ASEAN Games, dan Olympiade.

Saat ini bulutangkis sudah banyak dikenal dan mulai digemari oleh semua usia, terbukti olahraga ini masuk ke dalam kurikulum yang wajib diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Namun bukan hanya itu saja, bulutangkis saat ini sudah banyak dipertandingkan dalam beberapa event, baik event antar sekolah, Universitas, antar klub maupun antar daerah. Untuk menambah minat dari mahasiwa, kini di masing-masing universitas ataupun kampus memiliki UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis seperti: Universitas Syiah Kuala,

(7)

3

Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Negeri Yogjakarta dan STKIP Bina Bnangsa Getsempena Banda Aceh.

UKM (Unit Kegiatanan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena merupakan salah satu UKM (Unit Kegiatanan Mahasiswa) yang didirikan dengan tujuan utamanya yaitu untuk mencetak atlet pemula hingga professional dan meningkatkan kebugaran jasmani melalui rekreasi olahraga bermain bulutangkis. Dalam pelaksanaan latihannya, mahasiswa banyak mendapat materi teori dan praktek yang mendukung dalam kegiatan olahraga tersebut.

Melalui kegiatan UKM (Unit Kegiatanan Mahasiswa) ini diharapkan mahasiswa mampu memiliki prestasi yang mengharumkan dan membanggakan di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

Dalam permainan bulutangkis dibutuhkan teknik dasar, adapaun macam- macam teknik dasar bulutangkis terdiri dari: teknik memegang raket (grip), teknik mengatur gerak kaki (footwork), teknik menguasai pola-pola pukulan, dan teknik dasar pukulan (stroke). Setelah penguasaan teknik dasar tersebut dikuasai, maka atlet bulutangkis diharuskan menguasai teknik pukulan, diantaranya adalah pukulan service, lob, dropshort, drive dan smash. Pukulan lob adalah pukulan dari atas kepala yang bertujuan memukul shuutlecock tinggi dan jatuhnya digaris ganda belakang.

Pukulan lob banyak digunakan pada permainan tunggal. Lob merupakan pukulan yang mempunyai tujuan sebagai pola pertahanan (defensive) dan penyerangan (ofensive). Lob pertahanan merupakan suatu strategi untuk

(8)

4

mempertahankan diri dari serangan lawan, yaitu dengan melakukan pukulan yang diarahkan melambung tinggi di belakang permainan lawan. Sedangkan lob serang merupakan bentuk strategi penyerangan, yaitu lawan dalam kondisi tidak seimbang atau tidak stabil, dengan melakukan pukulan lob dilakukan dengan cepat dan datar, sehingga lawan tidak mempunyai kesempatan untuk mengambil posisi yang baik.

Pada prinsipnya pukulan lob diarahkan ke lapangan belakang permainan lawan, untuk melakukan pukulan lob yang tinggi dan jauh ke belakang permainan lawan dibutuhkan keterampilan fisik yang memadai. Ditinjau dari tujuan atau penempatan bola pada pukulan lob yaitu diarahkan ke belakang permainan lawan menuntut kerja otot-otot lengan secara maksimal. Pada saat melakukan pukulan lob, otot-otot lengan harus dikerahkan dengan kuat dan cepat dalam satu

rangkaian gerakan yang utuh dan eksplosif. Keterampilan seorang pemain mengerahkan otot-otot lengan secara kuat dan cepat pada pukulan lob, agar menghasilkan pukulan cepat dan tepat antara dapat melaju tinggi jauh ke belakang permainan lawan.

Menurut Uram (1986: 55) kekuatan dasar adalah kemampuan otot atau sekumpulan otot-otot untuk mendesakkan tekanan yang cukup bagi sebagian tubuh yang berhubungan melalui jangkauan yang lengkap dari pergerakan tanpa perlawanan dari suatu otot atau sekumpulan otot yang tidak berhubungan”. Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh baik yang disadari maupun tidak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil

(9)

5

oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil. Menurut Watson (2002: 194) “Otot tidak pernah bekerja sendiri, bahkan gerakan paling sederhana sekalipun memerlukan kerja banyak otot”.

