• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dan lain sebagainya. Sesuai dengan induknya, pendekatan kualitatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. dan lain sebagainya. Sesuai dengan induknya, pendekatan kualitatif"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dimana penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Sesuai dengan ‘induknya’, pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan pandangan-pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis. Penelitian kualitatif menekankan pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi nyata kehidupan sehari-hari.

(Purwandari, 2013).

Moleong (2016) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khususnya yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Sugiono (2014) metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian

(2)

Moleong (2016) penelitian kualitatif dari sesi lainnya dikemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah, dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individua tau sekelompok orang.

Salah satu jenis pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologis. Pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada fenomenologi (Moleong, 2016).

Moleong juga mengaskan bahwa fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2014). Sugiyono (2014) mengatakan bahwa tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan Focus Group Discussion.

(3)

3.2.1 Wawancara

Moleong (2016) mendefinisikan wawancara sebagai percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Poerwandari (2013) Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Wawancara kualitatif dilakukan apabila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. (Bainster dkk., 1994 dalam Poerwandari 2013).

Menurut Moleong (2016) ada beberapa wawancara antara lain sebagai berikut :

a. Wawancara oleh tim atau panel

Wawancara panel yaitu wawancara yang dilakukan tidak hanya satu orang pewawancara, tetapi oleh dua orang atau lebih pewawancara terhadap satu orang yang diwawancarai.

(4)

b. Wawancara tertutp dan wawancara terbuka

Wawancara tertutup yaitu subjek tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa mereka sedang diwawancarai dan subjek tidak mengetahui tujuan wawancara. Sedangkan wawancara terbuka yaitu subjek mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan subjek mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara itu.

c. Wawancara riwayat secara lisan

Wawancara ini dilakukan kepada orang-orang yang pernah membuat sejarah atau sebagainya sehinga subjek dapat mengungkapkan riwayat hidup, pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya, dan lain-lain secara terus menerus, sedangkan pewawancara duduk mendengarkan dengan baik dan hanya sekali-kali mengajukan pertanyaan kepada subjek.

d. Wawancara terstruktur dan wawancara tak struktur

Wawancara terstruktur adalah kegiatan wawancara yang dimana pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada terwawancara. Sedangkan wawancara tak struktur adalah wawancara yang digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal dan menekankan

(5)

penyimpangan, penafsiran yang tak lazim, pendekatan baru, pandangan ahli atau perspektif tunggal.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terbuka dan terstruktur dengan menggunakan lampiran kuesioner dalam bentuk open-questionaire. Sehingga pada saat wawancara subjek mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai sehingga dengan terbuka subjek dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya dan menggunakan wawancara struktur dikarenakan peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan sehingga mendapatkan jawaban terhadap hipotesis kerja peneliti. Dan menggunakan lampiran kuesioner dalam bentuk open-questionaire karna peneliti ingin memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti dan juga sebagai cara untuk mengetahui hal-hal dari responden. Wawancara ini juga digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan dan respon dari pemilih pemula tentang Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk memperoleh informasi tentang

(6)

pemahaman mengenai Pilkada di DKI Jakarta serta hal-hal yang berkaitan dengan Political Cognition

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dasar dalam memperoleh data kualitatif melalui wawancara dengan pedoman umum. Menurut Patton, 1990 (dalam Poerwandari, 2013) wawancara dengan pedoman umum yaitu dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relavan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkret dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. Wawancara dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal- hal atau aspek-aspek tertentu dari kehidupan/pengalaman subjek.

(7)

3.2.2 Observasi

Moleong (2016) observasi yaitu sebuah pengamatan yang memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menagkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu. Sedangkan menurut Poerwandari, 2013 menjelaskan bahwa istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

Menurut Poerwandari 2013 tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut

Moleong (2016) menjelaskan bahwa observasi dibagi atas observasi terbuka dan observasi tertutup. Observasi terbuka yaitu pengamatan yang dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh subjek, sehingga para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Sedangkan observasi tertutup yaitu observasi yang dilakukan tanpa

(8)

diketahui oleh subjeknya, dan biasanya observasi ini dilakukan ditempat-tempat umum atau tempat keramaian.

