1/15
APLIKASI PELAYANAN IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME SECARA ONLINE DALAM RANGKA PERCEPATAN PROSES PELAYANAN PERIZINAN DI DINAS
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BLORA
Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan LXXXV
Tahun : 2017
Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Pelayanan Publik
Inovator : Edy Wibowo, S.STP, MM Jabatan : Kasi Non Perijinan
Instansi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Latar Belakang
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora dibentuk Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blora yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora. Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terdiri dari:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Program dan Keuangan; dan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim Penanaman Modal dan Promosi, membawahkan :
2/15
a. Seksi Perencanaan Penanaman Modal;
b. Seksi Pengembangan Iklim Penanaman Modal; dan
c. Seksi Promosi Penanaman Modal.
4. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Sistem Informasi, membawahkan:
a. Seksi Pemantauan dan Pelaksanaan Penanaman Modal;
b. Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal; dan
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
5. Bidang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, membawahkan:
a. Seksi Non Perizinan;
b. Seksi Perizinan; dan
c. Seksi Pengaduan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Blora Nomor 64 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan
3/15
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bekedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok :
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bupati di bidang penyusunan, perencanaan, perumusan kebijakan, pelayanan, pengendalian, pengawasan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
Fungsi :
a. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
Visi :
Terwujudnya Pelayanan Pro Investasi Melalui PTSP yang Mudah, Cepat, Terbuka dan Transparan.
Misi :
1. Meningkatkan pelayanan perencanaan investasi yang terintegral;
2. Menciptakan iklim penanaman modal;
4/15
3. Mewujudkan promosi investasi daerah;
4. Mewujudkan pengolahan data penanaman modal dan informasi yang terpadu;
5. Mewujudkan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; serta
6. Menciptakan PTSP yang mudah, cepat, terbuka dan transparan.
Seksi Pelayanan Non Perizinan berada di bawah lingkup Bidang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Seksi Pelayanan Non Perizinan mempunyai tugas pokok dan fungsi :
a. Menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan pada Seksi Pelayanan Non Perizinan berdasarkan program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program kerja sesuai dengan rencana;
b. Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Seksi Pelayanan Non Perizinan;
c. Membagi tugas, memberi petunjuk, dan membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk pemerataan dan kelancaran pelaksanaan tugas secara benar;
d. Meneliti, memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
e. Menyusun bahan kebijakan teknis Seksi Pelayanan Non Perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan petunjuk teknis sebagai bahan kajian pimpinan;
f. Menyiapkan bahan koordinasi penyelenggaraan pelayanan Izin Prinsip, izin penanaman modal, izin pemanfaatan penggunaan tanah, izin mendirikan bangunan, izin gangguan dan izin penggunaan aloon-aloon, serta pelayanan non perizinan berdasarkan pendelegasian kewenangan, serta
mengkoordinasikan tim teknis sesuai dengan bidang tugasnya;
g. Melaksanakan penyusunan pedoman petunjuk teknis dalam rangka pemberian perizinan sesuai dengan bidang tugasnya dan peraturan yang berlaku;
h. Melaksanakan penelitian dan penilaian terhadap persyaratan dan kelengkapan lain sesuai dengan permohonan perizinan yang lain;
5/15
i. Melaksanakan peninjauan lapangan dalam rangka evaluasi persyaratan dan kelengkapan lain terhadap pengajuan permohonan perizinan;
j. Menyiapkan bahan koordinasi pelayanan perizinan dengan instansi terkait;
k. Menyiapkan bahan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan pelaksanaan pelayanan administrasi terpadu kecamatan di bidang pelayanan non perizinan;
l. Melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahan berdasarkan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka peningkatan karier, pemberian penghargaan dan sanksi;
m. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Non Perizinan berdasarkan program kerja agar sesuai dengan target hasil;
n. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan Non Perizinan sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas; dan
o. Malaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Blora Nomor 72 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Blora Nomor 10A Tahun 2011 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perizinan dan Non Perizinan di Kabupaten Blora, kewenangan perizinan dan non perizinan yang sudah dilimpahkan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora sejumlah 17 Perizinan, salah satunya adalah Izin Penyelenggaraan Reklame. Izin penyelenggaraan reklame adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Sedangkan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.
Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini, maka setiap orang atau badan yang mempunyai suatu usaha, akan memperkenalkan dan mempromosikan barang atau usahanya. Keberadaan media reklame sebagai salah satu alat promosi suatu produk perlu diadakan penataan dan pengaturan reklame dengan memperhatikan aspek tata ruang dan sosial budaya yang bertujuan untuk menciptakan keindahan, kenyamanan dan ketertiban.
Pelaksanaan perijinan reklame di Kabupaten Blora diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2015 tentang Izin Penyelenggaraan Reklame.
6/15
Pelayanan Izin Penyelenggaraan Reklame merupakan elemen dari pelayanan perizinan yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora yang merupakan salah satu tugas pokok dari Bidang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu. Sedangkan secara teknis pelayanan izin
penyelenggaraan reklame dilaksanakan oleh Seksi Pelayanan Non Perizinan.
Terkait pelaksanaan tugas pokok penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan izin penyelenggaraan reklame sampai dengan saat ini masih belum optimal dikarenakan didalam pemberian pelayanan perijinan masih dilakukan secara manual sehingga masih kurang efektif dan efisien. Dikatakan belum efektif dan efisisen dikarenakan pemohon harus melalui beberapa Instansi terkait didalam pengurusan izinnya. Sebagai contoh bahwa seorang pemohon izin untuk pengurusan izin penyelenggaraan reklame harus datang ke Dinas Penanaman Modal dan PTSP, sedangkan untuk pembayaran pajak reklamenya masih di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Blora. Selain itu didalam pelayanan perizinan reklame juga melibatkan tim teknis dari beberapa Instansi tekait dalam rangka
pembahasan permohonan perizinan dari warga masyarakat. Bayangkan saja untuk pemrosesan izin penyelenggaraan reklame Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blora harus menjadwalkan dan mengundang tim teknis terkait untuk rapat membahas permohonan izin tersebut. Hal ini sangat tidak efektif bila terkait dengan waktu dan biaya karena izin reklame belum bisa langsung diproses dikarenakan harus menunggu pembahasan oleh tim teknis terkait.
Selain terkait dengan keberadaan tim teknis tersebut, kita juga dihadapkan pada kurangnya pemahaman masyarakat terhadap prosedur dan mekanisme perizinan reklame di Kabupaten Blora. Sebagai contoh bahwa warga masyarakat pemohon izin, beranggapan bahwa apabila mereka sudah membayar pajak reklame maka sudah dianggap legal dan berizin. Padahal di dalam paraturan yang berlaku mereka harus mengajukan izin terlebih dahulu baru melakukan pembayaran pajak di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Blora.
Hal ini juga ditambah dengan adanya pemahaman dan anggapan dari pihak stake holder terkait dalam hal ini Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Blora, bahwa mereka akan menerima pembayaran pajak tersebut tanpa mempertimbangkan pemohon sudah mengurus izin maupun belum mengurus izin penyelenggaraan reklame. Karena belum adanya kesepahaman ini maka sampai saat ini belum didapatkan data base yang valid terkait keberadaan reklame di Kabupaten Blora, sehingga apabila Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blora beserta Satpol PP akan melakukan penindakan terhadap reklame yang tidak berizin selalu mengalami kesulitan.
Ketimpangan atau perbedaan antara jumlah pembayar pajak reklame dengan jumlah pemohon izin reklame dapat kita sajikan dalam tabel sebagai berikut ini :
Tabel 1. Data Perbandingan Jumlah Reklame yang berizin dan Reklame yang membayar Pajak.
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
7/15
1 Reklame yang berizin. 106 sudah bayar pajak
2 Reklame yang membayar Pajak. 3049 (berizin dan tidak
berizin)
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blora dan BPPKAD Kabupaten Blora Tahun 2016.
Dari tabel data di atas dapat kita lihat bahwa selama ini yang terjadi di Kabupaten Blora di dalam mekanisme dan prosedur pelayanan perizinan khususnya izin penyelenggaraan reklame belum berjalan dengan baik, dikarenakan belum ada kesepahaman dan koordinasi yang baik antara stakeholder terkait dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blora dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Blora serta Satpol PP Kabupaten Blora.
