Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 1
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO PENGADAAN
BARANG/JASA
2021
LINK BAHAN BIMTEK
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO
PENGADAAN BARANG/JASA
1. Materi
https://drive.google.com/drive/folders/1Tzz3yYM GMk7uVKGiLNxMYzn8puqs5LUr?usp=sharing
2. Contoh Bukti Dukung
https://drive.google.com/drive/folders/11LE1C0G RHNqEDg7REJcZsKkK6RMX3Fdn?usp=sharing
3. Template
https://drive.google.com/drive/folders/1wR7FdcS
cXBtb-fkucEQF7AgoPXa9_duE?usp=sharing
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 3
Rules Bimtek
Agar pelaksanaan pelatihan optimal, maka:
• Mengikuti seluruh sesi bimtek online
• Hadir tepat waktu untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh
• Berpartisipasi aktif
• Rename (ubah) ID Anda di zoom dengan urutan [Nama UKPBJ] – [Nama Peserta]
• Seluruh peserta diharapkan mengaktifkan fitur Video di masing- masing zoom nya
• Pada saat narasumber memulai paparan, host akan mematikan (mute) suara semua peserta
• Dalam menjawab Quiz, gunakan fitur Zoom Chat
• Peserta dapat menuliskan pertanyaan pada fitur Zoom chat pada saat paparan berlangsung
• Moderator akan mengkompilasi pertanyaan dan akan disampaikan ke narasumber pada saat sesi tanya jawab dengan tetap
memperhatikan ketersediaan waktu
• Mengerjakan semua penugasan yang diberikan
• Gunakan template yang diberikan link nya oleh panitia
• Menindaklanjuti hasil bimtek online untuk pemenuhan bukti dukung
Level Proaktif.
Jadwal Bimtek*
* Contoh gelombang 1
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 5
Tujuan
Pembelajaran
• Memahami konsep Manajemen Risiko Pengadaan
• Dapat menyusun SOP Manajemen Risiko Pengadaan
• Dapat mendokumentasikan seluruh tahapan dalam pengelolaan risiko pengadaan
• Dapat menyusun kode etik pengelola
UKPBJ sebagai upaya treatment risiko
pengadaan
Agenda Bimtek
No Aktifitas Waktu
1 Pembukaan dan perkenalan
09.00 – 09.30 2 Pre Assessment
3 Polling awal praktik manajemen risiko
09.30 – 10.30 4 Pengantar manajemen risiko dalam Pengadaan
Barang/Jasa
5 Konsep Manajemen Risiko
6 Dokumentasi Manajemen Risiko – Tahap Perencanaan
Kerangka Manajemen Risiko 10.30 – 12.00
Sesi Kelas Bimtek 1
No Aktifitas Waktu
7 Dokumentasi Manajemen Risiko – Tahap Identifikasi Risiko
09.00 – 10.30 8 Dokumentasi Manajemen Risiko – Tahap Analisis Risiko
9 Dokumentasi Manajemen Risiko – Tahap Penyusunan Rencana Penanganan Risiko
10 Dokumentasi Manajemen Risiko – Tahap Pemantauan dan
Pengendalian Risiko 10.30 – 11.00
11 Kode Etik Pegawai UKPBJ 11.00 – 11.30
12 Penutup & Post Assessment 11.30 – 12.00
Sesi Kelas Bimtek 2
Sesi Mentoring 1
No Paparan Tugas
1 Paparan Perencanaan Manajemen Risiko Paparan SOP Manajemen Risiko
2
Paparan Identifikasi Risiko Paparan Analisis Risiko Paparan Penanganan Risiko
Sesi Mentoring 2
No Paparan Hasil Perbaikan Sesi Sebelumnya
1 Paparan Perencanaan Manajemen Risiko Paparan SOP Manajemen Risiko
2
Paparan Identifikasi Risiko Paparan Analisis Risiko Paparan Penanganan Risiko
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 7
PENGANTAR
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO
PENGADAAN BARANG/JASA
Rantai Nilai Pengadaan
Pemrograman Perencanaan
Penganggaran Pengadaan
Pelaksanaan Kontrak dan Pembayaran
Pekerjaan Serah Terima Barang/Pekerjaan
Posisi Pengadaan dalam Pelaksanaan Program Kerja Pemerintahan
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 9
Isu Seputaran Pengadaan Barang/Jasa
Gagal Lelang Praktik Suap &
Pungli Ketidaksesuaian Kontrak Penyedia
Realisasi Menumpuk di Triwulan III & IV
Spesifikasi barang/jasa tidak
sesuai Penyedia terbatas Salah tafsir kebutuhan
pengguna Kompetensi SDM
Jumlah paket tidak sebanding dengan
jumlah pokja
Kolusi antara Penyedia
Spesifikasi pengadaan sulit
didefinisikan
Tenggat waktu tidak realistis
Melibatkan banyak Pemangku Kepentingan
Pemilihan metode evaluasi
pengadaan tidak tepat
Dampak lingkungan yang
merugikan
Tidak berpihak pada usaha kecil
…………
…..
KONSEP
MANAJEMEN RISIKO
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO
PENGADAAN BARANG/JASA
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 11
RISIKO
✓ Hukum kekekalan energi mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dihilangkan
✓ Energi hanya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain
Hukum Kekekalan Energi?
a. Risiko seperti energi b. Risiko ada dimana mana
c. Risiko tidak dapat diciptakan atau dihilangkan d. Risiko hanya dapat dipindahkan atau ditransfer
ke tempat lain
Apa kaitannya dengan Manajemen Risiko?
Sifat ‘Risiko’:
Pengertian Risiko
ISO 31000
“ Probabilitas terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan”
Chartered Institute of Procurement & Supply
“Dampak ketidakpastian terhadap tujuan, dan dampak tersebut merupakan deviasi positif atau negatif dari apa yang diharapkan”
“Ketidakpastian yang terukur terhadap suatu hasil, baik berupa peluang positif atau dampak negatif,
dimana ketidakpastian yang terukur tersebut dinyatakan dalam kemungkinan”
Komisi Eropa
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 13
Pengertian Risiko
Tujuan, Strategi,
Sasaran, dan/atau
Target Yang membawa akibat yang
tidak diinginkan, atas Kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa
Risiko merupakan sebuah potensi
kejadian atau peristiwa yang dapat
mempengaruhi pencapaian obyektif
Risiko vs Ketidakpastian vs Masalah
Perbedaan Risiko dengan Masalah (Isu)
Risiko adalah sesuatu yang mungkin terjadi, Risiko
“Jika cuaca hujan, mungkin pengiriman barang akan terlambat.”
Masalah
“Cuaca hari ini hujan, sehingga pengiriman
barang menjadi terlambat.”
