• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berfokus pada keputusan pembelian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti terdahulu. Hasil dari penelitian tersebut memberikan wawasan terkait dengan teori, ilmu, serta memberikan referensi atau masukan terhadap peneliti selanjutnya. Berikut adalah penjelasan mengenai hasil dari penelitian terdahulu dengan tema keputusan pembelian.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penulias & Judul Variabel

Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian 1 Arianto & Satrio

(2020)

Pengaruh Produk, Harga, Kualitas Pelayanan, Lokasi, Store Atmosphere Terhadap

Keputusan Pembelian KOPISAE

- Kualitas produk (X1)

- Harga (X2) - Kualitas Pelayanan (X3) - Lokasi (X4) - Store

Atmosphere (X5) - Keputusan Pembelian (Y)

Analisis Regresi Liner Berganda

- Kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, lokasi, dan store atmosphere berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian - Kualitas produk menjadi

variabel yang paling dominan yang

mempengaruhi keputusan pembelian.

2 Aminudin (2015) Pengaruh Kualitas Produk, Promosi Dan Store

Atmosfer Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen pada KFC Mega Mas Manado

- Kualitas Produk (X1)

- Promosi (X2) - Store Atmosfer (X3)

- Keputusan Pembelian (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

Kualitas produk, promosi dan store atmosphere

berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian

3 Huang & Dang (2014)

An Empirical Analysis on

Product Image (X1)

Price (X2)

- Analisis Regresi Linier Berganda

- Brand imange, price, product imange,

promotion & advertising, motivation, atmosphere &

(2)

No Penulias & Judul Variabel Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian Purchase Intention

on Coffe Beverage in Taiwan

Product Atributes (X3)

Brand Image (X4) Atmosphere &

Environment (X5) Taste (X6) Healty Benefits (X7)

Motivation (X8) Promotion &

Advertising (X9) Convenience (X10) Purchase Intention (Y)

environment, dan taste merupakan faktor kritis yang mempengaruhi keputusan pembelian - Promotion & advertising

memerankan peran utama untuk menarik pelanggan.

4 Bonaventura (2019)

Pengaruh Store Atmosphere, Kualitas Produk, Kualits Layanan, Persepsi Harga dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen di Coffee Shop Yogyakarta

- Store

Atmosphere (X1) - Kualitas Produk (X2)

- Kualitas Layanan (X3) - Persepsi Harga (X4)

- Promosi (X5) -Keputusan Pembelian (Y)

Regresi Linier Berganda

Store Atmosphere, kualitas produk, kualitas layanan, persepsi harga, dan promosi secara simultan signifikan dan berpengaruh posistif terhadap keputusan pembelian.

5 Hidayat &

Bernardus (2018) The Effect Of Product Quality, Price, Location, And Promotion On Purchasing Decision Of Cafe Consumers And Bledeg Resto In Gresik

- Product Quality (X1)

- Price (X2) - Location (X3) - Promotion (X4) - Purchasing Decision (Y)

Regresi Linier Berganda

- Kualitas produk, harga, dan lokasi (suasana) dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

- Promosi menjadi faktor yang dominan

mempengaruhi keputusan penjualan

6 Hidayat (2015) The Influence Of Product Quality, Price, Store Atmosphere, And

- Product Quality (X1)

- Price (X2) - Store

Atmosphere (X3)

Analisis Regresi Linier Berganda

- Terdapat pengaruh yang positif dari kualitas produk, harga, dan efektifitas promosi

(3)

No Penulias & Judul Variabel Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian Promotion

Effectiveness In Consumer

Purchase Decision Of Flinders Lane Espresso Manado

- Promotion Effectiveness (X4) - Consumer Purchase Decisoin (Y)

terhadap keputusan pembelian.