Didalam Permainan bulutangkis kekuatan otot lengan merupakan bagian penting yang dapat menunjang tenaga pendorong pada saat melakukan pukulan.

Semakin besar kekuatan lengan yang dihasilkan oleh pebulutangkis maka semakin jauh pula pukulan yang dihasilkan. Terlebih pada pukulan lob yang menuntut laju shuttlecock yang tinggi dan jatuhnya jauh kebelakang, sehingga membutuhkan

kekuatan lengan yang besar. Semakin besar kekuata lengan, maka semakin jauh pula pukulan lob yang dihasilkan. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan lengan merupakan komponen yang diduga dapat mendukung keberhasilan ketepatan pukulan lob. Diperlukan latihan untuk melatih ketepatan pukulan lob sehingga mereka dapat menghasilkan pukulan lob yang tepat dan jauh ke belakang lapangan permainan lawan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh bahwa banyak atlet yang belum baik dalam melakukan lob. Hal ini juga diakui oleh beberapa mahasiswa yang mengatakan metode latihan yang cenderung kurang. Tampak juga terlihat masih rendahnya tingkat kekuatan otot lengan mahasiswa. Maka dari pada itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh yang berjudul “Hubungan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Bola Lob pada Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh”.

(10)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh masih kurang baik melakukan teknik lob.

2. Metode latihan yang diterapkan di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh masih kurang.

3. Masih rendahnya kekuatan otot lengan atlet pada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan pada penelitian ini adalah: “Hubungan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Bola Lob pada Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan bola lob pada Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: “Hubungan kekuatan otot lengan terhadap

(11)

7

kemampuan bola lob pada Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh”.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan suatu informasi pada bidang ilmu pengetahuan, terutama bidang Ilmu Keolahragaan yang dikaitkan dengan hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan bola lob pada Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh”.

1.6.2 Secara Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan acuan dalam pelaksanaan penelitian di masa yang akan datang.

2. Sebagai acuan dan motivasi untuk berlatih lebih baik lagi agar dapat mencapai prestasi yang maksimal.

3. Sebagai bahan banding atau pertimbangan untuk penelitian-penelitian yang akan datang.

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017:

64). Berdasarkan permasalahhan dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: H1: ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap terhadap kemampuan bola lob pada Atlet UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bulutangkis STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi program Kebun Bibit Rakyat (KBR) di Kecamatan Bambalamotu belum terlaksana secara optimal dalam

Sistem tidak hanya dapat digunakan untuk ujian sekolah melainkan harus dapat mendukung kegiatan belajar mengajar karena sulitnya guru dalam membagikan materi kepada siswa

Dari hasil perhitungan kurva baku pada uji Linieritas di dapatkan nilai regresi Sulfametoksazol yang mendekati 1 yaitu dengan nilai 0,9863 sedangkan untuk Trimetoprim

Dalam politik hukum pembentukan undang-undang, pembuat undang-undang (legislator) harus mengacu pada prinsip konstitusionalisme dalam setiap tahapan proses pembuatan

pertumbuhan dan hasil tanaman, hal ini dapat dilihat dari jumlah buah dan bobot buah pada tanaman tomat dengan perlakuan dosis Trichoderma

Alat & bahan yang digunakan adalah hardware perangkat PC beserta kelengkapannya berjumlah 40 PC dengan Code block atau Borland C++ atau Java SDK dan editor IDE

Serapan tajam dengan intensitas sangat kuat pada bilangan gelombang 1709 pada spektrum IR meperkuat adanya gugus aldehida dimana pada daerah tersebut adalah khas

Karena unit amatan penelitian masih mengacu pada usulan riset pertama yang terkait dengan roadmap penelitian maka sampel yang dipilih meliputi: (1) RTH Jalur Hijau