Risiko, dapat ditentukan kemungkinannya (cukup data/informasi)
sedangkan Ketidakpastian, tidak dapat ditentukan kemungkinan terjadinya
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 15
Tiga Unsur Penting Risiko
PERFORMANCE CULTURE
Peristiwa atau
Keadaan Kemungkinan
terjadi
Dampak terhadap
Tujuan
Apa yang
mungkin terjadi Probabilitas terjadinya
peristiwa/keadaan tersebut
Akibat dari terjadinya
peristiwa /keadaan
tersebut
Apa Mungkin Kita Menghilangkan Semua Risiko
Risiko tidak mungkin sepenuhnya dihindari, dialihkan, atau bahkan dimitigasi, tetapi risiko perlu dikelola agar tetap berada pada batas yang masih bisa diterima.
Sehingga, sangatlah penting melakukan identifikasi dan pengelolaan risiko, untuk memitigasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh risiko.
Pengelola pengadaan dapat mengurangi probabilitas dan dampak risiko dalam proses pengadaan melalui identifikasi, perencanaan dan pengelolaan risiko secara efektif.
Jika Anda tidak mengelola risiko, risiko yang akan mengelola Anda!
“Serangkaian kegiatan dan metode secara terkoordinasi yang digunakan untuk mengarahkan organisasi dan mengendalikan risiko-risiko yang dapat berpengaruh pada kemampuan
organisasi untuk mencapai tujuan.”
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 17
Mengapa Perlu Mengelola Risiko di PBJ
?
Meningkatkan kemungkinan
keberhasilan tujuan PBJ
Meningkatkan kesadaran akan
Risiko yang melekat di
proses PBJ Mengembang kan praktik yang konsisten
terhadap pengelolaan Risiko di dalam
organisasi
Mendorong perilaku yang
selalu fokus pada prioritas
Membangun budaya Proaktif, bukan
reaktif, khususnya
dalam pengelolaan
risiko
Mendokumen- tasikan pembelajaran
organisasi dalam pengelolaan
risiko PBJ
Pendekatan Manajemen Risiko
The International Organization for Standardization (ISO) 31000: 2018 Risk Management – Guidelines
The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) 2017; Enterprise Risk Management Framework – Integrating with Strategy and Performance
Awalnya dibentuk pada tahun 1985 dan terakhir di perbaharui ada 2017, COSO adalah inisiatif bersama dari lima organisasi sektor swasta dan
didedikasikan untuk memberikan kepemimpinan pemikiran melalui pengembangan kerangka kerja dan panduan tentang pengendalian internal
manajemen risiko perusahaan (ERM) dan pencegahan penipuan
Diterbitkan oleh International Organization for Standardization pada November 2009
dan diperbarui versi terbaru pada Februari 2018, merupakan sebuah standar dalam
menciptakan dan melindungi nilai dalam organisasi melalui pengelolaan risiko, membuat
keputusan, menetapkan dan mencapai tujuan dan peningkatan kinerja
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 19
Terminologi dalam Manajemen Risiko
Istilah Definisi
Risiko Sebuah potensi kejadian atau peristiwa yang dapat mempengaruhi pencapaian obyektif
Probabilitas Tingkatan kemungkinan terjadinya sebuah risiko
Dampak Tingkatan akibat yang akan ditimbulkan jika risiko tersebut terjadi Tingkat Eksposur Kategori tingkatan risiko berdasarkan nilai probabilitas dan dampak
Toleransi (Risk
Tolerance) Penyataan batas penerimaan yang bisa diterima oleh organisasi atas risiko-risiko yang telah diidentifikasi
Risk response Tindakan antisipasi yang akan dilakukan terhadap suatu risiko berdasarkan hasil
analisa/asesmen dan prioritas.
Implementasi Manajemen
Risiko Pada
MKU-19
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 21
Tujuan Implementasi Manajemen Risiko
Tersedianya sebuah sistem pelaporan yang mudah dibaca dan dimengerti oleh stakeholder untuk pengendalian
risiko serta pengambilan keputusan
Tercapainya tujuan PBJ secara efektif dan efisien melalui implementasi manajemen
risiko yang efektif.
Tersedianya kebijakan yang menunjang upaya standarisasi atau
kesamaan prosedur pengelolaan risiko proses pengadaan barang dan
jasa
1
2
3
Kerangka Kerja
Manajemen
Risiko
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 23
Manfaat Memiliki Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Proses terstruktur yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko terhadap organisasi.
Menentukan strategi untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak risiko.
Mekanisme untuk secara efektif memantau dan mengevaluasi strategi risiko yang telah ditetapkan.
1
2
3
Penerapan Manajemen Risiko Pemerintah
Penerapan manajemen risiko di lingkungan pemerintahan telah diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 25
PERENCANAAN KERANGKA
MANAJEMEN RISIKO
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO
PENGADAAN BARANG/JASA
Perencanaan Kerangka Manajemen Risiko
KOMPONEN PERENCANAAN
KERANGKA MANAJEMEN
RISIKO
Peran & Tanggung Jawab
Prosedur Tracking
Kategori Risiko
Risk Breakdown Structure (RBS)
Penjadwalan (Timing) Penganggaran
Risk Probability vs Impact Matrix
Stakeholder’s
Risk Tolerance
Format Pelaporan
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 27
Contoh Organisasi Berdasarkan Peran
1. Risk Steering Committee:
Pihak yang menetapkan kebijakan pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas seluruh pengelolaan risiko dalam organisasi;.
2. Risk Coordinator:
Pihak yang bertanggungjawab dalam melakukan konsolidasi,
monitoring, control dan evaluasi atas risiko-risiko utama yang dikelola oleh risk owner dan melakukan langkah-langkah strategis jika
diperlukan
3. Risk Advisor:
Pihak yang menyusun kebijakan, mensosialisasikan dan memberikan bimbingan/bantuan kepada para pelaku dalam mengimplementasikan pengelolaan risiko
4. Risk Owner:
Pihak yang bertanggungjawab dalam mengelola sebuah risiko,mulai dari identifikasi, analisis, response, monitoring dan control
Risk Owner
Risk SC
Pimpinan/
Sekda/dll
Risk Advisor
Pokja PPK PPHP
Risk Coordinator
Ka. UKPBJ
Alur Pengelolaan Risiko
Identifikasi Risiko
Risk OwnerAnalisis &
Response Plan
Risk OwnerEksekusi
Risk OwnerPelaporan
Risk OwnerAnalisis &
Response Plan
Risk OwnerAnalisis &
Konsolidasi
Risk CoordinatorEskalasi
?
Keputusan
Risk SCClosed
?
N
N
End
Pustaka Risiko
Start
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 29
SOP Pengelolaan Risiko
Sumber: Contoh Bukti Dukung Model Kematangan UKPBJ - http://siukpbj.lkpp.go.id/informasi
SOP Manajemen Risiko adalah tahapan aktifitas yang
dilakukan dalam siklus pengelolaan risiko strategis,
operasional maupun proses.