Adapun proses pelayanan izin penyelenggaraan reklame sebagai berikut:
1. Pemohon datang ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk melakukan pendaftaran dengan menyerahkan berkas permohonan izin;
2. Kemudian petugas front office menerima dan mengecek berkas persyaratan serta memberikan tanda bukti penerimaan berkas;
3. Setelah berkas diterima Front office, kemudian akan diserahkan kepada kepala seksi untuk dikoreksi dan diteliti apakah perlu dilakukan ceking lapangan atau langsung bisa diproses untuk diterbitkan Izin;
4. Untuk yang memerlukan ceking lapangan, selanjutnya akan diagendakan untuk rapat oleh tim teknis dan peninjauan lapangan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemrosesan lebih lanjut;
5. Selanjutnya Petugas Back Office (operator) akan memroses untuk diterbitkan SK;
6. Setelah diterbitkan SK kemudian dimintakan pengesahan/penanda tanganan kepada Kepala Dinas DPMPTSP;
7. Setelah berkas ditandatangani kemudian diserahkan ke petugas penyerahan berkas untuk diserahkan ke pemohon;
8/15
8. Setelah berkas diterima oleh pemohon, kemudian pemohon izin baru bisa melakukan pembayaran pajak reklame di BPPKAD.
Dariuraian di atas dapat dijelaskan bahwa proses pelayanan izin reklame yang dilakukan secara manual masih kurang afektif dan efisien karena hal-hal sebagai berikut :
1. Pemohon masih harus datang sendiri untuk melakukan pendaftaran;
2. Pemohon yang domisilinya di luar kota selama ini ada yang datang hanya untuk menanyakan berkas persyaratan, kemudian setelah itu pemohon pulang untuk melengkapi berkas persyaratan dan mengajukan permohonan izin dilain waktu. Permohonan yang sudah diajukan oleh pemohon tidak bisa langsung diproses pada hari itu juga karena harus menunggu diagendakan rapat dengan tim teknis perizinan. Setelah dilakukan pembahasan bersama oleh tim teknis untuk menentukan
disetujui/tidak, baru bisa dilakukan pemrosesan permohonan izin. Hal ini sangat tidak efektif dan memerlukan waktu yang relatif cukup lama karena pemohon harus datang beberapa kali untuk mengurus izin reklamenya.
3. Setelah berkas diterima petugas front office, pemohon belum bisa menunggu izin untuk bisa diterbitkan pada hari itu juga, sehingga masih harus menunggu beberapa hari untuk pemrosesan berkas;
4. Setelah izin jadi, pemohon baru bisa mengambil surat keputusan Izin Penyelenggaraan Reklame untuk selanjutnya melakukan pembayaran pajak reklame di BPPKAD. Hal ini sangat tidak efektif Karena pemohon tidak bisa langsung membayar pajaknya di satu tempat dan harus membayar ke instansi yang lain.
Terkait permasalahan di atas diperlukan suatu terobosan atau inovasi yang dapat memperbaiki pelayanan administrasi Izin penyelenggaran reklame sehingga pelayanan menjadi lebih efektif, efisien, mudah, cepat dan pemohon tidak perlu datang berkali-kali serta untuk menyediakan data base yang valid terkait keberadaan reklame di Kabupaten Blora. Hal ini sesuai dengan Visi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora yaitu terwujudnya pelayanan pro investasi melalui PTSP yang mudah, cepat, terbuka dan transparan.
Untuk menentukan prioritas masalah dan inovasi dari permasalahan tersebut di atas selanjutnya kami menggunakan analisis Levitt’s Diamond. Analaisis Levitt’s Diamond, didasarkan pada prinsip bahwa organisasi memiliki 4 komponen yang semuanya saling ketergantungan yaitu task, people, structure, technologi. Perubahan pada satu komponen akan mempengaruhi tiga komponen lainnya. Dengan pendekatan ini, sebelum mengadakan perubahan salah satu dari empat komponen, kita harus mengevaluasi dampak terhadap tiga komponen lainnya.