Dalam hal ini observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka dimana subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati peristiwa atau kejadian yang ingin dicari tahu dan subjek menyadari bahwa dia sedang di observasi.

3.2.3 Diskusi Kelompok Terarah/ Focus Group Discussion (FGD)

Menurut Paramitha dan Kristiana (2013) Focus Group Discussion adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator. Kelompok diskusi terarah menurut Kreuger (dalam Moleong, 2016) yaitu suatu diskusi yang dirancang dengan baik untuk memperoleh persepsi individu dalam bidang perhatiannya pada lingkungan yang permisif dan yang tidak-menekan. Paramitha dan Kristiana (2013) tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan);

(9)

b. Kelompok (bukan individual); c. Terfokus/Terarah (bukan bebas) (https.bincangmedia.wordpress.com)

Kresno S.dkk (dalam Paramitha dan Kristiana, 2013) mengatakan bahwa Focus Group Discussion digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna antar subjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti.

Teknik Focus Group Discussion (FGD) seringkali digunakan para pembuat keputusan atau peneliti dalam penelitian kualitatif untuk menggali daya mengenai persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap suatu produk, pelayanan, konsep atau ide, karena relatif lebih mudah dan cepat selesai dibandingkan dengan teknik pengumpulan data kualitatif yang lain (Paramitha dan Kristiana, 2013). Merton et al (dalam Moleong, 2016) menyarankan bahwa wawancara dengan sekelompok orang mengarah pada perolehan jawaban yang variasi dan menghasilkan landasan yang lebih luas.

3.2.4 Triangulasi

Marshall & Rossman, (dalam Poerwandari, 2013) menjelaskan bahwa triangulasi mengacu pada mengambil sumber-sumber data yang berbeda, dengan cara berbeda, untuk memperoleh kejelasan mengenai suatu hal tertentu. Sedangkan Moleong (2016) mendefinsikan triangulasi yaitu suatu teknik untuk melakukan ke absahan data yamg

(10)

memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam hal triangulasi, Thurmond (2001) menyatakan bahwa metode triangulasi memiliki potensi untuk memperlihatkan perbedaan atau informasi yang lebih bermakna yang belum bisa ditemukan hanya dengan menggunakan satu pendekatan atau koleksi data dalam penelitian.

Denzin (dalam Thurmond, 2001) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi dengan data sumber yang dimana peneliti dapat mengidentifikasi perubahan selama pada periode waktu dan proses yang berbeda untuk menentukan apakah temuan serupa dapat terjadi. Fielding & Fielding (dalam Thurmond, 2001) menjelaskan bahwa dengan menambahkan varian dalam acara, situasi, tempat, dan menambah orang dalam penelitian besar kemungkinan dapat menggunakan data atipikal atau potensi mengidentifikasi pola yang serupa, sehingga meningkatkan kepercayaan diri dalam temuan.

Oleh karena itu peneliti menambahkan 3 orang informan dalam penelitian dengan karakteristik subjek yang serupa namun berbeda situasi dan tempat yang berbeda.

(11)

3.3 Subjek Penelitian

Menurut Poerwandari (2013) dalam penelitian kualitatif lebih berfokus pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Penelitian kualitatif memiliki pedoman tentang bagaimana memilih subjek atau sasaran penelitian yang tepat sesuai masalah penelitian, meski bukan dalam bentuk prosedur baku. Jumlah partisipan sangat tergantung pada apa yang ingin diketahui peneliti, dan tujuan penelitian.

