PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI MALANG
2014
PERANGKAT RPP
SMK
Kharisma Swandhana
120412423467
MENERAPKAN PROSEDUR
KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KEAMANAN KERJA
KELAS X/ SEMESTER 1
Standar Kompetensi :
Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Kerja
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena dengan ijin-Nya, saya dapat menyelesaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini, untuk memenuhi tugas matakuliah Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran Berbasis TIK yang dibimbing oleh Bapak Drs. Mohammad Arief, M.Si.
Dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini saya bertujuan untuk mendapatkan proses yang lebih baik bagi diri sendiri dan juga dapat membantu bagi mahasiswa lain sebagai referensi.
Perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini terdiri dari Silabus, RPP, LKS dan Kunci LKS, LP-1: Penilaian Produk, Kunci Modul, Media pembelajaran berupa slide power point.
Dengan penuh kesadaran Saya rasa RPP ini masih belum sempurna, sehingga diharapkan pembaca bersedia untuk memberikan kritik dan saran. Semoga pembuatan RPP ini bermanfaat bagi penyusun serta pembaca.
Malang, 10 April 2014
Daftar Isi
halaman
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Silabus 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 7
LK-1 12
LP-1: Penilaian Produk 14
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMKN 1 BALIKPAPAN
MATA PELAJARAN : Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
KELAS/SEMESTER : X / 1
STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
KODE KOMPETENSI : KKK.001.A ALOKASI WAKTU : .. Jam X 45 menit
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
Tatalaksana Peraturan K3 dijabarkan dalam implementasi pekerjaan
Kebutuhan peralatan yang disiapkan terintegrasi dalam pelaksanaan K3
Pemahaman
Undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, peraturan pemerintah , keputusan menteri, dan peraturan-peraturan di bawah lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Peraturan, norma,
standar, dan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada operasi alat bantu pekerjaan mekanik.
Persiapan pelaksanaan K3 yang meliputi : norma, standar, dan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada operasi alat bantu mekanik sebagai dasar dalam pembuatan chasis
Implementasi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja pada penggunaan per-alatan bengkel.
SOP pada pekerjaan mekanik, dan operasi peralatan mekanik
Implementasi pelaksanaan norma, standar, dan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada operasi alat bantu mekanik.
Prosedur UU
keselamatan kerja pada : Peralatan dan Perlengkapan
K3.
Manajemen dan Teknik K3. Peraturan dan Standar K3.
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
2. Melakukan prosedur K3
▪ Pakaian keamanan , sepatu dan sarung tangan digunakan sebagai perlengkapan dan perlindungan pribadi.
▪ Pengukuran resiko dilakukan untuk mencegah luka atau kerusakan yang berhubungan dengan aktivitas tempat kerja dan mengontrol bahaya tempat kerja.
▪ Dilakukan semua penanganan manual dalam hubungannya dengan persyaratan legal, kebijakan perusahaan dan panduan kesehatan dan keselamatan nasional.
▪ Bantuan mempertahankan lingkungan kerja dalam kondisi yang aman.
▪Standar keamanan pribadi ▪ Menggunakan pakaian dan
perlengkapan perlindungan pribadi sesuai dengan prosedur yang berlaku di lingkungan kerja
▪ Melakukan pengukuran untuk mencegah luka atau kerusakan yang berhubungan dengan aktivitas tempat kerja dan mengontrol bahaya tempat kerja
▪ Melakukan semua penanganan manual dalam hubungannya dengan persyaratan legal, kebijakan perusahaan dan panduan kesehatan dan keselamatan nasional.
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
▪ Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan dipatuhi dalam hubungannya dengan kebijakan organisasi legislasi yang relevan, persyaratan asuransi, dan rencana keamanan dimana sesuai.
▪ Identifikasi dan sesegera mungkin melaporkan pelanggaran prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan.
▪ Bekerja dengan aman dan dipastikan bahwa semua aktivitas kerja dilakukan dengan cara yang aman dan tidak menimbulkan bahaya bagi rekan sekerja atau masyarakat.
▪ Kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja
▪ Mempelajari prinsip-prinsip kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja dengan benar.
▪ Mengidentifikasi hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan, keselamatan dan keamanan diri yang terdapat pada lingkungan kerja dengan cermat.