Dari analisis dengan model Levitt’s Diamond di atas ada beberapa komponen yang paling perlu diintervensi terkait dengan pelayanan izin penyelenggaraan reklame di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora sebagai berikut:
1. Pelaksanaan proses pelayanan izin reklame masih dilakukan secara manual, sehingga prosesnya masih kurang efektif dan efisien serta masih memerlukan waktu yang relatif cukup lama;
9/15
2. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi antara instansi pemberi izin dengan instansi tempat pembayaran pajak serta instansi yang melakukan pengawasan dan penindakan;
3. Adanya reklame yang sudah membayar pajak akan tetapi belum mengurus izinnya;
4. belum adanya penyediaan data base yang akurat terkait keberadaan reklame yang sudah berijin/belum berijin, sehingga menjadi kendala apabila akan dilakukan penindakan oleh satpol PP;
5. Kurang memadainya kompetensi sumber daya manusia dalam melaksanakan pelayanan Izin reklame; serta
6. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pelayanan kepada masarakat.
Untuk memperluas cakrawala pengetahuan terkait penyusunan program perubahan pada tanggal 10 s.d 13 April 2017 dilakukan kunjungan benchmarking ke Kota Batu yaitu ke Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu. Dari kunjungan tersebut didapatkan fakta bahwa ketiga instansi yang dikunjungi telah melakukan beberapa inovasi untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.
Khusus Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu banyak memanfaatkan Teknologi Informasi (IT) untuk mendukung kinerjanya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT) yang telah dilakukan meliputi:
1. Pemanfaatan Smart City untuk mewujudkan smart agriculture yaitu memanfaatkan teknologi informasi untuk dapat menginformasikan serta mempromosikan hasil pertanian di Kota Batu kepada pembeli/konsumen secara langsung, sehingga petani akan dapat berhubungan dan berkomunikasi langsung dengan konsumen tanpa harus menjual hasil pertanianya kepada tengkulak dengan harga yang relatif murah;
2. Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (IT) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu dapat memantau perkembangan tanaman mulai dari masa tanam, masa berbuah sampai dengan waktu panen dengan cara menugaskan para penyuluh pertanian untuk terjun langsung ke lapangan mendampingi para petani sekaligus melaporkan perkembangannya melalui aplikasi berbasis IT.
3. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu juga sudah mengembangkan sistem pertanian terpadu yaitu pertanian dengan berbagai jenis varietas tanaman yang dikombinasikan dengan peternakan dan perikanan. Sistem pertanian ini sudah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan digantikan dengan pupuk organik dari kotoran kambing dan ayam yang diolah menjadi pupuk kompos dalam rangka menuju pertanian yang ramah lingkungan.
10/15
Berdasarkan hasil diagnosa organisasi dan nilai-nilai dari benchmarking, inovasi “Aplikasi Pelayanan Izin Penyelenggaraan Reklame Secara Online Dalam Rangka Percepatan Proses Pelayanan Perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora” dipilih Project Leader sebagai inovasi perubahan pada permasalahan yang dihadapi. Diharapkan dari inovasi perubahan yang dilakukan dapat dicapai suatu pembenahan atas beberapa permasalahan sehingga terwujud peningkatan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Manfaat
1. Bagi Project Leader:
a. Sebagai salah satu syarat kompetensi dalam penyelesaian Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV angkatan 85 tahun 2017.
b. Sebagai salah satu inovasi didalam mengembangkan potensi dan kemampuan diri dalam menjalankan tugas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora.
c. Menjadi dasar penentuan kebijakan strategis bagi stakeholder.
2. Bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan publik terhadap implementasi Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
b. untuk memperbaiki sistem administrasi pelayanan izin Penyelenggaraan reklame di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blora.
3. Bagi Reformasi Birokrasi:
a. Meningkatnya Kinerja Pegawai;
b. Mendukung transparansi dan akuntabilitas pelayanan.
11/15
4. Bagi Stakeholders:
a. Terbukanya akses informasi secara mudah tentang Izin Penyelenggaraan Reklame;
b. Mempermudah koordinasi dalam melaksanakan pelayanan perizinan Reklame.