- Terdapat pengaruh negatif dari Store atmosfer terhadap keputusan pembelian

7 Perkasa et al.

(2021)

Impact Of Service Quality,

Atmosphere Of Store, Price And Word Of Mouth On Purchase Decision In Swiwings, Jember

- Service Quality (X1)

- Store

Atmosphere (X2) - Price (X3) - Word Of Mouth (X4)

- Purchasing Decisions (Y)

Analisis Regresi Liner Berganda

Service Quality, Store atmosphere, Price and Word of Mouth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

8 Djohansjah &

Pratomo (2017) Analisa Pengaruh Store Atmosphere, Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan

Pembelian di Caturra Espresso

- Store

Atmosphere (X1) - Kualitas Produk (X2)

- Kualitas Layanan (X3)

Analisis Regresi Linier Berganda

- Kualitas produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian - Store atmosphere dan

kualitas layanan berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian

- Kualitas produk menjadi variabel yang paling dominan yang

mempengaruhi keputusan pembelian.

9 Nasution (2019) Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Bober Cafe di Kota Bandung

- Store

Atmosphere (X1) - Promosi (X2) Keputusan Pembelian (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

- Store atmosphere dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.

- Store atmosphere memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan pembelian

10 Ong & Sugiharto (2013)

Analisa Pengaruh Strategi

Diferensiasi, Citra Merek,

- Difernsiasi (X1) - Citra Merek (X2) - Kualitas Produk

(X3) - Harga (X4)

Analisis Regresi Linier Berganda

Strategi diferensiasi, citra merek, kualitas produk, dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian

(4)

No Penulias & Judul Variabel Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian KualitasProduk,

dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan di Cincau Story Surabaya

Keputusan Pembelian (Y)

11 Kusumah (2011) Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Waroeng Taman Singosari Di Semarang

Kualitas Produk (X1)

Kualitas Pelayanan (X2) Keputusan Pembelian (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

Kualitas produk dan kualitas pelayanan secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

12 Ni’am (2019) Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Study pada Java Dancer Coffe)

Kualitas Prodk (X1)

Lokasi (X2) Harga (X3) Keputusan Pembelian (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

- Kualitas Produk, Lokasi dan Harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian - Lokasi memiliki pengaruh

yang dominan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan tabel 2.1 di atas, yang menjadi perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian. Objek pada penelitian ini adalah coffee shop Hagaa Kopi Malang. Sedangkan persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabel kualitas produk, store atmosphere, dan promosi terhadap keputusan pembelian.

(5)

B. Landasam Teori 1. Keputusan Pembelian

a. Definisi Keputusan Pembelian

Kehidupan manusia tidak lepas dari melakukan jual beli. Sebelum melakukan pembelian, seseorang biasanya akan melakukan keputusan pembelian terlebih dahulu terhadap suatu produk. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler

& Amstrong (2001) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2007) adalah pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku mana yang ingin dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Dengan demikian hal ini dapat membantu memecahkan masalahnya. Selanjutnya dijelaskan pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan diantara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif serta tindakan perilaku. Pada tahap pertama merupakan pemahaman adanya masalah.

Selanjutnya terjadi evaluasi terhadap alternatif yang ada dan tindakan yang paling sesuai dipilih. Pada tahap selanjutnya, pembelian dinyatakan dalam tindakan yang pada

(6)

akhirnya barang yang telah dipilih atau ditunjuk akan digunakan dan konsumen akan melakukan evaluasi ulang mengenai keputusan yang telah diambilnya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Kotler (2005) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut :

a. Faktor Budaya , faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar.

Sub budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal.

b. Faktor sosial, selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial masyarakat.

c. Faktor pribadi, keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

(7)

d. Faktor psikologis

,

pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama. Faktor-faktor tersebut terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tahap intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi dapat sangat beragam antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama.

c. Tahap – tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005), tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu :

a. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori yang mampu memicu minat konsumen.

b. Pencarian informasi, konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap

(8)

informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin masuk ke pencarian informasi secara aktif : mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok :

1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.

3) Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.

4) Sumber pengalaman : pengenalan, pengkajian, dan pemakaian produk.

c. Evaluasi alternatif , terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen: pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen memandang masing - masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Para konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang berbagai atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.

