LAPORAN KEMAJUAN
PENELITIAN KOMPETTITIF DOSEN
PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI INTERNALISASI NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DALAM
PENINGKATAN PENGENDALIAN DIRI MAHASISWA IAIN BATUSANGKAR
Peneliti
Dr.Hj. Demina, M.Pd /201969062501 Dr. Suharmon, S.Ag.,M.A /2011106901
Husnani, M.Pd / 2016018304
Dilaksanakan Atas Biaya DIPA IAIN Batusangkar Sesuai Surat Perjanjian Kontrak Peneliti Nomor: B-1378.c/ln.27/R.IV/TL.00/06/2021
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEPENDIDIKAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi beragama Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Mahasiswa
Peneliti /pelaksana Ketua
Nama lengkap Dr. Demina, M.Pd
NIDN 201969062501
Jabatan Penata Tk.I /III/d
Fungsional Lektor
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
No HP 082268923471
Anggota (1) Dr. Suharmon, S.Ag.M.Pd
NIDN 2011106901
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Anggota (2) Husnani, S.Pd.I., M.Pd.I
NIDN 2016018304
Waktu Pelaksana Juni – Oktober 2021 Biaya Pelaksanaan Rp. 16. 750.000
Batusangkar 16 Agustus 2021
Ketua LPPM IAIN Batusangkar Ketua Peneliti
Dr.H.Muhammad Fazis,M.Pd Dr. Hj.Demina,M.Pd
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Moderasi beragama menjadi pilihan bagi pemerintah dalam berbagai kebijakan untuk menempatkan kementerian agama sebagai institusi penengah atau moderasi di tengah keragaman dan tekanan arus disrupsi yang berdampak terhadap kehidupan keagamaan dan kebangsaan. Moderasi beragama mengajak semua masyarakat untuk memahami dalam beragama secara moderat tidak ekstrim dan bebas dalam berpikir tanpa batas. Moderasi Beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku yang menyimpang yang tidak diajarkan di dalam agama. Sebagaimana para pakar sering merujuk konsep moderasi beragama tersebut, terdapat dalam Q.S Al-Baqarah: 143 yang menekankan kehidupan yang seimbang untuk dunia dan akhirat.
Indikator moderasi beragama yang diusung oleh kementerian agama diataranya (a) komitmen (b) kebangsaan, (c) toleransi adapau nilai toleransi diantaranya sikap hormat, menerima perbedaan, berpikir positif. (d) anti kekerasan yaitu menolak tindakan seseorang dengan cara kekerasan dengan memaksakan keiangannya dan akomodatif terhadap kebudayaan dengan neberima tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan agama. terbuka, teguh pendirian, muhasabah, tawaduk dan berfikir maslahat.
(Akhmadi, A. 2019, ).
Pengaruh ilmu pengetahuan yang semakin cepat dan deras membuat sebagian mahasiswa kehilangan kendali dalam menata karakter dan sikap kesehariannya.
Mahasiswa IAIN Batusangkar dengan latar belakang yang beragam dari segi pendidikan, asal sekolah, daerah tempat tinggal dan adat kebiasaan setempat tentu hal ini membawa perbedaan kepada cara kebiasaan mahasiswa itu sendiri. Pengaruh pergaulan dan teknonologi ada mahasiswa IAIN Batusangkar harus dikeluarkan karena hamil diluar nikah serta perlu membuat perjanjian dikampung setempat karena melanggar adat kebiasaan kampung setempat. Juga pengaruh teknologi yang tidak
1
terbendung dan memasuki kehidupan mahasiswa untuk berekpresi dan menerima serta mengirim berita yang kadang kurang selektif untuk dipahami dan dilakukan dalam kesehariannya. Mahasiswa mendapatkan informasi dengan cepat dan kadang belum tentu tepat untuk keteguhan dan kontrol diri mereka ditengah masyarakat.
Menurut pendapat Suryaningsih, (2019:32) banyak terjadi kasus mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika dalam proses pendidikan di perguruan tinggi,. Tingginya angka kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa, menunjukkan bahwa perilaku eti yang ada di dunia pendidikan terutama perguruan tinggi mulai menurun. Sebagai makhluk spiritual mereka terkadang lupa, baik disengaja maupun tidak disengaja untuk mengembangkan diri dan memperdalam aspek spiritual pada diri mahasiswa. Padahal hal tersebut dapat dilakukan dalam berbagai cara, yakni seperti mengikuti kegiatan spiritual yang dilakukan di lingkungan pendidikan, namun dengan alasan kesibukan mereka terhadap hal selain kegiatan di kampus membuat mereka enggan melakukan peninggkatan diri dalam aspek spiritual. Kebanyakan dari mereka lebih mengedepankan sisi kecerdasan intelektual dibandingkan kecerdasan spiritual dan pengendalian diri. Sehingga terkadang mereka itu memiliki prestasi akademik yang baik, akan tetapi tidak memiliki ahklak dan kepribadian yang baik.