3.3.1 Karakteristik Subjek

Pada penelitian ini, peneliti memiliki kriteria yang akan digunakan dalam memilihh subyek dalam penelitian ini. Rahmawati (2015) setiap warga negara apapun latar belakangnya baik, suku, agama, ras, dan jenis kelamin, status sosial, dan golongna, mereka memiliki hak yang sama dalam berserikat dan berkumpul, menyatakan pendapat, menyikapi secara kritis kebijakan pemerintahan dan pejabat negara.

Sultan, dan Hasrullah (2014) mengatakan bahwa kategori sebagai pemilih pemula adalah belum pernah melakukan penentuan suara di dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS), mereka yang telah berusia 17-21 tahun, telah memiliki hak suara dan tercantum dalam Daftar Pemilihan Tetap (DPT). Adapun karakteristik subjek penelitian adalah sebagai berikut:

(12)

a) Subyek berusia 17-21 tahun

b) Memiliki hak suara dalam memilih kepala daerah c) Baru pertama kali memilih

3.3.2 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan teori, atau berdasarkan konstrak.

Menurut Patton, 1990 (dalam Poerwandaari, 2013) penelitian mendasar (basic) sering menggunakan pendekatan ini. Sampel dipilih dengan karakteristik tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau sesuai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili (bersifat representatif terhadap) fenomena yang dipelajari.

Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan diantaranya yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pencatatan dan pengaturan data.

a. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan, peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara dan observasi dengan mengacu pada teori yang sudah dijadikan kerangka acuan dalam menjawab permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian, kemudian peneliti mencaru subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik ssubjek. Peneliti

(13)

berusaha mendapatkan subjek melalui informasi dari kerabat peneliti. Peneliti kemudian meminta persetujuan dari seluruh subjek yang telah memenuhi karakteristik subjek penelitian dan kemudian mmbuat janji diskusi sesuai dengan wwaktu dan tempat yang telah disepakati anatar kedua belah (pihak peneliti dan subjek).

b. Tahap pelaksanan

Dalam tahap pelaksanaan, peneliti terlebih dahulu menanyakan kesedian subjek untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Setelah semua subjek bersedia, kemudian peneliti dengan subjek melakukan diskusi dan observasi dengan waktu yang sudah disepakati. Sebelum memulai diskusi, peneliti menyiapkan beberapa alat penelitain seperti alat perekam video dan alat tulis yang sudah diperiksa terlebih dahulu agar dapat berfungsi dengan baik. Dalam awal diskusi, peneliti menanyakan mengenai data diri subjek. Setelah wawancara awal, peneliti kemudian meneruskan diskusi untuk mengumpulkan data lebih lengkap dan mendalam.

Pertemuan yang dilakukan peneliti sebanyak 1 kali adapayn waktu untuk diskusi disetiap pertemuannya mencapai 1 jam. Pada tahap pelaksanan, peneliti juga melakukan observasi pada para subjek.

c. Tahap pencatatan dan pengaturan data

Setelah proses pengambilan data selesai, peneliti membuat

(14)

penelitian. Setelah transkrip tersebut dilengkapi dengan catatn lapangan yang dianggap penting dan relevan dengan proses wawancara. Kemudian pada setiap transkrip dituliskan identitas subjek dengan menggunakan inisial atau nama saran guna menjaga identitas subjek sekaligus mempermudah proses pengolahan data.

3.3.3 Jumlah Subyek penelitian

Dalam FGD, jumlah peserta menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Menurut beberapa literature tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7-11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005:7) atau 6-8 orang (Krueger & Case, 2000:4) (dalam bincangmedia.wordpress.com).

Kelompok pemilih pemula ini biasanya mereka yang berstatus pelajar, mahasiswa serta pekerja muda (Rahmawati, 2015). Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan 3 kelompok (kelompok pelajar, kelompok mahasiswa, kelompok pekerja muda) yang dimana 1 kelompoknya terdiri dari 7 orang dengan karakteristik umur yang sama yaitu 17-21 tahun. Dimana usia tersebut termasuk dalam usia dewasa awal.