(9)

d. Keputusan pembelian, dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu, faktor pertama adalah sikap orang lain.

e. Perilaku Pasca Pembelian (Post purchase behavior), setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal – hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

d. Indikator Keputusan Pembelian

Kotler (2009) mengatakan terdapat empat indikator keputusan pembelian yaitu:

1) Kemantapan pada sebuah produk, konsumen melakukan keputusan pembelian setelah mempertimbangkan berbagai informasi yang mendukung keputusan pembelian.

2) Kebiasaan dalam membeli produk, pengalaman dari orang terdekat (orang tua, saudara) dalam menggunakan produk

3) Memberikan rekomendasi kepada orang lain, informasi disampaikan positif kepada orang lain agar tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.

(10)

4) Melakukan pembelian ulang, pembelian berkesinambungan setelah konsumen merasa nyaman akan produk atau jasa yang diterima.

Menurut suprapti (2010), indikator keputusan pembelian meliputi :

1) Prioritas dalam pembelian, prioritas seseorang konsumen untuk membeli terhadap salah satu produk yang dilakukan oleh konsumen.

2) Pertimbangan dalam membeli, pertimbangan seseorang konsumen untuk membeli terhadap produk dengan berbagai pertimbangan dari berbagai alternatif produk yang ada.

3) Kemantapan dalam membeli, konsumenn akan memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ada.

4) Kecepatan memutusakan memilih merek, konsumen percaya dengan keputusannya sehingga konsumen cepat dalam memutusakan merek yang akan dibeli.

5) Kemudahan dalam mendapatkan atau memperoleh merek, keterjangkauan tempat serta banyaknya informasi yang diperoleh, baik dari iklan, maupun dari gerai terdekat dapat mempengaruhi konsumen dalam kemudahan mendapatkan produk.

2. Kualitas Produk

a. Definisi Kualitas Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai

(11)

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat organsisasi, dan ide. Aspek yang perlu diperhatikan mengenai produk adalah kualitas produk.

Menurut Goeth dan Davis yang di ikuti Tjiptono (2005) yaitu kualitas merupakan suatu kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Kotler & Armstrong (2004) menyatakan bahwa kualitas produk berhubungan erat dengan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya, termasuk keseluruhan produk, keandalan, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan perbaikan, dan atribut bernilai lainnya. Jadi kualitas produk merupakan sekumpulan ciri dan karakteristik dari barang dan jasa yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yang merupakan suatu pengertian gabungan dari keandalan, ketapatan, kemudahan, pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk. Produk yang ditawarkan setiap badan usaha akan berbeda dan pasti mempunyai karakteristik yang membedakan produk itu dengan produk pesaing walaupun jenis produknya sama sehingga produk itu memiliki keunikan, keistimewaan, keunggulan dalam meraih pasar yang ditargetkan.

b. Faktor yang mempengaruhi kualitas produk

Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M. Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung pada sejumlah besar kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode

(12)

sebelumnya. Menurut Assauri (2009) ada 9 faktor yang mempengaruhi kualitas produk, yaitu :

1. Market (Pasar) Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.

2. Money (Uang) Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru.

Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam 21 memproduksi disebabkan oleh barang afkiran dan pengulangkerjaan yang sangat serius. Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.

3. Management (Manajemen). Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi

(13)

perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi persyaratan itu. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan.

4. Men (Manusia) Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan seluruh bidang baru seperti elektronika komputer menciptakan suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.

5. Motivation (Motivasi). Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing ke arah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.

6. Material (Bahan) Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya.

(14)

Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.

7. Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik) Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya dapat digunakan sepenuhnya.

8. Modern Information Metode (Metode Informasi Modern) Evolusi teknologi komputer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen.

9. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi) Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk. Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan kehandalan produk.

c. Dimensi kualitas produk

Dalam kaitannya dengan produk, Garvin (1987) ada delapan dimensi kualitas produk yaitu:

(15)

1) Kinerja (performance). Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli.