5. Bagi Masyarakat Dunia Usaha:
a. Adanya kepastian waktu dalam pengurusan izin penyelenggaraan reklame;
b. Adanya kemudahan dalam pengurusan perizinan;
Adanya kemudahan dalam mengakses informasi perizinan.
Milestone
NO TAHAPAN OUTPUT JANGKA WAKTU
A
JANGKA PENDEK
Pembuatan Aplikasi Pelayanan Izin Penyelenggaraan Reklame secara online.
12/15
1.
Rapat persiapan Proyek Perubahan:
a. Menyusun dan Menyiapkan Materi Rapat;
b. menyiapkan surat undangan dan daftar hadir;
c. Rapat curah pikir stakeholders Internal;
d. Penandatanganan kesepakatan dukungan stakeholders Internal.
Terlaksanannya rapat persiapan proyek perubahan dan dukungan stakeholders Internal.
3 hari (minggu V April 2017)
2.
Pembentukan Tim Efektif:
a. Inventarisasi calon anggota Tim;
b. Penyusunan draft SK Tim Efektif;
c. Perumusan dan pembagian tugas Tim Efektif;
d. Pengesahan draf SK Tim Efektif;
e. Rapat penjelasan Tim Efektif.
Terbentuknya Tim Efektif dengan SK Kepala OPD serta uraian tugas.
3 hari (Minggu V April 2017 - minggu I Mei 2017)
13/15
3
Membangun MoU dengan Pihak III :
a. Penyusunan draft MoU;
b. Penandatanganan MoU.
Tercapainya MoU antara Project Leader dengan Pihak III
2 hari (minggu I Mei 2017)
4
Pembuatan Aplikasi:
a. Pengumpulan data-data terkait aplikasi yang direncanakan;
b. Analisis data;
c. Perancangan;
d. Pengujian;
e. Analisis hasil pengujian;
f. Perbaikan aplikasi.
Terwujudnya Aplikasi
15 hari (minggu II Mei – minggu V Mei 2017
5
Ujicoba pengoperasian aplikasi:
Ujicoba pengoperasian aplikasi.
Terlaksananya uji coba aplikasi
3 hari (minggu V Mei – minggu I Juni 2017)
14/15
6
Bimtek pengoperasian aplikasi untuk petugas pelaksana izin reklame:
a. Menyiapkan materi bimtek;
b. Pelaksanaan bimtek.
Terlaksananya bimtek pengoperasian
aplikasi untuk petugas pelaksana. 3 hari (minggu II Juni 2017)
7
Sosialisasi pengoperasian aplikasi kepada stakeholder:
a. Menyusun dan Menyiapkan materi sosialisasi;
b. Penunjukan nara sumber;
c. Pelaksanan sosialisasi.
Terlaksananya Sosialisasi pengoperasian aplikasi kepada stakeholder.
5 hari (minggu II Juni – Minggu III Bln Juni 2017)
8
Monitoring dan Evaluasi :
a. Analisis hasil evaluasi;
b. Penyempurnaan aplikasi.
Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi. 2 hari (minggu III Bln Juni 2017)
15/15
9
Penyusunan laporan:
a. Menyusun laporan hasil proper;
b. Konsultasi dengan Mentor mengenai hasil proper;
c. Meminta persetujuan laporan hasil kepada Mentor.
Tersusunnya laporan hasil proyek perubahan
3 hari (Minggu IV Juni 2017)
B.
JANGKA MENENGAH
Penyediaan Mesin Anjungan untuk Pelayanan Pendaftaran Izin Penyelenggaraan Reklame Secara Online.
1 Persiapan Terlaksananya persiapan Bulan Agustus 2017
2 Pelaksanaan Terlaksananya Pelaksanaan pelayanan
secara online.
Bulan September – Desember 2017
C
JANGKA PANJANG
Pelaksanaan pelayanan Izin penyelenggaraan reklame yang terintegrasi dengan perizinan lainnya.
1 Persiapan Terlaksananya persiapan Bulan Januari – Maret 2018
2 Pelaksanaan Terlaksananya integrasi pembayaran
pajak reklame.
Bulan Maret – Desember 2018
Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 10 Jun 2022 11:34:31
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)