▪ Menerapkan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja di lingkungan kerja dengan benar
▪ Mempelajari kebijakan organisasi dalam kaitannya dengan penerapan kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja di lingkungan kerja dan persyaratan asuransi dengan cermat
▪ Mengidentifikasi pelanggaran yang terjadi pada saat penerapan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja
▪ Melaporkan pelanggaran yang terjadi pada saat penerapan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN
Prosedur P3K dijelaskan sesuai aturan medis
Evakuasi terhadap Korban
kebakaran dilakukan dengan penanganan yang benar.
Prosedur Gawat Darurat dilakukan mengikuti prosedur P3K
Melaksanakan Prosedur DRABC.
Melakukan penanganan terhadap korban luka, patah tulang, pendarahan, CPR sesuai dengan SOP.
Pedoman / Prinsip P3K.
Prosedur P3k
Penanganan Pendarahan Penanganan patah Tulang
Penanganan Luka bakar
Komunikasi dengan medis
Mendeskripsikan prosedur peringatan dengan cara menggali imformasi dari modul.
Mendeskripsikan prosedur gawat darurat dengan cara menggali imformasi dari modul
Melakukan simulasi evakuasi penanganan korban luka, patah tulang, pendarahan dan CPR dengan mengikuti aturan medis
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SMK Negeri I BalikpapanMata Pelajaran : Kejuruan Administrasi Perkantoran
Kelas/Semester : Kelas X / Semester I
Materi Pembelajaran : Menerapkan prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
I. Standar Kompetensi : Menerapkan prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
II. Kompetensi Dasar : Melakukan prosedur K3
III. Indikator : Bantuan mempertahankan lingkungan kerja dalam kondisi yang aman. A. Kognitif
1. Produk:
a. Pengenalan dan pemahaman prosedur keselamatan di tempat kerja. b. Prosedur keselamatan di tempat kerja sesuai buku manual.
c. Pemahaman pencegahan bahaya pada area kerja. 2. Proses:
Melaksanakan praktek konsep lingkungan hidup yang aman meliputi :
a. Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja b. Panduan Saat Terjadi Kebakaran
c. Pengamanan Bagi Pekerja d. Penggunaan APD dengan benar
B. Psikomotor
Mengimplementasikan praktek konsep lingkungan kerja yang aman C. Afektif
1. Diharapkan siswa dapat mempunyai dan dapat mengembangkan sikap berkarakter yang meliputi :
a. Disiplin b. Jujur
c. Dapat bersikap mawas diri d. Bersikap ramah
e. Sabar
2. Keterampilan sosial
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuan sosialnya, seperti :
a.Kemampuan berkomunikasi dengan baik
b. Kemampuan menjaga keamanan lingkungan kerja sehingga terjadi lingkungan kerja yang kondusif
c. Berpendapat d. Bertanya
IV. Tujuan Pembelajaran:
A. Kognitif 1. Produk:
a. Peserta didik diharapkan dapat memahami syarat- syarat keselamatan kerja, pengenalan bahaya pada area kerja.
b. Peserta didik diharapkan dapat memahami Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat mendeskripsikan konsep mempertahankan lingkungan kerja yang aman sesuai buku manual dengan mengerjakan soal terkait di LP 1 : Produk sesuai dengan kunci jawaban.
c. Peserta didik diharapkan dapat memahami Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, tata cara penggunaan APD dengan benar.
2. Proses
Disediakan seperangkat APD, siswa dapat mengoperasikan fungsi APD dengan benar. Selanjutnya siswa melakukan tata-cara penggunaan APD yang baik dalam situasi bahaya kecelakaan kerja, sesuai dengan rincian tugas kinerja.
B. Psikomotor
1. Disediakan peralatan seperangkat APD
2. Disediakan beberapa lembar format prosedur keselamatan kerja , kemudian peserta melakukan praktek penggunaan APD sesuai dengan tugas kinerja yang ditentukan pada LP3 : Psikomotor
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai
Membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter beretiket, hangat, sopan santun, rendah hati, bersikap menyenangkan dalam berkomunikasi secara lisan sesuai dengan LP 4 : Pengamatan Perilaku berkarakter.
2. Keterampilan sosial:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai
Membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan berkomunikasi, sesuai dengan LP 5 : Keterampilan sosial.