2) Fitur (features). Karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk.

3) Reliabilitas, yaitu probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadi kerusakan maka semakin andal produk yang bersangkutan.

4) Konformasi (conformance), yaitu tingkat kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti harus sesuai dengan standarnya.

5) Daya tahan (Durability), yaitu jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk.

6) Serviceability, yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi

dan keramahan staf pelayanan.

7) Estetika, yaitu menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (rasa, aroma, suara, dan seterusnya)

8) Percived quality, adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra , merek, atau iklan.

(16)

d. Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin (1987) terdapat indikator kualitas produk diantaranya :

1) Kinerja produk, kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.

2) Fitur produk, karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk.

3) Kesesuaian produk, tingkat kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk.

4) Daya tahan produk, jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti.

5) Keindahan produk, menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (rasa, aroma, suara, dan seterusnya)

6) Percived quality, kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra , merek, atau iklan.

3. Store Atmosphere

a. Definisi Store atmosphere

Store Atmosphere merupakan salah satu unsur dari retailing mix yang juga

harus diperhatikan oleh suatu bisnis ritel yang meliputi tata letak dan suasana. Dengan adanya store atmosphere yang baik, perusahaan dapat menarik konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian. Keseluruhan efek emosional yang diciptakan oleh atribut fisik toko dimana diharapkan mampu memuaskan kedua belah pihak yang terkait, retailer dan para konsumennya. Atmosphere toko yang menyenangkan hendaknya dapat dilihat dari atribut yang dapat menarik ke lima indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan perasa.

(17)

Berman dan Evans (2010) menyatakan bahwa Store atmosphere meliputi berbagai tampilan interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, layanan, musik, seragam, panjang barang dan sebagainya yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membangkitkan keinginan untuk membeli. Melalui suasana yang sengaja di ciptakan, ritel berupaya untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan layanan, harga maupun ketersediaan barang dagang yang bersifat fashionable.

b.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Store Atmosphere

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana cafe menurut Lamb (2012) dapat disimpulkan yaitu :

1. Karyawan: Karakteristik umum karyawan. Sebagai contoh, rapi, ramah, berwawasan luas atau berorientasi pada pelayanan.

2. Jenis perlengkapan tetap (fixture): Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari krom dan kaca tidak tembus pandang). Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan.

3. Musik: Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang konsumen. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko dan menarik atau mengarahkan perhatian konsumen.

4. Aroma: Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih positif,

(18)

menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja, dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan wangi- wangian sebagai perluasan dari strategi eceran.

5. Faktor Visual: Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian.

Warna merah, kuning, dan orange dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan diinginkan. Warna-warna yang menunjukkan seperti biru, hijau, dan violet digunakan untuk membuka tempat-tempat yang tertutup dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga bisa mempunyai pengaruh penting pada suasana cafe.

c. Dimensi Store Atmosphere

Menurut Berman dan Evan (2010), Store Atmoshpere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana cafe yang ingin diciptakan. Elemen- elemen tersebut terdiri dari Exterior, Interior, Store Layout, Interior Display.

1. Exterior (Bagian Depan Toko) meliputi bangunan luar toko dan logo toko.

2. General Interior (Bagian dalam Toko) meliputi pencayahaan, kebersihan, suhu udara, aroma pewangi ruangan, ketersediaan hiburan (musik) dan ketersediaan fasilitas tambahan.

3. Store Layout (Tata Letak Toko) meliputi kerapihan pengelompokan barang dan intensitas arus pengunjung.

4. Interior Display (Penataan Produk) meliputi ketersediaan papan petunjuk dan poster.

(19)

d. Indikator Store Atmosphere

Menurut Nasution (2009) ada 6 indikator Store Atmosphere diantaranya:

1) Tingkat pencahayaan, cahaya ruangan yang pas dan diatur sesuai kondisi ruangan akan membuat penerangan menjadi jelas dan tidak membuat kenyamanan mata terganggu.