Kategorisasi
Risiko Aktifitas Unit
Pengadaan
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 31
Probabilitas vs Dampak Risiko
Menentukan tingkat/skala PROBABILITAS
Menentukan tingkat/skala DAMPAK
Tingkatan Probabilitas Deskripsi Umum Frekuensi Kejadian PBJ
4- Hampir Pasti Terjadi
(Almost Certain) Akan terjadi dalam kurun
waktu satu tahun Setahun sekali Akan terjadi pada paket pengadaan sejenis 3 -Mungkin Sekali Terjadi
(Likely) Terjadi beberapa kali
sepanjang karir Anda 3 tahun sekali Telah terjadi beberapa kali dalam 2 tahun terakhir di paket pengadaan sejenis 2 - Mungkin Terjadi
(Possible) Hanya satu kali terjadi
sepanjang karir Anda 10 tahun sekali Pernah terjadi di paket pengadaan sejenis dalam 2 tahun terakhir
1 - Kecil Kemungkinan Terjadi
(Rare)
Terjadi di tempat lain dari
waktu ke waktu 30 tahun sekali Pernah terjadi di jenis paket pengadaan yang berbeda
Tingkatan
Dampak Variance dari
nilai kontrak Proyek Ketidaksesuaian
Waktu
Penyelesaian PBJ
5 - Catastrophic 20 +% Hampr semua obyektif
tidak dapat tercapai 20 +% Menyebabkan pengadaan gagal dan menimbulkan masalah di kemudian
hari
4 - Major 10-20% Beberapa obyektif
tidak dapat tercapai 10-20% Menyebabkan pengadaan gagal
3 - Moderate 5-10% Berpengaruh ke
beberapa obyektif 5-10% Mempengaruhi kualitas penyedia
yang terpilih
2 - Minor 2-5% Pengaruhnya kecil dan
dapat segera diatasi 2-5% Menyebabkan keterlambatan
penyelesaian proses pengadaan
1 - Insignificant 0-2% Dampak dapat
diabaikan 0-2% Pengaruhnya kecil dan dapat segera
diatasi
Risk Tolerance
Insignificant 1
Minor 2
Moderate 3
Major 4
Catastrophic 5
Almost Certain
4
4 8 12 16 20
Likely
3
3 6 9 12 15
Possible
2
2 4 6 8 10
Rare
1
1 2 3 4 5
Extreme Risk High Risk Medium Risk Low Risk
Tingkat Toleransi
DAMPAK
PROB ABILIT AS
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 33
Tracking The Risk
Insignificant 1
Minor 2
Moderate 3
Major 4
Catastrophic 5
Almost Certain
4
4 8 12 16 20
Likely
3
3 6 9 12 15
Possible
2
2 4 6 8 10
Rare
1
1 2 3 4 5
Extreme Risk High Risk Medium Risk Low Risk
DAMPAK
PROB ABILIT AS Continuous
Review
Periodic Review Continuous
Monitoring
Periodic Monitoring
2 1
4 3
IDENTIFIKASI
RISIKO
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 35
Apa yang dimaksud dengan …………..
BERUANG
?
KALI
?
Pendaki diharap berhati- hati dengan kemunculan
beruang di gunung.
Orang beruang
terkadang hidupnya tidak dapat dinalar
Mereka melewatkan peluang untuk menyamakan kedudukan beberapa kali di pertandingan kemarin
Kali Ciliwung dulunya
merupakan sungai yang
bersih di jaman kolonial
Belanda.
Procurement Risk Context
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mendefinisikan procurement risk context:
• Level risiko yang dapat diterima oleh organisasi
• Seberapa pentingkah (fungsi Pengadaan, paket Pengadaan, inisiatif, dll) pengadaan dalam pencapaian tujuan organisasi
• Kinerja yang dihasilkan oleh para pemangku kepentingan
• Bagaimana hubungan antar pemangku kepentingan
• Tanggung jawab manajemen risiko dalam proses pengadaan
• Pengalaman pengadaan di masa lalu Dalam membangun konteks, kita harus
memahami
• Bagaimana suasana kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa di tempat kita bekerja, yang sejalan dengan strategi organisasi,
• Para pemangku kepentingan yang terlibat
• Tingkat kepentingannya (fungsi Pengadaan, paket Pengadaan,
inisiatif, dll) dalam pencapaian tujuan
By Wikipedia
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 37
Proses Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan risiko
Informasi apa yang dikumpulkan dalam proses identifikasi risiko?
✓ Sumber risiko (strategis, operasional ataupun proses)
✓ Dimana peristiwa mungkin terjadi
✓ Kapan peristiwa mungkin terjadi, atau kapan akibat akan terealisasi
✓ Apa penyebab terjadinya risiko tersebut
✓ Akibat yang mungkin ditimbulkan, terkait proses ataupun akibat bagi organisasi
✓ Upaya pengendalian yang telah ada saat ini
Informasi tersebut juga
membantu dalam menentukan:
• Kepemilikan risiko
• Analisis Risiko
• Metode penanganan
• Rencana penanganan
• Sumber daya yang diperlukan
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 39
Sumber Risiko
Internal
Eksternal
Risiko terkait dengan lingkungan internal
• Ketepatan waktu
• Penghematan biaya
• Mutu
• Tingkat layanan (service level)
• Pemangku kepentingan
Risiko terkait dengan lingkungan eksternal
• Politik
• Ekonomi
• Sosial budaya
• Teknologi
• Hukum atau peraturan
• Lingkungan
• Keamanan
• Pemangku Kepentingan
Contoh Pemangku Kepentingan Dalam Sebuah Proses Pengadaan
Pihak yang berkepentingan langsung dengan pencapaian tujuan dan manfaat hasil pengadaan, yang
terdiri dari :
Internal Eksternal
Pihak penyedia atau pihak lain yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan proses dan pencapaian
tujuan/hasil pengadaan, antara lain:
PA/KPA (Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran);
PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen);
UKPBJ Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
PPHP
(Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan).
Pihak Penyedia
Sub Kontraktor dan Penyedia Jasa Pendukung
Asosiasi/Kelompok Penyedia lainnya, yang dapat berpengaruh Institusi/Otoritas
pembuat kebijakan,
yang dapat
berpengaruh; dan
Masyarakat/Kelompok
Masyarakat/Asosiasi, yang
berpengaruh
langsung/tidak
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 41
Cara Melakukan Identifikasi Risiko
• Proses penentuan risiko yang kemungkinan mempengaruhi sebuah aktifitas (sementara atau terus menerus) dan mendokumentasikan setiap karakteristik dari risiko tersebut.