V. Model dan Metode Pembelajaran:
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif (MPK) Metode Pembelajaran : Tugas simulasi penggunaan APD.
VI. Bahan
- Lembar Kerja 1
- Lembar format prosedur pedoman keselamatan kerja
VII. Alat dan Media - Alat :
Peralatan APD
LCD
- Media terdiri dari slide yang berisi materi tentang : 1. Prosedur Keselamatan Kerja
VIII. Proses Belajar Mengajar
1. Pendahuluan
No Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1 Salam pembuka dan doa. Presensi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai
materi yang disampaikan.
Guru menyampaikan rancangan penilaian kepada
siswa.
Apersepsi
Guru mengkondisikan dan memotivasi siswa dengan menggali pengetahuan tentang mempertahankan lingkungan kerja yang aman.
2. Kegiatan Inti
No Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
2 a. Mengamati
Siswa mempelajari teori tentang prosedur keselamatan
di tempat kerja.
b. Menanyakan
Siswa terlibat tanya jawab tentang prosedur yang
benar mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang aman.
c. Menalar
Guru menjelaskan materi pembelajaran dan langsung
mempraktekkan kemudian siswa mengikuti dengan ikut memperaktekkan seperti yang guru contohkan
d. Mencoba
Guru membagi Hand out
Dari contoh surat tersebut, guru menyuruh siswa
untuk mempraktekkan kembali bagaimana membuat format dokumen, teks dan tabel yang benar dari contoh surat yang diberikan.
25 menit
3. Penutup
No Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
3 Guru membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa. Guru memberi tugas kepada siswa dan mengakhiri
Guru mengucapkan salam penutup
X. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Praktek
2. Uraian (Terlampir)
3. Lembar pengamatan sikap
XI. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA BELAJAR
a. Sumber Belajar
1. SyaifiAbdurrahman, S.Pd. 2013. Kesehatan dan Keselamtan Kerja. Jakarta:Erlangga
b. Media Pembelajaran 1. LCD
2. Proyektor 3. Modul
Nama/Kelompok: _______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________
Lembar Kerja Siswa : Bantuan mempertahankan lingkungan kerja dalam kondisi yang aman.
Tujuan :
1. Dapat memahami pengertian keselamatan di lingkungan kerja 2. Dapat memahami macam – macam syarat keselamatan kerja 3. Dapat mengetahui proses pengenalan pada bahaya di tempat kerja
Rumusan Masalah : Bagaimana mempertahanan lingkungan kerja dalam kondisi aman?
Langkah – langkah :
1. Mendefinisikan dengan bahasa sendiri tentang arti/makna prosedur keselamatan kerja.
2. Menyebutkan persyaratan keselamatan kerja
3. Siswa diminta menyebutkan contoh dari macam – macam kecelakaan kerja yang mungkin terjadi
4. Mendiskusikan dalam kelompok kecil, menganalisis bagaimana proses mengenali kecelakaan/bahaya pada area kerja
Analisis :
1. Menurut pendapat anda apakah yang dimaksud dengan prosedur keselamatan kerja? . ... ... ... ...
2. Apa sajakah persyaratan keselamatan kerja?
... ... ... ...
3. Bagaimana mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman?
... ... ... ...
4. Jelaskan bagaimana proses mengenali bahaya pada area kerja !
Kunci Lembar Kerja :
1. Prosedur keselamatan kerja ialah digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar aman memang hal yang sulit. Namun untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dalam bekerja adalah hal yang mungkin dilakukan. Prosedur keselamatan di tempat kerja akan benar-benar dilaksanakan dengan baik apabila sudah mengetahui dengan jelas keselamatan kerja itu. Untuk itulah perlu dijelaskan terlebih dahulu panduan mengenai keselamatan kerja. Penerapan panduan keselamatan kerja disuatu lingkungan pekerjaan merupakan cara yang paling baik untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan kondusif.
2. Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 10. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. 3. Cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman :
a. Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b. Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c. Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikanm secara teknis, misalnya memasang
safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb. Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja. 4. Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja di perusahaan/industri, manusia
menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:
Tindakan Tidak Aman Dari Operator Kerja (Unsafe Act)
Keadaan Tidak Aman Dari Lingkungan Kerja (Unsafe Condition) Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
Nama : NIS : Tanggal :
LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK 1a
1. Jelaskan apa yang dimaksud keselamatan kerja!
2. Jelaskan apa yang dimaksud prosedur keselamatan kerja!
LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK 1b
1. Sebutkan macam – macam syarat- syarat keselamatan kerja! 2. Sebutkan cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman!
LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK 1c
KUNCI LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK 1a
1. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. Secara luas, Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
2. Prosedur keselamatan kerja ialah digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar aman memang hal yang sulit. Namun untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dalam bekerja adalah hal yang mungkin dilakukan. Prosedur keselamatan di tempat kerja akan benar-benar dilaksanakan dengan baik apabila sudah mengetahui dengan jelas keselamatan kerja itu. Untuk itulah perlu dijelaskan terlebih dahulu panduan mengenai keselamatan kerja. Penerapan panduan keselamatan kerja disuatu lingkungan pekerjaan merupakan cara yang paling baik untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan kondusif.
KUNCI LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK 1b
1. Syarat-syarat keselamatan kerja :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis,
keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
2. Cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman
a. Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b. Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
KUNCI LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK 1c
1. Beberapa APD
a) Sarung Tangan Lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu.
b) Kecamata pelindung
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan
c) Baju pelindung
Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
d) Masker penolong
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
e) Masker Resusitasi
Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.
f) Helm
LEMBAR PENILAIAN 2: PROSES
1. Proses:
Melaksanakan praktek proses penggunaan APD dengan benar Prosedur :
1. Siapkan macam- macam peralatan APD dengan lengkap dan rapi
2. Tugasi siswa untuk mencatat kegunaan/ fungsi daripada masing-masing APD 3. Siswa melakukan proses tata cara penggunaan APD
4. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format Asesmen kinerja dibawah ini 5. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan
6. Siswa diijinkan mangases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.
Format Asesmen Kinerja Proses
No Rincian Tugas Kinerja Skor
Maksimum
- Kemampuan mengelompokkan peralatan APD 3. Menata dengan benar
Ketelitian 4 Menggunakan dengan benar
LEMBAR PENILAIAN 3: PSIKOMOTOR Prosedur :
1. Disediakan lembar kerja kelompok
2. Tugasi siswa melakukan pencatatan prosedur keselamatan kerja dengan suatu kasus 3. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format asesmen kinerja dibawah ini. 4. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan.
5. siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.