2) Daya tarik warna, membuat konsep warna dalam ruangan maupun luar ruangan semenarik mungkin agar lebih terlihat elegan atau unik dan berbeda.

3) Kecocokan musik, memberikan nuansa yang berbeda kepada konsumen melalui musik (musik klasik, pop, keroncong atau instrumen yang menenangkan)

4) Kecocokan aroma, memilih parfum ruangan yang tidak mengganggu (aroma yang menenangkan arau membuat rileks)

5) Kesejukan dalam ruangan, menjaga kondisi suhu ruangan agar tidak panas dan mengganggu kenyamanan konsumen.

6) Tata letak (layout), menata sedemikian rupa posisi interior dan eksterior ruangan agar mempermudah konsumen dan terkesan enak dillihat.

4. Promosi

a. Definisi Promosi

Menurut Tjiptono (2012) promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang berfokus pada upaya menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali konsumen akan merek dan produk perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat

(20)

ditarik kesimpulan promosi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam memasarkan produk atau jasa sehingga dapat menarik untuk membeli produk tersebut, kegiatan promosi harus dirancang semenarik mungkin dan informasi yang disampaikan harus mudah di mengerti oleh masyarakat agar orang yang membacanya dapat tertarik dan mudah dimengerti.

b. Tujuan Promosi

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan promosi tentu tujuan utamanya adalah untuk mencari laba menurut Tjiptono (2012), pada umumnya kegiatan promosi harus mendasarkan kepada tujuan sebagai berikut:

1) Menginformasikan, kegiatan promosi yang bertujuan untuk berusaha menginformasikan konsumen akan merek atau produk tertentu baik itu produk maupun merek baru atau produk dan merek yang sudah lama tetapi belum luas terdengar oleh konsumen.

2) Membujuk, kegiatan promosi yang bersifat membujuk dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian atas produk yang ditawarkan. Perusahaan lebih mengutamakan penciptaan kesan positif kepada konsumen agar promosi dapat berpengaruh terhadap perilaku pembeli dalam waktu yang lama.

3) Mengingatkan, kegiatan promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat, dan mempertahankan pembeli yang akan melakukan transaksi pembelian secara terus-menerus.

(21)

c. Bauran Promosi

Bauran promosi merupakan alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen atau calon konsumen. Bauran promosi menurut Kotler dan Amstrong (2014) bauran promosi adalah perpaduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjual personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan, gabungan dari alat-alat promosi yang dirancang untuk mencapai tujuan serta memberikan informasi yang mengarahkan konsumen untuk terbujuk melakukan pembelian.

Berdasarkan pendapat Kotler dan Amstrong (2014) di atas maka dapat dijelaskan beberapa dimensi dari bauran promosi sebagai berikut:

1) Periklanan (Advertising) , periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi nonpribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu, yaitu tidak hanya perusahaan saja tetapi juga lembaga- lembaga non laba (seperti lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, dan sebagainya) dan individu-individu. Iklan adalah media promosi berupa pesan yang disampaikan kepada khalayak luas dengan tujuan untuk menawarkan suatu produk atau jasa melalui sebuah media yang dapat membujuk untuk membeli.

2) Penjualan Perseorangan (Personal Selling), penjualan perseorangan merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan. Penjualan perseorangan merupakan media promosi

(22)

yang tepat untuk peusahaan dalam menjalin hubungan yang baik dengan para konsumennya. salah satu tujuan tenaga penjual adalah melakukan penjualan dengan bertemu langsung dimana seorang penjual dari suatu perusahaan langsung menemui nasabah untuk menawarkan produknya.

3) Promosi Penjualan (Sales Promotion), promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu barang atau jasa di mana pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Kegiatan promosi yang termasuk dalam promosi penjualan ini misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain.