• Identifikasi risiko menjadi mudah apabila dilakukan oleh pakar/praktisi yang berpengalaman
• Contoh beberapa cara melakukan identifikasi risiko:
SWOT Analysis Risk Breakdown Structure Pendapat dari pakar atau pelaku proses
Pustaka Risiko (Risk Library)
Konteks dan Kategorisasi Risiko
• Identifikasi risiko erat kaitannya dengan konteks
• Konteks yang berbeda akan memunculkan risiko yang berbeda
• Diperlukan pengkategorian untuk mempermudah proses identifikasi
Berdasarkan obyektif/program kerja
organisasi yang terkait dengan fungsi
pengadaan
Berdasarkan Tupoksi UKPBJ dalam menjalankan fungsi Pengadaan di organisasi
Berdasarkan paket- paket Pengadaan yang
dieksekusi oleh pelaku Pengadaan yang terlibat
•Risk Owner: Kepala UKBPJ
•Tujuan Strategis: Meningkatkan aksesibilitas wilayah lintas kampung, distrik dan kota
•Risiko:
•Risk Owner: Kasubag Pembinaan dan Advokasi
•Tupoksi: Pembinaan bagi para pelaku PBJP terutama para Pengelola Pengadaan dan Personel UKPBJ
•Risiko:
•Nama Paket: Pembangunan RSUD Kabupaten XYZ
•Risk Ownwe: Pokja:
•Risiko:
Dasar Identifikasi Tujuan Organisasi
Faktor Penentu Sukses Organisasi
Dampak Terhadap
Organisasi Contoh
Aktifitas Unit Pengadaan
•Dokumen Persiapan Pengadaan tidak lengkap
•Terlambatnya pengajuan dokumen ke UKPBJ
•Keterbatasan anggaran pembinaan personil
•Mutasi personil pada saat pergantian pimpinan
•Terbatasnya jumlah penyedia yang berkualitas
•Tingginya tingkat gagal lelang paket sejenis
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 43
Contoh Identifikasi Risiko
Proses Risiko Penyebab Konsekuensi/
Dampak
Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan
Dokumen Persiapan Pengadaan tidak lengkap
• PPK tidak memperhatikan kualitas Dokumen Persiapan Pengadaan demi memenuhi target pemasukan dokumen ke UKPBJ
• PPK belum tahu syarat kelengkapan dokumen
Dokumen
dikembalikan ke PPK
Waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan Dokumen
Persiapan Pengadaan melebihi batas
• Kesibukan operasional PPK di masing- masing OPD/Unit Kerja
• Kurangnya informasi yang dimiliki PPK mengenai aspek teknis paket
pengadaan
Program tidak dapat direalisasikan tepat waktu
Identifikasi Risiko Karakteristik Risiko
• Contoh yang diberikan di bawah ini termasuk dalam kategori Risiko Proses, yakni dalam rangka memastikan tercapainya tujuan pelaksanaan sebuah paket Pengadaan.
• Contoh ini akan terus digunakan pada tahapan berikutnya
ANALISIS
RISIKO
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 45
Analisis Risiko
• Proses untuk memberikan peringkat atas setiap risiko untuk keperluan analisa lebih lanjut dengan melakukan pengukuran (kombinasi) antara tingkat probabilitas dan dampak (initial risk).
Analisis Risiko
• Buat eksposure risiko sehingga diketahui mana risiko yang perlu
penanganan lebih lanjut, karena bisa jadi tidak semua risiko yang telah diidentifikasi perlu mendapatkan respons
Penentuan Prioritas
Metode Kuantitatif vs Kualitatif
• Umumnya dilakukan analisa awal dengan menggunakan metode kualitatif
• Selanjutnya analisa kuantitatif dilakukan hanya bagi risiko-risiko yang dapat menimbulkan
kerugian signifikan
• Metode analisa kuantitatif lebih obyektif, namun
membutuhkan lebih banyak waktu dan keterampilan khusus.
• Analisa kuantitatif akan menghasilkan perkiraan dampak keuangan dengan penekanan hasil dalam bentuk
persentase, nilai moneter, dan probabilitas.
• Memberikan peluang untuk pengendalian yang lebih besar dan pemahaman lebih mendalam mengenai proses pengadaan.
• Penggunaan teknik kuantitatif perlu
dipertimbangkan untuk pengadaan yang bersifat kompleks dan tingkat paparan risiko yang signifikan, tetapi akan
membebani untuk digunakan secara
terus menerus.
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 47
Analisis Risiko Kualitatif - Probabilitas vs Dampak Risiko
Menentukan tingkat/skala PROBABILITAS
Menentukan tingkat/skala DAMPAK
Tingkatan Probabilitas Deskripsi Umum Frekuensi Kejadian PBJ
4- Hampir Pasti Terjadi
(Almost Certain) Akan terjadi dalam kurun
waktu satu tahun Setahun sekali Akan terjadi pada paket pengadaan sejenis 3 -Mungkin Sekali Terjadi
(Likely) Terjadi beberapa kali
sepanjang karir Anda 3 tahun sekali Telah terjadi beberapa kali dalam 2 tahun terakhir di paket pengadaan sejenis 2 - Mungkin Terjadi
(Possible) Hanya satu kali terjadi
sepanjang karir Anda 10 tahun sekali Pernah terjadi di paket pengadaan sejenis dalam 2 tahun terakhir
1 - Kecil Kemungkinan Terjadi
(Rare)
Terjadi di tempat lain dari
waktu ke waktu 30 tahun sekali Pernah terjadi di jenis paket pengadaan yang berbeda
Tingkatan
Dampak Variance dari
nilai kontrak Proyek Ketidaksesuaian
Waktu
Penyelesaian PBJ
5 - Catastrophic 20 +% Hampr semua obyektif
tidak dapat tercapai 20 +% Menyebabkan pengadaan gagal dan menimbulkan masalah di kemudian
hari
4 - Major 10-20% Beberapa obyektif
tidak dapat tercapai 10-20% Menyebabkan pengadaan gagal
3 - Moderate 5-10% Berpengaruh ke
beberapa obyektif 5-10% Mempengaruhi kualitas penyedia
yang terpilih
2 - Minor 2-5% Pengaruhnya kecil dan
dapat segera diatasi 2-5% Menyebabkan keterlambatan
penyelesaian proses pengadaan
1 - Insignificant 0-2% Dampak dapat
diabaikan 0-2% Pengaruhnya kecil dan dapat segera
diatasi
Analisis Risiko Kualitatif – Matriks Probabilitas vs Dampak
Low risk
• Jika nilai Probabilitas dikalikan Dampak lebih kecil sama dengan 3;
• Risiko dapat diterima tanpa perlu pemantauan.
High risk
• Jika nilai Probabilitas dikalikan Dampak antara 7 sampai dengan 15;
• Risiko tidak dapat diterima dengan mitigasi prioritas menengah.
Medium risk Extreme risk
Contoh Eksposure:
Insignificant 1
Minor 2
Moderate 3
Major 4
Catastrophic 5
Almost Certain
4
4 8 12 16 20
Likely
3
3 6 9 12 15
Possible
2
2 4 6 8 10
Rare
1
1 2 3 4 5
Extreme Risk High Risk Medium Risk Low Risk
Tingkat Toleransi
DAMPAK
PROB ABILIT AS
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 49
Analisis Kuantitatif - Expected Monetary Value (Contoh)
Langkah untuk melaksanakan analisis Nilai Moneter Yang Diharapkan atau Expected Monetary Value (EMV) : 1. Tentukan probabilitas terjadinya kepada sebuah kejadian
2. Tentukan nilai moneter dari dampak yang dimiliki oleh risiko jika terjadi 3. Kalikan nilai (1) dan (2) untuk mendapatkan EMV.