Menurut Kay (Syamsu Yusuf, 2006: 72-73) Salah satu tugas untuk mengembangkan mahasiswa yaitu memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafat hidup. Mahasiswa yang memiliki kontrol diri akan memungkinkan dapat mengendalikan diri dari perilaku-perilaku yang melanggar aturan dan norma-norma yang ada di masyarakat. Menurut Marsela,(2019:22). Ketika kontrol diri pada seorang individu rendah maka individu tersebut akan sulit dalam mengendalikan emosi yang dapat mengakibatkan permasalahan individu, cenderung untuk melakukan perilaku kriminal tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi. Udayanthi (2018:17) menyatakan pengendalian diri (self control) merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya. juga kemampuan untuk mengontrol dan mengolah faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kemampuan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain dan menutupi perasaannya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana internalisasi nilai-nilai moderasi beragama dalam meningkatkan pengendalian diri mahasiswa jurusan IAIN Batusangkar ?
Batasan Masalah
1. Bagaimana respon mahasiswa terhadap nilai-nilai moderasi beragama
2. Bagaimana penerapan nilai-nilai moderasi beragama untuk pengendalian diri mahasiswa
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan penelitian :
1. Untuk mengetahui bagaimana respon mahasiswa terhadap nilai-nilai moderasi beragama
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai moderasi beragama untuk pengendalian diri mahasiswa
D. Definisi Operasional
1. Moderasi beragama adalah Menurut Anis Malik Thoha mengatakan bahwa muslim moderat adalah seorang muslim yang memenuhi islamik prinsiple wassatiyah (prinsip moderasi dalam islam) antara lain tidak ekstrim kanan maupun kiri. Hal ini berarti bahwa muslim harus mampu menjaga dirinya untuk tidak menggunakan kekerasan, melainkan membawa rahmat untuk semua alam, juga memahami bahwa islam memiliki hukum yang bersifat tetap dan ada yang bisa berubah atau diijtihadkan sesuai perkembangan jama, tidak menggunakan pemaksaan, mengkompromikan hal-hal yang bersifat fundamental dalam beragama yaitu hidup rukun berdampingan dengan siapaun (Widodo dan Karnawati, 2019: 10)
2. Pengendalian diri adalah Menurut pendapat Chaplin (2015:451), menjelaskan bahwa kontrol diri (self control) merupakan kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, serta kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls- impuls atau tingkah laku impulsif. Pengertian tersebut berarti bahwa kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sehingga dapat mengurangi atau menghindari tingkah laku yang merugikan dirinya.
E. Kajian Penelitian Relevan
Pada kajian penelitian terdahulu dipaparkan mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian pengembangan nilai-nilai moderasi Bergama dalam meningkatkan pengendalian diri mahasiswa. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan penelitian ini lebih memadai. Pada penelitian ini berikut adalah kajian penelitian terdahulunya:
No Nama / Judul
Tujuan Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Posisi peneliti 1. Priyantoro
Widodo dan Karnawati.
(2019).
Moderasi Agama dan Pemahaman Radikalisme di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan pengertian moderasi agama dan radikalisme yang tersebar melalui sarana informasi teknologi yang tak terbatas
Metode penelitian ini menggunakan metode studi pustakan dan pengamatan terhadap tindakan- tindakan radikal di Indonesia.
Hasil penelitian ditemukan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia muncul karena dipicu oleh persoalan domestik dan konstelasi politik internasional yang dinilai telah memojokkan kehidupan sosial politik umat islam.
Dari Penelitian Priyanto dan Karnawati peneliti mengambil berbagai teoritis tentang moderasi beragama.
2. Mhd.
Abror.(2020).
Moderasi Beragama Dalam Bingkai
Adapun tujuan penelitian ini hendak menela ah lebih dalam bagaiman
Metode penelitian ini
menggunakan metode studi pustakan
Dari kajian ini menegaskan bahwa, moderasi dalam kerukunan beragama
haruslah dilakukan,
Dari penelitian Abror 2020 peneliti mengutib
Toleransi Modera si beraga ma di dilihat dari aspek toleran si
karena
dengan demikian akan terciptalah
kerukunan umat antar agama atau keagamaan, menghormati keragaman, serta tidak terjebak pada Intoleransi, ekstremisme dan Radikalisme
berbagat teori tentang indicator nilai-nilai moderasi beragama
3. Rifqi
Muhammad.
(2021).
Internalisasi Moderasi Beragama Dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik.
Tujuan penelitian ini mengkaji lebih dalam tentang makna Komitmen Kebangsaan, Toleransi, Antikekerasan, dan
Akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
Menghayati nilai- nilai Komitmen Kebangsaan Toleransi,
Anti- kekerasan dan Akomodatif terhadap
kebudayaan lokal.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian riset pustaka.
Analisis data bersifat inuktif yang terdiri dari reduksi, kategori, sintesiasi dan
penyusunan hipotesa kerja
Hasil penelitian menunjukan bahwa
internalisasi dimensi moderasi beragama dalam suatu standar kompetensi kemandirian peserta didik yaitu dengan menjadikan moderasi
beragama sebagai aspek
perkembangan landasan kehidupan moderasi beragama.
Hasil Penelitian Rifqi 2021 dapat peneliti tarik berbagai terori tentang metode internalisasi moderasi beragama.
4. Khalil Nurul Islam (2020).
Moderasi Beragama di Tengah
Bertujuan untuk melihat moderasi agama yang dikaitkan dengan plurakitas agama
Penelitian ini adalah kepustakaan yaitu peneliti melakukan
Hasil dari pada penelitian
ini bahwa
moderasi
beragama erat kaitannya dengan sikap bijak
Melalui hasl penelitian Nurul 2020.
Peneliti dapat menarik
Pluralitas Bangsa:
Tinjauan Revolusi Mental Perspektif Al- Qur‟an Khalil Nurul Islam.
Penelitiannya terhadap permasalahan moderasi agama dan pluralitas agama yang terjadi di negra kita Indonesia
terhadap
pluralitas agama yang moderasinya lewat revolusi mental.
Bagaimana internalisasi moderasi beragama.
5. Mohammad Fahri dan Ahmad Zainuri (2019).
Moderasi Beragama di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsika n bagaimana moderasi beragama di Indonesia.
Metode
penelitian yang digunakan yaitu studi pustaka
Penelitian ini
menyimpulkan bahwa
radikalisme atas nama agama dapat diberantas melalui
pendidikan islam yang moderat dan inklusif.
Dari penelitian Fahri dan Zainuri 2019.
Peneliti dapat menarik berbagai indicator tentang moderasi beragama.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Moderasi Beragama
Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin moderation yang berarti ke-sedang- an (tidak kelebihan dan tidak kekuranga). Kata itu juga berarti penguasaan diri (dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan). Secara etimologis, kata moderat (al-
whasatiyah) merujuk pada tiga makna yaitu pertama, bermakna kebaikan dan keadilan. Kedua, bermakna, balance atau seimbang dalam segala hal. Sikap seimbang yang terlindungi dari sikap melebihkan dan mengurangkan. Ketiga, memiliki makna berada di tengah atau di antara dua ujung sesuatu atau berada di tengah, tengah antara dua hal.(Purwanto, dkk,2019)
Kompleksitas kehidupan keagamaan saat ini menghadapi tantangan dan perubahan yang sangat ekstrem berbeda dengan masa-masa sebelumnya karena dunia sekarang tengah memasuki era disrupsi, sehingga dalam kehidupan keagamaan pun kita bisa menyebut adanya disrupsi beragama. kata disrupsi didefinisikansebagai “hal tercerabut dari akarnya”.Disrupsi biasanya dikaitkan dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, yang kini memasuki revolusi industri digital 4.0. Era disrupsi mengakibatkan terjadinya perubahan radikal dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali bidang kehidupan keagamaan itu sendiri.
Hasil survei nasional PPIM UIN Jakarta di tahun 2017 menunjukkan bahwa internet berpengaruh besar terhadap meningkatnya intoleransi pada generasi milenial atau generasi Z. Siswa dan mahasiswa yang tidak memiliki akses internet lebih memiliki sikap moderat dibandingkan mereka yang memiliki akses internet. Padahal mereka yang memiliki akses internet sangat besar, yaitu sebanyak 84,94%, sisanya 15,06% siswa atau mahasiswa tidak memiliki akses internet. Rupanya generasi milenial lebih mengandalkan dunia maya sebagai
sumber belajar agama. Sebanyak 54, 37% siswa dan mahasiswa belajar pengetahuan tentang agama dari internet, baik itu media sosial, blog, maupunwebsite.Mengapa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi digital ini
sedemikian berpengaruh terhadap perilaku sosial, termasuk perilaku beragama?
Karena media digital ini bersifat membangun jejaring, tidak memihak, interaktif melibatkan peran aktif setiap manusia, dan bahkan seringkali dapat dimanipulasi.