4) Hubungan Masyarakat (Public Relation and Publicity), hubungan masyarakat berfungsi menumbuhkan hubungan baik anata segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan penengertian dan kemauan baik publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan. Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

5) Pemasaran Langsung (Direct Marketing), pemasaran langsung merupakan hubungan langsung dengan konsumen secara individual yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan langsung dan menumbuhkan hubungan pelanggan yang langgeng. Dalam pemasaran langsung, pihak perusahaan/penjual cenderung mendatangai langsung konsumen untuk menawarkan produk atau jasa mereka.

(23)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa bauran promosi merupakan program komunikasi pemasaran total sebuah perusahaan yang terdiri dari periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya.

d. Indikator promosi

Menurut Kotler (1996) mengenai indikator promosi yaitu:

1) Jangkauan promosi, kemampuan untuk menjangkau konsumen dengan menggunakan berbagai media promosi.

2) Kuantitas penayangan iklan di media promosi, jumlah promosi yang dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi penjualan.

3) Kualitas penyampaian pesan dalam penanyangan iklan di media promosi, tolak ukur seberapa baik promosi yang dilakukan.

Menurut Nasution (2009) mengenai indikator promosi yaitu:

1) Potongan harga, ketepatan program potongan harga dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli.

2) Pemberian kupon, menjalin hubungan yang dekat dengan konsumen dengan memberikan kupon diskon maupun membership untuk menarik konsumen.

(24)

3) Program event atau acara-acara khusus, mengadakan acara khusus yang berkaitan dengan dunia perkopian dan hiburan untuk menarik konsumen.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual berfungsi untuk menggambarkan suatu hubungan antara variabel-variabel pada sebuah penelitian dan menjadi acuan terhadap pembahasan bagi peneliti. Kerangka pikir ini menunjuakan hubungan dari variabel bebas diantaranya kualitas produk sebagai X1, Store Atmosphere sebagai X2, Promosi sebagai X3 , terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Maka hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 kerangka konseptual

Berdasarkan gambar pada kerangka konseptual di atas menunjukan adanya pengaruh Kualitas produk, Store Atmosphere dan Promosi terhadap Keputusan pembelian.

Kualitas produk (X1)

Store

Atmosphere (X2)

Promosi (X3)

Keputusan pembelian (Y)

(25)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada hagaa kopi Malang

Kualitas produk menjadi faktor penting agar produk bisa dikenal luas dan dipercaya oleh konsumen, karena pada akhirnya kualitas dari produklah yang akan dinilai oleh konsumen. Jika perusahaan ingin berkembang apalagi meraih keuntungan maka perusahaan harus memperhatikan kualitas produknya. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Semakin tinggi kualitas produknya maka konsumen akan semakin mantap untuk melakukan keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminudin (2015) variabel kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada konsumen KFC Mega Mas Manado. Semakin tinggi kualitas produk yang dimiliki maka akan semakin besar pula tingkat keputusan pembelian yang diperoleh. Menurut Hidayat (2015), kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Flinders Lane Espresso. Menurut Hidayat dan Bernadus (2018), kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(26)

Hasil penelitian diatas mendukung hubungan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian sehingga peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan penelitian terdahulu sebagai berikut:

H1 : Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Hagaa Kopi Malang.

2. Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada hagaa kopi Malang

Store atmosphere adalah hal yang pertama kali dilihat langsung dan dirasakan

oleh konsumen karena hal tersebut mempengaruhi suasana hati yang nanti akan berimbas pada keputusan pembelian. Variasi produk serta keunikan suasana cafe membuat konsumen akan selektif dalam memilih suatu produk dan tempat untuk berkumpul. Perusahaan harus menciptakan suasana yang mendukung agar konsumen dapat tertarik dan tetap merasakan kenyamanan pada tempat tersebut, maka dengan demikian konsumen akan melakukan keputusan pembelian.

Menurut Hidayat (2015), store atmosphere berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pada Flinders Lane Espresso Manado. Begitu juga menurut Bonaventura (2019), store atmosphere berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dan Nasution (2019), Store atmosphere memiliki penaruh yang lebih besar terhadap keputusan pembelian pada Bober Cafe.berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(27)

H2 : Store atmosphere berpengaruh sigmifikan terhadap keputusan pembelian pada Hagaa Kopi Malang.

3. Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian pada hagaa kopi Malang

Promosi merupakan elemen baruan pemasaran yang berfokus pada upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali akan merk dan produk perusahaan. Promosi yang terarah dengan menginformasikan keunggulan atau kebaikan dari produk atau jasa dapat menarik minat konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Semakin baik promosi yang dilakukan maka konsumen akan semakin mantap untuk melakukan keputusan pembelian.

Menurut Nasution (2019) Promosi berpengaruh secata signifikan terhadap keputusan pembelian pada Bober Cafe. Menurut Hidayat (2015), promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pada Flinders Lane Espresso Manado.

Dan menurut Huang & Dang (2014), Promotion & advertising memerankan peran utama untuk menarik pelanggan.

Hasil penelitian diatas mendukung hubungan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian sehingga peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan penelitian terdahulu sebagai berikut:

H3 : Promosi berpengaruh sigmifikan terhadap keputusan pembelian pada Hagaa Kopi Malang.

(28)

4. Apakah Kualiatas produk, store atmosphere dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Kualitas produk, store atmosphere, dan promosi memiliki peranan yang penting untuk proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk. Perusahaan dapat eksis dan bertahan bila mempunyai produk-produk yang berkualitas dibandingkan dengan pesaingnya. Store atmosphere merukapan salah satu komponen yang sangat penting dalam sebuah cafe dan coffee shop. Store Atmosphere yang baik dan nyaman akan menciptakan kenyamanan bagi konsumen sehingga konsumen ingin berlama-lama di dalam kedai dan kemudian mempengaruhi keputusan pembelian. Dari hasil penelitian Hidayat & Bernadus (2018) kualitas produk, harga, store atmosphere dan promosi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada cafe dan resto Bledeg Gresik. Begitu juga menurut Bonaventura (2019), Store atmosphere, kualitas produk dan promosi secara simultan signifikan dan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian di coffee shop Yogyakarta.

Menurut Aminudin (2015), secara bersamaan kualitas produk, store atmosphere, dan promosi berpengaruh positive terhadap keputusan pembelian, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan penelitian terdahulu sebagai berikut:

H4: Kualitas produk, store atmosphere, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Hagaa Kopi Malang.

(29)

5. Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Kualitas produk merupakan salah satu point penting untuk mendapatkan kepercayaan bagi konsumen. Konsumen akan melakukan keptusan pembelian secara terus menerus jika produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Semakin tinggi kualitas pasa suatu produk makan akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Djohansjah & Pratomo (2017) kualitas produk menjadi faktor yang doniman dalam keputusan pembelian.

Menurut Arianto & Satrio (2020) kualitas produk menjadi faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian.

H5 : Kualitas produk memiliki berpengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian pada Hagaa Kopi Malang.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  No  Penulias & Judul  Variabel
Gambar 2.1 kerangka konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingkan mahluk hidup lainnya. Allah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada hamba-Nya

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dari gambar Karikatur Cicak vs Buaya dalam Surat Kabar Jawa Pos Edisi 17 September 2009

Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis instrumen pengukuran kekuatan pukulan berbasis peredam kejut ( shock breaker ).Analisis pengukuran pukulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh citra merek, promosi, kualitas produk secara simultan terhadap minat beli ulang konsumen, 2) pengaruh citra merek

Perseroan sebelumnya telah memiliki penyertaan masing-masing sebesar 900/o (sembilan puluh persen) dalam HPAM dan89,73o/o (delapan puluh sembilan koma tujuh puluh tiga

Pengetahuan produk akan menjadi sumber bagi konsumen untuk terciptanya rasa percaya pada produk, dengan adanya pengetahuan tentang produk konsumen akan mengetahui dan percaya

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah hasil uji secara simultan (Uji F) menyimpulkan bahwa secara

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai diantaranya apakah etos kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Fakultas Keguruan