Expected Monetary Value (EMV) = (Kemungkinan) x (Dampak)
KEJADIAN KEMUNGKINAN DAMPAK EMV
Harga bahan baku meningkat 40% ( ) IDR 500 Juta ( ) IDR 200 Juta
Biaya bahan konstruksi merosot 15% ( ) IDR 200 Juta ( ) IDR 30 Juta
Pemogokan pegawai 10% ( ) IDR 600 Juta ( ) IDR 60 Juta
Peringkat Risiko
Metode yang umum digunakan dalam melakukan pemeringkatan atau menyusun skala prioritas
atas setiap risiko yang teridentifikasi:
Urutan berdasarkan dampak tertinggi Probabilitas
tertinggi
Tingkat eksposure
risiko
Urutan berdasarkan
waktu
Kombinasi lebih dari satu metode.
1
2 4
5
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 51
Contoh Analisis Risiko
Proses Risiko P-1 D-1 Tingkat Eksposure Prioritas Penanganan
Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan
Dokumen Persiapan Pengadaan tidak lengkap
4 2 8
(High Risk) 1
Waktu yang
dibutuhkan untuk perbaikan Dokumen Persiapan
Pengadaan melebihi batas
3 2 6
(Medium Risk) 2
Initial Risk
Tingkat probabilitas dan
dampak awal sebelum
dilakukan penanganan
PENANGANAN
RISIKO
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 53
Kriteria Rencana Penanganan
• Proses mengembangkan opsi-opsi serta rencana aksi yang perlu
dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hal-hal yang mengancam pencapaian obyektif.
• Analisa penyebab utama dari sebuah
risiko untuk membantu menetapkan
langkah pencegahan
Tingkat Toleransi dan Rencana Penanganan
Tingkat Toleransi Diterima
Tidak Perlu Penanganan Tidak diterima Perlu Penanganan
Insignificant 1
Minor 2
Moderate 3
Major 4
Catastrophic 5
Almost Certain
4
4 8 12 16 20
Likely
3
3 6 9 12 15
Possible
2
2 4 6 8 10
Rare
1
1 2 3 4 5
Extreme Risk High Risk Medium Risk Low Risk
DAMPAK
PROB ABILIT AS
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 55
Strategi Penanganan Risiko
Respons Deskripsi Contoh PBJ
Avoid Menghindari sebuah ancaman yang kemungkinan akan muncul
Mengubah metode evaluasi pengadaan karena dikhawatirkan penyedia hanya ingin memenangkan paket dengan memberikan harga termurah tanpa
mempertimbangkan persyaratan teknis Transfer Memindahkan risiko ke pihak ke
tiga
Menggunakan jasa konsultan (procurement agent) untuk mengevaluasi penawaran, mengingat K/L/PD tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi
Mitigation Mengurangi probabilitas dan dampak terjadinya sebuah risiko
• Melakukan pendampingan ke PPK untuk mengindari risiko Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan berkepanjangan
• Memastikan dokumentasi seluruh proses tersimpan dengan baik Accept Menerima risiko yang terjadi
dengan segala konsekuensinya Waktu evaluasi menjadi lebih lama untuk paket non strategis dikarenakan beban
kerja yang tinggi di saat-saat tertentu
Contoh Strategi Penanganan Pada Daftar Risiko
Proses Risiko P1 D1 Eks-
posure Prio-
ritas Penyebab Strategi Rencana Penanganan PIC Jadwal
Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan
Dokumen Persiapan Pengadaan tidak lengkap
4 2 8
(High Risk)
1 •PPK tidak memperhatikan kualitas Dokumen Persiapan Pengadaan demi memenuhi target pemasukan dokumen ke UKPBJ
•PPK belum tahu syarat kelengkapan dokumen
Mitigasi Proaktif menghubungi PPK untuk pelaksanaan pendampingan/
bimtek penyusunan dokumen Persiapan Pengadaan
Mr. X
(Pokja) H-10 (info di SIRUP)
Waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan Dokumen Persiapan Pengadaan melebihi batas
3 2 6
(Med.
Risk)
2 •Kesibukan operasional PPK di masing2 OPD/Unit Kerja
•Kurangnya informasi yang dimiliki PPK mengenai aspek teknis paket pengadaan
Mitigasi •Meminta komitmen tertulis dari PPK untuk batas waktu
perbaikan Dokumen Persiapan Pengadaan
•Komitmen di tembuskan ke pimpinan OPD/Unit Kerja terkait
Ka. UKPBJ H+1 (setelah Reviu)
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 57
PEMANTAUAN &
PENGENDALIAN
RISIKO
Pemantauan dan Pengendalian
• Proses pemantauan dan pengendalian atas eksekusi rencana penanganan risiko.
• Bertujuan untuk mengendalikan risiko sehingga obyektif dapat dijaga
• Konsolidasi atas update status dan kinerja penanganan risiko dalam setiap paket pengadaan. Hal ini dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan terkait skala prioritas penanganan.
• Analisis lanjutan untuk mengetahui residual risk (risiko sisa) khususnya untuk risiko yang berada pada area yang tidak bisa ditolerir.
• Penyesuaian rencana respon apabila status risiko tidak berubah setelah dilakukan respon.
• Eskalasi penyelesaian masalah ke Risk Steering Committee
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 59
Evaluasi Risiko
Teknik dan tools dalam Evaluasi Risiko :
• Rapat perkembangan status
• Pengukuran kinerja
• Penilaian risiko
• Audit risiko/Probity audit
Metode untuk mengomunikasikan dan mengkonsultansikan risiko:
• Regulasi/Kebijakan/Standar
Operasional Prosedur terkait Risiko
• Rapat;
• Laporan/Buletin;
• Sharing session;
• Peningkatan kesadaran serta
pendidikan dan pelatihan bagi staf
Evaluasi risiko untuk memberikan informasi mengenai tindakan yang
diperlukan
✓ Permintaan perubahan pekerjaan (untuk risiko baru);
✓ Perubahan kontrak;
✓ Penyesuaian jadwal, kualitas, biaya dan sumber daya;
✓ Tindakan korektif;
✓ Tanggapan atas risiko baru yang teridentifikasi;
✓ Close out (pengakhiran) risiko
Contoh Pemantauan dan Pengendalian
Risiko P
1- D- 1
Ekspo-
sure Prioitas Strategi
Respon Rencana Respon PIC Jadwal Status P
2- D-
2 Penjelasan Rencana Aksi Dokumen
Perisiapan Pengadaan tidak lengkap
4 2 8
(High Risk)
1 Mitigasi Proaktif menghubungi PPK untuk
pelaksanaan pendampingan/
bimtek penyusunan dokumen Persiapan Pengadaan
Mr. X
(Pokja) H-10 (info
di SIRUP) DONE 4 2 Sampai dengan H-5
PPK belum
menentukan waktu pendampingan
Eskalasi ke pimpinan OPD/Unit Kerja
Waktu yang dibutuhkan
untuk perbaikan Dokumen Persiapan Pengadaan melebihi batas
3 2 6
(Med.