Kemudahan akses internet yang tidak memiliki aturan baku ini layaknya pasar bebas, siapa saja dapat menuliskan informasi apapun bahkan catatan pribadi pun bisa dipublikasikan dan menjadi komsumsi secara luas. Bahkan, keberlimpahan sumber informasi ini juga telah menjadi media belajar yang kian digemari oleh generasi dari masa ke masa.
Jadi dapat disimpulakan bahwa moderasi beragama yaitu cara pandang, sikap dan perilaku seseorang yang selalu mengambil posisi tengah, berdindak adil, tidak ekstream (kekerasan) dalam beragama dengan indikator nilai-nilai moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi,
Indikator moderasi beragama dalam komitmen kebangsaan merupakan indikator yang sangat penting untuk meliahat sejauh mana cara pandang sikap dan praktik beragama seseorang berdampak pada kesetiaan terhadap konsensus dasar kebangsaan, terutama terkait dengan penerimaan pancasila sebagai ideologi negara, sikapnya terhadap tantangan ideologi yang berlawanan dengan Pancasila, serta nasionalisme, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal (Saifuddin, 2019: 43-46). Adapun prinsip-prinsip moderasi beragama adalah Taawun (Tolong menolong), Tawasuth (Di tengah), Tawazun (Seimbang) dan Thasamu (Toleransi) (Nur, dkk, 2020:116-117). Nilai-nilai Moderasi Beragama (Karim, 2019: 4-17) yaitu Thawasud, Tawazun, I’Tidal, Musawah, Syura, Islah, Awlawiyyah, Tathawur Wa Ibtikar,Tahaddhu. Berbagai nilai-nilai moderasi beragama di atas perlu dikembang pada perguruan tinggi
Bentuk-Bentuk Kegiatan Moderasi Di Perguruan Tinggi antara lain (a) Membangun kembali inklusifitas diantara mahasiswa menurut .(Murtadlo, 2019) (b) Penguatan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk pengembangan keilmuan, nalar intelektual moderat untuk tidak saling
menyalahkan (Hefni, 2020: 8-9). (c) Narasi Keagamaan di Abad Cybersape. Dunia digital telah memproduksi ide dan gagasan-gagasan sehingga membentuk sebuah pemikiran yang tertanama dalam diri masyarakat itu sendiri. (Hefni, 2020: 11-13) (d) Memperkuat pendidikan Berbasis Agama (Halim, 2020). (e) Asset
Based Community Driven Development .(Jihannita, 2020). (f) Tolong Menolong Dalam Mengatasi Covid 19 (Mukri, 2020: 16)
Pengendalian Diri / Self Control
Pengendalian diri / self control merupakan kemampuan untuk
membimbing tingkah laku sendiri, serta kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls- impuls atau tingkah laku impulsif. Pengertian tersebut berarti bahwa kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sehingga dapat mengurangi atau menghindari tingkah laku yang merugikan dirinya. Chaplin (2015:451) Yulia Singgih (2002:75)
Aspek-aspek Self Control menurut Ghufron & Risnawita (2010:29), menyebutkan bahwa aspek-aspek kontrol diri terdiri dari kontrol perilaku (behavior control), terdiri dari kemampuan mengatur pelaksanaan atau regulated administration dan Kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modiafibility) kontrol kognitif (cognitive control), terdiri dari sikap Memperoleh informasi
(information gain), Melakukan penilaian. dan kontrol dalam mengambil keputusan (decesional control). Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek terbagi menjadi 3 (tiga) komponen yaitu bagaimana seseorang dapat mengontrol perilaku, mengontrol
kognitif, serta bagaimana seseorang mengambil keputusan. Aspek – aspek tersebut merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kontrol diri pada penelitian ini.
Adapu faktor yang mempengaruhi Self Control yaitu faktor internal yaitu faktor yang dipengaruhi dari dalam diri sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang bisa ditimbulkan pengaruhi oleh lingkungan sekitar pelatihan dan kegiatan lainny. Adapun fungsi Self Control Kontrol diri pada individu memiliki beberapa fungsi. Gunarsa (2001:255), menyebutkan bahwa kontrol diri memiliki beberapa fungsi yaitu: Membatasi perhatian individu kepada orang lain. Dengan adanya kontrol diri, individu akan mampu membatasi perhatian yang berlebih terhadap keinginan dan kebutuhan orang lain. Individu
dengan kontrol diri yang baik dapat memfokuskan perhatian terhadap kebutuhan pribadinya. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain. Individu dengan kontrol diri yang baik akan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan keinginannya. Individu dapat membatasi keinginannya terhadap kebebasan orang lain serta memberikan kebebasan kepada orang lain untuk berada dalam ruang aspirasinyamasing-masing.
Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif. Individu dengan kontrol diri memiliki kemampuan untuk menahan dorongan serta keinginan yang negatif dari dalam diri. Individu yang mampu menahan dorongan yang negatif akan terhindar dari tingkah laku yang kurang sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan sosial. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara seimbang. Individu dengan kontrol diri yang baik akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan takaran kebutuhan yang diinginkan. Kontrol diri juga akan membantu individu untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan dalam menjalani hidup. Keterampilan mengelola dan mengontrol diri sangat diperlukan oleh individu, khususnya remaja.
A. Bagan Kerangka Konseptual
Mahasiswa MPI FTIK
IAIN Bsk
Nilai-nilai Moderasi Beragama
Pengendalian Diri
Bab III Metode Penelitian A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai moderasi beragama.
Menurut Sugiono (2012:1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti padda kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulas (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
B. Jenis Data Penelitian 1. Sumber Data
Sumber data adalah sumber informasi yang peneliti dapatkan dari sesuatu yang akan diteliti data terdiri dari data primer dan data skunder. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam peneliti ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari lokasi penelitian melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tenik pengumpulan data observasi atau mengamati moderasi beragama. Jadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan IAIN Batusangkar
2. Sumber Data Sekunder
Informasi pendukung yang peneliti dapatkan dalam penelitian setelah mendapat informasi yang peneliti jadikan sebagai sumber data pendukung adalah
masyarakat selain itu adapun dokumen-dokumen yang berkaitan. Bahwa data sekunder dilakukan dengan tujuan agar dapat menggunakan data primer 3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data (Sugiono, 2014: 25) merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini penulis melakukan melalui tiga cara yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi terhadap berbagai kegiatan dan penerapan nilai-nilai moderasi beragama untuk meningkatkan pengendalian diri mahasiswa di kampus IAIN Batusangkar
2. Wawancara
Wawancara dalam peneliti dilakukan adalah wawancara semi terstruktur, dan mendalam terhadap mahasiswa IAIN Batusangkar khususnya pengurus HMJ jurusan MPI serta wawancara dengan wakil dekan bidang kemahasiswaan.
3. Dokumentasi
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi dalam mengumpulkan data untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan langsung kelapangan.
14
4. Teknik Analisi Data
Langkah-langkah teknik analisis data Miles and Hubermen dalam Sugiyono (2014: 38):
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikan data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Melalui penyajian data tersebut, amaka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis kualitatif menurut adalah penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
5. Teknik Pengecekan Data
Teknik penjaminan keabsahan data dalam penelitian ini yang penulis gunakan yaitu dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknikdalam penelitian untuk menguju kredibilitas atau kepercayaan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada aawalnya penulis memperoleh data dengan cara wawancara, lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi. Bila dengan ketiga teknik pengujian hasil data yang berbeda-beda, maka penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan, untuk memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2014: 40).
15
BAB IV
Hasil Yang Telah Dicapai
Hasil yang telah dicapai dalam rentang waktu penelitian ini. Yaitu. Telah dilaksanakan FGD untuk menanamkan pemahaman Moderasi Beragama bagi Mahasiswa IAIN Batusangkar.
menyusun berbagai instrument penelitian
BAB V
Rencana Tahapan Berikutnya
Kegaiatan selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian yaitu melakukan analisis proses FGD dan angket terhadap mahaiswa. Menyempurnakan Bab 1 Bab II dan Bab III serta Bab IV.
Bagian Penutup Daftar Kepustakaan
Lampiran 5
Catatan Harian Penelitian No Hari / Tanggal
1. Kamis / 08 Juli 2021 Mendesain spaduk 2. Senin / 12 Juli 2021 Mencetak spanduk
3. Rabu / 28 Juli 2021 Mengundang mahasiswa sebagai peserta fgd dan membuat grup WA
4. Jum’at / 30 Juli 2021 Berdiskusi dengan nara sumber tentang pelaksanaan FGD ttg hari pelaksanaan, materi atau topic FGD
5. Senin / 02 Agustus 2021 Melengkapi adminstrasi FGD: daftar hadir, biodata peserta/mahasiswa
16
6. Kamis / 05 Agustus 2021 Melaksanakan FGD di Aula IAIN Batusangkar dengan mahasiswa sebagai peserta FGD dengan nara sumber buya Drs. Amril, M.A
Lampiran Instrumen Penelitian (Foto spanduk, foto kegiatan, daftar hadir, dan biodata mahasiswa/peserta)
17
18