Format Asesmen Kinerja Psikomotor
No Rincian Tugas Kinerja Skor
Maksimum
Skor Asesmen
Oleh siswa sendiri
Oleh guru
1 Menjelaskan rangkaian prosedur
keselamatan kerja dengan benar 20 2. Mengidentifikasikan kemampuan
kerjasama dalam kelompok 20 3 Mengidentifikasi hal-hal yang penting
untuk diperhatikan dan dilaksanakan dalam penanganan kecelakaan kerja
20
4 Mengidentifikasikan bagaimana proses menyiapkan syarat-syarat keselamatan kerja
20
5 Mengindentifikasikan solusi yang tepat dalam menanggapi keadaan lingkungan kerja.
20
J u m l a h 100
Malang, 2014
Siswa Guru
LP 4: FORMAT PENGAMATAN PERILAKU BERKARAKTER
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini:
D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat
perbaikan kemajuan baik
Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
No Rincian Tugas
Kinerja (RTK) Memerlukanperbaikan (D)
Menunjukkan kemajuan (C)
Memuaskan (B)
Sangat baik (A)
1 Disiplin
2 Jujur, tekun, teliti 3 Ramah, sabar,
bijaksana 4 Dapat dipercaya 5 Dapat menyimpanan
rahasia
6 Kreatif-inovatif
Malang, 2014 Pengamat
( )
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa itu menggunakan skala berikut ini:
D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat
perbaikan kemajuan baik
Format Pengamatan Keterampilan Sosial
No
Rincian Tugas Kinerja (RTK)
Memerlukan perbaikan
(D)
Menunjukkan kemajuan (C)
Memuaskan (B)
Sangat baik (A)
1 berkomunikasi
2 melayani
Malang, 2014 Pengamat
( )
PROSEDUR KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar aman adalah hal yang sulit. Namun untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dalam bekerja adalah hal yang mungkin dilakukan. Prosedur keselamatan di tempat kerja akan benar-benar dilaksanakan dengan baik apabila sudah mengetahui dengan jelas keselamatan kerja itu. Untuk itulah perlu dijelaskan terlebih dahulu panduan mengenai keselamatan kerja. Penerapan panduan keselamatan kerja disuatu lingkungan pekerjaan merupakan cara yang paling baik untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan kondusif. Untuk itulah diperlukan kesadaran dari seluruh karyawan dalam menerapkan panduan tersebut. Isi panduan keselamatan kerja setiap perusahaan tentu berbeda satu sama lain. Namun pada dasarnya, ada beberapa poin penting yang tercakup dalam berbagai panduan tersebut. Secara umum, dalam panduan keselamatan kerja akan memuat beberapa hal sebagai berikut:
A. Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Dalam setiap panduan keselamatan kerja, harus memuat informasi tentang detail pekerjaan yang akan dilakukan dan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Dijelaskan apa saja hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Setiap karyawan baru yang akan bekerja di suatu perusahaan harus dijelaskan tentang hal ini sejelas-jelasnya. Karyawan harus dijelaskan tentang bahaya yang dapat terjadi di tempatnya bekerja, berbagai alat pengamanan yang harus digunakan dan cara melaksanakan pekerjaan yang aman.
B. Panduan Saat Terjadi Kebakaran
panduan ini, setiap karyawan tahu cara untuk mencegah terjadinya kebakaran, cara memadamkan api dan cara untuk menyelamatkan diri saat terjadinya kebakaran.
C. Pengamanan Bagi Pekerja
Setiap pekerjaan yang mengandung resiko cukup besar, wajib menggunakan berbagai alat pengaman. Pada panduan keselamatan kerja, hal ini dijelaskan pula secara lengkap. Karyawan wajib menerapkan aturan-aturan ini secara disiplin untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja saat bertugas.
D. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Ada pula pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan berbagai zat-zat berbahaya. Dalam panduan keselamatan kerja, penyebaran zat-zat berbahaya ini juga diatur secara jelas. Panduan ini akan menghindari timbulnya penyakit yang diakibatkan zat ini dan juga mencegah penyebarluasan zat-zat ini. Panduan keselamatan kerja tentu dibuat dengan maksud yang baik yaitu melindungi para pekerja. Ada aturan pemerintah yang terkait dengan keselamatan kerja. Setiap perusahaan wajib melaksanakan aturan ini dengan sebaik-baiknya demi menjamin keselamatan pegawainya.
A. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
B. Tujuan Keselamatan Kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah: 1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. 3. Mencegah/ mengurangi kematian.
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi lainnya.
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: 1. Manusia (pekerja dan masyarakat)
2. Benda (alat, mesin, bangunan dll)
3. Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan).
C. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 10. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. 11. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. 13. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
14. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. 15. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
D. Pengenalan Bahaya Pada Area Kerja
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja di perusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:
b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Keadaan Tidak Aman Dari Lingkungan Kerja (Unsafe Condition)
a. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
3. Apakah kecelakaan dapat dicegah?
Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena: a. Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b. Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah.
4. Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).
5. Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a. Karena tidak serius/disiplin. b. Karena tidak mampu/tidak bisa. c. Karena tidak mau.
6. Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?
a. Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b. Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c. Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikanm secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
7. Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.
a. Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.
b. Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c. Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu.
d. Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e. Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
f. Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata.
g. Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.
Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan:
a. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.
b. Pakaian kerja harus dibuat senyaman mungkin. Supaya pada saat bergerak dapat bergerak leluasa. c. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin.
d. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
e. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian.
f. Overall cotton memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall catton adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
g. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.
9. Beberapa APD
a. Sarung Tangan Lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu.
b. Kecamata pelindung
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan
Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
d. Masker penolong
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
e. Masker Resusitasi
Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.
f. Helm
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.
10. Peraturan Mengenai Keselamatan Kerja
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang jaminan Sosial Tenaga Kerja. b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Beracun dan Berbahaya.
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1990 Tentang Pemberian Tambahan Santunan Bagi Tenaga Kerja Yang Meninggal Dunia Dan Mengalami Cacat Total Tetap Karena Kecelakaan Kerja