Risk)
2 Mitigasi • Meminta komitmen tertulis dari PPK untuk batas waktu perbaikan Dokumen Persiapan
Pengadaan
• Komitmen di tembuskan ke pimpinan OPD/Unit Kerja terkait
Ka. UKPBJ H+1 (setelah Reviu)
NOT YET
Residual Risk
Status Deskripsi Kinerja Deskripsi
Tingkat probabilitas dan dampak setelah dilakukan penanganan
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 61
Pelaporan Risiko
• Proses pengkomunikasian dan pendistribusian informasi terkait pengelolaan risiko beserta efektifitasnya ke para pemangku kepentingan.
• Intensitas pelaporan disesuaikan dengan kebutuhan, antara lain didasarkan pada:
• Tingkat kepentingan organisasi atas obyek yang dikelola risikonya
• Pemenuhan regulasi untuk pelaporan risiko
• Keperluan mendesak untuk pengambilan keputusan
• Manfaat pelaporan risiko, antara lain:
• Menciptakan awareness bagi stakeholder atas profil risiko
• Mendorong perilaku proaktif dibandingkan reaktif
• Meningkatkan kualitas perencanaan
• Membangun budaya risiko dan organisasi pembelajar
• Format pelaporan sama dengan form pemantauan dan pengendalian
Contoh Konsolidasi Laporan (Profil Risiko) di Level Strategis
DAMPAK
PR OB ABILIT AS
Metode Konsolidasi (harus seragam digunakan oleh semua paket pengadaan)
1. Dengan menggunakan satu risiko dengan nilai Probabilitas dan Dampak terbesar dalam sebuah paket pengadaan 2. Dengan menggunakan rata-rata nilai Probabilitas dan Dampak seluruh risiko dalam sebuah paket pengadaan
3. Dengan melakukan judgment dari Risk Owner atas nilai Probabilitas dan Dampak dalam sebuah paket pengadaan
Insignificant 1
Minor 2
Moderate 3
Major 4
Catastrophic 5
Almost Certain 4
Likely 3
Possible 2
Rare 1
Paket 1
Paket 3 Paket 2
Paket 4
Paket 5
Paket 6
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 63
KODE ETIK SEBAGAI BENTUK
PENANGANAN RISIKO
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO
PENGADAAN BARANG/JASA
Kode Etik
• Agar para profesional memberikan layanan sebaik-baiknya kepada pelanggan.
• Melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Kode Etik PNS Kode Etik Jabfung PBJ Kode Etik Pegawai UKPBJ
• Kode etik PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2004.
• Pasal 1 ayat : Kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
• Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
• Pasal 101 ayat (6): Kode etik dan kode perilaku profesi ditetapkan oleh
Organisasi Profesi Jabatan Fungsional (JF) setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Instansi Pembina
• Kode Etik dan Kode Prilaku Profesi Fungsional Pengelola Pengadaan
• Peraturan Kepala LKPP No. 14 Tahun 2018 tentang UKPBJ
• Pasal 25 ayat (1): UKPBJ menyusun dan menerapkan kode etik di lingkungan UKPBJ.
• Pasal 25 (ayat 2): Kode etik ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
DEFINISI
• Sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
• Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
TUJUAN
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 65
Urgensi Penyusunan Kode Etik Pegawai UKPBJ
Pegawai UKPBJ harus memiliki Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Kode Etik dan Pedoman Perilaku adalah sebuah kerangka yang membangun profesionalitas dari Pegawai UKPBJ
Kode Etik merupakan salah satu bentuk MITIGASI RISIKO bagi para pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsi pengadaan barang/jasa
1
2
3
Gambaran Umum
Kode Etik Pegawai UKPBJ adalah pedoman sikap, perilaku, perbuatan tulisan dan ucapan pegawai UKPBJ dalam menjalankan tugas dan fungsi pengadaan barang/jasa
Kode Etik Pegawai
UKPBJ
Nilai-Nilai Dasar
Susunan ketentuan mengenai kewajiban dan larangan bagi pelaku pengadaan dalam melaksanakan tugas dan fungsi.
Pernyataan prinsip-prinsip pengadaan sesuai dengan amanat Perpres 16 tahun 2018
Prinsip Pengadaan
Mencakup
Etika
Pengadaan
Komisi/
Majelis Kode Etik Prosedur Penegakan
Kode Etik
Komite Pengawas Etika pegawai dalam kegiatan/pekerjaan agar sesuai dengan kode etik yang berlaku.
Susunan tindakan dan prosedur penanganan atas berbagai
bentuk pelanggaran sesuai dengan kode etik yang berlaku
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 67
Prinsip dan Gambaran Etika Pengadaan Sesuai Perpres 16/18
Efektif Efisien
Transparan Akuntabel
Adil Terbuka
Bersaing Prinsip Pengadaan
Poin Etika Pengadaan :
1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;
2. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa; (
3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;
5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa;
6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa; (Efisien) 7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, rabat, dan berupa
apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa
Penegakan Kode Etik
Pemeriksaan dan Keputusan
Pemeriksaan Atas Dasar Pengaduan Pemeriksaan Atas Dasar Temuan
Mekanisme pemeriksaan atas dasar pengaduan dari masyarakat, laporan Satker teknis, media massa, dan/atau pihak lain di luar UKPBJ
Mekanisme pemeriksaan atas dasar temuan
dilakukan oleh Komite Etik dan/atau hasil temuan lembaga pemeriksa yang dibentuk oleh peraturan perundang-undangan
Keputusan Komite/Majelis Kode Etik:
1. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa PNS yang disangka melanggar kode etik.
2. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.
3. Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat.
4. Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak.
5. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final Contoh Sanksi Pelanggaran – BPPBJ DKI Jakarta:
1. Teguran tertulis;
Value Creation | Innovation | Trustworthiness | Collaboration | Passion
PAGE - 69
TERIMA KASIH
Materi Bimtek Online Modul
MANAJEMEN RISIKO
PENGADAAN BARANG/JASA
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
Tahun 2020
Bimtek Online UKPBJ untuk Pemenuhan Bukti Dukung Level Proaktif Model Tingkat Kematangan UKPBJ
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
i
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
1. KRITERIA LEVEL PROAKTIF
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa Level Proaktif dapat tercapai apabila UKPBJ berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan melalui kolaborasi, penguatan fungsi perencanaan bersama pelanggan internal maupun eksternal.
Dimana praktik Level Proaktif tersebut di variabel Manajemen Risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Definisi:
Sudah diterapkan SOP perencanaan dan mitigasi risiko pengadaan serta pelaporan untuk mendukung tercapai target kegiatan pengadaan
B. Key Driver:
1. Cakupan penerapan manajemen risiko:
a. Sudah diterapkannya kode etik untuk para pengelola UKPBJ
b. Siklus manajemen risiko diterapkan untuk mendukung proses pemilihan dan pelaksanaan kontrak
2. Pemanfaatan hasil:
Pendokumentasian dan pelaporan atas proses yang dilaksanakan dalam pengelolaan risiko C. Bukti Dukung:
1.4.3.1. SOP Manajemen Risiko (mengakomodir berbagai jenis risiko, seperti risiko hukum, gagal tender, keterlambatan penyelesaian kontrak)
1.4.3.2. Dokumen mitigasi risiko pengadaan 1.4.3.3. Kode etik pengelola UKPBJ
1.4.3.4. Standar 4 LPSE: Pengelolaan Risiko Layanan (tidak termasuk dalam materi yang disampaikan pada Bimtek Online)
2. BUKTI DUKUNG VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
1.4.3.1. SOP Manajemen Risiko
A. Petunjuk Umum
1. SOP Manajemen Risiko adalah tahapan aktifitas yang dilakukan dalam siklus pengelolaan risiko strategis, operasional maupun proses.
2. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang akan berdampak pada pencapaian tujuan. Misalnya risiko gagal lelang, potensi permasalahan hukum, dll.
3. Penerapan manajemen risiko mengacu kepada standar ISO 31000 yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization pada November 2009 dan diperbarui versi terbaru pada Februari 2018, merupakan sebuah standar dalam menciptakan dan melindungi nilai dalam organisasi melalui pengelolaan risiko, membuat keputusan, menetapkan dan mencapai tujuan dan peningkatan kinerja
4. Penerapan manajemen risiko di lingkungan pemerintahan telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
5. Manfaat implementasi manajemen risiko adalah:
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
2 b. Mengembangkan praktik yang konsisten terhadap pengelolaan Risiko di dalam organisasi c. Mendorong perilaku yang selalu fokus pada prioritas
d. Membangun budaya Proaktif, bukan reaktif, khususnya dalam pengelolaan risiko e. Mendokumentasikan pembelajaran organisasi dalam pengelolaan risiko PBJ 6. Tahapan utama dalam pengelolaan risiko adalah:
a. Identifikasi Risiko:
• Proses penentuan risiko yang kemungkinan mempengaruhi sebuah aktifitas (sementara atau terus menerus) dan mendokumentasikan setiap karakteristik dari risiko tersebut
• Dapat didasarkan atas:
o Laporan terdahulu mengenai sebuah permasalahan/issue yang muncul.
o Asumsi atas setiap kemungkinan hambatan pencapaian sasaran.
o Pendapat dari pakar atau pelaku proses.
o Dan lain-lain.
b. Analisis Risiko:
• Proses untuk memberikan peringkat atas setiap risiko untuk keperluan lebih lanjut dengan melakukan pengukuran/asesmen antara tingkat probabilitas dan dampak (eksposure) dari waktu ke waktu
• Setiap risiko yang teridentifikasi perlu di analisis penyebab utama nya sehingga akan membantu menetapkan langkah pencegahan;
• Dalam prakteknya, seiring dengan penanganan yang telah dilakukan akan merubah nilai dari probabilitas dan dampak dari sebuah risiko, dibedakan dalam 2 jenis, yaitu:
o Initial: Nilai probabilitas dan dampak sebuah risiko sebelum dilakukan penanganan.
o Residual: Nilai probabilitas dan dampak sebuah risiko setelah dilakukan penanganan.
• Dalam tahapan analisis risiko maka perlu ditetapkan prioritas/peringkat risiko untuk mengetahui risiko yang perlu penanganan lebih lanjut.
c. Response Plan (Rencana Penanganan):
• Proses mengembangkan opsi-opsi serta rencana aksi yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hal-hal yang mengancam pencapaian obyektif, baik dari sisi probabilitas ataupun dampak
• Strategi dalam merespons risiko dapat dikategorikan sebagai berikut:
o Acceptance: Menerima risiko yang terjadi dengan segala konsekuensinya.
o Mitigation: Mengurangi probabilitas dan dampak terjadinya sebuah risiko.
o Transfer: Memindahkan risiko ke pihak ke tiga.
o Avoidance: Menghindari sebuah ancaman yang kemungkinan akan muncul.
d. Pemantauan dan Pengendalian Risiko:
• Proses pemantauan dan pengendalian atas eksekusi rencana penanganan risiko yang telah diidentifikasi
• Konsolidasi atas update status dan kinerja penanganan risiko dalam setiap paket pengadaan. Hal ini dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan terkait skala prioritas penanganan;
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
• Analisis lanjutan untuk mengetahui risiko residual, khususnya untuk risiko yang berada pada area yang tidak bisa ditolerir;
• Penyesuaian rencana respon apabila status risiko tidak berubah setelah dilakukan respon;
• Eskalasi penyelesaian masalah.
e. Pelaporan Risiko:
Proses pengkomunikasian dan pendistribusian informasi terkait pengelolaan risiko beserta efektifitasnya ke para pemangku kepentingan.
7. Dalam penerapan SOP Manajemen Risiko di UKPBJ, minimal mempersyaratkan adanya:
a. Peran pengelolaan risiko di organisasi
• Pemilik Risiko (Risk Owner): Pihak yang bertanggungjawab dalam mengelola sebuah risiko, mulai dari identifikasi, analisis, response, monitoring dan control; dalam hal ini adalah pemilik target kinerja (tujuan strategis), program kerja (tupoksi), paket pengadaan ataupun penugasan khusus (proses)
• Koordinator (Risk Coordinator): Pihak yang bertanggungjawab dalam melakukan konsolidasi, monitoring, control dan evaluasi atas risiko-risiko utama yang dikelola oleh pemilik risiko dan melakukan langkah-langkah strategis jika diperlukan; dalam hal ini adalah Kepala UKPBJ.
• Komite (Risk Steering Committee): Pihak yang menetapkan kebijakan pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas seluruh pengelolaan risiko dalam organisasi;
dalam hal ini adalah atasan dari Kepala UKPBJ.
• Pelaksana Rencana Aksi (Executor): Pihak yang melaksanakan eksekusi rencana aksi (penanganan) sebuah risiko; Pelaku dalam PBJ: seluruh pihak yang ditunjuk oleh pemilik risiko dan terkait dengan proses PBJ
• Dokumentasi (Risk Documenter): Mengarsipkan seluruh dokumentasi dan pembelajaran dalam pengelolaan risiko; dalam hal ini adalah Staf UKPBJ yang ditunjuk atau anggota dari Tim pengelolaan kelembagaan UKPBJ
b. Kategorisasi risiko:
Dalam penentuan kategori risiko, perlu mempertimbangkan konteksnya, melalui pemahaman bagaimana suasana kegiatan pengadaan barang/jasa di organisasi yang sejalan dengan strategi organisasi, para pemangku kepentingan yang terlibat dan tingkat kepentingan fungsi pengadaan dalam mencapaian tujuan organisasi. Penentuan konteks yang tepat akan mempermudah proses identifikasi.