(15)

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tempat penelitian pada kelompok 1 di sekolah SMA Yadika 5, kelompok 2 di gelanggang olahraga Jakarta selatan dan kelompok 3 di Universitas Mercu buana di daerah Jakarta Barat. Waktu penelitian pada tanggal 10 Mei 2017 sampai dengan 16 July 2017.

3.5 Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat bantu pada saat pengumpulan data berupa pedoman wawancara, alat perekam dan informed consent.

3.5.1 Informed Consent

Menurut Kvale, 1996 dan Neuman 1997 (dalam Poerwandari, 2013) yang dimaksud dengan istilah ‘Informed Consent’ adalah bahwa subjek penelitian menyatakan persetujuannya untuk terlibat dalam penelitian, setelah ia mendapatkan informasi yang benar tentang penelitian yang melibatkannya tersebut.

3.5.2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berupa kumpulan-kumpulan pertanyaan

(16)

serta memperoleh aspek-aspek yang ingin diteliti dan mencegah penyimpangan dari jalannya wawancara.

3.5.3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi beriskan pengamatan apa yang terjadi, dan bagaimana subjek bereaksi dan berinteraksi pada saat pengamataan dilaksanakan

3.5.4 Alat perekam

Alat perekam dapat membantu peneliti untuk memperjelas jawaban yang subyek berikan. Alat perekam ini berupa tape recorder atau kamera video yang akan sangat berguna ketika peneliti membuat laporan dan Analisa dari jawaban subyek. Alat perekam dapat digunakan jika sudah mendapatkan persetujun dari subyek.

3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Penelitian

Dalam penelitian ini, persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi masalah dan menentukan topik b) Merumuskan permasalahan penelitian

c) Mencari teori-teori yang terkait dengan permasalahan d) Menentukan subyek yang ingin di teliti

(17)

e) Membuat pedoman wawancara berdasarkan teori yang digunakan f) Mencari subyek yang sesuai dengan kriteria penelitian

g) Membuat janji pada subyek untuk pengambilan data

Krueger (dalam Paramitha dan Kristiana, 2013) sebelum FGD dilaksanakan perlu ada persiapan -persiapan sebagai berikut:

a) Menentukan jumlah kelompok FGD untuk menentukan jumlah kelompok yang dibutuhkan perlu ditetapkan terlebih dahulu hipotesa topik yang akan diteliti.

b) Menentukan komposisi kelompok FGD. Disini dilakukan untuk menentukan kelas sosial, status hidup, status spesifik tertentu, tingkat keahlian, perbedaan budaya, dan jenis kelamin.

c) Menentukan tempat diskusi. Disini faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat FGD yaitu: medatangkan rasa aman, nyaman, lingkungan yang netral, mudah dicapai peserta, dan one way mirror screen.

d) Pengaturan tempat duduk. Dimana tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga peserta terdorong mau berbicara. Hal yang harus diperhatikan, yaitu: hindari pengurutan status, memungkinkan fasilitator bertatap mata dengan peserta, dan jarak yang sama antara fasilitator dengan tiap peserta.

e) Menyiapkan undangan. Pada waktu mengundang peserta, ada

(18)

peserta mengenai lembaga yang mengadakan penelitian dan tujuannya; menjelaskan rencana dan meminta calon peserta untuk berpartisipasi; memberitahukan tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan; menjelaskan seberapa penting kontribusi orang tersebut.

f) Menyiapkan fasilitator. Fasilitator haruslah seorang yang peka, serta perhatian terhadap adanya perbedaan peserta dalam sebuah kelompok.

g) Menyiapkan pencatat (notulen). Dalam FGD pencatat berlaku sebagai observer selama FGD berlangsung dan bertugas mencatat hasil diskusi secara keseluruhan.

h) Menyiapkan perlengkapan FGD. Agar pelaksanaan berjalan dengan baik maka perlu disiapkan telebih dahulu peralatan maupun perlengkapan yang dibutuhkan dalam FGD. Misalnya: alat untuk mencatat hasil (notes atau notebook/laptop), tape atau video recorder, kaset, baterai, petunjuk diskusi, serta gambar atau gambar foto-foto apabila dibutuhkan.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 3 kelompok subyek terpilih.