Hubungan antara tujuan organisasi, strategi pengadaan, dan kegiatan/proses pengadaan dapat dilihat pada Gambar berikut:
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
4
(Sumber: Risky Business: An Introduction to Procurement Risk Management – CIPS Australasia, 2013, Ian Dockeary and Barry Lacy)
• Pada Level 1 – Risiko Strategis, yang merupakan tingkat tertinggi, pendekatan manajemen risiko yang digunakan lebih ditujukan untuk tercapainya tujuan strategis organisasi, dengan melakukan pengembangan dan penyesuaian strategi pengadaan;
• Pada Level 2 – Risiko Operasional, risiko-risiko pengadaan yang terkait dengan kondisi spesifik kegiatan dibandingkan dan disesuaikan dengan kepentingan organisasi yang lebih besar dan strategi pengadaan yang telah ditentukan; dan
• Pada Level 3 – Risiko Proses Pengadaan, pendekatan manajemen risiko lebih didasari atas pertimbangan perlunya pengendalian risiko pada proses pengadaan yang dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan spesifik dari proses/kegiatan pengadaan tersebut.
c. Dalam hal ini dicontohkan penjelasan lanjutan risiko Proses untuk setiap tahapan pengadaan.
• Tahap Perencanaan
o Merupakan risiko yang melekat pada proses perencanaan pengadaan, baik yang berdampak bagi proses perencanaan itu sendiri ataupun turunannya;
o Risiko yang akan menyebabkan kualitas ataupun waktu perencanaan pengadaan tidak sesuai dengan yang diharapkan serta dan menimbulkan dampak hukum di kemudian hari.
• Tahap Pemilihan
o Merupakan risiko yang melekat pada proses pemilihan, baik yang berdampak bagi proses pemilihan itu sendiri ataupun proses lanjutannya;
o Risiko yang akan menyebabkan kegagalan pengadaan atau ketidaksesuaian dengan standar pelayanan minimum ataup kesesuaian kualifikasi penyedia yang terpilih dan menimbulkan dampak hukum di kemudian hari.
• Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
o Merupakan risiko yang melekat pada proses pelaksanaan pekerjaan, khususnya bagaimana penyedia dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketetapan dalam kontrak;
o Risiko yang akan menyebabkan pekerjaan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup dalam kontrak dan menimbulkan dampak hukum di kemudian hari.
d. Kriteria probabilitas dan dampak
Probabilitas dan dampak digunakan untuk mengukur/meng-ases/menganalisis tingkatan eksposure atas sebuah risiko yang teridentifikasi.
• Probabilitas: Definisi atas setiap tingkatan kemungkinan terjadinya sebuah risiko dalam proses PBJ.
• Dampak: Definisi atas setiap tingkatan dampak yang akan ditimbulkan dari terjadinya sebuah risiko dalam proses PBJ.
e. Tingkat toleransi risiko organisasi pengadaan.
Suatu pernyataan organisasi mengenai batas penerimaan atas suatu tingkat eksposur risiko tertentu yang dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan PBJ.
8. Penerapan Manajemen Risiko di UKPBJ menekankan pada fungsi kontrol atas eksposur risiko dan dampak efektifitas rencana penanganan dari risiko utama yang teridentifikasi
9. Perlu ditekankan bahwa contoh bukti dukung yang dilampirkan dalam dokumen ini bersifat memberikan gambaran awal, dan tidak serta merta sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Penyusun di tim pengelolaan kelembagaan UKPBJ diharapkan dapat menjadikan dokumen ini sebagai panduan untuk mengembangkan bukti dukung yang lebih baik.
B. Contoh Template
1. Format SOP Manajemen Risiko mengacu pada ketentuan yang berlaku.
a. Permen PANRB No. 19 Tahun 2018 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah.
b. Permendagri No. 52 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Pendeskripsian SOP Manajemen Risiko cukup sampai di level 1 saja.
BUKU INFORMASI VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
6
Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33)
3. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 14 Tahun 2018 tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 767)
4. ……
1. Pemilik Risiko (Risk Owner): Pihak yang bertanggungjawab dalam mengelola sebuah risiko, mulai dari identifikasi, analisis, response, monitoring dan control; dalam hal ini adalah pemilik target kinerja (tujuan strategis), program kerja (tupoksi), paket pengadaan ataupun penugasan khusus (proses) 2. Koordinator (Risk Coordinator): Pihak yang bertanggungjawab dalam melakukan konsolidasi,
monitoring, control dan evaluasi atas risiko-risiko utama yang dikelola oleh pemilik risiko dan melakukan langkah-langkah strategis jika diperlukan; dalam hal ini adalah Kepala UKPBJ.
3. Komite (Risk Steering Committee): Pihak yang menetapkan kebijakan pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas seluruh pengelolaan risiko dalam organisasi; dalam hal ini adalah atasan dari Kepala UKPBJ.
4. Pelaksana Rencana Aksi (Executor): Pihak yang melaksanakan eksekusi rencana aksi (penanganan) sebuah risiko; Pelaku dalam PBJ: seluruh pihak yang ditunjuk oleh pemilik risiko dan terkait dengan proses PBJ
5. Dokumentasi (Risk Documenter): Mengarsipkan seluruh dokumentasi dan pembelajaran dalam pengelolaan risiko; dalam hal ini adalah Staf UKPBJ yang ditunjuk atau anggota dari Tim pengelolaan kelembagaan UKPBJ
Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:
1. SOP Perencanaan 2. SOP Persiapan Pengadaan 3. SOP Pemilihan
4. SOP Pelaksanaan Kontrak 5. SOP Pengelolaan Penyedia 6. …….
1. Kriteria dampak dan probabilitas 2. Format identifikasi risiko 3. Format analisis risiko
4. Format rencana penananganan risiko 5. Format pelaporan
6. Format konsolidasi
Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:
1. Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas yang telah dibakukan dan ditetapkan.
2. Segala bentuk penyimpangan atas mutu baku terkait perlengkapan, waktu maupun output dikategorikan sebagai bentuk kegagalan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana.
1. Copy berkas-berkas terkait pengelolaan risiko dicatat dan didata sebagai data elektronik dan manual dalam berkas kearsipan Sekretariat Kepala ULP.
2. Berkas-berkas terkait penyiapan pengelolaan risiko dicatat dan didata sebagai data elektronik dan manual dalam berkas kearsipan Pokja ULP.
(Logo Instansi)
(Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah) (Satuan Kerja)
Nomor SOP :
Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi :
Tanggal Efektif :
Disahkan oleh :
Judul SOP
Judul SOP : SOP Pengelolaan Risiko
Judul SOP