Adapun tahapan pelaksanaannya:

a) Memberikan Subyek Informed Consent terlebih dahulu

(19)

b) Menjelaskan kembali tujuan dari penelitian

c) Meminta izin kepada subyek untuk menggunakan alat bantu perekam untuk memudahkan dalam proses menganalisa

d) Melakukan diskusi

e) Membuat laporan hasil diskusi

Paramitha dan Kristiana (2013) menjelaskan beberapa teknik yang dapat dilakukan pada waktu melaksanakan FGD yaitu:

a) Klarifikasi.

Sesudah peserta menjawab pertanyaan, fasilitator dapat mengulangi jawaban peserta dalam bentuk pertanyaan untuk meminta penjelasan yang lebih lanjut.

b) Reorientasi.

Agar diskusi hidup dan menarik, teknik orientsi harus efektif.

Fasilitator dapat menggunakan jawaban seorang peserta untuk ditanyakan kepada peserta lainnya.

c) Peserta yang dominan.

Apabila ada peserta yang dominan, maka fasilitator harus lebih banyak memperhatikan peserta lain agar mereka lebih berpartisipasi.

(20)

d) Peserta yang diam.

Agar peserta yang diam mau berpartisipasi, maka sebaiknya memberikan perhatian yang banyak kepadanya dengan selalu menyebutkan namanya dan mengajukan pertanyaan.

e) Penggunaan gambar atau foto.

Dalam melakukan FGD, fasilitator dapat menggunakan foto atau gambar untuk menjelaskan situasti yang akan di diskusikan.

3.7 Analisa Data

Sugiyono (2014) mendifinisikan Analisis data kualitatif yaitu analisis yang bersifat induktif, dimana suatu analisis diperoleh berdasarkan data yang telah diperoleh dan kemudian dikembangkan dengan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Poerwandari (2013) menegaskan bahwa penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk- bentuk non angka lain.

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014) menjelaskan terdapat beberapa aktivitas dalam analisis data, yaitu:

a. Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, mimilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

(21)

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

b. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut. Dalam penyajian data dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing / Verification

Aktivitas terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif memungkinkan untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan. Dalam penelitian kualitatif yang diharapkan muncul di kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, data berupa hubungan kausal atau interktif, hipotesis atau teori.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan dilakukannya penelitian "Pengaruh Pelatihan dan Pengawasan terhadap Prestasi Kerja Mitra Statistik Pendata Lapangan Pendataan Basis Data Terpadu 2015 BPS

容体と共発現した際に、恒常的に活性化することが報告されている [11]。これまでに私達 は、IL-3 に依存して増殖するマウス血球細胞 Ba/F3

Dengan demikian, keterampilan sosial bukanlah kemampuan yang dibawa sejak lahir tetapi diperoleh melalui proses belajar, baik belajar dari orang tua sebagai figur

Selain itu, Perumnas juga terus berupaya menghadirkan hunian yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dengan selalu memperhatikan tidak hanya dari sisi kualitas, tetapi juga yang

Obeservasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis (Arikunto,

Noviantrio Gulo. Analisis Perbandingan Kandungan Karbohidrat dan Protein pada Buah Mangrove Nypa fruticans dan Sonneratia caseolaris sebagai Pangan Alternatif Masyarakat di

di Indonesia mulai berkurang dan hal ini tidak terlepas dari masyarakat.Posisi masyarakat ibarat pedang bermata dua yaitu masyarakat bisa sebagai pelindung dan bisa juga

Menurut Sugiono (2012:1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti padda kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai